Professional Documents
Culture Documents
Nama
Alexander
NIM
Febriyan N
1551002011110
Kelas
Kelompo
86
K
K3
k
LARUTAN
TUJUAN:
Membuat larutan dengan konsentrasi tertentu
Mengencerkan larutan dengan konsentrasi tertentu
A. PRE-LAB
1. Jelaskan perbedaan molaritas, molalitas dan normalitas?
Molaritas adalah satuan konsentrasi yang banyak dipergunakan, dan didefinisikan sebagai
banyak mol zat terlarut dalam 1 liter (1000 mL) larutan. Hampir seluruh perhitungan kimia
larutan menggunakan satuan ini. Di dalam laboratorium kimia sering kita jumpai satuan
molaritas misalnya larutan HNO3 3M. Dalam botol tersebut terkandung 3 mol HNO3 dalam
1 Liter larutan(Salirawati, 2008).
Molalitas adalah satuan konsentrasi yang menyatakan jumlah mol zat yang terdapat didalam
1000 gram pelarut. Molalitas diberi lambang dengan huruf m. Sebagai contoh didalam botol
di laboratorium tertera label bertuliskan 0.5 m CuSO4, hal ini berarti didalam larutan terdapat
0.5 mol CuSO4 dalam 1000 gram pelarut. Penggunaan satuan konsentrasi molalitas, ketika
kita mempelajari sifat- sifat zat yang ditentukan oleh jumlah partikel misalnya kenaikan titik
didih atau penurunan titik beku larutan(Salirawati, 2008).
Normalitas yang bernotasi (N) merupakan satuan konsentrasi yang sudah memperhitungkan
kation atau anion yang dikandung sebuah larutan. Normalitas didefinisikan banyaknya zat
dalam gram ekivalen dalam satu liter larutan. Secara sederhana gram ekivalen adalah jumlah
gram zat untuk mendapat satu muatan(Salirawati, 2008).
2. Jelaskan perbedaan satuan konsentrasi dalam molar (M), normal (N), %(b/v),
%(v/v), %(b/b), ppm,dan ppb !
Molar adalah banyaknya jumlah zat terlarut tiap 1000 gram zat pelarut.
Normalitas adalah jumlah ekivalen zat terlarut dalam tiap larutan.
%volum menyatakan jumlah ml volume / berat zat terlarut dalam 100 ml larutan.
%berat menyatakan jumlah gram berat zat terlarut dalam 100 gram larutan.
Bagian per sejuta (part per million) menyatakan jumlah gram berat zat yang terlarut dalam
volume atau berat total larutan.
Bagian per miliar (part per billion) menyatakan jumlah mikro gram berat zat yang terlarut
dalm volume atau berat total larutan.
(Herning, 2011)
3. Jelaskan perbedaan pengenceran larutan HCl dan H 2SO4 dari larutan pekatnya!
Untuk melakukan pengencerkan HCl dari larutan pekatnya dilakukan dengan cara
menambahkan air ke dalam larutan pekat HCl, sebaliknya untuk pengenceran H2SO4 dari
larutan pekatnya dilakukan dengan cara menambahkan larutan pekat H2SO4 ke dalam
air(Sutresna, 2007).
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian dan sifat larutan
Larutan didefinisikan sebagai campuran homogen antara dua atau lebih zat
yang terdispersi baik sebagai molekul, atom maupun ion yang komposisinya dapat
bervariasi. Larutan dapat berupa gas, cairan atau padatan. Larutan encer adalah
larutan yang mengandung sejumlah kecil solute, relatif terhadap jumlah pelarut.
Sedangkan larutan pekat adalah larutan yang mengandung sebagian besar solute.
Solute adalah zat terlarut, sedangkan solvent (pelarut) adalah medium dalam mana
solute terlarut (Sutresna, 2007). Pada umumnya zat yang digunakan sebagai pelarut
adalah air, selain air yang berfungsi sebagai pelarut adalah alkohol amoniak,
kloroform, benzena, minyak, asam asetat, akan tetapi kalau menggunakan air
biasanya tidak disebutkan (Salirawati, 2008).
Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan yaitu temperatur, sifat pelarut,
efek ion sejenis, efek ion berlainan, pH, hidrolisis, pengaruh kompleks dan lain-lain
(Wiliam, 2007).
Sifat :
Tidak ada bidang batas antar komponen kompone penyusunnya.
Antara partikel solven (pelarut) dan solut (terlarut) tidak dapat dibedakan.
komponen yang paling banyak dianggap sebagai pelarut. Jika larutan
X=
M=
X
M
N
m
ppm
Keterangan :
: Fraksi mol
: Molaritas
: Normalitas
: Molalitas
: Part per million
m=
N=
ppm =
atau
ppm =
B. DIAGRAM ALIR
1. Pembuatan 100 ml larutanNaCl0,1 M
Hasil
NaCl 10 mg
Hasil
Etanol 96%
Hasil
4. Pembuatan 100 ml larutan gula 5% (b/v)
Gula
Hasil
Ditambahkan hingga tanda batas
Hasil
Hasil
Daftar Pustaka
Konsentrasi
0,1 M
Solute
(zatterlarut) /
satuan (g/ml)
Solven
(pelarut) /
satuan (g/ml)
100 ml
0,585 gram
NaCl
0,01 gram
100 ml
100 ppm
20.83 ml
Etanol
70% (v/v)
Gula
12% (b/v)
HCl
0,1 M
79,17 ml
5 gram
100 ml
0,96 ml
99,04ml
D. PEMBAHASAN
1. Hal apakah yang harus diperhatikan dalam pembuatan larutan dari
padatan dan cairan (larutan pekat), sebutkan dan jelaskan !
Hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan larutan yang pertama adalah sifat
dari bahan-bahan yang akan digunaka, dalam hal ini harus melihat MSDS dari
setiap bahan. Penghitungan konsentrasi, ppm, %volume, dan %berat haruslah tepat
dan cermat karena apabila terjadi kesalah kecil saja dapat menyebabkan praktikum
gagal dan harus diulangi kembali lagi.
2. Jelaskan langkah-langkah pembuatan larutan NaCl 10 M dan 100 ppm
dari kristal padat NaCl! Jelaskan langkah kerja pengenceran larutan
tersebut menjadi 1 M !
1. Menghitung terlebih dahulu jumlah massa NaCl yang akan dipergunakan dalam
percobaan pembuatan larutan NaCl 10 M dan pembuatan larutan NaCl 100 ppm
dengan menggunakan rumus molaritas dan ppm.
M=
ppm =
10 =
100 =
g = 58,5 gram
g = 10 mg
2. Mengambil NaCl sedikit demi sedikit dan menaruhnya di atas gelas arloji yang
telah ada di dalam timbangan analitik sambil menimbangnya hingga mencapai
massa 58,5 gram untuk larutan NaCl 10 M dan 10 mg untuk larutan NaCl 100
ppm.
3. Mengambil NaCl di atas gelas arloji dari dalam timbangan analitik dan
menuangkannya ke dalam gelas beker.
4. Menuangkan aquades ke dalam gelas beker secukupnya.
5. Mengaduk larutan campuran aquades dan NaCl dengan menggunakan pengaduk
hingga NaCl larut dan tidak terlihat oleh mata.
6. Menuangkan larutan NaCl 10 M dan larutan NaCl 100 ppm ke dalam labu ukur
masing-masing larutan.
7. Menambahkan kembali aquades sedikit demi sedikit ke dalam labu ukur dengan
menggunakan pipet ukur dan pipet tetes hingga meniskus bawah mencapai tanda
batas, yaitu tepat 100 ml.
8. Menutup labu ukur dengan penutup.
9. Menghomogenkan 100 ml larutan NaCl 10 M di dalam labu ukur dengan proses
homogenisasi sebanyak 12 kali.Menghomogenkan 100 ml larutan NaCl 100 ppm
di dalam labu ukur dengan proses homogenisasi sebanyak 12 kali.
10. Hasil 100 ml larutan NaCl 10 M dan 100 ml larutan NaCl 100 ppm.
Langkah kerja pengenceran 100 ml larutan NaCl 10 M menjadi 1 M.
1. Menghitung terlebih dahulu volume kedua menggunakan rumus pelarutan.
M1V1 = M2V2
10*100 = 1*V2
V2 = 1000 ml
2. Menuang 100 ml larutan NaCl 10 M ke dalam gelas beker 1000 ml.
3. Menuangkan aquades ke dalam gelas beker secukupnya.
4. Mengaduk larutan campuran aquades dan NaCl dengan menggunakan
pengaduk.
5. Menuangkan larutan NaCl 1 Mdalam labu ukur 1000 ml.
6. Menambahkan kembali aquades sedikit demi sedikit ke dalam labu ukur dengan
menggunakan pipet ukur dan pipet tetes hingga meniskus bawah mencapai
tanda batas, yaitu tepat 1000 ml.
7. Menutup labu ukur dengan penutup.
8. Menghomogenkan 1000 ml larutan NaCl 1 M di dalam labu ukur dengan proses
homogenisasi sebanyak 12 kali.
9. Hasil 1000 ml larutan NaCl 1 M.
Langkah kerja pengenceran 100 ml larutan NaCl 100 ppm menjadi 1 M.
1. Menghitung terlebih dahulu konsentrasi 100 ml larutan NaCl 100 ppm.
100 =
g = 10 mg
M=
M = 0,001
2. Menghitung volume kedua menggunakan rumus pelarutan.
M1V1 = M2V2
0,001*100 = 1*V2
V2 = 0,1 ml
3. Mengurangi volume larutan hingga mencapa 0,1 ml.
4. Menutup labu ukur dengan penutup.
5. Menghomogenkan 0,1 ml larutan NaCl 1 M di dalam labu ukur dengan proses
homogenisasi sebanyak 12 kali.
6. Hasil 0,1 ml larutan NaCl 1 M.
3. Jelaskan cara pembuatan larutan 100 ml HCl 0,1 M dari larutan HCl
pekat 37% !
1. Menghitung terlebih dahulu jumlah volume HCl 37% yang akan diencerkan dalam
percobaan pembuatan 100 ml larutan HCl 0,1 M dari larutan HCl 37% dengan
menggunakan rumus konsentrasi dan pengenceran larutan.
M1 =
M1 =
M1 = 12,06
M1V1 = M2V2
12,06*V1 = 0,1*100
V1 =
= 0,82 ml
2. Mengambil HCl sedikit demi sedikit dengan menggunakan pipet tetes 1 ml dan
memasukkannya ke dalam labu ukur.
3. Menambahkan aquades sedikit demi sedikit ke dalam labu ukur hingga mencapai
100 ml dengan tetap memperhatikan meniskus bawah.
4. Menutup labu ukur dengan penutup.
5. Menghomogenkan 100 ml larutan HCl 0,1 M dari larutan HCl 37% di dalam labu
ukur dengan proses homogenisasi sebanyak 12 kali.
6. Hasil 100 ml larutan HCl 0,1 M dari larutan HCl 37%.
4. Jelaskan cara pembuatan larutan 50 ml larutan NaCl 100 ppm dari krital
garam NaCl !
2. Mengambil gula sedikit demi sedikit dan menaruhnya di atas gelas arloji yang telah
ada di dalam timbangan analitik sambil menimbangnya hingga mencapai massa 10
gram.
3. Mengambil gula di atas gelas arloji dari dalam timbangan analitik dan
menuangkannya ke dalam gelas beker.
4. Menuangkan aquades ke dalam gelas beker secukupnya.
5. Mengaduk larutan campuran aquades dan gula dengan menggunakan pengaduk
hingga gula larut, tidak terlihat oleh mata dan warna larutan berubah menjadi
kuning kecoklatan
6. Menuangkan larutan gula 10% ke dalam labu ukur.
7. Menambahkan kembali aquades sedikit demi sedikit ke dalam labu ukur dengan
menggunakan pipet ukur dan pipet tetes hingga meniskus atas mencapai tanda
batas, yaitu tepat 100 ml.
8. Menutup labu ukur dengan penutup.
9. Menghomogenkan 100 ml larutan gula 10% di dalam labu ukur dengan proses
homogenisasi sebanyak 12 kali.
10. Hasil 100 ml larutan gula 10% (b/v).
ANALISA PROSEDUR
1. ALAT DAN BAHAN
Nama Alat dan
Bahan
Keterangan
Pipet ini memiliki skala, digunakan untuk mengambil
ml
Pipet tetes
250 ml
Bulb
memekatkan.
Bulb digunakan untuk menghisap larutan. Penggunanya
di pasang di ujung pipet ukur.
Pengaduk gelas
Labu ukur/Labu
takar100 ml
Gelas Arloji
macam ukuran.
Digunakanuntuktempatbahanpadatanpadasaatmenimbang,
Timbangan Analitik
mengeringkanbahan, dll.
Digunakan untuk menimbang massa suatu zat dengan
Spatula
Aquades
Gula
Garam dapur
(NaCl)
12% (v/v).
Bahan untuk percobaan pembuatan 100 ml larutan NaCl
Etanol 96%
HCl 32%
20% (v/v).
Bahan untuk percobaan pembuatan 100 ml larutan HCl
0,1 dari larutan HCl 32%.
2. LANGKAH KERJA
1. Pembuatan 100 ml larutan NaCl 0,1 M
1. Menghitung terlebih dahulu jumlah massa NaCl yang akan dipergunakan
dalam percobaan pembuatan 100 ml larutan NaCl 0,1 M dengan
menggunakan rumus molaritas.
M=
0,1 =
g = 0,585 gram
2. Mengambil NaCl sedikit demi sedikit dan menaruhnya di atas gelas arloji
yang telah ada di dalam timbangan analitik sambil menimbangnya hingga
mencapai massa 0,585 gram.
3. Mengambil NaCl di atas gelas arloji dari dalam timbangan analitik dan
menuangkannya ke dalam gelas beker.
4. Menuangkan aquades ke dalam gelas beker secukupnya.
= 20,83 ml
= 0,96 ml
ANALISA HASIL
1. Pembuatan 100 ml larutan NaCl 0,1 M
Percobaan pembuatan 100 ml larutan NaCl 0,1 M dengan menggunakan rumus
konsentrasi atau molaritas.
M=
0,1 =
g = 0,585 gram (Oxtoby, 2004)
Percobaan pembuatan 100 ml larutan etanol 20% (v/v) dengan menggunakan rumus
pengenceran larutan.
M1V1 = M2V2
96*V1 = 20*100
V1 =
M1 =
M1 =
M1 = 10,43
M1V1 = M2V2
10,43*V1 = 0,1*100
V1 =
KESIMPULAN
Setelah melakukan pengamatan dari kegiatan praktikum yang dilaksanakan dapat diambil
beberapa kesimpulan, yaitu :
1. Dalam melakukan praktikum haruslah sesuai prosedur dan budaya K3
2. Memperhatikan MSDS dari setiap bahan yang digunakan dalam praktikum.
3. Sesuai dengan prinsip dan langkah yang ditetapkan untuk membuat larutan dengan
prinsip 100 ml larutan NaCl 0,1 M dengan 0,5 gr NaCl.
4. Sesuai dengan prinsip dan langkah yang ditetapkan untuk membuat larutan dengan
prinsip 100 ml larutan NaCl 100 M dibutuhkan 0,01 gr NaCl.
5. Sesuai dengan prinsip dan langkah yang ditetapkan untuk membuat larutan dengan
prinsip 100 ml larutan etanol 20% (v/v) dibutuhkan 20,83 ml => 21 ml etanol 96%.
6. Sesuai dengan prinsip dan langkah yang ditetapkan untuk membuat larutan dengan
prinsip 100 ml larutangula 5%(b/v) dibutuhkan 5 gr gula.
7. Sesuai dengan prinsip dan langkah yang ditetapkan untuk membuat larutan dengan
prinsip 100 ml larutan HCl 0,1 M dari larutan HCl 32% dibutuhkan 0,8 ml larutan HCl
32%.
Tangga
l
BAB III
Nilai
Paraf
Asisten
Nama
NIM
Kelas
Kelompo
k
ASIDI-ALKALIMETRI
TUJUAN
A. PRE LAB
1. Apa yang dimaksud dengan analisis volumetri?
pengukuran volume adalah operasi utama dan terakhir. Dalam volumetri, reaktan
diambil dalam bentuk larutan dan volume larutan standar (larutan yang diketahui
konsentrasinya) yang diperlukan untuk bereaksi sepenuhnya, dengan volume
larutan yang tidak diketahui (larutan yang konsentrasinya akan ditentukan).
Konsentrasi dapat diketahui dengan menggunakan rumus Normalitas (Pahari,
2006).
2. Apa yang dimaksud dengan asidi-alkalimetri?
Larutan standar primer adalah larutan yang mengandung senyawa kimia stabil
yang tersedia dalam kemurnian tinggi dan dapat digunakan untuk menstandarisasi
larutan standar yang digunakan di dalam titrasi (Watson, 2005).
4.Apa yang dimaksud dengan larutan standar sekunder?
Larutan standar sekunder adalah larutan yang telah melalui proses standarisasi dan
memiliki konsentrasi tertentu (Watson, 2005).
5. Apa yang dimaksud dengan standarisasi/pembakuan larutan?
Jenis asam yang paling dominan pada asam cuka adalah asam asetat (asam
etanoat).
Asamasetat, asametanoat atau asamcuka adalah senyawakimia asam organik yang
dikenalsebagaipemberi rasa asam dan aroma dalam makanan
PersamanreaksiNaOH(aq) + CH3COOH (aq) CH3COONa(aq) + H2O(l)
(Watson, 2005).
B. DIAGRAM ALIR
1. Pembuatan larutan standar HCl 0.1 M
HCl Pekat
Dihitung konsentrasinya
Dimasukkan ke dalam labu ukur 100 mL
Ditambahkan aquades
Dihomogenkan
Hasil
Na2B4O.10H2O
Dilakukan duplo
Dihitung M HCl
Hasil
Kristal NaOH
Ditimbang sebanyak 0,4 gram dengan timbangan analitik
Dimasukkan ke dalam gelas beker
Ditambahkan aquades secukupnya
Dilarutkan
Dipindahkan ke dalam labu ukur 100 mL
Ditambahkan aquades hingga tanda batas
Dihomogenkan
Hasil
4. Standarisasi Larutan NaOH
Dilakukan duplo
Dihitung M NaOH
Hasil
5. Penggunaan larutan standar asam dan basa untuk menetapkan
kadar asam asetat pada cuka
AsamCuka
Diambil sebanyak 10 mL
Dimasukkan ke dalam labu ukur 100 mL
Ditambahkan aquades hingga tanda batas
Dihomogenkan
Diambil sebanyak 10 ml dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer
Indikator PP
Ditambahkan 2-3 tetes
Dititrasi dengan larutan NaOH dalam buret
Diamati hingga terjadi perubahan warna larutan dalam erlenmeyer
Dihitung kadar asam asetat
Dilakukan duplo
Hasil
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
Apakah prinsip analisis kadar totaL asam bias digunakan untuk menentukan
keasaman produk pangan yang lain? Jelaskan contoh aplikasinya!
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Tangga
l
Nilai
Nama
NIM
Kelas
Kelompo
k
Paraf
Asisten
BAB IV
LARUTAN PENYANGGA (BUFFER)
A.Pre Lab
1. Apakah yang dimaksud dengan larutan penyangga?
B. Diagram Alir
Jenis Buffer
Asam/basa
(ml)
pH kertas
lakmus
pH meter
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Tangga
l
Nilai
Paraf
Asisten
Nama
NIM
Kelas
Kelompo
k
BAB V
REAKSI REDUKSI OKSIDASI
TUJUAN:
1. Mempelajari reaksi reduksi
2. Mempelajari reaksi oksidasi
A. PRE-LAB
1. Jelaskan pengertian reaksi reduksi!
B. DIAGRAM ALIR
Jenis
Logam
Warn
a
Loga
m
Jenis
Larutan
Warna
Larutan
Hasil Pengamatan
Setelah Reaksi
D. PEMBAHASAN
1. Bahas dan bandingkan hasil pengamatandari kedua logam dalam
2.
3.
Jelaskan perubahan bilangan oksidasi masing-masing unsure pada reaksireaksi tersebut dan jelaskan unsur mana yang mengalami oksidasi atau
reduksi!
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Tangga
l
Nama
NIM
Nilai
Paraf
Asisten
Kelas
Kelompo
k
BAB VI
PENENTUANKONSENTRASIZATWARNAMENGGUNAKAN
SPEKTROFOTOMETER UV-VIS
TUJUAN:
1. Membuat kurva standar kaliumpermanganat
2. Menentukan konsentrasi kalium permanganat dalam larutan sampel yang
belum diketahui konsentrasinya dengan metode spektrometri
A. PRE-LAB
1. Jelaskan prinsip dasar analisis menggunakan spektrofotometri UV-Vis!
2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan spektrum cahaya tampak dan warna
komplementer!
B. Diagram Alir
1. Penentuan panjang gelombang maksimum
Absorbansi (A)
c.
PERTANYAAN
1. Bahas penentuan panjang gelombang maksimum!
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Tangga
l
Nilai
Paraf
Asisten