Professional Documents
Culture Documents
TAHUN 2011/2012
OLEH
NENAH EJA WIDIAWATI, S.S
NIP: 19870611 201101 1 002
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan penelitian
ini
telah disetujui
Penulis
NIP: ..
NIP:
Mengetahui
Mengetahui
Pustakawan ..
Pendidikan
Kecamatan
Kecamatan
..
.
NIP:
.
Mengetahui
Mengetahui
Kepala Dinas Pendidikan
RI
Kota ..
.
Pembina Utama Muda
.
Ketua P G
Kota
..
NPA:
NIP:
KATA PENGANTAR
Prestasi
Belajar
BAHASA
INGGRIS
Melalui
Kelas
Tahun
Pelajaran
untuk
itu
segala
kritik
dan
Penulis
ABSTRAK
.., 2011. Meningkatkan Prestasi Belajar BAHASA
INGGRIS Melalui Pembelajaran Kooperatif Model Numbered
Head Together Pada Siswa Kelas
Tahun Pelajaran 2011/2012
Kata Kunci: pembelajaran Bahasa Inggris, kooperatif model
Numbered Head Together
Berbagai dampak negatif dalam menggunakan metode kerja
kelmpok tersebut seharusnya bisa dihindari jika saja guru mau
meluangkan
lebih
banyak
waktu
dan
perhatian
dalam
mempersiapkan dan menyusun metode kerja kelompok. Yang
diperkanalkan dalam metode pembelajaran cooperative learning
bukan sekedar kerja kelompok, melainkan pada penstrukturannya.
Jadi, sistem pengajaran cooperative learning bisa didefinisikan
sebagai kerja/belajar kelompok yang terstruktur. Yang termasuk di
dalam struktur ini adalah lima unsru pokok (Johnson & Johnson,
1993), yaitu saling ketergantungan positif, tanggung jawab
individual, interaksi personal, keahlian bekerja sama, dan proses
kelompok.
Penelitian ini berdasarkan permasalahan: (a) Apakah
pembelajaran kooperatif model Numbered Head Together
berpengaruh terhadap hasil belajar BAHASA INGGRIS? (b)
Seberapa tinggi tingkat penguasaan materi pelajaran BAHASA
INGGRIS dengan diterapkannya metode pembelajaran kooperatif
model Numbered Head Together?
Tujuan dari penelitian ini adalah: (a) Untuk mengungkap
pengaruh pembelajaran kooperatif model Numbered Head
Together terhadap hasil belajar BAHASA INGGRIS. (b) Ingin
mengetahui seberapa jauh pemahaman dan penguasaan mata
pelajaran BAHASA INGGRIS setelah diterapkannya pembelajaran
kooperatif model Numbered Head Together
Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan (action
research) sebanyak tiga putaran. Setiap putaran terdiri dari empat
tahap yaitu: rancangan, kegiatan dan pengamatan, refleksi, dan
refisi.
Sasaran
penelitian
ini
adalah
siswa
Kelas
. Data yang diperoleh berupa hasil tes formatif,
lembar observasi kegiatan belajar mengajar.
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul .....................................................................
Halaman Pengesahan .............................................................
Kata Pengantar .......................................................................
Abstrak ...................................................................................
Daftar Isi ................................................................................
BAB
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................
B. Perumusan Masalah........................................
C. Tujuan Penelitian ............................................
D. Manfaat Penelitian .........................................
E. Definisi Operasional Variabel ........................
F. Batasan Masalah ............................................
BAB
II
TINJAUAN PUSTAKA
7
III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Bentuk Penelitian Tindakan ...........................
B. Tempat, Waktu, dan Subyek Penelitian ..........
C. Rancangan Penelitian ....................................
D. Instrumen Penelitian ......................................
E. Metode Pengumpulan Data ............................
F. Teknik Analisis Data .......................................
BAB
IV
BAB
PENUTUP
A. Kesimpulan .....................................................
B. Saran-saran ....................................................
BAB I
PENDAHULUAN
untuk
berpartisipasi
secara
utuh
dalam
kehidupan
demografis
yang
lebih
kelompok
tidak
berhasil,
siswa
cenderung
saling
10
dalam
metode
pembelajaran
cooperative
didefinisikan
sebagai
kerja/belajar
kelompok
yang
pokok
(Johnson
&
Johnson,
1993),
yaitu
saling
bahwa
semangat
siswa
dalam
penugasan
kelompok
yang
dilakukan
secara
11
sembarangan,
siswa
bukannya
belajar
secara
maksimal,
Metode
pembelajaran
gotong
royong
distruktur
terdorong
untuk
melihat
pengaruh
pembelajaran
Head
Together
Pada
Siswa
Kelas
B. Rumusan Masalah
Merujuk pada uraian latar belakang di atas, dapat dikaji
ada beberapa permasalahan yang dirumuskan sebagai berikut:
12
dengan
diterapkannya
metode
pembelajaran
C. Tujuan Penelitian
Berdasar atas rumusan masalaah di atas, maka tujuan
dilaksanakan penelitian ini adalah:
1. Untuk
mengungkap
pengaruh
pembelajaran
kooperatif
mengetahui
penguasaan
mata
seberapa
pelajaran
jauh
Bahasa
pemahaman
Inggris
dan
setelah
Together
pada
siswa
Kelas
.
D. Hipotesis Tindakan
13
metode.
dalam
menyampaikan
materi
pembelajaran, maka dimungkinkan minat belajar dan hasil belajar siswa kelas
akan lebih baik dibandingkan dengan proses belajar
mengajar yang dilakukan oleh guru sebelumnya".
D. Manfaat Penelitian
1. Hasil dan temuan penelitian ini dapat memberikan informasi
tentang pembelajaran kooperatif model Numbered Head
Together dalam pembelajaran BAHASA INGGRIS oleh guru
.. tahun pelajaran 2011/2012.
2. Sekolah
sebagai
penentu
kebijakan
dalam
upaya
14
guru
BAHASA
INGGRIS
dalam
tentang
meningkatkan
kelompok-kelompok
untuk
menetapkan
tujuan
bersama.
2. Motivasi belajar adalah:
Suatu
proses
untuk
menggiatkan
motif-motif
menjadi
15
F. Batasan Masalah
Karena keterbatasan waktu, maka diperlukan pembatasan
masalah meliputi:
1. Penelitian
ini
hanya
dikenakan
pada
siswa
Kelas
yang
disampaikan
adalah
pokok
bahasan
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
16
yaitu
unsur
hasil
dan
unsur
belajar.
Hasil
17
dan
sebagainya.
Sedangkan
prestasi
belajar
sebagai
berikut:
Keberhasilan
murid
dalam
18
suatu
tugas,
termasuk
di
dalamnya
keterampilan
menggunakan alat.
b.
c.
awal
perilaku
dikembangkannya
ilmu
manusia,
dibahas
banyak
pengetahuan
mengenai
pendidikan
dan
psikologi
mencoba
internal
meliputi
faktor
fisiologis,
yaitu
19
psikologis,
yaitu
yang
mendorong
atau
b. Faktor Eksternal
Faktor-faktor eksternal, yaitu faktor dari luar diri
anak yang ikut mempengaruhi belajar anak, yang antara
lain berasal dari orang tua, sekolah, dan masyarakat.
1. Faktor yang berasal dari orang tua
Faktor yang berasal dari orang tua ini utamanya
adalah sebagi cara mendidik orang tua terhadap
anaknya. Dlam hal ini dapat dikaitkan suatu teori,
20
mendidik
yang
dimikian
masing-masing
kepemimpinan
Pancasila
lebih
baik
kepemimpinan
Pancasila
sangat
melakukan kebiasaan-kebiasaan
Pendidikan
Guru
Jawa
Timur
(1989:
8)
21
hendaknya
berubah
menjadi
situasi
diterapkan.
penyebab
Faktor
kegagalan
menyangkut
mengajarnya.
guru
belajar
kepribadian
Terhadap
mata
banyak
anak,
guru,
menjadi
yaitu
yang
kemampuan
pelajaran,
karena
22
pendidikan
anak.
Pengaruh
masyarakat
yang
tidak
berminat
mempelajari
atau
memilih
masalah
atau
materi
itu
pendidik/
pengajar
perlu
mengenali
23
2) Kecerdasan
Kecerdasan memegang peranan penting dalam
menentukan berhasil tidaknya seserorang. Orang pada
umumnya lebih mampu belajar daripada orang yang
kurang
cerdas.
Berbagai
penelitian
menunjukkan
pada
masa
yang
akan
datang.
Selain
untuk
melakukan
sesuatu
tindakan.
Besar
24
ditimbulkan
dari
dalam
diri
orang
yang
belajar,
misalnya
angka, ijazah,
tingkatan,
mengalih
gunakan
kemampuan-kemampuan
bidang
kemampuan
pelajaran.
memilih
strategi
Kemampuan
yang
cocok
bernalar,
dengan
25
memiliki
derajat
potensi,
latar
belakang
Pembelajaran
kooperatif
secara
sadar
konsekuensi
sosial,
logisnya
makhluk
manusia
yang
harus
menjadi
berinteraksi
dengan
26
dapat
menimbulkan
ketersinggungan
dan
yang
silih
asuh
(saling
tenggang
rasa).
27
terdapat
elemen-elemen
yang
saling
terkait.
adanya:
(1)
saling
ketergantungan
positif;
(2)
sosial
yang
secara
sengaja
diajarkan
meraih
hasil
belajar
yang
optimal.
Saling
pencapaian
tujuan,
(b)
saling
bahan
atau
sumber,
(d)
saling
28
dengan
sesama
siswa.
Interaksi
semacam
itu
kelompok
agar
semua
anggota
kelompok
yang
dapat
memberikan
bantuan.
Nilai
29
tidak
hanya
diasumsikan
tetapi
secara
kooperatif
menuntut
guru
untuk
tujuan
pembelajaran.
Ada
dua
tujuan
30
bekerja
sama
(collaborative
skill
objectives).
Tujuan
bekerja
sama
meliputi
keterampilan
siswa
secara
Pengelompokkan
homogen
siswa
atau
hendaknya
31
kelamin,
ras,
agama,
(kalau
mungkin),
tingkat
tiap
semacam
anggota
ini
kelompok.
tampak
seperti
Kelompok
pada
saat
belajar
siswa
belajar
yang
berorientasi
pada
tugas
tampak
seperti
pada
saat
siswa
melakukan
32
memilih
teman
sering
menyebabkan
kooperatif
tidak
tercapai.
Anggota
tiap
33
dengan
masing-masing
beranggotakan
(tinggi,
sedang,
rendah),
dan
34
4. Merancang
bahan
untuk
meningkatkan
saling
dalam
suatu
kegiatan
pembelajaran
pencapaian
tujuan
pembelajaran
yang
telah
ketergantungan
informasi.
Tiap
anggota
35
dasar
untuk
ketergantungan
Keseimbangan
positif
kekuatan
meningkatkan
antar
anggota
antar
saling
kelompok.
kelompok
pelu
kalah
atau
menang
yang
sama
dapat
menunjang
saling
peran
siswa
untuk
36
metode
yang
efektif
untuk
melatih
tugas
sehingga
siswa
menjadi
jelas
dari
pembelajaran
memahami
freustasi
kooperatif
tugasnya
atau
kebingungan.
siswa
dapat
yang
tidak
bertanya
Dalam
dapat
kepada
37
d. Mengajukan
berbagai
pertanyaan
khusus
untuk
kepada
bekerja
siswa
sama.
mengenai
tujuan
dan
Menjelaskan
tujaun
dan
laporan,
menandatangani
tiap
anggota
laporan
tersebut
kelompok
harus
sebagai
tanda
salah
satu
cara
untuk
mendorong
kelompok
harus
saling
membantu
agar
38
8. Menyusun
akuntabilitas
individual.
Suatu
kelompok
adanya
anggota
kelompok
yang
kelompok
yang
memerlukan
bantuan
atau
dengan
baik,
para
anggotanya
dapat
39
selesai.
Upaya
semacam
ini
memungkinkan
(criterion
referenced).
Pada
awal
kegiatan
mengenai
bagaimana
pekerjaan
mereka
akan
dinilai.
11.
Menjelaskan
Perkataan
kerja
perilaku
sama
siswa
atau
yang
gotong
diharapkan.
royong
sereing
memiliki konotasi dan penggunaan yang bermacammacam. Oleh karena itu, guru perlu mendifinisikan
perkatann kerja sama tersebut secara operasional dalam
bentuk berbagai perilaku tersebut antara lain dapat
dikemukakan dengan kata-kata seperti Tetaplah berada
dalam
kelompokmu,
Berbicaralah
pelan-pelan,
40
anggota
kelompok
menjelaskan
bagaimana
memperoleh jawaban.
b. Meminta
kepada
mengaitkan
tiap
pelajaran
anggota
baru
kelompok
dengan
untuk
yang
telah
dipelajari sebelumnya.
c. Memeriksa untuk meyakinkan bahwa semua anggota
kelompok
memahami
bahan
yang
dipelajari
dan
menyetujui jawaban-jawabannya.
d. Mendorong
semua
anggota
kelompok
agar
untuk
pemantauan,
memantau
guru
harus
kegiatan
siswa.
menjelaskan
Tujuan
pelajaran,
41
menjawab
pertanyaan,
dan
mengajarkan
Memberikan
bantuan
kepada
siswa
dalam
dan
mengajarkan
keterampilan
untuk
mengemukakan
ide
atau
contoh,
dan
42
16.
untuk
berdiskusi
dengan
para
siswa
untuk
ditingkatkan pada
hari
berikutnya.
C. Model Numbered Head Together
Model ini kembangkan oleh Spencer Kagan (1993) dengan
melibatkan para siswa dalam mereview bahan yang tercakup
dalam
suatu
pelajaran
dan
mengecek
atau
memeriksa
43
menjadi
beberapa
kelompok
atau
tim
yang
suatu
pertanyaan
kepada
para
siswa.
Pemberian
Jawaban
(Answering):
Guru
nomor
yang
sama
mengangkat
tangan
dan
44
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
(a)
guru
sebagai
peneliti,
(b)
penelitian
tindakan
45
terlibat
dalam
penelitian
mulai
dari
perencanaan,
penelitian
adalah
waktu
berlangsungnya
46
penelitian
adalah
pada
pokok
bahasan
siswa-siswi
tahun
pelajaran
perkembangan
Kelas
2011/2012
teknologi
untuk
untuk
meningkatkan
kemantapan
rasional
dari
memperbaiki
kondisi
dimana
praktek
pembelajaran
untuk
memperbaiki
kondisi
pembelajaran
yang
dilakukan.
47
Adapun
tujuan
utama
memperbaiki/meningkatkan
dari
pratek
PTK
adalah
pembelajaran
untuk
secara
dengan
jenis
penelitian
yang
dipilih,
yaitu
Rencanayang
yang
Rencana
direvisi
direvisi
Tindakan/
Observasi
Refleksi
Tindakan/
Observasi
Rencanayang
yang
Rencana
direvisi
direvisi
Putar
an 3
48
49
membahas satu sub pokok bahasan yang diakhiri dengan tes formatif di akhir
masing putaran. Dibuat dalam tiga putaran dimaksudkan untuk memperbaiki
sistem pengajaran yang telah dilaksanakan.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri
dari:
1. Silabus
Yaitu seperangkat rencana dan pengaturan tentang
kegiatan pembelajaran pengelolahan kelas, serta penilaian
hasil belajar.
2. Rencana Pelajaran (RP)
Yaitu
merupakan
perangkat
pembelajaran
yang
untuk
tiap
putaran.
Masing-masing
RP
berisi
50
dicapai,
digunakan
untuk
mengukur
kemampuan
syarat
digunakan
untuk
mengambil
data.
N XY X Y
N X
N Y
(Suharsimi Arikunto,
2011: 72)
51
Dengan:
rxy
X2
butir
soal
dalam
penelitian
ini
2r1 / 21 / 2
(Suharsimi Arikunto, 2011: 93)
(1 r1 / 21 / 2 )
Dengan:r11
Koefisien
reliabilitas
yang
sudah
disesuaikan
r1/21/2 : Korelasi antara skor-skor setiap belahan
tes
Kriteria reliabilitas tes jika harga r11 dari perhitungan
lebih besar dari harga r pada tabel product moment maka
tes tersebut reliabel.
c. Taraf Kesukaran
52
soal
adalah
indeks
kesukaran.
Rumus
yang
B
Js
Dengan:
: Indeks kesukaran
Js
benar
d. Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal
untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan
tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Angka
yang menunjukkan besarnya daya pembeda desebut
indeks
diskriminasi.
Rumus
yang
digunakan
untuk
53
B A BB
PA PB
JA JB
Dimana:
D : Indeks diskriminasi
BA : Banyak peserta kelompok atas yang menjawab
dengan benar
BB : Banyak peserta kelompok bawah yang menjawab
dengan benar
JA : Jumlah peserta kelompok atas
JB : Jumlah peserta kelompok bawah
PA
BA
JA
Proporsi
peserta
kelompok
atas
yang
bawah
yang
menjawab benar.
PB
BB
JB
Proporsi
peserta
kelompok
menjawab benar
Kriteria yang digunakan untuk menentukan daya
pembeda butir soal sebagai berikut:
-
54
mengetahui
keefektivan
suatu
metode
dalam
untuk
memperoleh
respon
siswa
terhadap
kegiatan
55
X
N
Dengan
: X
= Nilai rata-rata
N = Jumlah siswa
2. Untuk ketuntasan belajar
Ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara
perorangan
dan
secara
klasikal.
Berdasarkan
petunjuk
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
57
soal,
data
observasi
berupa
pengamatan
pengelolaan
penerapan
model
pembelajaran
kooperatif
model
melaksanakan
pengambilan
data
melalui
58
baik, maka data tes tersebut diuji dan dianalisis. Uji coba
dilakukan pada siswa di luar sasaran penelitian. Analisis tes
yang dilakukan meliputi:
1. Validitas
Validitas butir soal dimaksudkan untuk mengetahui
kelayakan tes sehingga dapat digunakan sebagai instrument
dalam penelitian ini. Dari perhitungan 46 soal diperoleh 16
soal tidak valid dan 30 soal valid. Hasil dari validits soal-soal
dirangkum dalam tabel di bawah ini.
2. Reliabilitas
Soal-soal yang telah memenuhi syarat validitas diuji
reliabilitasnya. Dari hasil perhitungan diperoleh koefisien
reliabilitas r11 sebesar 0, 554. Harga ini lebih besar dari
harga r product moment. Untuk jumlah siswa (N = 28)
59
20 soal mudah
15 soal sedang
11 soal sukar
4. Daya Pembeda
Analisis daya pembeda dilakukan untuk mengetahui
kemampuan
soal
dalam
membedakan
siswa
yang
60
1. Siklus I
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat
pembelajaran yang terdiri dari rencana pelajaran 1, soal
tes formatif 1 dan alat-alat pengajaran yang mendukung.
b. Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus
I dilaksanakan pada tanggal 7 September 2011 di Kelas
Kelas I-2 dengan jumlah siswa 28 siswa. Dalam hal ini
peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar
mengajar mengacu pada rencana pelajaran yang telah
dipersiapkan.
Pengamatan
(observasi)
dilaksanakan
Nilai
Keterangan
T
TT
No.
Urut
Nilai
Keterangan
T
TT
61
1
60
2
50
3
80
4
70
5
60
6
80
7
50
8
70
9
80
10
50
11
60
12
60
13
80
14
70
Jumlah
920
7
7
Jumlah Skor Maksimal Ideal 2800
Jumlah Skor Tercapai 1880
Rata-Rata Skor Tercapai 67,14
Keterangan:
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
Jumlah
60
70
70
80
70
50
70
70
60
80
70
60
70
80
960
10
: Tuntas
TT
: Tidak Tuntas
: 17
: 11
Klasikal
: Belum tuntas
Uraian
Nilai rata-rata tes formatif
Jumlah siswa yang tuntas belajar
Persentase ketuntasan belajar
Hasil Siklus I
67,14
17
60,71
pelaksanaan
informasi
dari
kegiatan
hasil
belajar
pengamatan
mengajar
sebagai
berikut:
1) Guru kurang baik dalam memotivasi siswa dan dalam
menyampaikan tujuan pembelajaran
2) Guru kurang baik dalam pengelolaan waktu
3) Siswa kurang begitu antusias selama pembelajaran
berlangsung.
d. Refisi
63
64
siklus
tidak
terulang
lagi
pada
siklus
II.
Nilai
80
70
90
50
70
70
70
60
70
80
80
70
Keterangan
T
TT
No.
Urut
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
Nilai
70
60
80
70
70
70
60
90
80
60
80
60
Keterangan
T
TT
65
13
70
14
70
Jumlah
1000
11
3
Jumlah Skor Maksimal Ideal 2800
Jumlah Skor Tercapai 2010
Rata-Rata Skor Tercapai 71,79
Keterangan:
27
28
Jumlah
90
70
1010
10
: Tuntas
TT
: Tidak Tuntas
: 21
:7
Klasikal
: Belum tuntas
Uraian
Hasil Siklus II
71,79
21
75,00
siswa
adalah
71,79
dan
ketuntasan
belajar
66
peningkatan
mambantu
hasil
siswa
belajar
yang
siswa
kurang
ini
mampu
karena
dalam
siswa
mata
pelaksanaan
kegiatan
belajar
diperoleh
siswa
merumuskan
kesimpulan/menemukan konsep
3) Pengelolaan waktu
d. Revisi Rancangan
Pelaksanaan kegiatan belajar pada siklus II ini
masih
terdapat
kekurangan-kekurangan.
Maka
perlu
dalam
memotivasi
siswa
hendaknya
dapat
67
harus
mendistribusikan
waktu
secara
baik
68
mengajar
mengacu
pada
rencana
pelajaran
dengan
III.
Pengamatan
(observasi)
dilaksanakan
Nilai
60
80
80
70
70
90
80
Keterangan
T
TT
No.
Urut
15
16
17
18
19
20
21
Nilai
80
90
80
70
80
60
80
Keterangan
T
TT
69
8
60
9
80
10
90
11
70
12
80
13
90
14
70
Jumlah
1070
12
2
Jumlah Skor Maksimal Ideal 2800
Jumlah Skor Tercapai 2160
Rata-Rata Skor Tercapai 77,14
Keterangan:
22
23
24
25
26
27
28
Jumlah
90
80
70
80
70
70
90
1090
13
: Tuntas
TT
: Tidak Tuntas
: 25
:3
Klasikal
: Tuntas
Uraian
Nilai rata-rata tes formatif
Jumlah siswa yang tuntas belajar
Persentase ketuntasan belajar
70
proses
melaksanakan
belajar
semua
mengajar
pembelajaran
guru
telah
dengan
baik.
persentase
pelaksanaannya
untuk
masing-
71
3) Kekurangan
mengalami
pada
siklus-siklus
perbaikan
dan
sebelumnya
peningkatan
sudah
sehingga
belajar
siswsa
pada
siklus
III
mencapai
ketuntasan.
d. Revisi Pelaksanaan
Pada siklus III guru telah menerapkan pembelajaran
kooperatif model Numbered Head Together dengan baik
dan dilihat dari aktivitas siswa serta hasil belajar siswa
pelaksanaan proses belajar mengajar sudah berjalan
dengan baik. Maka tidak diperlukan revisi terlalu banyak,
tetapi yang perlu diperhatikan untuk tindakah selanjutnya
adalah memaksimalkan dan mempertahankan apa yang
telah ada dengan tujuan agar pada pelaksanaan proses
belajar mengajar selanjutnya penerapan pembelajaran
kooperatif
model
Numbered
Head
Together
dapat
72
Melalui
hasil
peneilitian
ini
menunjukkan
bahwa
Hal
ini
dapat
dilihat
dari
semakin
mantapnya
selama
ini,
yaitu
dapat
ditunjukkan
dengan
proses
pembelajaran
Matematika
dengan
73
melaksanakan
langkah-langkah
pembelajaran
membimbing
mengerjakan
kegiatan,
dan
mengamati
menjelaskan
siswa
materi
yang
dalam
tidak
74
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan
selama tiga siklus, dan berdasarkan seluruh pembahasan serta
analisis
yang
telah
dilakukan
dapat
disimpulkan
sebagai
berikut:
1. Pembelajaran kooperatif model Numbered Head Together
memiliki
dampak
positif
dalam
meningkatkan
prestasi
mempunyai
meningkatkan
motivasi
pengaruh
belajar
positif,
siswa
yaitu
dalam
dapat
belajar
75
B. Saran
Dari
hasil
penelitian
yang
diperoleh
dari
uraian
melaksanakan
pembelajaran
kooperatif
model
76
ini
hanya
dilakukan
penelitian
yang
serupa
hendaknya
dilakukan
77
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Muhammad. 1996. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar.
Bandung: Sinar Baru Algesindon.
Arikunto, Suharsimi. 1989. Penilaian Program Pendidikan. Proyek
Pengembangan LPTK Depdikbud. Dirjen Dikti.
Arikunto, Suharsimi. 1993. Manajemen
Manusiawi. Jakarta: Rineksa Cipta.
Mengajar
Secara
78
79
80
81