You are on page 1of 12

Casing

Pendahuluan
Perencanaan pertama dalam desain sumur adalah seleksi kedalaman di mana
casing di-run dan di semen. Drilling engineer dalam perencanaan setting depth
casing harus mempertimbangkan kondisi geologi, seperti: tekanan formasi dan
fracture gradient, hole problem, dan hal-hal lainnya. Dari program ini diharapkan
pelaksanaan pemboran akan berjalan dengan aman tanpa menciptakan a steel
monument dari sebuah rangkaian casing.
Selama operasi pemboran berlangsung, sering terjadi masalah lost circulation
akibat pecahnya formasi di bawah kaki casing. Ini merupakan akibat yang
ditimbulkan oleh underground blow out. Masalah lain yang sering terjadi ialah
terjepitnya rangkaian casing akibat pemakaian lumpur dengan densitas yang tinggi
untuk mengimbangi tekanan formasi yang abnormal. Kedua masalah di atas
sering timbul akibat setting depth casing yang kurang tepat. Kesalahan dari
program setting depth casing juga akan menyebabkan failure rangkaian casing,
yang disebabkan setting depthnya terlalu dalam atau terlalu dangkal. Masalah lain
yang timbul dan berkaitan dengan setting depth casing adalah biaya casing yang
meningkat dan diameter sumur terakhir tidak sesuai dengan keinginan yang
dicapai.
Masalah-masalah yang berkaitan dengan setting depth casing dibagi dalam dua
bagian, yaitu:
Masalah yang berkaitan dengan tekanan selama operasi pemboran,
yang ditanggulangi dengan pemasangan casing yang tepat.
Masalah yang berkaitan dengan produksi, yaitu pertimbangan
terhadap well completion dan sumur-sumur untuk tujuan EOR.

Kriteria Perencanaan Setting Depth Casing


Sebelum memulai prosedur perencanaan setting depth point, ada
beberapa kriteria perencanaan yang harus diikuti. Kriteria-kriteria tersebut
mengandung faktor-faktor keselamatan yang harus dimasukkan dalam
perencanaan setting depth casing.
Ada 6 kriteria yang harus diperhatikan, yaitu sebagai berikut:
1. Swab factor (atau dikenal sebagai trip margin), dinyatakan dalam ppg
ekivalen berat lumpur (EMW), menunjukkan sejumlah berat lumpur
yang harus ditambahkan agar melebihi besarnya tekanan formasi untuk
menghindari terjadinya efek swabbing pada saat pencabutan string.
2. Surge factor, dinyatakan dalam ppg EMW, merupakan sejumlah
minimum berat yang perlu ditambahkan pada gradien rekah di bawah
kaki casing, mengimbangi berat lumpur di sumur, untuk menghindari
pecahnya formasi pada saat dimasukkan.
3. Safety Factor, dinyatakan dalam ppg EMW, merupakan tambahan
jumlah pada gradien rekah minimum pada kriteria 2, untuk memberikan
harga yang memadai pada saat prosedur operasional dilakukan.
4. Kick load, dinyatakan dalam ppg EMW, menunjukkan sejumlah
tambahan berat lumpur yang diperlukan untuk mengimbangi dan
menanggulangi densitas kick di formasi.
5. Allowable differential pressure pada zona tekanan normal atau
subnormal, dinyatakan dalam psi, menunjukkan maksimum DP yang
diperbolehkan diinterval open hole dan selalu dibandingkan dengan
kondisi DP aktual maksimum yang dihadapi.
6. Allowable differential pressure pada zona tekanan abnormal atau high
formation pressure, dinyatakan dalam psi, menunjukkan maksimum DP
yang diperbolehkan pada interval open hole yang berada dalam zona
tekanan abnormal.

Casing Type
Suatu pemboran membutuhkan beberapa rangkaian casing dalam
pelaksanaannya untuk mencapai kedalaman total yang diinginkan.
Beberapa tipe casing yang ada, yaitu sebagai berikut:
Drive atau Conductor casing
Surface casing
Intermediate Casing
Production Casing
Liner
Tubing

Gambar 1
Hubungan Beberapa Tipe Casing
Lihat Gambar 1, tentang hubungan dan kegunaan dari beberapa tipe
casing. Tidak semua sumur menggunakan semua tipe casing dan secara
umum fungsi dari rangkaian casing adalah:

Memisahkan

dan

mengisolasi

dari

beberapa

formasi

untuk

meminimkan problem pemboran atau untuk memaksimumkan


produksi
Menjaga kestabilan lubang sumur ketika pemboran akan dilanjutkan
kembali atau pada waktu operasi well completion
Menjaga keamanan dimana alat pressure control dapat didudukan
a) Drive Pipe atau Conductor Casing
Drive pipe di lepas pantai disebut juga Marine Conductor adalah pipa
yang umumnya berdiameter 30 dan mempunyai ketebalan antara 0,5
sampai 1 dari grade A yang dilengkapi dengan drive shoe.
Sambungannya menggunakan las atau dengan tipe sambungan yang
dibuat oleh VETCO Industri. Drive pipe ini merupakan rangkaian
pertama yang ditempatkan ke dalam sumur yang mempunyai kedalaman
antara 100-300 ft. Untuk batuan yang lunak seperti di lepas pantai,
pemasangannya dengan di hammer di bagian atas drive pipe yang
ditangani dari travelling block dengan sling yang berdiameter 1,5
dengan berat hammer sekitar 17.000 lb. Kemampuan diesel hammer
harus cukup untuk operasi ini, seperti pada Delmag tipe D-22 yang dapat
memberikan energi sebesar 40.000 ft-lbs, dengan jumlah langkah 40
sampai 50 per menit. Setelah drive ditempatkan lalu dipotong, untuk
dilepas pantai pemotongannya pada ketinggian yang memungkinkan
dipasang peralatan flow line dan fill up line, kemudian operasi pemboran
dapat dilakukan.
Pada pengeboran batuan yang keras, hambatan yang sering terjadi
adalah lost circulation dan problem caving untuk pemboran yang
menembus formasi gravel bed dan unconsolidated sand. Untuk
menembus formasi ini biasanya operator menggunakan lumpur yang
viscous dengan laju yang tinggi. Setelah pemboran mencapai kedalaman
yang diinginkan sesuai dengan fungsi conductor casing untuk mengatasi
loss circulation dan problem caving, casing di run dan disemen.

b) Structural Casing
Guna dari structural casing adalah dalam mengatasi lost circulation,
problem hole caving dan problem kick pada zone-zone yang dangkal.
Casing ini dibutuhkan dalam pemboran ketika menembus formasi antara
casing drive pipa dan surface casing, dengan kedalaman antara 600-1000
ft.
c) Surface Casing
Maksud running surface casing di dalam operasi pemboran dengan
fungsi sebagai berikut:

Melindungi dari air tanah agar tidak terkontaminasi

Mempertahankan kestabilan lubang bor

Meminimkan problem lost circulation pada zona-zona permeabel

Melindungi zona-zona lemah dan secara tidak langsung mengontrol


kick

Sebagai tempat dudukan peralatan BOP

Menyanggah berat semua rangkaian casing ketika di run di bawah


surface casing

d) Intermediate Casing
Pemakaian intermediate casing disebut juga dengan protective casing,
karena fungsi utamanya adalah menutupi formasi yang lemah. Casing ini
mula-mula digunakan untuk melindungi dari formasi yang bertekanan
abnormal, dimana lumpur yang berat digunakan untuk mengontrol
tekanan. Guna intermediate casing yang lainnya adalah:

Digunakan untuk melindungi pada formasi yang bertekanan


abnormal.

Menghindari lost circulation atau stuck pipe pada formasi yang


lemah.

Mengisolasi zona garam atau zona yang menyebabkan problem,


seperti heaving dan sloughing shale.

e) Production Casing
Production casing sering disebut juga dengan oil string, casing ini
dipasang di atas, atau di tengah-tengah atau di bawah pay zone, dimana
mempunyai fungsi untuk mengalirkan migas dan sebagai penampung
minyak dari reservoir sebelum dialirkan, selain itu mempunyai fungsi :

Mengisolasi zone produksi dari formasi yang lainnya

Memproteksi peralatan tubing produksi

f) Liner
Drilling liner dipasang dengan fungsi yang sama seperti pada
intermediate casing. Casing ini tidak dipasang sampai permukaan,
biasanya overlaping dengan intermediate casing dengan panjang 300
500 ft. Liner ini dipasang untuk menghemat biaya yang berfungsi untuk
mengontrol gradien tekanan atau fracture. Ketika akan membuat lubang
bor di bawah liner, hal yang perlu diingat adalah kekuatan casing
diatasnya seperti intermediate casing terhadap gaya-gaya bursting dan
collapse. Casing ini dapat juga dipasang sampai permukaan, jika
diperlukan seperti dua intermediate string.
g) Tie-back String atau Tubing
Drilling liner sering dipasang sebagai bagian dari casing produksi
yaitu menambah rangkaian pipa dari permukaan sampai zona produksi.
Prosedur ini dilakukan ketika:

Memproduksikan hidrokarbon di belakang liner dan

Di bagian bawahnya tidak menguntungkan

Design Casing
Fungsi Casing :

Mencegah gugurnya dinding sumur.


Mencegah terkontaminasinya air tanah oleh lumpur pemboran.
Menutup zona bertekanan abnormal dan zona loss.
Membuat diameter sumur tetap.
Mencegah hubungan langsung antar formasi.
Tempat kedudukan BOP dan peralatan produksi.

Jenis Casing :
Conductor Casing
Drive pipe di lepas pantai disebut juga Marine Conductor adalah pipa yang
umumnya berdiameter 30 dan mempunyai ketebalan antara 0,5 sampai
1 dari grade A yang dilengkapi dengan drive shoe. Sambungannya
menggunakan las atau dengan tipe sambungan yang dibuat oleh VETCO
Industri. Drive pipe ini merupakan rangkaian pertama yang ditempatkan
ke dalam sumur yang mempunyai kedalaman antara 100-300 ft.
Surface Casing
Maksud running surface casing di dalam operasi pemboran dengan
fungsi sebagai berikut:

Melindungi dari air tanah agar tidak terkontaminasi

Mempertahankan kestabilan lubang bor

Meminimkan problem lost circulation pada zona-zona permeabel

Melindungi zona-zona lemah dan secara tidak langsung mengontrol


kick

Sebagai tempat dudukan peralatan BOP

Menyanggah berat semua rangkaian casing ketika di run di bawah


surface casing

Intermediate Casing

Pemakaian intermediate casing disebut juga dengan protective casing,


karena fungsi utamanya adalah menutupi formasi yang lemah. Casing ini
mula-mula digunakan untuk melindungi dari formasi yang bertekanan
abnormal, dimana lumpur yang berat digunakan untuk mengontrol
tekanan. Guna intermediate casing yang lainnya adalah:

Digunakan untuk melindungi pada formasi yang bertekanan


abnormal.

Menghindari lost circulation atau stuck pipe pada formasi yang


lemah.

Mengisolasi zona garam atau zona yang menyebabkan problem,


seperti heaving dan sloughing shale.

Production Casing
Production casing sering disebut juga dengan oil string, casing ini
dipasang di atas, atau di tengah-tengah atau di bawah pay zone, dimana
mempunyai fungsi untuk mengalirkan migas dan sebagai penampung
minyak dari reservoir sebelum dialirkan, selain itu mempunyai fungsi :

Mengisolasi zone produksi dari formasi yang lainnya

Memproteksi peralatan tubing produksi

Liner
Drilling liner dipasang dengan fungsi yang sama seperti pada intermediate
casing. Casing ini tidak dipasang sampai permukaan, biasanya overlaping
dengan intermediate casing dengan panjang 300 500 ft. Liner ini
dipasang untuk menghemat biaya yang berfungsi untuk mengontrol
gradien tekanan atau fracture. Ketika akan membuat lubang bor di bawah
liner, hal yang perlu diingat adalah kekuatan casing diatasnya seperti
intermediate casing terhadap gaya-gaya bursting dan collapse. Casing ini
dapat juga dipasang sampai permukaan, jika diperlukan seperti dua
intermediate string.

Beban :
Tekanan Burst
Suatu rangkaian casing yang berada di dalam sumur secara serentak akan
menerima tekanan yang berasal dari kolom fluida di dalam casing (Pi), dan
tekanan yang berasal dari kolom fluida di luar casing (Pe). Kedua macam
tekanan ini bekerja dengan arah yang saling berhadapan.
Tekanan Collapse
Tekanan minimum yang dikenakan pada casing (Pi-Pe) sehingga
menyebabkan casing tersebut remuk.
Beban Tension
Beban tension adalah beban yang ditimbulkan oleh berat rangkaian casing.
Jadi beban tension terbesar terdapat di permukaan dan mengecil sampai
nol di suatu titik pada rangkaian casing, setiap sambungan casing harus
menanggung berat rangkaian casing yang tergantung dibawahnya.
Beban Biaksial
Gaya-gaya yang bekerja pada casing yang terdapat di dalam sumur yang
terjadi secara kombinasi.

Casing Specification
Menurut Adams, J Neal, beberapa spesifikasi casing yang perlu
diperhatikan adalah : Diameter, BeratNominal, Tipe Sambungan, Grade
serta Length Range.
1. Diameter
Casing mempunyai tiga macam diameter, yaitu Diameter luar
(OD), Diameter dalam (ID), dan Drift diameter. Drift diameter
adalah dimeter maksimal suatu benda yang dapat dimasukkan
kedalam casing. Drift diameter lebih kecil dari diameter dalam
(ID). Diameter ini untuk menentukan diameter bit untuk
melanjutkan pemboran setelah terpasang suatu selubung (casing).

Diameter casing diukur pada body casing, bukanlah pada


sambungan casing atau pada coupling casing.
2. Berat Nominal
Berat nominal suatu casing menyatakan berat rata-rata casing
beserta couplingnya per satuan panjang. Pada umumnya, berat
nominal casing dinyatakan dalam satuan pounds per foot (lbs/ft)
3. Tipe Sambungan
Antara satu casing dengan yang lainnya disambung dengan
menggunakan ulir/thread. Casing mempunyai tiga macam tipe
sambungan, yaitu :
a. Round Thread and Coupling, mempunyai bentuk ulir
seperti V, dan mempunyai 8 sampai 10 ulir per inch. Tipe
sambungan ini ada dua masam, yaitu Long Thread &
Coupling dan Short Thread & Coupling. Long thread &
Coupling mempunyai tension strength 30% lebih kuat dari
Short thread & coupling.
b. Buttress Thread and Coupling, sambungan ini mempunyai
bentuk ulir seperti trapezium dan mempunyai 5 ulir per
inch. Buttress thread and coupling digunakan untuk tension
load yang lebih besar, atau untuk rangkaian selubung atau
casing yang panjang.
c. Extreme Line Casing, sambungan ini mempunyai thread
yang menyatu dengan body casing. Bentuk thread atau
ulirnya berbentu trapezium atau square, dan mempunyai 5
ulir per inch. Extreme line casing yang disebutkan diatas
mempunyai ketahanan yang besar terhadap kebocoran.
Diameter yang mempunyai 5 ulir tiap inch, adalah untuk
ukuran 8 5/8 inch sampai 10 inch. Sedangkan untuk

diameter yang lebih kecil dari 7 inch, mempunyai 6 ulir per


inch.
4. Grade, menyatakan mutu dari casing berdasarkan kepada yield
strengthnya (lihat tabel 4-5). Yield strength, didefiniskan sebagai
tensile stress dalam satuan psi yang memberikan perpanjangan
(elongation) 0.5% dari panjang casing. Untuk P-110, adalah 0.6%.
Dari tabel tersebut dapat dilihat untuk grade J 55,
minimum yield strength adalah 55000 psi dan yield strength
rata-rata adalah 65000 psi.
Tabel 7.1
Grade dan Yield Strength Casing
Grade

Min. Yield

Yield strength

F 25
H 40
J 55
N 80
P 110

strength, psi
25000
40000
55000
80000
110000

rata-rata, psi
50000
65000
85000
123000

5. Length Range, adalah panjang dari casing. Panjang dari casing


diukur mulai dari ujung coupling sampai keujung thread,
merupakan panjang casing bersama couplingnya (L). Panjang dari
ujung coupling sampai batas thread dan body csing merupakan
panjang pipa casing (Lp), sangat perlu dalam perencanaan casing
string.
Length range casing adalah seperti terlihat pada tabel berikut.
Tabel 7.2
Length Range Casing
Range
I

Periode panjang, ft
16 25

II
III

25 34
34 - 48

Dengan kata lain bahwa dalam merencanakan casing untuk, dipilih


casing yang dapat mengatasi semua gaya yang bekerja pada casing
dan dengan biaya yang semurah mungkin.

You might also like