Professional Documents
Culture Documents
Pertemuan
: Minggu ke 7
Waktu
Subpokok bahasan
Tujuan khusus
Metode
Media
: OHP
Equine salmonellosis
Immune-mediated (?)
Viremia (?)
-
Feline
infectious
panleukopenia,
feline
leukemia
virus
associated
Canine erlichiosis
Kiwiawi
-
Genetik
-
Ineffective Granulopoiesis
-
Sequestration neutropenia
-
Anaphy laxis
Endotoxemia
I.
MONOSIT
A. Fungsi dan Distribusi Monosit
1. Monosit berasal dan sumsum tulang, masuk sirkulasi darah, dan berubah
menjadi makrophag di dalam jaringan.
histiosit jaringan
Transferrin :
-
protein serum
berat molekul76.0O0.
Universitas Gadjah Mada
Interferon : Kelompok protein (interferon alpha, beta dan gamma) yang berfungsi
dalam proses resistensi terhadap infeksi virus (dihasilkan oleh sel monosit dan
SRE).
II. EOSINOFIL
A. Fungsi Eosinofil
a) Eosinofil akan tertarik pada peristiwa hypersensitiftas, misalnya kasus
alergik dan reaksi anafilaksis.
b) Mediator kimiawi (histamin) dibebaskan oleh mast cell yang telah sensitif
terhadap IgE (equivalent antibody) selama kontak dengan antigen
spesifik.
c) Eosinofil (antihistamin) mempunyai peranan dalam mengatasi respon
hypersensitive netralisasi histamin.
d) Eosinofil mempunyai parasiticidal properties yaitu anti bodi.
e) Granula
eosinofil
mengandung
profibrinolysin
(plasminogen),
anti
histamin.
f) Mempunyai kemampuan fagositik dan bakteriosidal menyerupai neutrofil.
Penyebab eosinofilia
-
Kasus alergik :
Asma
Alergi dermatitis
Aeleurostrongylosis
Demidicosis
Ctenocephalidiosis
Estrus (anjing)
Leukemia granulositik
Reticulitis traumatik
Eosinophilic myositis
Agen kimiawi:
Keracunan fosfor
Keracunan camphor
Keracunan pilocarpine
6. Eosinopenia
a) Eosinopenia umumnya berhubungan dengan efek corticosteroid.
b) Exogenous corticosteroid menyebabkan eosinopenia 2-3 jam setelah
pemberian, dan kembali normal setelah 24 jam (72 jam jika pemberian
dalam waktu panjang).
c) Terapi corticosteroid dalam waktu lama menyebabkan
d) penurunan produksi eosinofil maupuri pembebasari easinofil.
e) Jumlah eosinofil kembali ke proporsi normal menandakan prognosa
yang baik.
III. BASOFIL
A. Fungsi Basofil
1. Degranulasi (pecah granula) basofil dan mast cell jika terjadi ikatan
kompleks antigen dan IgE (atau equivalent antibody) pada permukaan selsel tersebut. Agen fIsik dan kimiawi dapat juga menyebabkan degranulasi.
2. Basofil dan mast cell merupakan sumber mediator reaksi hipersensitifitas.
3. Basofil dan mast cell adalah merupakan sumber heparin dan aktivator
plasma lipoprotein lipase (plasma lipemia clearing agent).
B. Produksi dan Kinetik Basofil
1. Basofil adalah jarang sekali pada kebanyakan hewan, spesies hewan yang
mempunyai lebih banyak mast cell jaringan juga mempunyai lebih banyak
basofil. Mast cell bukan berasal dan basofil.
2. Produksi basofil paralel dengan neutrofil, tetapi penyimpanan dalam
sumsum tulang adalah minimal.
3. Basofilia
a) Jumlah basofil meningkat sehubungan dengan hyperlipemia.
b) Basofilia bisa bersamaan dengan eosinofilia selama stimulasi IgE (atau
equivalent antibody), misalnya dirofilariasis kronik.
Nama
IgG
Berat mol
% Karbohidrat
150.000
Konsentrasi
dalam plasma
(g/l)
8 - 16
Fungsi
immunoglobulin utama
responsibel dalam humoral
immunity
IgA
IgM
160.000
900.000
12
1,4-4
0,5 2
reseptor B lymphocyte
memantapkan humoral
immunity
IgD
185.000
13
< 0.5
reseptor lymphocyte
IgE
200.000
12
< 0,001
pembebasan histamin,
humoral sensitivity
sebagian
besar
ber-
IV. LIMFOSIT
-
Limfosit dibagi 2 :
- grup limfosit B
- grup limfosit T
Kedua macam limfosit ini tidak dapat dibedakan dengan pewarnaan rutin
atau secara morfologik, perbedaannya adalah dalam peranan reaksi
imunologiknya.
-
Dapat ditambahkan pada limfosit B dan T, ada populasi kecil dan large
lymphocyte (limfosit besar) diameter 15 m yang mempunyai
granula prominen dalam sitoplasma disebut limfosit bergranula
besar atau disebut Natural Killer Cells.
Limfosit yang berasal dan thymus disebut thymocyte. Limfosit ini yang
menduduki jumlah terbanyak dalam tubuh.
- bursa fabricius
lymphoid precursor
- sumsum tulang
nodus lymphaticus
lien
10
Resirkulasi melalui
1. darah
2. lymphe afferent
3. lymphe efferent
4. gabungan 2 dan 3
11
12
streptococcus
pneumococcus
virus influenza
penyakit viral
penyakit fungal
penyakit protozoa
tuberkulosis
kanker
Sekresi lymphokine
-
13
Migration
inhibition
factor
(MIF)
berfungsi
menghambat
migrasi
monosit
dan
macrophage. Substansi ini diproduksi dalam waktu beberapa jam setelah terjadi interaksi
antigen specific dengan limfosit. MIF merupakan protein atau glycoprotein dengan BM
23.000-65.000. MIF ini mempunyai sasaran pada surface receptor dan monosit dan
macrophage dan menyebabkan sel-sel ini sticky, dengan adanya hambatan migrasi sel
tersebut. Substansi ini juga meningkatkan kemampuan fagositik maupun kemampuan
oksidatif sel monosit dan macrophage. Substansi sejenis tersebut leukocyte inhibiting
factor (LIE) berfungsi menghambat migrasi sel neutrofil.
-
Mitosis stimulating factor (lymphocyte mitogenic factor atau blastogenic factor). Substansi
ini dibebaskan dalam waktu 18-24 jam setelah stimulasi T-lymphocyte. Substansi
merupakan protein dengan BM 15.000-50.000. Substansi ini meningkatkan blastogensis.
T-lymphocyte, terutama B-lymphocyte sensitif terhadap efek substansi ini; meningkatkan
respon humoral antibody.
Lymphotoxin merupakan substansi protein yang diproduksi oleh reactive lymphocyte 2-5
hari setelah kontak dengan antigen specific atau stimulasi yang bersifat non- spesifik
14
cellular
dan
humoral
immunity
response
dan
peningkatan
fungsi
macrophage.
-
Biasanya tertambat dalam jaringan lympho-reticular, jadi tidak ada dalam sirkulasi darah.
Infeksi berat
Bila ada stimulus antigen yang bersifat lokal, maka plasma cell banyak terdapat pada
daerah dimana antigen itu berada atau pada nodus lymphaticus terdekat.
Bila ada stimulus antigen yang bersifat sistemik, plasma cell terdapat dalam organ limfoid
terutama lien.
LIMFOSITOSIS
a) Limfositosis fisiologik
15
PENYEBAB LIMFOPENIA
Pembebasan Endogenous Corticosteroid
-
Hyperadrenocort Ipism
Kejang
Shock
Operasi
Trauma
Khemoterapi kanker
Irradiasi
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------EVALUASI LEUKOSIT
I.
16
sistemik
untuk
mengevaluasi
pemeriksaan
apus
darah
telah
dikurangkan.
B. Pemeriksaan morfologi leukosit.
1. Morfologi neutrofil
a) Neutrofil normal, perbedaan spesies
(1) Neutrofil anjing: biasanya mempunyai jarak yang pendek diantara
segmen inti tanpa filamen. Sitoplasmanya berwarna pink pucat dengan
granulasi lembut.
(2) Neutrofil kucing menyerupai neutrofil anjing.
(3) Membran nukleus sel neutrofil sapi, satu atau lebih melekuk tanpa
filamen. Granula terlihat jelas.
(4) Membran nukleus sel neutrofil kuda terlihat multi segmentasi.
b) Peningkatan sel neutrofil muda disebut left shift
(1) Inti dari neutrophil band lebih tebal/gemuk dari pada yang dewasa.
Neutrophil band pada kuda mempunyai membran inti yang kasar dan
pada spesies yang lain.
(2) Peningkatan neutrofil muda secaraprogresif (metamyelocyte, myelocyte,
progranulocyte). Intinya lebih bulat, khromatin kurang padat dan
sitoplasmanya lebih berwarna basofilik (lebih gelap).
c) Toxemia dapat mengganggu pendewasaan neutrofil, perubahan sitoplasmik.
(1) Adanya Dochle bodies merupakan inclusion kebiruan dalam sitoplasma.
Biasanya pada kucing sedang pada spesies lain adalah akibat toxemia.
(2) Sitoplasma berwarna basophilia diffus dan adanya vakuola-vakuola
sitoplasmik z (nampak berlobang-lobang/seperti busa) adalah akibat
perubahan toksik yang berat. Dapat terjadi pada infeksi bakterial yang
hebat pada banyak spesies hewan tapi ini tidak spesifik pada kucing.
Universitas Gadjah Mada
17
ehrlichiosis
histoplasmosis
leishmaniasis
18
19