Professional Documents
Culture Documents
ARSEN (As)
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) merupakan bahan yang karena sifat atau
konsentrasi, jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat
mencemari atau merusak lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup
manusia serta mahluk hidup lain.
Menurut data dari Environmental Protection Agency (EPA) tahun 1997, yang
menyusun top-20 B3 antara lain: Arsenic, Lead, Mercury, Vinyl chloride,
Benzene,
Polychlorinated
Biphenyls
(PCBs),
Kadmium,
Benzo(a)pyrene,
larut di perairan dan akhirnya akan mengendap di sedimen. Senyawa arsen pada
awalnya digunakan sebagai pestisida dan hibrisida, sebelum senyawa organic
ditemukan, dan sebagai pengawet kayu (Copper Chromated Arsenic (CCA)).
Arsen (As) dialam ditemukan berupa mineral, antara lain arsenopirit, nikolit,
orpiment, enargit, dan lain-lain. Demi keperluan industry mineral, Arsen (As)
dipanaskan terlebih dahulu sehingga As berkondensasi menjadi bentuk padat.
Arsen (As) berasal dari kerak bumi yang bila dilepaskan ke udara sebagai hasil
sampingan dari aktivitas peleburuan bijih baruan, Arsen (As) dalam tanah berupa
bijih, yaitu arsenopirit dan orpiment, yang pada akhirnya bisa mencemari air tanah.
Arsen (As) merupakan unsur kerak bumi yang berjumah besar, yaitu menempati
urutan keduapuluh dari unsure kerak bumi, sehingga sangat besar kemungkinannya
mencemari air tanah dan air minum. Jutaan manusia bisa terpapar Arsen (As),
seperti yang pernah terjadi di Bangladesh, India, Cina. Semua batuan mengandung
Arsen (As) 1-5 ppm. Kosentrasi yang lebih tinggi ditemukan pada batuan beku dan
sedimen. Tanah hasil pelapukan batuan biasanya mengandung Arsen (As) sebesar
0,140 ppm dengan rata-rata 5-6 ppm.
B. Tujuan :
C. Ruang Lingkup :
Makalah arsen ini merupakan ruang lingkup toksikologi.
D. Manfaat :
Makalah ini dapat menambah pengetahuan tentang toksisitas arsen terhadap
manusia dan lingkungan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
Arsen merupakan logam berat dengan valensi 3 atau 5, dan berwarna metal (steelgrey). Senyawa arsen didalam alam berada dalam 3 bentuk: Arsen trichlorida
(AsCl3) berupa cairan berminyak, Arsen trioksida (As2O3, arsen putih) berupa
kristal putih dan berupa gas arsine (AsH3). Lewisite, yang sering disebut sebagai
gas perang, merupakan salah satu turunan gas arsine. Pada umumnya arsen tidak
berbau, tetapi beberapa senyawanya dapat mengeluarkan bau bawang putih. Racun
arsen pada umumnya mudah larut dalam air, khususnya dalam air panas .
Arsen merupakan unsur dari komponen obat sejak dahulu kala. Senyawa arsen
trioksida misalnya pernah digunakan sebagai tonikum, yaitu dengan dosis 3 x 1-2
mg. Dalam jangka panjang, penggunaan tonikum ini ternyata telah menyebabkan
timbulnya gejala intoksikasi arsen kronis. Arsen juga pernah digunakan sebagai
obat untuk berbagai infeksi parasit, seperti protozoa, cacing, amoeba, spirocheta
dan tripanosoma, tetapi kemudian tidak lagi digunakan karena ditemukannya obat
lain yang lebih aman. Arsen dalam dosis kecil sampai saat ini
juga masih
Arsen triokasida (As2O3), ialah bentuk garam inorganic dan bentuk trivial
dari asam arsenat (H4AsO4) berwarna putih dan padat seperti gula.
2.
3.
merupakan senyawa arsen yang banyak dijumpai di alam dan bersifat kurang
toksik.
4.
Arsen organic, arsen berikatan kovalen dengan rantai karbon alifatik atau
struktur
cincin,dimana
arsen
terikat
dalam
bentuk
trivalent
ataupun
Selain dapat ditemukan di udara, air maupun makanan, arsen juga dapat ditemukan
di industri seperti industri pestisida, proses pengecoran logam maupun pusat tenaga
geotermal. Elemen yang mengandung arsen dalam jumlah sedikit atau komponen
arsen organik (biasanya ditemukan pada produk laut seperti ikan laut) biasanya
tidak beracun(tidak toksik). Arsen dapat dalam bentuk in organik bervalensi tiga
dan bervalensi lima. Bentuk in organik arsen bervalensi tiga adalah arsenik
trioksid, sodium arsenik, dan arsenik triklorida., sedangkan bentuk in organik
arsen bervalensi lima adalah arsenik pentosida, asam arsenik, dan arsenat (Pb
arsenat, Ca arsenat). Arsen bervalensi tiga (trioksid) merupakan bahan kimia yang
cukup potensial untuk menimbulkan terjadinya keracunan akut.
B.
Karakteristik Arsen
Arsen berwarna abu-abu, namun bentuk ini jarang ada di lingkungan. Arsen di air
di temukan dalam bentuk senyawa dengan satu atau lebih elemen lain (Wijanto,
2005).
Arsen secara kimiawi memiliki karakteristik yang serupa dengan fosfor, dan sering
dapat digunakan sebagai pengganti dalam berbagai reaksi biokimia dan juga
beracun. Ketika dipanaskan, arsen akan cepat teroksidasi menjadi oksida arsen,
yang berbau seperti bau bawang putih. Arsen dan beberapa senyawa arsen juga
dapat langsung tersublimasi, berubah dari padat menjadi gas tanpa menjadi cairan
terlebih dahulu. Zat dasar arsen ditemukan dalam dua bentuk padat yang berwarna
kuning dan metalik, dengan berat jenis 1,97 dan 5,73.
C.
Arsen, Sb, dan Bi, terutama terdapat sebagai mineral sulfide seperti
mispickel,FeAsS, atau stibnite,Sb2S3.
Arsen, Sb, dan Bi, diperoleh sebagai logamnya.semuanya membentuk Kristal yang
strukturnya mirip dengan fosfor hitam. Namun ketiga unsure tersebut tampak
mengkilat dan seperti logam, serta mempunyai tahanan masing-masing 30, 40, dan
105 cm, yang bias dibandingkan dengan logam-logam seperti Ti dan Mn
(berturut-turut 42 dan 185 cm). melalui reduksi oksidasinya dengan karbon dan
hydrogen. Logamnya terbakar pada pemanasan dalam oksigen menghasilkan
oksida.
Arsen trihalida mirip dengan trihalida fosfor. SbCl3 berbeda karena ia larut dalam
sejumlah air yang terbatas menghasilkan larutan jernih, yang dalam pengenceran
menghasilkan okso klorida yang tidak terlarut seperti SbOCl dan Sb4O5Cl2. Tidak
ada ion Sb3+ sederhana dalam larutan BiCl3, suatu padatan Kristal putih,
terhidrolisis oleh air menjadi BiOCl namun reaksi ini di bolak=balik :
BiCl3 + H2O BiOCl + 2 HCl
Arsen membentuk As4S3, As4S4, As2S3, dan As2S5 dengan interaksi langsung.
Dua yang terakhir juga dapat mengendap dari larutan asam hidroklorida dan
dengan S. As2S3 tidak larut dalam air dan asam, namun larut sebagai asam dalam
larutan alkalin sulfide menghasilkan anionlhio. As 2S5 berperilaku sama. As4S4
yang terdapat sebagai mineral realgar, mempunyai struktur dengan tetrahedron
As4.
D.
c.Air
Beberapa tempat di bumi mengandung arsen yang cukup tinggi sehingga dapat
merembes ke air tanah. Kebanyakan wilayah dengan kandungan arsen tertinggi
adalah daerah aluvial yang merupakan endapan lumpur sungai dan tanah dengan
kaya bahan organik. Arsenik dalam air tanah bersifat alami dan dilepaskan dari
sedimen ke dalam air tanah karena tidak adanya oksigen pada lapisan di bawah
permukaan tanah (www.wikipedia.org, 2009).
Arsen terlarut dalam air dalam bentuk organik dan anorganik (Braman, 1973;
Crecelius, 1974). Jenis arsen bentuk organik adalah methylarsenic acid dan
methylarsenic acid, sedang anorganik dalam bentuk arsenit dan arsenat. Arsen
dapat ditemukan pada air permukaan, air sungai, air danau, air sumur dalam, air
mengalir, serta pada air di lokasi di mana terdapat aktivitas panas bumi
(geothermal).
d.Biota
Penyerapan ion arsenat dalam tanah oleh komponen besi dan aluminium, sebagian
besar merupakan kebalikan dari penyerapan arsen pada tanaman (WaIlsh, 1977).
Kandungan arsen dalam tanaman yang tumbuh pada tanah yang tidak tercemari
pestisida bervariasi antara 0,01-5 mg/kg berat kering (NAS, 1977). Tanaman yang
tumbuh pada tanah yang terkontaminasi arsen selayaknya mengandung kadar arsen
tinggi, khususnya di bagian akar (Walsh & Keene, 1975; Grant & Dobbs, 1977).
Beberapa rerumputan yang mengandung kadar arsen tinggi merupakan
petunjuk/indikator kandungan arsen dalam tanah (Porter & Peterson, 1975). Selain
itu, ganggang laut dan rumput laut juga umumnya mengandung sejumlah kecil
arsen.
2.Produksi dalam Industri
E.
Toksisitas
sekitar 500 kali lebih beracun daripada arsenikum murni. Gejalanya antara lain:
sakit di daerah perut, produksi air liur berlebihan, muntah, rasa haus dan kekakuan
di tenggorokan, suara serak dan kesulitan berbicara, masalah muntah (kehijauan
atau kekuningan, kadang-kadang bernoda darah), diare, tenesmus, sakit pada organ
kemih, kejang-kejang dan kram, keringat basah, lividity dari ekstremitas, wajah
pucat, mata merah dan berair (www.wikipedia.org, 2009).
Gejala keracunan arsenik ringan mulai dengan sakit kepala dan dapat berkembang
menjadi ringan dan biasanya, jika tidak diobati, akan mengakibatkan kematian
(www.wikipedia.org, 2009).
F.
Mekanisme Masuknya Arsen dalam tubuh manusia umumnya melalui oral, dari
makanan/minuman. Arsen yang tertelan secara cepat akan diserap lambung dan
usus halus kemudian masuk ke peredaran darah (Wijanto, 2005).
Arsen adalah racun yang bekerja dalam sel secara umum.Hal tersebut terjadi
apabila arsen terikat dengan gugus sulfhidril (-SH), terutama yang berada dalam
enzim.Salah satu system enzim tersebut ialah kompleks.piruvat dehidrogenase
yang berfungsi untuk oksidasi dekarboksilasi piruvat menjadi Co-A dan CO2
sebelummasuk dalam siklus TOA (tricarbocyclic acid). Dimana enzim tersebut
terdiri dari beberapa enzim dan kofaktor.Reaksi tersebut melibatkan transasetilasi
yang mengikat koenzim A(CoA-SH) untuk membentuk asetil CoA dan
dihidrolipoil-enzim, yang mengandung dua gugus sulfhidril.Kelompok sulfhidril
sangat berperan mengikat arsen trivial yang membentuk kelat.kelat dari dihidrofilarsenat dapat menghambat reoksidasi dari kelompok akibatnya bila arsen terikat
dengan system enzim, akan terjadi akumulasi asam piruvat dalam darah.
Arsenat juga memisahkan oksigen dan fosfolirasi pada fase kedua dariglikolosis
dengan
jalan
berkompetisi
dengan
fosfat
dalama
reaksi
gliseraldehid
G.
Toksisitas Akut
Toksisitas akut arsen biasanya memperlihatkan gejala sakit perut, gejala tersebut
disebabkan oleh adanya vasodilatasi (pelebaran pembuluh darah) yang akan
mengakibatkan terbentuknya vesikel (lepuh) pada lapisan submukose lambung dan
usus. Gangguan tersebut mengakibatkan rasa mual, muntah, diare (kadang
bercampur darah) dan sakit perut yang sangat. Bau napas seperti bawang putih,
diare profus menyebabkan banyak cairan tubuh keluar sehingga menyebabkan
gejala hipontesi. Terjadinya diare profus menyebabakan banyak larutan protein
terbuang keluar tubuh,sehingga mengakibatkan usus ridak berfungsi normal
(enteropati). Arsen juga dapat menyebabkan peningkatan aktivitas mitotik pada sel
hati. Gas arsenik dapat mengakibatkan hemolisis dalam waktu 3-4 jam dan
mengakibatkan nekrosis tubulus ginjal akut sehingga terjadi kegagalan ginjal.
industri pestisida, pabrik kertas, bubur pulp dan sebagainya. Epidemiologi penyakit
toksisitas arsen kronis terjadi pada sebuah populasi penduduk di Bangladesh yang
mengonsumsi air tanah yang mengandung arsen.
Konsentrasi arsen dalam air tanah pada daerah tersebut dapat mencapai 10 sampai
1820 mg/l. Gejala akan timbul dalm waktu 2 sampai 8 minggu sejak penderita
mulai mengonsumsi air yang terkontaminasi tersebut. Gejala yang jelas terlihat
adalah adanya kelainan pada kulit dan kuku, terciri dengan adanya hyperkeratosis,
hiperpigmentasi, dermatitis dengan terkelupasnya kulit dan adanya warna putih
pada persambungan kulit dan kuku.
Toksisitas As kronik juga dapat meningkatkan penyebab risiko terjadinya kanker
pada kulit, paru-paru, hati (liver-angiosarkoma), kantung kencing, ginjal, dan
kolon. Beberapa kelompok peneliti menyatakan bahwa keracunan kronis A dapat
menyebabkan hepatotoksik hidroarsenicisme (karena mengonsumsi air minum
yang terkontaminasi As), hal tersebut terjadi setelah 1-15 tahun sejak mengonsumsi
air tersebut. Hepatomegali (pembesaran hati) terjadi pada 76,7% dari 248 pasien
yang dirawat karena kasus toksisitas kronis As ini.
kecenderungan
terjadinya
ulcer
(borok)
dalam
saluran
H.
Sekitar 90% arsen yang diabsorbsi dalam tubuh manusia tersimpan dalam
hati,ginjal,dinding saluaran pencernaan,limfa, dan paru.Juga tersimpan dalam
jumlah sedikit dalam rambut dan kuku serta dapat terdeteksi dalam waktu lama,
yaitu beberapa tahun setelah keracunan kronis.Di dalam darah yang normal
Usaha pencegahan terjadinya paparan arsen secara umum adalah pemakaian alat
proteksi diri bagi semua individu yang mempunyai potensi terpapar oleh arsen.
Alat proteksi diri tersebut misalnya :
- Masker yang memadai
- Sarung tangan yang memadai
- Tutup kepala
- Kacamata khusus
Usaha pencegahan lain adalah melakukan surveilance medis, yaitu pemeriksaan
kesehatan dan laboratorium yang dilakukan secara rutin setiap tahun. Jika keadaan
dianggap luar biasa, dapat dilakukan biomonitoring arsen di dalam urine.
Usaha pencegahan agar lingkungan kerja terbebas dari kadar arsen yang berlebihan
adalah perlu dilakukan pemeriksaan kualitas udara (indoor), terutama kadar arsen
dalam patikel debu. Pemeriksaan kualitas udara tersebut setidaknya dilakukan
setiap tiga bulan. Ventilasi tempat kerja harus baik, agar sirkulasi udara dapat
lancar.
J.
spesifik yaitu BAL. Standar pemberian BAL ialah 3-5 mg/kg yang diberikan setiap
4 jam selama 2 hari diikuti dengan pemberian 2,5 mg/kg setiap 6 jam selama 2
hari. Kemudian diberikan 2,5 mg/kg setiap 12 jam selama 1 minggu. Pada periode
pemberian pengobatan tersebut, sampel urine diperiksa setiap 24 jam dan
pengobatan segera dihentikan jika konsentrasi As dalam urine kurang dari 50 mg.
pengobatan BAL sering diikuti dengan pemberian penisilamin yang diberikan
setiap 6 jam selama 5 hari.
Pada kasus keracunan kronis, tindakan pertama yang dilakukan ialah
menghilangkan sumber kontaminasi dari penderita. Pengobatan sistem kelasi tidak
dianjurkan, karena As mempunyai waktu paruh biologik hanya sekitar 3-4 hari.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1.
Arsen merupakan logam berat dengan valensi 3 atau 5, dan berwarna metal
(steel-grey).
2.
3.
Cara pencegahan paparan arsen dengan menggunakan alat proteksi diri dan
Saran
Untuk menghindari terjadinya keracunan akibat paparan arsen melalui udara, air,
tanah,biota
dan
kegiatan
industry
maka
yang
harus
dilakukan
adalah
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
Cotton dan Wilkinson . 2009 . Kimia Anorganik Dasar . Jakarta : UI-Press
Darmono . 2006 . Lingkungan Hidup dan Pencemaran Hubungannya Dengan
Toksikologi Seyawa Logam . Jakarta . UI-Press
Adnan Agnesa. 2010. Makalah Toksikologi Industri ARSEN. http://kesmasunsoed.blogspot.com/2010/10/makalah-toksikologi-industri-arsen.html.30
Maret
2012
Fhazira.
2010.
Logam
Berat
Arsen.