Professional Documents
Culture Documents
LAPORAN PRAKTIKUM
REVERSE OSMOSIS
Tanggal Praktikum
: 28 September 2015
: 05 Oktober 2015
: VI
Nama
: Amanda Putri
NIM. 121411013
Farras Aditya
NIM. 121411014
NIM. 121411015
Kelas
: 3B
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Air merupakan kebutuhan yang paling mendasar bagi makhluk hidup. Air yang
digunakan harus memenuhi syarat dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Secara
kualitas, air harus tersedia pada kondisi yang memenuhi syarat kesehatan; yang dapat
ditinjau dari aspek fisika, kimia, dan biologi. Adanya perkembangan industri dan
pemukiman dapat mengancam kualitas air bersih, sehingga diperlukan upaya perbaikan
baik secara sederhana maupun modern.
Menurut serangkaian riset yang dilakukan NSF (National Sanitation Foundation),
lembaga independen dari Amerika Serikat yang secara konsisten membahas masalah
air, ditemukan bahwa 80% penyakit yang diderita manusia disebabkan oleh air. Hal ini
karena zat-zat polutan (penyebab polusi/pencemaran) yang terdapat pada air minum,
mengandung logam berat dan bahan-bahan kimia hasil industri seperti klorin, phenol
dan tannin, ditambah residu pupuk dan pestisida kimia dari pertanian, bakteri, virus dan
lain sebaginya. Meminum air yang kurang bersih memang tidak akan berpengaruh
dalam jangka pendek, namun dalam jangka panjang lambat laun akan membuat organorgan tubuh kita menjadi rusak dan seringkali berakibat fatal dan terlambat.
Salah satu proses pengolahan air secara fisik adalah dengan reverse osmosis
(RO), dimana air dimurnikan dari pengotor-pengotornya. Air minum yang dihasilkan
oleh RO ini adalah air murni dan sehat sehingga tidak perlu dimasak lagi. Air yang
bersih dan sehat jelas akan memperbaiki sistem kekebalan tubuh kita karena
didalamnya tidak ada lagi zat-zat yang berbahaya termasuk virus atau bakteri, ataupun
bekas-bekasnya.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai pada percobaan ini adalah:
1. Mempelajari proses pemisahan kation dengan proses Reverse Osmosis
2. Menentukan nilai TDS, DHL dan Laju Alir pada aliran permeat dan konsentrat
selama proses Reverse Osmosis berlangsung
3. Menentukan % Reject dari proses Reverse Osmosis
4. Membandingkan hasil percobaan proses Reverse Osmosis pada tekanan yang
berbeda
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Proses Osmosis adalah proses perpindahan massa pelarut (solvent) melalui pori dalam
filter atau membran semipermeabel dari larutan (solution) yang berkonsentrasi rendah ke
larutan (solution) yang berkonsentrasi tinggi. Sedangkan proses Reverse Osmosis adalah
proses perpindahan massa larutan (solution) melalui pori dalam filter atau membran
semipermeabel dengan menggunakan driving force berupa perbedaan tekanan yang melebihi
tekanan osmosisnya. Tekanan yang digunakan adalah tekanan hidrostatis.
Membran semipermeabel yang digunakan pada reverse osmosis disebut membran
reverse osmosis (membran RO). Membran RO memiliki ukuran pori < 1 nm. Karena ukuran
porinya yang sangat kecil, membran RO disebut juga membran tidak berpori. Membran RO
biasanya digunakan untuk pengolahan air, seperti pengolahan air minum, desalinasi air laut,
dan pengolahan limbah cair. Saat ini membran RO juga banyak digunakan pada proses
pengolahan air isi ulang.
Cara Kerja Reverse Osmosis
Sebuah membran semipermeabel, seperti halnya membran yang tersusun dari dindingdinding sel atau seperti susunan sel pada kantung kemih, bersifat selektif terhadap bendabenda yang akan melaluinya. Umumnya membran ini sangat mudah untuk dilalui oleh air
karena ukuran molekulnya yang kecil, tapi juga mencegah kontaminan-kontaminan lain yang
mencoba melaluinya. Sebagai percobaan, air diisikan di kedua sisi membran, dimana air di
salah satu sisinya memiliki perbedaan konsentrasi mineral-mineral terlarut, karena air
memiliki sifat berpindah dari larutan berkonsentrasi rendah menuju larutan berkonsentrasi
lebih tinggi, maka air akan berpindah (berdifusi) melalui membran dari sisi konsentrasi
rendah ke sisi konsentrasi yang lebih tinggi. Sehingga, tekanan osmotik akan melawan proses
difusi dan akan terbentuk kesetimbangan.
Proses Reverse Osmosis menggerakkan air dari konsentrasi kontaminan yang tinggi
(sebagai air baku) menuju penampungan air yang memiliki konsentrasi kontaminan sangat
rendah. Dengan menggunakan air bertekanan tinggi di sisi air baku, sehingga dapat
menciptakan proses yang berlawanan (reverse) dari proses alamiah osmosis. Dengan tetap
menggunakan membran semi-permeable maka hanya akan mengijinkan molekul air yang
melaluinya dan membuang bermacam-macam kontaminan yang terlarut. Proses spesifik yang
terjadi dinamakan ion eksklusi, dimana sejumlah ion pada permukaan membran sebagai
sebuah pembatas mengijinkan molekul-molekul air untuk melaluinya seiring melepas
substansi-substansi lain.
Pada proses pemisahan menggunakan RO, membran akan mengalami perubahan karena
memampat dan menyumbat (fouling). Pemampatan atau fluks merosot itu serupa dengan
perayapan plastik/logam ketika terkena beban tegangan kompresi. Makin besar tekanan dan
suhu biasanya membran makin mampat dan menjadi tidak reversible. Normalnya membran
bekerja pada suhu 21-35 derajat Celcius. Fouling membran dapat diakibatkan oleh zat-zat
dalam air baku seperti kerak, pengendapan koloid, oksida logam, bahan organik dan silika.
Oleh sebab itu cairan yang masuk ke proses reverse osmosis harus terbebas dari partikelpartikel besar agar tidak merusak membran. Pada prakteknya, cairan sebelum masuk ke
proses reverse osmosis dilakukan serangkaian pengolahan terlebih dahulu, biasanya
dilakukan pre-treatment dengan koagulasi dan flokulasi yang dilanjutkan dengan adsorbsi
karbon aktif dan mikrofiltrasi.
Pada suatu saat membran akan menjadi kotor sebagai akibat dari adanya materialmaterial yang tidak bisa lewat. Hal ini yang menyebabkan tersumbatnya membran. Kotoran
yang terbentuk gumpalan kotoran, kerak atau hasil proses hidrolisa. Untuk mengembalikan
ke kondisi semula dilakukan pembersihan dengan menggunakan larutan pembersih yang
khusus. Bahan ini bisa melarutkan kotoran tetapi tidak merusak membran yang biasanya
terbuat dari enzim. Proses pencucian dilakukan dengan meresirkulasi larutan pencuci ke
membran selama kurang lebih 45 menit.
Aplikasi Penggunaan Reverse Osmosis
Berapa aplikasi penggunaan reverse osmosis dalam industri :
Desalinasi (desalination) air payau (brackish) dan air laut (sea water)
Demineralisasi untuk air umpan boiler (Boiler Feed Water)
Pemisahan protein dari whey
Treatment khusus untuk industri kimia, makanan, tekstil dan kertas
Pervaporasi (pervarporation), misalnya permisahan alkohol-air
Penentuan Koefisien Rejection
Semakin besar tekanan, maka air yang dihasilkan dari proses pemisahan akan semakin
murni (kadar garam atau zat terlarut semakin kecil). Untuk menentukan keberhasilan proses
pemisahan dengan cara tersebut, maka dapat dilakukan dengan cara menentukan koefisien
rejection (R) yang menyatakan hubungan antara konsentrasi atau kadar garam di aliran
influent dan di aliran effluent (permeat) yang ditulis sebagai berikut:
R=
CmCp
Cm
atau
%R=
CmCp
100
Cm
kurang dari 5.
Sisa klor air baku harus nol (0).
BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
Alat:
1.
2.
3.
4.
5.
Ember
Gelas Kimia 50 mL
Gelas Ukur 1 L
Seperangkat Alat Reverse Osmosis
TDS dan DHL-meter
Bahan:
1. Air kran
2. Tissue
Membuka semua
valve di aliran
influent
Menyalakan mesin
RO
Mengatur tekanan
pada 100 mPa atau
0,68 PSI
Menampung
permeat dalam bak
penampungan
Membuang
konsentrat ke
saluran
pembuangan
Mengulangi
percobaan pada
tekanan 102 mPa
atau 0,70 PSI
BAB IV
PENGOLAHAN DATA
4.1 Data Pengamatan
Umpan (air kran)
TDS : 191 mg/L
DHL : 0,286 mS/cm
4.1.1 Tekanan 102 mPa atau 0,70 PSI
Waktu
(menit
)
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
RataRata
Permeat
24
12
11
9
9
9
9
9
8
8
DHL
(mS/c
m)
0,034
0,019
0,015
0,014
0,014
0,014
0,014
0,012
0,012
0,012
Volume
(mL)/15
s
102
95
95
100
85
85
110
80
90
10,8
0,016
84,2
TDS
(mg/L)
pH
Permea
t
pH
Konsentr
at
135
124
135
125
120
125
125
110
125
6,58
6,27
6,17
6,27
6,17
6,15
6,06
6,20
7,20
7,16
6,94
6,88
6,75
6,29
6,14
6,15
6,16
6,15
7,20
7,13
112,4
6,423
6,579
pH
Permea
t
pH
Konsentr
at
6,58
6,27
6,17
6,27
6,17
6,15
6,06
6,20
7,20
6,94
6,88
6,75
6,29
6,14
6,15
6,16
6,15
7,20
Konsentrat
331
283
281
269
269
272
283
278
261
270
DHL
(mS/cm
)
0,468
0,417
0,423
0,405
0,402
0,410
0,425
0,417
0,391
0,404
279,7
0,4162
TDS
(mg/L)
Volume
(mL)/15 s
Permeat
TDS
(mg/L)
24
12
11
9
9
9
9
9
8
DHL
(mS/c
m)
0,034
0,019
0,015
0,014
0,014
0,014
0,014
0,012
0,012
Konsentrat
Volume
(mL)/15
s
60
102
95
95
100
85
85
110
80
TDS
(mg/L)
331
283
281
269
269
272
283
278
261
DHL
(mS/cm
)
0,468
0,417
0,423
0,405
0,402
0,410
0,425
0,417
0,391
Volume
(mL)/15 s
120
135
124
135
125
120
125
125
110
90
RataRata
0,012
90
270
0,404
125
0,0189
1730
330,14
0,4987
2393
4.2 Perhitungan
4.2.1 Laju alir
Laju alir (mL /menit)=
Volume (mL)
Waktu (menit)
4.2.2 % Reject
( TDS akhirTDS awal )
Reject=
100
TDS awal
4.3 Data Hasil Perhitungan
4.3.1 Tekanan 102 mPa atau 0,70 PSI
Waktu
(menit)
0
Laju alir
(mL/menit)
Permea Konsentr
t
at
-
% Reject
87,43455
10
408
540
93,71728
20
380
496
94,24084
30
380
540
95,28796
40
400
500
95,28796
50
340
480
95,28796
60
340
500
95,28796
70
440
500
95,28796
80
320
440
95,81152
90
360
500
95,81152
Rata-Rata
370,48
494,56
94,34555
Laju alir
(mL/menit)
Permea Konsentr
t
at
370
488
368
480
362
484
366
482
366
484
364
486
% Reject
94,62
94,62
94,62
95,07
95,07
94,62
94,62
7,16
7,13
Rata-Rata
366
484
94,75
4.4 Data Perbandingan Hasil Reverse Osmosis Pada Tekanan 100 mPa dan 102 mPa
Nilai Rata-Rata
Tekana
n
(mPa)
100
102
Permeat
TDS
(mg/L)
DHL
(mS/cm)
12,5714
11,7143
0,0189
0,0174
%
Reject
Konsentrat
Laju Alir
(mL/men
it)
346
366
TDS
(mg/L)
DHL
(mS/cm)
330,1429
338,2857
0,4987
0,5070
Laju Alir
(mL/men
it)
478,67
484
94,36
94,75
4.5 Grafik Perbandingan Hasil Reverse Osmosis Pada Tekanan 100 mPa dan 102 mPa
4.4.1 Permeat
a) TDS
100 mPa
102 mPa
11
10.5
10
10
15
20
25
30
35
Waktu (menit)
b) DHL
102 mPa
0.017
0.016
0.015
10
15
20
Waktu (menit)
25
30
35
4.4.2 Konsentrat
a) TDS
100 mPa
102 mPa
320
315
310
10
15
20
25
30
35
Waktu (menit)
b) DHL
102 mPa
0.495
0.490
0.485
0.480
10
15
20
Waktu (menit)
25
30
35
4.4.3 Reject
102 mPa
94.20
94.00
93.80
93.60
10
15
20
Waktu (menit)
25
30
35
BAB IV
PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN
4.1 Pembahasan (Kusnadi NIM. 121411015)
Pada percobaan ini, proses reverse osmosis dilakukan terhadap air baku yang
merupakan air kran di Laboratorium Pilot Plant Gedung Teknik Kimia A, Politeknik
Negeri Bandung. Alat utama yang digunakan adalah unit filtrasi yang terdiri dari
beberapa tabung berisi filter dan unit reverse osmosis yang terdiri dari dua tabung kecil
berisi membran semipermeabel. Unit filtrasi dipasang sebelum unit reverse osmosis
supaya kerja yang dilakukan unit reverse osmosis tidak terlalu berat, karena dengan
demikian pengotor yang ukuran partikelnya besar akan tersaring oleh unit filtrasi. Hal
ini akan memperpanjang waktu pakai membran semipermeabel pada unit reverse
osmosis.
Percobaan dilakukan dengan tekanan yang sedikit berbeda, yaitu 100 dan 102
mPa atau 0,68 dan 0,70 PSI. Hasil percobaan menunjukkan bahwa proses reverse
osmosis yang telah dilakukan tersebut berhasil menghasilkan permeat yang nilai TDS
dan DHLnya lebih rendah dari air baku dan konsentrat yang nilai TDS dan DHLnya
lebih tinggi dari air baku dengan nilai % reject yang lebih dari 90 %.
Nilai TDS dan DHL pada menit ke-5 hingga menit ke-30 cenderung fluktuatif dan
tidak jauh berbeda. Hal ini dikarenakan waktu proses reverse osmosis tidak terlalu
berpengaruh terhadap nilai TDS dan DHL.
Hasil pengukuran Percobaan yang dilakukan pada tekanan 102 mPa atau 0,70 PSI
memberikan hasil yang lebih baik. Buktinya dapat dilihat dari nilai TDS dan DHL baik
pada permeat maupun konsentrat. Selain dari nilai TDS dan DHL, perbandingan hasil
proses reverse osmosis juga dapat dilihat dari nilai % reject-nya. Berikut adalah
perbandingan hasil percobaan yang telah dilakukan tersebut:
Tekanan
(mPa)
100
102
Permeat
TDS
DHL
(mg/L)
(mS/cm)
12,5714
0,0189
11,7143
0,0174
Nilai Rata-Rata
Konsentrat
TDS
DHL
(mg/L)
(mS/cm)
330,1429
0,4987
338,2857
0,5070
% Reject
94,36
94,75
Perbandingan hasil percobaan di atas menunjukkan hasil yang sesuai dengan teori
yang menyatakan bahwa semakin tinggi tekanan, maka semakin besar nilai % rejectnya, semakin baik proses pemisahannya dan semakin murni air (permeat) yang
dihasilkan dari proses reverse osmosis tersebut.
4.2 Kesimpulan
1. Hasil percobaan:
Nilai Rata-Rata
Tekana
n
(mPa)
100
102
Permeat
TDS
(mg/L)
12,571
4
11,714
3
%
Reject
Konsentrat
DHL
(mS/c
m)
Laju Alir
(mL/meni
t)
0,0189
346
0,0174
366
TDS
(mg/L)
330,142
9
338,285
7
DHL
(mS/c
m)
Laju Alir
(mL/meni
t)
0,4987
478,67
0,5070
484
94,36
94,75
2. Nilai TDS dan DHL di aliran permeat lebih kecil dari nilai TDS dan DHL di aliran
influent.
3. Nilai TDS dan DHL di aliran konsentrat lebih besar dari nilai TDS dan DHL di
aliran influent.
4. Semakin tinggi tekanan, maka semakin besar nilai % reject-nya, semakin baik
proses pemisahannya dan semakin murni air (permeat) yang dihasilkan dari proses
reverse osmosis.
LAMPIRAN
Pertanyaan:
1. Gambarkan skema peralatan Sistem Reverse Osmosis yang digunakan untuk percobaan
tersebut dan lengkapi dengan valve (kran) dan lainnya!
2. Hitung % reject (% R) dan tabelkan serta dibahas dengan singkat dan jelas!
3. Perkirakan hubungan antara konsentrasi zat terlarut yang dinyatakan DHL dan TDS!
4. Jelaskan secara singkat dan jelas, mengapa di aliran permeat, konsentrasi zat terlarut tidak
dapat/sulit dihasilkan harga rendah atau mendekati nol!
5. Usaha apa agar kadar zat terlarut di aliran permeat dihasilkan TDS atau DHL sekecil
mungkin?
6. Jelaskan fungsi masing-masing kolom (tabung) dalam sistem RO tersebut!
Jawaban:
1. Skema Sistem Reverse Osmosis
2.
Reject=
% Reject
100
102
mPa
mPa
94,17
94,62
94,17
94,62
94,62
94,62
94,62
95,07
94,17
95,07
94,17
94,62
94,62
94,62
94,36
94,75
Nilai % reject menunjukkan banyaknya jumlah partikel/ion yang tertahan oleh membran
semipermeabel.dan kemudian keluar bersama aliran konsentrat. Oleh karena itu, nilai %
reject dipengaruhi oleh nilai TDS yang terdapat pada influent dan aliran permeat. Seperti
yang dapat dilihat pada table di atas, nilai % reject berkisar antara 94,62 % hingga 95,07
%.
3. Hubungan konsentrasi zat terlarut
332
334
336
338
340
342
344
TDS (mg/L)
Secara garis besar, dari data pengamatan dapat dilihat bahwa hubungan (korelasi) antara
konsentrasi zat terlarut (TDS dan DHL) membentuk persamaan linier. Semakin besar nilai
TDS, maka semakin besar pula nilai DHLnya, begitu pula dengan sebaliknya. Hal ini
karena DHL yang terukur merupakan kepunyaan TDS, dimana dissolved solid tersebut
merupakan partikel yang mampu menghantarkan arus listrik (ion).
4. Kandungan zat terlarut dengan nilai yang sangat rendah atau mendekati nol itu berarti
bahwa seluruh zat terlarut tertahan oleh membran semipermeabel. Pada kenyataannya,
tidak semua zat terlarut dapat tertahan. Zat terlarut yang tidak tertahan dan lolos dari
membran semipermeabel tersebut adalah zat terlarut yang memiliki ukuran partikel yang
sangat kecil, lebih kecil dari ukuran pori-pori membran semipermeabel.
Di aliran permeat bisa saja dihasilkan konsentrasi zat terlarut dengan nilai harga rendah
atau mendekati nol. Hal ini terjadi jika ukuran partikel dari semua zat terlarut lebih kecil
dari ukuran pori-pori membran semipermeabel.
5. Agar kadar zat terlarut di aliran permeat dihasilkan TDS atau DHL sekecil mungkin, perlu
dilakukan:
a) Pembersihan membran dan media filter RO yang terdapat pada unit RO secara berkala
agar pengotor yang tersaring tidak mengendap dan menyumbat membran sehingga
menyebabkan nilai TDS dan DHL tinggi.
b) Pre-treatment (misalnya : koagulasi, flokulasi, sedimentasi dan filtrasi) pada air
sebelum masuk unit reverse osmosis agar beban kerja alat tidak berlebihan sehingga
alat yang digunakan tidak cepat rusak dan penyaringan yang terjadi di membran dapat
benar-benar mengurangi kadar zat terlarut yang ada dalam aliran air permeat dan
konsetrat.
6. Fungsi dari masing-masing komponen adalah:
a) Cartridge : menyaring partikel yang besar seperti kotoran, lumpur, pasir, debu, karat,
bahan mikro, kapur.
b) Carbon dan chlor : mengembalikan rasa dan menghilangkan bau tak sedap sehingga
menghasilkan air dengan rasa alami.
c) Carbon filter : sebagai sedimen 10 mikron dan karbon aktif yang menyerap bau,
warna, rasa tak sedap, bahan kimia organik dan klorin dalam tahap lanjutan.
d) Silika filter : menghilangkan kandungan lumpur atau tanah dan sedimen pada air.
e) Reverse osmosis : membuang seluruh pencemaran kimia, bakteri dan virus hingga
tingkat terkecil 1/10000 mikron, sehingga menghasilkan air murni.
DAFTAR PUSTAKA