You are on page 1of 24

HUKUM OHM DAN HAMBATAN JENIS KAWAT

Nurfaida*), Aprilia Manta Patimang, Arsyam Basri


Laboratorium Fisika Dasar Program Studi Pendidikan fisika FMIPA
Universitas Negeri Makassar
Abstrak
Telah dilakukan praktikum berjudul Hukum Ohm dan Hambatan Jenis Kawat dengan tujuan
terampil melakukan pengukuran kuat arus istrik dan beda potensial dengan menggunakan alat ukur
yang sesuai; memahami pengaruh luas penampang, panjang kawat, dan hambatan jenis kawat
terhadap kuat arus listrik dan beda potensial; menentukan besar hambatan jenis dan hambatan
berbagai jenis kawat penghantar; dan memahami hukum ohm. Pada praktikum ini dilakukan empat
kegiatan. Kegiatan 1,2,3 berturut-turut adalah menyelidiki pengaruh luas penampang, pengaruh
panjang kawat, pengaruh jenis kawat (hambatan jenis) terhadap beda potensial dan kuat arus listrik
dengan cara yang diselidiki pengaruhnya diubah-diubah sedangkan variabel lain dibiarkan
tetap.Kegiatan 4 menyelidiki hubungan tegangan dan kuat arus listrik dilakukan dengan
menggeser-geser rheostat. Untuk kegiatan pertama diperoleh nilai hambatan |0,63440,0006|,|
1,2590,001|,|2,4830,004|, dan |5,0090,024|. Pada kegiatan kedua diperoleh nilai
hambatan, |1,2590,004| dan |2,7330,004 |. Pada kegiatan ketiga untuk kawat konstantan
diperoleh R=|2,3880,004 | dan

0,3528 0,0001| dan

=|0,4776 0,0022| 10-6 m , kawat messing R=|


-6

=|0,07056 0,00002| 10 m . Pada kegiatan keempat

diperoleh R=|71,04 0,19| dengan %perbedaan dengan teori adalah 33,86%. Luas penampang
berbanding terbalik dengan beda potensial, dan berbanding lurus dengan kuat arus listrik R~1/A
sedangkan R=V/I. Panjang kawat dan hambatan jenis kawat berbanding lurus dengan beda
potensial dan berbanding terbalik dengan kuat arus listrik R~l dan R~

sedangkan R=V/I.

Kata kunci: hambatan jenis, hukum ohm, luas penampang, panjang kawat
RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana pengaruh luas penampang, panjang kawat, dan hambatan jenis
kawat terhadap kuat arus listrik dan beda potensial?
2. Berapa nilai hambatan jenis berbagai jenis kawat yang digunakan dalam
praktikum?
3. Apa makna hukum ohm?

TUJUAN
1. Mahasiswa
terampil
melakukan
pengukuran
kuat
arus
listrik dan beda potensial dengan menggunakan alat ukur yang sesuai.
2. Mahasiswa dapat memahami pengaruh luas penampang, panjang kawat,
dan hambatan jenis kawat terhadap kuat arus listrik dan beda potensial
3. Mahasiswa dapat menentukan besar hambatan jenis dan hambatan
berbagai jenis kawat penghantar
4. Mahasiswa dapat memahami hukum ohm.
METODOLOGI EKSPERIMEN
Teori singkat
Untuk kebanyakan material,
Arus dalam suatu segmen kawat sebanding dengan beda potensial yang melintasi
segmen. Hasil eksperimen ini dikenal sebagai Hukum Ohm. Konstanta
kesebandingan di tulis 1/R, di mana R disebut resistansi.:
I= (1/R) V.......................................................(1)
Atau
Definisis resistansi R= V/I........................... (2)
Persamaan 2 memberikan suatu definisi umum dari resistansi antara dua titik
ditinjau dari penurunan v antara dua titik. Satuan SI untuk resistansi, volt per
ampere, disebut Ohm ():
1 = 1 V/A
Resistansi suatu material bergantung pada panjang, luas penampang melintang,
tipe material, dan temperatur. Untuk material-material yang memenui hukum
Ohm resistansi tidak bergantung pada aus; yaitu, perbandingan V/I tidak
bergantung pada I. Material seperti ini, seperti pada kebanyakan logam, disebut
material ohmik. Untuk material ohmik, tegangan jatuh pada sebuah segmen
sebanding dengan arus:
Hukum ohm V=IR R konstan..................(3)

Persamaan 3, dengan kualifikasi bahwa R konstan, memberikan pernyataan


matematik hukum ohm.
Untuk material nonohmik, perbandingan V/I bergantung pada arus, sehingga arus
tidak sebanding dengan beda potensial. Untuk nonohmik, resistansi R, seperti
didefinisikan oleh persamaan 2 bergantung ada arus I.
(Tipler, 2001: 142).
Resitivitas (Hambatan Jenis)
Kerapatan arus j dalam sebuah konduktor bergantung pada medan listrik E dan
pada sifat-sifat materi itu. Untuk beberapa material, khususnya logam, pada
sebuah suhu yang diberikan, J hampir berbanding langsung dengan E, dan rasio
besarnya E dan besarnya J adalah konstan. Hubungan ini dinamakan hukum ohm
yang ditemukan pada tahun 1826 oleh fisikawan Jerman Georg Simon Ohm,
(1787-1854). Hukum ohm adalah sebuah model yang diidealkan yang
menjelaskan perilaku dari beberapa material cukup baik tetapi bukan
merupakandeskripsi umum dari semua materi.
Resistivitas (resistivity) p sebuah material didefinisikan sebagai rasio dari
besarnya medan listrik dan kerapatan arus:
P= E/J (definisi resistivitas)............................(4)
Semakin besar resistivitas, semakin besar pula medan yang diperlukan untuk
menyebabkan sebuah kerapatan arus yang diberikan, atau semakin kecil pula
kerapatan arus yang disebabkan oleh sebuah medan yang diberikan. Dari
persamaan 1 satuan p adalah (V/m)(A/m2)= V. M.A. 1V/A dinamakan satu ohm
(1;kita menggunakan huruf Yunani, atau omega, yang sama bunyinya
denganohm ). Maka satuan SI untuk p adalah .m(ohm=meter).
(Young, dkk., 2003: 226)
Jika pada suatu kawat diberi beda potensial (V) pada ujung-ujungnya dan
diukur kuat arus listrik (I) yang melewati kawat, maka berdasarkan hukum Ohm,
nilai pengukuran yang diperoleh akan memenuhi persamaan:
V = I . R....................(5)
Dengan R adalah hambatan kawat. Jika beda potensial diperbesar,maka
penunjukan kuat arus listrik juga akan semakin besar sebanding dengan kenaikan

beda potensial. Kawat dengan panjang L dan luas penampang A, akan memiliki
hambatan R sebesar,
R=
Dimana

L
A ......................(6)

adalah hambatan jenis kawat (Herman,2015:14)

Alat danBahan
1. Alat
Perangkat pengukuran resistansi kawat

1 buah

Power supply AC/DC 0-12 V

1 buah

Basicmeter

2 buah

Kabel penghubung

7 buah

Resistor

1 buah

Rheostat

1 buah

Identifikasi Variabel
Kegiatan 1. Pengaruh luas penampang kawat logam terhadap beda potensial dan
kuat arus listrik.
: luas penampang A(mm2), diameter kawat, d
(mm), beda potensial V (Volt).
2. Variabel respon
: kuat arus listrik I (A), hambatan R ().
3. Variabel kontrol
: jenis kawat, panjang kawat L (m).
Kegiatan 2. Pengaruh panjang kawat logam terhadap beda potensial dan kuat arus
1. Variabel manipulasi

listrik.
1. Variabel manupulasi
2. Variabel respon
3. Variabel kontrol

: panjang kawat L (mm), beda potensial V (Volt)


: kuat arus listrik I (A), hambatan R ()
: jenis kawat, diameter kawat d (mm), luas
penampang A (mm2)
Kegiatan 3. Pengaruh jenis kawat (hambatan jenis) terhadap beda potensial dan
kuat arus listrik.

1. Variabel manupulasi

: jenis kawat, beda potensial V (Volt), hambatan R


()

2. Variabel respon
3. Variabel kontrol

: kuat arus listrik I (A),


: diameter kawat d (mm), luas penampang A (mm2),
panjang kawat L (mm)
Kegiatan 4. Menyelidiki hubungan tegangan dan kuat arus listrik.

1. Variabel manipulasi
2. Variabel respon
3. Variabel kontrol

: pergeseran panjang rheostat


: kuat arus listrik I (A), beda potensial V (Volt)
: resistor R ()

Definisi Operasional Variabel


1. Luas penampang adalah luas penampang kawat yang digunakan untuk
menyelidiki pengaruh luas penampang terhadap kuat arus dan beda potensial,
tercantum pada dudukan kawat.
2. Kuat arus listrik adalah nilai kuat arus listrik yang mengalir melalui rangkaian,
diukur menggunakan amperemeter.
3. Diameter kawat adalah garis tengah yang melewati titik pusat kawat, besar
diameter digunakan untuk menghitung luas penampang kawat, nilai diameter
kawat tercantum pada dudukan kawat.
4. Beda potensial adalah nilai tegangan yang diberikan kepada rangkaian oleh
power supply, diukur menggunakan voltmeter.
5. Hambatan adalah nilai yang diperoleh dari gradien garis melalui analisis grafik
dan menggunakan hukum ohm.
6. Jenis kawat adalah jenis bahan kawat yang digunakan dalam percobaan. Pada
praktikum ini digunakan dua jenis kawat yaitu konstantan dan messing.
7. Panjang kawat adalah panjang antara ujung kawat satu dan ujung kawat yang
lainnya pada satu kawat. Panjang setiap kawat pada praktikum ini telah
diketahui yaitu 1m.
8. Pergeseran panjang rheostat adalah pergeseran rheostat dari posisi minimum,
maksimum, dan antara keduanya.
9. Resistor (Hambatan) adalah penghambat/pembagi kuat arus pada rangkaian
seri atau penghambat/pembagi beda potensial pada rangkaian pararel dimana
besar nilai hambatan/ resistor yang digunakan ialah 100 .
Prosedur Kerja
Kegiatan 1. Pengaruh luas penampang kawat logam terhadap beda potensial dan
kuat arus listrik.
1. Menyediakan perangkat percobaan, merangkai setiap perangkat dan melakukan
pengukuran tegangan dan kuat arus listrik untuk beberapa luas penampang
yang berbeda dengan panjang dan jenis kawat yang sama, kemudian mencatat
hasilnya pada tabel pengamatan.

Kegiatan 2. Pengaruh panjang kawat logam terhadap beda potensial dan kuat arus
listrik.
1. Menyediakan perangkat percobaan, merangkai setiap perangkat dan melakukan
pengukuran tegangan dan kuat arus listrik untuk panjang yang berbeda dengan
jenis dan luas penampang kawat yang sama, kemudian mencatat hasilnya pada
tabel pengamatan.
Kegiatan 3. Pengaruh jenis kawat (hambatan jenis) terhadap beda potensial dan
kuat arus listrik.
1. Menyediakan perangkat percobaan, merangkai setiap perangkat dan melakukan
pengukuran tegangan dan kuat arus listrik untuk jenis kawat yang berbeda
dengan panjang dan panjang luas penampang yang sama, kemudian mencatat
hasilnya pada tabel pengamatan.
Kegiatan 4. Menyelidiki hubungan tegangan dan kuat arus listrik.
1. Merangkailah sebuah resistor dan sebuah rheostat dengan sebuah sumber
tegangan DC. Melakukan pengukuran tegangan pada resistor dan kuat arus
listrk yang melalui resistor. Untuk memperoleh data yang bervariasi anda dapat
mengatur dengan menggunakan Rheostat.
HASIL EKSPERIMEN DAN ANALISIS DATA
Hasil Pengamatan
Kegiatan 1. Pengaruh luas penampang kawat logam terhadap beda potensial dan
kuat arus listrik.
Jenis kawat

= konstantan

Panjang kawat

=1m

NST Voltmeter

IV
=
0,02 V
50

IA
=
0,02 A
50

NST Ammeter

Tabel 1. Pengaruh luas penampang kawat logam terhadap beda potensial dan kuat
arus listrik.
No
1
2
3

d = 1,0 mm

d = 0,7 mm

A = 0.8 mm2
U (V)
I (A)
|0,06 0,01| |0,10 0,01|
|0,12 0,01| |0,20 0,01|
|0,18 0,01| |0,30 0,01|

A= 0.4 mm2
U (V)
I (A)
|0,06 0,01| |0,04 0,01|
|0,12 0,01| |0,09 0,01|
|0,18 0,01| |0,14 0,01|

4
5
6
7
8
9
10
11
12

|0,24 0,01|
|0,30 0,01|
|0,36 0,01|
|0,42 0,01|
|0,48 0,01|
|0,54 0,01|
|0,60 0,01|

|0,40 0,01|
|0,49 0,01|
|0,59 0,01|
|0,68 0,01|
|0,78 0,01|
|0,87 0,01|
|0,94 0,01|

|0,24 0,01|
|0,30 0,01|
|0,36 0,01|
|0,42 0,01|
|0,48 0,01|
|0,54 0,01|
|0,60 0,01|
|0,66 0,01|
|0,72 0,01|

d = 0,5 mm

|0,19 0,01|
|0,24 0,01|
|0,29 0,01|
|0,33 0,01|
|0,38 0,01|
|0,42 0,01|
|0,47 0,01|
|0,52 0,01|
|0,57 0,01|

d = 0,35 mm

No

A = 0.2 mm2
U (V)
I (A)
1
|0,06 0,01| |0,02 0,01|
2
|0,12 0,01| |0,04 0,01|
3
|0,18 0,01| |0,07 0,01|
4
|0,24 0,01| |0,09 0,01|
5
|0,30 0,01| |0,12 0,01|
6
|0,36 0,01| |0,14 0,01|
7
|0,42 0,01| |0,16 0,01|
8
|0,48 0,01| |0,19 0,01|
9
|0,54 0,01| |0,21 0,01|
10 |0,60 0,01| |0,23 0,01|
11 |0,66 0,01| |0,26 0,01|

A= 0.1 mm2
U (V)
I (A)
|0,06 0,01| |0,01 0,01|
|0,12 0,01| |0,02 0,01|
|0,18 0,01| |0,03 0,01|
|0,24 0,01| |0,04 0,01|
|0,30 0,01| |0,001 0,01|
|0,36 0,01| |0,07 0,01|
|0,42 0,01| |0,08 0,01|
|0,48 0,01| |0,09 0,01|
|0,54 0,01| |0,10 0,01|
|0,60 0,01| |0,11 0,01|
|0,66 0,01| |0,13 0,01|

12 |0,72 0,01|

|0,72 0,01|

|0,29 0,01|

|0,14 0,01|

Kegiatan 2. Pengaruh panjang kawat logam terhadap beda potensial dan kuat arus
listrik.
Jenis kawat

= konstantan

Diameter kawat (d)

= 0,7 mm

Luas penampang (A) = 0,4 mm2


NST Voltmeter

IV
=
0,02 V
50

NST Ammeter

IA
=
0,02 A
50

Tabel 2. Pengaruh panjang kawat logam terhadap beda potensial dan kuat arus
listrik.

L=1m
L= 2 m
U (V)
I (A)
U (V)
I (A)
1
|0,06 0,01| |0,04 0,01| |0,06 0,01| |0,02 0,01|
2
|0,12 0,01| |0,09 0,01| |0,12 0,01| |0,04 0,01|
3
|0,18 0,01| |0,14 0,01| |0,18 0,01| |0,06 0,01|
4
|0,24 0,01| |0,19 0,01| |0,24 0,01| |0,08 0,01|
5
|0,30 0,01| |0,24 0,01| |0,30 0,01| |0,10 0,01|
6
|0,36 0,01| |0,29 0,01| |0,36 0,01| |0,13 0,01|
7
|0,42 0,01| |0,33 0,01| |0,42 0,01| |0,15 0,01|
8
|0,48 0,01| |0,38 0,01| |0,48 0,01| |0,17 0,01|
9
|0,54 0,01| |0,42 0,01| |0,54 0,01| |0,19 0,01|
10 |0,60 0,01| |0,47 0,01| |0,60 0,01| |0,21 0,01|
11 |0,66 0,01| |0,52 0,01| |0,66 0,01| |0,24 0,01|

No

12 |0,72 0,01|

|0,57 0,01| |0,72 0,01|

|0,26 0,01|

Kegiatan 3. Pengaruh jenis kawat (hambatan jenis) terhadap beda potensial dan
kuat arus listrik.
Diameter kawat (d)

= 0,5 mm

Luas penampang (A) = 0,2 mm2


Panjang kawat (l)

=1m

NST Voltmeter

IV
=
0,02 V
50

NST Ammeter

IA
=
0,02 A
50

Tabel 3. Pengaruh jenis kawat (hambatan jenis) terhadap beda potensial dan kuat
arus listrik.
No
1
2
3
4
5

Jenis kawat : konstantan


U (V)
I (A)
|0,06 0,01| |0,02 0,01|
|0,12 0,01| |0,04 0,01|
|0,18 0,01| |0,07 0,01|
|0,24 0,01| |0,09 0,01|
|0,30 0,01| |0,12 0,01|

Jenis kawat : messing


U (V)
I (A)
|0,06 0,01| |0,18 0,01|
|0,12 0,01| |0,36 0,01|
|0,18 0,01| |0,53 0,01|
|0,24 0,01| |0,70 0,01|
|0,30 0,01| |0,86 0,01|

Kegiatan 4. Menyelidiki hubungan tegangan dan kuat arus listrik.


Resistor

= 100

NST Voltmeter

I 0V
=
0,2 V
50

NST Ammeter

I 00 mA
=2 mA=
0,002 A
50

Tabel 4. Menyelidiki hubungan tegangan dan kuat arus listrik.


No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

Tegangan (Volt)
|0,6 0,1 |
|0,8 0,1 |
|1,2 0,1 |
|1,7 0,1 |
|2,4 0,1 |
|3,6 0,1 |
|4,0 0,1 |
|4,1 0,1 |
|4,2 0,1 |
|4,8 0,1 |
|5,0 0,1 |
|6,4 0,1 |

Kuat Arus Listrik (A)


|0,009 0,001|
|0,012 0,001|
|0,018 0,001|
|0,027 0,001|
|0,037 0,001|
|0,054 0,001|
|0,059 0,001|
|0,060 0,001|
|0,062 0,001|
|0,069 0,001|
|0,073 0,001|
|0,089 0,001|

ANALISIS DATA
Kegiatan 1. Pengaruh luas penampang kawat logam terhadap beda potensial
dan kuat arus listrik
f(x) =
R = 0

0.8
0.7

f(x)
=
2.48x
+
0.01
f(x)
f(x)=
=5.01x
1.26x+
+0.03
0
R
=
1
R
R==11

0.6

Beda Potensial V (volt)

d=1,0 mm

0.5

Linear (d=1,0 mm)

0.4

d=0,7 mm
Linear (d=0,7 mm)

0.3

d=0,5 mm

0.2

Linear (d=0,5 mm)

0.1

d=o,35 mm
Linear (d=o,35 mm)

0
0

0.2 0.4 0.6

Kuat arus Listrik I (A)

Grafik 1. Hubungan antara kuat arus listrik dan beda potensial pada diameter
yang berbeda
a. Untuk d= 1,0 mm, A = 0.8 mm2
y = mx+c
R2 = 0,999
y = 0,6344x-0,0094
y
m=
x

dimana: R =

V
I

, sehingga

y V
m= =
x I
R=m
R = 0,6344
DK = R2 100 %
DK = 0,999 100% = 99,9 %
KR = 100% - DK
KR = 100% - 99,9% = 0,1 % (4 AB)
KR=

R
100 %
R

R =

KR R 0,1 % 0,6344
=
= 0,0006344
100%
100%

R = | R R |
R = | 0,6344 0,0006 |
R=
=

L
A

RA
L
6

0,6344 (0,8 x 10 m )
=
1m

=0,50752 x 106 m

|RR|

0,50752 x 10
|0,0006
0,6344 |

=0,00048 x 106 m
KR =

0,00048 x 106 m
100 % =
100 % = 0,09
6

0,50752 x 10 m

=| |
6

=|0,5075 0,0005|10 m
Dengan cara yang sama pada a, dapat dihitung b-d berikut
b. Untuk d=0,7 mm A= 0,4 mm2
Dengan cara yang sama dengan a diperoleh
y = 1,2593x+0,0038
R2 = 0,9995
R = 1,2593
KR = 0,05 % (4 AB)
R = 0,00 062965

R = | 1,259 0,001 |
=0,5036 x 106 m
6

=0,0004 x 10 m
KR= 0,08 %

(4 AB)

=| |
6

=|0,5036 0,0004|10 m
c. Untuk d=0,5 mm A= 0,2 mm2
y =2,483x + 0,013
R = 0.9984

(4 AB)

R = 2,483
KR = 0,16 % (4 AB)
R
100 %
R

KR=

R = 0, 0039728

R = | 2,483 0,004 |
=0,4966 x 106 m

|RR|

0,4966 x 10
|0,004
2,483 |

=0,0008 x 106 m
KR= 0 ,16

(4 AB)

=| |

=|0,4966 0,0008|106 m
d. Untuk d=0,35 mm A= 0,1 mm2
y = 5,0086x + 0,0269
R = 0.9953
R = 5,0086
KR = 0,47% (4 AB)
R = 0, 02354042
R = | 5,009 0,024 |
6

=0,5009 x 10 m
=0,0024 x 106 m
KR=

R
0,025
100 % =
100 % = 0, 48 (4 AB)
R
5,008

=|0,5009 0,0024|106 m
Tabel 5. Hasil Analisis Kegiatan 1
A (m2)

R ()

0,8 10-6

| 0,6344 0,0006 |

0,4 10-6

| 1,259 0,001 |

0,2 10-6

| 2,483 0,004 |

0,1 10-6

| 5,009 0,024 |

Berdasarkan dari analisis grafik diperoleh hubungan R ~

1
A

Kegiatan 2. Pengaruh panjang kawat logam terhadap beda potensial dan kuat
arus listrik
0.8
0.7
0.6

f(x)
f(x)=
=2.73x
1.26x+
+0.01
0
R
R=
=11

0.5
Beda Potensial V (volt)

l= 1 m

0.4

Linear (l= 1 m)

0.3

l= 2 m
Linear (l= 2 m)

0.2
0.1
0
0 0.10.20.30.40.50.6
Kuat Arus Listrik I (A)

Grafik 2. Hubungan panjang kawat logam terhadap beda potensial dan kuat
arus listrik
a. Untuk L= 1 m
y = mx + c
y = 1,2593x + 0,0038

R = 0.9995
y
x

m=

dimana: R =

V
I

, sehingga

y V
m= =
x I
R=m
R = 1,2593
DK = R2 100 % = 0,9995 100 % = 99,95 %
KR = 100% - DK = 100% - 99,95 % = 0,05 % (4 AB)
KR=

R
100 %
R

R =

KR R 0,05 % 1,259 3
=
= 0,0 0 062965
100%
100%

R = | R R |
R = | 1,259 0,001 |
R=

L
A

RA
L

1,259 (0,4 x 10 m )
1m

=0,5036 x 10 m

|RR|

0,001
0,5036 x 10
|1,259
|

=0,0004 x 106 m
KR =

0,0004 x 106 m
100 % =
100 % = 0,08 (4 AB)
6

0,5036 x 10 m

=| |
6

=|0,5036 0,0004|10 m
Dengan cara yang sama dengan a diperoleh b:
b. Untuk L=2 m
y = 2,733x + 0,014
R = 0.9986
R = 2,733
KR = 0,14 % (4 AB)
R = 0, 0 0 38262
R = | 2,733 0,004 |
6

=0,5466 x 10 m
=0,0008 x 106 m
KR = 0,1 5 % (4 AB)

=|0,5466 0,0008|106 m
Tabel 6. Hasil Analisis Kegiatan 2
L (m)

R ()

| 1,259 0,001 |

| 2,733 0,004 |

Berdasarkan dari hasil analisi garfik diperoleh hubungan R ~

Kegiatan 3. Pengaruh jenis kawat (hambatan jenis) terhadap beda potensial dan
kuat arus listrik

0.35
0.3

f(x)f(x)
= 2.39x
+ 0.02
= 0.35x
- 0.01
R R
=1
=1

0.25
0.2

konstantan

Beda POtensial V (volt) 0.15

Linear (konstantan)
messing

0.1

Linear (messing)

0.05
0
0

0.5

Kuat Arus Listrik I (A)

Grafik 3. Hubungan jenis kawat (hambatan jenis) terhadap beda potensial dan
kuat arus listrik
1. Untuk jenis kawat konstantan
y = mx + c
y = 2,3885x + 0,0176
R = 0.9952
m=

y
x

dimana: R =

V
I

, sehingga

y V
m= =
x I
R=m
R = 2,3885
DK = R2 100 % = 0,9952 100 % = 99,52 %
KR = 100% - DK = 100% - 99,52 % = 0,48 % (4 AB)
KR=

R
100 %
R

R =

KR R 0, 48 % 2,388 5
=
= 0, 0 11 4648
100%
100%

R = | R R |
R = | 2,388 0,011 |
R=

L
A

RA
L

2,388 (0,2 x 10 m )
1m

=0,4776 x 106 m

|RR|

0,4776 x 10
|0,011
2,388 |

=0,0022 x 106 m
KR=

0,0022 x 106 m
100 % =
100 % = 0, 46

0,4776 x 106 m

=| |
6

=|0,4776 0,0022|10 m
Dengan menggunakan cara yang sama dengan a,
2. Untuk jenis kawat messing
y = 0,3528x 0,0056
R = 0.9996
R = 0,3528
KR = 0,04 % (4 AB)
R = 0, 0 00 14112

(4 AB)

R = | 0,3528 0,0001 |
=0,07056 x 106 m
6

=0,00002 x 10 m
KR= 0,0 28% (4 AB)
=|0,07056 0,00002|106 m
Tabel 7. Hasil Analisis Kegiatan 3

R ()

Konstantan

| 2,388 0,011 |

Messing

| 0,3528 0,0001 |

Berdasarkan dari hasil analisis garfik diperoleh hubungan R ~

Kegiatan 4. Menyelidiki hubungan tegangan dan kuat arus listrik


7
6

f(x) = 71.04x - 0.14


R = 1

5
4
Beda Potensial V (volt)

R
Linear (R)

2
1
0
0

0.02 0.04 0.06 0.08 0.1


Kuat Arus Listrik I (A)

Grafik 4. Hubungan tegangan dan kuat arus listrik


y = mx + c

y = 71,039x 0,1351
R = 0.9973
m=

y
x

dimana: R =

V
I

, sehingga

y V
m= =
x I
R=m
R = 71,039
DK = R2 100 % = 0,9973 100 % = 99,73 %
KR = 100% - DK = 100% - 99,73 % = 0,27 % (4 AB)
KR=

R
100 %
R

R =

KR R 0,27 % 71,03 9
=
= 0,1918053
100%
100%

R = | R R |
R = | 71,04 0,19 |

|
|

%Diff =

%Diff =

teori praktikum
100
teori + praktikum
2

100 71,04
100
100 +71,04
2

100
|28,96
85,52|

%Diff =

= 33,86 %

PEMBAHASAN
Kegiatan pertama menyelidiki pengaruh luas penampang kawat logam
terhadap beda potensial dan kuat arus listrik. Kegiatan ini dilakukan dengan
merangkai peragkat pengukuran resistansi kawat kemudian beda potensial dan

kuat arus listrik untuk setiap luas penampang diukur yaitu 0,8 mm 2, 0,4 mm2,
0,2mm2, dan 0,1 mm2. Kegiatan kedua menyelidiki pengaruh panjang kawat
logam terhadap beda potensial dan kuat arus listrik, sama halnya pada kegiatan
pertama namun pada kegiatan ini yang diubah adalah panjang kawat logam, 1 m
dan 2 m. Kegiatan ketiga pengaruh jenis kawat (hambatan jenis) terhadap beda
potensial dan kuat arus listrik dengan cara diubah jenis kawatnya yaitu konstantan
dan messing.Kegiatan 4 menyelidiki hubungan tegangan dan kuat arus listrik
dilakukan dengan menggeser-geser rheostat.
Untuk kegiatan 1, 2, dan 3, data yang diperoleh di analisis grafik sehingga
diperoleh nilai hambatan dari gradien grafik karena V di sumbu y dibagi dengan I
di subu x sama dengan R. Untuk kegiatan pertama diperoleh hambatan untuk d= 1
mm adalah R= |0,63440,0006|, untuk d=0,7 mm diperoleh R=|1,2590,001|,
untuk d= 0,5 mm diperoleh R= |2,4830,004|, dan untuk d=0,35 mm diperoleh
R =|5,0090,024|. Pada kegiatan kedua diperoleh nilai hambatan untuk panjang
kawat 1 m yaitu R=| 1,259 0,004| dan untuk panjang kawat 2 m, R=|
2,7330,004 |. Pada kegiatan ketiga diperoleh nilai hambatan kawat untuk jenis
kawat

konstantan

adalah

R=|2,3880,004

dan

=|0,4776 0,0022| 10 m , untuk jenis kawat messing

adalah R=|

-6

0,3528 0,0001| dan =|0,07056 0,00002| 10-6 m .

Hasil praktikum menunjukkan bahwa luas penampang berbanding terbalik


dengan beda potensial, dan bernbanding lurus dengan kuat arus listrik dapat
dilihat dari hasil analisis grafik kegiatan satu bahwa R ~ 1/A sedangkan R= V/I.
Panjang kawat dan hambatan jenis kawat berbanding lurus dengan beda potensial
dan berbanding terbalik dengan kuat arus listrik dapat dilihat dari hasil analisis
grafik kegiatan dua dan tiga bahwa R ~ l dan R ~

sedangkan R= V/I. Ketiga

huungan tersebut dapat di formulasikan dalam persamaan hambatan kawat,


R=

menjadi:

L
A .

Pada kegiatan keempat tegangan dan kuat arus listrik juga dianalisis grafik,
diperoleh nilai hambatan kawat R=|71,04 0,19|. Secara teori nilai hambatan
resistor adalah 100, sehingga prakikum ini memiliki persen perbedaan dengan
teori sebesar 33,86%. Pada kegiatan ini dapat diketahui hubungan antara tegangan
dan kuat arus listrik adalah berbanding lurus. Semakin besar tegangan, maka
semakin besar pula kuat arus listrik dan sebaliknya. Hal tersebut sesuai dengan
hukum Ohm yang menyatakan bahwa besarnya kuat arus listrik yang mengalir
sebanding dengan besarnya tegangan.
SIMPULAN DAN DISKUSI
Simpulan
Luas penampang berbanding lurus dengan kuat arus listrik dan berbanding
terbalik dengan beda potensial. Panjang kawat dan hambatan jenis kawat
berbanding lurus dengan beda potensial dan berbanding terbalik dengan kuat arus
listrik. Hambatan jenis kawat konstantan yang diperoleh adalah R=|2,3880,004 |
dan

=|0,4776 0,0022| 10-6 m , untuk jenis kawat messing adalah R=|

0,3528 0,0001| dan

=|0,07056 0,00002| 10-6 m .. Pada praktikum

ini berlaku prinsip hukum ohm yaitu besarnya kuat arus listrik yang mengalir
sebanding dengan besarnya tegangan.
Saran
Untuk praktikan, sebaiknya melihat pembacaan skala setiap alat ukur lebih teliti
lagi dan lebih cermat dalam mengolah data. Untuk asisten, sebaiknya memastikan
alat percobaan berfungsi dengan baik sebelum dilakukan praktikum. Untuk
laboran, sebaiknya menyediakan alat yang berfungsi lebih baik karena telah
banyak basicmeter yang tidak berfungsi baik.
DAFTAR RUJUKAN

Herman, dkk. 2015. Penuntun Praktikum Fisika Dasar 2. Laboratorium Fisika


Dasar Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Makassar: Penerbit
UNM.

Tipler, Paul A. 2001. FISIKA Untuk Sains dan Teknik jilid 2 (Terjemahan).
Jakarta: Erlangga.
Young, dkk. 2003. FISIKA UNIVERSITAS edisi kesepuluh jilid 2. Jakarta:
Erlangga.
.

You might also like