You are on page 1of 4

Nama

: Widya Piqra

Kelas

: 3B

Prodi

: D3 Teknik Kimia

LEACHING
Proses ekstraksi (pemisahan) dibagi menjadi bermacam-macam menurut asal dan bahan
yang akan dipisah. Secara garis besar, ada dua macam pemisahan, yaitu ekstraksi padat-cair dan
ekstraksi cair cair. Perbedaan antara keduanya yaitu apabila ekstraksi padat-cair (leaching)
adalah proses pemisahan cairan dari padatan dengan menggunakan cairan sebagai bahan
pelarutnya, sedangkan ekstraksi cair-cair adalah proses pemisahan cairan dari suatu larutan
dengan menggunakan cairan sebagai bahan pelarutnya.
Ekstraksi padat cair yang biasa disebut leaching adalah proses pemisahan zat yang dapat
melarut (solute) dari suatu campurannya dengan padatan yang tidak dapat larut (innert) dengan
menggunakan pelarut cair. Proses ini dilakukan untuk mendapatkan bagian yang mudah terlarut
karena berharga ataupun untuk menghilangkan bagian yang kurang berharga. Pelarut akan lebih
mudah melarutkan solute yang ada pada permukaan padatan sebelum mencapai solute
selanjutnya.
Pemilihan dari zat leaching yang digunakan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
1. Sifat fisika dan kimia dari material yang akan di leaching
2. Besarnya biaya reagen
3. Korosi yang mungkin disebabkan oleh reagen dan konsekuensinya terhadap
konstruksi material
4. Kemampuan menyeleksi unsur yang diinginkan untuk dilarutkan
Kemampuan menyeleksi dari zat leaching terhadap suatu mineral tertentu yang ada
didalam bijih sangat dipengaruhi oleh:
1. Konsentrasi dari zat leaching
Semakin meningkatnya konsentrasi zat leaching maka jumlah dari mineral berharga
yang larut akan semakin bertambah
2. Temperatur
Kadang kadang peningkatan temperature memberikan sedikit pengaruh terhadap
efisiensi leaching mineral berharga, tetapi berpengaruh terhadap peningkatan level
pengotor dalam larutan.
3. Waktu Kontak

Waktu kontak yang berlebihan antara pelarut dengan bijih dapat menyebabkan
peningkatan persentase pengotor yang ada dalam larutan. Sehingga harus diketahui
waktu kontak yang optimum agar daapt memaksimalkan recovery logam berharga
dan meminimalkan pengotor yang larut.
Zat zat leaching yang umum digunakan adalah sebagai berikut:
1. Air
Air digunakan untuk melarutkan kalsin hasil sulfating dan chloridizing saat roasting.
Kebanyakan senyawa sulfat dapat larut dalam air, contohnya leaching zinc sulfate
2. Asam
Asam sulfat merupakan zat yang banyak digunakan dalam proses leaching. Hal ini
disebabkan karena mempunyai harga yang murah dan efektif dalam melarutkan mineral berharga
dalam bijih. Bijih yang biasa dileaching menggunakan asam sulfat adalah bijih oksida, karena
bijih oksida mudah larut dalam asam sulfat, contoh ZnO
ZnO + H2SO4 Zn SO4 + H2O
3. Basa
Contoh basa yang biasa digunakan sebagai zat pelarut adalah natrium hidroksida (NaOH)
yang digunakan untuk melarutkan alumunium dari bauksit, basa lainnya yaitu ammonium
hidroksida (NH4OH) biasa digunakan dalam ekstraksi tembaga dan nikel. Keuntungan dengan
menggunakan basa sebagai zat leaching adalah masalah korosi dapat diabaikan, cocok utnuk
bijih yang mengandung banyak pengotor (gangue) silikat dan mempunyai kemampuan
menyeleksi yang lebih baik karena mampu membuat besi oksida tidak ikut larut.
4. Larutan Garam
Natrium sianida (NaCN) dan Kalimu sianida (KCN) adalah garam yang dapat digunakan
untuk melarutkan emas dan perak. Reaksinya adalah
4Au + 8NACN + O2 + H2O 4NaAu(CN)2 + 4NaOH
5. Bacterial leaching
Jenis bakteri yang dapat digunakan sebagai zat pelarut adalah Thio Bacillus Thippxidans
atau Thio Bacillus Ferrooxidans. Contoh penggunaanya adalah pelarutan FeSO4.
FeSO4. Fe2(SO4)3
Adapun hal-hal yang harus diperhatikan pada saat melakukan proses ekstraksi padat cair
(leaching) diantaranya adalah sebagai berikut.
a. Ukuran partikel
Ukuran partikel biasanya akan mempengaruhi dari proses ekstraksi. Ukuran partikel akan
mempengaruhi proses ekstraksi, karena jika semakin kecil ukurannya maka luas permukaan akan

semakin besar, sehingga akan memperbaiki dari efisiensi dari proses pemisahan tersebut. Dengan
kata lain, jarak untuk berdifusi yang dialami oleh zat terlarut dalam padatan adalah kecil.
b. Zat pelarut
Larutan atau zat pelarutnya (solvent) dalam hal ini adalah pelarut yang terbaik yang
mampu melarutkan padatan yang akan diekstrak dengan baik tanpa menghasilkan endapan.
Biasanya, zat pelarut murni akan dipakai pada awalnya, tetapi setelah proses ekstraksi berakhir,
konsentrasi zat terlarut akan naik dan laju ekstraksinya turun, pertama karena gradien konsentrasi
akan berkurang dan kedua zat terlarutnya menjadi lebih kental.
Adapun kriteria yang harus dipenuhi dalam pemilihan zat pelarut yaitu
1) Kerapatan; Terutama pada ekstraksi cair-cair, sedapat mungkin terdapat perbedaaan
kerapatan yaitu besar amtara pelarut dan bahan ekstraksi
2) Selektivitas; Pelarut hanya boleh melarutkan ekstrak yang diinginkan, bukan komponenkomponen lain dari bahan ekstraksi
3) Titik Didih; Karena ekstrak dan pelarut biasanya harus dipisahkan dengan cara
penguapan, destilasi atau rektifikasi, maka titik didih kedua bahan it tidak boleh terlalu
dekat, dan keduanya tidak membentuk aseotrop.
4) Reaktifitas; Pada umumnya pelarut tidak boleh menyebabkan perubahan secara kimia
pada komponen-komponen bahan ekstraksi.
5) Dan kriteria lain, pelarut sedapat mungkin harus:
- murah
- tersedia dalam jumlah besar
- tidak beracun
- tidak dapat terbakar
- tidak eksplosif bila bercampur dengan udara
- tidak korosif
- tidak menyebabkan terbentuknya emulsi
- memilliki viskositas yang rendah
- stabil secara kimia dan termis
Karena hampir tidak ada pelarut yang memenuhi syarat di atas, maka untuk setiap proses
ekstraksi harus dicari pelarut yang paling sesuai.
6) Beberapa pelarut yang terpenting adalah : air, asam-asam organik dan anorganik,
hidrokarbon jenuh, toluen, karbon disulfit, eter, aseton, hidrokarbon yang mengandung
khlor, isopropanol, etanol.
c. Temperatur

Dalam banyak hal, kelarutan zat terlarut (pada partikel yang diekstraksi) di dalam pelarut
akan naik bersamaan dengan kenaikan temperatur untuk memberikan laju ekstraksi yang lebih
tinggi.
Berikut adalah contoh 10 bahan yang dapat diekstraksi (leaching) beserta pelarutnya, yaitu:
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Bahan
Biji Kelapa
Daun Teh
Biji Besi
Sabut Kelapa
Biji Kemiri
Bunga Matahari
Batuan
Daun Kayu Putih
Biji Pala
Biji Kopi

Pelarut
Kloroform
Air
Asam Sulfat / Amonia
Air + Ethanol
Kloroform
N- Hexana
Natrium Sianida
Air
Kloroform
Air Panas

Hasil
Minyak Kelapa
The
Tembaga
Zat Pewarna
Minyak Kemiri
Minyak Nabati
Emas
Kayu Putih
Minyak Pala
Larutan Kopi

Jumlah liquid pada tangki utama akan mempengaruhi pelarut yang digunakan pada run
selanjutnya. Jika liquid yang ditampung terlalu banyak maka pelarut yang digunakan untuk
ekstraksi selanjutnya akan lebih pekat. Berbeda dengan liquid yang jumlahnya lebih sedikit jika
ditampung pada tangki utama akan menghasilkan pelarut yang tidak terlalu pekat.

Daftar Pustaka
Anonim. tt. Modul 2.06 Ekstraksi Padat Cair. http://akademik.che.itb.ac.id/labtek/wpcontent/uploads/2009/02/modul-206-ekstraski-padat-cair.pdf.

[Diakses

tanggal

21

Oktober 2014]
Handaru S, Suganta. 2008. Recovery Nikel. http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/124903R040842-Recovery%20nikel-Literatur.pdf. [Diakses tanggal 21 Oktober 2014]

You might also like