Professional Documents
Culture Documents
1. Pengertian
Autisme adalah gangguan perkembangan pervasif pada anak yang ditandai
dengan adanya gangguan dan keterlambatan dalam bidang kognitif, bahasa,
perilaku, komunikasi dan interaksi sosial. Autism hingga saat ini masih belum
jelas penyebabnya. Dari berbagai penelitian klinis hingga saat ini masih belum
terungkap dengan pasti penyebab autisme. Secara ilmiah telah dibuktikan bahwa
Autisme adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh muktifaktorial
dengan
Autisme infatil adalah salah satu kelainan psikosis (istilah umu yang dipakai
untuk menjelasakan suatu perilaku aneh dan tak dapat diprediksi berlanjut) yang
berarti penarikan diri dan kehilangan kontak dengan realitas atau orang lain yang
terjadi pada masa usia anak-anak (M.Sacharin, 1993).
3)
Autisme adalah ketidakmampuan anak untuk mengerti perilaku, apa yang mereka
lihat, dengan yang mengakibatkan masalah yang cukup berat dalam hubungan
sosialnya.
4)
5)
6)
Childhood autisme yaitu kelainan pertumbuhan anak sejak lahir sampai usia 3
tahun.
2)
Atypical autisme yaitu kelainan pertumbuhan pada anak sesudah usia 3 tahun.
3)
4)
5)
6)
Asperges Syndrom.
7)
2. Etiologi
Penyebab kelainan ini masih belum diketahui secara pasti dan masih dalam tahap
penelitian, tetapi dalam beberapa asumsi menyatakan bahwa penyebab dan faktor
pencetus autisme dapat berasal, dari (Dr. Melly Budhiman, 2002) :
a. Lingkungan yang terpapar oleh organisme atau bahan beracun seperti virus,
jamur, rubella, herpes toxoplasma dalam vaksin imunisasi MMR (Mums, Measles,
Rubella), zat aditif yaitu MSG, pewarna, ethil mercury (Thimerosal) dalam
pengawetmakanan, serta beberapa logam berat seperti Arsen (As), Cadmium (Cd),
Raksa (Hg), Timbal (Pb), alergi berat, obat-obatan, jamu peluntur, muntah hebat,
perdarahan berat.
b.
Adanya gangguan pencernaan dan radang dinding usus karena alergi sehingga
terjadi ketidak sempurnaan pencernaan kasein dan gluten.
c.
Kelainan otak organik, hal ini dimungkinkan karena adanya kelainan SSP yaitu
jumlah serat Purkinje Cerebellum yang diikuti oleh dampak menurunnya jumlah
serotonin sehingga jumlah rangsang informasi antar otak menurun. Pada struktur
sistem limbik otak yang mengatur emosi juga mengalami kelainan.
d. Faktor genesis atau keturunan (yang diperkirakan menjadi penyebab utama) dan
kelainan gen yang dapat menyebabkan gangguan proses sekresi logam berat dari
tubuh yang dapat berdampak pada keracunan otak. Hal ini dapat menjadi pencetus
autisme jika ada faktor pemicu lain yang ikut berperan.
a.
Faktor pemicu lain yang berperan dalam timbulnya gejala Autisme adalah :
Kelainan Otak Organik
Bagian otak yang mengalami kelainan adalah :
Otak kecil (cerebellum) pada lobus VI dan VII yang bertanggung jawab pada
proses sensoris, daya ingat, berpikir, belajar berbahasa dan proses
atensi
(perhatian). Juga didapatkan jumlah sel purkinje di otak kecil yang sangat sedikit,
sehingga terjadi gangguan keseimbangan serotonin dan dopamin, lalu terjadi
kekacauan impuls di otak.
3)
b. Faktor Genetika
Diperkirakan adanya kelainan kromosom pada anak autisme.
c.
3. Gejala
Perilaku autisme dapat digolongkan dalam 2 jenis :
a. Eksesif (berlebihan) misalnya hiperaktif, tantrum,
menjerit, mengepak, menggigit, mencakar, memukul,
sering terjadi self abuse.
b.
f.
Mengalami kesulitan dalam mengucapkan kata atau kalimat yang sulit dan rumit
(Dyphasia).
g. Sulit menggerakkan kaki dan tangan (Dyskinesia) karena kekakuan otot kaki dan
tangan (Spastic) atau kelemasan ototkaki dan tangan (hipotonic) sehingga tak
mampu untuk mengembangkan kemampun duduk, berdiri dan berjalan secara
mandiri, pada pertumbuhan anak normal didapati kemampuan untuk berdiri
sendiri dan berjalan pada usia 6-18 bulan.
h. Terdapat kegagalan untuk memberikan respon terhadap rangsang nyeri sehingga
anak sering terlihat menyakiti diri sendiri.
i.
Mungkin didapatkan adanya kelainan bentuk jari tangan dan kaki yang nantinya
juga dapat mempengaruhi perkembangan mental, kejiwaan, dan intelektual.
Anak autis dapat menunjukkan pertumbuhan fisik normal hingga sekitar usia 2
tahun setelah itu didapati penurunan kesehatan yang drastic, Kriteria DSM-IV
(Diagnostik dan Stastistikal Manual) autisme ,Harus ada sedikitnya 6 gejala dari
1,2 dan 3
a.
Gangguan kualitatif dalam interaksi sosial yang timbal balik. Minimal 2 gejala :
1) Tak mampu menjalin interaksi sosial yang cukup memadai, kontak mata kurang,
ekspresi muka kurang hidup, gerak gerik kurang tertuju.
2)
Suatu pola yang dipertahankan dan diulang dari perilaku, minat dan kegiatan
1) Pertahankan 1 minat atau lebih dengan cara yang khas dan berlebih.
2)
Kelainan Autis
Ketidakmampuan dalam bersosialisasi dan berkomunikasi. Sampai dengan umur 3
tahun mempunyai daya imajinasi yang tinggi dalam bermain dan mempunyai
perilaku, minat dan aktifitas yang unik (aneh).
Dikategorikan sebagai ketidak mampuan dalam bersosialisasi dan mempunyai
minat dan aktifitas yang terbatas tanpa adanya keterlambatan dalam kemampuan
berbicara. Kecerdasannya berada pada tingkat normal atau diatas normal.
c.
Kelainan Rett
Ketidakmampuan yang semakin hari semakin parah (progresif). Sampai saat ini
diketahui hanya menimpa anak perempuan. Pertumbuhan normal lalu diikuti
dengan kehilangan keahlian yang sebelumnya telah dikuasai dengan baikkhususnya kehilangan kemampuan menggunakan tangan yang kemudian berganti
menjadi pergerakan tangan yang berulang ulang dimulai pada umur 1 hingga 4
tahun.
f.
Dalam klasifikasi DSM IV tidak ada istilah MSDD. Hanya Gangguan Autistik
untuk yang memenuhi kriteria dan PDD NOS (Pervasive Developmental
Disorders Not Otherwise Specified) untuk yang tidak memenuhi kriteria.
g.
1.
Pola A: Anak tidak mempunyai tujuan dan tidak mengadakan hubungan untuk
sebagian besar waktunya. Mereka menunjukkan kesulitan yang menonjol dalam
perencanaan gerak, sehingga tidak memperlihatkan suatu mimik yang sederhana
sekalipun.
2.
Bahasa
1)
9. Patofisiologi
Diperkirakan bahwa genetik merupakan penyebab
utama dari autisme. Tapi selain itu juga faktor lingkungan
misal terinfeksi oleh bahan beracunyang akan merusak
struktur tubuh. Selain itu bahan-bahan kimia juga dapat
menyebabkan autisme.karena kita ketahui bahwa bila bahan
tersebut masuk dalam tubuh akan merusak pencernaan dan
radang dinding usus karena alergi. Bahan racun masuk
melalui pembuluh darah yang bila tidak segera diatasi bisa
menuju ke otak kemudian bereaksi dengan endhorphin yang
akan mengakibatkan perubahan perilaku.
Anak dengan autisme mengalami gangguan pada
otaknya yang terjadi karena infeksi yang disebabkan oleh
jamur, logam berat, zat aditif, alergi berat,obat-obatan, kasein
dan gluten. Infeksi tersebut terjadi pada saat bayi dalam
kandungan maupun setelah lahir. Kelainan yang dialami anak
autisme terjadi pada otak bagian lobus parietalis, otak kecil
(cerebellum) dan pada bagian sistem limbik. Kelainan ini
menyebabkan anak mengalami gangguan dalam berpikir,
mengingat dan belajar berbahasa serta dalam proses atensi.
Sehingga anak dengan autisme kurang berespon terhadap
berbagai rangsang sensoris dan terjadilah kesulitan dalam
menyimpan informasi baru.
10. Terapi dan Penatalaksanan
Terapi dan stimulasi mana yang diperlukan? Kita kembali kepada
kenyataan bahwa terapi bersifat individual dan harus disesuaikan dengan umur,
fase perkembangan dan gejala yang ditemukan. Tidak ada metode yang 100%
paling baik untuk semua anak. Para terapis yang menggunakan berbagai metode
berlainan harus bekerjasama dengan baik. Bila kasus tidak mengalami kemajuan
dengan satu metode terapi, harus dilakukan terapi kombinasi atau dicari cara
terapi yang lain.
karena tidak bermanfaat atau ada efek samping. Berilah kesempatan kepada
dokter untuk mempelajari terapi alternatif tersebut dan mendiskusikannya dengan
anda.
Akhirnya, khusus dalam bidang autisme tidak ada yang dapat mengklaim
diri sebagai pakar, tidak ada juga yang dapat mengklaim bahwa autisme milik
suatu subspesialisasi tertentu. Kerjasama antara dokter, terapis dan orang tua
sangat penting demi kemajuan anak, jangan saling merasa benar sendiri atau
saling menyalahkan.
Tetapi Menurut Beberapa Sumber Ada Terapi Yang Biasanya Digunakan
Yaitu :
a.
Terapi perilaku misal dengan Tx. Okupasi, Tx. Wicara, sosialisasi dengan
menghilangkan perilaku yang tidak benar.
Terapi perilaku pada anak dengan autisme berguna untuk mengurangi perilaku
yang tidak lazim dan menggantinya dengan perilaku yang bisa diterima oleh
masyarakat.
1) Terapi Okupasi
Terapi okupasi pada anak dengan autisme bertujuan untuk membantu
menguatkan, memperbaiki koordinasi dan ketrampilan ototnya karena kadang
anak autisme juga mempunyai perkembangan motorik yang kurang baik.
2) Terapi Wicara
Speech Therapy merupakan suatu keharusan karena semua penyandang autisme
mempunyai keterlambatan bicara dan kesulitan berbahasa
3) Sosialisasi dengan menghilangkan perilaku yang tidak wajar
Terapi ini dimulai dari kepatuhan dan kontak mata, kemudian diberikan
pengenalan konsep atau kognitif melalui bahasa reseptif dan ekspresif. Setelah itu
barulah anak dapat diajarkan hal-hal yang bersangkutan dengan tata krama.
b. Terapi Biomedik
Obat-obatan untuk autisme sifatnya sangat individual dan perlu berhati-hati,
sebaiknya dosis dan jenisnya diserahkan kepada dokter spesialis yang memahami
autisme.
Jenis obat, food suplement dan vitamin yang sering dipakai saat ini untuk anak
autisme adalah risperidone (Risperdal), ritalin, baloperidol, pyridoksin (vit. B6),
DMG (vit. B15), TMG, magnesium, omega-3 dan omega- 6.
c.
d. Sekolah Khusus.
Di dalam pendidikan khusus ini biasanya telah diramu terapi perilaku, terapi
wicara dan terapi okupasi dan bila perlu dapat ditambah dengan terapi obatobatan, vitamin dan nutrisi yang memadai.
Pada saat ini masih belum terdapat terapi medis maupun psikologis yang
dianggap efektif dalam proses penyembuhan autis ini. Tujuan umum terapi pada
autis ini menurut Sacharin (1995) ialah untuk membantu mengatasi cacatnya dan
mengembangkan ketrampilan sosialnya. Farmakoterapi pada penderita auits hany
a bermanfaat untuk menangani masalah penyimpangan perilaku ( gelisah, selalu
ribut, dan berusaha untuk melukai diri sendiri)yaitu dengan Tionidazin dan
Klorpromazin.
Keadaan
tidak
bisa
tidur
dapat
diatasi
dengan
Tahapan yang pertama adalah Rehabilitasi dasar, kegiatan ini ditujukan untuk
meningkatkan kemampuan anak untuk menggerakkan tangan dan kaki, berbicara
dan mengenali suara senormal mungkin.
2)
Tahap kedua adalah tahap Rehabilitasi lanjutan atau tahap fungsiologis yang
nantinya diarahkan untuk memulihakan kelemahan yang tak dapat diatasi pada
tahap sebelumnya, berisikan kegiatan pelatihan fisik lanjutan, pelatihan emosi
d. IQ anak
e.
B. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a.
d. Perkembangan mental
2. Diagnosa
Sejauh ini tidak ditemukan tes klinis yang dapat mendiagnosa langsung
autisme. Diagnosa yang paling tepat adalah dengan cara seksama mengamati
perlilaku
anak
dalam
berkomunikasi,
bertingkah
laku
dan
tingkat
3. Implementasi
1.) Tujuan :
Agar anak dapat menghindari benda-benda tajam atau benda-benda yang
membahayakan dirinya.
a.
Dorong anak agar mau bermain dengan teman-temannya sebagai alat untuk
distraksi agar tidak menyendiri
f.
2.) Tujuan :
Anak dapat berkomunikasi dengan verbal sehingga ia dapat melakukan hubungan
sosial engan orang lain.
a.
b. Berikan stimuli untuk mengadakan interaksi dengan lingkungan misal dengan alat
permainan
c.
3.) Tujuan :
Anak mampu mengadakan interaksi sosial dengan lingkungan
a.
Evaluasi
Memantau perilaku anak apakah masih melakukan tindakan yang sekiranya
membahayakan dirinya.
Mengobservasi anak dalam berinteraksi sosial dengan orang lain, apakah anak
sudah merasa senang dan nyaman.
REFERENSI :
Handojo. 2003. Auits. Jakarta : PT. Bhuana Ilmu Populer.
Soetjiningsih.1995. Tumbuh Kembang Anak..Jakarta : EGC
Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI. 1998. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta :
Infomedika.
Ward, N I. Assessment of chemical factors in relation to child hyperactivity. J.Nutr.&
Env.Med. (ABINGDON) 7(4);1997:333-342.
http://www.microsoft.com/isapi/redir/Autismepenelitian.autisme/padaanak/.dll?
prd=ie&pver=6&ar=msnhome
http://www.manajemenqolbu.com/new/isi/autisme/anak.2004.kolom.php?isi_id=303&produk_id=4
http://www.puterakembara.org/milis/journal/autisme5.shtml
htpp://www.allergycenter/allergy Hormone.
htpp://www.allergies/wkm/behaviour.
htpp://www.allergycenter/UCK/allergy.