You are on page 1of 180
PER OAWAS SE OLAN Pusat Pengembangan Tenaga Kependidikan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Penjaminan Mutu Pendidikan Kementerian Pendidikan Nasional Tahun 2011 BUKU KERJA PENGAWAS SEKOLAH Cetakan II, April 2011 Diterbitkan oleh : Pusat Pengembangan Tenaga Kependidikan, Badan PSDM dan PMP Kementerian Pendidikan Nasional Alamat : Komplek Kementerian Pendidikan Nasional Gedung D Lantai 17 Il, Jenderal Sudirman, Pintu 1, Senayan-fakarta Telp, 021-57946110 Fax. 021-57946110 Website : http:/tendik kemdiknas go id Email : tendik@kemdiknas.go.id Pengarah : Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd Dr. Abi Sujak, MSc Penanggung Jawab Drs, Miftah, M.Pd Drs. Budi Supriyatno, M.Si Drs. Johan Maulana, M.Pd Tim Penyusun : Nana Sujana, Rahmat, Tita Lestari, Endang Abutarya, Daliman Sofyan Darwis, M.Thayeb, Kahar Yoes, Djoko Sumardi, Dedy Kustawan, Yayat Ibayati, Sambawiyana, Gunawan Ginting, Agustinus Dwi Nugroho, Agus Mulyadi, Yeyet, Mahnuri, Agus Sukoco ‘Tim Sekretariat : Wining Widiharti, Martono, Ngadimin, Otong Kusnadi, M. Noer Solichin, Abdul Ghafur, Widya Kersana, Darmawan Affandi, Fahrial Hamdi, M. Yusuf Wibisono, Ratikun, Nina Utami, Prih Yudianto SAMBUTAN Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan Dan Penjaminan Mutu Pendidikan Kementerian Pendidikan Nasional Keberhasilan penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas sangat terkait erat dengan keberhasilan peningkatan kompetensi dan profesionalisme pendidik dan tenaga kependidikan (PTK) tanpa menafikan faktor-faktor lainnya seperti sarana dan prasarana dan pembiayaan. Pengawas sekolah merupakan salah satu pendidik dan tenaga kependidikan yang posisinya memegang peran yang signifikan dan strategis dalam meningkatkan profesionalisme guru dan mutu pendidikan di sekolah. Kegiatan pengawasan adalah kegiatan pengawas sekolah dalam menyusun program pengawasan, melaksanakan program pengawasan, evaluasi_hasil pelaksanaan program, dan melaksanakan pembimbingan dan_ pelatihan profesional guru. Peraturan Pemerintah nomor 74 tahun 2008 tentang guru pada pasal 15 ayat 4 dijelaskan bahwa pengawas sekolah harus melaksanakan kegiatan pengawasan akademik dan pengawasan manajerial. Dengan demikian pengawas sekolah dituntut mempunyai kuailifikasi dan kompetensi yang memadai untuk dapat menjalankan tugas kepengawasannya. Pengawas profesional adalah pengawas sekolah yang melaksanakan kegiatan pengawasan akademik dan pengawasan manajerial serta kegiatan pembimbingan dan pelatihan profesional guru dengan optimal. Selain itu untuk meningkatkan profesionalisme pengawas sekolah maka perlu dilaksanakan pengembangan profesi secara berkelanjutan dengan tujuan untuk menjawab tantangan dunia pendidikan yang semakin kompleks dan untuk lebih mengarahkan sekolah ke arah pencapaian tujuan pendidikan nasional yang efektif, efisien dan produktif. Begitu pentingnya peran pengawas sekolah dalam memajukan mutu pendidikan nasional hingga tak terasa tuntutan dan tanggungjawab yang harus dipikul pengawas sekolah juga menjadi besar pula. il Buku Kerja Pengawas Sekolah Saya menyambut baik Pusat Pengembangan Tenaga Kependidikan untuk menyusun buku kerja pengawas sekolah sebagai penyempurnaan buku kerja sesudahnya. Kami harapkan buku ini dapat dipakai sebagai salah satu pegangan atau acuan bagi pengawas sekolah agar dapat meningkatkan kinerjanya, melaksanakan tugasnya sebagai supervisor akademik dan manajerial di sekolah yang dibinanya, agar melaksanakan tugas kepengawasannya dapat berjalan secara efektif dan efisien, dan agar dapat melakukan pembimbingan dan pelatihan peningkatan profesionalisme guru. Dengan demikian, pengawas sekolah dalam tugas pengawasan dapat memiliki kecermatan melihat kondisi sekolah, ketajaman analisis dan sintesis, ketepatan dan kreatifitas dalam memberikan treatment yang diperlukan, dan kemampuan berkomunikasi yang baik dengan setiap individu di sekolah Jakarta, April 2011 Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd NIP 196202031987031002 Buku Kerja Pengawas Sekolah iv KATA PENGANTAR Peraturan Pemerintah no 74 tahun 2008 tentang Guru pada pasal 15 ayat 4 menyatakan bahwa guru yang diangkat dalam jabatan pengawas satuan pendidikan melakukan tugas pembimbingan dan pelatihan profesional guru dan tugas pengawasan. Tugas pengawasan yang dimaksud adalah melaksanakan kegiatan pengawasan akademik dan pengawasan manajerial. Untuk implementasi tugas tersebut tertuang dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi nomor 21 tahun 2010 tentang Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah dan Angka Kreditnya. Untuk melaksanakan kegiatan tersebut, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 12 tahun 2007 tentang Standar Pengawas Sekolah/Madrasah, menyebutkan bahwa seorang pengawas sekolah wajib mempunyai enam dimensi kompetensi minimal yaitu kompetensi kepribadian, supervisi_ manajerial, supervisi akademik, evaluasi pendidikan, penelitian pengembangan, dan kompetensi sosial. Untuk memudahkan pelaksanaan kegiatan pengawasan akademik dan pengawasan manajerial yang didukung oleh dimensi kompetensi pengawas sebagaimana tercantum dalam Permendiknas Nomor 12 Tahun 2007 tersebut, maka Pusat Pengembangan Tenaga Kependidikan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Penjaminan Mutu Pendidikan berusaha memfasilitasi buku kerja yang berisi hal-hal pokok yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas kepengawasan, serta dilengkapi beberapa contoh format kegiatan kepengawasan yang dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi masing-masing daerah. Buku kerja ini merupakan penyempurnaan dari Buku Kerja Pengawas Sekolah yang telah disusun pada tahun 2010 yang diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu acuan dalam melaksanakan tugas kepengawasan. v Buku Kerja Pengawas Sekolah Dalam kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih atas peran aktif semua pihak yang dapat memberikan kontribusi dalam penyusunan buku ini sebagai salah satu usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Jakarta, April 2011 Kepala Pusat Pengembangan Tenaga Kependidikan, One Dr. Abi Sujak, M.Sc NIP. 196210111986011001 Kata Sambutan— Kata Pengantal Daftar Isi-~ DAFTAR ISI Bab Il Bab Ill Bab IV Bab V A. Latar Belakang B. Tujuan-— C. Manfaat ~ D. Dasar Hukum- E. Ruang Lingkup Pengawas Sekolah Profesional A. Pengawas dan Pengawasan - B. Peran Pengawas Sekolah C. Pengawas sebagai Tenaga Profesional Jenjang Jabatan, Bidang Kepengawasan dan Tugas Pokok Pengawas Sekolah-~ ‘A. Jenjang Jabatan Pengawas Sekolah -- Bidang Pengawasan — Tugas Pokok Pengawas Sekolal Beban Kerja Pengawas Sekolah dan Sasaran Pengawasan Organisasi Kepengawasan mone Ruang Lingkup Kepengawasan ‘A. Kepengawasan Akademik~ B. Kepengawasan Manajerial Tahapan Kegiatan Kepengawasan- ‘A. Penyusunan Program Pengawasan B. Pelaksanaan -- C. Pelaporan ~~ vil Buku Kerja Pengawas Sekolah No. Lampiran 1 Lampiran 2 Lampiran 3 Lampiran 4 Lampiran 5 Lampiran 6 Lampiran 7 Lampiran 8 Lampiran 9 Lampiran 10 Lampiran 11 Lampiran 12 Lampiran 13 Daftar Lampiran Judul Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No.21 Tahun 2010 Kode Etik Pengawas Sekolah Contoh Format Evaluasi Program Tahun Sebelumnya Contoh Program Pembinaan, Pemantauan, Penilaian Kinerja, Pembimbingan dan Pelatihan Contoh Rencana Program Tahunan Pembinaan Guru dan atau Kepala Sekolah Contoh Program Semester, RKA dan RKM Contoh Jadwal Pengawasan Tatap Muka pada Sekolah Binaan Contoh Format Pemantauan Delapan SNP dan Contoh Instrumen Supervisinya Contoh Format Pembinaan Guru dalam Teknik Penilaian dan Analisis SKL Contoh Instrumen Validasi / Varifikasi Dokumen KTSP Contoh Supervisi Pembinaan Guru dan Kepala Sekolah Contoh Hasil Evaluasi / Penilaian dan Evaluasi Keterlaksanaan Program Kegiatan Contoh Format yang digunakan dalam Laporan Hasil Pengawasan a 67 68 69 78 84 93 95 125 135 144 150 152 ix Buku Kerja Pengawas Sekolah BABI PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Penerapan standar nasional pendidikan merupakan serangkaian proses meningkatkan penjaminan mutu pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat serta memenuhi hak tiap warga negara mendapat pendidikan yang bermutu. Pelaksanaannya diatur secara bertahap dan berkelanjutan melalui terencana, terarah, dan berkelanjutan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global. Dalam proses pemenuhan standar diperlukan indikator dan target, baik dalam keterlaksanaan prosedur peningkatan dan produk mutu yang dapat diwujudkan. Pemerintah Republik Indonesia melalui Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan telah menetapkan delapan standar nasional pendidikan, yaitu standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Standar-standar tersebut di atas merupakan acuan dan sebagai kriteria dalam menetapkan keberhasilan penyelenggaraan pendidikan. Salah satu standar yang memegang peran penting dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah adalah standar pendidik dan tenaga kependidikan. Pengawas sekolah merupakan salah satu tenaga kependidikan yang memegang peran strategis dalam meningkatkan profesionalisme guru dan mutu pendidikan di sekolah. Peraturan Pemerintah no. 74 tahun 2008 tentang Guru pada pasal 15 ayat 4 menyatakan bahwa guru yang diangkat dalam jabatan pengawas satuan pendidikan melakukan tugas pembimbingan dan pelatihan profesional guru dan tugas pengawasan. Tugas pengawasan yang dimaksud adalah 1 Buku Kerja Pengawas Sekolah melaksanakan kegiatan pengawasan akademik dan pengawasan manajerial. Hal ini senada dengan bunyi Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi nomor 21 tahun 2010 tentang Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah dan Angka Kreditnya Bab V pasal 12. Dengan demikian, pengawas sekolah dituntut mempunyai kualifikasi_ dan kompetensi yang memadai untuk dapat menjalankan _tugas kepengawasannya. Berdasarkan hal-hal di atas, Direktorat Tenaga Kependidikan, Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan memberikan perhatian terhadap peningkatan kinerja pengawas sekolah dalam rangka peningkatan mutu pendidikan melalui pengadaan buku kerja pengawas sekolah. Buku ini diharapkan dapat dipakai sebagai salah satu pegangan atau acuan bagi pengawas sekolah dalam melaksanakan tugasnya. B. TUJUAN Buku Kerja pengawas sekolah disusun untuk menjadi: 1. Pegangan bagi pengawas sekolah dalam melaksanakan tugasnya sebagai supervisor akademik dan supervisor manajerial di sekolah yang dibinanya. 2. Acuan bagi pengawas sekolah dalam melakukan pembimbingan dan pelatihan peningkatan profesional guru 3. Acuan bagi pengawas sekolah agar dalam melaksanakan tugas kepengawasannya berjalan secara efektif dan efisien. Cc. MANFAAT Buku Kerja pengawas sekolah ini diharapkan dapat: 1. memudahkan dan mengarahkan pengawas_sekolah_ dalam melaksanakan tugas kepengawasannya. 2. _membantu pengawas dalam meningkatkan kinerjanya . Buku Kerja Pengawas Sekolah 2 DASAR HUKUM Dasar hukum penyusunan Buku Kerja pengawas sekolah adalah: 1, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, 2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, 3. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru, 4. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi nomor 21 tahun 2010 tentang Jabatan fungsional Pengawas Sekolah dan Angka Kreditnya, 5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2007 tentang Standar Pengawas Sekolah/Madrasah, 6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2009 tentang Beban Kerja Guru dan Pengawas, 7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2010 tentang Program Induksi Guru Pemula. RUANG LINGKUP Ruang lingkup Buku Kerja pengawas sekolah ini meliputi: (1) pengertian pengawasan, (2) profesionalisme pengawas, (3) Jenjang jabatan, bidang kepengawasan dan tugas pokok pengawas, (4) ruang lingkup kepengawasan, dan (5) tahapan kegiatan kepengawasan. 3 Buku Kerja Pengawas Sekolah BAB II PENGAWAS SEKOLAH PROFESIONAL PENGAWAS DAN PENGAWASAN Pengawas sekolah adalah guru pegawai negeri sipil yang diangkat dalam jabatan pengawas sekolah (PP 74 tahun 2008). Pengawasan adalah kegiatan pengawas sekolah dalam menyusun program pengawasan, melaksanakan program pengawasan, evaluasi hasil_pelaksanaan program, dan melaksanakan pembimbingan dan pelatihan profesional guru. PERAN PENGAWAS SEKOLAH Pengawas sekolah memiliki peran yang signifikan dan strategis dalam proses dan hasil pendidikan yang bermutu di sekolah, Dalam konteks ini peran pengawas sekolah meliputi pemantauan, supervisi, evaluasi, pelaporan, dan tindak lanjut pengawas yang harus dilakukan secara teratur dan berkesinambungan (PP 19 Tahun 2005, pasal 55). Peran tersebut berkaitan dengan tugas pokok pengawas dalam melakukan supervisi manajerial dan akademik serta pembinaan peran pembinaan, pemantauan dan penilaian. Peran pengawas sekolah dalam pembinaan setidaknya sebagai teladan bagi sekolah dan sebagai rekan kerja yang serasi dengan pihak sekolah dalam memajukan sekolah binaannya. Peran pengawasan tersebut dilaksanakan dengan pendekatan supervisi yang bersifat ilmiah, klinis, manusiawi, kolaboratif, artistik, interpretatif, dan berbasis kondisi sosial budaya. Pendekatan ini bertujuan meningkatkan mutu pembelajaran. PENGAWAS SEBAGAI TENAGA PROFESIONAL Pengawas profesional adalah pengawas sekolah yang melaksanakan tugas pokok kepengawasan yang terdiri dari melaksanakan kegiatan pengawasan akademik dan pengawasan manajerial serta kegiatan pembimbingan dan pelatihan profesional guru dengan optimal yang didukung oleh standar dimensi kompetensi prasyarat yang dibutuhkan yang berkaitan dengan (1) 5 Buku Kerja Pengawas Sekolah pengawasan sekolah, (2) pengembangan profesi, (3) teknis operasional, dan wawasan kependidikan. Selain itu untuk meningkatkan profesionalisme pengawas sekolah melakukan pengembangan profesi secara berkelanjutan dengan tujuan untuk menjawab tantangan dunia pendidikan yang semakin komplek dan untuk lebih mengarahkan sekolah ke arah pencapaian tujuan pendidikan nasional yang efektif, efisien dan produktif. Seorang pengawas profesional dalam melakukan tugas pengawasan harus memiliki (1) kecermatan melihat kondisi sekolah, (2) ketajaman analisis dan sintesis, (3) ketepatan dan kreatifitas dalam memberikan treatment yang diperlukan, serta (4) kemampuan berkomunikasi yang baik dengan setiap individu di sekolah. Karakteristik yang harus dimiliki oleh pengawas sekolah yang profesional diantaranya: 1. menampilkan kemampuan pengawasan dalam bentuk kinerja memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme melaksanakan tugas kepengawasan secara efektif dan efisien memberikan layanan prima untuk semua pemangku kepentingan. memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan vy FP wy mengembangkan metode dan strategi kerja kepengawasan secara terus menerus 7. memiliki kapasitas untuk bekerja secara mandiri 8. memiliki tanggungjawab profesi 9. mematuhi kode etik profesi pengawas (Lihat Lampiran 2) 10. memiliki komitmen dan menjadi anggota organisasi profesi kepengawasan sekolah Buku Kerja Pengawas Sekolah 6 BAB III JENJANG JABATAN, BIDANG PENGAWASAN DAN TUGAS POKOK PENGAWAS SEKOLAH Jenjang Jabatan Pengawas Sekolah Menurut Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi nomor 21 tahun 2010 tentang Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah dan Angka Kreditnya pasal 13, disebutkan bahwa jenjang jabatan pengawas sekolah dibagi menjadi tiga, mulai dari jenjang yang terendah sampai dengan jenjang yang tertinggi yaitu pengawas muda (Golongan III/c-III/d), pengawas madya (Golongan IV/a-IV/c), dan pengawas utama (Golongan |V/d-IVe). Bidang Pengawasan 1. Pengawas Taman Kanak-kanak, adalah pengawas sekolah yang mempunyai tugas, tanggungjawab, wewenang dan hak secara penuh dalam melaksanakan tugas pengawasan pada Pendidikan Usia Dini Formal baik negeri maupun swasta dalam teknis penyelenggaraan dan pengembangan program pembelajaran di taman kanak-kanak. 2. Pengawas Sekolah Dasar, adalah pengawas sekolah yang mempunyai tugas, tanggungjawab, wewenang dan hak secara penuh dalam melaksanakan tugas pengawasan pada sejumlah sekolah baik negeri maupun swasta baik pengelolaan sekolah maupun seluruh mata pelajaran Sekolah Dasar kecuali mata pelajaran pendidikan agama dan pendidikan jasmani dan kesehatan. 3. Pengawas mata pelajaran/rumpun mata pelajaran, adalah pengawas sekolah yang mempunyai tugas, tanggungjawab, wewenang dan hak secara penuh dalam melaksanakan tugas pengawasan mata pelajaran atau rumpun mata pelajaran tertentu pada sejumlah sekolah baik negeri maupun swasta. 7 Buku Kerja Pengawas Sekolah 4. Pengawas pendidikan luar biasa, adalah pengawas sekolah yang mempunyai tugas, tanggungjawab, wewenang dan hak secara penuh dalam melaksanakan tugas pengawasan pada sejumlah sekolah baik negeri maupun swasta pada sekolah luar biasa di lingkungan Kementerian Pendidikan Nasional untuk seluruh mata pelajaran. 5. Pengawas bimbingan dan konseling, adalah pengawas sekolah yang mempunyai tugas, tanggungjawab, wewenang dan hak secara penuh dalam melaksanakan tugas pengawasan pada sejumlah sekolah baik negeri maupun swasta pada kegiatan bimbingan dan konseling. C. Tugas Pokok Pengawas Sekolah Menurut Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi nomor 21 tahun 2010 tentang Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah dan Angka Kreditnya, tugas pokok Pengawas Sekolah adalah melaksanakan tugas pengawasan akademik dan manajerial pada satuan pendidikan yang meliputi penyusunan program pengawasan, pelaksanaan pembinaan, pemantauan pelaksanaan 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan, penilaian, pembimbingan dan pelatihan professional Guru, evaluasi hasil pelaksanaan program pengawasan, dan pelaksanaan tugas kepengawasan di daerah khusus. Rincian tugas pokok diatas sesuai dengan jabatan pengawas sekolah adalah sebagai berikut. a. Pengawas Sekolah Muda: 1. menyusun program pengawasan; 2. melaksanakan pembinaan Guru; 3. memantau pelaksanaan standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar penilaian; 4, melaksanakan penilaian kinerja Guru; 5. melaksanakan evaluasi hasil pelaksanaan program pengawasan pada sekolah binaan; 6. menyusun program pembimbingan dan pelatihan profesional Guru di KKG/MGMP/MGP dan sejenisnya; 7. melaksanakan pembimbingan dan pelatihan profesional Guru; dan 8. mengevaluasi hasil pembimbingan dan pelatihan profesional Guru. Buku Kerja Pengawas Sekolah 8 Pengawas Sekolah Madya: 1. menyusun program pengawasan; 2. melaksanakan pembinaan Guru dan/atau kepala sekolah; 3. memantau pelaksanaan standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan dan standar penilaian pendidikan; 4, _melaksanakan penilaian kinerja Guru dan/atau kepala sekolah; 5. melaksanakan evaluasi hasil pelaksanaan program pengawasan pada sekolah binaan; 6. menyusun program pembimbingan dan pelatihan profesional Guru dan/atau kepala sekolah di KKG/MGMP/MGP — dan/atau KKKS/MKKS dan sejenisnya; 7. melaksanakan pembimbingan dan pelatihan profesional Guru dan/atau kepala sekolah; 8. melaksanakan pembimbingan dan pelatihan kepala sekolah dalam menyusun program sekolah, rencana kerja, pengawasan dan evaluasi, kepemimpinan sekolah, dan sistem informasi dan manajemen; 9. mengevaluasi hasil pembimbingan dan pelatihan profesional Guru dan/atau kepala sekolah; dan 10. membimbing pengawas sekolah muda dalam melaksanakan tugas pokok. Pengawas Sekolah Utama: 1. menyusun program pengawasan; 2. melaksanakan pembinaan Guru dan kepala sekolah; 3. memantau pelaksanaan standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan dan standar penilaian pendidikan; 4, melaksanakan penilaian kinerja Guru dan kepala sekolah; 5. melaksanakan evaluasi hasil pelaksanaan program pengawasan pada sekolah binaan; 9 Buku Kerja Pengawas Sekolah 6. mengevaluasi hasil pelaksanaan program pengawasan tingkat kabupaten/kota atau provinsi; 7. menyusun program pembimbingan dan pelatihan profesional Guru dan kepala sekolah di KKG/MGMP/MGP dan/atau KKKS/MKKS dan sejenisnya; 8. melaksanakan pembimbingan dan pelatihan profesional Guru dan kepala sekolah; 9. melaksanakan pembimbingan dan pelatihan kepala sekolah dalam menyusun program sekolah, rencana kerja, pengawasan dan evaluasi, kepemimpinan sekolah, dan sistem informasi dan manajemen; 10. mengevaluasi hasil pembimbingan dan pelatihan profesional Guru dan kepala sekolah; 11. membimbing pengawas sekolah muda dan pengawas sekolah madya dalam melaksanakan tugas pokok; dan 12. melaksanakan pembimbingan dan pelatihan profesional Guru dan kepala sekolah dalam pelaksanaan penelitian tindakan. D. _ Beban Kerja Pengawas Sekolah dan Sasaran Pengawasan 1. Beban Kerja Beban kerja pengawas sekolah merupakan bagian dari jam kerja sebagai pegawai yang secara keseluruhan paling sedikit 37,5 (tiga puluh tujuh koma lima) jam kerja (@60 menit) dalam 1 (satu) minggu melaksanakan kegiatan pembinaan, pemantauan, penilaian, dan pembimbingan di sekolah binaan. Beban kerja pengawas sekolah untuk mencapai 37.5 jam per minggu dapat dipenuhi melalui kegiatan tatap muka dan non tatap muka, seperti contoh tabel berikut ini. Buku Kerja Pengawas Sekolah 10 Tabel 3.1 Contoh Pengaturan Distribusi Beban Kerja Berdasarkan Kegiatan Tatap Muka dan Non Tatap Muka untuk pengawas NON DISTRIBUSI No oes TATAP | TATA | JAM/MINGGU (Pengawas Muda) MUKA DAU 1 | Menyusun program v 4 Pengawasaan > | Malaksanakan pembinaan v 4 guru 3 | Memantau pemenuhan SNP Vv 4 | Melaksanakan penilaian Vv 4 kinerja guru Melaksanakan evaluasi hasil v 6 5 _| Pelaksanaan program pengawasan pada sekolah binaan Menyusun program v 6 6 | pembimbingan dan pelatihan profesional guru Melaksanakan v 4 7 | pembimbingan dan pelatihan profesional guru Mengevaluasi hasil v 5.5 8 | pembimbingan dan pelatihan profesional guru | JUMLAH JAM 37,5 Catatan: Jumlah yang dikunjungi minimal 2 sekolah per minggu. 11 Buku Kerja Pengawas Sekolah Tabel 3.2 Contoh Pengaturan Distribusi Beban Kerja dengan 6 (enam) Sekolah Binaan Kunjungan Sekolah dan Alokasi Waktu | Non. Bulan/ dm Minggu ced ale|lc|oje|]e || ™ Muka (a) (2) (3) | (4) | G) | @) | (7) | () | (9) | Go ‘A, Penyusunan Program Menyusun dan Bulan ke-... 37.5 Y mengembangkan program 375 | * Minggu ke-... jam kepengawasan ‘A. Pembinaan (Pengawasan Manajerial dan Pengawasan Akademik) Membina kepala sekolah dalam pengelolzan dan administrasi sekolah: Penyusunan Program ee ee Bulan ke-1 375 Sekolah /Rencana Minggu ke-1 aa Pengembangan Sekolah/Penyusunan KTSP Mengerjakan laporan hasil pembinaan 215 Membina kepala sekolah dalam pengelolaan dan administrasi sekolah: Bulan ke-1__| Penyusunan Program - : ajs]|-|- Sekolah /Rencana a Pengembangan Jam Sekolah/Penyusunan KTSP Minggu ke-2 Mengerjakan laporan hasil 215 pembinaan | Membina kepala sekolah dalam pengelolaan dan administra: Bulan ke-1__| Penyusunan Program -|-]-]-]a]e Minggu ke-3 | Sekolah /Rencana Pengembangan Sekolah/Penyusunan KTSP Mengerjakan laporan hasil pembinaan ekolah: 37.5 jam 215 Buku Kerja Pengawas Sekolah 12 mew) Kunjungan Sekolah dan Alokasi Waktu | Non | Minggu Komponen alelc|oiel|e | lm 2 Muka (a) (2) (3) | (4) | (5) | (6) | (7) | (8) | (9) | (20) B. Pemantauan (Manajerial dan Akademik) Bulan ke-1._| Menyusun laporan as | 375 Minggu ke-4 | kepengawasan jam Pemantauan pelaksanaan Bulan ke-2 | pembelajaran(Standarisi, | 8 | 8 | - | - | - | - Minggu ke-1 | Proses, SKL, Penilaian) ae jam Penyusunan Laporan 215 Pemantauan pelaksanaan ji - - 8 8 - - 37.5 oe ae Cae "8 anette det a ea laian) i jenyusunan laporan ns pemantauan C. Pembimbingan dan Pelatihan Profesional guru: Pelatihan Pembelajaran berbasis ICT, Model- Bulan ke-2 model pembelajaran yan 20Jam 20 jam 40 Minggu ke-3 e ee (3 sekolah) (3 sekolah) Jam inovatif, PTK di KKG/MGMP D. Penilaian Bulan ke-2 | Mengotah hasil 375 Minggu ke-4 | Pengawasan jam Pembimbingan guru di sekolah binaan sebagai 3 3 3 refleksi dan feedback hasil Bulan ke-3 penilaian kinerja 37.5 Minggu ke-1 | Mengevaluasi hasil dan 13.5 | jam meyususun laporan pembimbingan dan pelatinan profesional guru 13 Buku Kerja Pengawas Sekolah mem Kunjungan Sekolah dan Alokasi Waktu | Non | Minggu ees ale|lc|o|]e|e || m™ Muka (a) (2) (3) | (4) | 5) | | (7) | (| (9) | (20) Melaksanakan pendampingan a} -|al]-]s| - Bulan ke-3 | akreditasi/EDS 375 Minggu ke-2 jam Mengevaluasi has BS pendampingan. Dan seterusnya Bulan ke... | (Diisi Kegiatan Tatap 375 Minggu ke-... | Muka dan Non Tatap jam muka lainnya) Catatan: Pengaturan waktu disesuaikan dengan jumlah sekolah binaan dan kondisi geografis setempat serta kondisi lainnya. 2. Sasaran Pengawasan Sasaran pengawasan bagi pengawas sekolah dengan beban kerja 37.5 per minggu termasuk pelaksanaan pembinaan, pemantauan dan bimbingan di sekolah, yang diuraikan sebagai berikut: a. Pengawas Sekolah Taman Kanak-Kanak dan Sekolah Dasar paling sedikit 10 (sepuluh) satuan pendidikan dan/atau 60 (enam puluh) guru; Pengawas Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas/Sekolah Menengah Kejuruan paling sedikit 7 (tujuh) satuan pendidikan dan/atau 40 (empat puluh) guru mata pelajaran/kelompok mata pelajaran; Pengawas Sekolah Luar Biasa paling sedikit 5 (lima) satuan pendidikan dan/atau 40 (empat puluh) guru. Pengawas Bimbingan dan Konseling paling sedikit 40 (empat puluh) guru Bimbingan dan Konseling. Pada kondisi tertentu, pengawas bimbingan dan konseling dapat melakukan supervisi manajerial. Untuk daerah khusus (daerah yang terpencil atau terbelakang, daerah dengan kondisi masyarakat adat yang terpencil, daerah perbatasan dengan negara lain, daerah yang mengalami bencana alam, bencana Buku Kerja Pengawas Sekolah 14 sosial, atau daerah yang berada dalam keadaan darurat lain), beban kerja pengawas sekolah sebagaimana dimaksud paling sedikit 5 (lima) satuan pendidikan secara lintas jenis dan jenjang satuan pendidikan. ORGANISASI KEPENGAWASAN 1. Koordinator Pengawas (Korwas) Untuk memudahkan koordinasi antar sesama pengawas sekolah dan antara pengawas sekolah dengan dinas pendidikan, dipilih seorang koordinator yang disebut dengan koordinator pengawas sekolah. Koordinator pengawas sekolah adalah pengawas sekolah yang dipilih oleh para pengawas seluruh jenis dan jenjang pendidikan di lingkungan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dan Dinas Pendidikan Provinsi untuk SLB dan dikukuhkan melalui Surat Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota/Provinsi. Tugas dan wewenang korwas meliputi: a. mengatur pembagian tugas pengawas sekolah b. mengkoordinasikan seluruh kegiatan pengawas sekolah c. mengkoordinasikan kegiatan pengembangan profesional pengawas d. melaporkan hasil kegiatan pengawasan sekolah kepada Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota/Provinsi . menyusulkan penetapan angka kredit pengawas f. menghimpun dan menyampaikan hasil penilaian pelaksanaan kinerja para pengawas sekolah kepada Kepala Dinas Kabupaten/Kota/Provinsi. © Untuk efektifitas pelaksanaan tugas dan wewenangnya, koordinator pengawas dibantu oleh pengurus Kelompok Kerja Pengawas Sekolah (KKPS)/Musyawarah Kerja Pengawas Sekolah (MKPS) dari setiap jenis dan jenjang pendidikan. Masa bakti Koordinator Pengawas Sekolah setiap Kabupaten/Kota adalah 4 (empat) tahun masa bakti dan dapat dipilih kembali untuk periode berikutnya. 15 Buku Kerja Pengawas Sekolah 3, Organisasi dan Asosiasi Pengawas Sekolah Untuk meningkatkan kemampuan profesional secara berkelanjutan, pengawas sekolah bergabung dalam organisasi profesi yang disebut Asosiasi Pengawas Sekolah Indonesia (APS!) sebagai organisasi independen yang memiliki struktur organisasi mulai dari kabupaten/kota, provinsi dan nasional. Disamping melalui organisasi profesi secara kedinasan pengembangan kemampuan profesional pengawas melalui wadah Kelompok Kerja Pengawas Sekolah (KKPS) dan Musyawarah Kerja Pengawas Sekolah (MKPS).. 4, Kedudukan Pengawas Sekolah dalam Sistem Peningkatan dan Penjaminan Mutu Peran pengawas sebagai komponen sistem penjaminan mutu ditempatkan dalam model struktur seperti diagram dibawah ini: Buku Kerja Pengawas Sekolah 16 NVOONV 14d NvSWnd3y NVG NVHN.LNgay NVHNNaINad Diagram 3.1. Sistem Peningkatan dan Penjaminan Mutu 7 Buku Kerja Pengawas Sekolah BAB IV RUANG LINGKUP KEPENGAWASAN Ruang lingkup kepengawasan meliputi kepengawasan akademik dan manajerial. Kepengawasan akademik dan manajerial tersebut tercakup dalam kegiatan (1) penyusunan program pengawasan; (2) pelaksanaan program pengawasan; (3) evaluasi hasil pelaksanaan program pengawasan; (4) membimbing dan melatih profesional guru dan/atau kepala sekolah. Penyusunan program pengawasan difokuskan pada peningkatan pemenuhan standar nasional pendidikan. Pelaksanaan program pengawasan meliputi (1) melaksanakan pembinaan guru dan atau kepala sekolah, (2) memantau delapan standar nasional pendidikan, dan (3) melaksanakan penilaian kinerja guru dan/atau kepala sekolah. Evaluasi hasil program pengawasan dimulai dari tingkat sekolah binaan dan tingkat kabupaten/kota dan tingkat propinsi untuk pengawas PLB. A. Kepengawasan Akademik Supervisi akademik atau pengawasan akademik adalah fungsi pengawas yang berkenaan dengan aspek pelaksanaan tugas pembinaan, pemantauan, penilaian dan pelatihan profesional guru dalam (1) merencanakan pembelajaran; (2) melaksanakan pembelajaran; (3) menilai_hasil pembelajaran; (4) membimbing dan melatih peserta didik, dan (5) melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada pelaksanaan kegiatan pokok sesuai dengan beban kerja guru (PP 74/2008). Hal tersebut dapat dilaksanakan melalui kegiatan tatap muka atau non tatap muka. 1. Pembinaan: a. Tujuan: 1) Meningkatkan pemahaman kompetensi guru terutama kompetensi pedagogik dan kompetensi profesionalisme (Tupoksi guru, Kompetensi guru, pemahaman KTSP). 2) Meningkatkan kemampuan guru dalam pengimplementasian Standar Isi. Standar Proses, Standar Kompetensi Kelulusan dan Standar Penilaian (pola pembelajaran KTSP, pengembangan 19 Buku Kerja Pengawas Sekolah silabus dan RPP, pengembangan penilaian, pengembangan bahan ajar dan penulisan butir soal) 3) Meningkatkan kemampuan guru dalam menyusun Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ). b. Ruang Lingkup 1) Melakukan pendampingan dalam meningkatkan kemampuan guru menyusun administrasi_ perencanaan _pembelajaran/program bimbingan. Melakukan pendampingan dalam meningkatkan kemampuan guru dalam proses pelaksanaan pembelajaran/bimbingan Melakukan pendampingan membimbing guru dalam meningkatkan kemampuan melaksanakan penilaian hasil belajar peserta didik. Melakukan pendampingan dalam meningkatkan kemampuan guru menggunakan media dan sumber belajar Memberikan masukan kepada guru dalam memanfaatkan lingkungan dan sumber belajar Memberikan rekomendasi kepada guru mengenai_tugas membimbing dan melatih peserta didik. Memberi bimbingan kepada guru dalam menggunakan teknologi informasi dan komunikasi untuk pembelajaran Memberi bimbingan kepada guru dalam pemanfaatan_hasil penilaian untuk —perbaikan = mutu_—pendidikan dan pembelajaran/pembimbingan. Memberikan bimbingan kepada guru untuk melakukan refleksi hasil-hasil yang dicapainya. 2. Pemantauan : Pelaksanaan standar isi, standar kompetensi lulusan, standar proses, dan standar penilaian. . Penilaian ( Kinerja Guru) : 1) merencanakan pembelajaran; 2) melaksanakan pembelajaran; 3) menilai hasil pembelajaran; 4) membimbing dan melatih peserta didik, dan 5) melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada pelaksanaan kegiatan pokok sesuai dengan beban kerja guru 2 3) 4) 5) 6) 7 8) 9 w Buku Kerja Pengawas Sekolah 20 Untuk meningkatkan profesionalisme guru dalam melaksanakan_ tugasnya ditindaklanjuti dengan kegiatan bimbingan dan pelatihan guru dengan tahapan sebagai berikut: 1, menyusun program pembimbingan dan pelatihan profesional guru di KKG/MGMP/MGP dan sejenisnya 2. melaksanakan pembimbingan dan pelatihan profesional guru 3. mengevaluasi hasil pembimbingan dan pelatihan profesional guru 4. melaksanakan pembimbingan dan pelatihan profesional guru dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas Bidang peningkatan kemampuan profesional guru difokuskan pada pelaksanaan standar nasional pendidikan, yang meliputi: a. _kemampuan guru dalam melaksanakan standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan/standar tingkat pencapaian perkembangan (bagi TK), dalam kerangka pengembangan KTSP, b. pembelajaran yang Pembelajaran Atif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAIKEM) termasuk penggunaan media yang relevan, c. _pengembangan bahan ajar, d. _ penilaian proses dan hasil belajar e. penelitian tindakan kelas untuk perbaikan/pengembangan metode pembelajaran, B. _ Kepengawasan Manajerial Supervisi_manajerial atau pengawasan manajerial_merupakan fungsi supervisi yang berkenaan dengan aspek pengelolaan sekolah yang terkait langsung dengan peningkatan efisiensi dan efektivitas sekolah yang mencakup —_perencanaan, _koordinasi,__pelaksanaan, _penilaian, pengembangan kompetensi sumber daya tenaga pendidik dan kependidikan. Dalam melaksanakan fungsi manajerial, pengawas sekolah berperan sebagai: (1) fasilitator dalam proses perencanaan, koordinasi, pengembangan manajemen sekolah, (2) asesor dalam mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan serta menganalisis potensi sekolah, (3) informan pengembangan mutu sekolah, dan (4) evaluator terhadap _hasil pengawasan. 21 Buku Kerja Pengawas Sekolah 1. Pembinaan: a. Tujuan: Tujuan pembinaan kepala sekolah _yaitu peningkatan pemahaman dan pengimplementasian kompetensi yang dimilik oleh kepala sekolah dalam melaksanakan tugasnya sehari- hari untuk mencapai Standar Nasional Pendidikan ( SNP ) s |. Ruang Lingkup: 1) Pengelolaan sekolah yang meliputi penyusunan program sekolah berdasarkan SNP, baik rencana kerja tahunan maupun rencana kerja 4 tahunan, pelaksanaan program, pengawasan dan evaluasi internal, kepemimpinan sekolah dan Sistem Informasi Manajemen (SIM). 2) Membantu Kepala Sekolah melakukan evaluasi diri sekolah (EDS) dan merefleksikan hasil-hasilnya dalam upaya penjaminan mutu pendidikan. 3) Mengembangkan perpustakaan dan laboratorium serta sumber-sumber belajar lainnya. 4) Kemampuan kepala sekolah dalam membimbing pengembangan program bimbingan konseling di sekolah. 5) Melakukan pendampingan terhadap kepala sekolah dalam pengelolaan dan administrasi sekolah (supervisi manajerial), yang meliputi: a) Memberikan masukan dalam pengelolaan dan administrasi kepala sekolah berdasarkan manajemen peningkatan mutu pendidikan di sekolah b) Melakukan pendampingan dalam melaksanakan _bimbingan konseling di sekolah. c) Memberikan bimbingan kepada kepala sekolah untuk melakukan refleksi hasil-hasil yang dicapainya. 2. Pemantauan: pelaksanaan standar nasional pendidikan di sekolah dan memanfaatkan hasil- hasilnya untuk membantu kepala sekolah mempersiapkan akreditasi sekolah. 3. Penilaian: Penilaian kinerja kepala sekolah tentang pengelolaan sekolah sesuai dengan standar nasional pendidikan. Buku Kerja Pengawas Sekolah 22 Metode kerja yang dilakukan pengawas sekolah antara lain observasi, kunjungan atau pemantauan, pengecekan/klarifikasi data, kunjungan kelas, rapat dengan kepala sekolah dan guru-guru dalam pembinaan. Untuk meningkatkan profesionalisme kepala sekolah dalam melaksanakan tugasnya ditindaklanjuti dengan kegiatan bimbingan dan pelatihan kepala sekolah dengan tahapan sebagai berikut: 1, menyusun program pembimbingan dan pelatihan profesional kepala sekolah di KKKS/MKKS dan sejenisnya. 2. melaksanakan pembimbingan dan pelatihan profesional kepala sekolah. 3, melaksanakan pembimbingan dan pelatihan kepala sekolah dalam menyusun program sekolah, rencana kerja, pengawasan dan evaluasi, kepemimpinan sekolah, dan sistem informasi dan manajemen 4, mengevaluasi hasil pembimbingan dan pelatihan profesional kepala sekolah 5, melaksanakan pembimbingan dan pelatihan profesional kepala sekolah dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas/sekolah Kegiatan pembimbingan dan pelatihan profesional guru dan/atau masuk kepala sekolah oleh setiap pengawas sekolah dilaksanakan paling sedikit 3 (tiga) kali dalam satu semester secara berkelompok dalam kegiatan di sekolah binaan KKG/MGMP/MGP/KKKS/MKKS/K3SK. Kegiatan ini dilaksanakan terjadwal baik waktu maupun jumlah jam yang diperlukan untuk setiap kegiatan sesuai dengan tema atau jenis keterampilan dan kompetensi guru yang akan ditingkatkan. Dalam pelatihan ini diperkenalkan kepada guru hal-hal yang inovatif sesuai dengan tugas pokok guru dalam pembelajaran/pembimbingan. Kegiatan pembimbingan dan pelatihan profesionalisme guru ini dapat berupa bimbingan teknis, pendampingan, workshop, seminar, dan group conference, yang ditindaklanjuti dengan kunjungan kelas melalui supervisi akademik. Selain melaksanakan tugas kepengawasan sesuai dengan ruang lingkup di atas, setiap pengawas harus melakukan pengembangan profesi yang meliputi: 1. pembuatan kaya tukis dan/atau karya ilmiah dibidang _pendidikan formal/pengawasan. 2. penerjemahan/penyaduran buku dan/atau karya ilmiah dibidang pendidikan formal/pengawasan. 3. pembuatan karya inovatif. 23 Buku Kerja Pengawas Sekolah Kegiatan penunjang tugas pengawas sekolah dapat dilakukan melalui: 1. peran serta dalam —seminar/lokakarya_ di_—bidang _pendidikan formal/kepengawasan sekolah. . keanggotaan dalam organisasi profesi. . keanggotaan dalam tim penilai angka kredit jabatan fungsional Pengawas Sekolah. wn Buku Kerja Pengawas Sekolah 24 BABV TAHAPAN KEGIATAN KEPENGAWASAN, Pengawas sekolah merupakan salah satu unsur penjamin mutu pendidikan. Pelaksanaannya terbagi beberapa tahapan, yaitu: (a) penyusunan program pengawasan, (b) pelaksanaan program pengawasan, (c) evaluasi program pengawasan, dan (d) pelaporan program pengawasan. Salah satu model penjaminan mutu pendidikan dapat digambarkan dalam diagram berikut: Model Pentahapan Prosedur Penjaminan Tanap 5 a Dokumen Laporan, eS Sistom Inform Tupoks san eons akan pistes) Pengolahan, , Standar patted Tahap 4 ; Femenitae] | Ockunen Fermoiat | Pengolehandata asi supers Pelaksanaan: ' superist proses | Tahap3. ; menghimpundate | __Dokumen ; Polaksanaan dan ! data Knria , Penyusunan ! 1 Superst Tanap 2. Dibawah ) 1 Penjaminan Instrumen ‘standar i 1 ' ‘Tlaahan Visi ‘Tyjuan, Incikator, ‘dan Target Program Diagram 6.1. Model pentahapan prosedur penjaminan mutu. A. _PENYUSUNAN PROGRAM PENGAWASAN Setiap pengawas sekolah menyusun program pengawasan, yang terdiri atas program tahunan untuk seluruh sekolah binaan, dan program semester untuk masing-masing sekolah binaan. 1. Penyusunan program tahunan yang terdiri dari 2 (dua) program semester meliputi langkah-langkah kegiatan-kegiatan berikut. 25 Buku Kerja Pengawas Sekolah a. Identifikasi hasil pengawasan pada tahun sebelumnya Identifikasi hasil pengawasan yang telah dilakukan pada tahun sebelumnya melalui analisis kesenjangan dengan mengacu pada kebijakan di bidang pendidikan yang digunakan. Identifikasi hasil pengawasan menggambarkan sejauhmana ketercapaian tujuan pengawasan yang telah dilakukan pada tahun sebelumnya. Sebagai acuan penyusunan program pengawasan, dikemukakan pula berbagai kebijaksanaan di bidang pendidikan. Hasil identifikasi tersebut merupakan titik tolak dalam menentukan tujuan serta tindakan yang harus dilakukan pengawas sekolah tahun berikutnya. Identifikasi dilakukan untuk menjaga kesinambungan kegiatan pengawasan. Hasil pengawasan yang dianggap kurang/lemah harus lebih ditingkatkan. Hasil pengawasan yang dianggap sudah baik harus dipertahankan atau standarnya ditingkatkan (Lihat Lampiran 3). La Pengolahan dan analisis hasil dan evaluasi pengawasan tahun sebelumnya Pengolahan dan analisis hasil pengawasan yang telah dilakukan tahun sebelumnya diarahkan untuk menetapkan prioritas tujuan, sasaran, metode kerja serta langkah-langkah kegiatan dalam program pengawasan tahun berikutnya. Output pengolahan dan analisis hasil pengawasan harus mampu memberikan gambaran mengenai kondisi sekolah binaan baik secara kualitatif maupun kuantitatif. c. Perumusan rancangan program pengawasan tahunan Perumusan rancangan program pengawasan tahunan dilandasi oleh informasi yang diperoleh atas dasar identifikasi serta analisis hasil pengawasan pada tahun sebelumnya, dirumuskan rancangan program pengawasan tahunan untuk semua sekolah binaan. d. Pemantapan dan penyempurnaan rancangan program pengawasan tahunan. Program pengawasan tahunan yang telah dimantapkan dan disempurnakan adalah rumusan akhir yang akan dijadikan sebagai acuan oleh pengawas dalam penyusunan program pengawasan semester pada setiap sekolah binaannya dan seluruh sekolah tingkat Buku Kerja Pengawas Sekolah 26 kabupaten/kota pada setiap jenjang dan satuan pendidikan (Lihat Lampiran 4 dan 5). 2. Penyusunan program semester pengawasan pada setiap sekolah binaan. Secara garis besar, rencana program pengawasan pada sekolah binaan disebut Rencana Kepengawasan Akademik (RKA) dan Rencana Kepengawasan Manajerial (RKM). Komponen RKA/RKM_ sekurang- kurangnya memuat materi/aspek/fokus masalah, tujuan, indikator keberhasilan, strategi/metode kerja (teknik supervisi), skenario kegiatan, sumberdaya yang diperlukan, penilaian dan instrumen pengawasan (Lihat Lampiran 6). 3. Berdasarkan program tahunan dan program semester yang telah disusun, untuk memudahkan pelaksanaan pengawasan, maka setiap pengawas menyiapkan instrumen-instrumen yang dibutuhkan sesuai dengan materi/aspek/fokus masalah yang akan disupervisi. Contoh-contoh instrumen pengawasan akademik dan pengawasan manajerial terlampir. 4, Sistematika Program Pengawasan Sekolah adalah sebagai berikut: HALAMAN JUDUL (SAMPUL) HALAMAN PENGESAHAN KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB | PENDAHULUAN A. Latar belakang Landasan (Dasar Hukum) Tujuan dan Sasaran Pengawasan B. c. D. Visi, Misi dan Strategi Pengawasan E. Sasaran dan Target Pengawasan F. Ruang Lingkup Pengawasan BAB II IDENTIFIKASI DAN ANALISIS HASIL PENGAWASAN A. Identifikasi Hasil Pengawasan (tahun sebelumnya) B. Analisis dan Evaluasi Hasil Pengawasan (tahun sebelumnya) C. Tindak Lanjut Hasil Pengawasan Sebagai Acuan dalam Penyusunan Program 27 Buku Kerja Pengawas Sekolah BAB II RENCANA PROGRAM TAHUNAN PENGAWASAN A. Matriks Program Pembinaan Guru dan/atau Kepala Sekolah Matriks Program Pemantauan Pelaksanaan 8 SNP Matriks Program Penilaian Kinerja Guru dan/atau Kepala Sekolah Matriks Program Pembimbingan dan Pelatihan Profesional Guru mooge Matriks Program Evaluasi dan Pelaporan Hasil Kepengawasan BAB IV PENUTUP LAMPIRAN-LAMPIRAN 1. RKA/RKM/RKBK Matriks program semester dan jadwal Surat tugas kepengawasan Contoh-contoh Instrumen Kepengawasan. veer B. PELAKSANAAN Tahapan pelaksanaan pengawasan meliputi kegiatan-kegiatan berikut: 1, melaksanaan pembinaan guru dan/atau kepala sekolah 2. memantau pelaksanaan delapan standar nasional pendidikan 3. melaksanakan penilaian kinerja guru dan/atau kepala sekolah. (Lihat Lampiran 8, 9, 10 dan 11) C. PELAPORAN 1. Tujuan Penyusunan Laporan Hasil Pengawasan Penyusunan laporan oleh setiap pengawas sekolah bertujuan untuk: a. Memberikan gambaran mengenai keterlaksanaan setiap butir kegiatan yang menjadi tugas pokok pengawas sekolah. b. Memberikan gambaran mengenai kondisi sekolah binaan berdasarkan hasil_pengawasan akademik maupun manajerial berupa_hasil pembinaan, pemantauan, dan penilaian. c. Menginformasikan berbagai_~—faktor. = pendukung dan penghambat/kendala dalam pelaksanaan setiap butir kegiatan pengawasan sekolah. Buku Kerja Pengawas Sekolah 28 2. w Tahapan pelaporan meliputi kegitan-kegiatan berikut. a. Mengkompilasi. dan mengklasifikasi data hasil pemantauan dan pembinaan b. Menganalisis data hasil pemantauan dan pembinaan . Menyusun Laporan hasil pengawasan sesuai sistematika yang ditetapkan. d. Menyampaikan Laporan Semester dan Tahunan kepada Dinas Pendidikan Provinsi atau Dinas Pendidikan Kabupaten/ Kota, serta sekolah yang dibinanya. . Sistematika Pelaporan Hasil Pengawasan Sistematika pelaporan pelaksanaan program pembinaan, pemantauan dan penilaian, serta pembimbingan dan pelatihan profesional guru dan/atau kepala sekolah adalah sebagai berikut: HALAMAN JUDUL (SAMPUL) HALAMAN PENGESAHAN KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB | PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Fokus Masalah Pengawasan CC. Tujuan dan Sasaran Pengawasan D. Tugas Pokok /Ruang Lingkup Pengawasan BAB II KERANGKA PIKIR PEMECAHAN MASALAH BAB IIl PENDEKATAN DAN METODE BAB IV HASIL PENGAWASAN PADA SEKOLAH BINAAN A. Hasil Pelaksanaan Pembinaan Guru dan/atau kepala sekolah. 8. Hasil Pemantauan Pelaksanaan 8 SNP CC. Hasil Penilaian Kinerja Guru dan/atau Kepala Sekolah D. Hasil Pembimbingan dan Pelatihan Profesional Guru. E. Pembahasan Hasil Pengawasan 29 Buku Kerja Pengawas Sekolah BAB V PENUTUP A. Simpulan B. Rekomendasi LAMPIRAN: 1. Surat tugas Pengawasan 2. Surat Keterangan telah melaksanakan tugas pembinaan, pemantauan, penilaian kinerja, pembimbingan dan pelatihan profesional guru dari sekolah binaan w . Daftar Hadir guru atau kepala sekolah pada saat pembinaan/pemantauan/penilaian kinerja. 4. Contoh-contoh instrumen pengawasan yang telah diisi/ diolah. . dan lain-lain (Lihat Lampiran 13) a Buku Kerja Pengawas Sekolah 30 Lampiran 1 MENTER! NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR: 21 TAHUN 2010 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS SEKOLAH DAN ANGKA KREDITNYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA. MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI, Menimbang a. bahwa Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Negara Nomor 91/KEP/M.PAN/10/2001 tentang Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah dan Angka Kreditnya sudah tidak sesuai dengan perkembangan profesi dan tuntutan kompetensi Pengawas Sekolah; b. bahwa sehubungan dengan hal tersebut perlu mengatur kembali jabatan fungsional Pengawas Sekolah dan Angka Kreditnya dengan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Mengingat 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3041), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 31 Lampiran 1 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301); Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437), sebagaimana telah dua kali diubah, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157, ‘Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4586); Peraturan Pemerintan Nomor 4 Tahun 1966 tentang Pemberhentian/Pemberhentian Sementara Pegawai Negeri (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1966 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2797); Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1977 tentang Gaji Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 11, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3098), sebagaimana telah dua belas kali diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2010 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 31); Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3547), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2010 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 51, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5121); Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2000 tentang Kenaikan Pangkat Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 196, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4017), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2002 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4193); Lampiran 1 32 Memperhatikan : 10. 11 12, 13, 14. 15. 16. 1 Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 198, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4019); Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 tentang Wewenang Pengangkatan, Pemindahan, dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 15, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4263), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 2009 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 164); Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4496); Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 194, ‘Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4941); Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5135); Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara; Keputusan Presiden Nomor 87 Tahun 1999 tentang Rumpun Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil; Keputusan Presiden Nomor 84/P Tahun 2009 mengenai pengangkatan Kabinet Indonesia Bersatu II; Usul Menteri Pendidikan Nasional dengan surat Nomor 10124/F/LL/2010 tanggal 6 Juli 2010; Pertimbangan Kepala Badan Kepegawaian Negara dengan surat Nomor 87/SK/TU/XI/10 tanggal 16 November 2010; 33 Lampiran 1 MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRAS| TENTANG JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS SEKOLAH DAN ANGKA KREDITNYA. BAB | KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi ini yang dimaksud dengan: 1, Jabatan fungsional Pengawas Sekolah adalah jabatan fungsional yang mempunyai ruang lingkup tugas, tanggung jawab dan wewenang untuk melaksanakan kegiatan pengawasan akademik dan manajerial pada satuan pendidikan. 2. Pengawas Sekolah adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang diberi tugas, tanggung jawab dan wewenang secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melaksanakan pengawasan akademik dan manajerial pada satuan pendidikan. 3. Satuan pendidikan adalah taman kanak-kanak/raudhatul athfal, sekolah dasarlmadrasah__ibtidaiyah, sekolah_ menengah pertama/madrasah tsanawiyah, sekolah menengah atas/madrasah aliyah, sekolah menengah kejuruan/madrasah aliyah kejuruan, pendidikan luar biasa atau bentuk lain yang sederajat. 4, Kegiatan pengawasan adalah kegiatan pengawas sekolah dalam menyusun program pengawasan, melaksanakan program pengawasan, evaluasi hasil pelaksanaan program, dan melaksanakan pembimbingan dan pelatihan profesional Guru 5. Pengembangan profesi adalah kegiatan yang dirancang dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, sikap dan keterampilan untuk peningkatan profesionalisme maupun dalam rangka menghasilkan sesuatu bermanfaat bagi pendidikan sekolah. 6. _ Tim Penilai jabatan fungsional Pengawas Sekolah adalah tim yang dibentuk dan ditetapkan oleh pejabat yang _berwenang menetapkan angka kredit dan bertugas menilai prestasi kerja Pengawas Sekolah Lampiran 1 34 7. Angka kredit adalah satuan nilai dari tiap butir kegiatan dan/atau akumulasi nilai butir-butir kegiatan yang harus dicapai oleh seorang Pengawas Sekolah dalam rangka pembinaan karier kepangkatan dan jabatannya. 8. Standar nasional pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. 9. Daerah khusus adalah daerah yang terpencil atau terbelakang, daerah dengan kondisi masyarakat adat yang terpencil, daerah perbatasan dengan negara lain, daerah yang mengalami bencana alam, bencana sosial, atau daerah yang berada dalam keadaan darurat lain. BAB II RUMPUN JABATAN, BIDANG PENGAWASAN, KEDUDUKAN, TUGAS POKOK, DAN BEBAN KERJA. Pasal 2 Jabatan fungsional Pengawas Sekolah adalah jabatan fungsional yang termasuk dalam rumpun pendidikan lainnya. Pasal 3 Bidang pengawasan meliputi_ pengawasan taman_—_kanak- kanak/raudhatul athfal, sekolah_~—dasar/madrasah__ibtidaiyah, pengawasan rumpun mata pelajaran/mata pelajaran, pendidikan luar biasa, dan bimbingan konseling. Pasal 4 (1) Pengawas Sekolah berkedudukan sebagai pelaksana_teknis fungsional di bidang pengawasan akademik dan mangjerial pada sejumlah satuan pendidikan yang ditetapkan. (2) Pengawas Sekolah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah jabatan karier yang hanya dapat diduduki oleh Guru yang berstatus sebagai PNS. Pasal 5 Tugas pokok Pengawas Sekolah adalah melaksanakan tugas pengawasan akademik dan manajerial pada satuan pendidikan yang meliputi penyusunan program pengawasan, pelaksanaan pembinaan, pemantauan pelaksanaan 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan, penilaian, pembimbingan dan pelatihan professional Guru, evaluasi hasil pelaksanaan program pengawasan, dan pelaksanaan tugas kepengawasan di daerah khusus 35 Lampiran 1 Pasal 6 (1) Beban kerja Pengawas Sekolah adalah 37,5 (tiga puluh tujuh setengah) jam perminggu di dalamnya termasuk pelaksanaan pembinaan, pemantauan, penilaian, dan pembimbingan di sekolah binaan (2) Sasaran pengawasan bagi setiap Pengawas Sekolah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah sebagai berikut a. untuk taman kanak-kanak/raudathul athfal dan sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah paling sedikit 10 satuan pendidikan dan/atau_ 60 (enam puluh) Guru; b. untuk sekolah menengah pertama/madrasah tsanawiyah dan sekolah menengah atas/madrasah aliyah/sekolah menengah kejuruan/madrasah aliyah kejuruan paling sedikit 7 satuan pendidikan dan/atau 40 (empat puluh) Guru mata pelajaran/kelompok mata pelajaran; ©. untuk sekolah luar biasa paling sedikit 5 satuan pendidikan dan/atau 40 (empat puluh) Guru; dan d. untuk pengawas bimbingan dan konseling paling sedikit 40 (empat puluh) Guru bimbingan dan konseling. (3) Untuk daerah khusus, beban kerja pengawas _sekolah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) paling sedikit 5 (lima) satuan pendidikan secara lintas tingkat satuan dan jenjang pendidikan BAB III KEWAJIBAN, TANGGUNGJAWAB DAN WEWENANG Pasal 7 Kewajiban Pengawas Sekolah dalam melaksanakan tugas adalah: a. menyusun program pengawasan, melaksanakan program pengawasan, melaksakan evaluasi hasil pelaksanaan program pengawasan dan membimbing dan melatih profesional Guru; b. meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni; ¢. —menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum, nilai agama dan etika; dan d. _ memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa. Lampiran 1 36 Pasal 8 Pengawas Sekolah bertanggungjawab melaksanakan tugas pokok dan kewajiban sesuai dengan yang dibebankan kepadanya. Pasal 9 Pengawas Sekolah berwenang memilih dan menentukan metode kerja, menilai kinerja Guru dan kepala sekolah, menentukan dan/atau mengusulkan program pembinaan serta melakukan pembinaan. BAB IV INSTANSI PEMBINA DAN TUGAS INSTANS| PEMBINA Pasal 10 Instansi pembina jabatan fungsional Pengawas Sekolah adalah Kementerian Pendidikan Nasional Pasal 11 Instansi pembina sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 wajib melakukan tugas pembinaan, yang antara lain meliputi: a. penyusunan petunjuk teknis pelaksanaan jabatan fungsional Pengawas Sekolah; b. penyusunan pedoman formasi jabatan fungsional Pengawas Sekolah c. penetapan standar kompetensi jabatan fungsional Pengawas Sekolah; d. _ pengusulan tunjangan jabatan fungsional Pengawas Sekolah; @. sosialisasi jabatan fungsional Pengawas Sekolah serta petunjuk pelaksanaannya; f, _ penyusunan kurikulum pendidikan dan pelatihan fungsionaliteknis fungsional Pengawas Sekolah; g. penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan fungsional/teknis fungsional Pengawas Sekolah; h. pengembangan sistem informasi jabatan fungsional Pengawas Sekolah; i. fasilitasi pelaksanaan jabatan fungsional Pengawas Sekolah; j. _ fasilitasi pembentukan organisasi profesi dan penyusunan kode etik jabatan fungsional Pengawas Sekolah; 37 Lampiran 1 k.— melakukan koordinasi antara instansi pembina dengan instansi pengguna dalam pelaksanaan berbagai pedoman dan petunjuk teknis; dan |. melakukan pemantauan dan evaluasi jabatan _fungsional Pengawas Sekolah BAB V UNSUR DAN SUB UNSUR KEGIATAN Pasal 12 Unsur dan sub unsur kegiatan Pengawas Sekolah yang dinilai angka kreditnya adalah a. Pendidikan, meliputi: 1. mengikuti pendidikan sekolah/madrasah dan memperoleh gelarfijazah; 2. pendidikan dan pelatihan (diklat) fungsional calon Pengawas Sekolah dan memperoleh Surat Tanda Tamat Pendidikan dan Pelatinan (STTPP); dan 3. mengikuti diklat fungsional Pengawas Sekolah serta memperoleh STTPP. b. Pengawasan akademik dan manajerial, meliputi: penyusunan program; pelaksanaan program; evaluasi hasil pelaksanaan program pengawasan; membimbing dan melatih profesional Guru; dan okey a pelaksanaan tugas kepengawasan di daerah khusus. cc. Pengembangan profesi, meliputi: 4, menyusun karya tulis ilmiah; dan 2. membuat karya inovatif. d. Penunjang tugas Pengawas Sekolah, meliputi: 1. peran serta dalam seminar/lokakarya di bidang pendidikan formal/kepengawasan sekolah; 2. keanggotaan dalam organisasi profesi; 3. keanggotaan dalam tim penilai angka kredit jabatan fungsional Pengawas Sekolah; Lampiran 1 38 4, melaksanakan kegiatan pendukung pengawasan sekolah; 5. mendapat penghargaan/tanda jasa; dan 6. memperoleh gelariijazah yang tidak sesuai dengan bidang yang diampunya BAB VI JENJANG JABATAN DAN PANGKAT Pasal 13 (1) Jenjang jabatan fungsional Pengawas Sekolah dari yang terendah sampai dengan yang tertinggi, yaitu: a. Pengawas Sekolah Muda; b. Pengawas Sekolah Madya; dan c. Pengawas Sekolah Utama. (2) Jenjang pangkat Pengawas Sekolah sebagaimana dimaksud pada ayat (1), sesuai dengan jenjang jabatannya, yaitu: a. Pengawas Sekolah Muda: 1. Penata, golongan ruang Ill/e; dan 2. Penata Tingkat |, golongan ruang IIV/d. b. Pengawas Sekolah Madya: 1. Pembina, golongan ruang |V/a; 2. Pembina Tingkat |, golongan ruang IV/b; dan 3. Pembina Utama Muda, golongan ruang IV/c. c. Pengawas Sekolah Utama: 1. Pembina Utama Madya, golongan ruang IVid; dan 2. Pembina Utama, golongan ruang IV/e. (3) Jenjang pangkat untuk masing-masing jabatan fungsional Pengawas Sekolah sebagaimana dimaksud pada ayat (2), adalah jenjang pangkat dan jabatan berdasarkan jumlah angka kredit yang dimiliki untuk masing-masing jenjang jabatan. (4) Penetapan jenjang jabatan fungsional Pengawas Sekolah ditetapkan berdasarkan jumlah angka kredit yang dimiliki setelah ditetapkan oleh pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit sehingga dimungkinkan pangkat dan jabatan tidak sesuai dengan pangkat dan jabatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2). 39 Lampiran 1 BAB VII RINCIAN KEGIATAN DAN UNSUR YANG DINILAI Pasal 14 Rincian kegiatan Pengawas Sekolah sesuai dengan jenjang jabatan, sebagai berikut: a. Pengawas Sekolah Muda: 4, menyusun program pengawasan; 2. melaksanakan pembinaan Guru; 3. memantau pelaksanaan standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar penilaian; 4, melaksanakan penilaian kinerja Guru; 5. melaksanakan evaluasi_hasil__pelaksanaan program pengawasan pada sekolah binaan; 6. menyusun program pembimbingan dan pelatihan profesional Guru di KKG/MGMP/MGP dan sejenisnya; 7. melaksanakan pembimbingan dan pelatinan profesional Guru; dan 8. mengevaluasi hasil pembimbingan dan pelatihan profesional Guru. Pengawas Sekolah Madya sebagai berikut: 41. menyusun program pengawasan; 2. melaksanakan pembinaan Guru dan/atau kepala sekolah; 3, memantau pelaksanaan standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standarpendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan dan standar_penilaian pendidikan; 4, melaksanakan penilaian kinerja Guru dan/atau kepala sekolah; 5. melaksanakan evaluasi_hasil__pelaksanaan program pengawasan pada sekolah binaan; 6. menyusun program pembimbingan dan pelatihan profesional Guru dan/atau kepala sekolah di KKG/MGMP/MGP dan/atau KKKS/MKKS dan sejenisnya; 7. melaksanakan pembimbingan dan pelatinan profesional Guru dan/atau kepala sekolah; Lampiran 1 40 8. melaksanakan pembimbingan dan pelatihan kepala sekolah dalam menyusun program —sekolah, rencana__ kerja, pengawasan dan evaluasi, kepemimpinan sekolah, dan sistem informasi dan manajemen; 9. mengevaluasi hasil pembimbingan dan pelatihan profesional Guru danvatau kepala sekolah; dan 10.membimbing pengawas sekolah muda dalam melaksanakan tugas pokok. Pengawas Sekolah Utama sebagai berikut: 4, menyusun program pengawasan; 2. melaksanakan pembinaan Guru dan kepala sekolah; 3. memantau pelaksanaan standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan dan standar_penilaian pendidikan; 4, melaksanakan penilaian kinerja Guru dan kepala sekolah; 5, melaksanakan evaluasi_hasil_pelaksanaan —_ program pengawasan pada sekolah binaan; 6. mengevaluasi hasil pelaksanaan program pengawasan tingkat kabupaten/kota atau provinsi; 7. menyusun program pembimbingan dan pelatihan profesional Guru dan kepala sekolah di KKG/MGMP/MGP dan/atau KKKS/MKKS dan sejenisnya; 8. melaksanakan pembimbingan dan pelatinan profesional Guru dan kepala sekolah; 9. melaksanakan pembimbingan dan pelatihan kepala sekolah dalam menyusun program sekolah, rencana__kerja, pengawasan dan evaluasi, kepemimpinan sekolah, dan sistem informasi dan manajemen; 10.mengevaluasi hasil pembimbingan dan pelatihan profesional Guru dan kepala sekolah; 11. membimbing pengawas sekolah muda dan pengawas sekolah madya dalam melaksanakan tugas pokok; dan 12.melaksanakan pembimbingan dan pelatihan profesional Guru dan kepala sekolah dalam pelaksanaan penelitian tindakan. 41 Lampiran 1 (1) (2) (3) (4) Pasal 15 Unsur kegiatan yang dinilai dalam memberikan angka kredit, terdiri atas: a. unsur utama; dan b. unsur penunjang. Unsur utama, terdiri atas: a. pendidikan; b. pengawasan akademik dan manajerial; dan c. pengembangan profesi. Unsur penunjang adalah —kegiatan yang mendukung pelaksanaan tugas Pengawas Sekolah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 huruf d Rincian kegiatan dan angka kredit masing-masing kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) adalah sebagaimana tersebut dalam Lampiran | Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi ini, Pasal 16 Pengawas Sekolah yang dijatuhi hukuman disiplin berat berupa pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih rendah, melaksanakan tugas pokok sesuai dengan jabatan baru yang didudukinya (1) Pasal 17 Jumlah angka kredit kumulatif minimal yang harus dipenuhi oleh setiap PNS untuk dapat diangkat dalam jabatan dan kenaikan jabatan/pangkat Pengawas Sekolah untuk: a. Pengawas Sekolah dengan pendidikan Sarjana (S1)/Diploma IV adalah sebagaimana tersebut dalam Lampiran Il Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi ini. b. Pengawas Sekolah dengan pendidikan Magister (S2) adalah sebagaimana tersebut dalam Lampiran III Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi ini. cc. Pengawas Sekolah dengan pendidikan Doktor ($3) adalah sebagaimana tersebut dalam Lampiran IV Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi ini Lampiran 1 42 (2) (3) (1) (2) (1) (2) (3) Jumlah angka kredit kumulatit minimal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah: a. paling rendah 80% (delapan puluh persen) angka kredit berasal dari unsur utama, tidak termasuk unsur pendidikan; dan b. paling tinggi 20% (dua persen) angka kredit berasal dari unsur penunjang. Untuk kenaikan jabatan/pangkat setingkat lebih tinggi dari Pengawas Sekolah Muda, pangkat Penata, golongan ruang Ill/c sampai dengan Pengawas Sekolah Utama, pangkat Pembina Utama, golongan ruang |V/e wajib melakukan kegiatan pengembangan profesi. Pasal 18 Pengawas Sekolah yang memiliki angka kredit melebihi_ angka kredit yang ditentukan untuk kenaikan jabatan/pangkat setingkat lebih tinggi, kelebihan angka kredit tersebut diperhitungkan untuk kenaikan jabatan/pangkat berikutnya. Pengawas Sekolah pada tahun pertama telah memenuhi atau melebihi angka kredit yang dipersyaratkan untuk kenaikan pangkat dalam masa pangkat yang didudukinya, maka pada tahun kedua wajib mengumpulkan paling kurang 20 % (dua puluh persen) angka Kredit dari jumlah angka kredit yang dipersyaratkan untuk kenaikan jabatan/pangkat setingkat lebih tinggi yang berasal dari tugas pokok Pengawas Sekolah. Pasal 19 Pengawas Sekolah Muda, pangkat Penata, golongan ruang Ill/c yang akan naik pangkat menjadi Pengawas Sekolah Muda, pangkat Penata Tingkat |, golongan ruang Ill/d angka kredit kumulatif yang dipersyaratkan paling sedikit 6 (enam) angka kredit harus berasal dari kegiatan pengembangan profesi. Pengawas Sekolah Muda, pangkat Penata Tingkat |, golongan ruang Ill/d yang akan naik jabatan/pangkat menjadi Pengawas Sekolah Madya, pangkat Pembina, golongan ruang IV/a angka kredit kumulatit yang dipersyaratkan paling sedikit 8 (delapan) angka kredit harus berasal dari kegiatan pengembangan profesi Pengawas Sekolah Madya, pangkat Pembina, golongan ruang IVa yang akan naik pangkat menjadi Pembina Tingkat |, golongan ruang IV/b angka kredit kumulatif yang dipersyaratkan paling sedikit 10 (sepuluh) angka kredit harus berasal dari kegiatan pengembangan profesi. 43 Lampiran 1 (4) (5) (6) Pengawas Sekolah Madya, pangkat Pembina Tingkat |, golongan ruang IV/b yang akan naik pangkat menjadi Pembina Utama Muda, golongan ruang IV/ic angka kredit kumulatif yang dipersyaratkan paling sedikit 12 (dua belas) angka kredit harus berasal dari kegiatan pengembangan profesi Pengawas Sekolah Madya, pangkat Pembina Utama Muda, golongan ruang IV/c yang akan naik jabatan/pangkat menjadi Pengawas Sekolah Utama, pangkat Pembina Utama Madya, golongan ruang IV/d angka kredit kumulatif yang dipersyaratkan paling sedikit 14 (empat belas) angka kredit harus berasal dari kegiatan pengembangan profesi. Pengawas Sekolah Utama, pangkat Pembina Utama Madya, golongan ruang IV/d yang akan naik pangkat menjadi Pembina Utama, golongan ruang |V/e angka kredit kumulatif yang dipersyaratkan paling sedikit 16 (enam belas) angka kredit harus berasal dari kegiatan pengembangan profesi, Pasal 20 Pengawas Sekolah Utama, pangkat Pembina Utama, golongan ruang Vie setiap tahun sejak menduduki jenjang jabatan/pangkatnya wajib mengumpulkan paling kurang 25 (dua puluh lima) angka kredit yang berasal dari tugas pokok. (1) Pasal 21 Pengawas Sekolah yang secara bersama membuat karya tulis/ilmiah di bidang pendidikan/pengawasan akademik dan manajerial pada satuan pendidikan diberikan angka kredit dengan ketentuan sebagai berikut: a. apabila terdiri dari 2 (dua) orang penulis maka pembagian angka kreditnya adalah 60% (enam puluh persen) untuk penulis utama dan 40% (empat puluh persen) untuk penulis pembantu. b. apabila terdiri dari 3 (tiga) orang penulis maka pembagian angka kreditnya adalah 50% (lima puluh persen) untuk penulis, utama dan masing-masing 25% (dua puluh lima persen) untuk penulis pembantu. c. apabila terdiri dari 4 (empat) orang penulis maka pembagian angka kreditnya adalah 40% (empat puluh persen) untuk penulis utama dan masing-masing 20% (dua puluh persen) untuk penulis pembantu. (2) Jumlah penulis pembantu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling banyak 3 (tiga) orang. Lampiran 1 44 BAB VIII PENILAIAN DAN PENETAPAN ANGKA KREDIT Pasal 22 (1) Untuk kelancaran penilaian dan penetapan angka kredit setiap Pengawas Sekolah wajib mencatat dan menginventarisasi seluruh kegiatan yang dilakukan. (2) Penilaian dan penetapan angka kredit terhadap setiap kegiatan Pengawas Sekolah dilakukan paling sedikit 1 (satu) kali dalam setahun. (3) Penilaian dan penetapan angka kredit bagi Pengawas Sekolah yang akan dipertimbangkan untuk naik pangkat dilakukan 2 (dua) kali dalam 1 (satu) tahun yaitu 3 (tiga) bulan sebelum periode kenaikan pangkat PNS. Pasal 23 (1) Pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit, adalah: a. Menteri Pendidikan Nasional atau pejabat lain yang ditunjuk setingkat eselon | bagi Pengawas Sekolah Madya, pangkat Pembina Tingkat |, golongan ruang IV/b sampai dengan Pengawas Sekolah Utama, pangkat Pembina Utama, golongan ruang IVie di lingkungan instansi pusat dan daerah. b. Direktur Jenderal Kementerian Agama yang membidangi pendidikan bagi Pengawas Sekolah Madya, pangkat Pembina, golongan ruang IV/a di lingkungan Kementerian Agama. c. Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi bagi Pengawas Sekolah Muda, pangkat Penata, golongan ruang lllic dan pangkat Penata Tingkat |, golongan ruang Illid di lingkungan Kantor Wilayah Kementerian Agama. d. Gubemur atau Kepala Dinas yang membidangi pendidikan bagi Pengawas Sekolah Muda, pangkat Penata, golongan ruang lll/c sampai dengan Pengawas Sekolah Madya, pangkat Pembina, golongan ruang |V/a di lingkungan Provinsi; e. BupatiWalikota atau Kepala Dinas yang membidangi pendidikan bagi Pengawas Sekolah Muda, pangkat Penata, golongan ruang Iil/c sampai dengan Pengawas Sekolah Madya, pangkat Pembina, golongan ruang !V/a di lingkungan Kabupaten/Kota 45 Lampiran 1 f. Pimpinan instansi pusat atau pejabat lain yang ditunjuk bagi Pengawas Sekolah Muda, pangkat Penata, golongan ruang lll/c sampai dengan Pengawas Sekolah Madya, pangkat Pembina, golongan ruang IV/a di lingkungan instansi pusat di luar Kementerian Pendidikan Nasional dan Kementerian Agama. (2) Dalam menjalankan kewenangannya, pejabat sebagaimana (3) (1) dimaksud pada ayat (1), dibantu oleh: a. Tim penilai Kementerian Pendidikan Nasional atau pejabat lain yang ditunjuk setingkat eselon | bagi Menteri Pendidikan Nasional yang selanjutnya disebut tim penilai Pusat. b. Tim penilai Direktorat Jenderal Kementerian Agama bagi Direktur Jenderal Kementerian Agama yang membidangi pendidikan yang selanjutnya disebut tim penilai Kementerian Agama. c. Tim penilai Kantor Wilayah Kementerian Agama bagi Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama yang selanjutnya tim penilai Kantor Wilayah. d. Tim penilai Provinsi bagi Gubernur atau Kepala Dinas yang membidangi pendidikan yang selanjutnya disebut tim penilai Provinsi. e. Tim penilai Kabupaten/Kota bagi Bupati/Walikota atau Kepala Dinas yang membidangi pendidikan yang selanjutnya disebut tim penilai Kabupaten/Kota. f Tim penilai Instansi Pusat di luar Kementerian Pendidikan Nasional dan Kementerian Agama bagi pimpinan instansi pusat atau pejabat lain yang ditunjuk, yang selanjutnya disebut tim penilai Instansi. Tim penilai pusat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a terdiri dari unsur Kementerian Pendidikan Nasional, Kementerian Agama, Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, dan Badan Kepegawaian Negara. Pasal 24 Tim penilai angka kredit jabatan fungsional Pengawas Sekolah terdiri dari unsur teknis, unsur kepegawaian, dan pejabat fungsional Pengawas Sekolah. Lampiran 1 46 (2) (3) (4) (5) (6) (1) (2) (3) (4) ‘Susunan anggota tim penilai adalah sebagai berikut: a. Seorang Ketua merangkap anggota dari unsur teknis; b. Seorang Wakil Ketua merangkap anggota; c. Seorang Sekretaris merangkap anggota dari unsur kepegawaian; dan d. Paling kurang 4 (empat) orang anggota. ‘Syarat anggota tim penilai adalah a. menduduki jabatan/pangkat paling rendah sama dengan jabatan/pangkat Pengawas Sekolah yang dinilai; b. memiliki keahlian serta mampu untuk menilai prestasi kerja Pengawas Sekolah; dan ¢. dapat aktif melakukan penilaian Anggota Tim Penilai sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf 4, paling kurang 2 (dua) orang dari pejabat fungsional Pengawas Sekolah Anggota Tim Penilai Provinsi/Kabupaten/Kota pada ayat (2) huruf d, paling kurang 1 (satu) orang dari unsur BKD Provinsi/ Kabupaten/Kota. Anggota tim penilai jabatan fungsional Pengawas Sekolah harus lulus pendidikan dan pelatihan calon tim penilai dan mendapat sertifikat dari Menteri Pendidikan Nasional. Pasal 25 Apabila tim penilai instansi belum dibentuk, penilaian angka kredit Pengawas Sekolah dapat dimintakan kepada tim penilai Pusat. Apabila tim penilai Kabupaten/Kota belum dibentuk, penilaian angka kredit Pengawas Sekolah dapat dimintakan kepada tim penilai Kabupaten/Kota lain terdekat atau tim penilai Provinsi yang bersangkutan atau tim penilai Pusat. Apabila tim penilai Provinsi belum dibentuk, penilaian angka kredit Pengawas Sekolah dapat dimintakan kepada tim penilai Provinsi lain terdekat atau tim penilai Pusat. Apabila tim penilai Kantor Wilayah belum dibentuk, penilaian angka kredit Pengawas Sekolah dapat dimintakan kepada tim penilai Kantor Wilayah terdekat atau tim penilai Kementerian Agama. 47 Lampiran 1 (8) Pembentukan dan susunan anggota tim penilai ditetapkan oleh: a. Menteri Pendidikan Nasional atau pejabat lain yang ditunjuk setingkat eselon | untuk tim penilai Pusat; b. Direktur Jenderal Kementerian Agama yang membidangi pendidikan untuk tim penilai Kementerian Agama; c. Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi untuk tim penilai Kantor Wilayah; d. Gubernur atau Kepala Dinas yang membidangi pendidikan untuk tim penilai Provinsi; . BupatiWalikota atau Kepala Dinas yang membidangi pendidikan untuk tim penilai Kabupaten/Kota; dan f. Pimpinan instansi pusat atau pejabat lain yang ditunjuk di luar Kementerian Pendidikan Nasional dan Kementerian Agama untuk tim penilai instansi. Pasal 26 (1) Masa jabatan anggota tim penilai adalah 3 (tiga) tahun dan dapat diangkat kembali untuk masa jabatan berikutnya. (2) PNS yang telah menjadi anggota tim penilai dalam 2 (dua) masa jabatan berturut-turut, dapat diangkat kembali setelah melampui tenggang waktu 1 (satu) masa jabatan (3) Dalam hal terdapat anggota tim penilai yang ikut dinilai, maka Ketua tim penilai dapat mengangkat anggota tim pe pengganti. Pasal 27 Tata kerja tim penilai dan tata cara penilaian angka kredit jabatan fungsional Pengawas Sekolah ditetapkan oleh Menteri Pendidikan Nasional selaku Pimpinan Instasi Pembina jabatan fungsional Pengawas Sekolah. Pasal 28 Usul penetapan angka kredit Pengawas Sekolah diajukan oleh: a. Sekretaris Jenderal Kementerian Agama, Gubernur atau Kepala Dinas yang membidangi pendidikan, Bupati/Walikota atau Kepala Dinas yang membidangi pendidikan, Pimpinan Instansi Pusat di luar Kementerian Pendidikan Nasional dan Kementerian Agama atau pejabat lain yang ditunjuk kepada Menteri Pendidikan Nasional atau pejabat lain yang ditunjuk setingkat eselon | untuk angka kredit Pengawas Sekolah Madya, pangkat Pembina Tingkat |, golongan ruang IV/b sampai dengan Pengawas Sekolah Utama, pangkat Pembina Utama, golongan ruang |V/e di lingkungan instansi pusat dan daerah. Lampiran 1 48 (1) (2) Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi kepada Sekretaris Jenderal Kementerian Agama untuk angka_kredit Pengawas Sekolah Madya, pangkat Pembina, golongan ruang Via di lingkungan Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota kepada Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi untuk angka kredit Pengawas Sekolah Muda, pangkat Penata, golongan ruang llic dan pangkat Penata Tingkat |, golongan ruang Illid di lingkungan Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota. Pejabat eselon Ill yang membidangi kepegawaian kepada Gubernur atau Kepala Dinas yang membidangi pendidikan untuk angka kredit Pengawas Sekolah Muda, pangkat Penata, golongan ruang Ill/¢ sampai dengan Pengawas Sekolah Madya, pangkat Pembina, golongan ruang IV/a di lingkungan Provinsi Pejabat eselon Ill yang membidangi kepegawaian kepada Bupati/Walikota atau Kepala Dinas yang membidangi pendidikan untuk angka kredit Pengawas Sekolah Muda, pangkat Penata, golongan ruang Ill/¢ sampai dengan Pengawas Sekolah Madya, pangkat Pembina, golongan ruang |V/a_ di_lingkungan KabupatenKota. Pejabat eselon Ill yang membidangi kepegawaian kepada pimpinan instansi pusat atau pejabat lain yang ditunjuk untuk angka kredit Pengawas Sekolah Muda, pangkat Penata, golongan ruang Ill/¢ sampai dengan Pengawas Sekolah Madya, pangkat Pembina, golongan ruang IV/a di lingkungan instansi pusat di luar Kementerian Pendidikan Nasional dan Kementerian Agama. Pasal 29 Angka kredit yang ditetapkan oleh pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit, digunakan untuk mempertimbangkan kenaikan jabatan/pangkat Pengawas Sekolah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Keputusan pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit, tidak dapat diajukan keberatan oleh Pengawas Sekolah yang bersangkutan. 49 Lampiran 1 BAB IX PENGANGKATAN DALAM JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS SEKOLAH Pasal 30 Pejabat yang berwenang mengangkat Guru PNS dalam jabatan fungsional Pengawas Sekolah adalah pejabat yang berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (1) (2) Pasal 31 PNS yang diangkat dalam jabatan Pengawas Sekolah harus memenuhi syarat sebagai berikut: a. masin berstatus sebagai Guru dan memiliki sertifikat pendidik dengan pengalaman mengajar paling sedikit 8 (delapan) tahun atau Guru yang diberi tugas tambahan sebagai kepala sekolah/madrasah paling sedikit 4 (empat) tahun sesuai dengan satuan pendidikannya masing-masing; b. berijazah paling rendah Sarjana (S1)/Diploma IV bidang Pendidikan; c, memiliki keterampilan dan keahlian yang sesuai dengan bidang pengawasan; d._ memiliki pangkat paling rendah Penata, golongan ruang Ill/c; . usia paling tinggi 55 (lima puluh lima) tahun; f. lulus seleksi calon Pengawas Sekolah; g. telah mengikuti pendidikan dan pelatihan fungsional calon Pengawas Sekolah dan memperoleh STTPP; dan h. setiap unsur penilaian pelaksanaan pekerjaan dalam Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) paling rendah bernilai baik dalam 2 (dua) tahun terakhir. Untuk menentukan angka kredit dan jenjang jabatan fungsional Pengawas Sekolah digunakan angka kredit yang berasal dari angka kredit jabatan fungsional Guru Lampiran 1 50 BAB X FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS SEKOLAH Pasal 32 (1) Di samping persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31, pengangkatan PNS dalam jabatan fungsional Pengawas Sekolah dilaksanakan sesuai formasi jabatan fungsional Pengawas ‘Sekolah dengan ketentuan sebagai berikut: a. Pengangkatan PNS Pusat dalam jabatan fungsional Pengawas Sekolah dilaksanakan sesuai dengan formasi jabatan fungsional Pengawas Sekolah yang ditetapkan oleh Menteri yang bertanggungjawab di bidang pendayagunaan aparatur negara setelah mendapat pertimbangan Kepala Badan Kepegawaian Negara; b. Pengangkatan PNS Daerah dalam jabatan fungsional Pengawas Sekolah dilaksanakan sesuai formasi jabatan fungsional Pengawas Sekolah yang ditetapkan oleh Kepala Daerah masing-masing setelah mendapat persetujuan tertulis dari Menteri yang bertanggungjawab di bidang pendayagunaan aparatur negara dan berdasarkan pertimbangan Kepala Badan Kepegawaian Negara. (2) Formasi jabatan fungsional Pengawas Sekolah sebagaimana dimaksud pada ayat (1), berdasarkan beban kerja Pengawas Sekolah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2) diatur sebagai berikut: a. jumlah seluruh satuan pendidikan di provinsi/kabupaten/kota dibagi jumlah sasaran pengawasan; atau b. jumiah seluruh Guru di provinsi/kabupaten/kota dibagi sasaran Guru yang dibina. BAB XI PEMBEBASAN SEMENTARA, PENGANGKATAN KEMBALI, DAN PEMBERHENTIAN DALAM DAN DARI JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS SEKOLAH Pasal 33 Pejabat yang berwenang membebaskan sementara, mengangkat kembali, dan memberhentikan PNS dalam dan dari jabatan fungsional Pengawas Sekolah adalah pejabat yang berwenang sesuai peraturan perundang-undangan, 51 Lampiran 1 (1) (2) (3) (1) (2) Bagian Pertama Pembebasan Sementara Pasal 34 Pengawas Sekolah Muda, pangkat Penata, golongan ruang Ill/c sampai dengan Pengawas Sekolah Utama, pangkat Pembina Utama Madya, golongan ruang IV/d dibebaskan sementara dari jabatannya apabila dalam jangka waktu 5 (lima) tahun sejak menduduki jenjang jabatan/pangkat terakhir tidak dapat mengumpulkan angka kredit yang ditentukan untuk kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi. Pengawas Sekolah Utama, pangkat Pembina Utama, golongan ruang IV/e, dibebaskan sementara dari jabatannya apabila setiap tahun sejak menduduki jabatan/pangkatnya tidak dapat mengumpulkan paling kurang 25 (dua puluh lima) angka kredit dari kegiatan tugas pokok. Di samping pembebasan sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), Pengawas Sekolah dibebaskan sementara dari jabatannya apabila: a. Dijatuhi hukuman disiplin tingkat sedang atau tingkat berat berupa penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun atau pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih rendah; b. diberhentikan sementara sebagai Pegawai Negeri Sipil; c. ditugaskan secara penuh di luar jabatan Pengawas Sekolah; d._menjalani cuti di luar tanggungan negara; dan . melaksanakan tugas belajar selama 6 bulan atau lebih. Bagian Kedua Pengangkatan Kembali Pasal 35, Pengawas Sekolah yang telah selesai menjalani_ pembebasan sementara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 ayat (1) dan ayat (2) apabila telah mengumpulkan angka kredit yang ditentukan, diangkat kembali dalam jabatan fungsional Pengawas Sekolah, Pengawas Sekolah yang dibebaskan sementara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 ayat (3) huruf a dapat diangkat kembali dalam jabatan fungsional Pengawas Sekolah paling Kurang 1 (satu) tahun setelah pembebasan sementara. Lampiran 1 52 (3) (4) (5) (6) Pengawas Sekolah yang dibebaskan sementara sebagaimana dimaksud dalam pasal 34 ayat (3) huruf b, dapat diangkat kembali dalam jabatan fungsional Pengawas Sekolah apabila berdasarkan keputusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap dinyatakan tidak bersalah atau dijatuhi pidana percobaan. Pengawas Sekolah yang dibebaskan sementara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 ayat (3) huruf c, dapat diangkat kembali dalam jabatan fungsional Pengawas Sekolah apabila berusia paling tinggi 55 (lima puluh lima) tahun. Pengawas Sekolah yang telah selesai menjalani_ pembebasan sementara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 ayat (3) huruf d dan e dapat diangkat kembali dalam jabatan fungsional Pengawas Sekolah. Pengangkatan kembali dalam jabatan Pengawas Sekolah sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) dengan menggunakan angka kredit terakhir yang dimiliki dan dapat ditambah angka kredit dari tugas pokok Pengawas Sekolah yang diperoleh selama pembebasan sementara. Bagian Ketiga Pemberhentian Pasal 36 Pengawas Sekolah diberhentikan dari jabatannya apabila: a Dijatuhi hukuman disiplin tingkat sedang atau tingkat berat berupa penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun atau pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih rendah; dan dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sejak dibebaskan sementara dari jabatannya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 ayat (1) dan ayat (2) tidak dapat mengumpulkan angka kredit_ yang ditentukan, BAB XII KETENTUAN PERALIHAN Pasal 37 Prestasi kerja yang telah dilakukan Pengawas Sekolah sampai dengan ditetapkannya petunjuk pelaksanaan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi ini, dinilai berdasarkan Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 91/KEP/M.PAN/10/2001. 53 Lampiran 1 Pasal 38 Pada saat Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi ini ditetapkan, Pengawas Sekolah yang masih memiliki pangkat Penata Muda, golongan ruang ll/a dan pangkat Penata Muda Tingkat |, golongan ruang Ill/b melaksanakan tugas sebagai Pengawas Sekolah Muda dan jumlah angka kredit kumulatif minimal yang harus dipenuhi untuk kenaikan pangkat Pengawas Sekolah, yaitu: a. Pengawas Sekolah yang berijazah SLTA/Diploma | adalah sebagaimana tersebut dalam Lampiran V Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi ini b. Pengawas Sekolah yang berijazah Diploma Il adalah sebagaimana tersebut dalam Lampiran VI Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi ini c. Pengawas Sekolah yang berijazah Diploma Ill adalah sebagaimana tersebut dalam Lampiran VII Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi ini. Pasal 39 (1) Pengawas Sekolah yang belum memiliki ijazah S1/DIV pada saat berlakunya Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi ini diwajibkan untuk memperoleh ijazah S1/DIV di bidang pendidikan. (2) Pengawas Sekolah yang belum memiliki ijazah Sarjana (S1)Diploma IV sebagaimana dimaksud pada ayat (1), kenaikan pangkatnya paling tinggi Penata Tingkat |, golongan ruang Illid atau pangkat terakhir yang dimiliki pada saat Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi ini ditetapkan. Pasal 40 Pengawas Sekolah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39, setiap tahun sejak menduduki pangkat Penata Tingkat |, golongan ruang Ill/d atau pangkat terakhir yang dimiliki wajib mengumpulkan paling sedikit 16 (lima belas) angka kredit dari kegiatan tugas pokok. Lampiran 1 54 BAB Xill KETENTUAN PENUTUP Pasal 41 Ketentuan pelaksanaan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi ini diatur lebih lanjut oleh Menteri Pendidikan Nasional dan Kepala Badan Kepegawaian Negara. Pasal 42 Dengan berlakunya Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi ini, Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan —Aparatur. +=“ Negara. += Nomor 91/KEP/M.PAN/10/2001 tentang Jabatan Fungsional Pengawas ‘Sekolah dan Angka Kreditnya dinyatakan tidak berlaku. Pasal 43, Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 30 Desember 2010 MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI, ttd E.E. MANGINDAAN 55 Lampiran 1 cama oa eipe 8 wees eed] nn 098 | uence denes_| _nexenep nid ueuued verse ar veneered uma wt oie on snsarvwnn wva navn mn 090 | wesbox dass vosens6vod ue. ns sod vanes IvSUMYONS| 1 Cahefomase | ees Sintec eels ciel naela | welder s9erme ep oval ¢ Gofefonnse |e Prec rs Shela vee wel oa sor ve ove ¢ teats] pale : eu swefoos 10 eve wap wel z | WO eocaous ees uct Sofetonaee | as rene wefcasven wconmip oul. | _lnusned up veined ede (aaLss) unas wep waved ueluol enwos e dd Lis wel LoL 1pes Surled i yewie epvey yeung yajoiedwow uep| Sakatonee [oe = chet omise | ont vez chemise | 002 =e wonaianae | 4 9 r € z 4 wena | 2020 | asyanvnvs wavs ana unsnn ans unsin | on ot0z sequieseg of: obo unyen 1 VANLIGAY VHONY NV HY 103s SYMVONAd WNOISONN4 NVLVEVE NVLVIOJ NVIONTE awoonvL OWN Isvapiouia isvMiosay Na vavoan unuvavdy NYYNNOVAVONad VavoaN RIGLNAW NYLYEd 51 NVALAAWT 56 Lampiran 1 Ueyepun uenjaued ueeuesyered ewe oz weep uejoyes ejedax vep run6 jevossajoud esode denies ueygeied uep ueBuquuiquied ueyeuesyeroul ewe oo yoyod seb ueyeuesyejou wejep expew yejoyas semefuod neve/uep| eXpeu S20 tweiode) denies ‘epnw yeIojes senebued Buiquiquioul ewern zh ekpeur 60 Lerore5 _e1ed9y neyepuep runB jeuorsojoud ueyperod| pnw 90 tweiode} denies ep ueBuquiquied ysey senjenat ewe oor 2 wars Uep “yeIOyes UF ep uesemebued peu so wesBoud unsnfuow weep Ye}o%9s e tweiode} denios eyneied uep ueburquiquied ueyeuesy ewer 006 ekpeur Es _ yejoy9s ejedsy nejejuep rund jeuorsajox pnw 09) 161 denies eyeied uep uebuquuiquied ueyeuesyeioul eae 090) eustuofos Uep JOWdIDIODO IP YEIOrS| ehpeur e eu ‘12d neje/uep rund jevorsojoud ueynerod rung] epAu oo tweiodey de ep ueBuquiquied wesSoud unsnfuew| + | euossayoxd yyejou vep Buquiquson| ewein ovo !suiroidjejoyjuajedngey yexOuy 1p uesemebusd esode denies lweiSoud veeuesyejed isey isenjenaBueU eae 009) ai cae Ueeuig YeIOF0s eped veseMeBued Wes0oX uesenesuad| ‘pn ove tweiode} denios LUeeuRsyejad ysey senjeno UEVeUeSYeIOU wesBoid veeuesyered yey server ewer 008) ekpeur es ~ ueroyes ejedey| pnw OF tueiode devas | neve/uep run etioun ueewuad ueyeuesyerou eae oer ehpeur 2 oe) Uuey)pypued revo-sen pau oy veiode} denos Jepueis vedejep ueeuesyered newewou 9 y © z b te vNvsyvTad TUsvH Nynivs Nvavioay une unsnn ans unsna oN WIONY Lampiran 1 57 ‘Buefuat enuios ‘vebue29}0% jens eussed] 0 ‘uefuel enuwos z webue19ye3 jens soresepouyseyequied| -@ Buefusf enuios € ‘vebue29%03 1eIns equine exeu|-e yejoyes vesemebuadeyneuno} ae a eyippued Bupa reeges “eveyeyoyseunies nmi6uen| Z | exseyeyoueuuies were eves uesea ONvrNnNad| AL rsunord yex0ual Bueluel enwos L ws ped efustuafes uep uewopagiepueis| Ueunsndusd ueyei6oy/ gnisuer| “a evorseu 18964 Buefusf enwos L »s ped efustuolos vep uewopaepuers| Ueunsmved uerei6ox nn6uer\] “© ‘ehusqusles uep “ueWope Lvounsnfuog uebuequia6ue, Buetust enuos z eH ISH 4 ‘ubluel enuwos ¥ eA SEH ‘46}dW04 HoBeIey] 103s 2/083 ueyedSUaH Buefuel enuos z eA ISH euewopeg Ho60rey] “a ‘Buelual enwos ° PACH SEH ‘syejduwoy uobarey| eun6 veda} Bojouras/sules eXvey yenquioyy nenou ese renqwon Bueluer enwos| st ereren yejeyeu yriveg wetep (2) Bueluer enuog| ge nine yng ymueq were (1 ueysexigndip wun uewdund Bueluer enwos| se yoreren, Inueiowp 6uek yewwn yereyew wereP (2) uoseu 872088 eEpI Bueluer enuses| L yng ep uenaiey BuEK mung ymUEG WeIeD ueysexandip uesemeGued) jewu0} ueyipipued| Buek ueseme6ued) ew uewpipued Buepig 1p yew exiey neqe uep| Buepig p ryng ueynpeAveujueyyeweliousyi ‘yng uesnpefuadjueyewolioued) 8 » e z t Lox vNvSMVTad Yow | WSYHNvnuvs Nvivioay wun unsnn ans unsnn oN 58 Lampiran 1 ‘Bueluel enues € weberd unger unind ea] > Buefuof enwos z webed unger unind enp| Buefuel enues L webed ‘unger ynindas| “© ehies| ‘vey eusoue] ehies ueedveusued redepuoyi| Z Buefuef enuos z we den9s ejoyuayednges yexbun] “2 ose, sey don9s rsunord yex6un] e wer denes yseuseyuyjeuorseu yexBua| “e ekueliay seisaid sel epueyueeBreyBued iedepuen ‘see esol epueyueetieybued wedepuon| & Tsejsaidieg yeloyes senebuadyeiores| ue{uel enwos " to) #8 ‘jedeyynun6 equio| ped) ehusueies uep verelejed eeu Buefuel enwos e Ca 8 eperduyo susjacwowyequo} Burquiquie.y ped entued yeBeqes nuever se6ni edepueyi| “a Buefusf enwos UveBuer9i0y 1eIns ‘yeIoVeS SeMEBUBd 'yejoyes uesemebued ia ° m sojeurpiooy rebeqes seBm ueyeuesyeion| “e | Bunynpued ueyrBoy ueyeuesyeion Buefuel enwos unyer dene UeIores semebued Ly) ae reuojsSunj uejegelrenued un ejoBGue ipeluayy ‘Buefuaf enuies x0 »S se e1ob6ue] Z Buelusl enuies . 8 pe sunbed) re6eqes ‘semefuad eioy yoduojay neve seweBuad| Js9j01d jsesueb,0 werep eIOBBUe |peivoy\| jsojoud jsesjuebLo werep uePIoBEveD}/ Buefual enuios L 1S noB6uy] “a Buelusl enuies ost 1S wenjan| rebeqos| yeu uenwoyed weep seG0j0p peluony] € 8 ’ A z t te vNvsuvTad TUSvH Nyhus Nvivioay une unsnn ans unsna oN wiony Lampiran 1 59 NVVANIONWW 3 “3 pa Isvapoula ISvWHOsaY Nv WRVOIN UNLV NYWNNOVAVGNad VavoaN RSLNaW Buefusf enwos s ezel, (1s) Al ewordiqreuelieg| > 6uefuel enwos a ezet, (2s) s1eiseds worsen) “a Buefust enwos sb ezel, (es) siewadsuonog] © ‘ehuse6ny Buepiq ueBvop| senses yep Sues se/66/uezel yooredwow ekundwer| ae = 0 Bue ‘uek Buepiq uebuop rensos a a oy 201900 epn Suek yezely10}96 yojovecwon 9 y € z 4 aaa vNvsyVTad ony | WSYHNvnuvs: Nvuviogy wna unsnn ans unsnn ‘oN 60 Lampiran 1 NYaNIONVWN 33 pa Isvuyoulg ISvWNOsTY NvO WIVOIN UNLWaVdv NVWNNOVAVONad VVOaN TLNAW os04 08 002 oss oy oF 002 avomar [WejOreS seMEBUaG BuBTunUEd UBEBOD| ost ost oz 08 cy ov oz oes ‘oNveNnad unsnn| Zz 1s0)01g uebvequiebue “O oo 008 oar 098 ove oor oe oe 2 or or oor oor oo oor oor YeIOHES UENPIPUEG 1 uewpipued v wwvinunsna} + =n PIA 2A wat eA ni em co) vagy vanw ASVINaSwad unsnn “ON LIGSU VHONY NV ONVNY NYDNOTOSINVIVEYr ONVPNar ‘A VO TdIOI(LS) YNVFUVS NVMIGIGNAd NVONAG HY 10S SVMVONSd AWHONVINVIVE¥r NYMIVNEY NV NVLVHONVONAd Y.LNA TWWININ 4LLVTAWINY LIGaEY VON HYTWAE ‘0b0z sequosogo¢ : IWOONVL obozunuel iz: YOWON Isvabioula IsvNuOsaE NVO Vvuvoan univuvdy NYVNNOVAVONad ‘VaVvO8N PISINAI NVLYEd | NVA Lampiran 1 61 NYVANIONWW'3'3 Pa Isvenouls IsvAosay Nvo VaVO3N UNLVUVdY NVYNNOVAVONSd VavOaN RBLNaW sor ose 02 os or oe oz ayvIwar \yeIor0s semefuog Suefunued uEye\6oy| ost on our 08 0s oc oO oz = ‘ONVPNANad UNSNN| Teojoig vebuequiebueg “O revofeueyy vep ywopeyy vesemeGued “a (aaLis) vewersa na ae ar i ae ch a7 a ep uewipipueg ewe, epueL 1eins Yojosedwow luep [euo1s6unj ueyaered Uep UeWIppuEd aMyBUERY ¢ (delL1S) ueugered uep Ueypipued Yee ‘epue y2ing Yelovadulaul Uep yeroyeg SeMBEUaG oj jeuorsBury veynered wep UEPUEd nMYBUON_Z ost ost os ost ost ost ost We}O¥eS UeHIDpUEY 1 veypipusg ¥ wvin unsnn| | omni PIAL PIN aint eA Pa a —_ an a aSvINaSuad unsna ON JIGS VHONY NYO ONYAY NVONOTOS INVIVEYT ONYENAT (28) VNVruVS VOSVd NVMIGIONAd NVONSG HY 1043S SYMVONSd LVHONVdINVIVE¥T NYMIVNE) NV NVLVHONVONAd ALN 402 Joquieseg oc : WOONVL. ‘voz unyex 1Z i YONON IsvuMOuls ISYANOSTY NYG ‘vuvoan univevdy NYYNNOVAVONad AWWININ JLLVINWNY IGE WIONY HTN VaVORN REGLNEN NYSMLVASA | NYE 62 Lampiran 1 NYVONIONYN "33 Pa Isvunoula ISvWuOsaY Nvo WAlVOIN UNLV NVVNNOVAVONSd Vvevo3N aLNaW sot ose 002 oss oor oe 02 wvIWar yeroxes semetuog Suelunvad ueyatay| ou ost oor ou or oz : mors ‘ONveNnNad nsNn| z |sej0ig ueGvequebueg “D Jeysteueyy uep yuispeyy uesemebueg -g (eaL1s) veuneted wep 089 ozs oor one os oe : oe 2 Uueypipueg ewe, epuey jens Yoroveduiow UEP ed Uep UENIPIpUEG HMBUOHY 3. UEP UeyIpIpueg JEWEL epuEL 8g SeMEBUEK UOIED Uuewippued anaiSuayy 2 oz ove 002 02 002 002 oz Wooxes ueNPpUEE 1 uenppued -v vwwinunsnn| + om PIAL 2A aA eA Pall mi ea ao auc) aSvINasUad unsnn ‘oN 113204 VONY NYG ONVNY NYONOTOOINVLVEYr ONVENAT 0102 soquiesoa of oboz unueL 1z ‘Woon OWON Isvanoula IsvMios3y Nva vuvoan undivivdy NYWNNOVAVONad (es) YOLHOG NVMIGIONSd NVONAG HV 1043S SYMVONAd AVHONVeINVIVEVE NVMIVNEY NV NVLVHONVONAd HNLNN AWHININ SLY TAWNY IGE WHONY HYTNNE ‘ValVO8N ISIN NVEILVUEd [AI NVELAHIYT Lampiran 1 63 NYVONIONYWN '3'3 pa Isvuoulg ISvWuOsaY Nvo VAlVOIN UNLVaVdv NVWNNOVAVON3d VavoaN lBLNaW ove oz ost oot aviwar eIoreg semebueg Buelunued ueyerboy] 83 se z sb noes ‘ONvPNANad UNSNN| Z jsojoig UeBuequieBueg “O UeWY Uep Muepery UesemeBueg “~g (aaLis) oze on ool 09 nose vewneiad vep vewippuag ewe, epueL yeiNg YojoueduleU wep reuossGuny ueyojad uep ueypIpued anyGuON (dais) veered vep uexppueg ewe epue reung yelovedwous uep Yeloyes semebuoK Luojeo feuossBuny veueled ueP UeKIpPUEd nMyoUONY_Z sz % WeIOH9S WENDEL uemppueg Vv ‘wwwinunsnn| 1 nu aa on iL BSVINaSUad unsnn on IG32D4 VON NYG ONVNY NYONOTOOINVLVAYr ONVENET IVWOTdIGIVL1S NVWIGIONSd NVYON3G HV10¥3S SvMVONAd AMONWd/NVLVEYE NVMIYNEX NYG NVLVHONVONAd MALNA TWWININ JILIN IG WIONY HVT 0402 soquiesea of WOONVL voz unue tz: YOWON Isvanouls IsvNuOsTY NvO vavoan undivivdv NYYNNOVAvONad \ValvO8N PIBINAW NVUAIVUad :A NVadNYT 64 Lampiran 1 NYVONIONYW "33 Pa Isveouls IsvWwosay NvO VRIVOIN UNLV NYYNNOWAVONSd WRIVOIN RILNSW oe. 002 ost oF nvIwar \eoyos senefuog Suelunved ueyei6oy zs ze ze. a woes ONvPNANad UnsNn| z "sojold ueBveqwabued “9 Jeuoteueyy uep yuiepeyy uesemeBueg -g (dais) 02 ez ee ey woe 2 Uueejed Uep UeYpIpueg ewe] epUEL YING YojoseduloL ep revojs6unj ueyneled uep UepIpLEd noIBUOW ¢ (dais) vewieled vep vexpipued ewe epue yeing ysjosaduiow UEP YE|OYaS seMeBuOg oes jevorsBuny ueyeiad uep UEMPIPUBA UMOIBUOW Zz oF oF oF ov yeIores veNPIpUSG 1 uewippueg -v vwwrvin unsnn| + u =o BSVINESWad unsnn ‘oN IGS VHONY NYG ONVNY NVONOTOOINVLVAVE ONVENAr IVNOTdIG NVMIGIGNad NVONSG HV1OS SVMVONAd AVHONVAINVLVEVE NYMIVNE) NVG NVLYIONVONSd HALNN AWWINIW JILV INN LGTY YONY HYWNT oboz soquiosoa of = oboz unuen +z YOWON Isveoula ISvNOSIY NVO ‘VuvoaN unevivdY NYYNNOVAVON: ‘ValvORN ISSINSW NVUNLVE. WOON NVA Lampiran 1 65 NYVaNIONYWN "33 pa Isvunoula ISVAOI3Y NVO WVOIN UNIVE NYYNNOVAVONSd VAVOSN RNLNAW 0 002 ost oor Hvawar yeIoY9s seneBuag Suelunued uere\60y ca % a 8 ozs ‘eNvPNANad YSNh| Z "sajoig uebuequsbueg “9 revolevew vep ywpeyy uesemebued -g (eats) ea err By 5 ae ueureieg vep ueyippueg ewe. epue] reins Yo}o.eduoW ep euoiséuny ueupeted uep UewIppUEd nMAEUONY & (aa11s) veuneied Uep ueyppued ewe. epue, eins YoIoIedwOW! LP YeIOraS ‘semeBuad uoje> jevoss6uny ueUeIed UeP UEMPpUEd InHEUENN Z 09 09 09 0 WeIoFeS UENIIpUEG uewppusd -¥ vwwrwin unsnn] 1 Pan nu ai al std aSVLNaSUad unsna on LISD VHONY NYG ONVNY NVONOTOOINVLVAYT ONVENAr IIL VWOTdIG NYMIGIONad NVONG HV10aS SYMVONSd AVHONYAINVLVEVE NYMIVNEY NYG NVLYHONVONSd HALNN AWWINIW JILV TWN LGW YHONY HY WNT 0402 soquosog of = ‘voz unyen 1z TWOONVL OWN Isvanourd IsvnOsaY NvO ‘vuvoan undivivdy NYYNNOVAVONad \VaVORN PIBINAW NVENLVESd ‘IA NVBIAHW 66 Lampiran 1 LAMPIRAN 2 KODE ETIK PENGAWAS SEKOLAH 1. DALAM MELAKSANAKAN TUGAS, SENANTIASA BERLANDASKAN IMAN DAN TAQWA, SERTA MENGIKUTI PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI 2. MERASA BANGGA MENGEMBAN TUGAS SEBAGAI PENGAWAS SEKOLAH 3. MEMILIKI PENGABDIAN YANG TINGGI DALAM MENEKUNI TUGAS SEBAGAI PENGAWAS SEKOLAH 4, BEKERJA DENGAN PENUH RASA TANGGUNG JAWAB DALAM TUGASNYA SEBAGAI PENGAWAS SEKOLAH 5. MENJAGA CITRA DAN NAMA BAIK SELAKU PEMBINA DALAM MELAKSANAKAN TUGAS SEBAGAI PENGAWAS SEKOLAH 6. MEMILIKI DISIPLIN YANG TINGGI DALAM MELAKSANAKAN TUGAS PROFESI SEBAGAI PENGAWAS SEKOLAH 7. MAMPU MENAMPILKAN KEBERADAANNYA SEBAGAI APARAT DAN TOKOH YANG DITELADANI 8. SIGAP DAN TERAMPIL UNTUK MENAGGAPI DAN MEMBANTU MEMECAHKAN MASALAH-MASALAH YANG DIHADAPI APARAT BINAANNYA 9. MEMILIKI RASA KESETIAKAWANAN SOSIAL YANG TINGGI, BAIK TERHADAP APARAT BINAAN MAUPUN TERHADAP SESAMA PENGAWAS SEKOLAH 67 Lampiran 2 NVIVIINad YVONWIS | 8 NVVAVIGW3d UVONWIS |Z NvVIO139N3d YVONVIS | 9 VNNVUVS HVONVIS | $ Nvwialanad3y | VOVNAL NVG NIGIONd YVONVIS NvsnTMay | ISNAL3dWOX YVONVLS asp S3S0Ud YVONVIS |Z eAuds Ly eAuds Ly ueyBuequiayig ueyduequiayip yeiar ueuelejad uevelejad e1eW ET eyewl enwias snqelis “q Isiuvanvis | T % 06 < edu! Isepyjenp ep isepijenip yepns winja uaunyog *e SL) uawin{og Le eeeee oroz unyex Ivavoia 0102/6002 NNHVL NVIGIGNad TYNOISYN NVONVURLy NvidvavHia oN NVA TISVH NvLvinay WwuDOud UVONVIS NVUNVSHVT3d DNVALIDUVL VANIAN1383S NNHVLWV49OUd ISVNTVAI LVINHOd HOLNOD ENVUIdVT 68 Lampiran 3 ‘dnynuag > IseuLyUoY isesoqe|a tse10|ds1a uerelBay Injejau ueyNyeHp INjejaw en devel ‘“Liwy uep 1d ‘eynw derer ueve!Say nndijaw nul uerelBay “7 uenjnyepuad “T Andyjaw uesefejaquiag uerelsay ueuefejaquied ueeuesyejag | “2 Bueiny o> dnyny 08 - TL wea 06 - 18 49S 114 OT -T6 Joys Bueuay Tuam) ees uawnyysul ueyeunsuow ueBuap ueredesiaray isenjeng eq [eWIUI gS wejep uevefejaquiad ueSuap lensas ueA eAuueiey epuage Isi8uau uep yenquiaw redep nun %600T * eq jewujuIw uenpued UeBuap lensas Wh) Ueymuauaw yedep nun3 % OOT eq jewruru s2s04q Jepuers ueBuap lensas dd¥ Jenquiaw yedep nan8 %00T eq jewuN sasorg Jepueis ueBuap fensas BueA \sIpuas sngelis yenquiaw yedep nan3 %00T leq jewiulw 1eju ueBuap sawoud uep exoid leAundwaw ueeulg yejoyas eped nun 9% OO nung ueveH epuaiy “2 WP ddd > sngelis “4 Jaysauues weiBoid uep ueunyer weiBorg “e NvUVrvT3@W3d NvVNVoNauad | T NVONVYaLay NVdvevHIG ONVA LIU NVVNIGIN3d N3LVIN WvuD0ud oN, MYND NVYWNISWad WWuDOud “Vv “NVHILV13d NVG NVONIGINISINd “VND NVIVIINSd ‘NYNWLNVINd ‘NYWNIGId Wvu50u¥d HOLNOD “Dy NVUIdINVT Lampiran 4 69 uP UD ueqeay Jainqunyennsya ueelay uep suey Ueuiquiig jejaw yeXeq UEP YeUILL ig ueBuequiesuag wesdo1d dW [Px S uesniN] yn UeyeyBIUag WeIBOId eMsIs UedUIqUiIG WesBO4q ueyequie, uere/Bay ueveH uedue|N sisijeuy eeipawiay wesdo1g (uerpequday uep evn Yelyy uelejuad)ueyeweBuag ‘anyynaysia YePLL UIpUEW UereIay uep amyynujsia) ueseSnuag’sa, Injejaw ueyNeUP DOL sslas ueuefefaquieg NVONVYaLay NVdVuVHIG ONVA L3DUVL NVVNIGWad 1NaLV oN, 70 Lampiran 4 NAuNUOY BueA INS g UeeUeSye|ag “q eAuyisy ang ep yejoyas Isepasyy uawinaysul “e yeloyas seripayy | € ANS Uey1esepiag Syyy UeUNsNAUad (sve) ye|oyas uesesBuy ueguenay eueouay | -z Bueuny —Z> dnyny 08 - TL wea 06 -18 exes Hea OOT-T6 Joys Buequay ~ v-0 uaHtt ejeys uawinsysu! ueyeunsZuaW ueBuap ueledesiaay Isenjeng Ye|oyas UawafeueW Iseuoyy] WiNsIS “2 yejoyas ueuidwiwaday “p ye|oyas ejeday ssenjeng uep (1sinsadns) uesemeBuag “> ANS g ueyesepiag unye! p Uep UNYed T yeloyas efiay euesuay ueeuesyeied “q NS 8 UeXIesepiag UNYer y YeIo4as efsay eueauay uep ( unye? T) ueunyel yejoyas efsay euesuay “e Hv10Nas Nvw10139Nad | T NVONVYSLIY NvdvuvHiG SNVA 13DNVL NVWNISI3d IYALVAL HV1ONaS Vivda) wvus0ud ‘ON NVVNIGIW3d WWeDOud “a Lampiran 4 71 NVIVIIN3d YVONWIS NWVAVISIN3d UVONWLS NWVIOT39N3d YVONVIS VNVUVS HVONWIS * NVWIGIGN3d3¥ VOVNAL NYG WIGIGN3d HVGNVIS * De S3SOUd YVONVIS YVONVIS ANS & NvnviNvinad | T NWONWH3LIY NVdVEVHIG SNVA L3DUVL NWAVINVINd ISLVIAL wwusoud ‘ON NVAVINVIN3d WvuDOud “> 72 Lampiran 4 UeLeH Uedue|N Sis|euy UEAMAE|SW Jo10WOy|sg UeIe|JUAd UEYMYEIaW ueipequday uep PIMA HeIUY Uere|TuEd UeyNye|aUL min/svn’sin‘ueveH ueBue|n ueduap say uexnye|aut uereyuad Jepueys ueBuap lensas 1elIN ZeYeG uesefejaquiag se} uereiuag Lampiran 4 € dmynuag ISVUIINOX « Isvuosvia + Isvuordsya ° jejau ueynyelip exnus deve; uerel2y anyynaysia] Yep uIpuew UerelBay uep npinaysia uesesnuad ‘eyn deve, injejaus uy uere/Bay uenjnyepuag uesefejaquiag ueeuesyelad 73 z iN DINE uewipipuad sapualey emsis suasqy exnn devel jemper nung ueleH epuady wr ddd sngelis saysaulas welZo1d ueunyes wesdo1d dad hGR dal ad Nvuwrvi3aWad NWVWNWONa’ad T NVONVYSLI NvidvuVvHIG ONVA LADY NVIVIINSd Id3LVIAL Wvud0ud om (nang yoxod se8N1) NUNS VIINII NVIVIIN3d WWEDOUd ‘a UD) UeVeIay Ja|nyLINy 11593 URIeIB3y, ep 1 Injejaw iq UeBUeqUiaBuad wejep emsis Suiquiquay ueeheBuad uep jelpawiay wejep emsis Buiquiquiaw uep ynejaW uelejuad isyeuy eos nuey, eos yueg ay denas say uauinasul ueeheBuag uep jelpawiay ueyequel sean | NVONVYSLAY NvdvuvHiG Snetaoanl NVIWTINAd 183 wvusoud ON 74 Lampiran 4 reued ISIEUY “0 eos nuey “6 eos yueg “8 Qy denas say uawinasuy *Z 9 s ’ ueeAeduag uep jeipawiay uepeH uesuejn si 3010 euy UeYNeIaW juad UexNye|aN ueipequday uep PUNY YEIYY UeLEWUAd UEAMAEIaWW “E »in/swn’sin‘ueveHueBuein ueguap sar uexnyejaw *Z uerejuad aeyea ‘T ue Jepueis uesuap 1ensas ueiefejaquied ulseH uereliuad ‘dninuag “€ ISeWUYUO © seuoqera ssesojdsya ueze/89 injejaui ueyNyelIp injejaue ex devel ‘LL UeP Ld ‘emu deyer everday nndijau nul uerelday “2 ueninyepuad “T Andijaw uesefejaquiag ueyeIsoy elonas IseUNIOjUT WIASIS *¢ yejoyas ueurduiwaday “p senjeng uep uesemesuad “€ Yeloyas efsay eueruay ueeuesyeiad *Z ANS 8 UeyJesepiaq unyed b yejoyas efsay euesuay ep unyed T ye|oyas ea eueduay “T ueuefejaquiag ueeuesyejad Hv10,aS Nvv10139N3d NVONVU31ay NVdVuVHIG ONVA 1398VL (ye|oxag e}eday) yoyod Se3N1) HWIONAS VIVd3) VIHANIN NVIVIIN3d WWYDOUd “3 NVIVIINAd 1NaLWIN wwvusoud ON Lampiran 4 75 Jelejag SEH Isleuy Bujieay AsayseW leos ney ISP4-151 aefe ueyeq Uep 403e4!pU} ueyewesuad Uep LIW'1d's2L) ndyaw uereluag 41uyaL sotee UVIVTaE TISVH NVC S3SOUd NVIVIINSd Disiseqiag nysIG yowsodsy3 Jenyyaxsuoy Surysea) weal sewsay uep sean. ypeway senuowag NUS uawiadsy3 Bulnjos wiaiqoud Aunbu} 1 1 4 3 + 3 P 2 q e wanivd uejeued JepueIS DIS SI sasoid Jepurys I 15] 4epueys si jeuy jeuy jeuy leuy sous dsb) NVONWA@W9Nad wviva BLNOY SISNVNY Tereyusd JepUENS Ds sesoug sepuers sepuers ueejoja8uag sepuers aésuva dSL¥ NYVIOTZ9NAd NVONWUaLay NvdvavHid BReiasnell NVONISINISINSd 1N3LVIN HV1O3S W1Vd3) NVLV NVG NYND NVHILV13d NVG NVONISINIGIW3d WWEDOUd “4 wvyus0ud ‘ON 76 Lampiran 4 ynfue} yepun wesdord uenequewad uep isiaiadns |1sey Isenjeng uenequewed wesdorg Isintadng wes8o1g (Hv103S Vivd3») ANINYT XVONLL Nv IsvMIWAa'ISIANadNS ~“(ueadwiey wep qeg § Hep Hipaai) dud uerode) unsnAua, \sjayoy uep UeYeWeBUDd ‘ueyepul ‘ueeuesuasad) uedeyer fp Hep uuipiay snpys den snpis ymuaq welep 1d UexeUesye|aN diud lesodoug yenqwiow ueyney uevelejaquieg wejep yejesew |sex\ynuapisuay ueyney Yd uep eyayy‘tlo‘uen{ny’ ueneduad (Qud)swiay NVOVONIL NVLLIIN3d emsis \uag WSIS |sesI|eIsos iad winsis uedeyauad sIpIg euasad Jefejag jIseH UeLode) dnerewjeny ay daequeny Hep ueIpequday uep e1INWA eIYy UeI|eIUAd Is1an0y ueipequday, ep euIM YeIYY UeIe|LUEd ueeheBuag uep jelpawiay weiBosd NVONWUaLay NvdvavHia ONVA LIDYVL NVONISINISINSd 1YaLVI wvusoud ON Lampiran 4 7 ueeeseBuad uep rejpewes ‘sewn, vuewefejaquiag “2 uevefejaquiad ueeuig yetoras \apow ped ueseetad ueBuequioauad a ans Suewor evew nin exnu suynfuen | eduueeuig yeioyes nuns eq | deeruerelerquieg © doysioM tua | pued'uewopad -2 | veyringay ueSuap rensas eq ueBuap | ueBuap sasoud ueBuraung ueps | ejeysueduaa Sued wesBosd unsnAvaus sesoud sepueys | sepuers rensos jucsefejaquied SIN/AWOWN sasoid ‘ueyipipuad ‘eAutunjaqas unyes nun3 rensas ued | uevelejaquiad ueeuesyejad wera | sepuersrensos | wejep uewo | suarod Suewuar isewioyus | uowssnosig | uesetejaqued | ueyeuesyerou sesosd wiejep eped'z | ueseferaquiog | pad'seunpuow we88uaw/uenusoned sroo4 | ueyeuesyejaus xedep nun uendwewox ueypipuad | ueeuesyejag | Jed'ad @uepun ueyepeduaus nos recep | uesetejad uejeyBuuaus soup ueBuap uejeuad -Buepun ueeug suyat | rund yejwnt ew | weep ueBuidwepuad ueyuosuisp't | vawnasuy | ueyndtuny yejoyesoy uesuniumy t | uesuiquig | epg | nun denas ueymyeian | 2 ee ueueR uesuequia8ued “¢ du ueBuequiotiog % 5 ans auewar ueeula sngets x doystiom | da wep sna minfuen | eAuueeuig yeoyes nun ea ypiones ueBuequieBueg “r uep s ueveyuad | pued'uewopad ‘z | ueyningay veBuap ensas ueduap asx | eped veseteiad ueduiquig san/awow uawnasut Sued wesBosd unsnAvaus rensasaueA | yew nin -z | weiBos4/ueseferoquied uerersay frtua | ueypipusd | -eAuunjaqas unyer rund ueretejaqued | asi ueBuap uueeveouasad eped'z | eeysueuag | weep vewo | rsuorod Sueway sewoyur | uorssnosiq | ueeueovarad | rensas Suek | isexsjunupe unsnAuows ueypipuad | ueveejaquiag | pac'seunpuow we88uaw/uenwwowed snoog wpe | ueseejequiod rund uendwewox seup | ueeuesuaiag | sad'de-Suepun ueyepedusus dno | rehunduous | ueevesuoiod uepeysuvaus ueduap uejewad -Buepun ueeug swya1 | nun yet | wipe westosd | wejep ueBuicwepuad veywoousp't | vawnasuy | vend“ yejoyasoy ueduntuny -t | vesuquig | wep se ehuepy ueynyeian | anfueryepuy | wawnnsut eke ueyei30 oor | ueuseueqex | ueseses nun a euesuoy | uep ueyeyiuog sequins oueuays Tiong | ¥MPUL uuep uentny ueeuiquiod uew | ON MYND NVWNIGINGd “T HV1009S V1vd3" NVLV/NVG NUNS NVWNIGWd NVNNHVLWVuS0ud VNVINIY HOLNOD SNVUIdVT Lampiran 5 ral claves oyna aun vv ueyrang webu rs tase eruebieg uoh edo unenfuou € econ sacs sod “chums urged vepreeaa | ureweeaog Geeta | ueigaqua |" yettunujusnoned vemos | eye ges | aque up eri sussenquo| “uesussges | —_pourypou Ueyepetul mae | upp umequ | umes uemeruebwop | used | usputeveueg ‘eu nin yeuuni | eduequabveu | ep ned sedan Cte Momence] aterietony]|ttrrrees etna | fetter [MM eee ceeerera| | eepeneenirtee aT UeTTHTES fea crise | ue es snngusvequsdieg orourd eoed (uspequeay uep evn ¥eI14Y) ewuneag 3 somuensg eet Voor edeoueg 2 weenod ver epurs vetuavesionr 9 venpued staves vreug vee ean doysuon rrrveqi | —uewoped 2 | yee nd earn weaueniap | uemnorepes | yz utenutung © vepsy | eeruedueg veda err ssroidsepues | uewiged PP wanton Sood | -veyppved | avekuedosd unsnou Temesbvek | eeunnd 2 | evssodslapa seu Morin | sopmmsieene| vanes | "shrunpepeurans sented | sia venep «| unened uoieons wort 2 | uedesnuea | usuope | yunoaaucunjaeuomy | uta wee | enen ek venduay uewppved sampuous | pesbueupiennoued ‘rood | eamumope | vendbequed | uenegveucinep sup vereqed | See0 Bien Uerepesiou 2] drop | hand nin auguiguo uesepu | ensue | -aepin ceo | semen] muon | oe veauauepied ese | uel ceesea) ter neers (Ade torent | ceeds] (aie eencea| Merelere cae nero | vounney |e vein PES | weseusaon | weiss on euesuay wep ueleuad sequins oueuays: 40,24PUL uep uen{ny ueeurquiad HaIeW fsoens Lampiran $ 79 weeg {yeloyas nund eped! jeos [ApOU!japow EuAs TyS rensas 2ueA ueeAeuad redid urentuou redoiuedvop | yoyo uet ‘ossaeve ‘is seve | ueirequod | wineries renquow ep nuns Tengu tod | ep ueqppued i sudden seuoj | vossnna | —iedepuey | vejeuespu | na venenad sone veg yezuouyunmaned vo | naw bon ieee | orn ued pesos Uerpetueu 2] damp | “ueafeed | euuendueuiy | inured vairqueziou | nygseieuy 1s "ieeug | ana cin | "wepextaueu! | epp urd open roauay | ‘une | steuyuenpueg | _yeoveroyuesunnny -t | ueauqug | mnenuos |" reeepning | —_veauquia vequen cee vetoes ing ueiningay tcttop enn iy ucuepueeeaaud cea vows ui eepueneg vep wp unstsequed vp | Peon Buen uesetgaaued vesetgaqued erected ferret suncdavevorsewou | vossnsa | meg) uesetepquse | yun seqenuoy fpou | wertopqug | oyeuaaiow | yesbou feud ros | ate waer a eee yeoqued | “ueeueyaed hep Uepetue 2 | dnnip | aeeunmieut | aeeyteer | pjouyn arya amimuypa | unepd | uunfgaquied weg | angel | aetep | usuecinitoes | meen spedey oman | __vaunmet | __ypourepon | —_geoveroyuenintny -t | ueBugue | _nmyos | tedepning | veaumuigvaquon T ekuueeuiq vetoes ana ean veBuap res ehanpepr onan meu ueetetod weed Buewot peuuoyy | uogsnong | ue sete sede | appeustd you uepucneued | uetenied | yastuouyuemid roo | adver | sekiepoues | uepaungunw rieqvedun | “"ueswnmed | vepurenee! Uevepesvou Z| dno | ~~ wedoud | vep veeheaved | — selma (evsuunind yrnmusvea | “weed | veda wean | aime] emda | ueqioquow | epedy epunuops eweeta | sou Tego | _agopsoyuetunny t | uetimurg | "nnagese | edepns ee nero | vounney | ee vein RST | verseuaon [vse on euesuay wep ueleyjuad sequins oueuays: jaarens s0VEH!PUL uep uen{ng upeUIquiad HEIeW 80 Lampiran 5 ‘ANS Suequay sjuyaf uen pued‘uewopad °7 UeBUIG YRIOHOS eped eAuueyewaja reylequadwaw mun ensis Uueymngay ueBuap lensas ueA weuBoud unsnaua “¢ eAUUEYIaIE, ep ueuexenay uey|snysipuaw UerpnusayeAuUunjagas inyetnin eturgng une on vegppisd | edeapueerbet sey umteprund | weno gan met uewpurco | feysucuereuoyy | ugsnga rd | unyeyebenet — aroun a psesampuns | geibuoujuemanved ‘rood | ued | eluwedernoy | Soak epee detebuved "ad G6 3pm Uevepebvow ¢ | drain coe | \-uepvewner | steyerubynsou Uediord “spin wean | aunen| ueynunuau | “ruesuou | yun epedoy renauon | somssiev| —verdun | agopsoyuetununy t | uetuaurg | —vmindgcse | ‘edeprung | uduaure vewoquon nero | vounney | ep vein RST | verseuaon [vse on euesuay wep uereuad sequins oueuays 40,24PUL uep uen{ny ueeuquied HaIeW fsoens Lampiran $ 81 SRIUREUE YeIOyRS wan ans Svea ueymingsy ueBvep rensos doystiom stuynfuenp | Suek xg wesBoud unsnAvaus Laymqunyensy uep s ued‘uewopad mun ueynsew uaquiaw “ efwueeug | up ueSuequieBueg “a aH/AWOW ptuoxy | uexipipued ehuueeuesyeied mang yejores eped +z "ya ueuekey weedy | eleysuesuag weep | exes eduwesBo1d uep 8 Suyasuoy | up ueSuequiaduag “e eped-z | — ujasuoy uewops | sedmadauewuar isewiojuy | uosssmosig | eq ueduop uep eloyes ueyipipuad ueduiquig | d'seuypuows wje#Buawuenusoriod smog) ssesyeases | ueduquiq | ip Sujasuoy ueSuquig seulp jad | ad'de'Buepun ueyepeBuow dno19 dep | wesfoxd ueyeuesyejous ueduap uetewad -Buepun “ueeug sual | veduquiq | jefundwaw | weep ueBuidwepuad veyuonuisp tT] — uaunnsuy | weynduiny + yetoyesoy uesuntumy -t | uesuiqung | weitosd 6.06 | yelores T uemmeen | 2 TRTeRaURG sesoig uesemeduag "59 apres eweselioy uep wee nwoy p> sep Busou sefejeq wists -ueeuq ueeuesyerag ‘¢9 yetoyes eped ‘quiopery ~ UeIox9s uesniesog:29 3 dex z | syyueunsnduag > ehuueeuia yejoyas ssurdoug dSL ueeuesyejad ans auewuas ueynangas weBvap rensoe uep e104 ucejoja8uag > stuyny uenp eA werfosd unsnAuaus ueypipued enw ued uewopsd mun ueynsew voqurow seuig epedoy ueduequietved doysyuom uewipipued yao | gsiv veBuequiaduag “e uep syoN/ ueyiprpued manu ueneysuuaus eBuerepuep |” yeloxes p uexpipued everday ast weiep wetep yetoras iyepns nn ueyexBujued eped-z | uaunyop uewops | weoid suewarsewoy) | vorsnosia ans@ | Such syaiu0y uawofeuew ueypipuad | ssexyuaryasix | o'seuypuaws wje88uaw/uenusoyiod sm2oj | uetuaprensos | sisyeuy | _uersesepieq yejoyos seup uuawnjop | ad'dd'Suepun ueyepe sau ano19 ietoas | uep dSi¥ ejeday sesisuiwpe ueduap uereyued -Buepun eeulg siwe1 | ueej@auad | uawnyog | uep ueeiojaBuad wijep ueyuonqussip “| uownasuy | ueyndiuny yetoyas ay uesunfuny “t | uesuiquie % 06 eduepy t | ueynsew ueyoquaw | anfueryepunr | vaunaasuy ekep vereitoy joporou | Uewsewaqey | ueseses wvioxasvivaan | | ||'2 euenuy | uep ue sequins oueuays (pee | serene. | wep venina | weeurqing vere £ 3 Hvonas viveay NvvNIaWad'z || § tsesyeauay uwnjaq aueA otoz asix eped manus ueveyauuad uenpuad 21U0y sistieuy -uenpued “¢ | ekuueeurg yejoras nuns ueewig | uesode} ueunsnduag “p ueynangay ueBuap yensas uejoxes “apes aNs Buea ueh wevBoid unsnkuau eped yejoyas | jeusoysya ueBunyauy stuyn{uenp ymun ueyasew uaquiaw “€ ejeday Z 'sipuoy] siseuy 2 ued'uewopad “2 “ehuuunyaqas yeIores 1p doysyiom unyer yetoxas wessoud uceejojafued tsipuox ep SyN/ ueypipuad ped 1edeoip wnjaq weep ans ueyeiday weep | uekuep redeoip yejan uek aueepueye | ueyqaiay 320y eped ‘2 uewopa | ysey-yseyaueruar sewsoj) | uorssnasig | auek unyer uep snjejaus ekuledeaip ueypipuad asin | é'seuypuows yeR@vauy/uenusayiod sno0j | ymunmnw | ueyewojay | ued ysey-ysey isyayou seup | ueevesyeyorey | ad'dd'Buepun ueyepeauaw °2 anos | uevexaujuad | -ueyewaiay ueynyejau ymaun ueBuap -Buepun -ueeug si wes8o.d | snyeyeiuau | yejoyas ejeday epedax ueyuoDiusip “T oyna “T yetoyasay uedunfuny “t | ueauiquig ehuepy ‘ymun *t | ueauiquiq ueyuaquiay HT qnfuey yepulL ehep ueqerday japorsus ueyseyseqey ueweses: HVIONIS VIVd3y euesusy | uep uerejued sequins oueuays Tgoeng | 2HemPuL | vepuenin | ueeuquieg HoxeNN Lampiran $ 83 ~asa'y eg luad Jepueys uep ‘uesn/n} Isuajadwoy Jepueys ‘saso1g JePUEIS ‘IS| JEpUeTS UBEURSYeLI9}9y *Z nueg emsis UeeWiJauad SeqJeNy UEEYBUIUAd “T TYeIeESeW ISeyyRUaP| “> aspen eAuuip isuajod ueySuequia3uaw ynqun emsis deljas nuequiaw Uep Suosopuay “E nye|iaq Bued wnnyuny UeBuap Jensas ynxaJ9 BueA Uerefejaquiag sasolg UEYeURSyeIaW\| “Z qnuelp Sued ewege uevele depeysay uejewesued uep ueyeAeySuad UeyYNquinual ‘T : uppoqudayiaq uop “fiynasy ‘soysasdiaq ‘sni61/24 Bud unsnjny oAunzdisua4 : YeIOxRs I IA uep uesefejeg unyes : daysawas If 3 Yeloyas aewely ane Yeloyas ejeday, THaBON dS: dtd yejoyas seqauapl “y NWU¥VIV1ad NOHVL (nis) T+ waLSaWas NWSVMWONA3da» Y3LSaINaS NWYDOUd “T WY NV Ye ‘YaLSIINS WWu9Oud HOLNOD ONVUIdWvT 84 Lampiran 6 yp | 7 uesuiquig awnyop mainay tsuidosg uey!pipuad seura ejeday, {yajo ueyyeAsip uep ~~ ueselejag nye ueynngay ueBuap rensas ~~ ueuefejag unyey ueymngay ueBuap uueyensas|p yejar 8ueA nung Yeloxes ejeday em (zuep T vawinyog) 519 vauinyjog oz ‘unr doystiom | — yejar Buek dsux uawnyog eAuepy | ds1x weuinyog eAuunsnsia | ye!ora5 eledoy uemyeinwag | “¢ ekuure| remead uep nin unyer jeme uererdoy yy Ng unyes jeme yefas 31eq sefny ueiBequiad eAuure| emeZad uep ueBuap uexeuesyelip redep uinjruny eweynay exeauemen | nung sem veiBequiad Buea, yejoyas uerersiay e8: Suepia yeioeyas | _uesefejad unyer uawinyog ipmis yejoyas eleday ys efuepy &| “ ueydeisiadip yepns yejoyas | eyeday iiem jeme uedeysiod une e|oas uesunfuny efiay Jedeu Isexysiulupy eAuepy everday unyer jeme epeg uetoras eeday inyeraBuay | °z eBuldwepuog uawnyop ipmis ereouemem, isemsasqo ueydejaup yejay 3ueA jempel Jensas nieq emsis ueewlauag « ueydejaup yeyaa Sued eyony rensas eujayp 3ueA emsis yejwine « seuaq uep dey2uaj neq ueyipipuad seulg ueydersp yejar Buek uenquayey 1ensas nieg emsis asd entued uemuaiay rensas neq, emsis ueewuauad ueeuesyejad juny | Yyejoxas ueSunfuny, emsis uewlauad |sesiUIIpy « ueewyauad ueeuesyejag | Yejoyas ejeday ueyjepuaduay | “T (s) (v) ) (1) NVWNIGW3d vray NVISVHU3E3y NVIISVHU3a3" wave 30013 YOLVMIONI 1a5uvL neni on uezelZay Isdijseq ‘a Lampiran 6 85 day uerenquag aay yewos wd ehusnps uey sesepiog 114 Yersue| yordue] uexseiuow “€ ud ueeuesyeiad snpasoud Suewuar veyere HoqueN uenuoned ening ueysejetuaus ueBuap eveoe exnquay) “T (wer) |uenuouoge ueresojatueg | saquns ming su venuowag snesogeion ueseteaqui, oquieg . doustiom sold s ueyeuesseiow uwejep run uesefequied a sdepeup Buek weep ous | BE yudueyes | ueyeresewiag uyetesein uey-sounsow “¢ aiaueyeuesyeou | ueyepunuenioued | § uenpetp ueye auewai yeresern Lexodwojaauan “2 uepueeuesisied | ueyeuesyeiou weep | 2 = ‘Burd yejese) ueeAueag mung 7 | ueye|-eseuwad Iseyynuap| “T +4>4241PUON, yenqwaw yedep nun uendweway, & 3 eymuauay sequiy | semeBuag “1 remy uenuiowog ‘snesogeroy | rung xs yeAueqas uenesunon | 3 2 isimuaans NaWnwisNt NWIVNNDIG ONVA INYL/ Wr NVIISVHYIEa uw nva NVLVI934 OrsyNayS vn waesy wwirmae | YAvaxSeHns 30013 WOLYMIONI (NOILWULS Jaysawas yeloyas ewery uevefejag unyeL ueveses yejoyas semeduag ye|oyas MIWIGVAV NVSVMVONId3y VNVINIY MIALVIA WY HOLNOD “Z 86 Lampiran 6 verewesuag (443 peqedwow) sequen - Uenuuayysey uerZesepi9q ehuynyuag | uesefejaquiod ueeue2uased yenquaus ‘ueyepun vey sasoid rund Suiquiquom “T -desradwan voyewuag (were) soyanpuon aauesqowayy | wownasuy - uenwaad> fae ena uoyepun ueeuesyeiad mun meqadip smuey Buch veBuesn404 edinsoq uenwor sey seyequiow) sjoyoy ¢ ueeuiquied ssensasgo yun sey evep uenduunsuad “2 rsemasgo uueseejaquiog veyepun, s9801d vecuesyejadseNOSqO “T puay veyewedug (wefe) | uep gay verenuog aay 51008 sequier venwouora 1sen9sq0 day unsnkuows werep run8 BuiququoW °9 ueyepun uexeuesuaiou werep nun8 BuiquqwoN “5 ueyeresewsod m0} uoyde.ausus weep vind BuiqUiqUON “py Nawnwsnt seinen NvavNnDIa SNA anoau/vesn | NvTiSsvHaEa uw nwa Nvvinay OrIWNaXS vn, waasv vavawsawins 300130 OLVAIONI Nvivunad savas Lampiran 6 87 up ueye ued eyBues wejep eduiny.i9q venwapiad neyedaduan, -Z veietejed eeu rund epeday iseanow luevaquiod uep uerensuag -T (welz) sing uenwayag snesogeioy ae vejndussoy ueymuauay uestesojasioy winjaq Buek ehuynqi9g ueyereseuued seyequen “p snpis ehuinyuaq epee ueyepun ueyepua ueeuesyejad ‘ueeuesyejad ‘mun eqs0dip ey smiey 2uek veBuesn9ay -desiodwiaus ensaq uenwuay mun sey seyequiow) soyoy “€ uesuesnyox ssensasqo -vetueir}94 sey evep uejnduunduog “2 yo. wegen. ueyeweauad ue euesyejag sen0sq0 “T sey | uevewesuag (wet e) exep yejoBuary sequin ~ Ny uenwaneg'p \sensesq0 ehuims0q nis welep ueyeuesyeyp sruey Bue ye8ue] -yeyfue| ueyserauan 2 Nawnuisnt eee Niwnnoia SNvA ainau/vrian | NvuisvHusea uw nva NVLVID34 OLUWNaNS vain was vvava waainns 300134 YOLWHIONI nvnunad houvus 88 Lampiran 6 3. CONTOH RKA NARATIF RENCANA KEPENGAWASAN SUPERVISI AKADEMIK A. Aspek/Masalah : Pembinaan penyusunan KTSP dokumen 2 (Silabus, dan RPP) sesuai rambu-rambu B. Tujuan : Memberikan bimbingan/arahan/contoh merevisi / membuat KTSP dokumen 2 (Silabus dan RPP) melalui MGMP sekolah C. Indikator : Guru-guru memiliki KTSP dokumen 2 (Silabus dan RPP) sesuai rambu-rambu D. Waktu : Selasa, 25 Agustus 2009, Pukul 09.00 - 15.00 E, Tempat '15 orang guru) F, Strategi/Metode Kerja Teknik Supervisi : IHT, metode Delphi, Refleksi, Focused Group Discussion, Panel Discussion G. Skenario Kegiatan : 1, Pertemuan Awal (dilakukan 1 minggu sebelumnya : 60 menit) : - Menanyakan informasi perkembangan terakhir tentang program tahunan sekolah = Menyampaikan hasil kinerja guru /reviu kinerja yang telah dilakukan pengawas - Menyepakati agenda/skenario pertemuan inti untuk pembinaan 2. Pertemuan Inti (4 x 60 menit) - Kepala Sekolah membuka acara dan menjelaskan tujuan IHT (15 menit) - Pengawas sekolah melakukan refleksi/reviu/evaluasi hasil kinerja guru (15 menit) - Pengawas sekolah melakukan diskusi tentang skenario merevisi/membuat silabus dan RPP melalui MGMP sekolah (15 menit) - Pengawas refleksi implementasi standar nasional pendidikan (15 menit) - Guru berkelompok berdasarkan MGMP untuk melakukan Focused Group Discussion, tentang revisi/membuat silabus dan RPP sesuai rambu-rambu ( 75 menit) 89 Lampiran 6 Panel Discussion hasil revisi/membuat silabus dan RPP setiap MGMP (75 menit)Pengawas mengadakan konfirmasi/penguatan tentang silabus dan RPP hasil karya MGMP (30 menit) (Apakah silabus dan RPP sudah sesuai rambu-rambu? Apa yang akan bapak/ibu lakukan setelah membuat Silabus dan RPP ? ) 3. Pertemuan Akhir (60 menit) Refleksi dari kegiatan |HT Penguatan dan pemberian motivasi kepada guru pemanfaatan silabus dan RPP Menyepakati agenda berikutnya untuk melihat tindak lanjut dari program H, Sumber daya yang diperlukan : SK dan KD mata pelajaran SKL Standar proses, Standar Penilaian, Model pembelajaran yang efektif LcD Komputer |. Penilaian dan Instrumen Penilaian : produck hasil revisi/membuat silabus dan RPP Instrumen: Format evaluasi silabus dan RPP J. Rencana Tindak Lanjut : Implementasi silabus dan RPP di sekolah (selama sebulan dilakukan pemantauan) Mengetahui . se Korwas/Kepala Dinas Pendidikan Pengawas Sekolah Lampiran 6 90 4, CONTOH RKM NARATIF RENCANA KEPENGAWASAN SUPERVISI MANAJERIAL A. Aspek/Masalah : Pembinaan Pengelolaan Sekolah tentang Program Jangka Menengah/Renstra B. Tujuan : Memberikan bimbingan dalam penyusunan program jangka menengah/Renstra C. Indikator : Memiliki program jangka menengah yang benar dan tuntas D. Waktu Pelaksanaan Pembinaan : Selasa, 10 Feb 2009, Pukul 13.00 - 16.30 wis E. Tempat : SMA 60 org) F. Strategi/Metode kerja /Teknik Supervisi_ :_metode Delphi, Refleksi, Focused Group Discussion dalam rapat guru - guru dan komite sekolah / yayasan. (jumlah guru 15 org, jumlah siswa G. Skenario Kegiatan : 1, Pertemuan Awal (20 menit): = Menanyakan informasi perkembangan terakhir sekolah - Menyampaikan hasil reviu renstra yang telah dilakukan pengawas - Menyepakati agenda/skenario pertemuan inti untuk pembinaan 2. Pertemuan Inti (150 menit) = Kepala Sekolah membuka acara dan menjelaskan tujuan pertemuan (15 menit) - Pengawas memberikan arahan tentang pentingnya keterkaitan antara visi, misi, indikator dan tujuan serta analisis swot (20 menit) - Peserta bekerja dalam kelompok. (Pengawas membagi kelompok berdasarkan kata kunci pada visi) - Masing-masing kelompok mengkaji keterkaitan misi, indikator dan tujuan yang ada dengan kata kunci visi sekolah sekaligus merevisinya. ( 20 menit) - _ Masing-masing kelompok memaparkan hasil kajiannya (20 menit) - Masing -masing kelompok melakukan analisis swot berdasarkan aspek analisis swot (30 menit) - Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kajiannya (20 menit) 91 Lampiran 6 - Pengawas mengadakan konfirmasi/penguatan dan refleksi sebagai penutup (25 menit) (Apakah manfaat yang bapak/ibu rasakan setelah mengkaji keterkaitan antara visi, misi, indikator dan tujuan? Kira-kira apa yang akan bapak/ibu lakukan setelah mengkaji dan merevisi renstra ?), dll 3. Pertemuan Akhir (10 menit) - Penguatan dan pemberian motivasi pengawas kepada kepala sekolah, guru-guru dan komite sekolah/yayasan - Menyepakati agenda berikutnya untuk melihat tindak lanjut dari program jangka menengah ke program tahunan dan KTSP serta perkembangan dan kemajuan yang dicapai sekolah H. Sumber daya yang diperlukan : - Profil sekolah = Renstra sekolah - LeD - Komputer |. Penilaian dan Instrumen Penilaian : produck renstra Instrumen: Format observasi dokumen renstra J. Rencana Tindak Lanjut : Implementasi dan tindak lanjut Renstra , selama sebulan dilakukan pemantauan Mengetahui . ss Korwas/Kepala Dinas Pendidikan Pengawas Sekolah Lampiran 6 92 av a ee ee ee $ YBLNIG ‘SEX “AWOW, 3 € welep yejoyas eeday neve uep nun8 ueynejad uep UeBUIqUIqUIad "W a 7 yoxod se8n} ueyeuesyejau wejep nun8 eLsaury 4 & t mavalleee yejoyas ejeday eLiaury 4 ueeseiquiad sepueys neyuewau “ft 6 ueejoja8uad sepuers ueeuesyejad nequewaw *| . eueres Jepueys ueeuesyejad neyuewaw “Hy NW £ ye|oyas ” : eujsiulpe Uep ueejojaduad We|ep yYejoyas ejeday eulquaW ‘5 ( HV1ON3S VIvd3y NVWNIGINAd ) TWINaTYNVW ISIAY3dNS dN ONTT 0 t uejeyuad sepuers ueeuesyejad nejuewou “4 @ @ ‘yipipuad eBeuay sepueys ueeuesyejad neyuewaw °3 av T wswias | @ uesninjey isuayadwoy sepueys ueeuesyejad nejuewau “gq | 6 sasoud Jepueys ueeuesyejad nequewaw > 8 Is] Jepueys ueeuesyejad neuewaws “9 L ueBuiquiiq/uesefejaquiad sasoid 9 uaWs UeP UeyeUeSYe|awI ‘UeYeUEDUaIEW WeIeP Mund eUIqUOW “y s ’ (MYND NVVNIGW3d)NIN3GVAY ISIANZdNS dNXONIT € NINaS- T NVONWYaLay a ueH on NVWNIG HVIONIS wer +( nBBuyw/ wef pz yejepe yejoyas semeSuad efsay uegaq 6007 UNYed GE ‘OU SeUN|pUauag NIeSUaW\) “" NWUWIW1ad NOHVL NVWNIG HV1ON3S VOVd WINN dVLVL NVSVMVON3d TYMaVT HOLNOD “LNVUIdNYT Lampiran 7 93 “yseaastulupe Uedeysiad yMaun Yejoyas eeuny Ie|uaW YAINI‘SEX’ WOW wejep yejoyas ejeday neve uep nund ueynejad up UeBUIqUIgUad * yoxod sem ueyeuesyejau wejep nung elsaury rejiuaus yejoyas ejeday efsaury reyuau ueeAeiquiad sepueys nequewaus ueejoja8uad sepueys ueeuesyejad neyuewau eueses sepuers ueeuesyejad newuewaus “ueeyesndiad ‘qe\ ‘Isenysiulwpe e8euar) eAuule] Uey!pipuaday eSeuay eulquiaw “H yejoxas Iseqsiulpe Uep Ueejoja3uad Welep Yejoyas ejeday eUIqUaW “5 ‘TIN3FVNVWN ISIAUAdNS 4NIONT 6 eee 2 uelejiuad sepueys ueeuesyejad neuewaus Ipuad eSeuay sepueys ueeuesyejad neyuewaw Uesninjay Isuaiedwoy sepuers ueeuesyejad newuewaus sasoud sepuers ueeuesyejad nequewau Js] sepuers ueeuesyejad neuewous ueBuiquiig/uesefefaquiad sasoud JuawW Uep UeYeUESYe|aUI ‘UYeUEDUAIAW Weep Nand euIquoW godguu < MIA VAY ISIAN3dNS NONI nuavs aywnt a ao av a a av SIN wa o neoaldameneonwalanmatnonan NVONVuaLay NVWNIa HVTO3S = wer ueH on 94 Lampiran 7 LAMPIRAN 8. CONTOH FORMAT PEMANTAUAN DELAPAN SNP DAN CONTOH INSTRUMEN SUPERVISINYA PROGRAM PEMANTAUAN TARGET YANG No PROGRAM MATER! PEMANTAUAN A Raoran KETERANGAN 1 | PEMANTAUAN | 1. STANDAR ISI 8 SNP 2. STANDAR PROSES 3. SKL 4. DST, 95 Lampiran 8 INSTRUMEN SUPERVISI 8 STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN STANDAR ISI DAN STANDAR KOMPETENS! KELULUSAN Nama Sekolah Nama Kepala Sekolah Alamat Sekolah/Kota KTSP. a. membentuk tim KTSP masing-masing b. menyusun program dan jadwal kerja tim penyusun . menyusun analisis konteks dan menyusun hasil analisis. 4d, Profil konidisi satuan pendidikan . fe. Deskripsi peluang dan tantangan f,__Menganalisis peluang dan tantangan rtai uraian tugas No | Aspek | No Indikator dan Sub Indikator Stor ola|2 1 | Kepemilikan | 1. | Dokumen KTSP berlaku dengan disahkan Kepala Dokumen Sekolah dengan pertimbangan Komite dan diketahui Dinas Pendidikan Propinsi/Kabupaten/Kota 2. | KTSP disusun dengan memperhatikan acuan operasional yang terdiri atas: a. agama b. peningkatan iman dan taqwa serta ahlak mulia . persatuan nasional dan nilai kebangsaan dd. tuntuan pembangunan daerah dan nasional e. _peningkatan potensikecerdasan, dan minat sesuai dengan tingkat perkembangan dan kemampuan peserta didik. f. Keragaman potensi dan karakterisitik daerah dan lingkungan . g. Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni h, Dinamika perekembangan global i. Kondisi sosial ,budaya masyarakat setempat i. Tuntutan dunia kerja k.Kesetaraan jender |. Karakteristik satuan pendidikan 2. | Komponen | 3. | Proses Penyusunan Dokumer Lampiran 8 96 No Aspek No Indikator dan Sub Indikator Skor 4.1. Visi, Misi dan Tujuan Satuan Pendidikan dan Strategi yang mencerminkan upaya untuk meningkatkan kualitas peserta didik, yang didukung suasana belajar dan suasana sekolah yang kondusif. 4.2. Struktur dan Muatan KTSP mencakup: a. Mata pelajaran dan alokasi waktu b. Program muatan lokal c. _Kegiatan pengembangan diri dd. Pengaturan beban belajar fe. Ketuntasan belajar dengan mempertimbangkan PD f. Ketuntasan belajar dengan dilengkapi dgnrencana pencapaian ketuntasan ideal. &. Kriteria kelulusan diatas rata-rata standar nasional Kriteria penjurusan dengan mempertimbangkan bakat dan minat, kemampuan peserta didik. h. Ketentuan mutasi peserta didik i. Pendidikan kecakapan hidup j. Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global 4.3. Kalender pendidikan 4.4. Penyusunan pengembangan silabus a. disusun /dikembngkan secara mandiri b. mengkaji substansi SK/KD pada standar isi ¢. melakukan pemetaan standar isi untuk analisi SK/KD d. disusun /dikembangkan melalui proses penjabaran SK/KD menjadi indikator, MP, KP (tatap muka, PT dan KMTT) dan Jenis Penilaian (tes,PT,KMTT,Pengamatan ). . Mencakup seluruh mata pelajaran f, Memanfaatkan berbagai panduan dan contoh silabus g. Sekolah memberi pengalaman belajar yang luas kepada siswa 97 Lampiran 8 No | Aspek | No Indikator dan Sub Indikator Skor 4.5. Ada a, Guru mampu merancang berbagai model pembelajaran untuk mencapai kompetensi tertentu. Guru mampu menerapkan berbagai model pembelajaran untuk mencapai kompetensi tertentu. program peningkatan mutu lulusan untuk : Program Kegiatan peningkatan mutu lulusan Mata Pelajaran Ahlak Mulia yang minimal diikuti 90 % jumlah siswa. Program Kegiatan peningkatan mutu lulusan Pendidikan Kewargaan Negara dan Kepribadian yang minimal ditkuti 90% jumlah siswa. Program Kegiatan peningkatan mutu lulusan mata pelajaran IPTEK yang minimal diikuti 90 % jumlah siswa. Program kegiatan peningkatan mutu lulusan mata pelajaran seni budaya dan estetika yang minimal dikuti oleh 90 % jumlah siswa. Program kegiatan peningkatan mutu lulusan mata pelajaran olah raga dan kesehatan yang minimal diikuti oleh 90 % jumlah siswa. Jumlah Skor Nilai_ : Jumlah Skor x 100 9% ‘Skor Maximum NILAI KRITERIA : Keterangan : Skor 86- 100% Baik Sekali 71-85 % Baik 55-70% Cukup >55 .% Kurang Pengawas Pembina Lampiran 8 98 INSTRUMEN SUPERVISI 8 STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN Nama Sekolah Nama Kepala Sekolah Alamat Sekolah/Kota STANDAR PROSES Aspek No Indikator dan Sub Indikator Skor Perangkat Pembelajaran Proses Pembelajaran ‘Ada rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang dikembangkan dari silabus oleh setiap guru yang sesuai dengan standar proses. Substansi RPP sekurang- kurangnya memuat Tujuan, materi, metode ,kegiatan pembelajaran(tatap muka, PT dan KMTT eksplorasi,elaborasi dan konfirmasi), suber belajar dan penilaian hasil belajar( Tes , Penugasan Terstrukur dan Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur ). Penyusunan RPP sudah menggunakan prinsip perbedaan individu peserta didik dan menerapkan TI dan Komunikasi. ‘Ada pengembangan bahan ajar dalam bentuk cetakan(modiul, hand out, Iks, dll) ‘Ada pengembangan bahan ajar dalam bentuk Audio, Visual dan Audio Visual. ‘Ada pengembangan bahan ajar dalam bentuk berbasis TIk,multimedia, CD inter aktif dan computer based. Menerapkan 4 persyaratan yaitu : Perencanaan, Pelaksanaan ,Penilaian dan Tindak Lanjut. Menerapkan Kegiatan pendekatan tatap muka, kegitan Terstruktur dan Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur. 99 Lampiran 8 Skor No | — Aspek No Indikator dan Sub Indikator olai2 9. | Dilakukan guru melalui langkah- langkah pembelajaran yang meliputi Pembukaan, Kegiatan inti (eksplorasi , elaborasi dan konfirmasi ) dan Penutup. 10. | Pindah ruang kelas (moving kelas ), sehingga erlukan kelas mata pelajaran. 11. | Guru menyediakan jadwal untuk konsultasi mata pelajaran. 12. | Tersusunnya jadwal pemanfaatan kegiatan laboratorium. 13. | Ada Kegiatan Tatap Muka , PT dan KMTT. 14. | Ada penasehat akademik yang dapat mendeteksi potensi peserta didik. 15. | Ada program remedial sepanjang semester. 16. | Menggunakan pembelajaran berbasis TIK 17. | Diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menantang, menyenangkan , memotivasi peserta didik untuk aktif. 18. | Proses pembelajaran mendorong prakarsa kreatifitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan pisik serta psikologis peserta didik. 19, | Pelaksanaan proses pembelajaran mempertimbangkan jumlah maximal peserta ik perkelas, dan beban mengajar maximal perpendidik, rasio buku, rasio jumlah peserta didik perpendidik, 20. | Setiap pembelajaran dikembangkan dengan budaya membaca dan menulis. Lampiran 8 100 No Aspek Indikator dan Sub Indikator Skor a. 22. Setiap pendidik menerapkan aspek keteladanan dalam setiap proses pembelajaran. Proses pembelajaran dilakukan secara terprogram dan intensif melalui pemantauan, supervisi, evaluasi, dan pelaporan dan pengambilan langkah tindak lanjut yang diperlukan. Jumlah Skor Nilai_ : Jumlah Skor x 100 9% ‘Skor Maximum NILA KRITERIA : Keterangan : Skor 86-100 % Baik Sekali 71-85 % Baik 55-70% Cukup >55 % Kurang Pengawas Pembina 101 Lampiran 8 INSTRUMEN SUPERVISI 8 STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN Nama Sekolah Nama Kepala Sekolah Alamat Sekolah/Kota STANDAR PENILAIAN untuk memantau proses ,kemajuan dan perbaikan hasil dalam bentuk ulangan harian,ulanagan tengah semester, ulangan akhir semester dan ulangan kenaikan kelas. No | Aspek | No Indikator dan Sub Indikator ster ola|2 1 | Perangkat 1. | Adanya rancangan, jadwal pelaksanaan penilaian penilaian dan remedial 2. | Adanya rancangan jadwal pelaksanaan penilaian dan program pengayaan. 3. | Adanya perangkat penilaian berupa format penilaian. 4, | Adanya bahan ujian/ulangan (berupa kumpulan soal ). 5. | Adanya hasil analisis terhadap perangkat penilaian. 2 | Pelaksanaan | 6. | Adanya dokumen laporaan hasil belajar siswa. penilaian 7. | Penilaiaan dilakukaan sepenjang semester. 8. | Teknik penilaian sesuai dengan kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa, dapat berupa tes tertulis, observasi(pengamatan ),tes praktek dan penugasan terstruktur atau kegiatan mandiri tidak terstruktur(KMTT). 9. | Setiap guru mata pelajaran melakukan penilaian ahlak mulia dan kepribadian minimal satu kali dalam satu semester. 3. | Hasil 10. | Setiap guru mata pelajaran melakukan penilaian penilaian pengamatan mata pelajaran iptek minimal satu kali salam satu semester. 11. | Penerbitan sertifikat kelulusan pada mata pelajaran dilakukan melalui ujian nasional dan ujian sekolah. 12. | Seluruh pendidik telah melakukan hasil belajar Lampiran 8 102 ‘Skor No Aspek No Indikator dan Sub Indikator 13. | Peserta didik minimal mencapai batas KKM. 14, | Rata-rata nilai UN tiga tahun terakhir minimum 7,00. 15. | Prosentase kelulusan UN> 90 % untuk tiga tahun terakhir. NILAI KRITERIA =... Jumlah Skor Nilai jumlah Skor x 100 % ‘Skor Maximum Keterangan : Skor 86- 100% Baik Sekali T1- 85 % Baik 55-70% Cukup >55 .% Kurang Pengawas Pembina 103 Lampiran 8 SUPERVISI ADMINISTRASI PERENCANAAN PEMBELAJARAN (Berdasarkan Standar Proses ) Nama Sekolah : Nama Guru Pangkat Golongan : Mata Pelajaran : Jumlah Jam Tatap Muka: Sertifikasi 5 No Komponen Administrasi kondisi Skor_Nilai Keterangan Pembelajaran ya | tidak | 4 | 3 | 2 | 1 | Kesesuaian Program Tahunan Program Semester 4= Baik Sekali Silabus RPP. 3 Baik Kalender Pendidikan Jadwal Tatap Muka 2= Cukup Agenda Harian Daftar Nilai KKM. 10 | Absensi Siswa 1= Kurang wlalslafufale |r le Jumlah Skor keterangan Skor Perolehan X 100% Nilai Akhir = Skor maximal Ketercapaian: 86%-100% = Baik Sekali 70% - 85% Baik NILAI AKHIR 55% - 69% Cukup Dibawah 55% = Kurang TINDAK LANJUT: Pengawas Guru Mata Pelajaran Lampiran 8 104 FORMAT PRA OBSERVASI SUPERVISI KLINIS Nama Sekolah Nama Guru NIP Mata Pelajaran Semester/Kelas Tahun Pelajaran Hari/Tanggal Waktu No. ASPEK PRA SUPERVISI CATATAN 1. | Masalah yang dihadapi guru 2.__| Masalah yang dihadapi siswa 3.__ | Kompetensi yang ingin dicapai siswa 4. | Materi pokok pembelajaran 5.__| Tujuan Pembelajaran 6. _| Langkah-langkah pembelajaran 7.__| Media yang akan digunakan 8. _| Sistem Penilaian yang akan digunakan 9._| Tindak lanjut Kesimpulan: Guru, Pengawas Sekolah, NIP. .20.... 105 Lampiran 8 FORMAT OBSERVASI PROSES PEMBELAJARAN SISWA (SUPERVISI KLINIS) Nama Sekolah Nama Guru NIP Mata Pelajaran Semester/Kelas Tahun Pelajaran Hari/Tanggal Waktu Dokumen/Alat Peraga/Media yang digunakan oleh guru : Aktivitas No Aspek Keterangan Guru Siswa A | Kegiatan Pendahuluan ~ Mengkondisikan siswa (apersepsi, motivasi, dan atau yang lainnya) - Menyampaikan SK-KD /indikator/Tujuan Pembelajaran B | Kegiatan Inti (Bagaimana siswa belajar) Lampiran 8 106 Aktivitas No Aspek - Keterangan Guru Siswa C_| Kegiatan. Penutup os os © Refleksi * Membuat rangkuman /kesimpulan © Post tes © MenentukanTindak essuusasseeuene lanjut Kesimpulan : Mengetahui Guru Mata Pelajaran Kepala Sekolah. Pengawas Sekolah 107 Lampiran 8 FORMAT POST SUPERVISI KLINIS Nama Sekolah Nama Guru NIP Mata Pelajaran Semester/Kelas Tahun Pelajaran Hari/Tanggal Waktu No TEMUAN REKOMENDASI/BALIKAN KETERANGAN 1. | Persiapan Pembelajaran: 2. | Pelaksanaan Pembelajaran: a. Guru: b. Siswa: 3. | Lainnya: Lampiran 8 108 Kesimpulan: Guru, Pengawas Sekolah, NIP. NIP. 109 Lampiran 8 SUPERVISI KEGIATAN PEMBELAJARAN (Sesuai Dengan Standar Proses ) Nama Sekolah Nama Guru ; Pangkat Golongan Mata Pelajaran E Jumlah Jam Tatap Muka: Sertifikasi E No | Sub Komponen dan Butir Komponen Kondisi Skor Nilat a (Tatap Muka ) ya | Tidak | 4 [3/2/42 1_| Kegiatan Pendahuluan 4= Baik Sekali ‘a Menyiapkan peserta didik b._ Melakukan Apersepsi 3= Baik c. Menjelaskan KD dan tujuan yang ingin dicapai 2= Cukup ‘d. Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai 1= Kurang silabus/kesiapan bahan ajar fe. Penampilan guru 2_| Kegiatan Inti Pembelajaran ‘A. EKSPLORASI 1M informasi dan belajar dari aneka sumber dgn menerapkan prinsip alam takambang jadi guru. stkan siswa dalam mencari 2. Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, Media pembelajaran dan sumber belajar lainnya. 3. Memfasilitasi terjadinya interaksi antar siswa serta antar siswa dengan guru, lingkungan dan sumber belajar lainnya. 4. Melibatkan siswa secara aktif dalam berbagai kegiatan pembelajaran 5. Memfasilitasi siswa melakukan percobaan di laboratorium, studio atau lapangan B. ELABORASI 1. Membiasakan siswa membaca dan menulis yang beragam melalui tugas tugas tertentu yang bermakna. Lampiran 8 110 ‘Sub Komponen dan Butir komponen ‘Skor Nilai Ne 0 (Tatap Muka ) ya | Tidak | 4|3|2|2 Keterangan 2. Memfasilitasi siswa melalui pemberian tugas, diskusi dan lainlain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tert 3.3. Memberi kesempatan untuk berfikir, menganalisis, menyelesaikan masalah dan bertindak tanpa ada rasa takut 4.4.Memfasilitasi siswa dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif. 5. Memfasilitasi siswa berkompetensi secara sehat untuk meninhgkatkan prestasi belajar 6. Memfasilitasi siswa membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan ‘maupun tertulis secara individual atau kelompok. 7.7.Memfasilitasi siswa untuk menyajikan hasilkerja secara individual maupun kelompok. 8. Memfasil pameran,turnamen festival serta produk yang dihasilkan 9. Memfasilitasi siswa melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri siswa C. KONFIRMASI rasi siswa melakukan 1. Memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan siswa. 2. _Memberikan konfirmasi terhadap hasil eskplorasi dan elaborasi siswa melalui berbagai suber. 3. Memfa: refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan 4. Berfungsi sebagai nara sumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan siswa yang menghadapi kesulitan fasi siswa melakukan 111 Lampiran 8 ‘Sub Komponen dan Butir komponen Kondisi Kete (Tatap Muka ) ya | Tidak | 4 [3 [2] 2 mana No 5. Membantu menyelesaikan masalah siswa dalam melakukan pengecekan hasil eksplorasi 6. Memberikan motivasi kepada siswa yang kurang aktif dan memberikan inform intuk bereksplorasi lebih jauh. Penutup a. Membuat rangkuman/simpulan b. Melakukan penilaian dan /atau refleksi terhadap kegiatan pembelajaran yang sudah dilakukan. ‘c. Memberikan umpan balik terhadap proses hasil pembelajaran ‘d. Member tugas terstruktur (PT) dan kegiatan manditi tidak terstruktur({KMTT) ‘e. Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya JUMLAH SKOR Keterangan Skor Perolehan X 100% Nilai Akhir= Skor maximal Ketercapaian: 86%-100% = Baik Sekali 70% - 85% Baik NILAI AKHIR 55% - 69% Dibawah 55% Cukup kurang TINDAK LANJUT: Pengawas Guru Mata Pelajaran Lampiran 8 112 SUPERVISI BIMBINGAN DAN KONSELING 1 Nama Sekolah 2° Alamat 3. Hari/tanggal Konselor yang disupervisi : No Kegiatan/ Komponen ‘Skor Ket. PROGRAM 1 | Program tahunan, semester, bulanan, Agenda Kerja Konselor dan jadwal kegiatan konselor KEGIATAN PELAYANAN Daftar Konseling Data Kebutuhan dan Permasalahan Konseling AKTIFITAS PELAYANAN BIMBINGAN & KONSELING 1_| PEMAHAMAN a. | Sosiometri . | Kunjungan Rumah c. | Catatan Anekdot d. | Konferensi Kasus 2_ | PELAYANAN LANGSUNG Konseling Individual Konseling Kelompok Konsultasi Bimbingan Kelompok Bimbingan Klasikal sjelele|s|» Referal 3. | PELAYANAN TIDAK LANGSUNG: Papan Bimbingan Kotak Masalah Bibliokonseling Audiovisual ‘Audio slelalols|» Media Cetak (liflet, buku saku) PELAPORAN Laporan Bulanan Laporan Semesteran /Tahunan 113 Lampiran 8 kor No Kegiatan/ Komponen 5 a) Oke | EVALUASI 1 | Laporan Hasil Evaluasi Program, Proses dan produk BK serta tindak lanjutnya JUMLAH SKOR : Kesimpulan Mengetahui, Kepala Sekolah NIP. Pengawas, Lampiran 8 114 1 2 3 4 5 No 'SUPERVISI STANDAR PENILAIAN 01 Nama Sekolah : Kompetensi Keahlian —: Akreditai Akreditai Akreditasi Akreditasi ‘Akreditasi Akreditasi Akreditasi ‘Alamat Sekolah Kecamatan / Kota Adm Hari Tanggal ASPEK / DIMENSI SUPERVISI / INDIKATOR TTabun abun abun Tabun Tabun Tahun Tahun 'SKOR PEROLEHAN, KETERANGAN ToT ISOSIALISAST DAN INSTRUMEN PENILATAN [Guru mensosialisaikan rancangan dan kriteriapenilaian [Peniaiansesuai dengan indikator peneapaian SKKD [Guru mengembangkan instrumen dan kriteria penilaian [Guru menggunakan teknikpenilaian sesuai karaktrisik mata pelajaran ntrumen penilaian memenuhi subtans, Konstruksi dan Bahasa |PENGOLAHAN NILAL [Guru mengotah hasil penaian [Guru mengembalikan hasil_pekeyjaansiswa disertai saran [Guru melaksanakan penaian aklak mula Aeprbodin esttka dan Kesegara asa [Guru melaksanakan tes, prnzamatan, penugasan dan remedial [Guru mengist buku nila seearalengkap |PELAPORAN NILAI [Gur melaporkan has penilaian kepada ketua program/wakil Kurdkulam [Guru melaporkan penilaian kepribadian & akblak kpd guru PPKN &Agama [Sekolah memanfatkan basil peilaian untuk perbaskan pemelajaran veep [Sekolah melaporkan hasl penilaian kepada orang ua secaraberkala [Sekolah melaporkan hail penilaan ke Dinas Pendidikan/Bidang SMR | ANALISIS DAN TINDAK LANJUT [Guru memiliki format analisis hasilbelajar [Guru membuatanalsis ketuntasan belajar dan analisis sal wang [Guru membuat program dan jad remex [Guru melaksanakan remedial “eH [Guru membuatlaporan hasl remedial KENDALI MUTU [Ada tim quality assurance dan tim quality control [Tim melakukan verifkasi proses belajar dan peniaian Pesertadidik menyimpan bukt hal belaar [Sekolah mengisilaporan has! belajaraport [Sekolah memiliki sistem data base penilaian 115 Lampiran 8 Perolehan Nii Kesimpulan Saran / Rekomendasi Kepala Sekolah, NPP. 86-100 =A. 1. 85 56-70 <56 engawas Sekolah, NIP. Lampiran 8 116 INSTRUMEN SUPERVISI STANDAR PROSES (PBM) TK Nama Guru TK Kecamatan Nama TK a Kab/Kota Mengajar Kel Hari/Tanggal ‘SKOR PEROLEHAN NO KOMPONEN STANDAR PROSES A B c D KET 90-100 | 7689 | 60-75 | <60 1 2__| Guru memiliki SKH yang sesuai dengan PBM 3_| Kesesuaian materi dengan waktu 4_ | Penguasaan Materi 5_| Penggunaan/ penguasaan Metode 6 | Penggunaan strategi kegiatan pembelajaran yang bervariasi 7_| Penggunaan / penguasaan alat peraga 8__| PBM mengarah ke pembentukan perilaku 9 | PBM mengarah ke pencapaian Kemampuan_ Dasar 10 | Ketrampilan membuka kegiatan mengarah pada kegiatan sesuai dengan tema 11_| Ketrampilan bertanya dasar 12_| Ketrampilan menjelaskan 13 _| Ketrampilan memberi penguatan/ motivasi. 14 | Sikap guru 15 | Respon siswa 16 | Penguasaan kelas 17_| Pelaksanaan Penilaian 18 | Ketrampilan Menutup Kegiatan Jumlah Skor Perolehan Nilai Akhir = Jih Skor Perolehan = 18 117 Lampiran 8 KESIMPULAN: a. Kekuatan b. Kelemahan SARAN PEMBINAAN : Guru Kelompok... Pengawas TK NIP. NIP. Lampiran 8 118 SUPERVISI ADMINISTRASI PENILAIAN PEMBELAJARAN (Berdasarkan Standar Proses ) Nama Sekolah Nama Guru : Pangkat Golongan Mata Pelajaran : Jumlah Jam Tatap Muka: Sertifikasi : No Komponen Pe! Keterangan Pembelajaran ya | tidak 2 | 1 | Kesesuaian 1 _| Ada buku Nilai/Daftar Nilai 2 | Melaksanakan Tes (Penilaian eee Kognitif)UH,MIDSEM,UAS ar Penugasan Terstruktur 4 | Kegiatan Man dak 2= Cukup Terstruktur(KMTT) 5 | Melaksanakan Penilaian Js Kurang Ketrampilan (Psikomotorik) © | Melaksanakan Penilaian Afektif Ablak Mulia 7 | Melaksanakan Penilaian Afektif Kepribadian 8 | Program dan Pelaksanaan Remedial 9 | Analisis Hasil Ulangan 10 | Bank Soal/instrumen Tes Jumlah Skor Keterangan Skor Perolehan x 100% Nilai Akhir = Skor maximal Ketercapaian: 86% - 100% Baik Sekali NILAL AKHIR 70% - 85% Baik 55% - 69% Cukup Dibawah 55% = Kurang 119 Lampiran 8 TINDAK LANJUT: Pengawas Guru Mata Pelajaran Lampiran 8 120 epy xePUL epy ueupeyay 'seimideyay 4eye0 epy EPL epy euased nue Sungesip 1pL Sungesia | uex0 ueueny / euasag seyea Yerwne (uws/ws) 11x / (4s) xIseiax | “Z (QaIs/WNS) IX / (dW) IIIA S21 (uWS/¥INs)_X/ (dS) A S210 4 4 1 41 d 1 aupey Buen, eAusnueyas/syimuay euesed Bueisgised Sues Bed ueeuesyeiag mem | 9 epy xePUL epy sumer syn remper | “Ss epy xePUL epy yevrerd svn iemper |v epy xePLL epy ueyeiZay epuady | “¢ epy xepUL epy z epy xepLL epy svn elioy wesdoig | “Tr NVONVYALay Nvivun, ON yejoyas ejeday ewen Yeloyas ewely eloyas eWeN “ NVUVIVTad NOHVL INS/VIS/dIs (Sv/) ¥3LSAINS YIHY NVONVIN ONIMOLINOW YVEIN37 Lampiran 8 121 pw EPL epy ueaueny yeuag epy xePLL epy semeduag Sueny epyxePUL epy etyou aueny | ueBueny epy xepUL epy ‘qemer sequiay ‘yeysen ewe! Yyeras seyea epyxepuL epy semeBuad sipeH seyea epyxepLL epy semeBuad quay ereL epy xePLL epy semeduaw jemper ueBueny semesuad epy EPL epy ren seyea py ePLL epy eyasag speH seyea epy xePLL epy ereoy eieg epy xP. epy ag uewopad epy xp. epy vegemer funy epy epuL epy reos muey | -g epy EPIL epy ey) Sungesiog eA uipuas yengia eAuuteT verein od eos musa meld ues sum [eos siuar 1eos YexseN epy xePUL epy, spey xepn Bueh evasag seyea epy ePLL epy euaseg qual eed NVONWYRLY Nviven ON 122 Lampiran 8 "7 e1Oy/ Gey UeNIPIPUad seuig eped=ey ‘emsis eny Bues0 epeday | “ET ymuag 1e88ueL / myeM uesodeiad dy yenune dy ure} saquins/ueseAe, ay snsnyy wean} dy uyetoyas aywoy |“ dy soa oy ekerg saquins epy ¥ePLL epy eos snng sisyeuy Buei0 @ BueI0T Uesefeiad ere denas ymun qemer Jequia7 Jad esyLawag epw ePLL epy esyuauiag 1eyed veaaue, | yes sen 10 elas 10, yeduay uvesyowiog epy xp. epy ueBueny s0WON epyxepLL epy nyBueg sWON, epy xePLL epy jnpna yedway yeusa NVONWYALIY Nviven ON Lampiran 8 123 “yejoyas semesuag ejeday uejnduyjsay| uep uenuiay 124 Lampiran 8 ueveyasey ueg eBeuyeio | eynaisa | spe jwouoygZ \Bojo1g'9 eqns exists eyneworey'e | Bojouyasuep su8uy eseyea'z | —_uenyexeBuag e|souopul eseyea't nuit | € ueipequday | uep ueeseSon ud eaemay | z enn eI bust ewedy wep ewesy | wan | vav | wan | vav | wyuoud x x NvYodviad | WvuDoud uevefejad exe redew iy | on wine wine ae Seu WINS Uedefejag ee YOdWO}ay g [4S NINA) UeIeySuJUdd WesZOIg ‘DIS SISNVNY NVG NVIVIINAd NINNAL WW1vd MYND NVWNISIW3d LVINYOs HOLNOD 6 NVUIdYT Lampiran 9 125 aL IyeN-uy uep 95 aeAeZ ippued | uerpequday denis (ot-zt}unutus uep enna yey rus oe uouobeaty: ssensasqo sp vey seuaq Suek wipipueg | ebaurifasay | soyowowsa iv uep'uirersiey | fesyyew ueBuap gr vensas Buek veekueuad ruqijueind | 1yen-uy uepgsreAver | eke wep yeins 82 eN-Uy Uep supipued seyea | uenyeroiuad yenyeid jy aisjey 1suas9493 zrjunuiu ymun ueeseq | 95 1eAueZ-2y'(pt-zr}unuIUE epued eB ueSujpueqad | — -nuyy"(o¢)yorobeqiy: | wnyny euasuow -nuwyy’(oe)yosobeqy: wapipuag ueyd so | uenyerosueg vewnyues yenquiawy SO veyiedeian vuesueIn soeoequaw | 7 ueyeyueg | uawnaysuy renuip anpmnsie, sf, | ey GENEL eseq jsusyedwoy | on anpasoid ymueg ‘Bueh yodsy uesefejaquiag ueye!3ay ymuN ueFe|Uad B ISN3L3d WON YVONVLS ewesy: NVuVrVTad VIVIAN NVSVONN3d NVG WNW dVLVL NVLVID3y IALNA IGIGN3d H310 NVIVIIN3d NVDNVINVY HOLNOD 126 Lampiran 9 veypipuad maw vueyieysuuau ymaun vuewpipuad venres epeday uemiueg uevaquiad ep ueeuiquiad “p ‘uexjeuoseu uetinip yepn SueA yaad yodwiojay uevelejad exIpipuad uenyes seujpso0y yemeqip xpipuad yajo tueypypuad uemges eeu ynnun yejoxas ulin “4 semigewnye | ueyreup yin vep syn ‘sin “P ep wesrinoy -uereyasay uepexBuuow ceypequdey uenauauad "2 ep ees yejo wewsef spennow uEReyBUIUOWY uep enna yey ymun v#8un weal Buek ueyipipuad ueres ‘eynersa ‘ueppeqday uep esefejaquiad (isenasqo) ueieweduag 9 Bueuafoy seus vuep ag uesnyay | ueeseBauedsemay'eymunyeye 25014 1equawoW (onynss04 yep mppuew 15y9)96 esep “9 ueymuauaw ep ewese ‘8H ueunsnuad ueyes ueyessoy uep anaynnsi9y ‘venpypuad uemes mun vereseisiod | jadewoy eped aw yodwoiay vedeorp yen Bued sem) ueseBnuag nw ueeyouiad -e | jeuossen uelin | mes eres iefeqas « enuias supe ueiequag “e | suajadiuoy inyeraBuawy ueuey uetuein -e | mun ymun ueyeunsig | yewuuawog ueyprpuad uemes aymun ueyeunsig »upipued ueyeunsig on yalo zelejag |IseH uele|uad uejejjuad anpasoid : HOLNOD Lampiran 9 127 uevefejad evew nung 485 day epeday yevjeid 24 ueyioderaW wg wep ewele nun epeday, ueipequday ep e1inus ejye ewese fad ueynsew ueyUaquian ‘uepipuad tenes ejeday epeday Uejeuad ysey ueyodejan, yNeaSEO “uy ‘4d In ‘Sw ’SAN HN) Jpdew Susew-Buseu uerejuad veyeuesyenp yejan Buek ad sey enwas uelsensiulwupesuag pi redeouaus yepns Bued ag 4mun Ueekeduag wesBoug wp) redeouow Gd meqadwews “ad uewnsoy ‘ag elei0q venfewsy :inyeiaBusu _ynqun ueyeunsip sisyeuy (wy) veyderoup ‘yelar Sued sepuers veBuap se UaWOy 1eU35Ip Gd 2 ueelsoyad sey uerequioduayy pip euased eetayad ysey esq uawon, (imeje so10woy'sd 4y1u809) ueymuaup ‘yipia eased epedax, Uejeyuad winsis uep oni weyiseuojurBuow soysawas jemy “2 wore vueekeBuag/ Jeypauioy ueBuesuey > vuereyuad vawinsrsur uuep aporew'yuyaL -q “ddu welepay ueysegelip ued snqeys ueunsnAuad weyep gy ueredeouad s01ey!pu ueBuequiaduag “© vunjaq Buek ga yraun a Buysew-Buseus sey ‘yeaa BueA uawnnsuy ueBvap ueveleaquieg uueyderouaw un ysuayy epaway weiforg -t | ueeqved ueyupuequewy uetevag ueyeUeS!eIN unve lemy Bueiafuayy Mere USd reyued [seH MENEHUSd 1e|Ued o1 I1seH uesode anfue7 yep sen sisyeuy ueeuesyejad ueeuesuaiad Wy sejay aUpIpuad Ya|o ueXM Sued ueyeyuad au ueselejad eXeW e19IN. :HOLNOD 128 Lampiran 9 Yeloyas ejedoy 08 aq URED ep je0s.inng ueyeejauag > Jeos sang ueunsnAuad “q ueprpued eos uesynuag ‘ems ep 14/snn| Buck sy ueBuequieauag -e >ipip evasad ueyderauow uejeyuag vaunasuy ga ede meow“ mun wi xMUaqUoW anal ures ue onyn ‘Svi'Sin |seuIpI00y “2 jadew yodwojay uerewuad | Nop xepa Buek yard) jadew Yyetoras ua uesnjnjay seyesyeueduan, -e | Yodwojay ymun yetoxas euDquy uemuauad °p ‘ueypipuad ‘uesnjnjy seyeq weBuap erin veyeseB@uajahuay “¢ Ld dW [216720 seulp epeday ueniprpuad uemes ueyBupueayp yejoras ‘uereyasay wep eBey Woy styy uereyuag uerevad sey uenoderowy wen wey yseyesyeuesuaw -z | yejo ‘exnansy ‘udoy/unad euonuy uemuauad > ‘emsis emiBueso epeday | _snnjyejor Bueh eq ‘eselejad exevy wi 7eIuy/ewesy) sejoy ueNeuon Qa uesninjay ueode@w “2 | yezel ueneeueNy Suyseus-Buysews yun rede yodwojay eped euoyun uenuauad “4 ‘yodey/saHn aniuag weleD ony ueBuap ueysuipueg> anuye verequad veRMye;aW -Z wo veerepuad “e emdueso epeday jadew entwas odey/satn 1 uep x sean aa ‘pin uep sn ‘si wraraNad ueiejvad yey uernodejay uoydeuhuow sofojaq wsey esyoueBuayy -t | — eulpso0y uexeUESyeIeW “T Nyaa .vave inWia¥N uelejuad uerejued j1seH, uelejiued uerejued uerejjued l!sey uerodey anfue7 yepuyy, ueeuesyejag ueeuesuaiag Ga) : SMLWLS : wws uey|pipuad uenges yajo uexNyeyp BueA uele|IUag aUIsIUEX2W : HOLNOD Lampiran 9 129 'NVONILN343838 ONVA VOVa3y “WNOISYN VuvO3S TYNOISYN NYIIN dV¥3S VAVO/LVONIA3E TISVH NYuORAN, 209/90 ep doid'jeuoseu 2995 NN HEU yeyBuad unsmtuayy, Nn wseu eyiesepiag devas eke ead renquaw esas cekep ueejauiad ymun yejoyas denas Nn sey esyeuesuawy Nn ~S0d eped naeuow Suck TWNOISYN NIN UeyeUesyerany Nn uesniniay euaUy uexMUDUEW “Pp Nnsar yeyBuelad sepyjenwaws ep ueyduequiaauay “2 ‘Dis uesesepiag Nn say Iseyyysods ueyderavow ep unsnAuaw “a euojseu ein eped uefrip eye Buek gw yaqun ‘ys ueyBuequiaauow “2 uelejued uerejuad [1seH ueleuad ueiejiuad ueleyued E }!seH uesodey anfue7 yepury HseH siseuy ueeuesyejad ueeuesuaied Wy HVLNIU3INd Ya|o UeyxNyeYP BueA UELe|Uad awUs|UExeW : HOLNOD 130 Lampiran 9 eAuuedueinyay Pyequad way eYas 11Ip Uueyiqajay Ueyeejuewaus UeBuap [ewido exe>as 14Ip UeySUeqUIBBUaW |S eI HEY uep ewedy uevelejad “yeqo|8 dny¥8uy) wejep jwoUudx9 ewese | eqew yodwojay ys | [2150s ueSUO}OS Uep nyns ‘ses ‘esBueq ‘ewese UEWeBeIaqay leBseysuaW | enn eI uep eweBy ueveleiag ewese e1ew yodwojey 11S jeJsos ueunae-uesmae uexeBouad wejep siaye Isedistuediag | € ern eI uep eweBy ueseleiag “ehuueefiayad uep ‘uerenqiad ewese eqew yodwojay 1¥s | ‘nyelyad see qemefBunBueyaq vep l1Ip eAeosad dey!s ueynfunuaw |Z 21MIN HEIN seweBy uep eweSy uevelejag efewa, ueduequiayied ueselejag ee, eqeu YodWOIay TS eBuap lensas anuelp SueA eweBe uesele ueBuap tensas nyejiidiag | T ueSuesaay uerelejad BIW Ds yodwojey 11S uey!pipuad uemdes 11S on | NVIGIGN3d NVALVS YS SI HIVNV TISVH Lampiran 9 131 uydd uesefejad ere, (st)ueipequday ep exeau ueesiemay ewedy uerelejag e1eW “qeme[2un33ueqoq exesas ueyna ueerdio yniyew fedeqas uedunyauy| UEeeUEWaW “eweSe ueunqun) ueuap Jensas uednpiyay wejep jueuisef ueie8nqay ep ueueyeray ‘uejeyasay ‘UeY!si9qay eBeIUaIN, “ueyny >njy yeu! leSeqas eAuyeqeyiew uep Jey1ey UeyUIWEDVOW ued jseuoyur [Bojouyay ueyeejuewiad ynseuia} e4e9 jeBeqiag Injejaw uNyUeS ep 419j9}9 exeD9s IsyesoIULJAg UeP IseMUNWOYS ule] Sues0 depeyiar nedwaaq uep yedepuad ueepaquad ekuepe 1eBueysuaw “weyeveAsew Ip ueinesiad wejep ure] Bues0 uep Lip ueqifemay Uep yey IWeYEWIAIN, “e155 uesme-ueunye Ueyedauad welep Isedisiuediag IuoUoya [eIs0s UeBUOIOB UEP sed “nyns ‘esBueq ‘eweSe ueweSesaqay 1eBieysuayy “efewias ueduequioysad deyed ueBuap lensas ynuelp Bueh ewege uesele ueBuap tensas nyejudiag T PIII YeIYy UEP eWieBY UeLe[e|ag eyeLU YodWO}ay 1S (g)eunW yeluy uep ewedy uesefejad exe TIS ueselejad EEN YOdWOIay TIS uewelelag eVeW Yodwojay On NVUVIV13d VLVN 1OdO1S TS SISITVNY TISVH 132 Lampiran 9 uexeyasay uep eBes Yeo uertpipuad {g) uereyasoy uep eSeu yejo juewser eJsauopu! exyses uep ueuasay (p)eynaasa LL 0} ehuule| Buise eseyeq IBoJ01s0s, yesB0a8 iwouoya yeuelas o1apiis eqnewarew suB8ul eseyeg elsauopuy eseyeg dad FH ERG suevelejag ee (11) IBojouya, ep uenyeyafuag nu] uewelejad E12 TIS ueefejag ee yodwojey TIS ueselejag BIeW yodwojey oN Lampiran 9 133 NvwigiaNad VMS H310 NVIVIINad | °S IOIGNad HITO NVIVIIN3d | day wejep ueleyuad wesBoud uep uerelsay ueywmueouaw wnjaq BueA nun3 epeday yoruo> uexHaquiaw Uep IsnysipIag eue9 ueSuap isimiadns uereuad wes8oud uep ueyeisay ue 609 4eF—s UeLe|IUAd wesBoud uep ueersay NvIVIIN3d YNGISOUd NVG AWSINYIAW | € NVIVIINad NaINNYLSNI NV HINNAL | °Z uel juad weaBoud uep uereiax juunquesuawunjag ueywinquesuaw ue,umuesuaws NvIvIINad ueynyejaw Ns ejeday dd¥% Ob Jewjas. BueA da day enwas dISNidd | T aoe ueBuefuasoy, Ind tstpuoy 1eapl !sipuoy, Usa a yjepureuesuoy sviay NVUVIVTad VIVA NVIVIIN3d UVGNVLS SISIIVNY NVHILV1 134 Lampiran 9 LAMPIRAN 10 CONTOH INSTRUMEN VALIDASI/VERIFIKASI DOKUMEN KTSP INSTRUMEN VALIDASI/VERIFIKASI DOKUMEN KTSP KABUPATEN/KOTA/PROVINSI PROVINSI: PETUNJUK PENGISIAN 1. Perhatikan dokumen KTSP yang akan divalidasi/diverifikasi. 2. Tuliskan identitas sekolah, alamat, nama kepala sekolah, nama dan jabatan petugas validasi/Verifikasi. 3. Bubuhkan tanda cek (v) pada kolom "Ada” atau "Tidak” sesuai keberadaan butir-butir pernyataan. 4. Catatan petugas validasi/verifikasi diisi dengan temuan, komentar dan saran berdasarkan hasil validasi/verifikasi. Ditulis dengan singkat namun jelas. NAMA SEKOLAH ALAMAT NAMA KEPALA SEKOLAH TANGGAL VALIDASI/VERIFIKASI PETUGAS VALIDASI/VERIFIKASI JABATAN PETUGAS VALIDASI/VERIFIKASI 135 Lampiran 10

You might also like