Professional Documents
Culture Documents
Adisyahputra
Metabolisme merupakan proses kimia yang terjadi di dalam sel,
dengan ribuan reaksi biokimia terkendali secara enzimatis. Secara
umum metabolisme terdiri atas dua macam proses:
KATABOLISME adalah proses pemecahan makromolekul organik
menjadi bentuk sederhana disertai pembebasan sejumlah energi.
ANABOLISME adalah proses pembentukan atau sintesa makromolekul
organik dari unit-unit pembangun (building block) dengan bantuan
energi fisiologi (ATP) dan pereduksi organik (NADH atau NADPH).
Contoh katabolisme adalah pemecahan glukosa dalam reaksi respirasi
C6H12O6 + 6 O2
6 CO2 + 6 H2O
pembentukan
glukosa
pada
Katalisator
Tanpa katalisator
Pt koloidal
11 700
Katalase dari hati
5 500
Inversi sukrosa
26 000
H+
Invertase dari khamis
11 500
Hidrolisa kasein
20 600
HCl
Trypsin
12 000
H+
Hidrolisa etilbutirat
13 200
ES
E :
S :
ES:
P :
enzim
substrat
ikatan sementara enzim substrat
hasil akhir atau produk
1.
Nomenklatur enzim
Pemberian nama enzim pada umumnya didasarkan atas nama
substrat yang dikatalitis atau daya katalisa suatu enzim dengan
penambahan akhiran ase.
Oleh The International Union of
Biochemistry
(1961),
berdasarkan
daya
katalitisnya,
enzim
dikelompokkan menjadi enam kelompok, yaitu:
2. Oksidoreduktase yaitu enzim yang mengkatalitis reaksi oksidasireduksi
3. Transferase yaitu enzim yang mengkatalitis reaksi pemindahan
gugus-gugus tertentu
4. Hidrolase yaitu enzim yang mengkatalitis reaksi hidrolisa
5. Lyase (liase) yaitu enzim yang mengkatalitis reaksi pengambilan
gugus yang menghasilkan ikatan rangkap atau penambahan gugus
pada ikatan rangkap
6. Isomerase yaitu enzim yang mengkatalitis reaksi isomerasi
7. Ligase atau sintetase yaitu enzim yang mengkatalitis reaksi
penggabungan dua molekul, biasanya disertai dengan pemecahan
nukleotida trifosfat (misalnya ATP) tau senyawa lain yang sejenis
8.
11.
12.
C6H12O6 +
6O2. Reaksi yang sesungguhnya terdiri atas dua
tahapan. Tahapan pertama reaksi penangkapan energi cahaya
(foton) oleh klorofil atau pigmen lain yang dimiliki tumbuhan, yang
disebut reaksi terang. Pada fase ini energi foton dengan mekanisme
fotofosforilasi akan diubah menjadi ATP dan NADPH2 dalam suatu
rangkaian reaksi enzimatis (rangkaian skema Z). Tahapan kedua
adalah fiksasi CO2 melalui suatu rangkaian reaksi kimia yang disebut
siklus Calvin dengan bantuan ATP dan NADPH 2. Hasil reaksi terang
akan diubah menjadi C6H12O6 (glukosa). Tahapan kedua ini disebut juga
sebagai reaksi gelap.
1. Reaksi terang
Klorofil bukan satu-satunya pigmen yang mampu menangkap
energi foton. Klorofil hanya mampu menangkap energi foton untuk
kisaran spectrum cahaya biru, ungu, dan merah. Sedangkan pigmen
lain seperti karotenoid (kuning, merah, dan ungu) dan fikobilin (biru
dan merah) akan menyerap energi foton sesuai spectrum warnanya.
Namun karena pigmen bukan klorofil , maka pigmen tidak
memanfaatkan energi foton tersebut untuk proses fotosintesis. Energi
yang ditangkap akan diserahkan ke klorofil melalui mekanisme yang
disebut resonansi induktif. Pada proses ini klorofil berperan sebagai
pusat reaksi dan yang dapat berperan sebagai pusat reaksi hanyalah
klorofil a.
Himpunan energi dari proses resonansi indukti akan digunakan
untuk memecahkan molekul air menjadi H2 dan O2 (fotolisis).
Fotolisis ini terjadi pada pusat reaksi yang disebut fotosistem II (PS II
atau P 680). Pada pusat reaksi ini juga, elektron pada atom H akan
tereksitasi dari orbitnya masuk kerangkaian skema Z. Diodalam
perjalanannya elektron berenergi tinggi imi akan melepas energi yang
dimilikinya untuk reaksi pembentukkan ATP dari ADP dan P an-organik.
Diakhir perjalanannya electron tersbut akan ditangkap oleh suatu
akseptor hydrogen NADP, sehingga terbentuk NADPH2.
12ATP
12PGAL
DHAP
fruktosa 6 fosfat
Pi
UDP
C-4, CO2 difiksasi oleh PEP disekitar stomata dan mesofil. Asam
oksaloasetat yang dihasilkan selanjutnya diubah menjadi asam malat
dan ditransportasikan ke berkas pembuluh angkut (bundlesheat). Di
pembuluh angkut asam malat didekarboksilasi menjadi CO2 dan
asam piruvat. Asam piruvat dikeluarkan kembali dari berkas pembuluh
angkut dan ditransportasikan kembali ke stomata. CO 2 yang bebas
akan difiksasi RuBP (masuk ke siklus Calvin) selanjutnya akan
membentuk glukosa. Dengan demikian system fotosintesis C-4 lebih
efisien dibandingkan dengan system C-3. Contoh tumbuhan dengan
fotosintesis system C-4 adalah tebu, jagung, bayam, dan sebagainya.
Tanaman yang tumbuh dilingkungan ekstrim panas dan kering
(gurun) atau pada tempat yang tidak memiliki akses air (misalnya di
batang pohon) mengembangkan system fotosintesis yang lebih maju
lagi. Untuk menghindari penguapan pada siang hari yang panas dan
kering, tanaman menutup stomata pada siang hari sehingga tidak ada
fiksasi CO2. Fiksasi dilakukan pada malam hari, sehingga terjadi
akumulasi asam malat di jaringan daun. Karena fenomena demikian
system fotosintesis ini dinamakan system metabolisme asam
krasulasean (Crassulacean acyd metabolism = CAM). Disebut
demikian karena system ini pertama kali ditemukan pada tanaman
crassulaceae (jenis kaktus).
RESPIRASI
Respirasi adalah proses katabolisme yang merupakan
pemecahan senyawa organic (umumnya) menjadi senyawa yang lebih
sederhana dan dihasilkan sejumlah energi. Seperti yang sudah
diungkapkan sebelumnya, proses respirasi juga berlangsung dalam
beberapa tahapan reaksi biokimia terkendali. Karena berlangsung
dalam beberapa tahapan, maka pembebasan energi juga berlangsung
secara bertahap. Seperti proses fisik lainnya, proses pembongkaran
energi dalam respirasi juga sangat dipengaruhi hokum termodinamika.
Meskipun tahapan reaksi biokimia memiliki efisiensi yang cukup tinggi,
tetap ada sejumlah energi yang terlepas ke lingkungan dalam bentuk
panas, dan bentuk ini tidak dapat dimanfaatkan tubuh untuk aktivitas
kehidupan.
Selanjutnya akan dibahas tentang proses respirasi yang
memanfaatkan glukosa sebagai substrat. Proses pemecahan glukosa
sampai menjadi CO2 dan H2O secara sempurna dan menghasilkan
sejumlah energi harus melalui tahap berikut:
1. Proses glikolisis
Glukosa adalah suatu molekul yang stabil. Untuk dapat
memecahkannya maka molekul tersebut harus dibuat tidak stabil
(mencapai kondisi steady statenya) dengan penambahan ATP. Glukosa
akan berubah menjadi glukosa-6-fosfat. Glukosa-6-fosfat selanjutnya
mengalami isomerasi mejadi fruktosa-6-fosfat. Fruktosa-6-fosfat
selanjutnya akan bereaksi kembali dengan ATP membentuk fruktosa
1,6 difosfat, dan bentuk ini tidak stabil sehingga mudah pecah
menjadi dihidroksiaseton fosfat dan 3-fosfo gliseral-dehida.
Selanjutnya kedua senywa tersebut melalui beberapa tahapan reaksi
biokimia akan berubah menjadi asam piruvat dan menghasilkan 2
NADH dan 4 ATP.
METABOLISME LEMAK
Di dalam tubuh, senyawa karbon berperan penting sebagai
penyedia energi dan karena tubuh memiliki efisiensi dalam
penggunaan energi, maka kelebihan makanan ( terutama senyawa