Professional Documents
Culture Documents
DENKESYAH
RS SALAK (RSS)
BOGOR
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
02/01/
01
1/1
Prosedur Tetap
Tanggal Terbit
Ditetapkan
KEPALA RUMAH SAKIT SALAK BOGOR
19-09-2001
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Unit Terkait
PENANGANAN IMPETIGO
DENKESYAH
RS SALAK (RSS)
BOGOR
Jl. Jend. Sudirman No. 8 Telp.
344609
Fak. ( 0251 ) 345444
E-Mail : rs.Salak @plaza.com
Prosedur Tetap
No.
Dokumen
No. Revisi
Halaman
02/01/
01
1/1
Tanggal
Terbit
19-09-2001
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Unit terkait
Ditetapkan
KEPALA RUMAH SAKIT SALAK BOGOR
PENANGANAN FOLIKULITIS
DENKESYAH
RS SALAK (RSS)
BOGOR
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
02/01/
01
1/1
Prosedur Tetap
Tanggal Terbit
Ditetapkan
KEPALA RUMAH SAKIT SALAK BOGOR
19-09-2001
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Unit Terkait
Rekam Medik
Komite Medik
SMF Non Bedah
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
02/01/
01
1/1
Prosedur Tetap
Tanggal Terbit
Ditetapkan
KEPALA RUMAH SAKIT SALAK BOGOR
19-09-2001
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Unit Terkait
Rekam Medik
Komite Medik
SMF Non Bedah
PENANGANAN EKTIMA
DENKESYAH
RS SALAK (RSS)
BOGOR
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
02/01/
01
1/1
Prosedur Tetap
Tanggal Terbit
Ditetapkan
KEPALA RUMAH SAKIT SALAK BOGOR
19-09-2001
Pengertian
1.
2.
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
1.
Unit Terkait
1.
2.
3.
Gejala klinis :
1.1. krusta tebal berwarna kuning, jika diangkat ternyata lekat
dan terdapat ulkus dangkal
1.2. Umumnya pada tungkai bawah, yaitu pada tempat yang
banyak kena trauma
2.
Diagnosis banding : impetigo krustosa
3.
Pengobatan : jika sedikit krusta diangkat dan diolesi
antibiotik topical. Jika banyak ditambah antibiotik sistemik.
Rekam Medik
Komite Medik
SMF Non Bedah
PENANGANAN PIONIKIA
DENKESYAH
RS SALAK (RSS)
BOGOR
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
02/01/
01
1/1
Prosedur Tetap
Tanggal Terbit
Ditetapkan
KEPALA RUMAH SAKIT SALAK BOGOR
19-09-2001
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
1.
Anamnesis
Didahulukan
2.
Gejala klinis
2.1. mula-mula infeksi pada lipat kuku tanpa tanda radang,
yang kemudian menjalar ke matrix dan lempeng kuku
2.2. dapat berupa abses sub ungula
a. Pengobatan
2.3. Kompres dengan larutan P.K. 1:5000 atau betadine yang
diencerkan 10 kali
2.4.
Berikan antibiotik sistemik
2.5.
Jika terjadi abses subungual, kuku diekstraksi
Unit Terkait
1.
2.
3.
Rekam Medik
Komite Medik
SMF Non Bedah
PENANGANAN ERISIPELAS
DENKESYAH
RS SALAK (RSS)
BOGOR
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
02/01/
01
1/1
Prosedur Tetap
Tanggal Terbit
Ditetapkan
KEPALA RUMAH SAKIT SALAK BOGOR
19-09-2001
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
1.
Unit Terkait
2.
Gejala klinis :
1.1. Demam malaise
1.2. Didahului oleh trauma
1.3. Predileksi ditungkai bawah
1.4. Kelainan kulit berupa eritema merah cerah, berbatas
tegas tepi meninggi, dengan tanda radang akut, dapat
disertai vesikel, bula dan edema.
Laboratorium : leukositosis
3.
4.
Pengobatan
4.1. Istirahat baring, tungkai bawah dan kaki yang terkena
ditinggikan.
4.2. Berikan antibiotik sistemik
4.3. topical diberikan kompres terbuka, dengan larutan PK 1 : 5000
1.
2.
3.
Rekam Medik
Komite Medik
SMF Non Bedah
PENANGANAN SELULITIS
DENKESYAH
RS SALAK (RSS)
BOGOR
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
02/01/
01
1/1
Prosedur Tetap
Tanggal Terbit
Ditetapkan
KEPALA RUMAH SAKIT SALAK BOGOR
19-09-2001
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
1. Gejala klinis
Sama dengan erysipelas. Ditambah dengan infiltrat difus di daerah
subkutan disertai tanda radang akut
Unit Terkait
2.
3.
1.
2.
3.
Rekam Medik
Komite Medik
SMF Non Bedah
PENANGANAN PHLEGMON
DENKESYAH
RS SALAK (RSS)
BOGOR
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
02/01/
01
1/1
Prosedur Tetap
Tanggal Terbit
Ditetapkan
KEPALA RUMAH SAKIT SALAK BOGOR
19-09-2001
Dr. DANIEL TJEN Sp. S
MAYOR CKM NRP. 31886
Definisi : Phlegmon adalah selulitis yang mengalami supurasi
Etiologi : Streptococus B hemolitikus
Anamnesis
3.1. Demam, malaise
3.2. Didahului oleh trauma
3.3. Predileksi di tungkai bawah
Pengertian
1.
2.
3.
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
1.
2.
3.
Unit Terkait
1.
2.
3.
Gejala klinis
1.1. Kulit eritema merah cerah
1.2. Berbatas tegas
1.3. Tepi meninggi dengan tanda radang akut
1.4. Dapat disertai vesikel, bula dan edema
Pemeriksaan penunjang : lekositosis
Pengobatan : sama dengan selulitis
jika diperlukan, rujuk kebagian bedah untuk insisi
Rekam Medik
Komite Medik
SMF Non Bedah
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
02/01/
01
1/1
Prosedur Tetap
Tanggal Terbit
Ditetapkan
KEPALA RUMAH SAKIT SALAK BOGOR
19-09-2001
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
1.
2.
Unit Terkait
1. Rekam Medik
2. Komite Medik
3.
SMF Non Bedah
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
02/01/
01
1/1
Prosedur Tetap
Tanggal Terbit
Ditetapkan
KEPALA RUMAH SAKIT SALAK BOGOR
19-09-2001
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Unit Terkait
2.
3.
1.
2.
3.
Rekam Medik
Komite Medik
SMF Non Bedah
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
02/01/
01
1/1
Prosedur Tetap
Tanggal Terbit
Ditetapkan
KEPALA RUMAH SAKIT SALAK BOGOR
19-09-2001
Pengertian
1.
2.
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Unit Terkait
1.
2.
3.
Rekam Medik
Komite Medik
SMF Non Bedah
Prosedur Tetap
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
02/01/
01
1/1
Tanggal Terbit
Ditetapkan
KEPALA RUMAH SAKIT SALAK BOGOR
19-09-2001
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Unit Terkait
DENKESYAH
RS SALAK (RSS)
BOGOR
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
02/01/
01
1/2
Prosedur Tetap
Tanggal Terbit
Ditetapkan
KEPALA RUMAH SAKIT SALAK BOGOR
19-09-2001
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
1.
Gejala klinis
1.1. Dermatitis kontak iritan akut : penyebabnya bahan iritan kuat
umumnya karena kecelakaan. Kulit terasa panas, pedih,
eritema, vesikel atau bula. Luas kelainan umumnya seluas
daerah yang terkena, berbatas tegas
1.2. Dermatitis kontak iritan kronis : disebabkan oleh kontak
dengan iritan lemah yang berulang-ulang, misalnya detergen,
sabun, pelarut, tanah, air. Dapat timbul setelah berhari-hari,
minggu atau bulan. Kelainan berupa kulit kering, eriteme,
skuama, hiperkeratosis dan like
DENKESYAH
RS SALAK (RSS)
BOGOR
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
02/01/
01
2/2
Prosedur
Unit terkait
3.
1.
2.
3.
Pengobatan
3.1 Eliminasi bahan yang dicurigai
3.2. Jika terjadi infeksi sekunder, berikan antibiotik
3.3. Antihistamin, jika akut dan berat digabung dengan kortiko
steroid
3.4. Terapi topical, jika akut dan basah (madidans), diberi kompres
terbuka, solutio PK 1:10000. jika terdapat di daerah wajah,
diberikan kompres NaCl 0,9 % fisiologis. Jika sudah lebih
kering dilanjutkan dengan krim, dapat kombinasi steroid
dengan antibiotik, atau steroid saja
3.5. Bila kelainan kering, diberikan topical steroid salep
3.6. Makin berat atau makin akut penyakitnya, makin rendah
persentase obat spesifik.
Rekam Medik
Komite Medik
SMF Non Bedah
DENKESYAH
RS SALAK (RSS)
BOGOR
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
02/01/
01
1/1
Prosedur Tetap
Tanggal Terbit
Ditetapkan
KEPALA RUMAH SAKIT SALAK BOGOR
19-09-2001
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
1.
Unit Terkait
Gejala klinis :
1.1. Gatal
1.2. Pada kelainan akut tampak eritema berbatas tegas, diikuti
edema, populovesilet, vesikel atau bula. Jika vesikel atau bula
pecah, tampak erosi dan aksudasi. Pada kelainan kronis,
tampak kulit kering, berskuma, papul, likenifikasi, fisur,
batasnya tidak jelas.
2.
Diagnosis : anamnesis, klinis dan lokalisasi yang khas
3.
Diagnosis banding : dermatitis kontak iritan
4.
Penunjang diagnosis : uji temple, yang dilaksanakan setelah
penyakitnya tenang, kira-kira setelah 3 minggu. Tempatnya uji temple
di punggung, atau bagian luar lengan atas.
5.
Pengobatan
5.1. Jika basah (madidans) : kompres dengan larutan garam faal
5.2. Jika berat dapat diberikan kortikosteroid sistemik jangka
Pendek, misalnya prednison/ metilprednisolon 30 mg/hari
Jika telah mereda, cukup dengan kortokosteroid topical.
1. Rekam Medis
2. Komite Medik
3. SMF Non Bedah
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
02/01/
01
1/3
Prosedur Tetap
Tanggal Terbit
Ditetapkan
KEPALA RUMAH SAKIT SALAK BOGOR
19-09-2001
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
1.
Gejala klinis
1.1. Bentuk infantile :
1.1.1. Pada usia 2 bulan 2 tahun
1.1.2. Awitan paling sering usia 2-6 bulan
1.1.3. lesi dimulai dipipi, dahi dan scalp, tetapi dapat mengenai
badan, leher, lengan dan tangkai
1.1.4. lesi berupa aritema dan papulovesikuler yang sangat
gatal. Karena garukan terjadi erosi, ekskoriasi, dan
eksidasi atau krusta. Tidak jarang disertai infeksi
sekunder. Rasa gatal membuat anak terganggu, sulit
tidur, dan gelisah. Lesi biasanya kronik residif.
1.2. Bentuk anak :
1.2.1. Pada usia 3 11 tahun
1.2.2. dapat merupakan kelanjutan bentuk infantile, atau
timbul sendiri
1.2.3. lesi kering, likenifikasi, batas tidak tegas, ekskoriasi
memanjang karena garukan dan krusta.
1.2.4. tempat predileksi dilipat siku, leher, pergelangan tangan
dan kaki, jarang mengenai muka. Bibir dan perioral
dapat terkena, kadang-kadang paha belakang dan
bokong. Sering terdapat lipatan Dennie Morgan, yaitu
lipatan kulit dibawah lipatan kelopak mata bawah.
DENKESYAH
RS SALAK (RSS)
BOGOR
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
02/01/
01
2/3
No.
Dokumen
02/01/
4.2.
Unit terkait
No. Revisi
Halaman
01
3/3
Prosedur Tetap
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
02/01/
01
1/2
Tanggal Terbit
Ditetapkan
KEPALA RUMAH SAKIT SALAK BOGOR
19-09-2001
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
No.
Dokumen
DENKESYAH
RS SALAK (RSS)
BOGOR
Unit terkait
Halaman
01
2/2
02/01/
Prosedur
No. Revisi
1.
Rekamj Medik
Komite Medik
SMF Non Bedah
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
02/01/
01
1/2
Prosedur Tetap
Tanggal Terbit
Ditetapkan
KEPALA RUMAH SAKIT SALAK BOGOR
19-09-2001
Dr. DANIEL TJEN Sp. S
MAYOR CKM NRP. 31886
Pengertian
1.
2.
3.
4.
5.
Definisi :
Herpez zster adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus
Varicella zozter yang menyerang kulit mukosa merupakan aktivasi
dari infeksi primer.
Patogenesis :
Virus berdiam diganglion posterior susunan saraf tepi dan ganglion
kranialis. Kelainan kulit yang timbul pada dermatom (lokasi yang
setingkat daerah persarafan ganglion).
Gejala klinis :
3.1. Masa tunas 7 12 hari
3.2. Daerah yang paling sering terkena adalah torakal
3.3. Lebih sering pada usia dewasa
3.4. Terdapat gejala prodromal sistemik (demam, pusing, malaise)
dan lokal (nyeri otot, pegal, gatal). Setelah itu timbul bercak
eritema dikulit yang dalam waktu singkat berubah menjadi
vesikel-vesikel berkelompok dengan dasar kulit yang
eritematosa, dan edema. Vesikel berisi cairan jernih, kemudian
berubah keruh, dapat pula menjadi pustul dan krusta. Lesi
bersifat unilateral, dan dermatomal, sesuai tempat persarafan.
3.5. Hiperestesi daerah yang terkena
3.6. Nyeri pada daerah yang terkena. Nyeri ini dapat bertahan
walaupun lesi sudah hilang, menimbulkan neuralgia pasca
herpetic. Kecenderungan ini sering pada penderita yang berusia
> 40 tahun.
3.7. Indikator masa aktif herpes zoster dilihat dari vesikel baru yang
timbul, berlangsung kira-kira 1 minggu, sedang masa
resolusinya 1-2 minggu.
3.8. Jika menyerang nervus trigeminus cabang 1 pada wajah,
menimbulkan kelainan herpes zoster oftalmikus. Jika juga
mengenai cabang kedua dan ketiga, disertai kelainan kulit.
3.9. Jika menyerang N.Fasialis, dan N.optikus, menimbulkan
kelainan Sindrom Ramsay-Hunt, yaitu terdapat kelumpuhan
wajah (Bells Palsy), kelainan kulit pada dermatome yang
sesuai, tinitus, vertigo, gangguan pendengaran, nistagmus dan
nausea.
Komplikasi :
Neuragia pasca herpetic, terutama pada penderita berusia > 40 tahun.
Makin tua makin sering frekuensinya.
Diagnosis banding :
5.1.
Herpes simpleks
5.2. Jika nyeri setinggi lokasi jantung sering salah diagnosis
dengan angina pektoris, jika nyeri sendi sering dikira rematik.
DENKESYAH
RS SALAK (RSS)
BOGOR
Jl. Jend. Sudirman No. 8 Telp.
344609
Fak. ( 0251 ) 345444
E-Mail : rs.Salak @plaza.com
No.
Dokumen
No. Revisi
Halaman
01
2/2
02/01/
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Unit Terkait
1.
2.
3.
Rekam Medis
Komite Medik
SMF Non Bedah
PENANGANAN VARISELA
DENKESYAH
RS SALAK (RSS)
BOGOR
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
02/01/
01
1/2
Prosedur Tetap
Tanggal Terbit
Ditetapkan
KEPALA RUMAH SAKIT SALAK BOGOR
19-09-2001
Dr. DANIEL TJEN Sp. S
MAYOR CKM NRP. 31886
Pengertian
1.
2.
3.
4.
Definisi :
Varisela adalah infeksi akut primer oleh virus varisela zoster yang
menyerang kulit dan mukosa. Klinis terdapat gejala konstitusi,
kelainan kulit polimorfi, terutama berlokasi dibagian sentral tubuh.
Epidemiologi :
2.1. Kosmopolit
2.2. Tranmisi secara aerogen
2.3. Masa penularan lebih dari 7 hari dihitung dari timbulnya gejala
kulit.
Etiologi :
Virus varisela zoster. Infeksi primer akan menimbulkan varisela,
sedang reaktivasi virus ini menyebabkan herpes zoster.
Gejala klinis :
4.1. Masa inkubasi 14 21 hari
4.2. Dimulai dengan gejala prodromal, yakni demam tidak terlalu
tinggi, malese dan nyeri kepala. Disusul dengan erupsi kulit,
berupa papual eritematosa yang dalam beberapa jam berubah
menjadi vesikel.
4.3. Lesi polimorfi karena erupsi vesikel tidak bersamaan, lesi lama
berubah menjadi pustul dan krustal, lesi berikutnya timbul.
4.4. Distribusi lesi terutama dibadan, menyebar sentrifugal, ke wajah
dan ekstermitas dapat pula menyerang mukosa mata, mulut dan
saluran napas bagian atas.
4.5. Jika infeksi sekunder ditemukan pembesaran kelenjar getah
bening
4.6. Gatal.
Tujuan
Kebijakan
PENANGANAN VARISELA
No.
Dokumen
DENKESYAH
RS SALAK (RSS)
BOGOR
1.
2.
Unit terkait
Halaman
01
2/2
02/01/
Prosedur
No. Revisi
1.
2.
3.
Pengobatan :
1.1. Umumnya simtomatik, analgetik dan antipireti
1.2. Jika perlu antibiotik untuk mencegah infeksi sekunder
1.3. Dapat pula diberikan antivirus seperti pada herpes zoster, paling
efektif bila diberikan dalam 24 jam pertama.
1.4. Topikal diberikan talk salisis
1.5. VZIG (varizella zoster imunoglobulin). Dapat mencegah atau
meringankan varisela, diberikan IM, dalam 4 hari dalam 4 hari
setelah terpapar.
Vaksinasi :
Vaksinasi varisela berasal dari galur yang dilemahkan. Diberikan pada
anak-anak berusia 12 bulan atau lebih. Lama proteksi belum diketahui
pasti, harus diulang tiap 4-6 tahun. Dosis pemberian sampai dengan
usia 12 tahun 0,5 ml i.m. untuk usia lebih dari 12 tahun 0,5 ml i.m
diulang dengan dosis yang sama setelah 4-8 minggu.
Rekamj Medik
Komite Medik
SMF Non Bedah
No.
Dokumen
DENKESYAH
RS SALAK (RSS)
BOGOR
No. Revisi
Halaman
01
1/2
02/01/
Prosedur Tetap
Tanggal
Terbit
Ditetapkan
KEPALA RUMAH SAKIT SALAK BOGOR
19-09-2001
Dr. DANIEL TJEN Sp. S
MAYOR CKM NRP. 31886
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
1.
Epidemiologi :
1.1. menyerang anak-anak, cepat meluas dalam lingkungan hidup
yang padat.
1.2. Faktor penunjang : kondisi hygiene yang tidak baik
1.3. Cara penularan melalui perantara, sisir, bantal, kasur dan topi
2. Patogenesis :
2.1. Kelainan kulit disebabkan garukan
2.2. Kutu mengeluarkan eksreta dan liur yang ikut masuk kekulit
pada waktu menghisap darah
3. Gejala klinis :
3.1. Gejala klinis dominan : gatal terutama didaerah oksiput dan
temporal
3.2. Karena garukan : erosi, ekskoriasi, pus dan krusta
3.3. Jika infeksi sekunder berat : rambut bergumpal karena banyak
pus, dan krusta (plikapelonika) dan pembesaran kelenjar getah
bening regional (oksiput dan retroaurikuler), serta berbau
busuk.
4. Penunjang diagnosis :
4.1. Temukan kutu atau telur
4.2. Telur berwarna abu-abu berkilat
5. Diagnosis banding
5.1.
Tinea kapitis
5.2.
Pioderma (impetigo krustosa)
5.3.
Dermatitis seboroik
Agar penderita pedikulotis kapitis mendapat pelayanan yang optimal
Pelayanan Medik di RS. Salak berpedoman pada :
STD, Yan Med dari Depkes RI yang telah ditetapkan Ka Rumkit.
STD Yan Med yang disusun oleh SMF RS. Salak.
STD, obat terapi di RS. Salak
No.
Dokumen
02/01/
Prosedur
Unit terkait
1.
1.
2.
3.
No. Revisi
Halaman
01
2/2
Pengobatan
Prinsip pengobatan adalah membunuh semua kutu dan membasmi
telur, serta mengobati infeksi sekunder.
1.1. Menggunakan gamabenzen heksaklorida (gameksan) 1%
Dioleskan pada rambut dan dibiarkan 12 jam, kemudian dicuci
dan disisir dengan serit. Jika masih ada telur, diulangi
seminggu lagi.
1.2. Pada keadaan infeksi sekunder yang berat, rambut dicukur.
Diberikan antibiotik sistemik dan topikal.
1.3. Perhatikan higienis
Rekam Medik
Komite Medik
SMF Non Bedah
PENANGANAN SKABIES
DENKESYAH
RS SALAK (RSS)
BOGOR
Jl. Jend. Sudirman No. 8 Telp.
344609
Fak. ( 0251 ) 345444
E-Mail : rs.Salak @plaza.com
Prosedur Tetap
No.
Dokumen
No. Revisi
Halaman
01
1/2
02/01/
Tanggal
Terbit
Ditetapkan
KEPALA RUMAH SAKIT SALAK BOGOR
19-09-2001
Dr. DANIEL TJEN Sp. S
MAYOR CKM NRP. 31886
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
1. Definisi :
Scabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan
sensitisasi terhadap Sarcopies scabei var. hominis dan produknya.
2. Faktor predisposisi :
2.1. Sosial ekonomi rendah
2.2. Higiene buruk
2.3. Hubungan seksual yang bersifat promiskuitas
3. Cara penularan :
3.1. Kontak langsung (kontak kulit), berjabat tangan, tidur
bersama dan hubungan seksual.
3.2. Kontak tak langsung, melalui pakaian, handuk, tempat tidur
Penularan oleh Sarcoptes scabei betina yang sudah dibuahi
atau larva.
4. Patogenesis
Kelainan kulit disebabkan oleh tungau dan garukan, gatal
disebabkan oleh eksreta dan sekreta tungau yang memerlukan
waktu 1 bulan setelah sensitisasi.
5. Gejala klinis :
5.1.
Pruritus nokturnal
5.1.1. Menyerang manusia secara berkelompok, contohnya
seluruh keluarga, satu pesantren, satu asrama.
5.1.2. Ditemukan terowongan (kunikulus), berbentuk garis
lurus atau berkelok kira-kira 1 cm dan diujungnya
ditemukan papul, atau vesikel. Jika predileksi adalah
kulit yang stratumkorneumnya tipis, sela jari tangan,
pergelangan tangan bagian volar, siku bagian luar, lipat
ketiak depan, areola mamae pada wanita, umbilicus,
bokong, genitalia eksterna pada pria, dan perut bagian
bawah, pada bayi dapat menyerang telapak tangan dan
kaki.
5.1.3. Yang paling diagnostik adalah menemukan tungaunya.
6.
Diagnosis banding :
6.1.
Prurigo
6.2.
Pedikulosis korporis
6.3.
dermatitis
Agar penderita skabies mendapat pelayanan yang optimal
Pelayanan Medik di RS. Salak berpedoman pada :
STD, Yan Med dari Depkes RI yang telah ditetapkan Ka Rumkit.
STD Yan Med yang disusun oleh SMF RS. Salak.
STD, obat di RS. Salak
PENANGANAN SKABIES
No.
Dokumen
DENKESYAH
RS SALAK (RSS)
BOGOR
1.
2.
Unit terkait
Halaman
01
2/2
02/01/
Prosedur
No. Revisi
1.
2.
3.
Pengobatan
Syarat obat pilihan untuk scabies :
1.1. Harus efektif terhadap semua stadium tungau
1.2. Tidak menimbulkan iritasi dan tidak toksik
1.3. Tidak berbau dan kotor sehingga merusak dan mewarnai
pakaian
1.4. Mudah diperoleh dan harganya murah
Massal, seluruh anggota keluarga harus diobati termasuk orang
yang tidak menunjukkan gejala karena hiposensitif.
Jenis obat topikal
2.1. Sulphur praesipitatum 4-20 % dalam bentuk salap atau krim.
Tidak efektif terhadapt telur, sehingga harus dipakai lebih dari 3
hari. Dapat digunakan pada bayi kurang dari 2 tahun.
2.3. Emulsi benzil benzoat 20-25 %. Efektif terhadap semua stadium,
diberikan setiap malam selama 3 hari
2.4. Gama benzene heksa klorida (gameksan) 1 % dalam krim atau
latio adalah obat pilihan karena efektif terhadap semua stadium,
mudah pemakaiannya dan tidak iritatif. Tidak dianjurkan pada
anak-anak < 6 tahun dan wanita hamil, karena toksis terhadap
SSP. Penggunaan cukup sekali dan diulangi 1 minggu kemudian.
2.5. Krotamiton 10 % dalam krim atau latio, mempunyai efek anti
scabies dan anti gatal.
2.6. Permetrin 5 % (scabimite) dalam bentuk krim, kurang toksik.
Aplikasinya hanya 1 kali dan dibiarkan selama 10 jam. Dapat
diulangi setelah satu minggu. Tidak dianjurkan untuk bayi
berumur kurang dari 2 bulan.
Rekamj Medik
Komite Medik
SMF Non Bedah
DENKESYAH
RS SALAK (RSS)
BOGOR
Jl. Jend. Sudirman No. 8 Telp.
344609
Fak. ( 0251 ) 345444
E-Mail : rs.Salak @plaza.com
Prosedur Tetap
No.
Dokumen
No. Revisi
Halaman
01
1/2
02/01/
Tanggal
Terbit
Ditetapkan
KEPALA RUMAH SAKIT SALAK BOGOR
19-09-2001
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
PENANGANAN SKABIES
DENKESYAH
RS SALAK (RSS)
BOGOR
No.
Dokumen
02/01/
No. Revisi
Halaman
01
2/2
1.4.
1.
2.
3.
Rekamj Medik
Komite Medik
SMF Non Bedah
DENKESYAH
RS SALAK (RSS)
BOGOR
Jl. Jend. Sudirman No. 8 Telp.
344609
Fak. ( 0251 ) 345444
E-Mail : rs.Salak @plaza.com
No.
Dokumen
No. Revisi
Halaman
01
1/1
02/01/
Prosedur Tetap
Tanggal
Terbit
Ditetapkan
KEPALA RUMAH SAKIT SALAK BOGOR
19-09-2001
Pengertian
1.
2.
3.
4.
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Unit Terkait
PENANGANAN PIODERMI
PENANGANAN IMPETIGO
PENANGANAN FOLIKULITIS
PENANGANAN FURUNKEL DAN KARBUNKEL
PENANGANAN EKTIMA
PENANGANAN PIONIKIA
PENANGANAN ERISIPELAS
PENANGANAN SELULITIS
PENANGANAN PHLEGMON
PENANGANAN ULKUS PIOGENIK
PENANGANAN ABSES MULTIPEL KELENJAR KERINGAT
PENANGANAN HIDRA ADENITIS SUPURATIVA
PENANGANAN STAPHILOCOCCAL SCALDED SKIN SYNDROME (SSSS)
PENANGANAN DERMATITIS KONTAK IRITAN
PENANGANAN
,,
ALERGIK
PENANGANAN DERMATITIS ATOPIK
PENANGANAN DERMATITIS SEBOROIK
PENANGANAN HERPES ZOSTER
PENANGANAN VARISELA
PENANGANAN PEDIKULOSIS KAPITIS
PENANGANAN SCABIES
PENANGANAN STEVEN JHONSON SYNDROME
PERSISTENSI GIGI
PERIODONTITIS karena GANGREN PULPA
GIGI IMPAKSI MOLAR 3
PERIKORONITIS
ABSES SUB GINGGIVAL
ABSES SUB MUKOSA
GINGGIVITIS
PERIODONTITIS
PULPITIS AKUT
HORDEOLUM
KHALAZION
CONJUNCTIVITIS GO
PTERIGIUM
CONJUNCTIVITIS
SELULITIS ORBITA AKUT
GLAUKOMA AKUT
SEFALGIA
NEUROPATI
STROKE
CEDERA KRANIO SEREBRAL
EPILEPSI
VERTIGO
HERNIA NUKLEUS PULPOSUS
KESADARAN MENURUN