You are on page 1of 9

A.

KONSEP PENYAKIT
A.DISATRIA
1.PENGERTIAN
Disartria adalah gangguan bicara yang diakibatkan cidera neuromuscular, gangguan bicara
ini diakibatkan luka pada system saraf, yang pada gilirannya mempengaruhi bekerja baiknya
satu atau beberapa otot yang diperlukan untuk berbicara. (Rheni DharmaPerwira,2000.5.)
Disartria adalah gangguan artikulasi yang disebabkan oleh kerusakan sistem saraf pusat yang
secara langsung mengontrol aktivitas otot-otot yang berperan dalam proses artikulasi dalam
pembentukansuarapengucapan.
Disartria adalah suatu jenis kelainan bicara khususnya pada kelainan artikulasi yang
berdampak pada kejelasan produksi bunyi bicara, pada umumnya dikarenakan adanya
gangguan atau kelainan pada susunan saraf pusat, dan biasanya berdampak pula pada
gerakan -gerakan motorik ( motorik kasar ataupun halus ) sesuai dengan tingkat atau derajat
keparahan/kerusakan yang terjadi.
2.ETIOLOGI
Disartia

dapat

disebabkan

oleh

beberapa

faktor

antara

lain

1. Disartria dapat juga disebabkan oleh penyakit serebellum, karena kehilangan koordinasi yang
menyebabkan bicara pelo dan sering berbicara eksplosif, atau bicaranya dengan kalimat
kalimat

terpenggal

penggal

yang

disebut

scanning

speech.

2. Kerusakan otak (Kelainan neuromuscular, Kelainan sensorimotor, Palsi serebral, Kelainan


persepsi)
3. Gangguan Peredaran Darah Otak (GPDO) (Cerebrovascular accident (CVA) ) (stroke) Karena
trombosis,

emboli

atau

pendarahan,

saluran

darah

ke

sebagian

otak

terhambat.

4. Gangguan Biokimia
Pembuatan neurotransmitor tidak cukup atau neutransmitor terlalu cepat dihanyutkan sehingga
penyampaian rangsangan terganggu. Penyakit Myasthenia gravis misalnya diakibatkan

diakibatkan kurangnya asetikolin sehingga otot-otot cepat capai. Penyakit Parkinson disebabkan
kekurangan produksi dopamine.
5. Trauma Karena jatuh, pukulan atau luka sebagian dari sistem saraf rusak.
6. Neoplasma (tumor) ,Sebuah tumor ini membuat tekanan pada sebagian sistem saraf.
7. Keracunan, dapat disebabkan racun alkohol (penyakit Korsakow) atau obat.
8. Radang di otak (ensefalitis), di saraf (neuritis) atau di otot (miositis).
9. Sistem saraf diserang virus (misalnya poliomyelitis) atau prion (penyakit Creutzfeldt-Jacob)
10. Degenerasi progresif
Semakin banyak bagian sistem saraf terkena. Penyebab bisa keturunan, seperti misalnya
distrofia otot keturunan, penyakit Huntington atau penyakit Wilson. Pada penyakit Wilson
terdapat kekurangan putih telur pengikat tembaga, yang mengakibatkan tembaga terendap di
striatum dan di hati. Pada penyakit Multiple Sclerose, oleh karena reaksi oto-imun, terjadi
peningkatan demielinisasi (pemecahan lapis pelindung mielin akson).
11. Kelainan Kongenital
Sejak kelahiran sedah terdapat kerusakan di sistem saraf sentral, yang menyebabkan bicara tidak
berkembang dengan baik. (Reni Dharma Perwira-Prins, 2000. 13.)
12. Faktor Lingkungan
a. Sosial Ekonomi Rendah
Seseorang dengan keluarga social ekonmi rendah akan mengalami keterlambatan dalam
berbahasa karena fasilitas berbahasa dan pendidikan yang rendah pula dari orang tua.
b. Faktor Psikososial
Antara lain, stimulasi motivasi belajar, kualitas interaksi anak dan orang tua.
c. Faktor Keluarga dan Adat Iatiadat
Antara lain, pekerjaan keluarga, pendidikan, jumlah saudara, jenis kelamin, stabilitas rumah
tangga, kepribadian orang tua, adat istiadat.

3.MANIFESTASI KLINIS
Cara berbicara yang lemah dan gemetar

Lidah sukar dikeluarkan dan umumnya kaku untuk digerakan


Otot otot bicara terganggu

4.PATOFISIOLOGI
Korteks serebri yang terdapat pada otak besar (serebrum)terdapat area yang dikenal
dengan area brodman sebagai area bicara broca.dimana area ini bertanggung jawab atas
pelaksanaanmotorik bicara.apabila lesi terjadi pada hemisfer dominan , maka kerusakan pada
area ini akan menyebabkan kesulitan dalam artikulasi pada waktu bicara, sehingga otot wicara
susah untuk digerakan .
Disartria Artikulasi atau berbicara harus dibedakan dari fungsi berbahaya yang lebih
tinggi dan gangguan-gangguannya disfasia. Artikulasi normal tergantung dari , koordinasi
laring, faring, lidah, bibir, dan respirasi oleh jaras kortikobulbar, bulbar, serebelar, dan
ekstrapiramidal.
Selain menilai percakapan pasien, harus dilakukan tes mengulang frase-frase yang agak sulit
(Inggris:

baby

hippopotamus,

West

Register

Street,

British

Constitution).

Lesi pada bagian spesifik yang mengontrol jaras saraf dapat menyebabkan abnormalitas yang
khasseperti:

Paralisis

palatum

bicara

sengau

(seperti

bicara

lewat

hidung),

Lesi serebelum bicara tidak jelas, dengan pola stakato atau skrining ireguler,

Lesi ekstrapiramidal bicara dengan nada monoton dan lemah,Kerusakan kortikobul


barbilateral

Wicara

lambat,menggerutu,spastik.lingkungan,kerusakan,emosi:

dari poin di atas akan menyebabkan gangguan bicara,gangguan bicara akan menyebabkan
1. keluarga : cemas,kurang pengetahuan,koping keluarga tdk efektif.
2. hubungan sosial : gangguan komunikasi verbal,gangguan bermain, isos,interaksi sosial.
3. perkembangan akan menjadi intelegensia sehingga produktifitas akam menurun dan
menyebabkan resiko ketergantungan
5.TANDA DAN GEJALA

Karakteristik Disatria:
a. Ketidaktepatan artikulasi
b. Kekacauan wicara
c. Kekacauan fonem
d. Durasi vokal yang pendek
e. Perpanjangan pada fonem
f. Rata-rata bicara yang lambat
g. Cepat atau tersentak-tersentak
h. Ketidaktepatan penjedahan
i. Tidak dapat dipahami
j. Artikulasi buruk/tidak jelas
k. Susunan kata tidak tepat
l. Artikulasi lebih sedikit pada konteks bicara dibandingkan pada satu kata
m. Alat artikulasi yang kurang kuat dan kurang terkontrol
n. Satu nada, nada dan kenyaringan sering tidak terkontrol dan tidak jelas
o. Suara parau, kasar/keras, breathiness, dan hipernasalitas
p. Kehilangan pendengaran
q. Masalah pertumbuhan

6.KOMPLIKASI
Disartria tidak memiliki komplikasi, melainkan disartria merupakan komplikasi dari beberapa
penyakit syaraf, diantaranya ; stroke, myasthenia gravis, parkinson.
7.PEMERIKSAAN PENUNJANG
1.BERA(BrainstemEvokedResponseAudiometry)
merupakan cara pengukuran evoked potensial (aktivitas listrik yang dihasilkan saraf VIII,
pusat-pusat neural dan traktus di dalam batang otak) sebagai respon terhadap stimulus
auditorik.
2.Pemeriksaanaudiometric
Pemeriksaan audiometri diindikasikan untuk anak-anak yang sangat kecil dan untuk anak-

anak yang ketajaman pendengarannya tampak terganggu. Ada 4 kategori pengukuran dengan
audiometri:
a. Audiometri tingkah laku, merupakan pemeriksaan pada anak yang dilakukan dengan
melihat respon dari anak jika diberi stimulus bunyi. Respon yang diberikan dapat berupa
menoleh ke arah sumber bunyi atau mencari sumber bunyi. Pemeriksaan dilakukan di ruangan
yang tenang atau kedap suara dan menggunakan mainan yang berfrekuensi tinggi. Penilaian
dilakukan

terhadap

respon

yang

diperlihatkan

anak.

b. Audiometri bermain, merupakan pemeriksaan pada anak yang dilakukan sambil bermain,
misalnya anak diajarkan untuk meletakkan suatu objek pada tempat tertentu bila dia
mendengar bunyi. Dapat dimulai pada usia 34 tahun bila anak cukup kooperatif.
c. Audiometri bicara. Pada tes ini dipakai kata-kata yang sudah disusun dalam silabus dalam
daftar yang disebut : phonetically balance word LBT (PB List). Anak diminta untuk
mengulangi kata-kata yang didengar melalui kaset tape recorder. Pada tes ini dilihat apakah
anak dapat membedakan bunyi s, r, n, c, h, ch. Guna pemeriksaan ini adalah untuk menilai
kemampuan anak dalam pembicaraan seharihari dan untuk menilai pemberian alat bantu
dengar(hearingaid).
d.Audiometri

objektif,

biasanya

memerlukan

teknologi

khusus.

3.CTscankepala
untuk mengetahui struktur jaringan otak, sehingga didapatkan gambaran area otak yang
abnormal.
4.Timpanometri
digunakan untuk mengukur kelenturan membrana timpani dan system osikular. Selain tes
audiometri, bisa juga digunakan tes intelegensi. Paling dikenal yaitu skala Wechsler, yang
menyajikan 3 skor intelegen, yaitu IQ verbal, IQ performance, dan IQ gabungan
5.EEG
6. EMG

8. PENATALAKSANAAN MEDIS

1.Latihanbicaradenganbaik.
2. Pada anak dapat dilakukan Logopedi (terapi bicara)

B.KONSEP ASKEP

1.pengkajian
a.biodata
Identitas Klien
Nama

Umur

Jenis Kelamin

Status Perkawinan

Agama

Suku/bangsa

Pendidikan

Pekerjaan

Pendapatan

Alamat

Identitas penanggung
Nama

Umur

Jenis Kelamin

Status Perkawinan

Agama

Suku/bangsa

Pendidikan

Pekerjaan

Pendapatan

Hub. Dengan Klien

Alamat

b.Riwayat Penyakit sekarang

Keluhan utama : kekakuan berbicara


Riwyat Keluhan utama:
P
: kekakuan berbicara
Q
:R
: mulut bagian dalam
S
:T
: Pada Saat beraktivitas

c.pemeriksaan fisik

Integritas ego:
Gejala :
- sulit untuk mengekspresikan diri nya
- Kecemasan keluarga
Tanda:
-Perasaan malu

Neuro sensiri
Gejala:- sulit untuk mengungkapkan kata - kata
Tanda:

- lidah sulit dikeluarkan dan kaku untuk digerakan


-Cara bicara yang lemah dan gemetar

Interaksi sosial
Gejala:- kesulitan dalam berkomunikasi
Tanda:- menarik diri
Penyuluhan dan pembelajaran
Tanda:- keluarga sering menyatakan tentang kondisi klien
d. klasifikasi data

Data subyektif
-Keluarga mengatakan klien sulit untuk mengekspresikan diri
- Keluarga mengatakan cemas dengan keadaan klien
- Keluarga mengatakan klien sulit untuk mengungkapkan kata - kata

Data obyektif
Nampak klien merasa malu
Lidah sulit dikeluarkan dan kaku untuk digerakan
Cara bicara yang lemah dan gemetar
Menarik diri
Keluarga sering mengatakan tentang kondisi klien

e. analisa data
Problem
Gangguan
komunikasi verbal

Etiologi
strok

symtom
DS;

Suplai darah keotak terganggu

kesulitan

Motorik wicara terganggu

dalam

mengungkapkan kata kata


D0;
-

Nampak cara bicara klien

lemah dan gemetar


Nampak lidah klien sulit
untuk dikeluarkan dan kaku
digerakan

Gangguan komunikasi verbal

dalam

berkomunikasi
Keluarga
mengatakan
kesulitan

Penurunan fungsi pada korteks


serebri dan area brodmen

Keluarga mengatakan klien

You might also like