You are on page 1of 20

LABORATORIUM PENGELOLAAN LIMBAH INDUSTRI

SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2015/2016

LAPORAN PRAKTIKUM
REVERSE OSMOSIS

Tanggal Praktikum

: 28 September 2015

Tanggal Pengumpulan Laporan

: 05 Oktober 2015

Pembimbing : Herawati Budiastuti, Ph.D


Oleh :
Kelompok

: VI

Nama

: Amanda Putri

NIM. 121411013

Farras Aditya

NIM. 121411014

Tasya Diah Rachmadiani

NIM. 121411015

Kelas

: 3B

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK KIMIA


JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2015

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Air merupakan kebutuhan yang paling mendasar bagi makhluk hidup. Air yang
digunakan harus memenuhi syarat dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Secara
kualitas, air harus tersedia pada kondisi yang memenuhi syarat kesehatan; yang dapat
ditinjau dari aspek fisika, kimia, dan biologi. Adanya perkembangan industri dan
pemukiman dapat mengancam kualitas air bersih, sehingga diperlukan upaya perbaikan
baik secara sederhana maupun modern.
Menurut serangkaian riset yang dilakukan NSF (National Sanitation Foundation),
lembaga independen dari Amerika Serikat yang secara konsisten membahas masalah
air, ditemukan bahwa 80% penyakit yang diderita manusia disebabkan oleh air. Hal ini
karena zat-zat polutan (penyebab polusi/pencemaran) yang terdapat pada air minum,
mengandung logam berat dan bahan-bahan kimia hasil industri seperti klorin, phenol
dan tannin, ditambah residu pupuk dan pestisida kimia dari pertanian, bakteri, virus dan
lain sebaginya. Meminum air yang kurang bersih memang tidak akan berpengaruh
dalam jangka pendek, namun dalam jangka panjang lambat laun akan membuat organorgan tubuh kita menjadi rusak dan seringkali berakibat fatal dan terlambat.
Salah satu proses pengolahan air secara fisik adalah dengan reverse osmosis
(RO), dimana air dimurnikan dari pengotor-pengotornya. Air minum yang dihasilkan
oleh RO ini adalah air murni dan sehat sehingga tidak perlu dimasak lagi. Air yang
bersih dan sehat jelas akan memperbaiki sistem kekebalan tubuh kita karena
didalamnya tidak ada lagi zat-zat yang berbahaya termasuk virus atau bakteri, ataupun
bekas-bekasnya.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai pada percobaan ini adalah:
1. Mempelajari proses pemisahan kation dengan proses Reverse Osmosis
2. Menentukan nilai TDS, DHL dan Laju Alir pada aliran permeat dan konsentrat
selama proses Reverse Osmosis berlangsung
3. Menentukan % Reject dari proses Reverse Osmosis
4. Membandingkan hasil percobaan proses Reverse Osmosis pada tekanan yang
berbeda

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Proses Osmosis adalah proses perpindahan massa pelarut (solvent) melalui pori dalam
filter atau membran semipermeabel dari larutan (solution) yang berkonsentrasi rendah ke
larutan (solution) yang berkonsentrasi tinggi. Sedangkan proses Reverse Osmosis adalah
proses perpindahan massa larutan (solution) melalui pori dalam filter atau membran
semipermeabel dengan menggunakan driving force berupa perbedaan tekanan yang melebihi
tekanan osmosisnya. Tekanan yang digunakan adalah tekanan hidrostatis.
Membran semipermeabel yang digunakan pada reverse osmosis disebut membran
reverse osmosis (membran RO). Membran RO memiliki ukuran pori < 1 nm. Karena ukuran
porinya yang sangat kecil, membran RO disebut juga membran tidak berpori. Membran RO
biasanya digunakan untuk pengolahan air, seperti pengolahan air minum, desalinasi air laut,
dan pengolahan limbah cair. Saat ini membran RO juga banyak digunakan pada proses
pengolahan air isi ulang.
Cara Kerja Reverse Osmosis
Sebuah membran semipermeabel, seperti halnya membran yang tersusun dari dindingdinding sel atau seperti susunan sel pada kantung kemih, bersifat selektif terhadap bendabenda yang akan melaluinya. Umumnya membran ini sangat mudah untuk dilalui oleh air
karena ukuran molekulnya yang kecil, tapi juga mencegah kontaminan-kontaminan lain yang
mencoba melaluinya. Sebagai percobaan, air diisikan di kedua sisi membran, dimana air di
salah satu sisinya memiliki perbedaan konsentrasi mineral-mineral terlarut, karena air
memiliki sifat berpindah dari larutan berkonsentrasi rendah menuju larutan berkonsentrasi
lebih tinggi, maka air akan berpindah (berdifusi) melalui membran dari sisi konsentrasi
rendah ke sisi konsentrasi yang lebih tinggi. Sehingga, tekanan osmotik akan melawan proses
difusi dan akan terbentuk kesetimbangan.

Proses Reverse Osmosis menggerakkan air dari konsentrasi kontaminan yang tinggi
(sebagai air baku) menuju penampungan air yang memiliki konsentrasi kontaminan sangat
rendah. Dengan menggunakan air bertekanan tinggi di sisi air baku, sehingga dapat
menciptakan proses yang berlawanan (reverse) dari proses alamiah osmosis. Dengan tetap
menggunakan membran semi-permeable maka hanya akan mengijinkan molekul air yang
melaluinya dan membuang bermacam-macam kontaminan yang terlarut. Proses spesifik yang
terjadi dinamakan ion eksklusi, dimana sejumlah ion pada permukaan membran sebagai
sebuah pembatas mengijinkan molekul-molekul air untuk melaluinya seiring melepas
substansi-substansi lain.

Membran semi-permeable di awal-awal percobaan osmosis berasal dari kantung kemih


babi. Sebelum tahun 1960, membran-membran jenis ini dinilai sangat tidak efisien, mahal,
dan tidak handal untuk penggunaan aplikasi osmosis diluar laboratorium. Bahan-bahan
sintetik modern, mampu memecahkan masalah ini, membuat membran menjadi lebih efektif
dalam menghilangkan kontaminan, dan membuatnya lebih kuat untuk menahan tekanan air
yang lebih besar sebagai efisiensi pengoperasian.

Pada proses pemisahan menggunakan RO, membran akan mengalami perubahan karena
memampat dan menyumbat (fouling). Pemampatan atau fluks merosot itu serupa dengan
perayapan plastik/logam ketika terkena beban tegangan kompresi. Makin besar tekanan dan
suhu biasanya membran makin mampat dan menjadi tidak reversible. Normalnya membran
bekerja pada suhu 21-35 derajat Celcius. Fouling membran dapat diakibatkan oleh zat-zat
dalam air baku seperti kerak, pengendapan koloid, oksida logam, bahan organik dan silika.
Oleh sebab itu cairan yang masuk ke proses reverse osmosis harus terbebas dari partikelpartikel besar agar tidak merusak membran. Pada prakteknya, cairan sebelum masuk ke
proses reverse osmosis dilakukan serangkaian pengolahan terlebih dahulu, biasanya
dilakukan pre-treatment dengan koagulasi dan flokulasi yang dilanjutkan dengan adsorbsi
karbon aktif dan mikrofiltrasi.
Pada suatu saat membran akan menjadi kotor sebagai akibat dari adanya materialmaterial yang tidak bisa lewat. Hal ini yang menyebabkan tersumbatnya membran. Kotoran
yang terbentuk gumpalan kotoran, kerak atau hasil proses hidrolisa. Untuk mengembalikan
ke kondisi semula dilakukan pembersihan dengan menggunakan larutan pembersih yang
khusus. Bahan ini bisa melarutkan kotoran tetapi tidak merusak membran yang biasanya
terbuat dari enzim. Proses pencucian dilakukan dengan meresirkulasi larutan pencuci ke
membran selama kurang lebih 45 menit.
Aplikasi Penggunaan Reverse Osmosis
Berapa aplikasi penggunaan reverse osmosis dalam industri :
Desalinasi (desalination) air payau (brackish) dan air laut (sea water)
Demineralisasi untuk air umpan boiler (Boiler Feed Water)
Pemisahan protein dari whey
Treatment khusus untuk industri kimia, makanan, tekstil dan kertas
Pervaporasi (pervarporation), misalnya permisahan alkohol-air
Penentuan Koefisien Rejection
Semakin besar tekanan, maka air yang dihasilkan dari proses pemisahan akan semakin
murni (kadar garam atau zat terlarut semakin kecil). Untuk menentukan keberhasilan proses
pemisahan dengan cara tersebut, maka dapat dilakukan dengan cara menentukan koefisien
rejection (R) yang menyatakan hubungan antara konsentrasi atau kadar garam di aliran
influent dan di aliran effluent (permeat) yang ditulis sebagai berikut:
R=

CmCp
Cm

atau

%R=

CmCp
100
Cm

Dengan: Cm = konsentrasi zat terlarut di aliran influen


Cp = konsentrasi zat terlarut di aliran permeat.
Semakin besar nilai R, maka proses pemisahan semakin baik, artinya permeat semakin
murni. Efisiensi penyisihan membran RO yang tinggi menyebabkan terjadinya penyisihan
mineral-mineral alami pada air baku. Mineral-mineral alami ini tidak hanya memberikan rasa
yang enak pada air tetapi juga membantu fungsi vital sistem tubuh. Air minum akan kurang
sehat bagi tubuh apabila kurang mengandung mineral-mineral ini. Dengan kata lain, air murni
yang dihasilkan oleh membran RO tidak sehat bagi tubuh.
Membran RO memiliki keterbatasan dalam pengoperasiannya, di antaranya:

Tekanan air baku antara 40 70 psig (800 1.000 psi).


Kekeruhan air baku tidak boleh lebih dari 1 NTU.
pH operasi berkisar antara 4 11.
TDS air baku tidak boleh lebih dari 35.000 ppm. Nilai TDS yang lebih tinggi akan

menurunkan kecepatan produksi.


Suspended Solid air baku; (dinyatakan dengan SDI, Salt Density Index), harus

kurang dari 5.
Sisa klor air baku harus nol (0).

BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
Alat:
1.
2.
3.
4.
5.

Ember
Gelas Kimia 50 mL
Gelas Ukur 1 L
Seperangkat Alat Reverse Osmosis
TDS dan DHL-meter

Bahan:
1. Air kran
2. Tissue

3.2 Cara Kerja


Memeriksa semua
aliran (influent,
permeat dan
konsentrat)

Membuka semua
valve di aliran
influent

Menyalakan mesin
RO

Mengukur TDS, DHL


dan Volume di aliran
permeat dan
konsentrat setiap 5
menit selama 30
menit

Mengukur TDS dan


DHL di influent

Mengatur tekanan
pada 100 mPa atau
0,68 PSI

Menampung
permeat dalam bak
penampungan

Membuang
konsentrat ke
saluran
pembuangan

Mengulangi
percobaan pada
tekanan 102 mPa
atau 0,70 PSI

BAB IV
PENGOLAHAN DATA
4.1 Data Pengamatan
Umpan (air kran)
TDS : 191 mg/L
DHL : 0,286 mS/cm
4.1.1 Tekanan 102 mPa atau 0,70 PSI
Waktu
(menit
)
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
RataRata

Permeat

24
12
11
9
9
9
9
9
8
8

DHL
(mS/c
m)
0,034
0,019
0,015
0,014
0,014
0,014
0,014
0,012
0,012
0,012

Volume
(mL)/15
s
102
95
95
100
85
85
110
80
90

10,8

0,016

84,2

TDS
(mg/L)

pH
Permea
t

pH
Konsentr
at

135
124
135
125
120
125
125
110
125

6,58
6,27
6,17
6,27
6,17
6,15
6,06
6,20
7,20
7,16

6,94
6,88
6,75
6,29
6,14
6,15
6,16
6,15
7,20
7,13

112,4

6,423

6,579

pH
Permea
t

pH
Konsentr
at

6,58
6,27
6,17
6,27
6,17
6,15
6,06
6,20
7,20

6,94
6,88
6,75
6,29
6,14
6,15
6,16
6,15
7,20

Konsentrat

331
283
281
269
269
272
283
278
261
270

DHL
(mS/cm
)
0,468
0,417
0,423
0,405
0,402
0,410
0,425
0,417
0,391
0,404

279,7

0,4162

TDS
(mg/L)

Volume
(mL)/15 s

4.1.2 Tekanan 102 mPa atau 0,70 PSI


Waktu
(menit
)
0
10
20
30
40
50
60
70
80

Permeat
TDS
(mg/L)
24
12
11
9
9
9
9
9
8

DHL
(mS/c
m)
0,034
0,019
0,015
0,014
0,014
0,014
0,014
0,012
0,012

Konsentrat
Volume
(mL)/15
s
60
102
95
95
100
85
85
110
80

TDS
(mg/L)
331
283
281
269
269
272
283
278
261

DHL
(mS/cm
)
0,468
0,417
0,423
0,405
0,402
0,410
0,425
0,417
0,391

Volume
(mL)/15 s
120
135
124
135
125
120
125
125
110

90
RataRata

0,012

90

270

0,404

125

0,0189

1730

330,14

0,4987

2393

4.2 Perhitungan
4.2.1 Laju alir
Laju alir (mL /menit)=

Volume (mL)
Waktu (menit)

4.2.2 % Reject
( TDS akhirTDS awal )
Reject=
100
TDS awal
4.3 Data Hasil Perhitungan
4.3.1 Tekanan 102 mPa atau 0,70 PSI
Waktu
(menit)
0

Laju alir
(mL/menit)
Permea Konsentr
t
at
-

% Reject
87,43455

10

408

540

93,71728

20

380

496

94,24084

30

380

540

95,28796

40

400

500

95,28796

50

340

480

95,28796

60

340

500

95,28796

70

440

500

95,28796

80

320

440

95,81152

90

360

500

95,81152

Rata-Rata

370,48

494,56

94,34555

4.3.2 Tekanan 102 mPa atau 0,70 PSI


Waktu
(menit)
0
5
10
15
20
25
30

Laju alir
(mL/menit)
Permea Konsentr
t
at
370
488
368
480
362
484
366
482
366
484
364
486

% Reject
94,62
94,62
94,62
95,07
95,07
94,62
94,62

7,16

7,13

Rata-Rata

366

484

94,75

4.4 Data Perbandingan Hasil Reverse Osmosis Pada Tekanan 100 mPa dan 102 mPa
Nilai Rata-Rata
Tekana
n
(mPa)
100
102

Permeat
TDS
(mg/L)

DHL
(mS/cm)

12,5714
11,7143

0,0189
0,0174

%
Reject

Konsentrat
Laju Alir
(mL/men
it)
346
366

TDS
(mg/L)

DHL
(mS/cm)

330,1429
338,2857

0,4987
0,5070

Laju Alir
(mL/men
it)
478,67
484

94,36
94,75

4.5 Grafik Perbandingan Hasil Reverse Osmosis Pada Tekanan 100 mPa dan 102 mPa
4.4.1 Permeat
a) TDS

Grafik TDS Terhadap Waktu Pada Permeat


13.5
13
12.5
12

100 mPa

TDS (mg/L) 11.5

102 mPa

11
10.5
10

10

15

20

25

30

35

Waktu (menit)

b) DHL

Grafik DHL Terhadap Waktu Pada Permeat


0.021
0.020
0.019
100 mPa

DHL (mS/cm) 0.018

102 mPa

0.017
0.016
0.015

10

15

20

Waktu (menit)

25

30

35

4.4.2 Konsentrat
a) TDS

Grafik TDS Terhadap Waktu Pada Konsentrat


345
340
335
330

100 mPa

TDS (mg/L) 325

102 mPa

320
315
310

10

15

20

25

30

35

Waktu (menit)

b) DHL

Grafik DHL Terhadap Waktu Pada Konsentrat


0.520
0.515
0.510
0.505
100 mPa

DHL (mS/cm) 0.500

102 mPa

0.495
0.490
0.485
0.480

10

15

20

Waktu (menit)

25

30

35

4.4.3 Reject

Grafik Rejection Terhadap Waktu


95.20
95.00
94.80
94.60
100 mPa

Reject (%) 94.40

102 mPa

94.20
94.00
93.80
93.60

10

15

20

Waktu (menit)

25

30

35

BAB IV
PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN
4.1 Pembahasan (Kusnadi NIM. 121411015)
Pada percobaan ini, proses reverse osmosis dilakukan terhadap air baku yang
merupakan air kran di Laboratorium Pilot Plant Gedung Teknik Kimia A, Politeknik
Negeri Bandung. Alat utama yang digunakan adalah unit filtrasi yang terdiri dari
beberapa tabung berisi filter dan unit reverse osmosis yang terdiri dari dua tabung kecil
berisi membran semipermeabel. Unit filtrasi dipasang sebelum unit reverse osmosis
supaya kerja yang dilakukan unit reverse osmosis tidak terlalu berat, karena dengan
demikian pengotor yang ukuran partikelnya besar akan tersaring oleh unit filtrasi. Hal
ini akan memperpanjang waktu pakai membran semipermeabel pada unit reverse
osmosis.
Percobaan dilakukan dengan tekanan yang sedikit berbeda, yaitu 100 dan 102
mPa atau 0,68 dan 0,70 PSI. Hasil percobaan menunjukkan bahwa proses reverse
osmosis yang telah dilakukan tersebut berhasil menghasilkan permeat yang nilai TDS
dan DHLnya lebih rendah dari air baku dan konsentrat yang nilai TDS dan DHLnya
lebih tinggi dari air baku dengan nilai % reject yang lebih dari 90 %.
Nilai TDS dan DHL pada menit ke-5 hingga menit ke-30 cenderung fluktuatif dan
tidak jauh berbeda. Hal ini dikarenakan waktu proses reverse osmosis tidak terlalu
berpengaruh terhadap nilai TDS dan DHL.
Hasil pengukuran Percobaan yang dilakukan pada tekanan 102 mPa atau 0,70 PSI
memberikan hasil yang lebih baik. Buktinya dapat dilihat dari nilai TDS dan DHL baik
pada permeat maupun konsentrat. Selain dari nilai TDS dan DHL, perbandingan hasil
proses reverse osmosis juga dapat dilihat dari nilai % reject-nya. Berikut adalah
perbandingan hasil percobaan yang telah dilakukan tersebut:

Tekanan
(mPa)
100
102

Permeat
TDS
DHL
(mg/L)
(mS/cm)
12,5714
0,0189
11,7143
0,0174

Nilai Rata-Rata
Konsentrat
TDS
DHL
(mg/L)
(mS/cm)
330,1429
0,4987
338,2857
0,5070

% Reject

94,36
94,75

Perbandingan hasil percobaan di atas menunjukkan hasil yang sesuai dengan teori
yang menyatakan bahwa semakin tinggi tekanan, maka semakin besar nilai % rejectnya, semakin baik proses pemisahannya dan semakin murni air (permeat) yang
dihasilkan dari proses reverse osmosis tersebut.

4.2 Kesimpulan
1. Hasil percobaan:
Nilai Rata-Rata
Tekana
n
(mPa)
100
102

Permeat
TDS
(mg/L)
12,571
4
11,714
3

%
Reject

Konsentrat

DHL
(mS/c
m)

Laju Alir
(mL/meni
t)

0,0189

346

0,0174

366

TDS
(mg/L)
330,142
9
338,285
7

DHL
(mS/c
m)

Laju Alir
(mL/meni
t)

0,4987

478,67

0,5070

484

94,36
94,75

2. Nilai TDS dan DHL di aliran permeat lebih kecil dari nilai TDS dan DHL di aliran
influent.
3. Nilai TDS dan DHL di aliran konsentrat lebih besar dari nilai TDS dan DHL di
aliran influent.
4. Semakin tinggi tekanan, maka semakin besar nilai % reject-nya, semakin baik
proses pemisahannya dan semakin murni air (permeat) yang dihasilkan dari proses
reverse osmosis.

LAMPIRAN
Pertanyaan:
1. Gambarkan skema peralatan Sistem Reverse Osmosis yang digunakan untuk percobaan
tersebut dan lengkapi dengan valve (kran) dan lainnya!
2. Hitung % reject (% R) dan tabelkan serta dibahas dengan singkat dan jelas!
3. Perkirakan hubungan antara konsentrasi zat terlarut yang dinyatakan DHL dan TDS!
4. Jelaskan secara singkat dan jelas, mengapa di aliran permeat, konsentrasi zat terlarut tidak
dapat/sulit dihasilkan harga rendah atau mendekati nol!
5. Usaha apa agar kadar zat terlarut di aliran permeat dihasilkan TDS atau DHL sekecil
mungkin?
6. Jelaskan fungsi masing-masing kolom (tabung) dalam sistem RO tersebut!
Jawaban:
1. Skema Sistem Reverse Osmosis

2.

Reject=

( TDS akhirTDS awal )


100
TDS awal

Tabel hasil perhitungan


Waktu
(menit)
0
5
10
15
20
25
30
Rata-Rata

% Reject
100
102
mPa
mPa
94,17
94,62
94,17
94,62
94,62
94,62
94,62
95,07
94,17
95,07
94,17
94,62
94,62
94,62
94,36
94,75

Nilai % reject menunjukkan banyaknya jumlah partikel/ion yang tertahan oleh membran
semipermeabel.dan kemudian keluar bersama aliran konsentrat. Oleh karena itu, nilai %
reject dipengaruhi oleh nilai TDS yang terdapat pada influent dan aliran permeat. Seperti
yang dapat dilihat pada table di atas, nilai % reject berkisar antara 94,62 % hingga 95,07
%.
3. Hubungan konsentrasi zat terlarut

Grafik TDS vs DHL Konsentrat


Pada Tekanan 102 mPa
520
515
510
505

DHL (S/cm) 500


495
490
485
330

332

334

336

338

340

342

344

TDS (mg/L)

Secara garis besar, dari data pengamatan dapat dilihat bahwa hubungan (korelasi) antara
konsentrasi zat terlarut (TDS dan DHL) membentuk persamaan linier. Semakin besar nilai
TDS, maka semakin besar pula nilai DHLnya, begitu pula dengan sebaliknya. Hal ini
karena DHL yang terukur merupakan kepunyaan TDS, dimana dissolved solid tersebut
merupakan partikel yang mampu menghantarkan arus listrik (ion).

4. Kandungan zat terlarut dengan nilai yang sangat rendah atau mendekati nol itu berarti
bahwa seluruh zat terlarut tertahan oleh membran semipermeabel. Pada kenyataannya,
tidak semua zat terlarut dapat tertahan. Zat terlarut yang tidak tertahan dan lolos dari
membran semipermeabel tersebut adalah zat terlarut yang memiliki ukuran partikel yang
sangat kecil, lebih kecil dari ukuran pori-pori membran semipermeabel.
Di aliran permeat bisa saja dihasilkan konsentrasi zat terlarut dengan nilai harga rendah
atau mendekati nol. Hal ini terjadi jika ukuran partikel dari semua zat terlarut lebih kecil
dari ukuran pori-pori membran semipermeabel.
5. Agar kadar zat terlarut di aliran permeat dihasilkan TDS atau DHL sekecil mungkin, perlu
dilakukan:
a) Pembersihan membran dan media filter RO yang terdapat pada unit RO secara berkala
agar pengotor yang tersaring tidak mengendap dan menyumbat membran sehingga
menyebabkan nilai TDS dan DHL tinggi.
b) Pre-treatment (misalnya : koagulasi, flokulasi, sedimentasi dan filtrasi) pada air
sebelum masuk unit reverse osmosis agar beban kerja alat tidak berlebihan sehingga
alat yang digunakan tidak cepat rusak dan penyaringan yang terjadi di membran dapat
benar-benar mengurangi kadar zat terlarut yang ada dalam aliran air permeat dan
konsetrat.
6. Fungsi dari masing-masing komponen adalah:
a) Cartridge : menyaring partikel yang besar seperti kotoran, lumpur, pasir, debu, karat,
bahan mikro, kapur.
b) Carbon dan chlor : mengembalikan rasa dan menghilangkan bau tak sedap sehingga
menghasilkan air dengan rasa alami.
c) Carbon filter : sebagai sedimen 10 mikron dan karbon aktif yang menyerap bau,
warna, rasa tak sedap, bahan kimia organik dan klorin dalam tahap lanjutan.
d) Silika filter : menghilangkan kandungan lumpur atau tanah dan sedimen pada air.
e) Reverse osmosis : membuang seluruh pencemaran kimia, bakteri dan virus hingga
tingkat terkecil 1/10000 mikron, sehingga menghasilkan air murni.

DAFTAR PUSTAKA

Wikipedia. Reverse Osmosis. http://en.wikipedia.org/wiki/Reverse_osmosis. [27 Oktober


2014]
Wikipedia. Osmosis Terbalik. http://id.wikipedia.org/wiki/Osmosis_terbalik. [27 Oktober
2014]
Santoso, Rio. 2009. Apa Itu Reverse Osmosis?. http://airreverseosmosis.wordpress.com/.
[27 Oktober 2014]
Anonim. 2010. Apakah Sistem Reverse Osmosis Itu?.
http://osmosiswater.blogspot.com/p/apakah-sistem-reverse-osmosis-ro-itu.html. [27
Oktober 2014]
Anonim. 2012. Pengertian Osmosis Dan Contohnya. http://gardapengetahuan.blogspot.com/2012/10/pengertian-osmosis-dan-contohnya.html. [27
Oktober 2014]
Anonim. 2013. Reverse Osmosis Dan Cara Kerjanya. http://nanosmartfilter.com/tag/carakerja-reverse-osmosis/. [27 Oktober 2014]
Effendi, Hefni. 2012. Telaah Kualitas Air. Yogyakarta : Penerbit Kanisius.
Said, Nusa Idaman Dan Ruliasih. 2008. Teknologi Pengolahan Air Minum. Jakarta : Badan
Pengkajian Dan Penerapan Teknologi.

You might also like