You are on page 1of 3

Soraya Inayah Fidran

376731/65B
Management Control System
Summary Case of Rendell Company
Landasan Teori :
Prilaku dalam Organisasi
Management Control System mempengaruhi prilaku manusia. Management
Control System yang baik mempengaruhi perilaku sedemikian rupa sehingga
memiliki tujuan yang selaras; artinya tindakan-tindakan individu yang dilakukan
untuk meraih tujuan-tujuan pribadi juga akan membantu untuk mencapai tujuantujuan organisasi.
Sistem proses formal dan informal keduanya sama-sama mempengaruhi prilaku
manusia dalam organisasi; secara konsekuen, mereka mempengaruhi sejauh
mana keselarasan tujuan dapat dicapai. Hal perlu yang diperhatikan oleh para
perancang control system formal adalah aspek-aspek yang berkaitan dengan
proses informal, seperti etos kerja, gaya manajemen, dan budaya yang
melingkupi, karena untuk menjalankan strategi organisasi secara efektif
mekanisme formal harus berjalan seiring dengan mekanisme informal.
External Factors
Faktor-faktor eksternal adalah norma-norma mengenai perilaku yang diharapkan
didalam masyarakat, dimana organisasi menjadi bagiannya. Norma-norma ini
mencakup sikap, yang secara kolektif sering juga disebut sebagai etos kerja,
yang diwujudkan melalui loyalitas pegawai terhadap organisasi, keuletan,
semangat dan juga kebanggaan yang dimiliki oleh pegawai dalam menjalankan
tugas.
Internal Factors
Budaya : Faktor internal yang terpenting adalah budaya di dalam organisasi itu
sendiri, yang meliputi keyakinan bersama, nilai-nilai hidup yang dianut, normanorma perilaku serta asumsi-asumsi yang secara implicit diterima dan yang
secara ekspisit dimanifestasikan di seluruh jajaran organisasi.
Gaya Managemen : Faktor internal yang barangkali memiliki dampak yang paling
kuat terhadap pengendalian manajemen adalah gaya manajemen. Biasanya,
sikap-sikap bawahan mencerminkan apa yang mereka anggap sebagai sikap
atasan mereka, dan sikap para atasan itu pada akhirnya berpijak pada apa yang
menjadi sikap CEO.
Organisasi Informal : Garis-garis dalam bagan organisasi menggambarkan
hubungan-hubungan formal, yaitu pemegang saham otoritas resmi dan
tanggung jawab dari setiap manajemen.
Persepsi dan Komunikasi : Dalam upaya meraih tujuan-tujuan organisasi, para
manajer harus mengetahui tujuan dan tindakan-tindakan yang harus diambil
untuk mencapainya.
Fungsi Kontroler

Orang yang bertanggung jawab dalam merancang dan mengoperasikan system


pengendalian manajemen disebut sebagai kontroler. Kontroler biasanya
menjalankan fungsi-fungsi sebagai berikut :
1.

Merancang dan mengoperasikan informasi serta system pengendalian

2.
Menyiapkan pernyataan keuangan dan laporan keuangan kepada para
pemegang saham dan pihak-pihak eksternal lainnya
3.
Menyiapkan dan menganalisis laporan kinerja, menginterpretasikan laporalaporan ini untuk para manajer, menganalisi program dan proposal-proposal
anggaran dari berbagai segmen perusahaan serta mengkonsolidasikannna ke
dalam anggaran tahunan secara keseluruhan.
4.
Melakukan supervise audit internal dan mencatat prosedur-prosedur
pengendalian untuk menjamin validitas informasi, menetapkan pengaman yang
memasai terhadap pencurian dan kecurangan serta menjalankan audit
operasional.
Kasus : Rendell Company
Latar Belakang Masalah
Kevin Bevins, controller dari Rendell Company menilai bahwa adanya
kesulitan yang meningkat ketika perusahaan mulai memperkenalkan teknikteknik pengendalian yang modern. Bevins berfikir hubungan yang ada antara
dirinya dan para controller divisi tidak terlalu dekat sehingga dia tidak dapat
memacu perkembangan dan menggunakan teknik teknik baru secepat yang
diinginkan. Kemudian loyalitas kontroler divisi diberikan kepada manajer divisi
sehingga kontroler divisi bersikap kurang transparan kepada Bevins, misalnya
saja anggaran pengeluaran divisi yang ditutup tutupi. Oleh karena itu, Bevins
ingin mengubah peran controller Rendell mencontoh peran kontroler di
perusahaan Martex.
Saran
Perusahaan Rendell tidak perlu mengikuti konsep yang diterapkan Matrex secara
menyeluruh. Rendell tetap dapat mempertahankan struktur organisasi saat ini
dengan menerapkan sistem kontrol tambahan untuk mengatasi permasalahan
budget. Sistem kontrol tersebut adalah :
1. Menerapkan sistem akuntansi terpusat.
Kita tidak bisa memaksa departemen atau divisi untuk merubah sistem
akuntansi mereka karena Ini akan memakan waktu banyak dan mungkin berbeda
dengan kebutuhan divisi serta hal ini akan menyebabkan konflik dan tidak
efisien. Akan lebih baik jika mengembangkan sistem akuntansi perusahaan dan
membuat divisinya untuk menyerahkan data dan informasi mereka. Akan ada
kesalahan, tetapi perusahaan tersebut akan hidup dengan itu.
2. Tetapkan target atau standar.
Membandingkan biaya saat ini dengan standar industri dan perusahaan untuk
mengurangi kegemukan budget. Selain pembandingan ini, variabel kritis atau
kunci dapat dicermati lebih sering untuk mencapai kontrol yang lebih baik dari
sistem.
3. Menetapkan sistem insentif seperti yang dilakukan Martex.

Pengontrol Perusahaan seharusnya lebih terlibat secara aktif dalam anggaran


Sistem pengontrol anggaran diatas dapat ditingkatkan atau dibentuk lebih baik
lagi.
4. Menciptakan hubungan baik antara kontroler dan kontroler divisi.
Antara kontroler dan kontroler divisi diperlukan adanya kesinambungan
informasi. Apabila saat ini kontroler divisi hanya memberikan informasi yang
menyeluruh kepada manajer divisi saja, kontroler perlu menyampaikan informasi
yang seimbang kepada kontroler agar tidak terjadi prasangka sehingga
perusahaan tetap berjalan dengan baik.

You might also like