You are on page 1of 4

KKN PPM UGM KLUSTER MEDIKA

Dasar Dasar Posyandu

MODUL PELATIHAN KADER POSYANDU


Ohoi Letvuan
Tujuan
Pelatihan kader posyandu ini bertujuan untuk meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan kader posyandu dalam
melakukan pelayanan kesehatan dasar di masyarakat.
Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Pelatihan dilakukan setiap Hari Kamis pukul 20.00-21.00 WIT
di Ohoi Letvuan
Jadwal Kegiatan
30 Juli
6 Agustus

: Dasar-Dasar Posyandu
: Tumbuh Kembang Bayi dan Balita

13 Agustus : Gizi Seimbang dan Pola Hidup Bersih dan Sehat


20 Agustus : Pengendalian Penyakit Infeksi

A. Definisi Posyandu
Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan.
Bersumberdaya
Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan
diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat
dalam
penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna
memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan
kepada
masyarakat
dalam memperoleh pelayanan
kesehatan dasar, terutama untuk mempercepat penurunan
angka kematian ibu dan bayi.
B. Tujuan Posyandu
1. Tujuan Umum
Menunjang percepatan penurunan Angka Kematian Ibu
(AKI), Angka Kematian Bayi (AKB), dan Angka Kematian
Balita
(AKBA)
di
Indonesia
melalui
upaya
pemberdayaan masyarakat.
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatnya
peran
masyarakat
dalam
penyelenggaraan upaya kesehatan dasar, terutama
yang berkaitan dengan penurunan AKI, AKB, dan
AKBA.
b. Meningkatnya
peran
lintas
sektor
dalam
penyelenggaraan Posyandu, terutama berkaitan
dengan penurunan AKI, AKB dan AKBA.
c. Meningkatnya cakupan dan jangkauan pelayanan
kesehatan dasar, terutama yang berkaitan dengan
penurunan AKI, AKB, dan AKBA.
C. Sasaran Posyandu
Sasaran utama POsyandu adalah seluruh masyarakat,
utamanya :
1) BAyi. (0-11 bulan)
2) Anak balita (12-59 bulan)
3) Ibu hamil dan menyusui

KKN PPM UGM KLUSTER MEDIKA


4) Pasangan usia subur (PUS) dan wanita usia subur
(WUS)

D. Fungsi Posyandu
1. Sebagai wadah pemberdayaan masyarakat dalam
alih informasi dan keterampilan dari petugas
kepada masyarakat dan antar-sesama masyarakat
dalam rangka mempercepat penurunan AKI, AKB,
dan AKBA.
2. Sebagai wadah untuk mendekatkan pelayanan
kesehatan
dasar,
terutama
berkaitan
dengan
penurunan AKI, AKB, dan AKBA.
E. Kegiatan Posyandu
1. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
- Pelayanan untuk ibu hamil
- Pelayanan ibu nifas dan menyusui
2. Bayi dan Anak Balita
- Penimbangan berat badan secara teratur setiap bulan
- Penyuluhan dan konseling
- Pemeriksaan kesehatan, pemantauan perkembangan
balita.
3. Keluarga Berencana
4. Imunisasi
5. Gizi
Penimbangan
berat badan, deteksi dini gangguan
pertumbuhan,
penyuluhan
dan
konseling
gizi,
pemberian makanan tambahan (PMT) lokal, pemberian
kapsul vitamin A dan tablet Fe
6. Pencegahan dan Penanggulangan Diare
Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan
pemberian oralit

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN BAYI DAN BALITA


Pertumbuhan dan perkembangan bayi dimulali sejak di dalam
kandungan :
-

Minggu 3 : pembentukan jantung dan sistem syaraf


pusat
- Minggu 4 dan 5 : pembetukan mata, tungkai, lengan,
pembentukan jantung masih berlanjut
- Minggu 6 : pembentukan telinga dan gigi
- Minggu 7 : pembentukan langit langit mulut
- Minggu 8 : pembentukan telinga
- Minggu 9 -16 : pembentukan otak
Periode terpenting dalam pertumbunhan janin terjadi pada
minggu 1-16. Pada minggu-minggu ini ibu harus tanggap
dan rajin memeriksakan kandungannya untuk memantau
perkembangan kandungannya. Dari Puskesmas atau bidan
tempat pemeriksaan kandungan biasanya akan diberikan
suplemen vitamin B9 pada minggu awal kehamilan untuk
pembentukan organ-organ janin.
Perkembangan Bayi
a. Usia 0 12 bulan
Merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan
paling pesat. Gizi yang cukup sangat berpengaruh untuk
pertumbuhan dan perkembangan yang optimal dan
menjaga kesehatan bayi. Oleh karena itu, pada usia ini
penting untuk mengetahui ada tidaknya risiko
kekurangan gizi sehingga dapat segera dilakukan
tindakan.
Penambahan berat badan :
Berat lahir normal : 2,7 kg 4 kg

KKN PPM UGM KLUSTER MEDIKA


0 4 bulan
: bertambah kg/bulan
5 8 bulan
: 1/2 kg/bulan
9 12 bulan : kg/bulan
Usia 4-5 bulan : berat badan bayi 2x berat lahir
Usia 10-12 bulan : berat badan bayi 3x berat lahir

Rumus Berat Badan Normal


(Umur dalam bulan : 2) + 4 = kg
(Umur dalam tahun x2) + 8 = kg
Saat bayi lahir, berat badannya akan turun, namun akan naik
lagi lagi pada hari ke 7-10

GIZI BAYI DAN BALITA


Proses pemberian ASI setelah ibu melahirkan sangat
mempengaruhi keberhasilan ASI eksklusif. ASI eksklusif
adalah proses pemberian ASI selama 6 bulan tanpa diberikan
makanan lain termasuk susu formula. Proses inisiasi
menyusui dini tepat setelah bayi lahir sangat mempengaruhi
keberhasilan ASI eksklusif. Bayi yang baru saja lahir bisa
bertahan hingga 3 hari tanpa diberi makanan apapun.
Sehingga jangan terburu-buru memberikan susu formula saat
ASI belum keluar. Dengan demikian diharapkan ASI eksklusif
dapat berjalan baik.
Tahapan pemberian makanan pada bayi :
1) Usia 0-6 bulan : bayi hanya diberikan ASI saja, lebih
sering lebih baik karena ASI banyak mengandung zatzat untuk kekebalan tumbuh dan sangat baik untuk
pertumbuhan otak bayi
2) Usia 6-9 bulan : bayi diberi ASI dan makanan
pendamping pada usia 6 bulan, karena alat cerna
sudah berfungsi dengan baik. Makanan yang
diberikan : bubur tepung beras, bubur encer, pisang
lumat, papaya lumat

3) Usia 9-12 bulan : bayi diberikan makanan lunak seperti


nasi yang dihaluskan, kentang tumbuk. Usia 10 bulan
dapat mulai diperkenalkan dengan makanan kelurga
namun jangan diberikan makanan dengan bumbu
terlalu tajam.
4) Usia 12-24 bulan : saat usia 12 bulan dapat mulai
makan bersamaan dengan keluarga. Diberikan makan
lengkap sekurang-kurangnya 3x sehari dengan porsi
setengah makan dan tetap diberikan makanan selingan
2-3x sehari.
Skrinning Gizi Kurang dan Gizi Buruk
Gizi buruk : keadaan seseorang yang kekurangan zat
gizi yang banyak ditemukan pada balita.
Gizi buruk disebabkan karena kekurangan protein
(Kwashiorkor),
kekurangan
energi
(Marasmus),
kekurangan energi dan protein (Marasmik kwashiorkor)
Gejala gizi buruk
1. Kekurangan energi (marasmus) :
-anak tampak sangat kurus,
-wajah seperti orang tua, perut cekung, kulit menjadi
keriput,
-cengeng dan rewel,
-setelah mendapat makan anak masih terasa lapar,
sering terkena penyakit infeksi,
-diare berkepanjangan atau susah buang air besar
2. Kekurangan protein (kwashiorkor) :
- terjadi pembengkakan umumnya di seluruh tubuh,
- wajah bulat, mata sayu, rewel
- rambut tipis kemerahan seperti rambut jagung dan
mudah rontok dan mudah dicabut tanpa rasa sakit,
- apabila kulit/badan ditekan sulit kembali seperti
semula,
- disertai penyakit infeksi, anemia, diare
3. Kekurangan energi dan protein (marasmikkwashiorkor)

KKN PPM UGM KLUSTER MEDIKA


Gabungan dari gejala kekurangan energy dan
protein
Terjadi pembengkakan tetapi tidak mencolok

You might also like