Professional Documents
Culture Documents
diperoleh R=|71,04 0,19| dengan %perbedaan dengan teori adalah 33,86%. Luas penampang
berbanding terbalik dengan beda potensial, dan berbanding lurus dengan kuat arus listrik R~1/A
sedangkan R=V/I. Panjang kawat dan hambatan jenis kawat berbanding lurus dengan beda
potensial dan berbanding terbalik dengan kuat arus listrik R~l dan R~
sedangkan R=V/I.
Kata kunci: hambatan jenis, hukum ohm, luas penampang, panjang kawat
RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana pengaruh luas penampang, panjang kawat, dan hambatan jenis
kawat terhadap kuat arus listrik dan beda potensial?
2. Berapa nilai hambatan jenis berbagai jenis kawat yang digunakan dalam
praktikum?
3. Apa makna hukum ohm?
TUJUAN
1. Mahasiswa
terampil
melakukan
pengukuran
kuat
arus
listrik dan beda potensial dengan menggunakan alat ukur yang sesuai.
2. Mahasiswa dapat memahami pengaruh luas penampang, panjang kawat,
dan hambatan jenis kawat terhadap kuat arus listrik dan beda potensial
3. Mahasiswa dapat menentukan besar hambatan jenis dan hambatan
berbagai jenis kawat penghantar
4. Mahasiswa dapat memahami hukum ohm.
METODOLOGI EKSPERIMEN
Teori singkat
Untuk kebanyakan material,
Arus dalam suatu segmen kawat sebanding dengan beda potensial yang melintasi
segmen. Hasil eksperimen ini dikenal sebagai Hukum Ohm. Konstanta
kesebandingan di tulis 1/R, di mana R disebut resistansi.:
I= (1/R) V.......................................................(1)
Atau
Definisis resistansi R= V/I........................... (2)
Persamaan 2 memberikan suatu definisi umum dari resistansi antara dua titik
ditinjau dari penurunan v antara dua titik. Satuan SI untuk resistansi, volt per
ampere, disebut Ohm ():
1 = 1 V/A
Resistansi suatu material bergantung pada panjang, luas penampang melintang,
tipe material, dan temperatur. Untuk material-material yang memenui hukum
Ohm resistansi tidak bergantung pada aus; yaitu, perbandingan V/I tidak
bergantung pada I. Material seperti ini, seperti pada kebanyakan logam, disebut
material ohmik. Untuk material ohmik, tegangan jatuh pada sebuah segmen
sebanding dengan arus:
Hukum ohm V=IR R konstan..................(3)
beda potensial. Kawat dengan panjang L dan luas penampang A, akan memiliki
hambatan R sebesar,
R=
Dimana
L
A ......................(6)
Alat danBahan
1. Alat
Perangkat pengukuran resistansi kawat
1 buah
1 buah
Basicmeter
2 buah
Kabel penghubung
7 buah
Resistor
1 buah
Rheostat
1 buah
Identifikasi Variabel
Kegiatan 1. Pengaruh luas penampang kawat logam terhadap beda potensial dan
kuat arus listrik.
: luas penampang A(mm2), diameter kawat, d
(mm), beda potensial V (Volt).
2. Variabel respon
: kuat arus listrik I (A), hambatan R ().
3. Variabel kontrol
: jenis kawat, panjang kawat L (m).
Kegiatan 2. Pengaruh panjang kawat logam terhadap beda potensial dan kuat arus
1. Variabel manipulasi
listrik.
1. Variabel manupulasi
2. Variabel respon
3. Variabel kontrol
1. Variabel manupulasi
2. Variabel respon
3. Variabel kontrol
1. Variabel manipulasi
2. Variabel respon
3. Variabel kontrol
Kegiatan 2. Pengaruh panjang kawat logam terhadap beda potensial dan kuat arus
listrik.
1. Menyediakan perangkat percobaan, merangkai setiap perangkat dan melakukan
pengukuran tegangan dan kuat arus listrik untuk panjang yang berbeda dengan
jenis dan luas penampang kawat yang sama, kemudian mencatat hasilnya pada
tabel pengamatan.
Kegiatan 3. Pengaruh jenis kawat (hambatan jenis) terhadap beda potensial dan
kuat arus listrik.
1. Menyediakan perangkat percobaan, merangkai setiap perangkat dan melakukan
pengukuran tegangan dan kuat arus listrik untuk jenis kawat yang berbeda
dengan panjang dan panjang luas penampang yang sama, kemudian mencatat
hasilnya pada tabel pengamatan.
Kegiatan 4. Menyelidiki hubungan tegangan dan kuat arus listrik.
1. Merangkailah sebuah resistor dan sebuah rheostat dengan sebuah sumber
tegangan DC. Melakukan pengukuran tegangan pada resistor dan kuat arus
listrk yang melalui resistor. Untuk memperoleh data yang bervariasi anda dapat
mengatur dengan menggunakan Rheostat.
HASIL EKSPERIMEN DAN ANALISIS DATA
Hasil Pengamatan
Kegiatan 1. Pengaruh luas penampang kawat logam terhadap beda potensial dan
kuat arus listrik.
Jenis kawat
= konstantan
Panjang kawat
=1m
NST Voltmeter
IV
=
0,02 V
50
IA
=
0,02 A
50
NST Ammeter
Tabel 1. Pengaruh luas penampang kawat logam terhadap beda potensial dan kuat
arus listrik.
No
1
2
3
d = 1,0 mm
d = 0,7 mm
A = 0.8 mm2
U (V)
I (A)
|0,06 0,01| |0,10 0,01|
|0,12 0,01| |0,20 0,01|
|0,18 0,01| |0,30 0,01|
A= 0.4 mm2
U (V)
I (A)
|0,06 0,01| |0,04 0,01|
|0,12 0,01| |0,09 0,01|
|0,18 0,01| |0,14 0,01|
4
5
6
7
8
9
10
11
12
|0,24 0,01|
|0,30 0,01|
|0,36 0,01|
|0,42 0,01|
|0,48 0,01|
|0,54 0,01|
|0,60 0,01|
|0,40 0,01|
|0,49 0,01|
|0,59 0,01|
|0,68 0,01|
|0,78 0,01|
|0,87 0,01|
|0,94 0,01|
|0,24 0,01|
|0,30 0,01|
|0,36 0,01|
|0,42 0,01|
|0,48 0,01|
|0,54 0,01|
|0,60 0,01|
|0,66 0,01|
|0,72 0,01|
d = 0,5 mm
|0,19 0,01|
|0,24 0,01|
|0,29 0,01|
|0,33 0,01|
|0,38 0,01|
|0,42 0,01|
|0,47 0,01|
|0,52 0,01|
|0,57 0,01|
d = 0,35 mm
No
A = 0.2 mm2
U (V)
I (A)
1
|0,06 0,01| |0,02 0,01|
2
|0,12 0,01| |0,04 0,01|
3
|0,18 0,01| |0,07 0,01|
4
|0,24 0,01| |0,09 0,01|
5
|0,30 0,01| |0,12 0,01|
6
|0,36 0,01| |0,14 0,01|
7
|0,42 0,01| |0,16 0,01|
8
|0,48 0,01| |0,19 0,01|
9
|0,54 0,01| |0,21 0,01|
10 |0,60 0,01| |0,23 0,01|
11 |0,66 0,01| |0,26 0,01|
A= 0.1 mm2
U (V)
I (A)
|0,06 0,01| |0,01 0,01|
|0,12 0,01| |0,02 0,01|
|0,18 0,01| |0,03 0,01|
|0,24 0,01| |0,04 0,01|
|0,30 0,01| |0,001 0,01|
|0,36 0,01| |0,07 0,01|
|0,42 0,01| |0,08 0,01|
|0,48 0,01| |0,09 0,01|
|0,54 0,01| |0,10 0,01|
|0,60 0,01| |0,11 0,01|
|0,66 0,01| |0,13 0,01|
12 |0,72 0,01|
|0,72 0,01|
|0,29 0,01|
|0,14 0,01|
Kegiatan 2. Pengaruh panjang kawat logam terhadap beda potensial dan kuat arus
listrik.
Jenis kawat
= konstantan
= 0,7 mm
IV
=
0,02 V
50
NST Ammeter
IA
=
0,02 A
50
Tabel 2. Pengaruh panjang kawat logam terhadap beda potensial dan kuat arus
listrik.
L=1m
L= 2 m
U (V)
I (A)
U (V)
I (A)
1
|0,06 0,01| |0,04 0,01| |0,06 0,01| |0,02 0,01|
2
|0,12 0,01| |0,09 0,01| |0,12 0,01| |0,04 0,01|
3
|0,18 0,01| |0,14 0,01| |0,18 0,01| |0,06 0,01|
4
|0,24 0,01| |0,19 0,01| |0,24 0,01| |0,08 0,01|
5
|0,30 0,01| |0,24 0,01| |0,30 0,01| |0,10 0,01|
6
|0,36 0,01| |0,29 0,01| |0,36 0,01| |0,13 0,01|
7
|0,42 0,01| |0,33 0,01| |0,42 0,01| |0,15 0,01|
8
|0,48 0,01| |0,38 0,01| |0,48 0,01| |0,17 0,01|
9
|0,54 0,01| |0,42 0,01| |0,54 0,01| |0,19 0,01|
10 |0,60 0,01| |0,47 0,01| |0,60 0,01| |0,21 0,01|
11 |0,66 0,01| |0,52 0,01| |0,66 0,01| |0,24 0,01|
No
12 |0,72 0,01|
|0,26 0,01|
Kegiatan 3. Pengaruh jenis kawat (hambatan jenis) terhadap beda potensial dan
kuat arus listrik.
Diameter kawat (d)
= 0,5 mm
=1m
NST Voltmeter
IV
=
0,02 V
50
NST Ammeter
IA
=
0,02 A
50
Tabel 3. Pengaruh jenis kawat (hambatan jenis) terhadap beda potensial dan kuat
arus listrik.
No
1
2
3
4
5
= 100
NST Voltmeter
I 0V
=
0,2 V
50
NST Ammeter
I 00 mA
=2 mA=
0,002 A
50
Tegangan (Volt)
|0,6 0,1 |
|0,8 0,1 |
|1,2 0,1 |
|1,7 0,1 |
|2,4 0,1 |
|3,6 0,1 |
|4,0 0,1 |
|4,1 0,1 |
|4,2 0,1 |
|4,8 0,1 |
|5,0 0,1 |
|6,4 0,1 |
ANALISIS DATA
Kegiatan 1. Pengaruh luas penampang kawat logam terhadap beda potensial
dan kuat arus listrik
f(x) =
R = 0
0.8
0.7
f(x)
=
2.48x
+
0.01
f(x)
f(x)=
=5.01x
1.26x+
+0.03
0
R
=
1
R
R==11
0.6
d=1,0 mm
0.5
0.4
d=0,7 mm
Linear (d=0,7 mm)
0.3
d=0,5 mm
0.2
0.1
d=o,35 mm
Linear (d=o,35 mm)
0
0
Grafik 1. Hubungan antara kuat arus listrik dan beda potensial pada diameter
yang berbeda
a. Untuk d= 1,0 mm, A = 0.8 mm2
y = mx+c
R2 = 0,999
y = 0,6344x-0,0094
y
m=
x
dimana: R =
V
I
, sehingga
y V
m= =
x I
R=m
R = 0,6344
DK = R2 100 %
DK = 0,999 100% = 99,9 %
KR = 100% - DK
KR = 100% - 99,9% = 0,1 % (4 AB)
KR=
R
100 %
R
R =
KR R 0,1 % 0,6344
=
= 0,0006344
100%
100%
R = | R R |
R = | 0,6344 0,0006 |
R=
=
L
A
RA
L
6
0,6344 (0,8 x 10 m )
=
1m
=0,50752 x 106 m
|RR|
0,50752 x 10
|0,0006
0,6344 |
=0,00048 x 106 m
KR =
0,00048 x 106 m
100 % =
100 % = 0,09
6
0,50752 x 10 m
=| |
6
=|0,5075 0,0005|10 m
Dengan cara yang sama pada a, dapat dihitung b-d berikut
b. Untuk d=0,7 mm A= 0,4 mm2
Dengan cara yang sama dengan a diperoleh
y = 1,2593x+0,0038
R2 = 0,9995
R = 1,2593
KR = 0,05 % (4 AB)
R = 0,00 062965
R = | 1,259 0,001 |
=0,5036 x 106 m
6
=0,0004 x 10 m
KR= 0,08 %
(4 AB)
=| |
6
=|0,5036 0,0004|10 m
c. Untuk d=0,5 mm A= 0,2 mm2
y =2,483x + 0,013
R = 0.9984
(4 AB)
R = 2,483
KR = 0,16 % (4 AB)
R
100 %
R
KR=
R = 0, 0039728
R = | 2,483 0,004 |
=0,4966 x 106 m
|RR|
0,4966 x 10
|0,004
2,483 |
=0,0008 x 106 m
KR= 0 ,16
(4 AB)
=| |
=|0,4966 0,0008|106 m
d. Untuk d=0,35 mm A= 0,1 mm2
y = 5,0086x + 0,0269
R = 0.9953
R = 5,0086
KR = 0,47% (4 AB)
R = 0, 02354042
R = | 5,009 0,024 |
6
=0,5009 x 10 m
=0,0024 x 106 m
KR=
R
0,025
100 % =
100 % = 0, 48 (4 AB)
R
5,008
=|0,5009 0,0024|106 m
Tabel 5. Hasil Analisis Kegiatan 1
A (m2)
R ()
0,8 10-6
| 0,6344 0,0006 |
0,4 10-6
| 1,259 0,001 |
0,2 10-6
| 2,483 0,004 |
0,1 10-6
| 5,009 0,024 |
1
A
Kegiatan 2. Pengaruh panjang kawat logam terhadap beda potensial dan kuat
arus listrik
0.8
0.7
0.6
f(x)
f(x)=
=2.73x
1.26x+
+0.01
0
R
R=
=11
0.5
Beda Potensial V (volt)
l= 1 m
0.4
Linear (l= 1 m)
0.3
l= 2 m
Linear (l= 2 m)
0.2
0.1
0
0 0.10.20.30.40.50.6
Kuat Arus Listrik I (A)
Grafik 2. Hubungan panjang kawat logam terhadap beda potensial dan kuat
arus listrik
a. Untuk L= 1 m
y = mx + c
y = 1,2593x + 0,0038
R = 0.9995
y
x
m=
dimana: R =
V
I
, sehingga
y V
m= =
x I
R=m
R = 1,2593
DK = R2 100 % = 0,9995 100 % = 99,95 %
KR = 100% - DK = 100% - 99,95 % = 0,05 % (4 AB)
KR=
R
100 %
R
R =
KR R 0,05 % 1,259 3
=
= 0,0 0 062965
100%
100%
R = | R R |
R = | 1,259 0,001 |
R=
L
A
RA
L
1,259 (0,4 x 10 m )
1m
=0,5036 x 10 m
|RR|
0,001
0,5036 x 10
|1,259
|
=0,0004 x 106 m
KR =
0,0004 x 106 m
100 % =
100 % = 0,08 (4 AB)
6
0,5036 x 10 m
=| |
6
=|0,5036 0,0004|10 m
Dengan cara yang sama dengan a diperoleh b:
b. Untuk L=2 m
y = 2,733x + 0,014
R = 0.9986
R = 2,733
KR = 0,14 % (4 AB)
R = 0, 0 0 38262
R = | 2,733 0,004 |
6
=0,5466 x 10 m
=0,0008 x 106 m
KR = 0,1 5 % (4 AB)
=|0,5466 0,0008|106 m
Tabel 6. Hasil Analisis Kegiatan 2
L (m)
R ()
| 1,259 0,001 |
| 2,733 0,004 |
Kegiatan 3. Pengaruh jenis kawat (hambatan jenis) terhadap beda potensial dan
kuat arus listrik
0.35
0.3
f(x)f(x)
= 2.39x
+ 0.02
= 0.35x
- 0.01
R R
=1
=1
0.25
0.2
konstantan
Linear (konstantan)
messing
0.1
Linear (messing)
0.05
0
0
0.5
Grafik 3. Hubungan jenis kawat (hambatan jenis) terhadap beda potensial dan
kuat arus listrik
1. Untuk jenis kawat konstantan
y = mx + c
y = 2,3885x + 0,0176
R = 0.9952
m=
y
x
dimana: R =
V
I
, sehingga
y V
m= =
x I
R=m
R = 2,3885
DK = R2 100 % = 0,9952 100 % = 99,52 %
KR = 100% - DK = 100% - 99,52 % = 0,48 % (4 AB)
KR=
R
100 %
R
R =
KR R 0, 48 % 2,388 5
=
= 0, 0 11 4648
100%
100%
R = | R R |
R = | 2,388 0,011 |
R=
L
A
RA
L
2,388 (0,2 x 10 m )
1m
=0,4776 x 106 m
|RR|
0,4776 x 10
|0,011
2,388 |
=0,0022 x 106 m
KR=
0,0022 x 106 m
100 % =
100 % = 0, 46
0,4776 x 106 m
=| |
6
=|0,4776 0,0022|10 m
Dengan menggunakan cara yang sama dengan a,
2. Untuk jenis kawat messing
y = 0,3528x 0,0056
R = 0.9996
R = 0,3528
KR = 0,04 % (4 AB)
R = 0, 0 00 14112
(4 AB)
R = | 0,3528 0,0001 |
=0,07056 x 106 m
6
=0,00002 x 10 m
KR= 0,0 28% (4 AB)
=|0,07056 0,00002|106 m
Tabel 7. Hasil Analisis Kegiatan 3
R ()
Konstantan
| 2,388 0,011 |
Messing
| 0,3528 0,0001 |
5
4
Beda Potensial V (volt)
R
Linear (R)
2
1
0
0
y = 71,039x 0,1351
R = 0.9973
m=
y
x
dimana: R =
V
I
, sehingga
y V
m= =
x I
R=m
R = 71,039
DK = R2 100 % = 0,9973 100 % = 99,73 %
KR = 100% - DK = 100% - 99,73 % = 0,27 % (4 AB)
KR=
R
100 %
R
R =
KR R 0,27 % 71,03 9
=
= 0,1918053
100%
100%
R = | R R |
R = | 71,04 0,19 |
|
|
%Diff =
%Diff =
teori praktikum
100
teori + praktikum
2
100 71,04
100
100 +71,04
2
100
|28,96
85,52|
%Diff =
= 33,86 %
PEMBAHASAN
Kegiatan pertama menyelidiki pengaruh luas penampang kawat logam
terhadap beda potensial dan kuat arus listrik. Kegiatan ini dilakukan dengan
merangkai peragkat pengukuran resistansi kawat kemudian beda potensial dan
kuat arus listrik untuk setiap luas penampang diukur yaitu 0,8 mm 2, 0,4 mm2,
0,2mm2, dan 0,1 mm2. Kegiatan kedua menyelidiki pengaruh panjang kawat
logam terhadap beda potensial dan kuat arus listrik, sama halnya pada kegiatan
pertama namun pada kegiatan ini yang diubah adalah panjang kawat logam, 1 m
dan 2 m. Kegiatan ketiga pengaruh jenis kawat (hambatan jenis) terhadap beda
potensial dan kuat arus listrik dengan cara diubah jenis kawatnya yaitu konstantan
dan messing.Kegiatan 4 menyelidiki hubungan tegangan dan kuat arus listrik
dilakukan dengan menggeser-geser rheostat.
Untuk kegiatan 1, 2, dan 3, data yang diperoleh di analisis grafik sehingga
diperoleh nilai hambatan dari gradien grafik karena V di sumbu y dibagi dengan I
di subu x sama dengan R. Untuk kegiatan pertama diperoleh hambatan untuk d= 1
mm adalah R= |0,63440,0006|, untuk d=0,7 mm diperoleh R=|1,2590,001|,
untuk d= 0,5 mm diperoleh R= |2,4830,004|, dan untuk d=0,35 mm diperoleh
R =|5,0090,024|. Pada kegiatan kedua diperoleh nilai hambatan untuk panjang
kawat 1 m yaitu R=| 1,259 0,004| dan untuk panjang kawat 2 m, R=|
2,7330,004 |. Pada kegiatan ketiga diperoleh nilai hambatan kawat untuk jenis
kawat
konstantan
adalah
R=|2,3880,004
dan
adalah R=|
-6
menjadi:
L
A .
Pada kegiatan keempat tegangan dan kuat arus listrik juga dianalisis grafik,
diperoleh nilai hambatan kawat R=|71,04 0,19|. Secara teori nilai hambatan
resistor adalah 100, sehingga prakikum ini memiliki persen perbedaan dengan
teori sebesar 33,86%. Pada kegiatan ini dapat diketahui hubungan antara tegangan
dan kuat arus listrik adalah berbanding lurus. Semakin besar tegangan, maka
semakin besar pula kuat arus listrik dan sebaliknya. Hal tersebut sesuai dengan
hukum Ohm yang menyatakan bahwa besarnya kuat arus listrik yang mengalir
sebanding dengan besarnya tegangan.
SIMPULAN DAN DISKUSI
Simpulan
Luas penampang berbanding lurus dengan kuat arus listrik dan berbanding
terbalik dengan beda potensial. Panjang kawat dan hambatan jenis kawat
berbanding lurus dengan beda potensial dan berbanding terbalik dengan kuat arus
listrik. Hambatan jenis kawat konstantan yang diperoleh adalah R=|2,3880,004 |
dan
ini berlaku prinsip hukum ohm yaitu besarnya kuat arus listrik yang mengalir
sebanding dengan besarnya tegangan.
Saran
Untuk praktikan, sebaiknya melihat pembacaan skala setiap alat ukur lebih teliti
lagi dan lebih cermat dalam mengolah data. Untuk asisten, sebaiknya memastikan
alat percobaan berfungsi dengan baik sebelum dilakukan praktikum. Untuk
laboran, sebaiknya menyediakan alat yang berfungsi lebih baik karena telah
banyak basicmeter yang tidak berfungsi baik.
DAFTAR RUJUKAN
Tipler, Paul A. 2001. FISIKA Untuk Sains dan Teknik jilid 2 (Terjemahan).
Jakarta: Erlangga.
Young, dkk. 2003. FISIKA UNIVERSITAS edisi kesepuluh jilid 2. Jakarta:
Erlangga.
.