Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Pengobatan bedah ortopedi secara umum mengikuti prinsip dasar pengobatan
penyakit lainnya dan berpedoman kepada hukum penyembuhan (law of nature), sifat
penyembuhan, serta sifat manusia pada umumnya. Disamping pemahaman tentang
prinsip dasar pengobatan yang rasional, Metode pengobatan disesuaikan pula secara
individu terhadap setiap penderita. Pengobatan yang diberikan juga harus berdasarkan
alasan mengapa tindakan ini dilakukan serta kemungkinan prognosisnya.
(1)(2)
Pada umumnya, metode pengobatan pada bidang ortopedi dibagi dalam tiga
cara, yaitu tanpa pegobatan, pengobatan non-operatif (konservatif), dan pengobatan
1
(1)(2)
Istirahat
Istirahat merupakan salah satu jenis pengobatan, baik secara umum ataupun
hanya lokal dengan mengistirahatkan anggota gerak/tulang belakang dengan
cara-cara tertentu. Istirahat juga dimaksudkan dari aktivitas sehari-hari atau
aktivitas olahraga.
Pemberian alat bantu
Pemberian alat bantu bertujuan untuk mengistirahatkan bagian tubuh yang
mengalami gangguan, untuk mengurangi beban tubuh, membantu untuk
berjalan, untuk stabilisasi sendi atau untuk mencegah deformitas yang ada
bertambah berat. Alat bantu ortopedi bisa bersifat sementara dengan
menggunakan bidai pada badan (gips korset), bisa juga untuk pemakaian jangka
lama/permanen misalnya pemberian ortosis, protesa, tongkat atau pemberian
alat jalan lainnya untuk menyangga bagian-bagian dari anggota tubuh atau
Pemasangan traksi
Traksi merupakan salah satu pengobatan konservatif yang mudah dilakukan
oleh setiap dokter dan bermanfaat dalam mereduksi suatu fraktur atau kelainankelainan lain seperti spasme otot. Traksi yang dipasang memakai pemberat
BAB II
PENGERTIAN TRAKSI
(5)
Memperbaiki deformitas
KULIT
JENIS
TRAKSI
SKELETAL
TRAKSI KULIT
DUNLOP'S SKIN
TRACTION
TRAKSI SKELETAL
OVERBODY /LATERAL
SKELETAL TRACTION
EKSTREMITAS ATAS
TRAKSI HAMILTON
RUSSELL
TRAKSI GALLOWS
EKSTREMITAS BAWAH
KESATUAN TRAKSI
CHARNLEY
TRAKSI SKELETAL
TRAKSI SKELETAL
BALANCEDSUSPENSION
TRAKSI SKELETAL
TERPAKU
BAB III
PEMBAHASAN
(1)(6)
Traksi kulit dapat untuk terapi definitif maupun sementara atau sebagian
pertolongan pertama. Tenaga traksi dilanjutkan pada tulang lewat fasia superficial,
fasia dalam (deep) dan / serta intermuskular. Tenaga traksi berlebih dapat
menimbulkan laserasi kulit. Berat maksimum sebaiknya tidak melebih 5 Kg,
tergantung dari besar atau kecilnya penderita dan dari usia penderita. Bilamana
digunakan beban maksimal sebaiknya hanya 1 minggu. Bilamana kurang dari beban
tersebut, dan kulit penderita diperiksa 2 kali minggu, traksi kulit dapat digunakan
dengan aman selama 4-6 minggu.
A Indikasi traksi kulit: (1)(2)
Indikasi traksi kulit antara lain :
Terapi pilihan pada fraktur femur dan beberapa fraktur suprakondiler
humeri anak-anak.
Pada reduksi tertutup dimana manipulasi dan mobilisasi tidak dapat
dilakukan.
Pengobatan sementara pada fraktur sampai menunggu terapi definitif.
Fraktur yang sangat bengkak dan tidak stabil misalnya pada fraktur
suprakondiler humeri pada anak-anak.
Untuk traksi pada spasme otot atau pada kontraktur sendi.
6
Dermatitis
Beban yang dibutuhkan lebih besar dari maksimal beban traksi kulit.
mencegah pasien terdorong dari tempat tidur maka pemberat dapat terlalu
berat dan perlu untuk ditinjau ulang.
Tujuan utama penggunaan adalah untuk mengurangi spasme otot-otot
disekitar lutut atau panggul. Jangan gunakan traksi ini untuk kelainan
kelainan pada tulang panggul. Kuasai sebagian rotasi untuk meletakkan
tungkai diatas bantal dan dengan penggunaan kantong-kantong pasir pada
sisi lateral dan medial (seperlunya).
Management nyeri merupakan bagian penting dalam perawatan. Nyeri
dapat dinilai dengan menggunakan skala 1-10 dan pasien harus diberi
analgetik sebelum nyeri menjadi lebih parah. Beri pendidikan kesehatan
untuk mencegah ketakutan. Sama dengan pasien yang imobilisasi ada
tingginya resiko untuk konstipasi tidak hanya menghasilkan imobilitas tetapi
juga kombinasinya dengan pemberian analgetik.
Pada dislokasi panggul tipe anterior, traksi kulit menurut cara ekstensi
Buck sampai beberapa hari setelah dilakukan reposisi. Setelah itu dilanjutkan
dengan pemasangan spika panggul selama 4-6 minggu.
(1)(2)
Distal oedema
Kerusakan vaskular
Gunakan juga sling di bawah paha pada distal bagian posterior untuk
mencegah penekanan terhadap fosa poplitea
10
c. Traksi Gallows
Traksi ini digunakan pada bayi dan anak-anak dengan fraktur femur.
Adapun Indikasi Traksi Gallows adalah:
Fraktur femur
11
3.2.
Traksi Skeletal
Proksimal tibia
Kondilus femur
Olekranon
Trokanter mayor
(1)(2)
Traksi yang digunakan untuk meluruskan tulang yang cedera dan sendi
panjang untuk mempertahankan traksi. Traksi ini menunjukkan tahanan
dorongan yang diaplikasikan langsung ke skeleton melalui pin, wire yang telah
dimasukkan kedalam tulang. Untuk melakukan ini berat yang besar dapat
digunakan. Traksi skeletal digunakan untuk fraktur yang tidak stabil, untuk
mengontrol rotasi dimana berat lebih besar dari 25 kg dibutuhkan dan fraktur
membutuhkan traksi jangka panjang.
Pada traksi tulang, pin metal atau kawat diletakkan melalui tulang. Hal ini
berarti tenaga traksi diaplikasikan langsung ke tulang. Traksi tulang jarang
digunakan pada penanganan fraktur bagian tubuh atas namun sering digunakan
dalam penanganan fraktur bagian tubuh bawah. Komplikasi serius pada traksi
tulang adalah osteomyelitis.
12
Kulit hanya bisa dapat menahan sekitar 5 kg traksi pada orang dewasa.
Jika lebih dari ini tahanan yang dibutuhkan untuk mendapatkan dalam menjaga
reduksi, traksi tulang mungkin diperlukan. Hindari traksi tulang pada anak-anakplate pertumbuhan dapat dengan mudah hancur dengan pin tulang.
Setiap tahanan diperlukan tahanan yang berlawanan. Jika traksi
mendorong tungkai kedistal pasien akan meluncur turun melalui katrol, dan traksi
tidak akan menjadi efektif. Berikan tahanan yang berlawanan dengan
meninggikan kaki dari kasur pada blok tertentu. Dengan merubah tempat tidur
pada arah berlainan tendensi untuk meluncur akan ditahan. Pada traksi servikal
sisi depan dari tempat tidur harus ditinggikan, dan dengan traksi Dunlop sisi
tempat tidur dekat dengan luka membutuhkan elevasi.
A Indikasi
Indikasi penggunaan traksi tulang:
Fraktur terbuka dengan luka yang sangat jelek dimana fiksasi eksterna
tidak dapat dilakukan
Infeksi
Terkenal
dengan
nama
Pin
Tract
Infection.
Dimana
cara-cara
Distraksi.
Harus waspada dengan mengukur / membandingkan panjang tungkai
karena bahayanya (delayed union, non union).
13
Paralisa Syaraf
Hati-hati bila menggunakan beban berat serta harus adanya observasi
seksama.
Patahnya pin/kawat
Gunakan busur yang baik. Kegunaan diliputi pin dalam gips (kesatuan
Charnley).
Dekubitus
Kongesti paru
Konstipasi
Anoreksia
(7)
Fraktur vertical tidak stabil pada cincin pelvis ketika fiksasi eksternal tidak
dapat menjaga stabilitas vertical, dan ketika fiksasi internal pada bagian
posterior dari cincin pelvis tidak memungkinkan.
14
Fraktur
Fraktur tidak stabil pada asetabulum ketika salah satu dari tulang atau
kondisi jaringan lunak atau factor sistemik kontraindikasi fiksasi interna.
Fraktur
jaringan
lokal
atau
kondisi
tulang
atau
kondisi
sistemik
kontraindikasi operasi
Fraktur pada batang dan area suprakondilar femur dimana internal atau
eksternal fiksasi merupakan kontraindikasi.
Fraktur pada batang tibia dan fibula ketika keterlambatan dalam terapi
inisial atau pemendekan yang tidak dapat diterima dengan koreksi
pembalut gips.
Fraktur kominutif pada distal tibia dan fibula dan sendi pergelangan kaki,
dimana gerakan dini pada sendi pergelangan kaki diinginkan dan internal
atau eksternal traksi merupakan kontraindikasi.
15
16
iv
Recognition
17
Prinsip pertama adalah diagnosis dan menilai keadaan fraktur, dilakukan dengan
melakukan
anamnesis,
pemeriksaan
klinik
dan
radiologis.
Pada
awal
diindikasikan untuk fraktur patologik dan untuk pasien dengan cedera ganda.
Cara ini juga jauh lebih baik untuk fraktur tertutup lain pada orang dewasa,
asalkan tersedia fasilitas dan keahlian yang diperlukan untuk pemasangan paku
medulla secara tertutup. Fiksasi luar kadang digunakan untuk fraktur terbuka
yang tak cocok untuk fiksasi internal dan sulit dipertahankan dengan traksi dan
pembebatan.
Traksi dan pembebatan pada anak-anak, traksi kulit tanpa bebat-lah yang
biasanya diperlukan.
(1)(2)
Umur
Waktu penyembuhan tulang pada anak jauh lebih cepat daripada orang
dewasa. Hal ini terutama disebabkan oleh aktifitas proses osteogenesis pada
periosteum dan endosteum dam juga berhubungan dengan proses remodeling
tulang bayi yang sangat aktif dan makin berkurang apabila umur bertambah.
metafisis
penyembuhannya
lebih
cepat
daripada
diafisis.
penyembuhannya dua kali lebih cepat dibandingkan pada fraktur yang bergeser.
kematoan, maka akan menghambat terjadinya union atau bahkan non union.
lebih baik dalam bentuk asalnya. Imobilsasi yang sempurna akan mencegah
pergerakan
dan
kerusakan
pembuluh
darah
yang
akan
mengganggu
penyembuhan fraktur.
Waktu imobilisasi
Bila imobilisasi tidak dilakukan sesuai waktu penyembuhan sebelum
Cairan synovia
Pada persendian dimana terdapat cairan synovia merupakan hambatan
vaskularisasi daerah fraktur, tetapi gerakan yang dilakukan pada daerah fraktur
tanpa imobilisasi yang baik juga akan mengganggu vaskularisasi.
22
23
BAB III
KESIMPULAN
Metode pengobatan pada bidang ortopedi dibagi dalam tiga cara, yaitu
tanpa pegobatan, pengobatan non-operatif (konservatif), dan pengobatan
operatif. Traksi merupakan salah satu pengobatan konservatif yang mudah
dilakukan oleh setiap dokter dan bermanfaat dalam mereduksi suatu fraktur atau
kelainan-kelainan lain seperti spasme otot. Traksi yang dipasang memakai
pemberat dengan berat badan sebagai counter traksi. Traksi adalah tahanan
yang dipakai dengan berat atau alat lain untuk menangani kerusakan atau
gangguan pada tulang dan otot. Tujuan dari traksi reposisi dan imobilisasi. Traksi
dapat mereduksi dan mempertahankan sebagian besar fraktur dalam penjajaran
yang memadai, dan mobilitas sendi dapat terjamin dengan latihan aktif.
Kelemahan utamanya adalah lamanya waktu yang dihabiskan di tempat tidur.
Waktu penyembuhan fraktur dipengaruhi oleh berbagai faktor. Traksi digunakan
sampai terjadi union secara klinis.
24
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
1. Rasjad, C. Buku pengantar Ilmu Bedah Ortopedi ed. III. Yarsif
Watampone. Makassar: 2007.
2. Salter. Textbook of Disorders and injuries of the Musculoskeletal System.
2nd ed. Baltimore/London: Willians & Wilkins: 1983.
3. De jong. Buku Ajar Ilmu Bedah: Sistem Muskuloskeletal. Ed 2.
EGC:
25