You are on page 1of 143

ANALISIS TINGKAT EFISIENSI PERBANKAN SYARIAH

DENGAN MENGGUNAKAN METODE DATA ENVELOPMENT


ANALYSIS (DEA)
(Studi Kasus pada Bank Muamalat Indonesia, Bank Mandiri Syariah dan BRI
Syariah periode 2010-2012)

Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Disusun Oleh :
Yudnina Falhanawati
109081000059

JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UIN JAKARTA
2013M/1434M

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I.

IDENTITAS PRIBADI
1.

Nama

:Yudnina Falhanawati

2.

Tempat tanggal lahir

: Jakarta, 13 Juni 1991

3.

Alamat

: Jl.Swadarma Raya Gg,Perdana No.44

4.

Rt.018/003 Ulujami Pesanggrahan


Jakarta-Selatan 12250

II.

5.

Telepon

: 087877467368

6.

E-mail

: yudnina13@gmail.com

PENDIDIKAN
1.

MI Darunnajah Ulujami Jakarta

Tahun 1997-2003

2.

MTs Darunnajah Ulujami Jakarta

Tahun 2003-2006

3.

SMA Darunnajah Ulujami Jakarta

Tahun 2006-2009

4.

S1 Ekonomi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Tahun 2009-2013

III. LATAR BELAKANG KELUARGA


1. Ayah

: Drs.H.Abdurahim Hidayat,MM

2. Ibu

: Hj.Siti Hafsah

3. Alamat

:Jl.Swadarma Raya Gg,Perdana No.44


Rt.018/003 Ulujami Pesanggrahan
Jakarta-Selatan 12250

vi

EFFICIENCY ANALYSIS OF ISLAMIC BANKS USING DATA


ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) METHOD

Yudnina Fallhanawati
UIN Jakarta
yudnina13@gmail.com

Abstract

Efficiency is a theoretically parameter that can be used as base of all


performance in a bank. Many banking efficiency studies have focused on
conventional banks. Recently, Islamic banks have opened in many countries and
operated in similiar fashion to traditional banks. This study evaluate the
performance of the efficiency of islamic banking in indonesia during period 20102012 (in this study i use monthly) using Data Envelopment Analysis, in which the
first step is to measure the performance of the technical efficiency of banks using
Data Envelopment Analysis (DEA) with the intermediation approach. Based on
the measurement of efficiency using DEA method showed that the Islamic Bank
during the 2010-2012 period is still not efficient. The efficiency score for the most
efficient bank is 100%. The data which is used in this research is a secondary
data, collected from financial statements issued by Bank Indonesia. The sampling
technique that is used in this research is purposive sampling with taking 3
samples of islamic banks. Input variables used in this study are fixed assets,
equity and net income, while the output variable is the financing and operational
income.

Keyword: Efficiency, Data Envelopment Analysis, Islamic Banks

vii

ANALISIS EFISIENSI PERBANKAN SYARIAH DENGAN


MENGGUNAKAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA)

Yudnina Falhanawati
UIN Jakarta
yudnina13@gmail.com

ABSTRAK
Efisiensi merupakan salah satu parameter kinerja yang secara teoritis
mendasari seluruh kinerja sebuah bank. Banyak penelitian mengenai efisiensi
perbankan yang kebanyakan berfokus pada bank konvensional. Baru-baru ini,
bank-bank Islam telah berkembang di berbagai negara dan dioperasikan secara
modern dan syariah seperti pada bank-bank Islam lainnya. Studi ini mengevaluasi
kinerja efisiensi perbankan syariah di Indonesia pada periode 2010-2012 (studi ini
menggunakan data bulanan) dengan menggunakan Data Envelopment Analysis
(DEA), dimana langkah pertama adalah untuk mengukur kinerja efisiensi teknik
bank menggunakan Data Envelopment Analysis (DEA) dengan pendekatan
intermediasi. Berdasarkan pengukuran efisiensi dengan metode DEA
menunjukkan bahwa Bank Syariah selama periode 2010-2012 masih belum
efisien. Nilai efisiensi bank yang paling efisien adalah 100%. Data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yang dikumpulkan dari
laporan keuangan yang diterbitkan oleh Bank Indonesia. Teknik pengambilan
sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling dengan
mengambil sampel 3 (tiga) bank syariah. Input variabel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah aset, ekuitas dan laba bersih. Sedangkan variabel outputnya
meliputi pembiayaan dan pendapatan operasional.

Kata Kunci : Efisiensi, Data Envelopment Analysis, dan Bank Syariah.

viii

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karuniaNya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi inidengan baik.
Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada Rasulullah SAW yang
mengantarkan manusia dari zaman kegelapan ke zaman yang terang benderang
ini. Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian syarat-syarat
guna mencapai gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Penulis menyadari bahwa penulisan ini tidak dapat terselesaikan tanpa
dukungan dari berbagai pihak baik moril maupun materiil. Oleh karena itu,
penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan skripsi ini terutama kepada:
1.

Kedua orangtua, My Papa, My Proud Drs.H.Abdurahim Hidayat and My


Mama Hj.Siti Hafsah (youll always be the best parent for me, i love you till,
forever ends) yang telah memberikan dukungan baik moril maupun materil
serta doa yang tiada henti-hentinya kepada penulis.

2.

Segenap keluarga, khususnya to all my sista, thank you for your support
CeIna, CeElly, CePhenz, and CeAzna Oke ^_^ dan tak lupa juga kaka2
ipar ku KaUben, KaNawir, KaYogi dan KaIyung dan juga untuk semua
ponakan ate tercinta, terima kasih atas doa dan semangatnya yang selalu
mengibur ate dikala ate galau dan pusing (hhhh) Thanks for you all at of
your support and input has given to me. Dont ever stop to step forward,
always move and work to get your objectives till end for your life today and
for day after.

3.

Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4.

Bapak Dr. Dumyathi Bashori, Lc selaku ketua jurusan Fakultas Ekonomi dan
bisnis sekaligus dosen Pembimbing Skripsi I yang telah berkenan
memberikan tambahan ilmu dan solusi pada setiap permasalahan atas
kesulitan dalam penulisan skripsi ini.
ix

5.

Sekretaris Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif


Hidayatullah Jakarta.

6.

Bapak Arief Mufraini, Lc. M.si selaku dosen Pembimbing Skripsi II yang
telah bersedia memberikan banyak ilmu dan solusi pada setiap permasalahan
atas kesulitan dalam penulisan skripsi ini. Bimbingan dan arahan untuk
membimbing penulis selama menyusun skripsi.

7.

Seluruh Bapak/Ibu dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah


memberikan pengetahuan yang sangat bermanfaat selama masa perkuliahan.

8.

For my geeenks Rizki Ramadhan, Achmad Reza Maulana, Novi Dehasni,


Fajar Ari Juniarti, Fany Agustine, Siti Sulha dkk yang udah mau menemani
kesana kemari hingga skripsi ini selesai (Ill miss you forever and always,
please just remember even if im not there, Ill always miss you forever and
always)

9.

Seluruh teman-teman Manajemen Angkatan 2009 dan Fakultas Ekonomi dan


Bisnis yang selalu mengisi hari-hari menjadi menyenangkan (Ill miss you
forever and always, please just remember even if im not there, Ill always
miss you forever and always). Thanks so much freennzz

10. Seluruh staf dan karyawan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta yang telah memberikan bantuan kepada penulis.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna


dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan
kritik yang membangun dari berbagai pihak. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat
bagi para pembaca dan semua pihak khususnya dalam bidang manajemen
perbankan.
Jakarta, 13 Juli 2013
Penulis,

(Yudnina Falhanawati)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i


LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ............................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ............................... iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ............................................... iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ........................ v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ......................................................................... vi
ABSTRACT . ..................................................................................................... vii
ABSTRAK ......................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... ix
DAFTAR ISI ...................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xiii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. ...xv

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian ........................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................... 15
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................... 16

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
A. LandasanTeori ............................................................................. 18
1. Karakteristik Dasar Perbankan Syariah ................................. 18
2. Pendekatan Struktural dalam Menilai Kinerja Bank .............. 19
3. Konsep Efisiensi ................................................................... 25
a. Efisiensi Teknik ................................................................ 28
b. Efisiensi Biaya .................................................................. 30
c. Pengukuran Efisiensi ........................................................ 32
4. Konsep Efisiensi Perbankan .................................................. 34
4. Konsep Pengukuran Efisiensi Perbankan.............................. 35
5. Hubungan Input dan Output dalam Pengukuran Efisiensi .... 38
xi

B. Penelitian Terdahulu ................................................................... 40


C. Kerangka Pemikiran Teoritis ...................................................... 46
D. Hipotesis Penelitian ................................................ 48

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian ........................................................... 49
B. Metode Penentuan Sampel .......................................................... 49
C. Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data ................................. 51
D. Metode Analisis Data .................................................................. 51
E. Operasional Variabel Penelitian ................................................. 55

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN


A. Deskripsi Objek Penelitian .......................................................... 58
B. Perkembangan Jumlah Variabel Input-Output Bank .................. 59
C. Analisa Data dan Interpretasi Hasil Data ................................... 65
1. Hasil Perhitungan dan Analisis Tingkat Efisiensi 3
Bank Syariah di Indonesia 2010-2012 .................................. 65
2. Hasil Perhitungan dan Analisis Tingkat Efisiensi 3
Bank Syariah di Indonesia 2010-2012 dilihat dari
Rasio Keuangan Perbankan .................................................. 65

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan ................................................................................. 100
B. Saran ........................................................................................... 101

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 103


LAMPIRAN ...................................................................................................... 106

xii

DAFTAR TABEL

No.

Keterangan

Halaman

1.1

Perkembangan Jumlah Kantor Perbankan Syariah di Indonesia 5

1.2

Perkembangan Kinerja Perbankan Syariah ............................... 8

2.1

Kerangka Pemikiran Teoritis ..................................................... 47

3.1

Nama dan Kode Bank Penelitian ............................................... 50

3.2

Variabel Input dan Output ......................................................... 56

4.1

Perkembangan Jumlah Variabel Input Aset .............................. 60

4.2

Perkembangan Jumlah Variabel Input Ekuitas .......................... 61

4.3

Perkembangan Jumlah Variabel Input Net Income ................... 62

4.4

Perkembangan Jumlah Variabel Output Pembiayaan ............... 63

4.5

Perkembang Jumlah Variabel Output Pendapatan .................... 64

4.6

Tingkat Efisiensi Bank Umum Syariah di Indonesia ................ 66

4.7

Nilai Actual, Target, To Gain dan Achieved Input-Output


Bagi Bank Muamalat yang Inefisien pada Tahun 2010 ............ 68

4.8

Nilai Actual, Target, To Gain dan Achieved Input-Output


Bagi Bank Muamalat yang Inefisien pada Tahun 2011 ............ 70

4.9

Nilai Actual, Target, To Gain dan Achieved Input-Output


Bagi Bank Muamalat yang Inefisien pada Tahun 2012 ............ 73

4.10

Perkembangan Jumlah Aset dan Ekuitas BMI per-Triwulan .... 76

4.11

Nilai ROA dan ROE BMI Triwulan 2010-2012 ....................... 77

4.12

Nilai Actual, Target, To Gain dan Achieved Input-Output


Bagi Bank Mega Syariah yang Inefisien pada Tahun 2010 ...... 78

4.13

Nilai Actual, Target, To Gain dan Achieved Input-Output


Bagi Bank Mega Syariah yang Inefisien pada Tahun 2011 ...... 80

4.14

Nilai Actual, Target, To Gain dan Achieved Input-Output


Bagi Bank Mega Syariah yang Inefisien pada Tahun 2012 ...... 83

4.15

Perkembangan Jumlah Aset dan Ekuitas Bank Mega Syariah


per-Triwulan ............................................................................. 85
xiii

4.16

Nilai ROA dan ROE Bank Mega Syariah per-Triwulan ........... 86

4.17

Nilai Actual, Target, To Gain dan Achieved Input-Output


Bagi BRI Syariah yang Inefisien pada Tahun 2010 .................. 88

4.18

Nilai Actual, Target, To Gain dan Achieved Input-Output


Bagi Bank BRI Syariah yang Inefisien pada Tahun 2011 ......... 90

4.19

Nilai Actual, Target, To Gain dan Achieved Input-Output


Bagi Bank BRI Syariah yang Inefisien pada Tahun 2012 ......... 92

2.20

Perkembangan Jumlah Aset dan Ekuitas Bank BRI Syariah ... 94

2.21

Nilai ROA dan ROE BRI Syariah per-Triwulan ...................... 95

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

No.

Keterangan

Halaman

Input-Output Bank Syariah ........................................................ 93

Efisiensi Score BMI per-Triwulan ............................................ 94

Efisiensi Score BRIS per-Triwulan ........................................... 100

Efisiensi Score BSMI per-Triwulan .......................................... 108

xv

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN


Sejak paket deregulasi 27 Oktober 1988 atau yang lebih dikenal dengan
Pakto 88, pertumbuhan perekonomian Indonesia mengalami perkembangan
yang cukup tinggi. Salah satu faktor pertumbuhan perekonomian Indonesia
pada saat itu adalah meningkatnya industri perbankan. Deregulasi tersebut
mampu meningkatkan peran industri perbankan sebagai lembaga intermediasi
dan penyedia jasa. Deregulasi ini telah membawa perubahan yang sangat besar
terhadap industri perbankan baik dalam peningkatan jumlah bank baru,
perluasan jaringan kantor baru, maupun peningkatan volume usaha dan jenis
produk jasa yang ditawarkan. Siamat (2005), hal ini disebabkan karena
peraturan dan ketentuan yang ketat menjadi diperlonggar, seperti izin
pembukaan kantor cabang atau pendirian yang dipermudah dengan ketentuan
modal disetor yang relatif kecil dimana untuk Bank Umum Rp 10 miliar, Bank
Campuran Rp 50 miliar dan BPR Rp 50 juta.
Salah satu cakupan dan sasaran kebijakan yang dikeluarkan pemerintah
melalui Pakto 88 adalah peningkatan perbankan yang efisien dan menciptakan
iklim usaha yang mendorong untuk dapat bersaing secara sehat. Hingga saat ini
berpijak dari adanya kebutuhan blue print perbankan nasional dan sebagai
kelanjutan dari program restrukturisasi perbankan yang sudah berjalan sejak
1

Pakto 88, maka Bank Indonesia pada tanggal 9 Januari 2004 membuat
kebijakan Arsitektur Perbankan Indonesia (API) sebagai suatu kerangka
menyeluruh arah kebijakan pengembangan industri perbankan Indonesia ke
depan. Siamat (2005), arah kebijakan pengembangan industri perbankan di
masa datang yang dirumuskan dalam API dilandasi oleh visi mencapai suatu
sistem perbankan yang sehat, kuat dan efisien guna menciptakan kestabilan
sistem keuangan dalam rangka membantu mendorong pertumbuhan ekonomi
nasional.
Krisis ekonomi dan moneter yang terjadi di Indonesia pada tahun 19971998 merupakan suatu permasalahan yang sangat berat bagi sistem
perekonomian Indonesia. Dalam periode tersebut banyak lembaga-lembaga
keuangan, termasuk perbankan mengalami kesulitan keuangan. Tingginya
tingkat suku bunga telah mengakibatkan tingginya biaya modal bagi sektor
usaha yang pada akhirnya mengakibatkan merosotnya kemampuan sektor
usaha produksi. Sebagai akibatnya, kualitas aset perbankan turun secara drastis
sementara sistem perbankan diwajibkan untuk terus memberikan imbalan
kepada depositor sesuai dengan tingkat suku bunga besar. Rendahnya
kemampuan

daya

saing

usaha

sektor

produksi

telah

menyebabkan

berkurangnya peran sistem perbankan secara umum untuk menjalankan


fungsinya sebagai mediator kegiatan investasi.
Selama krisis ekonomi tersebut, perbankan syariah masih dapat memenuhi
kinerja yang relatif lebih baik dibandingkan perbankan konvensional. Hal ini
dapat dilihat dari relatif rendahnya penyaluran pembiayaan yang bermasalah
2

(non performing loan) pada perbankan syariah dan tidak terjadinya negative
spread dalam kegiatan operasionalnya. Hal tersebut dapat dipahami mengingat
tingkat pengembalian pada bank syariah tidak mengacu pada tingkat suku
bunga yang berlaku tetapi menurut prinsip bagi hasil. Dengan demikian bank
syariah dapat menjalankan kegiatannya dengan baik seiring terjadinya tingkat
suku bunga yang meningkat, sehingga perbankan syariah mampu menyediakan
modal investasi dengan biaya modal yang relatif lebih rendah dari bank
konvensional kepada masyarakat.
Untuk mensiasati perkembangan perbankan syariah di masa mendatang,
pemerintah

mengeluarkan

beberapa

peraturan

perundang-undangan,

diantaranya UU No. 7 tahun 1992 dan diamandemen dengan UU No. 10 tahun


1998. Dan pada tahun 1999 dikeluarkan UU No.23 tahun 1999 tentang Bank
Indonesia yang memberikan kewenangan kepada Bank Indonesia untuk dapat
pula menjalankan tugasnya berdasarkan prinsip syariah.
Dengan diberlakukannya Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 tentang
Perbankan Syariah, yang terbit pada 16 Juli 2008, pengembangan industri
perbankan syariah nasional makin memiliki landasan hukum yang memadai
dan akan mendorong pertumbuhannya dengan pesat. Dengan progres
perkembangannya yang impresif, yang mencapai rata-rata pertumbuhan aset
lebih dari 65 persen per tahun dalam lima tahun terakhir, diharapkan peran
industri perbankan syariah dalam mendukung perekonomian nasional akan
semakin signifikan.

Menurut Ghofur perbankan syariah sebagai bagian dari industri perbankan


nasional memiliki peran yang tidak berbeda dengan bank konvensional lainnya.
Selain sistem operasional yang berbeda dengan bank konvensional, bank
syariah memiliki peran untuk menyalurkan dana dari nasabah yang berlebihan
kepada nasabah yang membutuhkan dana secara efektif dan efisien. Efektif
lebih memiliki arti sebagai ketepatan pemberian pembiayaan kepada pihak
yang membutuhkan, sedangkan efisien lebih memiliki arti kesesuaian hasil
antara input yang digunakan dan output yang dihasilkan. (Atmawardhana,
2006;5)
Direktorat Perbankan Syariah Bank Indonesia menyatakan bahwa pada
Desember 2010 aset perbankan syariah di Indonesia adalah Rp 100,258 Milyar.
Total aset tersebut hanya 3,28 persen dari total aset perbankan nasional yang
sudah mencapai Rp 3.054.595 Milyar. Pada triwulan IV 2011 aset perbankan
syariah naik 35,55 persen dengan nilai Rp 135,9 triliun. Itu berarti, aset
perbankan syariah mencapai 3,9 persen dari total aset perbankan nasional.
Sebelumnya, BI menargetkan aset perbankan syariah Indonesia mencapai Rp
200 triliun hingga akhir 2012.
Boediono mengatakan posisi nilai aset perbankan syariah Indonesia per
akhir tahun 2011 menduduki peringkat keempat terbesar di dunia setelah Iran,
Malaysia dan Arab Saudi. Menurut Boediono, pertumbuhan perbankan syariah
di Indonesia (40 persen) lebih tinggi dari rata-rata pertumbuhan bank syariah di
dunia (10-15 persen).

Global Islamic Financial Report (GIFR) tahun 2011 menyatakan


Indonesia menduduki peringkat keempat negara yang memiliki potensi dan
kondusif dalam pengembangan industri keuangan syariah setelah Iran,
Malaysia dan Arab Saudi. Dengan tingkat pertumbuhan yang sangat pesat
(40,2 persen dari tahun 2007-2011), bahkan lebih tinggi dibanding rata-rata
pertumbuhan aset perbankan secara keseluruhan (hanya sebesar 16,7 persen),
maka Indonesia diproyeksikan akan menduduki peringkat pertama dalam
beberapa tahun ke depan. Optimisme ini sejalan dengan laju ekspansi
kelembagaan, ditambah volume penerbitan sukuk yang terus meningkat.
Dengan demikian, Indonesia memiliki potensi untuk menjadi pelopor dan
kiblat pengembangan keuangan syariah.
Tabel 1.1
Perkembangan Jumlah dan Kantor Perbankan Syariah Nasional
Tahun 2010-2012
Jenis Perbankan Syariah

2010

2011

2012

Bank Umum Syariah


1. Jumlah Bank
11
11
11
2. Jumlah Kantor
1.215 1.401 1.745
Unit Usaha Syariah
1. Jumlah Bank Umum Konvensional yang
23
24
24
memiliki UUS
2. Jumlah Kantor
262
336
517
Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
1. Jumlah Bank
150
155
158
2. Jumlah Kantor
286
364
401
Sumber : Statistik Perbankan Syariah Indonesia 2012

Perkembangan

jaringan

perbankan

syariah

yang

semakin

luas

menunjukkan peran perbankan syariah semakin besar untuk pembangunan


ekonomi rakyat di Indonesia. Perbankan syariah mempunyai harapan agar
tampil sebagai garda terdepan atau lokomotif terwujudnya financial inclusion.
Ini pula yang menjadi misi dasar dan utama syariah, yakni pengentasan
kemiskinan dan pembangunan kesejahteraan seluruh lapisan masyarakat.
Optimisme ini dibangun berlandaskan beberapa faktor. Pertama, bank
syariah lebih dekat dekat dengan sektor riil karena produk yang ditawarkan,
khususnya dalam pembiayaan, senantiasa menggunakan underlying transaksi di
sektor riil, sehingga dampaknya lebih nyata dalam mendorong pertumbuhan
ekonomi. Kedua, tidak terdapat produk-produk yang bersifat spekulatif
(gharar),

sehingga

mempunyai

daya

tahan

yang

kuat

dan

teruji

ketangguhannya dari direct hit krisi keuangan global. Secara makro, perbankan
syariah dapat memberikan daya dukung terhadap terciptanya stabilitas sistem
keuangan dan perekonomian nasional. Ketiga, sistem bagi hasill (profit-loss
sharing) yang menjadi ruh perbankan syariah akan membawa manfaat yang
lebih adil bagi semua pihak, baik bagi pemilik dana selaku deposan, pengusaha
selaku debitor maupun pihak bank selaku pengelola dana.
Industri perbankan syariah di tahun 2012 telah mempunyai jaringan
sebanyak 11 Bank Umum Syariah (BUS), 24 Unit Usaha Syariah (UUS), dan
155 BPRS dengan total jaringan kantor mencapai 2.380 kantor yang tersebar
hampir di seluruh penjuru Nusantara. Total aset perbankan syariah mencapai
Rp 149,3 triliun (BUS dan UUS Rp 145,6 triliun dan BPRS Rp 3,7 trilliun)
6

atau tumbuh sebesar 51,1 persen dari posisi tahun sebelumnya. Maka layak
jika kemudian industri perbankan syariah dinamakan sebagai the fastest
growing industry.
Dengan perkembangan tersebut, maka tantangan perbankan syariah
dalam menjalankan aktivitasnya juga semakin besar. Perbankan syariah
sebagai bagian dari struktur perbankan di Indonesia, memiliki peran yang sama
dengan perbankan umum konvensional lainnya dalam memenuhi kebutuhan
masyarakat

dan

mendorong

pembangunan

ekonomi

nasional

yang

berkesinambungan. Oleh karenanya sangat dibutuhkan kinerja yang lebih baik


lagi bagi perbankan syariah dalam mendukung terciptanya kondisi industri
perbankan yang kuat dan memiliki daya saing yang tinggi serta memiliki
ketahanan dalam menghadapi risiko.
Kinerja suatu perbankan pada umumnya dikaitkan dengan kemampuan
pihak manajemen dalam mengelolanya secara baik dan benar untuk
menghasilkan tingkat keuntungan tertentu. Namun menghasilkan keuntungan
yang besar saja tidak cukup dalam mengelola industri perbankan. Kinerja yang
baik pada umumnya dikaitkan dengan efisiensi dalam mengelola sumber daya
yang ada dengan segala keterbatasannya untuk menghasilkan output dengan
jumlah yang tetap dengan menggunakan input yang lebih sedikit. Kemampuan
menghasilkan output yang maksimal dengan input yang ada merupakan ukuran
kinerja yang diharapkan. Pada saat pengukuran efisiensi dilakukan, bank
dihadapkan pada kondisi bagaimana mendapatkan tingkat output yang optimal
dengan tingkat input yang ada, atau mendapatkan tingkat input yang minimum
7

dengan tingkat output tertentu. Dengan diidentifikasikannya alokasi input dan


output, dapat dianalisa lebih jauh untuk melihat penyebab ketidakefisiensian.
Tecles & Tabak (2010) menyatakan bahwa pengukuran efisiensi
perbankan merupakan alat bagi para manajemen dan pengambil keputusan
untuk meningkatkan kinerja bank, menyediakan informasi terkait internal
maupun eksternal bank yang berhubungan dengan keuntungan efisiensi. Endri
(2008), efisiensi bagi industri perbankan merupakan aspek yang paling penting
diperhatikan untuk mewujudkan suatu kinerja keuangan yang sehat dan
berkelanjutan (sustainable).
Tabel 1.2
Perkembangan Kinerja Perbankan Syariah di Indonesia Tahun 2010-2012
Indikator Kerja

Tahun

2010
2011
Aset (miliar)
97.519
145.467
DPK (Dana Pihak Ketiga)(miliar)
76.086
115.415
Pembiayaan (miliar)
68.181
102.655
FDR (Financing to Deposit Ratio)(persen)
89.67
88.94
NPF (Non-Performing Financing)(persen)
3.02
2.52
ROA (Return On Asset)(persen)
1.67
1.79
ROE (Return On Equity)(persen)
17.58
15.73
Sumber : Statistik Perbankan Syariah Indonesia 2012, diolah
Keterangan : *) Data meliputi BUS dan UUS (tidak termasuk BPRS)

2012
195.018
147.512
147.512
100
2.22
2.14
24.06

Penelitian untuk mengukur efisiensi bank di Indonesia telah berkembang


kurang lebih sejak 8 tahun yang lalu. Salah satunya dilakukan Bank Indonesia
oleh Muliaman D. Hadad, Wimboh Santoso, Dhaniel Ilyas dan Eugenia
Mardanugraha dengan menggunakan pendekatan non-parametrik Data
Envelopment Analysis (DEA) untuk mengukur efisiensi perbankan setelah
8

merger. Hadad, Santoso, Ilyas & Mardanugraha (2003) menyatakan bahwa


penelitian mengenai efisiensi perbankan dengan menggunakan pendekatan
DEA dapat memperoleh hasil yang akurat dibandingkan dengan menggunakan
analisis rasio keuangan. Salah satu alasan melakukan penelitian tersebut di
Indonesia adalah untuk menilai kinerja perbankan yang disebabkan
meningkatnya persaingan industri perbankan di Indonesia.
Hayes (1997) memberikan pernyataan yang sangat positif dan objective
atas keunggulan prinsip-prinsip bank Syariah. Ia mengkritisi masyarakat AS
yang larut dalam bunga (riba). Ia mencatat empat hal pokok yang dijadikan
konsiderasi dalam membangun sistem ekonomi syariah. Pertama kontrak
(akad) harus adil dan nyata, tak ada hubungan bisnis yang hirarki. Kedua, tidak
adanya unsur spekulasi. They dont like gambling. Ketiga, tidak adanya
unsur bunga (riba). Keempat, tidak dikenal sistem penalti bila rekanan bisnis
memang benar-benar bangkrut.
Berger, et al (1993) dalam Nurul Komaryatin (2006), mengatakan jika
terjadi perubahan struktur keuangan yang cepat maka penting mengidentifikasi
efisiensi biaya dan pendapatan. Bank yang lebih efisien diharapkan akan
mendapatkan keuntungan yang optimal, dana pinjaman yang lebih banyak dan
kualitas pelayanan yang lebih baik pada nasabah.
Mengukur efisiensi suatu organisasi seperti bank bukanlah perkara yang
mudah. Kendala dalam pengukuran efisiensi menurut Shafer dan Terry (2002)
disebabkan oleh beberapa faktor :

1. Organisasi bank merupakan suatu kumpulan berbagai ragam perilaku


ataupun sumber daya yang kompleks. Oleh karena itu sulit untuk
memperoleh ukuran efisiensi organisasi bank yang absolut. Kondisi ini
akan mengarah penggunaan nilai efisiensi relatif (perbandingan atas
penggunaan sumber daya/inputs untuk mendapatkan suau hasil/output dari
sebuah organiasi bank dibandingkan dengan nilai efisiensi relatif
organisasi bank lain yang sejenis) menggantikan nilai absolut tersebut.
2. Organisasi bank tersusun dari proses transformasi yang multidimensional
dimana selalu banyak input yang dimanfaatkan untuk menghasilkan
banyak output pula.
Efisiensi dapat didefinisikan sebagai perbandingan antara keluaran
(output) dengan masukan (input), atau jumlah keluaran yang dihasilkan dari
satu input yang dipergunakan. Suatu perusahaan dapat dikatakan efisien
menurut Syafaroedin Sabar (1989) :
1. Mempergunakan jumlah unit input yang lebih sedikit dibandingkan
dengan jumlah input yang dipergunakan oleh perusahaan lain dengan
menghasilkan jumlah output yang sama.
2. Menggunakan jumlah unit input yang sama, dapat menghasilkan jumlah
output yang lebih besar.
Haddad, Muliaman D. (2003), menuturkan bahwa pengukuran efisiensi di
dalam dunia perbankan merupakan salah satu indikator penting di dalam
mengukur kinerja perbankan. Pengukuran efisiensi di dalam dunia perbankan
banyak digunakan dalam menilai kinerja perbankan. Sebagaimana halnya
10

dengan jenis perusahaan yang lain, prinsip efisiensi ini penting untuk
diperhatikan di dalam dunia perbankan.
Astiyah S. Dan Husman A. (2006) menjelaskan bahwa efisiensi bank
bukan hanya sebagai indikator penting dalam perbankan, tetapi juga sarana
penting untuk lebih meningkatkan efektivitas kebijakan moneter. Perbankan
yang efisien diperkirakan dapat memperlancar proses transmisi kebijakan
moneter, sehingga kebijakan moneter dapat lebih efektif mencapai sasaran.
Kata efisiensi sendiri dapat diartikan sebagai rasio antara output dengan
input. Ada tiga faktor yang menyebabkan efisiensi, yaitu: (1) apabila dengan
input yang sama dapat menghasilkan output yang lebih besar; (2) input yang
lebih kecil dapat menghasilkan output yang sama; dan (3) dengan input yang
lebih besar dapat menghasilkan output yang lebih besar lagi (Iswardono S.P.
dan Darmawan, 2000).
Menurut Akhmad Syakir Kurnia (2004) dalam beberapa pengukuran
efisiensi perbankan ada dua pendekatan yang biasa digunakan yaitu pendekatan
produksi dan pendekatan intermediasi. Dalam pendekatan produksi, bank
ditempatkan sebagai unit kegiatan ekonomi

yang melakukan usaha

menghasilkan output berupa jasa simpanan kepada nasabah penyimpan


maupun jasa pinjaman kepada nasabah peminjam dengan menggunakan
seluruh input yang ada. Sedangkan dalam pendekatan intermediasi, bank
ditempatkan sebagai unit kegiatan ekonomi yang melakukan transformasi
berbagai bentuk dana yang dihimpun ke dalam berbagai bentuk pinjaman.
Konsekuensi adanya dua pendekatan dalam mengukur efisiensi bank adalah
11

perbedaan dalam menentukan input dan output. Penentuan input dan output
yang paling menonjol antara pendekatan produksi dengan pendekatan
intermediasi adalah dalam melakukan simpanan. Dalam pendekatan produksi
simpanan digunakan sebagai output, karena simpanan merupakan jasa yang
dihasikan (diproduksi) melalui kegiatan bank. Sedangkan dalam pendekatan
intermediasi simpanan ditempatkan sebagai input karena dari simpanan yang
dihimpun bank akan mentransformasikannya ke dalam berbagai bentuk asset
yang mennghasilkan, terutama pinjaman yang diberikan.
Berger dan Humphrey (1997) dalam Casu & Molyneeux (2003)
menyatakan bahwa pendekatan intermediasi merupakan pendekatan yang lebih
tepat untuk mengevaluasi kinerja lembaga keuangan secara umum karena
karakteristik lembaga keuangan sebagai financial intermediary.
Wade D. Cook, Moez Hababbou and Gordon S. Robert (2000) di Tunisia
memakai pendekatan intermediasi dan produksi alat analisis yang digunakan
adalah DEA dan Regresi. Meneliti 10 bank di Tunisia dengan hasil bank asing
lebih efisien dan semakin tinggi kredit macetnya maka semakin tidak efisien,
begitu juga banknya semakin besar ukurannya makin efisien. Bank pemerintah
dan swasta mempunyai perbedaan efisiensi bank.
Suswandi

(2007)

meneliti

efisiensi

perbankan

syariah

dengan

menggunakan metode Stochastic Frontier Approach. Obyek penelitian


Suswandi adalah bank yang menganut prinsip syariah baik itu Bank Umum
Syariah (BUS) ataupun Unit Usaha Syariah (UUS) di Indonesia selama periode
Januari 2003 sampai Desember 2006 menyatakan bahwa selama periode
12

Januari 2003 sampai dengan Desember 2006 perbankan syariah di Indonesia


telah mengalami efisiensi rata-rata perbulan sebesar 94,37% setiap tahun.
Efisiensi rata-rata paling tinggi terjadi pada tahun 2006 yaitu sebesar 98,29%
dan terendah terjadi pada tahun 2003 yaitu sebesar 90,12%. Secara umum
efisiensi perbankan syariah di Indonesia mengalami peningkatan, tetapi untuk
beberapa bulan efisiensi perbankan syariah mengalami penurunan antara lain :
bulan April 2003, Juni 2004, Oktober 2005, Maret 2006, Juli 2006 dan Oktober
2006. Hasil penelitiannya ini menunjukkan bahwa Perbankan Syariah hanya
mengalami efisiensi satu kali periode saja yaitu pada periode Desember 2006,
sedangkan pada periode lain mengalami ketidakefisienan. Secara umum, hasil
penelitian menunjukkan bahwa perbankan syariah masih belum mengalami
efisien.
Pada kenyataan tersebut terjadi permasalahan bahwa secara rata-rata
efisiensi perbankan syariah tidak dapat mencapai 100% (tidak mengalami
efisiensi) dan hanya sedikit periode yang mencapai efisiensi 100% sehingga
perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengukur nilai efisiensi
perbankan syariah serta bagaimana rekomendasi dari penelitian ini agar
perbankan syariah mencapai efisiensi 100%.
Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui dan menganalisis tingkat
efisiensi yang dicapai oleh perbankan syariah di Indonesia. Ada beberapa hal
yang mendorong untuk melakukan penelitian ini, yaitu : (1) Pada umumnya,
penelitian mengenai efisiensi perbankan syariah di Indonesia selama ini masih
cenderung terfokus pada perbankan konvensional; (2) Selain itu, pengukuran
13

kinerja perbankan yang digunakan umumnya cenderung menilai dari


pengukuran tingkat kesehatan bank dengan pendekatan konsep CAMELS; dan
(3) Penelitian ini sebagai upaya pengembangan penelitian-penelitian yang telah
ada tentang efisiensi perbankan, khususnya perbankan syariah.
Penelitian ini juga diarahkan untuk menganalisis mengenai faktor-faktor
yang dapat mempengaruhi tingkat efisiensi perbankan syariah. Hal tersebut
didasari oleh beberapa kajian penelitian dan pendapat mengenai faktor yang
dapat mempengaruhi efisiensi perbankan, diantaranya oleh Rangan et.al (1988)
menyatakan melalui hasil penelitiannya bahwa salah satu faktor yang
mempengaruhi tingkat efisiensi sebuah perbankan adalah ukuran bank (yang
dinilai berdasarkan nilai asetnya). Rangan menyatakan bahwa ukuran bank
berpengaruh positif terhadap efisiensi. Artinya semakin besar suatu bank, akan
semakin efisien, karena bank dapat memaksimalkan skala dan cakupan
ekonomisnya. (Dalam Adrian Sutawijaya dan Etty Puji Lestari, 2009:51)
Beberapa penelitian terkait efisiensi dan hubungannya dengan kinerja
efisiensi telah dilakukan di beberapa negara, seperti Malhotra & Poteau (2012)
yang

melakukan

penelitian

efisiensi

bank-bank

di

India.

Hasilnya

menunjukkan bank-bank mana yang tidak efisien dan bagaimana bank-bank


tersebut dapat meningkatkan kinerja agar dapat sejajar dengan bank-bank
lainnya yang efisien. Penelitian serupa juga dilakukan oleh Mostafa (2011)
melakukan penelitian pada bank-bank di kuwait. Hasil menunjukkan bahwa
kinerja beberapa bank yang sub-optimal menunjukkan adanya potensi
perbaikan yang signifikan, dengan cara menggunakan sumber daya yang ada
14

untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Adapun penelitian Sufian & Noor
(2009) menggunakan DEA dan Regresi Tobit untuk menguji efisiensi bank
syariah di 16 negara Timur Tengah dan Afrika Utara (MENA) dan negaranegara Asia. Hasilnya menunjukkan bahwa tingkat efisiensi bank syariah
Timur Tengah dan Afrika Utara lebih tinggi dibandingkan dengan bank syariah
di negara-negara Asia. Peneliti juga mengemukakan adanya hubungan positif
antara efisiensi perbankan dengan intensitas pinjaman, pengukuran dan
profitabilitas.
Dengan demikian, berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka
penelitian ini akan dilakukan dengan judul Analisis Efisiensi Perbankan
Syariah di Indonesia periode 2010-2012 dengan Menggunakan Data
Envelopment Analysis (DEA) (Studi kasus pada Bank Muamalat, Bank Mega
Syariah dan BRI Syariah).

B. Perumusan Masalah
Rumusan masalah dimaksudkan untuk menunjukkan inti masalah yang
akan diteliti sehingga mudah dipahami secara jelas dan tidak terjadi
penyimpangan yang terlalu jauh dari masalah sebenarnya. Berdasarkan dari
penelitian terdahulu terlihat bahwa secara rata-rata efisiensi perbankan syariah
tidak dapat mencapai 100% (tidak mengalami efisiensi) dan hanya sedikit
yang mengalami periode efisiensi sebesar 100%, padahal perbankan syariah
sebagai lembaga keuangan yang berkembang di Indonesia untuk memiliki
kinerja yang baik dengan mengalami efisiensi sebesar 100%. Dari
15

permasalahan yang dikemukakan diatas, maka masalah yang diajukan dalam


penelitian ini adalah:
1. Bagaimana tingkat efisiensi pada Bank Muamalat, Bank Mega Syariah dan
BRI Syariah pada tahun 2010-2012 ?
2. Apa saja faktor-faktor penyebab ketidakefisienan pada Bank Muamalat,
Bank Mega Syariah dan BRI Syariah ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian


1.

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah :


1) Menganalisis efisiensi ketiga bank syariah di Indonesia melalui input-output
perbankan syariah tersebut.
2) Menganalisis faktor-faktor penyebab perbedaan nilai efisiensi ketiga bank
syariah di Indonesia.
2.

Manfaat Penelitian
Pelaksanaan penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat bagi

peneliti maupun tempat atau perusahaan yang menjadi objek penelitian. Oleh
karena itu, terdapat beberapa manfaat yang diharapkan dari penelitian ini.
Adapun manfaat penelitian yang diharapkan adalah sebagai berikut:
1. Bagi akademisi diharapkan penelitian ini dapat menjadi bahan informasi
dan referensi yang bermanfaat untuk penelitian selanjutnya, terutama
penelitian yang mengukur tingkat efisiensi bank. Penelitian ini juga
16

diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi para peneliti selanjutnya untuk


melakukan penelitian dengan menggunakan objek penelitian dan variabel
yang berbeda.
2. Secara praktis hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan
penngetahuan mengenai kegunaan pendekatan Data Envelopment Analysis
(DEA) dalam mengukur tingkat efisiensi bank.
3. Bagi regulator ataupun instansi, penelitian ini diharapkan menjadi bahan
pertimbangan dalam mengambil kebijakan tentang bank. Selain itu, hasil
penelitian ini juga diharapkan akan memberikan informasi kepada
pengguna jasa bank ataupun manajemen perusahaan mengenai variabelvariabel yang berpengaruh terhadap tingkat efisiensi sebuah bank,
sehingga variabel ini akan lebih diperhatikan penggunaannya.

17

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori
1.

Karakterisitik Dasar Perbankan Syariah


Bank Syariah adalah bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan

pada bunga. Dengan kata lain, Bank Islam (Bank Syariah) adalah lembaga
keuangan yang usaha pokoknya memberikan pembiayaan dan jasa-jasa lainnya
dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang pengoperasiannya
disesuaikan dengan prinsip syariat Islam (Muhammad, 2004 : 1).
Bank Syariah adalah bank yang dalam aktivitasnya, baik penghimpunan
dana maupun dalam rangka penyaluran dananya memberikan dan mengenakan
imbalan atas dasar prinsip syariah yaitu jual beli dan bagi hasil (Susilo, 2000 :
110).
Antonio dan Perwaatmadja membedakan bank syariah menjadi dua
pengertian, yaitu Bank Islam dan Bank yang beroperasi dengan prinsip syariah
Islam. Bank Islam adalah bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip
syariah Islam, yang tata cara beroperasinya mengacu kepada ketentuanketentuan Al-Quran dan Hadis. Sementara bank yang beroperasi sesuai prinsip
syariah Islam adalah bank yang dalam beroperasinya itu mengikuti ketentuanketentuan syariah Islam, khususnya yang menyangkut tata cara bermuamalat
secara Islam.
18

Dalam tata cara bermuamalat ini menghindari praktek yang dikhawatirkan


mengandung unsur riba dan diisi dengan kegiatan-kegiatan investasi atas dasar
bagi hasil dan pembiayaan perdagangan (Muhammad, 2004 : 1).
Kegiatan bank syariah

merupakan implementasi dari prinsip ekonomi

Islam dengan karakteristik, yakni :


a. Pelarangan riba dalam berbagai bentuknya
b. Tidak mengenal konsep nilai waktu dari uang (time value of money)
c. Konsep uang sebagai alat tukar bukan sebagai komoditas
d. Tidak diperkenankan melakukan kegiatan yang bersifat spekulatif
e. Tidak diperkenankan menggunakan dua harga untuk satu barang
f. Tidak diperkenankan dua transaksi dalam satu akad.
Oleh karena itu, dalam operasinya perbankan syariah tidak menerapkan
sistem bunga seperti bank konvensional tetapi menerapkan sistem bagi hasil.
Hal ini sesuai dengan fatwa MUI tanggal 16 Desember 2003 yang
menggolongkan bunga bank termasuk riba dan menurut Al-Quran riba adalah
haram.
B. Pendekatan Struktural dalam Menilai Performance Bank
Efisiensi dapat didefinisikan sebagai perbandingan antara keluaran
(output) dengan masukan (input), atau jumlah keluaran yang dihasilkan dari
satu input yang dipergunakan. Suatu perusahaan dapat dikatakan efisien
menurut Ida (2006) : (1) Mempergunakan jumlah unit input yang lebih sedikit
dibandingkan dengan jumlah input yang dipergunakan oleh perusahaan lain
dengan menghasilkan jumlah output yang sama, (2) Menggunakan jumlah unit
19

input yang sama, dapat menghasilkan jumlah output yang lebih besar. Input
dan output pada perbankan syariah dapat dilihat dari gambar 2.1 berikut :
Gambar 2.1
Sistem Operasional Bank Syariah

PENDIRI

Nasabah

Modal

Wadiah
Mudharabah
Wakalah/
Kafalah

BANK SYARIAH
BAGI HASIL

Zakat

Dept.
Financing

Zakat

BAGI HASIL

Equity
Financing

Marjin Administrasi
-Bai Bithaman Ajil
-Murabahah

Keuntungan

Bagi Hasil
-Musyarakah

-Ijarah
Qardul
Hasan

-Mudharabah

Pembiayaan
Sosial

Sumber : Muhammad, Sistem & Prosedural Operasional Bank Syariah, 2005;4

Dari gambar 2.1 diatas dapat diketahui bahwa input pada perbankan
syariah terdiri dari tiga pihak. Dana pihak pertama adalah berasal dari dana
yang berasal dari para pemodal, pemegang saham. Dana pihak kedua adalah
dana yang berasal dari pinjaman lembaga keuangan (bank dan bukan bank),

20

pinjaman dari Bank Indonesia. Dana pihak ketiga adalah dana yang berasal dari
dana simpanan, tabungan dan deposito. Setelah input bank tersedia, selanjutnya
bank syariah dapat menghasilkan output. Output tersebut berupa penyaluran
dana kepada pihak yang membutuhkan dalam bentuk pembiayaan, kredit dan
jasa.
Terdapat bermacam-macam definisi konseptualisasi pendekatan dalam
mendefinisikan input dan output dalam membentuk sebuah model efisiensi
yang tepat. Muliaman D. Hadad, dkk (2003) mengatakan bahwa ada tiga cara
dalam mendefinisikan output-output finansial dari sebuah lembaga finansial,
yaitu pendekatan Asset/Intermediary Approach (output nya adalah kredit
pinjaman yang dikeluarkan bank dan aset-aset lainnya), pendekatan User Cost
(output yang mempunyai kontribusi terhadap pendapatan bersih), dan
pendekatan Value Added (output yang mempunyai kontribusi terhadap value
added).
Intermediary Approach adalah penentuan variabel input dan variabel
output dengan memperhatikan fungsi bank sebagai lembaga intermediasi. User
Cost adalah penentuan variabel input dan variabel output bank berdasarkan
fungsi bank sebagai penentu harga dipasar perbankan, dan Value Added adalah
penentuan variabel input dan variabel output bank berdasarkan tujuan bank
untuk menghasilkan nilai tambah (keuntungan) yang maksimal.
Dengan menganggap hal lainnya tidak berubah (Ceteris Paribus), dan
dengan nilai margin tertentu dari tingkat bunga yang dibayarkan pada deposit
dan aset atau kewajiban finansial lainnya, sebuah gabungan kredit yang
21

meningkatkan tingkat deposit akan meningkatkan produksi bersih nilai tambah


dari lembaga finansial tersebut, dimana kekuatan yang merubah pembelian
dana-dana inter-bank akan mengurangi produksi bersih nilai tambahnya.
Pembahasan mengenai efisiensi relatif bermula dari sebuah konsep yang
menjelaskan bahwa sebuah garis batas produksi (production frontier) adalah
sebuah hubungan teknologi yang menggambarkan output maksimum yang
dihasilkan oleh sebuah perusahaan yang efisien dari berbagai penggunaan
kombinasi input dalam beberapa periode (Arafat, 2006). Efisiensi dapat
ditinjau dari dua sisi yaitu efisiensi alokasi atau harga (allocative efficiency)
dan efisiensi teknik (technical efficiency)(Agus, 2002). Efisiensi alokasi
merupakan kemampuan dalam memperhitungkan tingkat nilai produk marjinal
(marginal value product) dari biaya marjinal (marginal cost). Sedangkan
efisiensi teknik merupakan kapasitas produksi unit kegiatan ekonomi (UKE)
untuk memproduksi tingkat output yang maksimum dari input-input dan
teknologi yang tetap.
Terdapat dua pendekatan yang digunakan dalam mengukur tingkat
efisiensi bank, yaitu pendekatan parametrik dan non-parametrik. Dengan
menggunakan pendekatan parametrik maupun non parametrik, tujuan dari
penelitian mengenai efisiensi perbankan adalah untuk memperoleh suatu
frontier yang akurat. Namun kedua metode tersebut menggunakan pendekatan
yang berbeda untuk mencapai tujuan ini. Pendekatan parametrik menghasilkan
Stochastic Cost Frontier sedangkan pendekatan non parametrik menghasilkan
Production Frontier.
22

Setiap prosedur memiliki keuntungan dan kelebihan tersendiri. Prosedur


parametrik untuk melihat hubungan antara biaya diperlukan informasi yang
akurat untuk harga input dan variabel exogen lainnya. Pengetahuan mengenai
bentuk fungsi yang tepat dari frontier dan struktur dari on-sided error (jika
digunakan), dan ukuran sampel yang cukup dibutuhkan untuk menghasilkan
kesimpulan

secara

statistika

(Statistical

Inferences).

Pendekatan

non

parametrik tidak dapat memperhitungkan faktor-faktor seperti perbedaan harga


antar daerah, perbedaan peraturan, perilaku baik buruknya data, observasi yang
ekstrim dan lain sebagainya sebagai faktor-faktor ketidakefisienan. Dengan
demikian, pendekatan non parametrik dapat digunakan untuk mengukur
inefisiensi secara lebih umum.
Metode Data Envelopment Analysis (DEA) merupakan sebuah metode
non-parametric yang menggunakan model program linier untuk menghitung
perbandingan rasio output dan input untuk semua unit yang dibandingkan.
Metode ini diketahui untuk pertama kali oleh Charnes, Cooper dan Rhodes
(CCR) melalui papernya yang dipublikasikan oleh European Journal of
Operation

Research

pada

tahun

1978.

Paper

CCR

tersebut

mengoperasionalkan dan mengembangkan gagasan Farrel (1957). Sejak tahun


1978, teori dan aplikasi DEA telah berkembang sangat pesat. Salah satu faktor
pendorong dari perkembangan yang pesat tersebut bahwa DEA berhasil
menciptakan kondisi saling mendukung yang dinamis antara teori dan aplikasi.
Metode ini tidak memerlukan fungsi produksi dan hasil perhitungannya disebut
nilai efisiensi relatif.
23

Konsep awal dari Charnes, Cooper dan Rhodes (1978) mengetengahkan


sebuah model yang berorientasi pada input berdasarkan asumsi constant return
to scale (CRS). Asumsi CRS menyatakan bahwa asumsi ini hanya sesuai untuk
kondisi dimana seluruh DMU beroperasi pada skala optimal. Padahal terdapat
beberapa faktor yang bisa mengakibatkan sebuah DMU tidak beroperasi pada
skala optimal, misalnya kondisi persaingan tidak sempurna (imperfect
competition)

dan hambatan-hambatan keuangan. Jika asumsi CRS tetap

digunakan untuk DMU yang tidak beroperasi pada skala optimal maka akan
terjadi ketidakjelasan karena technical efficiency akan menyatu dengan scale
efficiency. Dengan adanya kelemahan pada asumsi CRS maka muncul asumsi
alternatif yaitu variable return to scale (VRS) yang dipublikasikan pertama
kali oleh Banker, Charnes dan Cooper (BCC) pada tahun 1984.
Perbedaan utama antara CRS (model CCR) dan VRS (model BCC), yaitu
model pertama yang menghasilkan evaluasi terhadap overall efficiency,
sedangkan model kedua dapat memisahkan technical efficiency dengan scale
efficiency. Penggunaan model CCR dianggap sudah memenuhi skala optimal,
sedangkan penggunaan model BCC dimaksudkan untuk menutupi kelemahan
model CCR dalam hal terdapat DMU yang diteliti tidak beroperasi pada skala
optimal.
Metode DEA merupakan salah satu metode yang sering digunakan untuk
mengukur tingkat efisiensi bank. Dengan menggunakan metode DEA maka
pengukuran tingkat efisiensi relatif suatu bank dapat diperoleh.

Dalam

mengukur efisiensi DEA mengidentifikasi unit yang digunakan sebagai


24

referensi yang dapat membantu mencari penyebab dan memberi solusi dari
ketidakefisienan yang merupakan keuntungan utama dalam aplikasi manajerial
(Hadad et.al.,2003). Metode ini juga dapat mengidentifikasi bank mana yang
telah mencapai tingkat efisiensi yang paling tinggi sehingga dapat digunakan
sebagai acuan bagi bank yang kurang efisien. metode DEA juga memberikan
informasi potensi peningkatan penggunaan sumber daya yang dimilki bank
yang kurang efisien.
Dalam penelitian efisiensi lembaga perbankan terdapat dua kelompok
variabel yang harus dilakukan secara tepat yang akan digunakan untuk
mengukur tingkat efisiensi, kelompok pertama yaitu variabel-variabel input
dan output. Sedangkan kelompok kedua adalah variabel-variabel penjelas
(explanatory variables) yang akan digunakan untuk meneliti faktor-faktor yang
mempunyai pengaruh signifikan terhadap tingkat efisiensi bank. Pada bagian
ini dikemukakan mengenai variabel-variabel penilaian tingkat efisiensi yang
digunakan dalam studi-studi terdahulu.
Adanya perbedaan mengenai definisi input dan output bank disebabkan
adanya dua bentuk pendekatan yang berbeda dalam melihat fungsi bank, yaitu
pendekatan produksi (production approach) dan pendekatan intermediasi
(intermediation approach). Menurut pandangan pendekatan produksi, bank
memberikan pelayanan kepada nasabah dengan cara mengadministrasikan
transaksi keuangan nasabah, memelihara deposit nasabah (seperti giro,
tabungan dan deposito), memberikan pinjaman, dan mengelola berbagai aset
keuangan lainnya. Semua bentuk pelayanan ini dipandang sebagai output,
25

termasuk didalamnya jasa pemeliharaan berbagai jenis rekening deposit


nasabah (Berg et al., 1992; Berg et al., 1993; Parson et al., 1993; dan Schaffnit
et al., 1997). Sedangkan menurut pandangan pendekatan intermediasi fungsi
utama bank adalah menerima deposit dari masyarakat dan menyalurkannya
kepada masyarakat dalam bentuk pinjaman. Berkaitan hal ini maka labor,
materials, dan deposit dipandang sebagai input sedangkan outputnya adalah
pinjaman dan kegiatan-kegiatan lain yang menghasilkan pendapatan, yaitu
berbagai bentuk pelayanan bank (banking services) yang menghasilkan fee atau
komisi (Mester, 1997)
C. Konsep Efisiensi
Kinerja merupakan status organisasi secara keseluruhan dibanding
pesaingnya, atau terhadap suatu sandar, baik internal maupun standar eksternal.
Kinerja organisasi bersifat multidimensional, oleh sebab itu harus ditentukan
atas dasar berbagai profil ukuran. Profil ukuran yang populer antara lain :
ekonomi, efektivitas dan efisiensi. Penelitian ini memfokuskan pada
pengukuran efisiensi (Suseno : 2008).
Konsep efisiensi merupakan konsep yang mendasar dan lahir dari konsep
ekonomi. Meskipun demikian, konsep mengenai efisiensi dapat didefinisikan
dari berbagai sudut pandang dan latar belakang. Pada umumnya, efisiensi dapat
diarahkan kepada sebuah konsep tentang pencapaian suatu hasil dengan
penggunaan sumber daya secara optimal. Di dalam Karim (2006), dibahasakan
bahwa Efficient is doing the things right, yang berarti bahwa melakukan
segala hal dengan cara yang tepat untuk mendapatkan hasil yang optimal.
26

Menurut Necmi K Avkiran, pengertian yang sangat dasar, efisiensi dapat


didefinisikan sebagai doing things the right way. Namun, definisi yang lebih
scientific mengartikan efisiensi sebagai maximising a desired outcome with
given resources. Definisi efisiensi yang biasa diketahui adalah rasio output
terhadap input. Konsep efisiensi diawali dari konsep teori ekonomi mikro,
yaitu teori produsen dan teori konsumen, teori produsen menyebutkan bahwa
produsen cenderung memaksimumkan keuntungan dan meminimalkan biaya.
Sedangkan di sisi lain, teori konsumen menyebutkan bahwa konsumen
cenderung memaksimumkan utilitasnya atau tingkat kepuasannya (Indrawati,
2009 : 15)
Efisiensi merupakan rasio antara output dan input, dan perbandingan
antara masukan dan keluaran. Apa saja yang dimaksudkan dengan masukan
serta bagaimana angka perbandingan tersebut diperoleh, akan tergantung dari
tujuan penggunaan tolak ukur tersebut. Huri dan Indah (2004) menjelaskan
bahwa efisiensi dapat didefinisikan sebagai perbandingan antara keluaran
(output) dengan masukan (input), atau jumlah keluaran yang dihasilkan dari
satu input yang digunakan.
Menurut Kost dan Rosenwig (1979) dalam Lestari (2003), ada 3 faktor
yang mempengaruhi efisiensi sebagai berikut :
a.

Input yang sama menghasilkan output yang lebih besar.

b.

Input yang lebih kecil menghasilkan output yang sama.

c.

Input yang besar menghasilkan output yang lebih besar.

27

Faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi suatu perusahaan, menurut


Adrian (2009) ada empat faktor yaitu :
a. Efisiensi karena arbitrase ekonomi.
b. Efisiensi karena ketepatan penilaian dasar aset-asetnya.
c. Efisiensi karena lembaga keuangan bank mampu mengantisipasi risiko
yang akan muncul.
d. Efisiensi karena berkaitan erat dengan mekanisme pembayaran yang
dilakukan oleh sebuah lembaga keuangan.
Di dalam teori ekonomi, ada dua konsep umum mengenai efisiensi, yakni
efisiensi yang ditinjau dari konsep ekonomi (economic concept) dan efisiensi
yang ditinjau dari konsep produksi (production concept). Efisiensi yang
ditinjau dengan konsep ekonomi mempunyai cakupan lebih luas yang ditinjau
dari segi makro, sementara itu efisiensi dari sudut pandang produksi melihat
dari sudut pandang mikro.
Efisiensi dalam konsep produksi terbatas pada melihat hubungan teknis
dan operasional dalam suatu proses produksi, yaitu konversi input menjadi
output. (Walter 1995 & Lestari, 2009). Sedangkan efisiensi ekonomi melihat
secara luas pada pengalokasian sumber-sumber daya di dalam suatu
perekonomian yang mendatangkan kesejahteraan di dalam masyarakat.
(Sadono : 2008)
Menurut Arthur (2011) efisiensi dalam konsep ekonomi merujuk pada
sejumlah konsep yang terkait pada penggunaan, pemaksimalan serta
28

pemanfaatan seluruh sumber daya dalam proses produksi barang dan jasa.
Penggunaan sumber-sumber daya bisa dikatakan efisien apabila : (1) Seluruh
sumber-sumber daya yang tersedia sepenuhnya digunakan; (2) Corak
penggunaannya adalah sudah sedemikian rupa sehingga tidak terdapat lagi
corak penggunaan lain yang akan memberikan tambahan kemakmuran bagi
masyarakat/individu. (Sadono : 2008)
Sementara itu, efisiensi di dalam konsep produksi cenderung menilai
secara teknis dan operasional, sehingga efisiensi di dalam konsep produksi
umumnya dilihat dari sudut pandang teknis dan biaya. Menurut Sukirno
(2008), di dalam proses produksi, efisiensi dapat dibedakan menjadi dua
macam, yaitu efisiensi produktif dan efisiensi alokatif :
a)

Efisiensi Produktif, adalah menilai efisiensi di dalam tahapan produksi.


Penilaian efisiensi produktif dapat dilihat dari sisi biaya. Untuk mencapai
efisiensi produktif ini harus dipenuhi dua syarat. Pertama, untuk setiap
tingkat produksi, biaya yang dikeluarkan adalah yang paling minimum.
Kedua,

perusahaan

atau

industri

secara

keseluruhan

harus

memproduksikan barang pada biaya rata-rata yang paling rendah.


b)

Sedangkan Efisiensi Alokatif, menilai efisiensi secara teknis di dalam


proses produksi, yakni dari segi pengalokasian sumber-sumber daya
tersebut ke berbagai kegiatan ekonomi/produksi telah mencapai tingkat
yang maksimum/optimum.

29

1.

Efisiensi Teknis
Menurut Dinc dan Haynes (1999) (dalam Komaryatin: 2006), efisiensi

merupakan kriteria dalam menentukan seberapa besar input yang digunakan


untuk menghasilkan output yang diinginkan. Efisiensi artinya melaksanakan
dan menghasilkan segala sesuatu dengan tepat, serta efisiensi juga merupakan
perbandingan antara

sumber-sumber yang digunakan dengan output yang

dihasilkan (Kurtz dan Boone, 1984).


Steers, Ungson dan Mowday (1985), mendefinisikan bahwa efisiensi
adalah sebuah ukuran akan seberapa besar dan seberapa banyak masukan
(input) seperti bahan mentah, modal dan sumber daya manusia yang
dibutuhkan untuk mencapai hasil yang ditargetkan, seperti memenuhi tingkat
produksi tertentu. Beberapa faktor yang ikut menentukan keefisienan sebuah
perusahaan seperti biaya tenaga kerja, produktivitas pekerja, biaya bahan
mentah dan kemajuan teknologi yang dimiliki.
Suatu unit kegiatan ekonomi dikatakan efisien secara teknis apabila
menghasilkan

output

maksimal

dengan

sumber

daya

tertentu

atau

memproduksi sejumlah tertentu output menggunakan sumber daya yang


minimal. Menurut Kost dan Rosenwig (1979) dalam Lestari : 2009, ada tiga
kondisi dapat dikatakan tercapainya efisiensi, yakni : (a) Apabila dengan
menggunakan input yang sama, dapat menghasilkan output yang lebih besar;

30

(b) atau dengan menggunakan input yang lebih kecil bisa menghasilkan output
yang sama; dan (c) dengan menggunakan input yang besar menghasilkan pula
output yang lebih besar.
Suatu perusahaan dapat dinilai efisien apabila menggunakan jumlah
unit input yang lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah unit input yang
dipergunakan perusahaan lain untuk menghasilkan output yang sama, atau
bahkan dapat menghasilkan jumlah output yang lebih besar. (Suseno, 2008)
2.

Efisiensi Biaya
Di dalam kegiatan ekonomi, konsep efisiensi tertuju pada bagaimana

penciptaan barang dan jasa dengan menggunakan biaya yang paling rendah
yang mungkin dapat dicapai, serta mampu mengalokasikan sumber-sumber
ekonomi pada penggunaan yang paling bernilai.
Kegiatan memproduksi suatu perusahaan akan mencapai efisien ketika
perusahaan tersebut mampu memproduksi dalam skala yang ekonomis.
Sukirno (2008) menyatakan bahwa sebuah perusahaan dikatakan mencapai
skala ekonomis apabila pertambahan produksi menyebabkan biaya produksi
rata-rata menjadi semakin rendah.
Skala ekonomis dapat tercapai ketika output dapat digandakan dengan
biaya (cost per unit) kurang dari dua kali lipat atau perusahaan yang
memproduksi dalam skala ekonomis, ketika setiap adanya tambahan produksi,
biaya produksi justru semakin menurun, sehingga pada akhirnya membawa
pada kondisi yang efisien. (Pindyck, Robert S. dan Rubinfeld, 2007)
31

Menurut Sugiarto, dkk (2005) skala ekonomi suatu perusahaan tercermin


dengan penurunan biaya produksi (input) sejalan dengan kenaikan jumlah
produksinya (output). Sebaliknya, perusahaan akan memproduksi dalam skala
yang tidak ekonomis ketika setiap kenaikan jumlah outputnya menyebabkan
biaya yang semakin meningkat. Hal tersebut dapat dilihat dengan
menggunakan kurva biaya rata-rata jangka panjang (LRAC). Skala ekonomis
tercapai ketika kurva LRAC menurun hingga titik minimum, sedangkan skala
tidak ekonomis (dis-economis) terjadi ketika kurva LRAC menanjak naik.
Perusahaan yang melakukan kegiatan produksinya pada skala produksi
yang ekonomis akan senantiasa berada dalam kondisi yang efisien, sebab
kegiatan produksi dilakukan dengan biaya yang rendah. Hal ini sangat
tergantung dari kemampuan dan usaha perusahaan untuk mencapai kondisi
tersebut.
Beberapa faktor penting yang dapat menimbulkan skala ekonomi (Sadono:
2008), yaitu :
a) Spesialisasi faktor-faktor produksi
Spesialisasi dilakukan dengan cara melakukan pembagian unit-unit kerja
kedalam bidang-bidang tertentu secara khusus. Dengan dilakukannya
spesialisasi, produktivitas pekerja akan meningkat, karena pekerjaan
dilakukan masing-masing secara khusus, dibanding dengan perusahaan
yang tidak melakukan spesialisasi, dimana pekerjanya harus menjalankan
beberapa tugas.
32

Perusahaan yang melakukan spesialisasi akan memproduksi dalam skala


yang ekonomis (disamping spesialisasi menurunkan biaya per unit),
dibanding dengan perusahaan yang tidak melakukan spesialisasi, walaupun
biaya yang dikeluarkan oleh kedua perusahaan sama, akan tetapi
perusahaan yang melakukan spesialisasi masih bisa berada di dalam skala
ekonomis, karena produktivitas yang lebih tinggi.
b) Penambahan kapasitas produksi (skala usaha)
Menurut Sukirno (2008), produksi yang semakin tinggi menyebabkan
perusahaan menambah kapasitas produksi, dan pertambahan kapasitas ini
akan menyebabkan kegiatan memproduksi semakin bertambah efisien.
Paling tidak, ada beberapa alasan, yakni: (a) biaya input yang semakin
murah. Makin tinggi produksi, makin banyak input yang digunakan,
seperti bahan baku, mesin dan peralatan lainnya. Harga dari barang-barang
tersebut akan menjadi murah apabila pembelian dalam kapasitas yang
banyak; kemudian (b) penggunaan sumber-sumber daya yang tersedia
lebih optimal. Terkadang produksi dalam kapasitas yang lebih kecil
adakalanya terdapat bahan-bahan yang terbuang (waste), sehingga hal
tersebut tidak efisien. Namun ketika memproduksi dengan kapasitas yang
besar maka penggunaan bahan-bahan input dapat lebih optimal.
c)

Penggunaan teknologi (mekanisasi), yang menggantikan penggunaan jasa


manusia, sehingga permintaan terhadap tenaga manusia berkurang yang
kemudian akan menyebabkan biaya input yang harus dikeluarkan akan
berkurang pula.
33

3.

Pengukuran Efisiensi
a.

Pendekatan Teknis

Efisiensi teknis merupakan suatu ukuran yang membandingkan antara


keluaran (output) dan masukan (input), atau jumlah yang dihasilkan dari
sejumlah

input

yang

digunakan

(Suseno,2008).

Efisiensi

merupakan

perbandingan antara output dan input yang berhubungan dengan tercapainya


output maksimum dengan sejumlah input tertentu, yang berarti jika rasio outputinput semakin besar, maka efisiensi dikatakan semakin tinggi. (Shone Rinald,
1981 dalam Komaryatin: 2006)
b.

Pendekatan Biaya

Efisiensi dengan pendekatan biaya adalah mengukur sejauh mana biaya


yang dikeluarkan oleh suatu unit ekonomi atau perusahaan untuk mendapatkan
hasil (keluaran) tertentu yang diharapkan, sehingga dapat dibuat perbandingan
diantara kedua variable tersebut. Dalam Sumarjono (2004), efisiensi akan
tercapai ketika pendapatan marjinal = biaya marjinal.
Kusnadi, dkk (1999) menuturkan bahwa perusahaan akan mengalami
kondisi yang tidak efisien ketika biaya marjinal untuk menambah hasil produksi
sudah lebih besar dari pendapatan marjinalnya (MC>MR). sehingga ketika
memproduksi dengan tambahan biaya yang semakin besar akan memperkecil
keuntungan (laba perusahaan).

34

Di dalam kegiatan ekonomi, konsep efisiensi tertuju pada bagaimana


penciptaan barang dan jasa dengan menggunakan biaya yang paling rendah yang
mungki dapat dicapai, serta mampu mengalokasikan sumber-sumber ekonomi
pada penggunaan yang paling bernilai (Taswan, 2006).
Kegiatan memproduksi suatu perusahaan akan mencapai efisiensi ketika
perusahaan tersebut mampu memproduksi dalam skala yang ekonomis.

4. Konsep Efisiensi Perbankan


a.

Teori Efisiensi Bank

Perbankan sebagai salah satu lembaga keuangan yang memiliki peranan


penting dituntut untuk memiliki kinerja yang baik. Salah satu indikatornya
adalah efisiensi. Tingkat efisiensi yang dicapai merupakan cerminan dari
kualitas kinerja yang baik. Kemampuan menghasilkan output yang maksimal
dengan input yang ada, adalah merupakan ukuran kinerja yang diharapkan.
Menurut Hadad (2003), pada saat pengukuran efisiensi dilakukan, bank
dihadapkan pada kondisi bagaimana mendapatkan tingkat output yang optimal
dengan tingkat input yang ada, atau mendapatkan tingkat input yang minimum
dengan tingkat output tertentu.
Aspek penting lainnya dalam pencapaian efisiensi perbankan adalah melalui
penurunan biaya (reducing cost) dalam proses produksi. Menurut Mulyono
(1999) efisiensi dalam dunia perbankan mencakup penilaian efisiensi usaha dan
35

efisiensi biaya. Efisiensi usaha menilai bagaimana aktivitas yang dilaksanakan


oleh sebuah bank mampu menghasilkan target yang ingin dicapai, sedangkan
efisiensi biaya menilai seberapa besar pengeluaran biaya yang digunakan oleh
sebuah bank untuk melaksanakan aktivitas usahanya. (Sulistyoningsih, 2006; 21)
Berger dan Mester (2006) dalam Suseno (2008; 35), memandang efisiensi
perbankan dapat dilihat dari dua sisi, yaitu dari sisi biaya (cost efficiency) dan
dari sisi keuntungan (profit efficiency). Dilihat dari sisi biaya (cost efficiency),
sebuah bank dinilai dengan diabndingkan dengan bank yang memiliki biaya
beroperasi terbaik (best practice banks cost) yang menghasilkan output yang
sama dan teknologi yang sama. Sementara dari sisi keuntungan (profit
efficiency), mengukur tingkat efisiensi dari kemampuan sebuah bank dalam
menghasilkan laba/keuntungan pada setiap unit input yang digunakan.
5.

Pengukuran Efisiensi Perbankan


Menurut Silkman (1986); Ario (2005) dalam Muharam dan Pusvitasari

(2007), ada tiga jenis pendekatan pengukuran efisiensi khususnya perbankan


yaitu:
a. Pendekatan rasio, yaitu pendekatan rasio dalam mengukur efisiensi
dilakukan dengan cara menghitung perbandingan output dengan input
yang digunakan. Pendekatan ini akan dinilai memiliki efisiensi yang
tinggi, apabila dapat memproduksi jumlah output yang maksimum dengan
input tertentu.
Efisiensi = Output

.. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .(2.1)
36

Input
Kelemahan dari pendekatan ini adalah apabila terdapat banyak input dan
output yang akan dihitung secara bersamaan, sehingga banyak perhitungan
yang menimbulkan asumsi yang tidak tegas.
b.

Pendekatan regresi, yaitu pendekatan yang menggunakan sebuah model


dari tingkat output tertentu sebagai fungsi dari berbagai tingkat input
tertentu.
Fungsinya dapat dilihat di bawah ini:
Y = f (X1, X2, X3, X 4, . . . . . Xn) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (2.2)
Di mana Y = output, X = input
Pendekatan regresi akan menghasilkan estimasi hubungan yang dapat
digunakan untuk memproduksi tingkat output yang dihasilkan sebuah Unit
Kegiatan Ekonomi (UKE) pada tingkat output tertentu. UKE tersebut akan
dinilai efisien, apabila mampu menghasilkan jumlah output lebih banyak
dibandingkan jumlah output hasil estimasi. Pendekatan ini juga tidak dapat
mengatasi kondisi banyak output, karena hanya satu indikator output yang
dapat ditampung dalam sebuah persamaan regresi. Apabila dilakukan
penggabungan banyak output dalam satu indikator, informasi yang
dihasilkan menjadi tidak rinci lagi (Silkman, 1986; Ario, 2005 dalam
Muharam dan Pusvitasari 2007).

37

d. Pendekatan

frontier, menurut Silkman (1986); Ario (2005) dalam

Muharam dan Pusvitasari (2007), pendekatan ini mempunyai dua jenis


yaitu: parametrik dan non-parametrik. Pendekatan parametrik terdiri dari
Stochastic Frontier Approuch (SFA), Distribution Free Approach (DFA)
dan Thick Frontier Approuch (TFA), sedangkan non-parametrik meliputi
Data Envelopment Analysis (DEA).
Beberapa tahun terakhir ini perhitungan kinerja lembaga keuangan yang
lebih difokuskan pada pendekatan forntier efficiency atau x-efficiency,
mengukur penyimpangan dari lembaga keuangan berdasarkanbest
practice atau berlaku umum pada pendekatan

forntier. Pendekatan

forntier dari suatu lembaga keuangan dapat diukur melalui bagaimana


kinerja lembaga keuangan tersebut bersifat relatif terhadap perkiraan
kinerjanya yangterbaik dari industri tersebut. Kondisi ini terjadi, apabila
semua lembaga keuangan tersebut menghadapi kondisi pasar yang sama
(P. W. Bauer, Berger A. N. and Ferrier G. D., 1998).
Ascarya dan Guruh (2008) menjelaskan bahwa pendekatan frontier lebih
superior karena penggunaan teknik program atau statistik yang menghilangkan
pengaruh dari perbedaan harga input dan faktor eksogen lainnya dalam
mempengaruhi kinerja yang akan diobservasi. Pendekatan ini telah digunakan
secara lebih luas dalam analisis regulasi, yaitu untuk mengukur pengaruh dari
merger dan akuisisi, regulasi modal, deregulasi suku bunga deposito,
pergeseran restriksi geografis pada cabang dan holding dari perusahaan
akuisisi. Keuntungan yang paling utama dari pendekatan ini adalah dapat
38

mengukur secara objektif kuantitatif dengan menghilangkan pengaruh dari


harga pasar dan faktor eksogen lainnya yang mempengaruhi kinerja yang akan
diobservasi.
Pendekatan frontier dibagi menjadi dua jenis, yaitu: parametrik dan nonparametrik. Pendekatan Stochastic Frontier Approuch (SFA), Thick Frontier
Approuch (TFA) dan Distribution Free Approuch (DFA) merupakan
pendekatan paremetrik, sedangkan pendekatan non-parametrik termasuk Data
Envelopment Approuch (DEA) dan Free Disposable Hull (FDH) (Kurnia,
2004).
Hadad, Dhaniel dan Eugenia (2003) menambahkan bahwa pendekatan
parametrik dan non-parametrik pada intinya akan diperoleh hasil yang relatif
sama, apabila sampel yang dianalisis merupakan unit yang sama dan
menggunakan proses produksi yang sama.
6.

Hubungan Input dan Output dalam Pengukuran Efisiensi Bank


Menurut Hadad, Dhaniel dan Eugenia (2003), terdapat tiga pendekatan

yang lazim digunakan dalam metode parametrik dan non-parametrik untuk


mendefinisikan hubungan input dan output dalam kegiatan financial suatu
lembaga keuangan, yaitu:
a. Pendekatan Aset (Asset Approach)
Produksi aset mencerminkan fungsi primer sebuah lembaga keuangan
sebagai pencipta kredit pinjaman (loans). Pendekatan ini, output benarbenar didefinisikan ke dalam bentuk aset.
39

b. Pendekatan Produksi (Production Approuch)


Pendekatan ini menganggap lembaga keuangan sebagai produsen dari akun
deposito (deposit account) dan kredit pinjaman (credit accout), kemudian
output didefinisikan sebagai jumlah tenaga, pengeluaran modal pada asetaset tetap dan material lainnya.
c. Pendekatan Intermediasi (Intermediation Approuch)
Pendekatan

ini

memandang

sebuah

lembaga

keuangan

sebagai

intermediator, yaitu merubah dan mentransfer aset-aset keuangan dari


surplus unit kepada defisit unit. Input-input lembaga keuangan tersebut
meliputi: biaya tenaga kerja, modal dan pembayaran bunga pada deposito ,
kemudian output yang diukur dalam bentuk kredit pinjaman (loans) dan
investasi keuangan (financial investment). Pendekatan ini melihat fungsi
primer sebuah institusi keuangan sebagai pencipta kredit pinjaman (loans).
Konsekuensi terdapat tiga pendekatan dalam mengukur efisiensi bank
adalah perbedaan untuk menentukan input dan output. Perbedaan penentuan
input dan output antara pendekatan produksi dan intermediasi adalah dalam
memperlakukan simpanan. Simpanan sebagai output pada pendekatan
produksi, dikarenakan simpanan merupakan jasa yang dihasilkan oleh kegiatan
bank. Pendekatan intermediasi menganggap simpanan sebagai input. Hal ini
disebabkan simpanan yang dihimpun bank akan ditransformasikan ke dalam
berbagai bentuk aset yang menghasilkan terutama pinjaman yang diberikan
(Hadad, Dhaniel dan Eugenia, 2003).
40

Penelitian ini menggunakan pendekatan intermediasi, karena sejalan


dengan pendapat Kurnia (2004) yang mengungkapkan bahwa pendekatan
intermediasi digunakan karena mempertimbangkan fungsi vital bank sebagai
financial intermediation

yang menghimpun dana dari

surplus unit

dan

menyalurkannya kepada defisit unit. Pertimbangan lainnya adalah karakteristik


dan sifat dasar bank yang melakukan transformasi aset yang

berkualitas

(qualitative asset transformer) dari simpanan yang dihimpun, meskipun tidak


ada kesepakatan umum dalam pendekatan yang digunakan serta dalam hal
menentukan input dan output.
Iqbal dan Molyneux 1998 dalam Mohamad and Khaled (2003)
menambahkan bahwa pendekatan intermediasi merupakan pendekatan terbaik
untuk mengevaluasi keseluruhan lembaga keuangan yang berfungsi sebagai
lembaga intermediasi. Hal ini berhubungan dengan pendapat Astiyah dan
Husman (2006), bahwa peran perbankan sebagai lembaga intermediasi sangat
penting.
Apabila peran ini tidak berjalan, gambaran bagi bank sentral tentang
hubungan antara alat kebijakan dengan kinerja dari perekonomian akan tidak
sesuai dengan harapan. Ascarya dan Guruh (2008) menyatakan bahwa untuk
menggambarkan fungsi perbankan syariah yang sesungguhnya, pendekatan
intermediasi dipandang lebih tepat.

41

B. Penelitian Terdahulu
Penelitian untuk mengukur efisiensi perbankan sudah sering dilakukan dan
dikembangkan oleh para peneliti-peneliti terdahulu, baik itu hanya untuk sekedar
mengukur tingkat efisiensi bank tertentu atau lebih dari pada itu yakni mereka
juga membandingkan efisiensi suatu kelompok bank tertentu dengan kelompok
bank yang lain.
Pendekatan yang mereka gunakan pun beragam, mulai dari analisis rasiorasio keuangan bank, seperti BOPO, ROA, ROE, hingga memakai pendekatan
parametrik dan non-parametrik yang membutuhkan variabel input dan output
sebagai variabel. Berikut beberapa penelitian terdahulu :
Astiyah Dan Husman (2006) menjelaskan bahwa efisiensi bank bukan
hanya sebagai indikator penting dalam perbankan, tetapi juga sarana penting
untuk lebih meningkatkan efektivitas kebijakan moneter. Perbankan yang efisien
diperkirakan dapat memperlancar proses transmisi kebijakan moneter, sehingga
kebijakan moneter dapat lebih efektif mencapai sasaran.
Berger dan Humphrey (1997) dalam Casu & Molyneeux (2003)
menyatakan bahwa pendekatan intermediasi merupakan pendekatan yang lebih
tepat untuk mengevaluasi kinerja lembaga keuangan secara umum karena
karakteristik lembaga keuangan sebagai financial intermediary.
Wade, Hababbou and Robert (2000) di Tunisia memakai pendekatan
intermediasi dan produksi alat analisis yang digunakan adalah DEA dan Regresi.
Meneliti 10 bank di Tunisia dengan hasil bank asing lebih efisien dan semakin
42

tinggi kredit macetnya maka semakin tidak efisien, begitu juga banknya semakin
besar ukurannya makin efisien. Bank pemerintah dan swasta mempunyai
perbedaan efisiensi bank.
Pengukuran efisiensi perbankan juga dilakukan oleh Suswandi (2007).
Objek dalam penelitiannya tersebut adalah Bank Umum Syariah (BUS) dan Unit
Usaha Syariah (UUS), dengan menggunakan laporan keuangan publikasi Bank
Indonesia periode 2003-2006. Penelitian tersebut mengukur efisiensi teknis
perbankan syariah dengan variabel output-input yang dimiliki, dengan model
Stochastic Frontier Approach (SFA). Dalam penelitiannya juga mencari
hubungan teknis antara input-output terhadap laba perbankan dengan pendekatan
regresi, dengan memasukkan variabel output dan input sebagai variabel
independen

dan

variabel

pendapatan/laba

operasional

sebagai

variabel

dependennya. Hasil dari penelitian suswandi tersebut, didapatkan bahwa dari


periode 2003-2006 efisiensi rata-rata perbankan syariah di Indonesia adalah
sebesar 94,37%.
Gourlay, et. al (2006), menggunakan metodologi DEA dengan dua model,
yakni pendekatan produksi dimana inputnya terdiri dari : pinjaman, aktiva tetap,
aktiva lainnya. Dan output : deposito, investasi, serta pendekatan intermediasi
dengan input : pinjaman, aktiva tetap, aktiva lain dan deposito. Dan output :
investasi. Dalam penelitian ini mereka ingin melihat keuntungan efisiensi yang
diperoleh antara bank-bank di India sesudah reformasi periode 2001-2002, untuk
tahun 2004-2005. Menggunakan BBC DEA untuk mengukur sejauh mana
keuntungan efisiensi teknis yang telah diperoleh setelah selesainya merger sampai
43

dekade saat ini serta menyimpulkan bahwa pasca reformasi dan merger bank-bank
di India mengalami peningkatan dalam efisiensi.
Dalam penelitiannya, Hadad, et.al, (2003) menggunakan pengukuran
efisiensi perbankan indonesia dengan pendekatan SFA dan DFA. Kesimpulan
yang diambil dari penelitian ini bahwa skor efisiensi DFA

lebih beragam

dibandingkan dengan skor efisiensi SFA, jika digunakan data bulanan dan data
tahunan untuk menggabungkan seluruh bank. Namun bank-bank yang paling
efisien yang dihasilkan dengan menggunakan kedua pendekatan ini adalah sama.
Sehingga perhitungan dengan menggunakan DFA dan SFA jika menggunakan
observasi seluruh bank menghasilkan nilai-nilai yang konsisten.
Hamim, et. al (2006) menganalisis tingkat efisiensi bank syariah di
Malaysia periode 1997-2003, periode dimana bank syariah mulai diperkenalkan di
Malaysia. Dengan pendekatan Stochastic Frontier yang juga untuk pertama
kalinya diterapkan untuk mengukur efisiensi perbankan syariah, disimpulkan
bahwa dengan 53 sampel bank syariah di Malaysia, hasil penelitian menunjukkan
bahwa efisiensi rata-rata keseluruhan industri perbankan syariah di Malaysia telah
meningkat selama periode penelitian, dan dari sisi aset, simpanan dan pembiayaan
mengalami peningkatan yang amat pesat antara tahun 1997 hingga tahun 2003.
Namun tingkat efisiensi perbankan syariah masih kurang efisien dibandingkan
bank konvensional yang stabil dari tahun ke tahun, penelitian ini juga
menyimpulkan bahwa bank asing lebih efisien dibandingkan dengan bank
domestik di Malaysia.

44

Shahooth dan Battal (2006) mengukur dan menganalisis efisiensi biaya 24


institusi perbankan islam di dunia untuk periode 1999-2001 menggunakan DEA.
Efisiensi biaya dianggap merupakan hal yang paling penting daripada tipe
efisiensi lainnya yang harus dicapai oleh perusahaan, yakni dengan menemukan
kombinasi input yang memungkinkan dengan kombinasi tersebut menghasilkan
output dengan biaya yang minimum. Dan penelitian ini menyimpulkan bahwa
sebagian besar lembaga perbankan islam yang terpilih kedalam sampel dalam
penelitian ini efisien dan sisanya sedang dalam proses perubahan dalam mencapai
efisiensi.
Suseno (2008) menganalisis efisiensi dan skala ekonomi pada industri
perbankan syariah di Indonesia. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian
empiris bersifat kuantitatif yang diuji menggunakan data panel atas 10 bank
syariah di Indonesia periode 1999-2004 dengan data tahunan. Untuk
pendekatannya, Priyonggo memakai Data Envelopment Analysis (DEA) yang
menggunakan variabel input : biaya bagi hasil, biaya lainnya, aset untuk BUS,
serta input : biaya bunga, biaya lainnya, asetm untuk UUS. Sedangkan untuk
variabel output priyonggo menggunakan pendapatan bunga, pendapatan lainnya,
volume kredit, untuk BUS dan untuk UUS yaitu pendapatan utama, pendapatan
lainnya, dan volume pembiayaan. Dari penelitian tersebut, peneliti menyimpulkan
bahwa secara umum perbankan syariah di Indonesia cukup efisien pada periode
1999-2004, ditandai dengan hanya sekitar 7% tingkat in-efisiensi rata-rata dari 10
bank syariah yang diteliti dan dalam 6 tahun periode penelitian ini, rata-rata bank
syariah mengalami peningkatan efisiensi 2,3% per tahun, serta tidak ada
45

perbedaan yang signifikan antara tingkat efisiensi bank umum syariah dengan
bank konvensional yang memiliki usaha syariah. Dan dari segi skala ekonomis
tidak ditemukan adanya skala ekonomi dalam perbankan syariah, sehingga tidak
ada kecenderungan semakin tinggi skala usaha, maka semakin tinggi pula tingkat
efisiensinya.
Sutawijaya dan Lestari (2009) melakukan penelitian terhadap 12 bank di
Indonesia menggunakan DEA-CRS dan DEA-VRS pada masa krisis periode
2000-2004. Dari penelitian itu disimpulkan semua kelompok bank di Indonesia
mengalami penurunan efisiensi selama krisis kecuali bank Mandiri yang
menandatangani performanya lebih baik diantara bank-bank lainnya di Indonesia,
indikasi tersebut terlihat dari rendahnya persentase penurunan efisiensi dengan
asumsi CRS dan VRS.
Abidin dan Endri (2009) menggunakan Data Envelopment Analysis
(DEA) dalam mengukur efisiensi teknis Bank Pembangunan Daerah (BPD),
menggunakan data tahun 2006-2007 yang meliputi 26 bank pembangunan daerah
di Indonesia. Hasilnya didapatkan BPD mengalami peningkatan efisiensi dalam
kegiatan operasionalnya, tapi nilainya masih dibawah 100%. Artinya, bank BPD
dalam kegiatan operasionalnya belum efisien dalam memanfaatkan semua
kemampuan potensial yang dimilikinya untuk dapat menghasilkan output yang
maksimal. Secara rata-rata, bank BPD beraset lebih besar lebih efisien daripada
bank BPD beraset menengah dan kecil. Penelitian ini memiliki implikasi penting
dalam rangka mengoptimalkan kinerja efisiensi maka bank kecil dan menengah
harus melakukan merger dan meningkatkan fungsi intermediasi perbankan.
46

Muharam dan Pusvitasari (2007), menggunakan metodelogi DEA dengan


memasukkan variabel total simpanan, biaya operasional lainnya sebagai variabel
input. Variabel outputnya meliputi pembiayaan, aktiva lancar dan pendapatan
operasional lainnya. Hasilnya pada tahun 2005 hanya bank BTN Syariah, Niaga
Syariah dan Permata Syariah yang mencapai efisiensi 100 persen, sedangkan
sembilan bank lainnya memiliki tingkat efisiensi yang fluktuatif.

C. Kerangka Pemikiran Teoritis


Kerangka pemikiran yang dibangun dalam penelitian ini yaitu untuk
mengukur tingkat efisiensi Bank Umum Syariah di Indonesia, yaitu Bank
Muamalat Indonesia, Bank Mega Syariah dan Bank Rakyat Indonesia Syariah
pada periode 2010-2012. Penelitian ini mengukur tingkat efisiensi dengan
menggunakan pendekatan frontier approach yaitu dengan pendekatan Data
Envelopment Analysis (DEA) dengan cara menentukan jenis input dan output
terlebih dahulu. Variabel input ini meliputi total aset (I1), ekuitas (I2) dan net
income (I3), sedangkan variabel-variabel outputnya terdiri dari total pembiayaan
(O1) dan beban operasional (O2).

47

Hubungan interaksi input, output dan total biaya akan menentukan nilai
efisiensi biaya perbankan. Dapat dilihat dalam gambar dibawah ini :
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran Teoritis
Bank Syariah di Indonesia

Variabel Input

Variabel Output

1. Aset
2. Ekuitas
3. Net Income

1. Pembiayaan
2. Pendapatan
Operasional

Mengolah Data dengan Model


DEA CCR max.output

BFA - CRS

Nilai Efisiensi 100%

Target Perbaikan

Analisa Hasil

Kesimpulan Hasil & Saran

48

D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah diuraikan sebelumnya, hipotesis
penelitian yang akan di uji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.

Tingkat Efisiensi ketiga perbankan syariah (Bank Muamalat, Bank Mega


Syariah dan BRI Syariah) sudah tinggi > 90%.

2.

Faktor input dan output yang tidak dapat beroperasi dengan skala optimal
menjadi penyebab ketidakefisienan ketiga bank syariah tersebut.

49

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian


Penelitian ini memfokuskan pada analisis efisiensi kinerja perbankan syariah yang
dilihat dari laporan keuangan bank yang diteliti dengan menentukan input dan output
yang digunakan. Input dan output yang digunakan mengacu pada model penelitian
Barr et.al. (1999). Setelah menentukan input dan output, langkah selanjutnya yaitu
menghitung nilai efisiensi dengan metode data envelopment analysis (DEA) dengan
periode penelitian dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2012.

B. Metode Penentuan Sampel


Sampel penelitian adalah semua anggota dari suatu populasi yang akan dijadikan
subjek penelitian. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah purposive sampling dimana pengambilan sampel dilakukan secara tidak acak.
Adapun bank-bank yang dimaksud dalam penelitian ini sebagaimana yang tercantum
dalam tabel 3.1 di bawah ini :

49

Tabel 3.1
Nama dan Kode Bank
Kode Bank
Nama Bank
1
Bank Muamalat
2
Bank Mega Syariah
3
BRI Syariah
Sumber : Bank Indonesia, 2012

Populasi dalam penelitian ini terdiri dari tiga bank syariah yang beroperasi di
Indonesia dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2012. Setelah ditentukan populasinya
maka selanjutnya ditentukan sampel penelitian. Sampel terpilih berdasarkan
pertimbangan-pertimbangan tertentu. Pertimbangan yang digunakan dalam penentuan
sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Pengelompokan bank disesuaikan dengan kelompok bank yang ada pada
direktori perbankan Indonesia yang diterbitkan oleh Bank Indonesia pada
tahun 2010 sampai dengan tahun 2012.
2. Sampel penelitian yaitu tiga bank syariah yang telah menerbitkan laporan
keuangan mulai tahun 2010 sampai dengan tahun 2012.
3. Untuk menghindari data menjadi bias karena perbedaan ukuran bank, maka
dalam penelitian ini bank dibatasi dilihat dari total aktiva minimal 2 triliun
pada akhir periode 2010 sampai dengan tahun 2012.

50

C. Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data


Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder yang diperoleh
dari laporan keuangan bank yang dipublikasikan untuk periode 2010-2012 oleh bank
yang menjadi sampel penelitian. Metode pengumpulan data ini berupa dokumentasi,
yaitu data yang diperoleh dari laporan publikasi yang dihimpun oleh Bank Indonesia
(BI) dalam direktori perbankan Indonesia dan publikasi oleh bank yang bersangkutan
melalui situs internet masing-masing bank. Penelitian ini merupakan penelitian yang
bersifat kuantitatif. Kuantitatif adalah metode penelitian yang menekankan pada
pengujian teori-teori melalui pengukuran variabel-variabel penelitian dengan angka
dan melakukan analisis data dengan prosedur statistik.

D. Metode Analisis Data


Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan metode analisis
kuantitatif, yaitu dalam pengelolaan data berupa input dan output yang diambil dari
neraca keuangan, laporan laba rugi dan saldo laba yang dimiliki oleh masing-masing
bank. Data dari variabel input dan output tersebut selanjutnya dimasukkan ke dalam
formulasi DEA untuk memperoleh nilai efisiensi teknis. Dalam analisis ini
menggunakan Data Envelopment Analysis (DEA) yang merupakan metode yang telah
terstandarisasi sebagai alat untuk pengukuran kinerja suatu aktifitas unit, dimana
proses pengolahannya menggunakan perangkat lunak Banxia Frontier Analysis
51

(BFA) Software. Selain itu peneliti juga menggunakan perangkat lunak Ms.Excel
sebagai perangkat pendukung.
Tujuan penelitian ini mengukur dan menganalisis efisiensi perbankan syariah
khususnya Bank Umum Syariah (BUS) di Indonesia pada tahun 2010-2012, dengan
menggunakan pendekatan non-parametrik yaitu DEA. Beberapa pendekatan biasa
digunakan untuk mengukur efisiensi bank, namun secara garis besar terdapat dua
jenis pendekatan, yaitu parametrik dan non-parametrik. Pendekatan Stochastic
Frontier Approach (SFA), Thick Frontier Analysis (TFA) dan Distribution Free
Approach (DFA) merupakan pendekatan parametrik, sedangkan pendekatan nonparametrik yang termasuk adalah Data Envelopment Analysis (DEA) dan Full
Disposable Hull (FDH).
DEA merupakan pendekatan non-parametrik yang dipilih dalam penelitian ini
karena beberapa alasan, meliputi:
a. Menurut Coeli et, al (1997), Lan et, al (2003) dalam Lie dan Lih (2005) yang
menjelaskan bahwa pendekatan parametrik adalah pendekatan yang modelnya
menetapkan adanya syarat-syarat tertentu, yaitu: tentang parameter populasi
yang merupakan sumber penelitiannya (sehingga akan lebih banyak kriteria
yang harus dipenuhi), dan membutuhkan pembentukan fungsi lebih khusus
(sehingga kemungkinan kesalahan fungsi lebih besar).

52

b. Di sisi lain Coeli et, al (1997) dalam H.S.A.Mokhtar, N. Abdullah and S.M.
Al-Habshi

(2008)

menyebutkan

bahwa

pendekatan

non-parametrik

merupakan pendekatan yang modelnya tidak menetapkan syarat-syarat


tertentu, yaitu: parameter populasi yang menjadi induk sampel penelitiannya,
penggunaannya lebih sederhana dan mudah digunakan karena tidak
membutuhkan banyak spesifikasi bentuk fungsi (sehingga kemungkinan
kesalahan pembentukan fungsi lebih kecil).
DEA merupakan sebuah metode optimasi program matematika yang mengukur
efisiensi teknik suatu Unit Kegiatan Ekonomi (UKE), dan membandingkan secara
relatif terhadap UKE yang lain (Charnes et, al. 1978; Banker et, al. 1984 dalam
Adrian dan Lestari 2009).
DEA adalah pendekatan non-parametrik yang berbasis program linear (Linear
Programming) dengan dibantu paket-paket software efisiensi secara teknik, seperti
Banxia Frontier Analysis (BFA) dan Warwick for Data Envelopment Analysis
(WDEA). Penelitian ini akan menggunakan software BFA. Pada intinya kedua
sofware tersebut akan mengarah pada hasil yang sama.
Pada dasarnya teknik analisis DEA didesain khusus untuk mengukur efisiensi
relatif suatu UKE dalam kondisi banyak input maupun output. Kondisi tersebut
biasanya sulit disiasati secara sempurna oleh teknik analisis pengukuran efisiensi
lainnya. Efisiensi relatif suatu UKE adalah efisiensi suatu UKE dibanding dengan
53

UKE lain dalam sampel yang menggunakan jenis input dan output yang sama. DEA
memformulasikan UKE sebagai program linear fraksional untuk mencari solusi,
apabila model tersebut ditransformasikan ke dalam program linear dengan nilai bobot
dari input dan output.
Efisiensi relatif UKE dalam DEA, juga didefinisikan sebagai rasio dari total
output tertimbang dibagi total input tertimbang (total weighted output/total weighted
input). Inti dari DEA adalah menentukan bobot (weighted) atau timbangan untuk
setiap input dan output UKE. Setiap UKE diasumsikan bebas menentukan bobot
untuk setiap variabel-variabel input maupun output yang ada, asalkan mampu
memenuhi dua kondisi yang disyaratkan.
DEA berasumsi bahwa setiap UKE akan memiliki bobot yang memaksimumkan
rasio efisiensinya (maximize total weighted output/total weighted input) (Muharam
dan Pusvitasari, 2007). Asumsi maksimisasi rasio efisiensi ini menjadikan penelitian
DEA ini menggunakan orientasi output dalam menghitung efisiensi teknik. Orientasi
lainnya adalah minimisasi input, namun kedua asumsi tersebut akan diperoleh hasil
yang sama. Setiap UKE menggunakan kombinasi input yang berbeda untuk
menghasilkan kombinasi output yang berbeda, sehingga setiap UKE akan memilih
seperangkat bobot yang mencerminkan keragaman tersebut.
Kondisi ini dapat digambarkan, apabila suatu UKE merupakan perusahaan yang
berorientasi pada keuntungan (profit maximizing firm) dan setiap input-outputnya
54

memiliki biaya per unit serta harga jual per unit. Hal ini menjadikan perusahaan
tersebut akan menggunakan seminimal mungkin input yang biaya per unitnya
termahal atau berusaha memproduksi sebanyak mungkin output yang harga jualnya
tinggi.
Suatu UKE dikatakan efisien secara relatif apabila nilai dualnya sama dengan 1
(nilai efisiensi 100 persen), sebaliknya apabila nilai dualnya kurang dari 1 maka UKE
bersangkutan dianggap tidak efisien secara relatif.

E. Operasional Variabel Penelitian


Sesuai dengan tujuan penelitian yaitu untuk mengukur efisiensi bank dengan
menggunakan Data Envelopment Analysis (DEA), maka penelitian ini menggunakan
variabel input dan output untuk perhitungan DEA untuk mengetahui pengaruh
efisiensi bank. Penghitungan variabel input dan output dengan pendekatan DEA yang
berorientasi input dilakukan terlebih dahulu untuk mendapatkan score efisiensi bank.
Identifikasi variabel input-output yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan pendekatan intermediasi. Oleh karena itu, model DEA yang diestimasi
terdiri dari 2 output (O) dan 3 input (I) adalah sebagai berikut :

55

Tabel 3.2
Variabel Input-Output
Pendekatan
Intermediasi

Variabel Input
Variabel Output
Aset
Pembiayaan
Ekuitas
Pendapatan Operasional
Net Income
Sumber : Hasil olah data variabel input-output
Untuk lebih memperjelas hasil dan pembahasan yang akan dilakukan maka
diperlukan suatu definisi operasional untuk menyamakan persepsi khususnya
mengenai hasil analisis DEA yang dilakukan dalam penelitian ini. Definisi
operasional dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.

Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan software Banxian Frontier


Analyst yang berbasis pada formulasi DEA. Penelitian ini menggunakan pilihan
improvement modelnya adalah Constant Return to Scale (CRS). Dari hasil
analisis DEA kemudian ditentukan kriteria penilaian dimana hasil tersebut
dikatakan efisien jika menunjukkan nilai 1 atau 100% dan tidak efisien <1 atau
kurang dari 100%.

2.

Jenis efisiensi yang diukur dalam penelitian ini adalah efisiensi yang bersifat
teknis, yaitu suatu metode analisis yang hanya memperhitungkan niali absolut
dari variabel yang diamati. Sehingga satuan dasar pengukuran yang
mencerminkan nilai ekonomis dari tiap-tiap variabel yang tidak dipertimbangkan.

56

3.

Nilai efisiensi yang dihasilkan adalah bersifat relatif dimana nilai efisiensinya
hanya berlaku dalam lingkup sekumpulan unit kegiatan ekonomi yang
diperbandingkan dengan penggunaan input dan output yang sejenis atau sama.

4.

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 3 input yaitu asset,
ekuitas dan net income dan 2 output yaitu pembiayaan dan pendapatan
operasional.

57

BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A.

Deskripsi Objek Penelitian


Pada penelitian ini digunakan data triwulan perbankan syariah di Indonesia

yaitu Bank Umum Syariah (Bank Muamalat, Bank Mega Syariah, Bank BRI
Syariah) pada periode 2010-2012. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur tingkat
efisiensi Bank Umum Syariah dengan menggunakan Data Envelopment Analysis
(DEA), yaitu dengan pendekatan intermediasi sebagai pendekatan dalam
penentuan variabel input dan outputnya. Dengan pendekatan ini digunakan
variabel aset, ekuitas dan laba bersih (net income) sebagai variabel input dan total
pembiayaan, pendapatan operasional sebagai variabel output.
Dalam pengukuran tingkat efisiensi Bank Umum Syariah (BUS), peneliti
menggunakan software Banxia Frontier Analysis (BFA) dan Microsoft Excel
sehingga peneliti tidak melakukan perhitungan secara manual.
Metode penentuan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah
puposive sampling, tetapi sampel tersebut bersifat secara spesifik yang berarti
bahwa sampel tersebut mencerminkan Unit Kegiatan Ekonomi (UKE) yang
diteliti dan tidak mencerminkan atau mewakili populasi secara umum.

58

B. Perkembangan Jumlah Variabel Input-Output Bank


Perhitungan efisiensi perbankan syariah (studi pada 3 bank syariah) dengan
analisis DEA ini menggunakan tiga variabel input, yaitu : aset, ekuitas dan net
income. Variabel outputnya meliputi total pembiayaan dan pendapatan
operasional.
Variabel input pertama, aset termasuk aset total yang dimiliki oleh bank
syariah (Bank Muamalat, Bank Mega Syariah dan BRI Syariah). Adapun
persentase pertumbuhan jumlah aset yang dimiliki oleh ketiga bank syariah dalam
penelitian ini mengalami fluktuasi, namun jumlahnya tetap mengalami kenaikan
dari tahun 2010-2012.
Kenaikan jumlah aset pada tabel 4.1 menandai kinerja ketiga bank syariah
tersebut semakin lebih baik, sehingga dampak positif dari berbagai kebijakan
yang mendukung bank-bank syariah telah terlihat dengan kenaikan jumlah
asetnya dari tahun 2010-2012.

59

Tabel 4.1
Perkembangan Jumlah Variabel Input Aset
Tahun 2010-2012 (jutaan rupiah)
Tahun
Nama Bank

Triwulan
2010

2011

2012

Mar

14.829.089

21.608.353

30.836.353

Jun

15.411.231

23.697.765

32.689.318

Sept

17.686.002

25.596.580

35.700.818

Des

21.442.596

32.479.506

44.854.413

Mar

4.365.675

4.295.103

5.874.897

Jun

4.474.923

4.487.694

5.987.762

Sept

4.455.914

4.787.659

7.305.239

Des

4.637.730

5.565.724

8.164.921

Mar

3.829.696

7.236.713

10.522.693

Jun

4.847.159

7.706.185

11.481.043

Sept

6.073.535

9.531.734

12.199.092

Des

6.856.386

11.200.823

14.086.914

Jumlah Aset 3 Bank Syariah

108.909.936

158.193.839

219.703.463

Pertumbuhan Jumlah Aset Bank Syariah

22.42

32.56

45.13

1. Bank Muamalat Indonesia (BMI)

2. Bank Syariah Mega Indonesia


(BSMI)

3. Bank Rakyat Indonesia Syariah


(BRIS)

Sumber : Laporan Keuangan Triwulan Bank Umum Syariah Tahun 2010-2012, Direktori
Perbankan Indonesia dan Statistik Perbankan Syariah Indonesia Tahun 2012, Data diolah

Kedua, Ekuitas yang berasal dari kata equity atau equity of ownership yang
berarti

kekayaan

bersih

perusahaan

(bank).

Secara

sederhana,

dapat

diformulasikan sebagai total aktiva dikurangi dengan total pasiva. Adapun


persentase pertumbuhan jumlah ekuitas yang dimiliki oleh ketiga bank syariah

60

dalam penelitian ini mengalami fluktuasi, namun jumlahnya tetap mengalami


kenaikan dari tahun 2010-2012 pada setiap triwulannya.

Tabel 4.2
Perkembangan Jumlah Variabel Input Ekuitas
Nama Bank

1. Bank Muamalat Indonesia


(BMI)

2. Bank Syariah Mega Indonesia


(BSMI)

3. Bank Rakyat Indonesia


Syariah (BRIS)

Tahun

Triwulan
2010

2011

2012

Mar

953.564

1.809.511

2.118.465

Jun

978.810

1.872.225

2.221.160

Sept

1.668.410

1.972.327

2.302.463

Des

1.749.156

2.067.401

2.457.991

Mar

353.902

400.485

486.191

Jun

384.593

421.223

554.973

Sept

401.335

435.168

623.000

Des

381.775

435.642

620.514

Mar

458.880

959.028

971.270

Jun

968.570

962.439

1.031.813

Sept

955.077

978.338

1.078.271

Des

955.022

966.676

1.068.504

Jumlah Ekuitas 3 Bank Syariah


10.209.094 13.280.463 15.534.615
Pertumbuhan Jumlah Ekuitas Bank Syariah
26.21
34.03
39.81
Sumber : Laporan Keuangan Triwulan Bank Umum Syariah Tahun 2010-2012, Direktori
Perbankan Indonesia dan Statistik Perbankan Syariah Indonesia Tahun 2012, Data diolah

Ketiga, Net Income adalah pendapatan bersih yaitu selisih positif dari total
pendapatan (operasional dan non-operasional) dengan total biaya (operasional dan
non-operasional) dalam satu periode setelah dikurangi dengan taksiran pajak
penghasilan pendapatan. Adapun persentase pertumbuhan pendapatan bersih yang
dimiliki oleh ketiga bank syariah dalam penelitian ini mengalami fluktuasi, namun
jumlahnya tetap mengalami kenaikan dari tahun 2010-2012 pada setiap
triwulannya.

61

Tabel 4.3
Perkembangan Jumlah Variabel Input Net Income
Tahun 2010-2012 (jutaan rupiah)
Nama Bank

Tahun

Triwulan

1. Bank Muamalat Indonesia (BMI)

2. Bank Syariah Mega Indonesia


(BSMI)

3. Bank Rakyat Indonesia Syariah


(BRIS)

Jumlah Net Income 3 Bank Syariah

2010

2011

2012

Mar

328.275

514.765

757.539

Jun

353.521

565.409

884.831

Sept

362.219

573.197

985.960

Des

443.684

670.640

1.120.896

Mar

203.842

81.564

167.270

Jun

234.533

102.302

235.998

Sept

82.414

116.247

304.025

Des

62.854

116.721

301.539

Mar

-24.495

-19.972

-7.730

Jun

-14.805

-16.561

52.813

Sept

-23.923

-662

99.271

Des

-23.978

-12.324

89.544

1.984.141

2.691.326

4.991.956

Pertumbuhan Jumlah Net Income Bank Syariah


20.52
27.84
51.64
Sumber : Laporan Keuangan Triwulan Bank Umum Syariah Tahun 2010-2012, Direktori
Perbankan Indonesia dan Statistik Perbankan Syariah Indonesia Tahun 2012, Data diolah

Adapun variabel output yang pertama adalah pembiayaan. Pembiayaan


berarti produk penyaluran dana bank syariah kepada masyarakat baik individu
maupun berbadan hukum dengan akad-akad muamalah.

62

Tabel 4.4
Perkembangan Jumlah Variabel Output Pembiayaan
Tahun 2010-2012 (jutaan rupiah)
Nama Bank

1. Bank Muamalat Indonesia (BMI)

2. Bank Syariah Mega Indonesia


(BSMI)

3. Bank Rakyat Indonesia Syariah


(BRIS)

Tahun

Triwulan
2010

2011

2012

Mar

5.409.611

7.013.260

9.785.392

Jun

5.692.289

7.556.832

10.758.096

Sept

6.193.405

8.005.570

11.686.829

Des

6.752.730

8.906.604

13.854.378

Mar

183.578

131.791

52.798

Jun

173.541

120.091

16.617

Sept

158.410

114.582

14.769

Des

140.095

68.113

9.390

Mar

1.026.324

1.108.256

1.844.768

Jun

1.250.037

1.224.097

1.969.842

Sept

1.349.200

1.279.948

2.168.182

Des

1.309.790

1.721.836

2.597.083

29.639.010

37.250.980

54.758.144

Jumlah Pembiayaan 3 Bank Syariah

Pertumbuhan Jumlah Pembiayaan Bank Syariah


24.44
30.62
45.01
Sumber : Laporan Keuangan Triwulan Bank Umum Syariah Tahun 2010-2012, Direktori
Perbankan Indonesia dan Statistik Perbankan Syariah Indonesia Tahun 2012, Data diolah

Jumlah pembiayaan dari ketiga bank syariah yang diteliti pada tabel 4.4
terlihat semakin baik dari tahun 2010-2012. Jumlah persentase pertumbuhan
pembiayaan yang dimiliki oleh ketiga bank syariah mengalami fluktuasi, namun
jumlahnya tetap mengalami kenaikan dari tahun 2010-2012.
Peningkatan pembiayaan ini dilakukan oleh bank-bank syariah, karena
bank syariah memiliki fungsi yang paling penting sebagai suatu bank yaitu
intermediasi. Perkembangan jumlah bank yang semakin besar juga harus
berbanding lurus dengan besarnya peran bank-bank tersebut dalam perekonomian.
Hal ini dapat diwujudkan dengan pelaksanaan fungsi intermediasi yang semakin
baik.
63

Tabel 4.5
Perkembangan Jumlah Variabel Output Pendapatan Operasional
Tahun 2010-2012 (jutaan rupiah)
Nama Bank

Tahun

Triwulan

1. Bank Muamalat Indonesia (BMI)

2. Bank Syariah Mega Indonesia


(BSMI)

3. Bank Rakyat Indonesia Syariah


(BRIS)

Jumlah pendapatan operasional

2010

2011

2012

Mar

261.288

340.157

406.863

Jun

514.126

718.149

868.332

Sept

798.205

1.070.851

1.365.781

Des

1.121.106

1.517.793

1.924.895

Mar

187.089

188.956

253.118

Jun

386.117

380.346

524.991

Sept

588.314

584.946

805.303

Des

785.787

823.131

1.114.804

Mar

84.030

92.119

178.019

Jun

177.948

261.452

385.435

Sept

274.826

408.581

595.074

Des

366.131

679.865

979.877

5.544.967

7.066.346

9.402.492

Pertumbuhan Jumlah Pendapatan Operasional


25.28
32.11
42.71
Sumber : Laporan Keuangan Triwulan Bank Umum Syariah Tahun 2010-2012, Direktori
Perbankan Indonesia dan Statistik Perbankan Syariah Indonesia Tahun 2012, Data diolah

Output selanjutnya adalah pendapatan operasional. Pendapatan operasional


adalah pendapatan hasil dari kegiatan operasional bank syariah. Jumlah
pendapatan operasional bank-bank diteliti semakin baik dari tahun 2010-2012.
Pertumbuhan persentase juga mengalami perkembangan yang semakin baik dari
tahun 2010-2012. Kenaikan jumlah pendapatan operasional ini dikaitkan dengan
upaya bank-bank syariah sendiri yang telah meningkatkan variasi jasa dan produk
yang ditawarkan bank kepada masyarakat. Jasa dan produk ini meliputi e-banking,
internet banking, phone banking, sms banking dan produk lainnya.

64

C.

Analisis Data dan Interpretasi Hasil Data


Efisiensi merupakan salah satu pencerminan kinerja perbankan, dimana suatu

bank dikatakan memiliki kinerja yang tinggi apabila dapat meningkatkan


efisiensinya dengan penggunaan variabel yang sesuai untuk memberikan hasil
yang maksimal. Perhitungan efisiensi perbankan syariah dengan analisis DEA ini
menggunakan tiga variabel input, yaitu aset, ekuitas dan net income. Variabel
outputnya meliputi pembiayaan dan pendapatan operasional. Adapun perhitungan
dan penjabaran dengan analisis DEA dibagi menjadi tiga jenis bank, yaitu Bank
Muamalat, Bank Mega Syariah dan BRI Syariah.
Sistem perhitungan DEA pada penelitian ini, apabila suatu periode perbankan
syariah yang menjadi frontier (sudah efisien) diasumsikan bernilai efisiensi 100%,
sedangkan yang inefisiensi bernilai antara 0 sampai dengan 100%. Efisiensi
pembagian unit input output, yaitu nilai efisiensi unit-unit input output suatu
proses produksi pada setiap periode.
Disamping itu terdapat pula angka aktual dan angka target, angka aktual
adalah angka input output yang dimiliki sedangkan angka target adalah angka
yang disarankan oleh perhitungan DEA supaya input output tersebut menjadi
efisien. Sedangkan to gain dan to achieved adalah persentase dalam penambahan
target agar menjadi target yang dihasilkan oleh perhitungan DEA.
Berdasarkan hasil perhitungan metode DEA yang berasumsikan Constant
Return to Scale (CRS) dengan menggunakan software Banxia Frontier Analyst
(BFA), dapat dilihat tingkat efisiensi Bank Umum Syariah (Bank Muamalat, Bank
65

Mega Syariah, BRI Syariah) pada tabel 4.6. Hasil perhitungan tersebut
menggambarkan pencapaian nilai tingkat efisiensi masing-masing bank sangat
beragam.

Tabel 4.6
Tingkat Efisiensi Bank Umum Syariah
Tahun 2010-2012 (Persen)
Nama Bank
1. Bank Muamalat Indonesia
(BMI)

Periode

Efisiensi

Periode

Efisiensi

Periode

Efisiensi

Mar-10

100

Mar-11

87.87

Mar-12

85.91

Jun-10

100

Jun-11

86.91

Jun-12

89.10

Sept-10

100

Sept-11

92.73

Sept-12

95.99

Des-10

100

Des-11

100

Des-12

100

Pencapaian Rata-rata
2. Bank Syariah Mega
Indonesia (BSMI)

100

Pencapaian Rata-rata

92.75

Mar-10

100

Mar-11

86.04

Mar-12

28.18

Jun-10

99.77

Jun-11

73.23

Jun-12

51.75

Sept-10

100

Sept-11

76.06

Sept-12

65.06

Des-10

100

Des-11

91.80

Des-12

87.29

Pencapaian Rata-rata
3. Bank Rakyat Indonesia
Syariah (BRIS)

91.98

99.94

81.83

58.07

Mar-10

100

Mar-11

68.82

Mar-12

100

Jun-10

100

Jun-11

79.49

Jun-12

86.41

Sept-10

95.96

Sept-11

100

Sept-12

85.90

Des-10

96.07

Des-11

100

Des-12

100

98.01

87.18

93.18

Sumber : Data diolah


Data statistik pada tabel 4.3.1 menunjukkan bahwa BUS-BUS yang belum
mencapai tingkat efisiensi 100 persen (inefisiensi) pada tahun 2008 meliputi
BSMI Triwulan II-Juni (99.75), BRIS Triwulan III-September (95.96) dan
Triwulan IV-Desember (96.07). sedangkan BUS yang telah mencapai tingkat
efisiensi 100 persen (efisien) secara keseluruhan dari Triwulan I sampai dengan
Triwulan IV hanya terdapat pada BMI dengan pencapaian rata-rata 100 persen
(efisien). Pencapaian rata-rata hasil efisiensi pada BUS khususnya tahun 2010,
66

terjadi hanya pada BMI. Sedangkan pencapaian hasil efisiensi pada BUS pada
tahun 2011, terjadi pada BMI Triwulan IV-Desember, BRIS Triwulan IIISeptember dan Triwulan IV-Desember sebesar 100 persen.
Tahun berikutnya yaitu 2012, pencapaian rata-rata tingkat efisiensi BSMI
hanya mencapai 58.07 persen (inefisiensi). Hasilnya berbeda jauh dengan BMI
(92.75) dan BRIS (93.18), hal ini pun berbeda dengan BMI yang tetap efisien
seperti tahun sebelumnya, yaitu tahun 2010.
Tabel 4.3.1 juga menjabarkan pencapaian rata-rata tingkat efisiensi BUSBUS di Indonesia yang mengalami fluktuasi dari tahun 2010-2012. Hasil tersebut
sejalan dengan hasil penelitian Ascarya, Diana Y dan Guruh.S.R (2008) tentang
perbankan syariah yang mengarah pada tingkat efisiensi yang tinggi dari tahun
2002-2006, meskipun hal itu tidak terjadi pada tahun 2004. Adanya kebijakan
ekspansif menjadikan penurunan efisiensi pada tahun 2004.
Perhitungan DEA tidak hanya mengukur nilai efisiensi dari masingmasing bank syariah yang ada dalam sampel, tetapi juga memberikan referensi
atau acuan bank bagi bank yang berada dalam kondisi inefisien menjadi efisien.
Bank-bank yang inefisien, dapat dikatakan bahwa bank tersebut belum
dapat memaksimalkan nilai input dan output yang dimilikinya. Hal ini berarti nilai
input dan output yang dicapai oleh bank yang inefisien belum dapat meraih target
yang sebenarnya.

67

a.

Target input dan output Bank Muamalat Inefisien

1) Analisis Efisiensi Bank Muamalat Rata-rata Triwulan Tahun 2010

Tabel 4.7
Nilai Actual, Target, To gain dan Achieved Input-Output
Bank Muamalat yang Inefisien pada Tahun 2010
Nama Bank

Tingkat
Efisiensi
(persen)

Actual

Target

To Gain

Achieved

(juta
rupiah)

(juta
rupiah)

(persen)

(persen)

1. Bank Muamalat Indonesia (BMI)


Triwulan I-2010
Aset
Ekuitas
Nat Income

100

Pembiayaan
Pendapatan Operasional

14.829.089

14.829.089

100

953.564

953.564

100

328.275

328.275

100

5.409.611

5.409.611

100

261.288

261.288

100

15.411.231

15.411.231

100

978.810

978.810

100

353.521

353.521

100

5.692.289

5.692.289

100

514.126

514.126

100

17.686.002

17.686.002

100

1.668.410

1.668.410

100

362.219

362.219

100

6.193.405

6.193.405

100

798.205

798.205

100

Triwulan II-2010
Aset
Ekuitas
Nat Income

100

Pembiayaan
Pendapatan Operasional

Triwulan III-2010
Aset
Ekuitas
Nat Income

100

Pembiayaan
Pendapatan Operasional

Triwulan IV-2010
Aset

21.442.596

21.442.596

100

Ekuitas

1.749.156

1.749.156

100

443.684

443.684

100

6.752.730

6.752.730

100

1.121.106

1.121.106

100

Nat Income
Pembiayaan
Pendapatan Operasional
Sumber : Data Diolah

100

68

Peningkatan efisiensi Bank Muamalat rata-rata Triwulan pada tahun 2010


dapat dilakukan dengan cara menetapkan target input output yang meliputi Aset,
Ekuitas, Net Income, Pembiayaan dan Pendapatan Operasional. Berdasarkan
penelitian diatas, Bank Muamalat tergolong efisien dari Triwulan I sampai dengan
Triwulan IV pada tahun 2010. Tabel 4.3.2 memperlihatkan bahwa keefisienan
pada Bank Muamalat bersumber dari kondisi aktual saat ini dapat mencapai target
yang diingikan. Bank Muamalat merupakan satu-satunya BUS yang termasuk
efisien dari Triwulan I sampai dengan Triwulan IV pada tahun 2010. Keefisienan
tersebut disebabkan penggunaan input-output yang maksimal. Tingkat efisiensi
input tersebut sebesar 100 persen (efisien), sama halnya dengan tingkat efisiensi
output sebesar 100 persen (efisien).

69

2) Analisis Efisiensi Bank Muamalat Rata-rata Triwulan Tahun 2011


Tabel 4.8
Nilai Actual, Target, To gain dan Achieved Input-Output
Bank Muamalat yang Inefisien pada Tahun 2011

Nama Bank

Tingkat
Efisiensi
(persen)

Actual

Target

To Gain

Achieved

(juta
rupiah)

(juta
rupiah)

(persen)

(persen)

1. Bank Muamalat Indonesia (BMI)


Triwulan I-2011
Aset
Ekuitas
Nat Income

87.87

Pembiayaan
Pendapatan Operasional

21.608.353

100

1.809.511

1.372.406,4

-24,16

124,16

514.765

495.677,9

-3,71

103,71

7.013.260

7.981.256,66

13,8

340.157

720.864,94

111,92

86,2
-11,92

100

Triwulan II-2011
23.697.765
23.697.765

Aset
Ekuitas
Nat Income

21.608.353

86.91

Pembiayaan
Pendapatan Operasional

1.872.225

1.598.654,88

-14,61

114,61

565.409

536.145,46

-5,18

105,18

7.556.832

8.694.812,44

15,06

84,94

718.149

826.294,78

15,06

84,94

100

Triwulan III-2011
25.596.580
25.596.580

Aset

1.972.327

1.972.327

100

573.197

548.209,81

-4,36

104,36

Pembiayaan

8.005.570

8.633.294,63

7,84

92,16

Pendapatan Operasional

1.070.851

1.154.817,48

7,84

92,16

100

Ekuitas
Nat Income

92.73

Triwulan IV-2011
32.479.506
32.479.506

Aset
Ekuitas
Nat Income
Pembiayaan
Pendapatan Operasional
Sumber : Data diolah

100

2.067.401

2.067.401

100

670.640

670.640

100

8.906.604

8.906.604

100

1.517.793

1.517.793

100

70

Peningkatan efisiensi Bank Muamalat rata-rata Triwulan I (Maret-2011)


dapat dilakukan dengan cara menetapkan target ekuitas sebesar 1.372.406,4 juta
rupiah yang saat ini 1.809.511 juta rupiah dengan kata lain kondisi aktual saat ini
dapat mencapai target apabila ekuitas dikurangi 24,16%, menetapkan target net
income sebesar 495.677,9 juta rupiah yang saat ini sebesar 514.765 juta rupiah
dengan cara mengurangi net income saat ini sebesar 3,71%, menetapkan target
pembiayaan sebesar 7.981.256,66 juta rupiah yang saat ini sebesar 7.013.260 juta
rupiah dengan cara meningkatkan pembiayaan saat ini sebesar 13,8%.
Selanjutnya, peningkatan efisiensi Bank Muamalat rata-rata Triwulan II
(Juni-2011) dapat dilakukan dengan cara menetapkan target ekuitas sebesar
1.598.654,88 juta rupiah yang saat ini sebesar 1.872.225 juta rupiah dengan cara
mengurangi ekuitas saat ini sebesar 14,61%, menetapkan target net income
sebesar 536.145,46 juta rupiah yang saat ini sebesar 565.409 juta rupiah dengan
cara mengurangi net income saat ini sebesar 5,18%, menetapkan target
pembiayaan sebesar 8.694.812,44 juta rupiah yang saat ini sebesar 7.556.832 juta
rupiah dengan cara meningkatkan pembiayaan saat ini sebesar 15,06%,
menetapkan target pendapatan operasional sebesar 826.294,78 juta rupiah yang
saat ini sebesar 718.149 juta rupiah dengan cara meningkatkan pendapatan
operasional saat ini sebesar 15,06%.
Adapun peningkatan efisiensi Bank Muamalat rata-rata Triwulan III (Sept2011) masih inefisiensi. Pencapaian tingkat efisiensi dapat dilakukan dengan cara
menetapkan target net income sebesar 548.209,81 juta rupiah yang saat ini sebesar
573.197 juta rupiah dengan cara mengurangi net income saat ini sebesar 4,36%,
71

menetapkan target pembiayaan sebesar 8.633.294,63 juta rupiah yang saat ini
sebesar 8.005.570 juta rupiah dengan cara meningkatkan pembiayaan saat ini
sebesar 7,84%, menetapkan target pendapatan operasional sebesar 1.154.817,48
juta rupiah yang saat ini sebesar 1.070.851 juta rupiah dengan cara meningkatkan
pendapatan operasional saat ini sebesar 7,84%.
Berdasarkan hasil penelitian ini, Bank Muamalat tergolong efisien pada
Triwulan IV (Des-2011), disebabkan penggunaan input-output yang maksimal
sebesar 100% (efisien).

72

3)

Analisis Efisiensi Bank Muamalat Rata-rata Triwulan Tahun 2012


Tabel 4.9
Nilai Actual, Target, To gain dan Achieved Input-Output
Bank Muamalat yang Inefisien pada Tahun 2012

Nama Bank

Tingkat
Efisiensi
(persen)

Actual

Target

To Gain

Achieved

(juta
rupiah)

(juta rupiah)

(persen)

(persen)

1. Bank Muamalat Indonesia (BMI)


Triwulan I-2012
Aset

30.836.353

30.836.353

Ekuitas

2.118.465

1.958.502,26

-7,55

107,55

757.539

707.360,65

-6,62

106,62

9.785.392

11.389.708,78

16,4

83,6

406.863

1.028.715,41

152,84

Nat Income

85.91

Pembiayaan
Pendapatan Operasional

Triwulan II-2012
32.689.318
32.689.318

Aset
Ekuitas
Nat Income

89.10

Pembiayaan
Pendapatan Operasional

-52,84
100

2.221.160

2.076.189,2

-6,53

106,53

884.831

749.866,15

-15,25

115,25

10.758.096

12.074.119,53

12,23

87,77

868.332

1.090.531,20

25,59

74,41

Triwulan III-2012
35.700.818
35.700.818

Aset

100

100
100

2.302.463

2.302.463

985.960

824.683,19

-16,36

116,36

Pembiayaan

11.686.829

12.174.867,70

4,18

95,82

Pendapatan Operasional

1.365.781

1.422.815,63

4,18

95,82

Ekuitas
Nat Income

95.99

Triwulan IV-2012
44.854.413
44.854.413

Aset
Ekuitas
Nat Income
Pembiayaan
Pendapatan Operasional
Sumber : Data diolah

100

100

2.457.991

2.457.991

100

1.120.896

1.120.896

100

13.854.378

13.854.378

100

1.924.895

1.924.895

100

73

Peningkatan efisiensi Bank Muamalat rata-rata Triwulan I (Maret-2012)


dapat dilakukan dengan cara menetapkan target ekuitas sebesar 1.958.502,26 juta
rupiah yang saat ini 2.118.465 juta rupiah dengan kata lain kondisi aktual saat ini
dapat mencapai target apabila ekuitas saat ini dikurangi 7,55%, menetapkan target
net income sebesar 707.360,65 juta rupiah yang saat ini sebesar 757.539 juta
rupiah dengan cara mengurangi net income saat ini sebesar 6,62%, menetapkan
target pembiayaan sebesar 11.389.708,78 juta rupiah yang saat ini sebesar
9.785.392 juta rupiah dengan cara meningkatkan pembiayaan saat ini sebesar
16,4%, menetapkan target pendapatan operasional sebesar 1.028.715,41 juta
rupiah yang saat ini sebesar 406.863 juta rupiah dengan cara meningkatkan
pendapatan operasional saat ini sebesar 152,84%.
Adapun peningkatan efisiensi Bank Muamalat rata-rata Triwulan (Juni2012) dapat dilakukan dengan cara menetapkan target ekuitas sebesar 2.076.189,2
juta rupiah yang saat ini sebesar 2.221.160 juta rupiah dengan cara mengurangi
ekuitas saat ini sebesar 6,53%, menetapkan target net income sebesar 749.866,15
juta rupiah yang saat ini sebesar 884.831 juta rupiah dengan cara mengurangi net
income saat ini sebesar 15,25%, menetapkan target pembiayaan sebesar
12.074.119,53 juta rupiah yang saat ini sebesar 10.758.096 juta rupiah dengan
cara meningkatkan pembiayaan saat ini sebesar 12,23%, menetapkan target
pendapatan operasional sebesar 1.090.531,20 juta rupiah yang saat ini sebesar
868.332 juta rupiah dengan cara meningkatkan pendapatan operasional saat ini
sebesar 25,59%.

74

Selanjutnya, peningkatan efiensi Bank Muamalat rata-rata Triwulan (Sept2012) dapat dilakukan dengan menetapkan target ekuitas sebesar 824.683,19 juta
rupiah yang saat ini sebesar 985.960 juta rupiah dengan cara mengurangi ekuitas
saat ini sebesar 16,36%, menetapkan target pembiayaan sebesar 12.174.867,70
juta rupiah yang saat ini sebesar 11.686.829 juta rupiah denga cara meningkatkan
pembiayaan sebesar 4,18%, menetapkan target pendapatan operasional sebesar
1.422.815,63 juta rupiah yang saat ini sebesar 1.365.781 juta rupiah dengan cara
meningkatkan pendapatan operasional sebesar 4,18%.
Peningkatan efisiensi Bank Muamalat rata-rata Triwulan IV (Des-2012)
tergolong efisien, disebabkan penggunaan input-output yang maksimal.
Pencapaian efisiensi Bank Muamalat rata-rata Triwulan dapat dibuktikan
dengan perkembangan aset dan ekuitas Bank Muamalat per-Triwulan. Berikut
datanya :

75

Tabel 4.10
Perkembangan Jumlah Aset dan Ekuitas Bank Muamalat Triwulan
Tahun 2010-2012(Jutaan Rupiah)
BANK
Triwulan
Aset
Ekuitas
I
14.829.089
953.564
II
15.411.231
978.810
MUAMALAT
III
17.686.002
1.668.410
2010
IV
21.442.596
1.749.156
I
21.608.353
1.809.511
II
23.697.765
1.872.225
MUAMALAT
III
25.596.580
1.972.327
2011
IV
32.479.506
2.067.401
I
30.836.353
2.118.465
II
32.689.318
2.221.160
MUAMALAT
III
35.700.818
2.302.463
2012
IV
44.854.413
2.457.991
Sumber : Laporan Keuangan Bank

Dari tabel 4.3 dapat diketahui bahwa aset dan ekuitas Bank Muamalat
mengalami peningkatan per-Triwulan sehingga dapat disimpulkan bahwa bank
bekerja cukup baik dalam mengelola aset dan ekuitasnya. Dan untuk mengukur
tingkat kemampuan bank dalam mengelola aset dan ekuitasnya yaitu dengan
Return On Assets (ROA) dan Return On Equity (ROE).
ROA merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan
manajemen dalam menghasilkan income dari pengelolaan aset. Rumusnya yaitu :

ROA =

Operating Income
Total Aset

x 100%

76

Sedangkan ROE merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur


kemampuan manajemen bank dalam mengelola capital

yang ada untuk

mendapatkan Net Income. Rumusnya yaitu :

ROE =

Net Income
Equity Capital

x 100%

Berikut perkembangan aset dan ekuitas Bank Muamalat setelah dicari


menggunakan ROA dan ROE :

Tabel 4.11
ROA dan ROE Bank Muamalat Tahun 2010-2012
BANK
Triwulan ROA
ROE
I
1,48
26,86
II
1,07
19,63
MUAMALAT
III
0,81
11,54
2010
IV
1,36
17,78
I
1,38
21,93
II
1,74
21,79
MUAMALAT
III
1,55
20,02
2011
IV
1,52
20,79
I
1,51
26,03
II
1,61
27,72
MUAMALAT
III
1,62
28,57
2012
IV
1,54
29,16

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa kinerja Bank Muamalat menurut
ROA mengalami fluktuasi setiap Triwulan hal ini terjadi disebabkan karena
terjadinya krisis global yang berpengaruh dalam pengelolaan asetnya begitupun
dengan ROE terdapat fluktuasi di setiap Triwulannya.
77

b. Target input dan output Bank Mega Syariah Inefisien


1) Analisis Efisiensi Bank Mega Syariah Rata-rata Triwulan Tahun 2010

Tabel 4.12
Nilai Actual, Target, To gain dan Achieved Input-Output
Bank Mega Syariah yang Inefisien pada Tahun 2010
Actual

Target

To Gain

Achieved

(juta
rupiah)

(juta
rupiah)

(persen)

(persen)

4.365.675

4.365.675

100

353.902

353.902

100

203.842

203.842

100

Pembiayaan

183.578

183.578

100

Pendapatan Operasional

187.089

187.089

100

4.474.923

100

Ekuitas

384.593

382.469,58

-0,55

105,55

Nat Income

234.533

147.210,51

-37,23

137,23

Pembiayaan

173.541

173.941,48

0,23

99,77

Pendapatan Operasional

386.117

387.008,04

0,23

99,77

Nama Bank

Tingkat
Efisiensi
(persen)

1. Bank Mega Syariah


Triwulan I-2010
Aset
Ekuitas
Nat Income

100

Triwulan II-2010
4.474.923

Aset
99.77

Triwulan III-2010
4.455.914
4.455.914

Aset

100

Ekuitas

401.335

401.335

100

Nat Income

82.414

82.414

100

Pembiayaan

158.410

158.410

100

Pendapatan Operasional

588.314

588.314

100

100

Triwulan IV-2010
4.637.730 4.637.730

Aset

100

381.775

381.775

100

62.854

62.854

100

Pembiayaan

140.095

140.095

100

Pendapatan Operasional
Sumber : Data diolah

785.787

785.787

100

Ekuitas
Nat Income

100

78

Peningkatan efisiensi Bank Mega syariah rata-rata Triwulan II (Juni-2010)


dapat dilakukan dengan cara menetapkan target ekuitas sebesar 382.496,58 juta
rupiah yang saat ini sebesar 384.593 juta rupiah dengan kata lain kondisi aktual
saat ini dapat mencapai target apabila ekuitas dikurangi sebesar 0,55%,
menetapkan target net income sebesar 147.210,51 juta rupiah yang saat ini sebesar
234.533 juta rupiah dengan cara mengurangi net income saat ini sebesar 37,23%,
menetapkan target pembiayaan sebesar 173.941,48 juta rupiah yang saat ini
173.541 juta rupiah dengan cara meningkatkan pembiayaan saat ini sebesar
0,23%, menetapkan target pendapatan operasional sebesar 387.008,04 juta rupiah
yang saat ini sebesar 386.117 juta rupiah dengan cara meningkatkan pendapatan
operasional saat ini sebesar 0,23%.
Berdasarkan hasil penelitian ini, pencapaian tingkat efisiensi Bank Mega
syariah rata-rata Triwulan I (Mar-2010), Triwulan III (Sept-2010) dan Triwulan
IV (Des-2010) tergolong efisien, dikatakan efisien bahwa bank tersebut dapat
memaksimalkan nilai input-output yang dimilikinya. Hal ini berarti nilai input dan
output yang dicapai oleh bank yang efisien sudah dapat meraih target yang
sebenarnya.

79

2) Analisis Efisiensi Bank Mega Syariah Rata-rata Triwulan Tahun 2011

Tabel 4.13
Nilai Actual, Target, To gain dan Achieved Input-Output
Bank Mega Syariah yang Inefisien pada Tahun 2011

Nama Bank

Tingkat
Efisiensi
(persen)

Actual

Target

To Gain

Achieved

(juta
rupiah)

(juta
rupiah)

(persen)

(persen)

1. Bank Mega Syariah


Triwulan I-2011
4.295.103

4.295.103

100

Ekuitas

400.485

386.172,8

-3,57

103,57

Nat Income

81.564

81.564

100

Pembiayaan

131.791

153.182,77

16,23

83,77

Pendapatan Operasional

188.956

560.363,86

196,56

-96,56

100

Aset
86.04

Triwulan II-2011
4.487.694
4.487.694

Aset
Ekuitas

421.223

398.034,72

-5,5

105,5

Nat Income

102.302

102.302

100

Pembiayaan

120.091

163.988,84

36,55

63,45

Pendapatan Operasional

380.346

531.470,4

39,73

60,27

100

73.23

Triwulan III-2011
4.787.659
4.787.659

Aset

435.168

402.847,91

-7,43

107,43

116.247

70.455,19

-39,39

139,39

Pembiayaan

114.582

150.644,15

31,47

68,53

Pendapatan Operasional

584.946

769.044,8

31,47

68,53

-4,92

104,92

Ekuitas
Nat Income

76.06

Triwulan IV-2011
5.565.724 5.292.096,06

Aset
Ekuitas

435.642

435.642

100

Nat Income

116.721

71.722,46

-38,55

138,55

68.113

159.861,87

134,7

-34,7

823.131

896.658,56

8,93

91,07

Pembiayaan
Pendapatan Operasional
Sumber : Data diolah

91.80

80

Peningkatan efisiensi Bank Mega Syariah rata-rata Triwulan I (Mar-2011)


dapat dilakukan dengan cara menetapkan target ekuitas sebesar 386.172,8 juta
rupiah yang saat ini sebesar 400.485 juta rupiah dengan cara mengurangi ekuitas
saat ini sebesar 3,57%, menetapkan target pembiayaan sebesar 153.182,77 juta
rupiah yang saat ini sebesar 131.791 juta rupiah dengan cara meningkatkan
pembiayaan saat ini sebesar 16,23%, menetapkan target pendapatan operasional
sebesar 560.363.86 juta rupiah yang saat ini sebesar 188.956 juta rupiah dengan
cara meningkatkan pendapatan operasional sebesar 96,56% pada kondisi saat ini.
Selanjutnya, peningkatan efisiensi Bank Mega Syariah rata-rata Triwulan
II (Jun-2011) dapat dilakukan dengan cara menetapkan target ekuitas sebesar
398.034,72 juta rupiah yang saat ini sebesar 421.223 juta rupiah dengan cara
mengurangi ekuitas saat ini sebesar 5,5%, menetapkan target pembiayaan sebesar
163.988,84 juta rupiah yang saat ini sebesar 120.091 juta rupiah dengan cara
meningkatkan pembiayaan saat ini sebesar 36,55%, menetapkan target pendapatan
operasional sebesar 531.470,4 juta rupiah yang saat ini sebesar 380.346 juta
rupiah dengan cara meningkatkan pendapatan operasional saat ini sebesar 39,73%
pada kondisi saat ini.
Peningkatan efisiensi Bank Mega Syariah rata-rata Triwulan III (Sept2011) dapat dilakukan dengan cara menetapkan target ekuitas sebesar 402.847,91
juta rupiah yang saat ini sebesar 435.168 juta rupiah dengan cara mengurangi
ekuitas saat ini sebesar 7,43%, menetapkan target net income sebesar 70.455,19
juta rupiah yang saat ini sebesar 116.247 juta rupiah dengan cara mengurangi net
income saat ini sebesar 39,39%, menetapkan target pembiayaan sebesar
81

150.644,15 juta rupiah yang saat ini sebesar 114.582 juta rupiah dengan cara
meningkatkan pembiayaan saat ini sebesar 31,47%, menetapkan target pendapatan
operasional sebesar 769.044,8 juta rupiah yang saat ini sebesar 584.946 juta
rupiah dengan cara meningkatkan pendapatan operasional sebesar 31,47% pada
kondisi saat ini.
Adapun peningkatan efisiensi Bank Mega Syariah rata-rata Triwulan IV
(Des-2011) dapat dilakukan dengan cara menetapkan target aset sebesar
5.292.096,06 juta rupiah yang saat ini sebesar 5.565.724 juta rupiah dengan cara
mengurangi aset saat ini sebesar 4,92%, menetapkan target net income sebesar
71.722,46 juta rupiah yang saat ini sebesar 116.721 juta rupiah dengan cara
mengurangi net income saat ini sebesar 38,55%, menetapkan target pembiayaan
sebesar 159.861,87 juta rupiah yang saat ini sebesar 68.113 juta rupiah dengan
cara meningkatkan pembiayaan saat ini sebesar 34,7%, menetapkan target
pendapatan operasional sebesar 896.658,56 juta rupiah yang saat ini sebesar
823.131 juta rupiah dengan cara meningkatkan pendapatan operasional sebesar
8,93% pada kondisi saat ini.

82

3) Analisis Efisiensi Bank Mega Syariah Rata-rata Triwulan Tahun 2012

Tabel 4.14
Nilai Actual, Target, To gain dan Achieved Input-Output
Bank Mega Syariah yang Inefisien pada Tahun 2012

Nama Bank

Tingkat
Efisiensi
(persen)

Actual

Target

To Gain

Achieved

(juta
rupiah)

(juta
rupiah)

(persen)

(persen)

1. Bank Mega Syariah


Triwulan I-2012
5.874.897

5.874.897

100

486.191

486.191

100

167.270

102.950,26

-38,45

138,45

Pembiayaan

52.798

187.361,66

254,87

-154,87

Pendapatan Operasional

253.118

898.227,39

254,87

-154,87

100

Aset
Ekuitas
Nat Income

28.18

Triwulan II-2012
5.987.762
5.987.762

Aset
Ekuitas

554.973

492.908,78

-11,18

111,18

Nat Income

235.998

81.150,65

-65,61

165,61

Pembiayaan

16.617

180.876,32

988,5

-888,5

Pendapatan Operasional

524.991

1.014.527,70

93,25

6,75

100

51.75

Triwulan III-2012
7.305.239
7.305.239

Aset

623.000

601.362,65

-3,47

103,47

304.025

99.006,09

-67,43

167,43

Pembiayaan

14.769

220.674,22

1394,17

-1294,7

Pendapatan Operasional

805.303

1.237.752,49

53,7

46,3

Triwulan IV-2012
8.164.921
7.537.885,91

-7,68

107,68

Ekuitas
Nat Income

65.06

Aset
Ekuitas
Nat Income
Pembiayaan
Pendapatan Operasional
Sumber : Data diolah

87.29

620.514

620.514

100

301.539

102.159,09

-66,12

166,12

9.390

227.701,94

2324,94

-2224,94

1.114.804

1.277.170,68

14,56

85,44

83

Peningkatan efisiensi Bank Mega Syariah rata-rata Triwulan I (Mar-2012)


dapat dilakukan dengan cara menetapkan target net income sebesar 102.950,26
juta rupiah yang saat ini sebesar 167.270 juta rupiah dengan cara meningkatkan
net income saat ini sebesar 38,45%, menetapkan target pembiayaan sebesar
187.361,66 juta rupiah yang saat ini sebesar 52.798 juta rupiah dengan cara
meningkatkan pembiayaan saat ini sebesar 54,87%, menetapkan target pendapatan
operasional sebesar 898.227,39 juta rupiah yang saat ini sebesar 253.118 juta
rupiah dengan cara meningkatkan pendapatan operasional saat ini sebesar 54,87%
pada kondisi saat ini.
Selanjutnya, pencapaian efisiensi Bank Mega Syariah rata-rata Triwulan II
(Jun-2012) dapat dilakukan dengan cara menetapkan target ekuitas 492.908,78
juta rupiah yang saat ini sebesar 554.973 juta rupiah dengan cara mengurangi
ekuitas saat ini sebesar 11,18%, menetapkan target net income sebesar 81.150,65
juta rupiah yang saat ini sebesar 235.998 juta rupiah dengan cara mengurangi net
income saat ini sebesar 64,61%, menetapkan target pembiayaan sebesar
180.876,32 juta rupiah yang saat ini sebesar 16.617 juta rupiah dengan cara
meningkatkan pembiayaan saat ini sebesar 98,85%, menetapkan target pendapatan
operasional sebesar 1.014.527,70 juta rupiah yang saat ini sebesar 524.991 juta
rupiah dengan cara meningkatkan pendapatan operasional sebesar 93,25% pada
kondisi saat ini.
Peningkatan efisiensi Bank Mega Syariah rata-rata Triwulan III (Sept2012) dapat dilakukan dengan cara menetapkan target ekuitas sebesar 601.362,65
juta rupiah yang saat ini sebesar 623.000 juta rupiah dengan cara mengurangi
84

ekuitas saat ini sebesar 3,47%, menetapkan target pendapatan operasional sebesar
1.237.752,49 juta rupiah yang saat ini sebesar 805.303 juta rupiah dengan cara
meningkatkan pendapatan operasional saat ini sebesar 53,7% pada kondisi saat
ini.
Adapun peningkatan efisiensi Bank Mega Syariah rata-rata Triwulan IV
(Des-2012) dapat dilakukan dengan cara menetapkan target aset sebesar
7.537.885,91 juta rupiah yang saat ini sebesar 8.164.921 juta rupiah dengan cara
mengurangi aset sebesar 7,68%, menetapkan target pendapatan operasional
sebesar 1.277.170,68 juta rupiah yang saat ini sebesar 1.114.804 juta rupiah
dengan cara meningkatkan pendapatan operasional saat ini sebesar 14,56% pada
kondisi saat ini.
Pencapaian efisiensi Bank Mega Syariah rata-rata Triwulan dapat
dibuktikan dengan perkembangan aset dan ekuitas Bank Mega Syariah perTriwulan. Berikut datanya :
Tabel 4.15
Perkembangan Aset dan Ekuitas Bank Mega Syariah per-Triwulan
(Jutaan Rupiah)
Triwulan

Aset

Ekuitas

Triwulan

Aset

Ekuitas

Triwulan

Aset

Ekuitas

Mar-10

4.365.675

353.902

Mar-11

4.295.103

400.485

Mar-12

5.874.897

486.191

Jun-10

4.474.923

384.593

Jun-11

4.487.694

421.223

Jun-12

5.987.762

554.973

Sep-10

4.455.914

401.335

Sep-11

4.787.659

435.168

Sep-12

7.305.239

623.000

Des-10

4.637.730

381.775

Des-11

5.565.724

435.642

Des-12

8.164.921

620.514

Sumber : Laporan Keuangan Bank

85

Dari tabel 4.5 dapat diketahui bahwa aset dan ekuitas Bank Mega syariah
mengalami peningkatan per-Triwulan sehingga dapat disimpulkan bahwa bank
bekerja cukup baik dalam mengelola aset dan ekuitasnya. Dan untuk mengukur
tingkat kemampuan bank dalam mengelola aset dan ekuitasnya yaitu dengan
Return On Assets (ROA) dan Return On Equity (ROE). ROA merupakan rasio
yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen dalam menghasilkan
income dari pengelolaan aset.
Sedangkan ROE merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
kemampuan manajemen bank dalam mengelola capital

yang ada untuk

mendapatkan Net Income.


Berikut perkembangan aset dan ekuitas Bank Mega Syariah setelah dicari
menggunakan ROA dan ROE :
Tabel 4.16
ROA dan ROE Bank Mega Syariah Tahun 2010-2012
BANK
Triwulan
ROA
ROE
Mar-10
3,18
65,27
Jun-10
2,98
61,27
Sep-10
2,47
37,28
Des-10
1,90
26,81
Mar-10
1,77
16,43
Jun-11
1,87
18,56
Mega Syariah
Sep-11
1,65
16,74
Des-11
1,58
16,89
Mar-12
3,52
47,56
Jun-12
4,13
56,14
Sep-12
4,11
58,76
Des-12
3,81
57,98
Sumber : Laporan Keuangan Bank

86

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa kinerja Bank Mega Syariah
menurut ROA mengalami fluktuasi setiap Triwulan hal ini terjadi disebabkan
karena terjadinya krisis global yang berpengaruh dalam pengelolaan asetnya
begitupun dengan ROE terdapat fluktuasi di setiap Triwulannya.

87

c. Target input dan output Bank BRI Syariah Inefisien


1) Analisis Efisiensi BRI Syariah Rata-rata Triwulan Tahun 2010

Tabel 4.17
Nilai Actual, Target, To gain dan Achieved Input-Output
Bank BRI Syariah yang Inefisien pada Tahun 2010

Nama Bank

Tingkat
Efisiensi
(persen)

Actual

Target

To Gain

Achieved

(juta
rupiah)

(juta
rupiah)

(persen)

(persen)

3.829.696

3.829.696

100

458.880

458.880

100

24.495

24.495

100

1.026.324

1.026.324

100

84.030

84.030

100

100

1. Bank BRI Syariah


Triwulan I-2010
Aset
Ekuitas
Nat Income

100

Pembiayaan
Pendapatan Operasional

Triwulan II-2010
4.847.159
4.847.159

Aset
Ekuitas

968.570

968.570

100

Nat Income

14.805

14.805

100

1.250.037

1.250.037

100

177.948

177.948

100

100

100

Pembiayaan
Pendapatan Operasional

Triwulan III-2010
6.073.535
6.073.535

Aset
Ekuitas

955.077

955.077

100

Nat Income

23.923

23.923

100

1.349.200

1.405.948,85

4,21

95,79

274.826

286.385,49

4,21

95,79

100

95.96

Pembiayaan
Pendapatan Operasional

Triwulan IV-2010
6.856.386
6.856.386

Aset
Ekuitas
Nat Income
Pembiayaan
Pendapatan Operasional

96.07

955.022

829.250,79

-13,17

113,17

23.978

23.978

100

1.309.790

1.363.302,05

4,09

95,91

366.131

381.089,44

4,09

95,91

Sumber : Data diolah

88

Pada Tabel 4.3.8 menunjukkan pencapaian efisiensi BRI Syariah rata-rata


pada Triwulan I dan II pada tahun 2010 tergolong efisien, dikatakan efisien bahwa
bank tersebut dapat memaksimalkan nilai input-output yang dimilikinya. Hal ini
berarti nilai input dan output yang dicapai oleh bank yang efisien sudah dapat
meraih target yang sebenarnya.
Selanjutnya, peningkatan efisiensi BRI Syariah rata-rata Triwulan III
(Sept-2010) dapat dilakukan dengan cara menetapkan target pembiayaan sebesar
1.405.948,85 juta rupiah yang saat ini sebesar 1.349.200 juta rupiah dengan cara
meningkatkan pembiayaan saat ini sebesar 4,21%, menetapkan target pendapatan
operasional sebesar 286.385,49 juta rupiah yang saat ini sebesar 274.826 juta
rupiah dengan cara meningkatkan pendapatan operasional saat ini sebesar 4,21%
pada kondisi saat ini.
Adapun, peningkatan efisiensi BRI Syariah rata-rata Triwulan IV (Des2010) dapat dilakukan dengan cara menetapkan target ekuitas sebesar 829.250,79
juta rupiah yang saat ini sebesar 955.022 juta rupiah dengan cara mengurangi
ekuitas saat ini sebesar 13,17%, menetapkan target pembiayaan sebesar
1.363.302,05 juta rupiah yang saat ini sebesar 1.309.790 juta rupiah dengan cara
meningkatkan pembiayaan saat ini sebesar 4,09%, menetapkan target pendapatan
operasional sebesar 381.089,44 juta rupiah yang saat ini sebesar 366.131 juta
rupiah dengan cara meningkatkan pendapatan operasional saat ini sebesar 4,09%
pada kondisi saat ini.

89

2) Analisis Efisiensi BRI Syariah Rata-rata Triwulan Tahun 2011

Tabel 4.18
Nilai Actual, Target, To gain dan Achieved Input-Output
Bank BRI Syariah yang Inefisien pada Tahun 2011

Nama Bank

Tingkat
Efisiensi
(persen)

Actual

Target

To Gain

Achieved

(juta
rupiah)

(juta rupiah)

(persen)

(persen)

1. Bank BRI Syariah


Triwulan I-2011
Aset
Ekuitas
Nat Income

68.82

Pembiayaan
Pendapatan Operasional

7.236.713

7.236.713

100

959.028

959.028

100

19.972

19.972

100

1.108.256

1.610.481,76

45,32

54,68

92.119

175.942,28

90,99

9,01

100

Triwulan II-2011
7.706.185
7.706.185

Aset
Ekuitas

962.439

962.439

100

Nat Income

16.561

16.561

100

1.224.097

1.539.905,70

25,8

74,2

261.452

328.904,84

25,8

74,2

100

79.49

Pembiayaan
Pendapatan Operasional

Triwulan III-2011
9.531.734
9.531.734

Aset
Ekuitas
Nat Income

100

Pembiayaan
Pendapatan Operasional

Ekuitas
Pembiayaan
Pendapatan Operasional

978.338

100

662

662

100

1.279.948

1.279.948

100

408.581

408.581

100

100

Triwulan IV-2011
11.200.823
11.200.823

Aset
Nat Income

978.338

100

966.676

966.676

100

12.324

12.324

100

1.721.836

1.721.836

100

679.865

679.865

100

90

Peningkatan efisiensi BRI Syariah rata-rata Triwulan I (Mar-2011) dapat


dilakukan dengan cara menetapkan target pembiayaan sebesar 1.610.481,76 juta
rupiah yang saat ini sebesar 1.108.256 juta rupiah dengan cara meningkatkan
pembiayaan saat ini sebesar 45,32%, menetapkan target pendapatan operasional
sebesar 175.942,28 juta rupiah yang saat ini sebesar 92.119 juta rupiah dengan
cara meningkatkan pendapatan operasional saat ini sebesar 90,99% pada kondisi
saat ini.
Selanjutnya, pencapaian efisiensi BRI Syariah rata-rata Triwulan II (Jun2011) dapat dilakukan dengan cara menetapkan target pembiayaan sebesar
1.539.905,70 juta rupiah yang saat ini sebesar 1.224.097 juta rupiah dengan cara
meningkatkan pembiayaan saat ini sebesar 25,8% dan menetapkan target
pendapatan operasional sebesar 328.904,84 juta rupiah yang saat ini sebesar
261.452 juta rupiah dengan cara meningkatkan pendapatan operasional sebesar
25,8% pada kondisi saat ini.
Pada Triwulan III dan IV tahun 2011 pencapaian efisiensi BRI Syariah
rata-rata Triwulan tergolong efisien (100%), dikatakan efisien bahwa bank
tersebut dapat memaksimalkan nilai input-output yang dimilikinya. Hal ini berarti
nilai input dan output yang dicapai oleh bank yang efisien sudah dapat meraih
target yang sebenarnya.

91

3) Analisis Efisiensi BRI Syariah Rata-rata Triwulan Tahun 2012


Tabel 4.19
Nilai Actual, Target, To gain dan Achieved Input-Output
Bank BRI Syariah yang Inefisien pada Tahun 2012

Nama Bank

Tingkat
Efisiensi
(persen)

Actual

Target

To Gain

Achieved

(juta
rupiah)

(juta rupiah)

(persen)

(persen)

1. Bank BRI Syariah


Triwulan I-2012
Aset
Ekuitas
Nat Income

100

Pembiayaan
Pendapatan Operasional

Ekuitas
86.41

Pembiayaan
Pendapatan Operasional

Ekuitas
85.90

Pembiayaan
Pendapatan Operasional

Ekuitas
Pembiayaan
Pendapatan Operasional

100

971.270

971.270

100

7.730

7.730

100

1.844.768

1.844.768

100

178.019

178.019

100

-4,07

104,07

1.031.813

1.031.813

100

52.813

52.813

100

1.969.842

2.279.746,54

15,73

84,27

385.435

446.073,39

15,73

84,27

100

1.078.271

1.078.271

100

99.271

77.349,42

-22,08

122,08

2.168.182

2.524.177,34

16,42

83,58

595.074

692.779,62

16,42

83,58

100

Triwulan IV-2012
14.086.914
14.086.914

Aset
Nat Income

Triwulan III-2012
12.199.092
12.199.092

Aset
Nat Income

10.522.693

Triwulan II-2012
11.481.043 11.013.760,29

Aset
Nat Income

10.522.693

100

1.068.504

1.068.504

100

89.544

89.544

100

2.597.083

2.597.083

100

979.877

979.877

100

Sumber : Data diolah

92

Pada Triwulan I dan IV tahun 2012 pencapaian efisiensi BRI Syariah ratarata Triwulan tergolong efisien (100%), dikatakan efisien bahwa bank tersebut
dapat memaksimalkan nilai input-output yang dimilikinya. Hal ini berarti nilai
input dan output yang dicapai oleh bank yang efisien sudah dapat meraih target
yang sebenarnya.
Selanjutnya, peningkatan efisiensi BRI Syariah rata-rata Triwulan II (Jun2012) dapat dilakukan dengan cara menetapkan target aset sebesar 11.013.760,29
juta rupiah yang saat ini sebesar 11.481.043 juta rupiah dengan cara mengurangi
aset saat ini sebesar 4,07%, menetapkan target pembiayaan sebesar 2.279.746,54
juta rupiah yang saat ini sebesar 1.969.842 juta rupiah dengan cara meningkatkan
pembiayaan saat ini sebesar 15,73% dan menetapkan target pendapatan
operasional sebesar 446.073,39 juta rupiah yang saat ini sebesar 385.435 juta
rupiah dengan cara meningkatkan pendapatan operasional saat ini sebesar 15,73%
pada kondisi saat ini.
Peningkatan efisiensi BRI Syariah rata-rata Triwulan III (Sept-2012) dapat
dilakukan dengan cara menetapkan target net income sebesar 77.349,42 juta
rupiah yang saat ini sebesar 99.271 juta rupiah dengan cara mengurangi net
income saat ini sebesar 22,08%, menetapkan target pembiayaan sebesar
2.524.177,34 juta rupiah yang saat ini sebesar 2.168.182 juta rupiah dengan cara
meningkatkan pembiayaan saat ini sebesar 16,42% dan menetapkan target
pendapatan operasional sebesar 692.779,62 juta rupiah yang saat ini sebesar
595.074 juta rupiah dengan cara meningkatkan pendapatan operasional sebesar
16,42% pada kondisi saat ini.
93

Pencapaian efisiensi BRI Syariah rata-rata Triwulan dapat dibuktikan


dengan perkembangan aset dan ekuitas BRI Syariah per-Triwulan. Berikut
datanya :
Tabel 4.20
Perkembangan Aset dan Ekuitas BRI Syariah Triwulan
Tahun 2010-2012(Jutaan Rupiah)
BANK
Triwulan
Aset
Ekuitas

BRI Syariah

Mar-10
Jun-10
Sep-10
Des-10
Mar-10
Jun-11
Sep-11
Des-11
Mar-12
Jun-12
Sep-12
Des-12

3.829.696
4.847.159
6.073.535
6.856.386
7.236.713
7.706.185
9.531.734
11.200.823
10.522.693
11.481.043
12.199.092
14.086.914

458.880
968.570
955.077
955.022
959.028
962.439
978.338
966.676
971.270
1.031.813
1.078.271
1.068.504

Sumber : Laporan Keuangan Bank


Dari tabel 4.7 dapat diketahui bahwa aset dan ekuitas Bank BRI syariah
mengalami peningkatan per-Triwulan sehingga dapat disimpulkan bahwa bank
bekerja cukup baik dalam mengelola aset dan ekuitasnya. Dan untuk mengukur
tingkat kemampuan bank dalam mengelola aset dan ekuitasnya yaitu dengan
Return On Assets (ROA) dan Return On Equity (ROE). ROA merupakan rasio
yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen dalam menghasilkan
income dari pengelolaan aset.

94

Sedangkan ROE merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur


kemampuan manajemen bank dalam mengelola capital

yang ada untuk

mendapatkan Net Income.


Berikut perkembangan aset dan ekuitas Bank BRI Syariah setelah dicari
menggunakan ROA dan ROE :
Tabel 4.21
ROA dan ROE Bank BRI Syariah Tahun 2010-2012
BANK
Triwulan
ROA
ROE
Mar-10
8,64
1,12
Jun-10
5,49
0,97
Sep-10
1,80
0,24
Des-10
1,28
0,35
Mar-10
1,23
0,23
Jun-11
1,52
0,20
BRI Syariah
Sep-11
3,18
0,40
Des-11
1,19
0,20
Mar-12
1,41
0,17
Jun-12
9,98
1,21
Sep-12
11,40
1,34
Des-12
10,41
1,19

Sumber : Laporan Keuangan Bank


Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa kinerja Bank BRI Syariah menurut
ROA mengalami fluktuasi setiap Triwulan hal ini terjadi disebabkan karena
terjadinya krisis global yang berpengaruh dalam pengelolaan asetnya begitupun
dengan ROE terdapat fluktuasi di setiap Triwulannya.
Penelitian ini menjelaskan jumlah input dan output Bank Umum Syariah
(BUS) di Indonesia, bertambahn dari tahun ke tahun. Di sisi lain, hasil
perhitungan DEA juga memperlihatkan bahwa rata-rata tingkat efisiensi tekniknya
95

mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Di sisi lain, kenaikan rata-rata tingkat
efisiensinya tetap mencerminkan adanya beberapa bank syariah yang mengalami
inefisiensi. Ketidakefisienan tersebut dapat disebabkan variabel baik input
maupun output yang belum efisien, meskipun kondisinya bersifat fluktuatif.
Pengukuran efisiensi ini cenderung terbatas pada hubungan teknik dan
operasional dalam proses konversi input menjadi output. Hal ini menyebabkan
untuk meningkatkan tingkat efisiensi hanya memerlukan kebijakan mikro yang
bersifat internal, yaitu pengendalian dan alokasi sumber daya yang optimal.
Pertama, penyebab ketidakefisienan input aset total adalah penggunaan
jumlah aset total yang lebih besar dibandingkan target yang dibutuhkan. Aset total
bank syariah meliputi jumlah kas, penempatan pada Bank Indonesia, penempatan
pada bank lain, surat berharga yang dimiliki, pembiayaan(piutang murabahah,
piutang istishna, piutang qardh, ijarah dan lainnya), pendapatan yang akan
diterima, biaya dibayar dimuka, aset tetap dan inventaris, dan aktiva lainnya.
Solusi yang dapat ditempuh adalah dengan memperbaiki pengelolaan alokasi
jumlah aset total yang dimiliki bank syariah. Kelebihan penggunaan input aset
total tidak perlu dialihkan ke input lainnya, namum pola pengelolaannya dirubah
dengan memperbesar pengalokasian porsi aset produktif/pembiayaan yang
merupakan bagian dari aset total sendiri. Porsi jumlah pembiayaan yang semakin
besar akan memperlancar proses intermediasi bank syariah dan memperbaiki
pendapatan operasional terutama pendapatan dari penyaluran dana. Perbaikan
porsi aktiva tetap yang digunakan baik secara kuantitas maupun kualitas agar
pendapatan operasional bank syariah dapat meningkat.
96

Kedua, ketidakefisienan penggunaan input ekuitas oleh bank-bank umum


syariah adalah jumlah input (ekuitas) yang masih lebih besar dibandingkan
targetnya. Hal ini menandakan perannya sebagai input yang tidak maksimal untuk
menghasilkan output. Upaya yang dapat dilakukan adalah dengan mengalokasikan
kelebihan input ekuitas ke bagian input aset total khususnya aset yang bersifat
produktif.
Ketiga, ketidakefisienan input net income yaitu rendahnya hasil net
income yang dihasilkan dari yang diharapkan. Kasus pada bank-bank syariah
sama seperti pada bank-bank konvensional, dimana peningkatan jumlah net
income tidak diimbangi oleh skill yang memadai menyebabkan bank mengalami
penurunan net income termasuk menurunnya dalam hal produktivitas. Upaya yang
harus dilakukan untuk meningkatkan net income dengan meningkatkan jumlah
aset dan ekuitas serta meningkatkan pendapatan operasional dan beban
operasional. Dengan demikian perbaikan posisi antara pendapatan operasional dan
beban operasional yang digunakan baik secara kuantitas maupun kualitas akan
semakin meningkat, sehingga bank syariah tetap dapat bersaing.
Ketidakefisienan output terjadi pada pembiayaan dan pendapatan
operasional. Pertama, jumlah pembiayaan masih lebih kecil dibandingkan target
yang ditentukan pada bank-bank syariah yang mengalami inefisiensi. Hal ini
disebabkan adanya prinsip kehati-hatian yang diberlakukan oleh bank-bank
tersebut, namun kelebihan proporsi penerapan prinsipnya akan menghambat target
jumlah pembiayaan yang seharusnya dilakukan. Solusi dari permasalahan ini
adalah penerapan prinsip kehati-hatian yang ada tidak menjadikan jumlah
97

pembiayaan terhambat, namun perlunya pengawasan yang lebih ketat (pencegah


terjadinya moral hazard), sehingga output pembiayaan dapat lebih optimal. Di sisi
lain, variasi bentuk produk pembiayaan yang diinginkan masyarakat perlu
ditambah dengan tidak melanggar prinsip-prinsip syariah yang ada.
Kedua, jumlah pendapatan operasional masih jauh dari potensinya.
Perbaikan ini dapat dilakukan dengan beberapa cara. Pertama, peningkatan jumlah
pembiayaan (inovasi produk) dan biaya pelayanan jasa. Kedua, perbesar porsi
jumlah aset produktif dari total aset yang dimiliki untuk penambahan jumlah
pembiayaan, optimalisasi peran pembiayaan (pengurangan NPF akibat moral
hazard) dan aktiva tetap (perbaikan kuantitas dan kualitas pelayanan jasa),
berdampak positif yaitu penambahan pendapatan operasional yang terdiri dari
pendapatan penyaluran dana dan operasional lainnya. Ketiga, perbaikan kualitas
SDM untuk peningkatan pendapatan operasional, karena ini berkaitan dengan
produktivitas tenaga kerja dalam mengelola input yang ada (tertentu) untuk
menghasilkan output yang maksimal.
b. Hubungan Nilai Efisiensi dengan Rasio-Rasio Keuangan
Para pengambil kebijakan menggunakan hubungan antara efisiensi dengan
indikator kinerja sebagai dasar untuk menerapkan suatu peraturan. Efisiensi
dengan ukuran kinerja keuangan memiliki hubungan yang positif. Artinya,
semakin efisien suatu Bank Syariah maka indikator kinerja akan menunjukkan hal
yang sama. Namun demikian, ukuran kinerja tersebut umumnya berasal dari
informasi akuntasi serta terkadang tidak mengacu pada teori ekonomi mikro.
98

Sebagai contoh, tingginya nilai rasio antara biaya dan income di Bank Syariah
dapat memberi indikasi dua hal yang berbeda. Tingginya rasio tersebut dapat
mengindikasikan adanya ketidakmampuan dalam manajemen pembiayaan di
Bank Syariah yang bersangkutan. Namun demikian, tingginya rasio tersebut juga
dapat memberikan gambaran semakin tingginya persaingan usaha diantara sesama
Bank Syariah.
Besaran nilai efisiensi yang dianalisis dengan metode statistik dan
didasarkan pada teori ekonomi memiliki informasi yang lebih baik apabila
dibandingkan metode yang konvensional. Meskipun dengan metode dan
pendekatan yang berbeda, diharapkan nilai efisiensi dengan indikator kinerja
memiliki hubungan yang positif artinya memberikan konsistensi serta kesimpulan
yang relatif sama terutama untuk proses pengambilan kebijakan.
Setelah memaparkan hasil data penelitian sebagaimana yang telah
diuraikan diatas, maka beberapa poin penting yang dapat dijadikan sebagai bahan
untuk dilakukan pembahasan di dalamnya. Beberapa hasil poin-poin penting
tersebut yang menjadi pembahasan pada bagian ini dapat diuraikan sebagai
berikut:
1.

Tingkat Efisiensi Teknis


Dari hasil perhitungan tingkat efisiensi teknis yang dilakukan, didapatkan

bahwa secara rata-rata tingkat efisiensi yang diperoleh oleh ketiga bank syariah di
Indonesia periode 2010-2012 berkisar > 0,89 atau 89%. Hal tersebut
menunjukkan, bahwa belum optimalnya pengelolaan output yang dihasilkan
99

dibandingkan dengan input yang digunakan pada bank-bank syariah di Indonesia.


Hal tersebut paling besar oleh bank besar seperti Bank Muamalat. Bahkan suatu
kondisi yang tidak terduga didapatkan bahwa bank syariah yang relatif tergolong
masih kecil seperti Bank Bri Syariah justru memperoleh tingkat efisiensi yang
lebih optimal, dengan tingkat efisiensi yang pernah mencapai 1,00 atau 100%. Hal
tersebut disebabkan oleh karena, bank-bank syariah yang kecil relatif masih
memiliki input yang lebih kecil sehingga dalam mengelolanya untuk dijadikan
output masih lebih mudah dengan resiko yang masih kecil dibanding dengan
bank-bank syariah yang relatif besar yang dimana mereka menghadapi resiko
besar dalam pengelolaan input-outputnya sehingga sangat membutuhkan skill
kemampuan yang lebih baik lagi.
2.

Tingkat Efisiensi Biaya


Dari hasil perhitungan tingkat efisiensi biaya yang telah dilakukan,

didapatkan nilai efisiensi biaya yang diperoleh oleh bank-bank syariah di


Indonesia pada periode 2010-2012 cenderung labil, dimana tingkat efisiensi biaya
yang diperoleh bank-bank syariah di Indonesia mengalami fluktuasi. Hal tersebut
menunjukkan belum optimalnya bank syariah dalam mengelola aset-aset
produktifnya dibandingkan dengan biaya operasional yang dikeluarkan tiap
tahunnya yang semakin meningkat. Hal tersebut banyak dialami oleh bank-bank
relatif masih kecil seperti Bank Mega Syariah, BRI Syariah yang dimana relatif
memperoleh tingkat efisiensi yang lebih rendah dibandingkan bank-bank yang
relatif besar seperti Bank Muamalat. Hal ini menunjukkan bahwa biaya usaha
yang dikeluarkan oleh bank-bank syariah yang kecil masih lebih besar
100

dibandingkan dengan output yang dihasilkan atau operasional mereka masih


berada dalam skala yang tidak ekonomis. Sementara pada bank syariah besar
relatif dimana dalam menjalankan operasional mereka telah mampu mencapai
skala yang ekonomis, dimana peningkatan output yang diperoleh lebih besar
dibandingkan dengan biaya yang harus mereka keluarkan.

101

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan dari analisis yang telah dilakukan pada bab sebelumnya,
maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1.

Berdasarkan hasil perhitungan DEA, sebagian dari bank-bank syariah masih


mengalami inefisiensi. Tingkat efisiensi rata-rata per triwulan Bank
Muamalat mengalami kenaikan setiap triwulannya yaitu pada tahun 2010
tingkat efisiensi pada triwulan I hingga triwulan IV mencapai 100%,
sedangkan pada tahun 2011 tingkat efisiensi mengalami fluktuatif, pada
triwulan I mencapai 87,87% ; triwulan II 86,91% ; triwulan III 92,73% dan
triwulan IV mencapai 100%, dan pada tahun 2012 rata-rata efisiensi
mengalami peningkatan di setiap triwulannya, pada triwulan I mencapai
85,91% ; triwulan II 89,10% ; triwulan III 95,99% dan triwulan IV mencapai
100%.

2.

Tingkat efisiensi rata-rata Bank Mega Syariah mengalami fluktuasi di setiap


triwulannya yaitu pada tahun 2010 tingkat efisiensi triwulan I mencapai
100% ; triwulan II 99,77% ; triwulan III 100% dan triwulan IV mencapai
100%. Sedangkan pada tahun 2011 tingkat efisiensi triwulan I mencapai
86,04% ; triwulan II mencapai 73,23% ; triwulan III mencapai 76,06% dan
triwulan IV mencapai 91,80% dan pada tahun 2012 triwulan I mencapai
100

28,18% ; triwulan II mencapai 51,75% ; triwulan III mencapai 65,05 dan


triwulan IV mencapai 87,29%. Dan BMS merupakan bank yang kinerjanya
belum mencapai tingkat efisiensi suatu bank.
3.

Tingkat efisiensi rata-rata Bank BRI Syariah mengalami fluktuasi di setiap


triwulannya yaitu pada tahun 2010 tingkat efisiensi pada triwulan I mencapai
100% ; triwulan II mencapai 100% ; triwulan III mencapai 95,96% dan
triwulan IV mencapai 96,07%. Sedangkan pada tahun 2011 tingkat efisiensi
pada triwulan I mencapai 68,82% ; triwulan II mencapai 79,49% ; triwulan III
dan IV mencapai 100%. Dan pada tahun 2012 tingkat efisiensi triwulan I dan
IV mencapai 100% ; triwulan II mencapai 86,41% dan triwulan III mencapai
85,90%.

4.

Ketidakefisienan pada ketiga bank tersebut berasal dari variabel input dan
output. Ketidakefisenan input dan output hanya terjadi pada beberapa bank
dan tidak terjadi setiap triwulan.

B. Saran
Bagi Perbankan Syariah :
1. Variabel input yaitu aset dan ekuitas dan net income maupun variabel
output yaitu pembiayaan dan pendapatan operasional bagi periode bankbank yang inefisien agar disesuaikan dengan target agar kondisi
operasionalnya lebih efisien, sehingga bank syariah tetap dapat bersaing.

101

2. CEO harus memperhatikan variabel penting yang menyebabkan


inefisiensinya suatu bank, yaitu dengan meningkatkan produktivitas bank
dalam operasionalnya.
Bagi peneliti berikutnya :
1. Skripsi ini disarankan bagi peneliti berikutnya untuk menggunakan data
perbankan yang lebih panjang periodenya agar dapat menganalisis
perbankan syariah yang akan membuka bank-bank syariah baru.
2. Skripsi ini hanya menjelaskan tentang efisiensi perbankan syariah dengan
menggunakan Data Envelopment Anaylsis (DEA), disarankan untuk
menggunakan metode pendekatan lainnya.
3. Skripsi ini menjelaskan bahwa pendekatan teknik menggunakan DEA
mengabaikan boots strapping/check naving, untuk itu penelitian
selanjutnya dapat menggunakan model yang lebih mutakhir terkait
dengan efisiensi.

102

DAFTAR PUSTAKA

Ascarya, Diana Y. Dan Guruh S.R. 2008. Analisis Efisiensi Perbankan


Konvensional dan Perbankan Syariah di Indonesia dengan Data
Envelopment Analysis (DEA).
Bank Indonesia. 2010. Statistik Perbankan Syariah. http//www.bi.go.id. Diakses
tanggal 10 Desember 2012.
Bank Indonesia. 2011. Statistik Perbankan Syariah. http//www.bi.go.id. Diakses
tanggal 10 Desember 2012.
Bank Indonesia. 2012. Statistik Perbankan Syariah. http//www.bi.go.id. Diakses
tanggal 10 Desember 2012.
Bank Indonesia (2012). Laporan Publikasi Keuangan Triwulan Perbankan 20102012. http//www.bi.go.id. Diakses tanggal 13 Desember 2012.
Bank Muamalat Indonesia (2012). Laporan Keuangan Triwulan 2010-2012.
http//www.muamalatbank.com. Diakses tanggal 14 Desember 2012.
Bank Mega Syariah Indonesia (2012). Laporan Keuangan Triwulan 2010-2012.
http//www.megasyariah.co.id. Diakses tanggal 14 Desember 2012.
Bank Rakyat Indonesia Syariah (2012). Laporan Keuangan Triwulan 2010-2012.
http//www.brisyariah.co.id. Diakses tanggal 14 Desember 2012.
Berger, A.N. dan Humphrey, D.B. (1997). Efficiency of financial institutions:
International survey and directions for future research, European Journal
of Operational Research, 98, 175-212. Emerald: Group Publishing Limited.
Charnes, A., Cooper, W. And Rhodes, E. (1978), Measuring the efficiency of
decision making units, European Journal of Operational Research, Vol.2,
pp.429-444.
Direktorat Perbankan Syariah (2012). Statistik Perbankan Syariah (Islamic
Banking Statistic). http//TimInformasiPerbankanSyariah@bi.go.id. Diakses
tanggal 13 Desember 2012.
Hadad, Muliaman D., W. Santoso, Eugenia Mardnugraha, Dhaniel Ilyas (2003).
Pendekatan Parametrik Untuk Efisiensi Perbankan Indonesia. Jurnal
Penelitian, Desember 2003, Bank Indonesia, Jakarta.
103

Hamim S. A Mokhtar, Naziruddin Abdullah, dan Syed M. Al Habshi. 2008.


Efficiency and Competition of Islamic Banking in Malaysia. Journal
Humanomics. Vol.24. No.1. Hal. 28-48. Emerald: Group Publishing
Limited.
Hendy, Herijanto (2013). Selamatkan Perbankan! Demi Perekonomian
Indonesia. Expose : PT Mizan Publika, Jakarta.
Islamic Banking Least Affected by The Global Financial Meltdown. 29 Juni 2009.
http://finance.kalpoint.com/weekly-updates/editors-pick/islamic-bankingleast-affected-by-the-global-financial-meltdown.html.
Karim, Adiwarman, 2004, Bank Islam, Rajawali Pers, Jakarta. (KA)
Minwir Al-Shammari, Anwar Salimi, (1998),Modelling the operating efficiency
of banks: a nonparametric methodology, Logistics Information
Management, Vol.11, pp. 5-17.
Mohamed M.Mostafa, (2011),Modeling Islamic Banks Efficiency a non
parametric frontier approach, International Journal of Islamic and Middle
Eastern Finance and Management, Vol.40, pp. 7-29. Emerald: Group
Publishing Limited.
Mohammad R. Alirezaee, Murray Howland and Cornelis Van De Panne, (1998),
Sampling size and efficiency bias in Data Envelopment Analysis, Journal
of Applied Mathematics Decision Sciences, Vol.2(1), pp. 51-64.
Rashmi Malhotra, Raymond R.Poteau, D.K.Malhotra, (2012), A DEA Based
Multidimensional Framework for Analyzing Indian Commercial Banks,
pp. 61-85. Emerald: Group Publishing Limited.
Rivai, Veithzal, et al, Bank and Financial Institution Management, Rajawali Pres,
2007.
Saefuddin AM, (2011), Membumikan Ekonomi Islam, PPA Consultans,
Jakarta.
Sukirno, Sadono (2008). Mikro Ekonomi, Teori Pengantar. Edisi Ketiga. Divisi
Buku Perguruan Tinggi, PT. Raja Grafindo Persada : Jakarta.
Yudistira, Donsyah (2003), Efficiency in Islamic Banking; An Empirical Analysis
of 18 banks, Paper, Loughborough University, United Kingdom. Emerald:
Group Publishing Limited.

104

BANK

MUAMALAT2OlO

Triwulan
II

UI

rV
MUAMAI-A-T20ll

n
m
Iv
I

MUAMALAT2OI2

II
il

Iv

BRI 2OI1

BRI2012

978,810

1.668,410
t.749.156
I
1,809,51

r.E72225
t.972.327
2,067,401
2,1r8,465
2,221-160
2,302,463
2,457,991
353.902
384,593
401.335
38r,775
400,485
421.223
435,168
435,642

I
il

3,829,696
4.847.159

6.073.535

ry

6,856,386

I
il

UI

7-236.713
7.706.1E5
9,53t,734

ry

r1,200,823

966,676

r0.522.693
l 1,481,043
12.t99,W2
14.085.914

97r.270

tl
ilI

BRI 2OIO

328,27s
353-521
362219
443,6E4
514,765
565,409
573.r97
670,640
757,539
884.831
98s,960

Iv

MECASYARIAH
2012

Income

953,564

554.973
623,000
620.5r4
4s8,880
968.570
955.077
955.022
959,028
962439
978,338

I
III

Iv
MEGASYARIAH
20ll

Ekuitas

4,365,675
4,474,923
4.455.914
4,637,730
4,295,103
4.487.694
4,787,659
5,565,724
5,874,897
5.987,762
7,305,239
8.164.921

MEGASYARIAH
2010

Aset

r4.829.089
15,411,23r
r7,686,002
21.442.596
21.608.353
23,697,765
25,596,580
32,479,506
30,836,353
32,689,318
35.700.818
'f4.854.413

T
UI

n
m
IV

486.191

1.031,813
1.078.27r
1.068.504

1.120,896

Pembiryaan

26r,288

s,692,289
6.193.405
6,752,730
7,013,260
7"556.832
8,005,570

514.126
798,205
1,121,105
340,t57

8.906.604

r.5r7.793

9.785.392
10,758,096

406,863

11,686,829
13.854,378

203,U2
234.533
82.414
62.E54
81.564
102,302
t16,247
t16.72r
167.270

183,578
r73.541
158,410
140,095
t3l.79t
120,091
tt4.582
68.113

23s.9E

16,6t7
t4.769
9,390
.026.324
.250.037
,349,200
.309.790
.108.256
,2U,097
.279.948
721,836

304.025
301.539
-24,495
-14.805
-23,923
-23,978

-t9.972
-r6.561
-662

-12.324
,7,730
52.813

9927r
89,5,{4

PendaDatanOperasional

5,409,611

s2.798

.844,768

-969"842
2,168,182
2.597,083

718"149

1.070.851

868,332
1,365,781
1.924,895

187,089
17
386.1
588,314
785.787
188.956
380,346
584.946
823.131
l8
253.1

524,99r
805.303
I,l 14,804
84,030
177.948
274,826
366.131
92.t19
261452
408.58r

679.86s
178,019
385.435
595,074
979,877

:t{

t'

EfficiencyReport
100%

02t07t2013
Peers:
0

BMI2010Mar

References: 0
P otenti aI Improveme nts
Variable
Aset
Ekuitas
lncome
Pembiayaan
Pendapatan
Operasion
Input / Output Contributions
Variable:
Aset
Ekuitas
Income
Pembiayaan
Pendapatan
Operasion

Actual:
'14829089
953564
328275
5409611
261288

Target:
14829089
953564
328275
5409611
261288

Potentialimprovement:
0
0
0
0
0

InpuUOutput:
Input
Input
Input
Output
Output

Contribution:
0
48.88
51.12
100
0

Page1 ot 12

www.banxia.com

EfficiencyReport
100%

0210712013
Peers:
0
References:6

BMI2010Jun

Potential Improvements
Variable
Aset
Ekuitas
Income
Pembiayaan
Pendapatan
Operasion
lnput / Output Contributions
Variable:
Aset
Ekuitas
Income
Pembiayaan
Pendapatan
Operasion

Actual:
15411231
978810
353521
5692289
514126

Target:
15411231
978810
353521
s692289
514126

Potentialimprovement:
0
0
0
0
0

InpuUOutput:
Input
Input
Input
Output
Output

Contribution:
0
47.683
52.317
100
0

Page?ol12

www.Danxta.com

EfficiencyReport
100%

0210712013
Peers:
0
References:2

BMI2010Sept

Potential Im provements
Variable
Aset
Ekuitas
lncome
Pembiayaan
Pendapatan
Operasion
lnput / Output Contributions
Variable:
Aset
Ekuitas
Income
Pembiayaan
Pendapatan
Operasion

Actual:
17686002
1668410
362219
6193405
798205

Target:
17686002
1668410
362219
6193405
798205

Contribution:
0
0
100
100
0
www.banxia.com

Potentialimprovement:
0
0
0
0
0

InpuUOutput:
Input
Input
Input
Output
Output
Page3 of 12

Efficiency Report
100o/o

0210712013
Peers:
0

BMI 2010 Des

References: 2
P ote ntial Im proveme nts
Variable
Aset
Ekuitas
lncome
Pembiayaan
Pendapatan
Operasion
lnput / Output Contributions
Variable:
Aset
Ekuitas
lncome
Pembiayaan
Pendapatan
Operasion

Actual:
21442596
1749156
443684
67s2730
1121106

Target:
21442596
1749156
443684
6752730
1121106

Potentialimprovement:
0
0
0
0
0

InpuUOutput:
lnput
Input
Input
Output
Output

Contribution:
100
0
0
54.986
45.014
www.banxia.com

Page4 of 12

Efficiency Report
87.87%

0210712013
1
Peers:

BMI2011Mar

References: 0
P otenti aI Improvem ents
Variable
Potentialimprovement:
Actualr
Target:
0
Aset
21608353
21608353
-24.16
Ekuitas
1372406
180951
1
-3.71
lncome
495677.9
514765
13.8
Pembiayaan
7013260
7981257
111.92
Pendapatan
Operasion
340157
720864.9
Peer Contributions
Peer:
Variable:
Contribution:
B M I2 0 1 0J u n
Aset
100
B M I2 0 1 0J u n
100
Ekuitas
B M I2 0 1 0J u n
100
lncome
B M I2 0 1 0J u n
100
Pembiayaan
B M I2 0 1 0J u n
100
Pendapatan
Operasion
lnput / Output Contributions
Variable:
InpuUOutput:
Gontribution:
Aset
Input
100
Ekuitas
lnput
0
Income
Input
0
Pembiayaan
Output
100
Pendapatan
Output
Operasion
0
Peer References
Unit:
B M I2 0 1 0J u n
Page5 oI 12
www.oanxra.com

EfficiencyReport
86.91%

02t07t2013
Peers:
2

BMI 2011Jun

References: 0
Potential Im provements
Variable
Aset
Ekuitas
Income
Pembiayaan
PendapatanOperasion

Actual:
23697765
1872225
565409
7556832
718149

Target:
23697765
1598655
536145.5
8694812
826294.8

Potentialimprovement:
0
-14.61
-5.18
15.06
15.06

Peer Contributions
Variable:
Contribution:
Peer:
87.19
B M I2 0 1 0J u n
Aset
B M I2 0 1 0J u n
Ekuitas
82.09
BMI2010 Jun
88.41
lncome
87.78
B M I2 0 1 0J u n
Pembiayaan
83.42
B M I2 0 1 0J u n
Pendapatan
Operasion
12.81
BMI2010Sept
Aset
17.91
BMI2010Sept
Ekuitas
11.59
BMI2010Sept
lncome
12.22
BMI2010Sept
Pembiayaan
16.58
BMI2010Sept
Pendapatan
Operasion
lnput / Output Contributions
lnpuUOutput:
Variable:
Contribution:
Input
Aset
100
lnput
Ekuitas
0
Input
lncome
0
Output
Pembiayaan
86.s96
Output
Pendapatan
13.404
Operasion
Peer References
Unit;
B M I2 0 10 J u n
BMI2010Sept
Page6 of 12
www.banxia.com

Efficiency Report
92.73o/o

BMI 2011 Sept

0210712013
3
Peers:

References: 0
Potential Im provements
Potentialimprovement:
Target:
Variable
Actual:
0
25596580
Aset
25596580
0
1972327
Ekuitas
1972327
-4.36
548209.8
lncome
573197
7.84
8633295
Pembiayaan
8005s70
'1070851
7.84
1154817
Pendapatan
Operasion
PeerContributions
Variable:
Contribution:
Peer:
33.4
B M I2 0 1 0J u n
Aset
27.53
B M I2 0 1 0J u n
Ekuitas
35.77
B M I2 0 1 0J u n
lncome
36.58
B M I2 0 1 0J u n
Pembiayaan
24.7
B M I2 0 1 0J u n
Pendapatan
Operasion
11.85
BMI2010Sept
Aset
14.51
BMI2010Sept
Ekuitas
11.33
BMI2010Sept
lncome
12.31
BMI2010Sept
Pembiayaan
11.86
BMI2010Sept
Pendapatan
Operasion
54.75
BMI2010Des
Aset
BMI2010Des
Ekuitas
57.96
52.89
BMI2010Des
lncome
51.12
BMI2010Des
Pembiayaan
63.45
BMI2010Des
Pendapatan
Operasion
Input / Output Contributions
InpuUOutput:
Variable:
Contribution:
lnput
Aset
88.427
lnput
Ekuitas
11.573
Input
Income
0
Output
Pembiayaan
67.542
Output
Pendapatan
Operasion
3?.458
Peer References
B M I2 0 1 0J u n
BMI2010Sept
P a g e To I 1 2
B M l 2 0 1 0D e s
www.banxia.com

EfficiencyReport
0210712013

100%

0
Peers:
References:0

BMI2011Des

Potential Im provements
Variable
Aset
Ekuitas
Income
Pembiayaan
Pendapatan
Operasion
lnput / Output Contributions
Variablel
Aset
Ekuitas
Income
Pembiayaan
Pendapatan
Operasion

Actual:
32479506
2067401
670640
8906604
1517793

Target:
32479506
2067401
670640
8906604
1517793

Potentialimprovement:
0
0
0
0
0

InpuUOutput:
Input
Input
Input
Output
Output

Contribution:
0
83.565
16.435
0
100

Page8 of 12

www.banxia.com

EfficiencyReport
85.91%

02t07t2013
1
Peers:

BMI2012Mar

References: 0
Potential Im provements
Variable
Actual:
Aset
30836353
Ekuitas
2118465
lncome
757539
Pembiayaan
9785392
Pendapatan
Operasion
406863
PeerContributions
Peer:
Variable:
BMI2010Jun
Aset
BMI2010Jun
Ekuitas
BMI2010Jun
lncome
BMI2010Jun
Pembiayaan
BMI 2010Jun
Pendapatan
Operasion
lnput / Qutput Contributions
Variable:
Contribution:
Aset
100
Ekuitas
0
Income
0
Pembiayaan
100
Pendapatan
Operasion
0
Peer References
Unit:
B M I2 0 1 0J u n

Target:
30836353
1958502
707360.7
11389709
1028715

Potentialimprovement:
0
-7.55
-6.62
16.4
152.84

Contribution:
100
100
100
100
100

www.banxia.com

InpuUOutput:
Input
Input
Input
Output
Output

Page9 of 12

1I
',i

EfficiencyReport
89.10%

02t07t2013
Peers:
1

B M I2 0 1 2J u n

References: 0
Potenti aI Improve m ents
Potentialimprovement:
Target:
Variable
Actual:
0
Aset
32689318
32689318
-6.53
2076189
Ekuitas
2221160
-15.25
749866.2
lncome
884831
12.23
12074120
Pembiayaan
10758096
25.59
1090531
Pendapatan
Operasion
868332
Peer Contributions
Peer:
Variable:
Contribution:
100
BMI2010Jun
Aset
100
BMI2010Jun
Ekuitas
100
BMI2010Jun
lncome
100
BMI2010Jun
Pembiayaan
100
BMI 2010Jun
Pendapatan
Operasion
lnput / Output Contributions
lnpuUOutput:
Variable:
Contribution:
Input
Aset
100
Input
Ekuitas
0
Input
lncome
0
Output
Pembiayaan
100
Output
Pendapatan
0
Operasion
Peer References
Unit:
B M I2 0 1 0J u n
Page10 of 12
www.banxia.com

Efficiency Report
95.99%

0210712013
Peers:
3

BMI2012Sept

References: 0
Potenti al Im provements
Variable
Actual:
Aset
3570081
I
Ekuitas
2302463
Income
98s960
Pembiayaan
11686829
Pendapatan
Operasion
1365781
Peer Contributions
Peer:
Variable:
B M I2 0 1 0J u n
Aset
B M I2 0 1 0J u n
Ekuitas
B M I2 0 1 0J u n
lncome
B M l 2 0 1 0J u n
Pembiayaan
B M I2 0 1 0J u n
Pendapatan
Operasicn
BMI2010Des
Aset
B M l 2 0 1 0D e s
Ekuitas
BMI2010Des
Income
BMI2010Des
Pembiayaan
BMI2010Des
Pendapatan
Operasion
B M l 2 0 1 2D e s
Aset
BMI2012Des
Ekuitas
BMI2012Des
lncome
B M l 2 0 , | 2D e s
Pembiayaan
B M l 2 0 1 2D e s
Pendapatan
Operasion
lnput / Output Contributions
Variable:
Contribution:
Aset
77.311
Ekuitas
22.689
Income
0
Pembiayaan
64.825

Target:
35700818
2302463
824683.2
12174868
1422816

Potentialimprovement:
0
0
-16.36
4.18
4.18

Contribution:
51.2
50.42
50.84
55.45
42.86
19.54
24.72
17.51
18.05
25.64
29.26
24.86
31.65
26.5
31.5
InpuUOutput:
Input
Input
Input
Output

Itf

tt

t'
'

P*r

Pendapatan
Operasion
References
Unit:
B M I2 0 1 0J u n
B M l 2 0 1 0D e s
BMI2012Des

35.175

Output

www.banxia.com

Page11 of 12

Efficiency Report
100o/o

0210712013
0
Peers;

BMI 2012 Des

References: 1
Potential Improve ments
Variable
Aset
Ekuitas
lncome
Pembiayaan
PendapatanOperasion
lnput / Output Contributions
Variable:
Aset
Ekuitas
lncome
Pembiayaan
Pendapatan
Operasion

Actual:
44854413
2457991
1120896
13854378
1924895

Target
44854413
2457991
1120896
13854378
1924895

Contribution:
80.041
19.959
0
60.786
39.214
www.banxia.com

Potentialimprovement:

0
0
0
0
0

lnpuUOutput:
Input
Input
Input
Output
Output
Page12 of 12

+
t,
I

EfficiencyReport
100%

0210712013
Peers:
0

BRI 2010Mar

References:
5
P otential Improveme nts
Variable
Aset
Ekuitas
NetIncome
Pembiayaan
Pendapatan
Operasion
lnput / Output Contributions
Variable:
Aset
Ekuitas
Netlncome
Pembiayaan
Pendapatan
Operasion

Actual:
3829696
4s8880
24495
1026324
84030

Target:
3829696
458880
24495
1026324
84030

Potentialimprovement:
0
0
0
0
0

InpuUOutput:
Input
Input
Input
Output
Output

Contribution:
100
0
0
100
0

Page1 of 12

www.banxia.com

EfficiencyReport
02t07t20't3
Peers:
0

B R I2 0 1 0J u n

100%

References:
5
PotentialImprovements
Variable
Aset
Ekuitas
Netlncome
Pembiayaan
Pendapatan
Operasion
Input / Output Contributions
Variable:
Aset
Ekuitas
Netlncome
Pembiayaan
Pendapatan
Operasion

Actual:
4847159
968570
14805
1250037
't77948

Target:
4847159
968570
14805
1250037
177948

Potentialimprovement:
0
0
0
0
0

InpuUOutput:
lnput
lnput
Input
Output
Output

Gontribution:
44.008
40.458
15.534
92.935
7.065

P a g e 2o f 1 2

www.Danxta.com

EfficiencyReport
95.96%

02t0712013
4
Peers:

BRI 2010Sept

References:
0
Potential Im provements
Variable
Aset
Ekuitas
Net Income
Pembiayaan
PendapatanOperasion
Peer Contributions

Peer:
BRI2010Mar
BRI2010Mar
BRI2010Mar
BRI2010Mar
BRI2010Mar
BRI2010Jun

Actual:
6073535
955077
23923
1349200
274826
Variable:
Aset
Ekuitas
Netlncome
Pembiayaan

PendapatanOperasion
Aset

Target:
6073535
955077
23923
1405949
286385.s
Contribution:
1.42
1.08
2.31
1.65
0.66
64.71

Potentialimprovement:
0
0
0
4.21
4.21

-4r

82.22
Ekuitas
BRI2010Jun
50.17
Net lncome
BRI2010Jun
72.09
Pembiayaan
BRI2010Jun
50.38
B R I2 0 1 0J u n
PendapatanOperasion
5.36
Aset
BRI2011Des
2.94
BRI2011Des
Ekuitas
1.5
B R I2 0 1 1D e s
Net lncome
3.56
BRI2011Des
Pembiayaan
6.89
PendapatanOperasion
BRI2011Des
28.52
Aset
BRI2012Des
13.75
Ekuitas
BRI2012Des
46.02
Net lncome
BRI2012Des
22.7',|
Pembiayaan
BRI2012Des
42.07
BRI2012Des
PendapatanOperasion
Input / Output Contributions
InpuUOutput:
Variable:
Gontribution:
Input
Aset
61.643
Input
26.26
Ekuitas
Input
12.097
Netlncome
Output
79.095
Pembiayaan
Output
20.905
Pendapatan
Operasion
Peer References
Unit:
BRI2010Mar
BRI2010Jun
BRI2011Des
BRI2012Des
Page3 of 12
www.banxia.com

EfficiencyReport
96.07%

02t07t2013
3
Peers:

BRI2010Des

0
References:
Potenti al Imp rove m e nts
Variable
Aset
Ekuitas
Net Income
Pembiayaan
PendapatanOperasion
Peer Contributions

Peer:
BRI2010Jun
BRI2010Jun
BRI2010Jun
BRI2010Jun
BRI2010Jun
BRI2011Des
BRI2011Des
BRI2011Des
BRI2011Des
BRI2011Des
BRI2012Des
BRI2012Des
BRI2012Des
BRI2012Des
BRI2012Des
Input / Output Contributions
Variable:
Aset
Ekuitas

Actual:
6856386
955022
23978
1309790
366131

Variable:
Aset
Ekuitas
Netlncome
Pembiayaan
Pendapatan
Operasion
Aset
Ekuitas
Netlncome
Pembiayaan
Operasion
Pendapatan
Aset
Ekuitas
Netlncome
Pembiayaan
Pendapatan
Operasion
Gontribution:
89.575
0

Target:
6856386
829250.8
23978
1363302
381089.4

PotentialimProvement:
0
-13.17
0
4.09
4.09

Contribution:
33.57
55.46
29.32
43.54
22.17
33.31
23.77
10.48
25.75
36.38
33.12
20.77
60.2
30.71
41.45
InpuUOutput:
Input
Input

r
NetIncome
Pembiayaan
Pendapatan
Operasion
Peer References
Unit:
BRI2010Jun
BRI2011Des
BRI2012Des

Input
Output
Output

10.425
5"t.265
48.735

Page 4 of 12

www.banxia.com

EfficiencyReport
68.82%

02t07t20't3
Peers:
3

BRI2011Mar

References:0
Potenti al Imp roveme nts
Variable
Actual:
Aset
7236713
Ekuitas
959028
NetIncome
19972
Pembiayaan
1108256
Pendapatan
Operasion
92119
Peer Contrtbufions
Peer:
Variable:
BRI2010Mar
Aset
BRI2010Mar
Ekuitas
BRI2010Mar
Netfncome
BRI2010Mar
Pembiayaan
BRf2010Mar
Pendapatan
Operasion
BRI2010Jun
Aset
BRI2010Jun
Ekuitas
BRI2010Jun
Netlncome
BRI2010Jun
Pembiayaan
BRI2010Jun
Pendapatan
Operasion
BRI2012Mar
Aset
BRI2012Mar
Ekuitas
BRI2012Mar
Netlncome
BRI2012Mar
Pembiayaan
BRl2012Mar
Pendapatan
Operasion
Input / Output Contributions
Variable:
Contribution:
Aset
54.896
Ekuitas
27.597
NetIncome
17.507
Pembiayaan
100
Pendapatan
Operasion
0
PeerReferences
Unit:
BRI2010Mar
BRI2010Jun
BRI2012Mar

Target:
7236713
959028
19972
1410482
175942.3

Potentialimprovement:
0
0
0
45.32
90.99

Gontribution:
22.84
20.65
52.93
27.5
20.61
31.56
47.59
34.93
36.57
47.66
45.6
31.76
12.14
35.92

31.73

www.banxia.com

InpuUOutput:
Input
Input
Input
Output
Output

Page 5 of 12

EfficiencyReport
79.49%

B R I2 0 1 1J u n

02t0712013
4
Peers:

References:
0
PotentialIm provements
Potentialimprovement:
Target:
Variable
Actual:
0
7706185
Aset
77061
85
0
962439
Ekuitas
962439
0
16561
16561
Netlncome
25.8
1539906
Pembiayaan
1224097
25.8
328904.8
2614s2
Pendapatan
Operasion
Peer Contributions
Contribution:
Peer:
Variable:
9.73
Aset
BRI2010Mar
9.34
Ekuitas
BRI2010Mar
28.97
BRI2010Mar
NetIncome
13.05
BRI2010Mar
Pembiayaan
5
BRI2010Mar
Pendapatan
Operasion
30.28
BRI2010Jun
Aset
48.44
BRI2010Jun
Ekuitas
43.03
BRI2010Jun
Netlncome
39.07
BRI2010Jun
Pembiayaan
26.04
BRI2010Jun
Pendapatan
Operasion
44.04
BRI2011Des
Aset
30.43
Ekuitas
BRI2011Des
22.55
BRI2011Des
NetIncome
33.88
BRI2011Des
Pembiayaan
62.63
BRI2011Des
Pendapatan
Operasion
15.95
Aset
BRI2012Mar
11.79
Ekuitas
BRI2012Mar
5.45
BRI2012Mar
Netlncome
13.99
BRI2012Mar
Pembiayaan
6.32
BRI2012Mar
Pendapatan
Operasion
lnput / Output Contributions
lnpuUOutput:
Variable:
Contribution:
lnput
Aset
54.856
Input
Ekuitas
31.52
Input
NetIncome
13.624
Output
Pembiayaan
89.762
Output
Pendapatan
Operasion
10.238
PeerReferences
Unit:
BRI2010Mar
BRI2010Jun
BRI2011Des
BRI2012Mar
Page 6 of 12
www.banxia.com

Efficiency Report
0210712013
0
Peers:

BRI 2011Sept

100%

0
References:
P otentiaI Im provements
Variable
Aset
Ekuitas
Netlncome
Pembiayaan
Pendapatan
Operasion
Input / Output Contributions
Variable:
Aset
Ekuitas
Netlncome
Pembiayaan
PendapatanOperasion

Actual:
9531734
978338
662
1279948
408581

Target:
9531734
978338
662
1279948
408581

Contribution:
0
97.624
2.376
80.643
19.357
www.banxia.com

Potentialimprovement:
0
0
0
0
0

InpuUOutput:
Input
Input
Input
Output
Output
PageTof 12

EfficiencyReport
0210712013

1oo%

Peers: 0

BRI 2011 Des

3
References:
Potential Improvem ents
variabte
Aset
Ekuitas
Net lncome
Pembiayaan
Pendapatan
Operasion
lnput / Output Contributions
Variable:
Aset
Ekuitas
NetIncome
Pembiayaan
Pendapatan
Operasion

Actual:
11200823
966676
12324
1721836
679865

Target:
11200823
966676
12324
1721836
679865

Contribution:
0
68.56
31.439
77.107
22.893
www.banxia.com

Potentialimprovement:
0
0
0
0
0

InpuUOutput:
InPut
Input
Input
OutPut
Output
Page8 of 12

EfficiencyReport
100%

0210712013
0
Peers:

BRI 2012Mar

References:
3
P otential Improveme nts
Variable
Aset
Ekuitas
Netlncome
Pembiayaan
PendapatanOperasion
Input / Output Contributions

Actual:
10522693
971270
7730
1844768
178019

Target:
10522693
971270
7730
1844768
17801I

Potentialimprovement:
0
0
0
0
0

InpuUOutput:
Input
Input
lnput
Output
Output
Page9 of 12
www.banxia.com

Variable:
Aset
Ekuitas
NetIncome
Pembiayaan

Contribution:
0
77.744
22.256
93.235

PendapatanOperasion

6.765

tr

EfficiencyReport
86.41%

02t07t2013
Peers:
3

B R I2 0 1 2J u n

References:
0
Potential Improvements
Variable
Actual:
Aset
11481043
Ekuitas
1031813
Netlncome
528't3
Pembiayaan
1969842
Pendapatan
Operasion
385435
Peer Contributions
Peer:
Variable:
BRI2010Mar
Aset
BRI2010Mar
Ekuitas
BRI2010Mar
NetIncome
BRI2010Mar
Pembiayaan
BRI2010Mar
Pendapatan
Operasion
BRI2012Mar
Aset
BRI2012Mar
Ekuitas
BRI2012Mar
NetIncome
BRI2012Mar
Pembiayaan
BRI2012Mar
Pendapatan
Operasion
BRI2012Des
Aset
BRI2012Des
Ekuitas
BRI2012Des
Netlncome
BRI2012Des
Pembiayaan
BRI2012Des
Pendapatan
Operasion
lnput / Output Contributions
Variable:
Contribution:
Aset
0
Ekuitas
82.945
Net Income
17.055
Pembiayaan
99.157
PendapatanOperasion
0.843

Target:
11013760
1031813
52813
2279747
446073.4

Potentialimprovement:
-4.07
0
0
15.73
15.73

Contribution:
30.09
38.48
40.13
38.95
16.3
27.98
27.57
4.29
23.7
11.69
41.93
33.95
55.58
37.35
72.01
InpuUOutput:
Input
Input
Input
Output
Output

Peer References
Unit:
B R I 2 0 1 0M a r
B R I 2 0 1 2M a r
B R I 2 0 1 2D e s

Page10of 12

www.banxia.com

EfficiencyReport
85.90%

02t07t2013
Peers:
3

BRI 2012Sept

0
References:
P otential Imp rovements
Variable
Aset
Ekuitas
Netlncome
Pembiayaan
Pendapatan
Operasion
PeerContributions
Peer:
BRI2010Mar
BRI2010Mar
BRI2010Mar

Actual:
12199092
1078271
99271
2168182
595074

Target:
12',t99092
1078271
77349.42
2524177
692779.6

Variable:
Aset
Ekuitas
NetIncome

Gontribution:
26.27
35.61
26.5

Potentialimprovement:
0
0
-22.08
16.42
16.42

',r
I

BRI2010Mar
BRl2010Mar
BRI2010Jun
BRI2010Jun
BRI2010Jun
BRI2010Jun
BRl2010Jun
BRI2012Des
BRI2012Des
BRI2012Des
BRI2012Des
BRI2012Des
Input / Output Contrihutions

Pembiayaan
Operasion
Pendapatan
Aset
Ekuitas
Netlncome
Pembiayaan
Pendapatan
Operasion
Aset
Ekuitas
Netlncome
Pembiayaan
Pendapatan
Operasion

Variable:

Aset
Ekuitas
Netlncome
Pembiayaan
Pendapatan
Operasion
PeerReferences
Unit:
BRI2010Mar
BRI2010Jun
BRI2012Des

34.02
10.15
0.8
1.8
0.38
0.99
0.52
72.94
62.59
73.12
64.99
89.34
InpuUOutput:
lnput
Input
Input
Output
Output

Contribution:
94.979
5.021
0
69.485
30.515

Page11ot12

www.banxia.com

EfficiencyReport
0210712013

1oo%

Peers: 0

BRI 2012 Des

4
References:
PotentialImprovements
Variable
Aset
Ekuitas
Netlncome
Pembiayaan
Pendapatan
Operasion
lnput / Output Contributions
Variable:
Aset
Ekuitas
NetIncome
Pembiayaan
Pendapatan
Operasion

Actual:
14086914
1068504
89544
2597083
979877

Target:
14086914
1068504
89544
2597083
979877

Contribution:
95.66
4.34
0
62.356
37.644
www.banxia.com

Potentialimprovement:
0
0
0
0
0

InpuUOutput:
InPut
InPut
lnPut
OutPut
Output
Page12 of 12

EfficiencyReport
100%

02107120'13
Peers: 0

BSMI2010Mar

4
Referencet
Potenti al Imp rovem e nts
Variable
Aset
Ekuitas
lncome
Pembiayaan
PendapatanOperasion
Input / Output Contributions
Variable:

Aset
Ekuitas
Income
Pembiayaan
Pendapatan
Operasion

Target:
4365675
353902
203842
183578
187089

Actual:
4365675
353902
203842
183578
187089

Potentialimprovement:
0
0
0
0
0

InpuVOutput:
Input
Input
Input
Output
Output
Page1 of 12

Gontribution:
0
100
0
100
0
www.banxia.com

EfficiencyReport
99.77%

0210712013
Peers: 2

BSMI2010Jun

0
Referencel
PotentiaI Improvements
Variable
Aset
Ekuitas
Income
Pembiayaan
Pendapatan
Operasion
Peer Contributions
Peer:
BSMI2010Mar
BSMI2010Mar
BSMI2010Mar
BSMI2010Mar
BSMI2010 Mar

Actual:
4474923
384593
234533
'173541
386117
Variable:
Aset
Ekuitas
lncome

Pembiayaan
PendapatanOperasion

Aset
BSMI2010Sept
BSMI2010Sept
Ekuitas
lncome
BSMI2010Sept
BSMI2010Sept
Pembiayaan
BSMI2010Sept
Pendapatan
Operasion
lnput / Output Contributions
Variable:
Contribution:
100
Aset
Ekuitas
0
lncome
0
Pembiayaan
86.046
Pendapatan
Operasion
13.954
PeerReferences
Unit:
BSMI2010Mar
BSMI2010Sept

Target:
4474923
382469.6
147210.5
173941.5
387008

Potentialimprovement:
0
-0.55
-37.23
0.23
0.23

Gontribution:
51.07
48.44
72.49
55.25
25.31
48.93
51.56
27.51
44.75
74.69

www.banxia.com

lnpuUOutput:
Input
Input
lnput
Output
Output

Page 2 of 12

F1-

r5
i

EfficiencyReport
0210712013

1OO%

Peers: o

BSMI 2010 Sept

5
Referencet
P otentiaI Improvements
Variable
Aset
Ekuitas
lncome
Pembiayaan
Pendapatan
Operasion
Input / Output Contributions
Variable:
Aset
Ekuitas
Income
Pembiayaan
Pendapatan
Operasion

Actual:
4455914
401335
82414
158410
588314

Target:
4455914
401335
82414
158410
588314

Gontribution:
100
0
0
78.697
21.303
www.banxia.com

Potentialimprovement:
0
0
0
0
0

InpuUOutput:
InPut
InPut
InPut
OutPut
Output
Page3 of 12

EfficiencyReport
0210712013

100%

Peers: 0

BSMI 2010 Des

6
Referencet
P otenti aI Improveme nts
Variable
Aset
Ekuitas
Income
Pembiayaan
Pendapatan
Operasion
Input / Output Contributions
Variable:
Aset
Ekuitas
Income
Pembiayaan
Pendapatan
Operasion

Actual:
4637730
381775
62854
140095
785787

Target:
4637730
381775
62854
140095
785787

Potentialimprovement:
0
0
0
0
0

lnpuUOutput:
Contribution:
Input
0
Input
0
Input
100
OutPut
0
OutPut
100
Page4 of 12
umnrv.banxia.com

EfficiencyReport
0210712013

86.04%

BSMI 2011 Mar

Peers: 2
Referencer
0

P otentiaI Improvements
Variable
Actual:
Aset
4295103
400485
Ekuitas
lncome
81564
Pembiayaan
131791
Pendapatan
188956
Operasion
PeerContributions
Variable:
Peer:
BSMI2010
Aset
Mar
Ekuitas
BSMI2010Mar
BSM|2010
Mar
Income
BSM|2010
Mar
Pembiayaan
BSM|2010Mar
Pendapatan
Operasion
BSM|2010Sept
Aset

Target:
4295103
386172.8
81564
153182.8
560363.9
Contribution:
1.75
1.58
4.31
2.07
0.58
98.25

Potentialimprovement:
0
-3.57
0
16.23
196.56

Lv

'l

Ekuitas
BSMI2010Sept
Income
BSMI2010Sept
Pembiayaan
BSMI2010Sept
Pendapatan
Operasion
BSMI2010Sept
Input / Output Contributions
Gontribution:
Variable:
87.726
Aset
0
Ekuitas
12.274
lncome
100
Pembiayaan
0
Pendapatan
Operasion
Peer References
Unit:
BSMI2010Mar
BSMI2010Sept
www.banxia.com

98.42
95.69
97.93
99.42
InpuUOutput:
Input
Input
Input
Output
Output

Page 5 of 12

Efficiency Report
73.23%

0210712013
Peers: 2

BSMI2011Jun

Referencer
0
P otential Imp rovem ents
Potentialimprovement:
Target:
Actual:
Variable
0
4487694
4487694
Aset
-c.c
398034.7
421223
Ekuitas
0
102302
102302
lncome
36.55
163988.8
120091
Pembiayaan
39.73
531470.4
380346
Pendapatan
Operasion
Peer Contributions
Gontribution:
Variable:
Peer:
15.25
Aset
BSMI2010Mar
13.94
Ekuitas
BSMI2010Mar
31.24
Income
BSMI2010Mar
17.55
Pembiayaan
BSMI2010Mar
5.52
BSM|2010Mar
Pendapatan
Operasion
84.75
Aset
BSMI2010Sept
86.06
Ekuitas
BSMI2010Sept
68.76
lncome
BSMI2010Sept
82.45
Pembiayaan
BSMI2010Sept
94.48
BSM|2010Sept PendapatanOperasion
lnput / Output Contributions
InpuUOutput:
Contribution:
Variable:
Input
85.619
Aset
lnput
0
Ekuitas
Input
14.38
lncome
Output
100
Pembiayaan
Output
0
Pendapatan
Operasion
Peer References
Unit:
BSMI2010Mar
BSMI2010Sept
www.banxia.com

Page6 of 12

r
Efficiency Report
76.06%

02t07t2013
Peers: 2

BSM| 2011Sept

Referencer
0
Potentiallm provements
Variable
Actual:
Aset
4787659
Ekuitas
435168
lncome
116247
Pembiayaan
114582
Pendapatan
Operasion
584946
PeerContributions
Peer:
Variable:
BSMI2010Sept
Aset
BSMI2010Sept
Ekuitas
BSMI2010Sept
lncome
BSMI2010Sept
Pembiayaan
BSMI2010Sept
Pendapatan
Operasion
BSMI2010Des
Aset
BSMI2010Des
Ekuitas
BSMI2010Des
lncome
BSMI2010Des
Pembiayaan
BSMI2010Des
Pendapatan
Operasion
lnput / Output Contributions
Variable:
Contribution:
Aset
100
Ekuitas
0
lncome
0
Pembiayaan
57.83
Pendapatan
Operasion
42.17
PeerReferences
Unit:
BSMI2010Sept
BSMI2010Des

Target:
4787659
402847.9
70455.1
9
150644.2
769044.8

Potentialimprovement:
0
_7.43
-39.39
31.47
31.47

Gontribution:
23.53
25.19
29.58
26.59
19.34
76.47
74.81
70.42
73.41
80.66

www.banxia.com

InpuUOutput:
Input
Input
Input
Output
Output

PageToI 12

! ,"
i

EfficiencyReport
91.80%

0210712013
Peers: 1

BSMI2011Des

0
Referencet
P otenti aI Im prove m ents
Variable
Aset
Ekuitas
lncome
Pembiayaan
PendapatanOperasion
Peer Contributions

Actual:
5565724
435642
116721
681'13
823131

Variable:
Peer:
Aset
BSMI2010Des
Ekuitas
BSMI2010Des
lncome
BSMI2010Des
Pembiayaan
BSMI2010Des
Pendapatan
Operasion
BSMI2010Des
lnput / Output Contributions
Contribution:
Variable:
0
Aset
100
Ekuitas
lncome
0
0
Pembiayaan
100
Pendapatan
Operasion
PeerReferences
Unit:
BSMI2010Des

Target:
5292096
435642
7',1722.46
159861
.9
8966s8.6

PotentialimProvement:
-4.92
0
-38.55
134.7
8.93

Contribution:
100
100
100
100
100

www.banxia.com

InpuUOutput:
Input
Input
Input
Output
OutPut

Page8 of 12

EfficiencyReport
28.18%

BSMI 20'12Mar

0210712013
Peers: 3

0
Referencet
prove
nti
al
I
m
ments
P ote
Potentialimprovement:
Target:
Actual:
Variable
0
5874897
5874897
Aset
0
486191
486191
Ekuitas
-38.45
102950.3
167270
Income
254.87
187361.7
52798
Pembiayaan
254.87
898227.4
253118
Pendapatan
Operasion
Peer Contributions
Gontribution:
Variable:
Peer:
10.88
Aset
BSMI2010Mar
10.65
Ekuitas
BSMI2010Mar
28.98
Income
BSMI2010Mar
14.34
Pembiayaan
BSMI2010Mar
3.05
Pendapatan
Operasion
BSMI2010Mar
7.41
Aset
BSMI2010Sept
8.07
Ekuitas
BSMI2010Sept
7.82
BSMI2010Sept
lncome
8.26
BSMI2010Sept
Pembiayaan
6.4
Pendapatan
Operasion
BSMI2010Sept
81.7',1
Aset
BSMI2010Des
81.28
Ekuitas
BSMI2010Des
63.19
Income
BSMI2010Des
77.39
Pembiayaan
BSMI2010Des
90.55
Operasion
BSMI2010Des
Pendapatan
Input / Output Contributions
InpuUOutput:
Gontribution:
Variable:
Input
Aset
59.629
Input
40.371
Ekuitas

#i "
i

Income
Pembiayaan
Pendapatan
Operasion
Peer References
Unit:
BSMI2010Mar
BSMI2010Sept
BSMI2010Des

InPut
OutPut
Output

0
68.525
31.475

Page9 of 12

www.banxia.com

EfficiencyReport
0210712013

51.75%

Peers: 1

BSM|2012Jun

Referencer
0
Potential lm provements
Potentialimprovement:
Target:
Variable
Actual:
0
5987762
Aset
5987762
-11.18
492908.8
Ekuitas
554973
-65.61
81150.65
Income
235998
988.5
180876.3
Pembiayaan
16617
93.25
1014528
Pendapatan
524991
Operasion
Peer Contributions
Contribution:
Peer:
Variable:
100
BSMI2010Des
Aset
100
Ekuitas
BSM|2010
Des
100
Income
BSM|2010
Des
100
BSM|2010
Des
Pembiayaan
100
BSM|2010Des
Pendapatan
Operasion
lnput / Output Contributions
InpuUOutput:
Variable:
Gontribution:
InPut
100
Aset
InPut
Ekuitas
0
InPut
Income
0
OutPut
Pembiayaan
0
OutPut
Pendapatan
Operasion
100
Peer References
Unit:
BSMI2010Des
Page 10 oI 12

www.banxia.com

EfficiencyReport
65.06%

0210712013
Peers: 1

BSMI 2012Sept

0
Referencet
P otentiaI Imp roveme nts
Variable
Actual:
Aset
730s239
Ekuitas
623000
lncome
304025
Pembiayaan
14769
Pendapatan
805303
Operasion
PeerContributions
Peer:
Variable:
BSMI2010Des
Aset
BSMI2010Des
Ekuitas
BSMI2010Des
lncome
BSMI2010Des
Pembiayaan
BSM|2010Des
Pendapatan
Operasion
lnput / Output Contributions
Variable:
Contribution:
100
Aset
Ekuitas
0

Target:
7305239
601362.7
99006.09
220674.2
1237752

Potentialimprovement:
0
-3.47
-67.43
1394.17
53.7

Gontribution:
100

100
100
100
100
InpuUOutput:
Input
Input

r
lncome
Pembiayaan
PendapatanOperasion
Peer References
Unit:
B S M I2 0 1 0 D e s

Input
Output
Output

0
0
100

www.banxia.com

Page11of12

Efficiency Report
0210712013

87.29%

:
't*

BSMI 2012 Des

Peers: 1

0
Referencet
Potenti al Improveme nts
Potentialimprovement:
Target:
Actual:
Variable
-7.68
7537886
8164921
Aset
0
620514
Ekuitas
620514
-66'12
102159'1
301539
lncome
2324'54
227701.9
9390
Pembiayaan
14.56
1277171
1114804
Operasion
Pendapatan
PeerContributions
Contribution:
Variable:
Peer:
100
Aset
BSMI2010Des
100
Ekuitas
BSM|2010
Des
100
BSM|2010
Des
Income
100
BSM|2010Des
Pembiayaan
100
BSM|2010Des
Operasion
Pendapatan
Input / Output Contributions
InpuUOutput:
Variable:
Gontribution:
InPut
0
Aset
InPut
100
Ekuitas
InPut
Income
0
Output
Pembiayaan
0
OutPut
Pendapatan
100
Operasion
Peer References
Unit:
BSMI2010Des
Page12 oI 12
www.banxia.com

You might also like