Professional Documents
Culture Documents
Dipresentasikan Oleh :
Mira Andhika 110.2009.173
Pembimbing :
Dr. Hami Zulkifli Abbas, SP.PD, MH.Kes. FINASIM
Dr. Sibli, Sp.PD
Dr. Sunhadi , MM. SDM
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala
rahmat-Nya dan karunia-Nya yang telah memberikan kesempatan kepada penulis
untuk menyusun presentasi kasus yang berjudul Congestif Heart Failure Nyha III
e.c. Coronary Artery Disease. Penyusunan tugas ini masih jauh dari sempurna baik
isi maupun penyajiaannya sehingga diharapkan saran dan kritik yang membangun
dari pihak pembaca agar dikesempatan yang akan datang penulis dapat membuat
karya tulis yang lebih baik lagi.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr. Hami
Zulkifli Abbas, Sp.PD, MH.Kes FINASIM; Dr. Sibli Sp.PD dan Dr. Sunhadi MM.
SDM yang telah membantu menyelesaikan presentasi kasus ini.
Semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Arjawinangun, 16 September 2013
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR2
DAFTAR ISI...3
Identitas Pasien4
Anamnesis4
Pemeriksaan Fisik6
Pemeriksaan Penunjang...8
Resume11
Penatalaksanaan..11
Follow Up...12
DISKUSI17
TINJAUAN PUSTAKA.24
DAFTAR PUSTAKA.31
BAB I
LAPORAN KASUS
I.
II.
Identitas Pasien
Nama
: Ny.K
Jenis kelamin
: Perempuan
Umur
: 55 tahun
Alamat
: Bayalangu Kidul
Pekerjaan
: Petani
Agama
: Islam
Tgl masuk
: 9-09-2013
No.CM
: 94391
Anamnesis (autoanamnesis)
Keluhan Utama
Sesak nafas
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien juga mengeluh dada sebelah kiri terasa sangat berat seperti ditekan
dengan beban yang sangat berat sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit. Nyeri dada
tidak hilang jika pasien beristirahat. Setahun yang lalu pasien pernah mengalami
keluhan yang sama, namun nyeri dada yang dirasakan sekarang dirasa lebih berat.
Pasien juga kadang-kadang batuk tanpa dahak dan tidak ada darah. Tidak ada demam
dan keluar keringat malam.
Pasien juga mengeluh bengkak pada kedua kakinya yang dirasa muncul
berbarengan dengan keluhan sesak nafas. Bengkak pada kaki tidak terasa panas dan
juga tidak kemerahan. Pasien mengatakan tidak ada riwayat trauma pada kaki. Pasien
mengaku buang air kecil dan buang air besar tidak ada keluhan. Pasien mengatakan
bahwa nafsu makannya menurun dan nyeri ulu hati, serta mual juga dirasakan pasien,
muntah tidak ada.
Setahun yang lalu, pasien pernah memeriksakan dirinya ke dokter dengan
keluhan sesak nafas yang muncul tiba-tiba disertai nyeri dada, namun tidak ada kaki
bengkak dan oleh dokter didiagnosa memiliki kelainan pada jantungnya. Setelah itu
pasien tidak pernah ke dokter lagi. Pasien mengatakan bahwa ia tidak memiliki.
Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat kencing manis. Pasien mengatakan
setahun yang lalu berat badannya pernah mencapai 70 kg, namun sekarang berat
badannya menurun menjadi 50 kg. Pasien juga mengatakan ia tidak merokok.
Riwayat penyakit dahulu :
Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat asthma, penyakit paru, darah tinggi
dan kencing manis.
Riwayat penyakit keluarga :
Pasien mengaku tidak ada keluarga yang mempunyai penyakit yang sama dan
tidak ada yang mempunyai penyakit kencing manis.
Pemeriksaan Fisik
-
Kesadaran
: composmentis
Keadaan umum
: berat
BB
: 50 kg
TB
: 155 cm
Status Gizi
Tanda Vital
:
o BBI
: 55 kg
o IMT
: 20,4 (normal)
:
o Tekanan darah : 110/60 mmHg
o Nadi
o Pernapasan
: 32x/menit (cepat)
o Suhu
: 36,8 C
Kepala
-
Bentuk
: Normal simetris
Rambut
Mata
Pupil bulat
Ditengah, RCL +/+ RCTL +/+
- Telinga
sekret
-
Hidung
Mulut
Leher
Bentuk Normal, deviasi trakea (-), tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan
KGB, JVP meningkat (5 + 3cmH20).
Thoraks
Inspeksi : Bentuk dada kanan kiri simetris, pergerakan nafas kanan sama
dengan kiri , tidak ada penonjolan masa.
Perkusi : redup pada kedua lapangan paru bagian basal, dimulai dari ruang ics
IV
Auskultasi : vbs kanan = kiri, ronki +/+ pada bagian basal, wheezing -/-
Jantung
Inspeksi
Palpasi
Auskultasi
Abdomen
Inspeksi
Auskultasi
Perkusi
undulasi (-)
Palpasi
: tidak teraba massa, terdapat nyeri tekan ulu hati dan hepar
IV.
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium
Darah lengkap (8 September 2013)
LAB
WBC
LYM
MON
GRAN
LYM %
MON%
GRAN%
RESULT
5.7
1.6
0.5
3.6
27.4
9.2
63.4
FLAGS
UNIT
10^3/l
10^3/ l
10^3/ l
10^3/ l
%
%
%
NORMAL
4.0-12.0
1.0-5.0
0.1-1.0
2.0-8.0
25.0-50.0
2.0-10.0
50.0-80.0
RBC
HGB
HCT
MCV
MCH
MCHC
ROW
PLT
MPV
PCT
POW
3.96
8.4
25.9
60.4
17.7
29.3
21.6
365
8.4
0.307
20.2
L
L
L
L
L
L
H
10^6/ l
g/dl
%
m3
pg
g/dl
%
10^3/ l
m3
%
%
4.0-6.20
11.0-17.0
35.0-55.0
80.0-100.0
26.0-34.0
31.0-35.0
10.0-16.0
150.0-400.0
7.0-11.0
0.200-0.50
10.0-18.0
Hasil
150 mg/dL
Nilai normal
70- 150 mg/dl
:A
Hasil
Nilai Normal
80,0
1,62
7,09
10-50 mg/dl
0,6-1,38 mg/dl
3,34-7,0 mg/dl
3,54
Hasil
212
51
145
79
Nilai Normal
<220 mg/dl
45-65/35-55 mg/dl
<100 mg/dl
<150 mg/dl
Hipokrom mikrositer
Leukosit :
Trombosit :
Retikulosit :
EKG
Kesan :
-
Thorax
Kesan :
-
Kardiomegali
Edema paru bilateral
10
V.
Resume :
Dari anamnesa didapatkan bahwa pasien datang ke RSUD Arjawinangun
dibawa oleh keluarganya dalam keadaan sadar dengan keluhan sesak nafas yang
memberat sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit disertai keringat dingin banyak.
Pasien juga mengatakan bahwa sesak nafas memberat jika pasien beraktivitas
(dsypneu deffort). Pasien hanya bisa duduk dan berbaring dengan 3 bantal, namun
pasien lebih nyaman dalam posisi duduk (orthopnea). Pasien juga sulit tidur saat
malam hari karena sesak nafas (paroxysmal nocturnal dyspneu). Pasien juga
mengeluh dada sebelah kiri terasa sangat berat seperti ditekan dengan beban yang
sangat berat. Pasien juga kadang-kadang batuk tanpa dahak dan tidak ada darah. BAK
tidak ada keluhan. Nafsu makan menurun dan mual. Pasien mengakui riwayat berobat
jantung setahun yang lalu.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan konjungtiva anemis +/+, JVP meningkat
menjadi 5+3cmH2O, ronki +/+ di bagian basal paru, perkusi bagian basal paru pekak,
dan edema tungkai bawah +/+.
Dari pemeriksaan penunjang didapatkan penurunan kadar HGB 7,0 g/dl,
ureum 80,0 mg/dl, kreatinin 1,62 mg/dl, dari EKG didapatkan Sinus takikardia,
deviasi axis kanan, right atrial enlargement, Old Infarction Miokardia anterior,
iskemia inferior dan pada gambaran rontgen thorax didapatkan kardiomegali dan
edema paru bilateral.
VI.
Diagnosa
Congestif Heart Failure NYHA III e.c. Coronary Artery Disease
VII.
Diagnosa Banding
Congestive heart failure NYHA III e.c. Hipertensive Heart Disease
Congestive heart failure NYHA III e.c. Rheumatic Heart Disease
Congestive heart failure NYHA III e.c. Penyakit Jantung Anemia
Congestive heart failure NYHA III e.c. Thyroid Heart Disease
11
VIII. Penatalaksanaan
Nonfarmakologis
-
Semi fowler
Restriksi cairan
Pasang DC
Farmakologis
-
IX.
Infus NS 15 gtt/menit
Furosemid 3 x 80 mg iv
Ranitidin 2x1 25 mg/ml inj.iv
ISDN 10 mg 3 x 1 tab
Digoxin 1 x 0,25mg tab
KSR 1x1 tab
Cefotaxim 3x1 gr
Alprazolam 1x0,5 mg tab
Follow Up
Tgl
09-09 2013
Pemeriksaan
Keluhan :
Sesak nafas, sulit tidur pada malam hari karena sesak,
memakai bantal 3 jika tidur, lebih nyaman duduk, sesak bila
berjalan + 10 meter, batuk, dada berdebar debar, berkeringat
banyak, mual dan kaki bengkak. BAB dan BAK normal.
PF:
T : 100/60 mmHg
R : 36x/menit
P : 120x/menit
S : 36,6oC
12
Semi fowler
Restriksi cairan
Pasang DC
Farmakologis
10-09-2013
- Infus NS 15 gtt/menit
- Furosemid 3 x 80 mg iv
- Ranitidin 2x1 25 mg/ml inj.iv
- ISDN 10 mg 3 x 1 tab
- Digoxin 1 x 0,25mg tab
- KSR 1x1 tab
- Cefotaxim 3x1 gr
- Alprazolam 1x0,5 mg tab
Keluhan :
Sesak nafas, sulit tidur pada malam hari karena sesak,
memakai bantal 3 jika tidur, lebih nyaman duduk, terdapat
batuk, dada berdebar-debar, dan kaki bengkak.
PF:
T : 100/70 mmHg
R : 28x/menit
P : 92x/menit
S : 36,6oC
11-09-2013
Terapi : Th/lanjut
Keluhan :
Sesak nafas - , sulit tidur pada malam hari, memakai bantal 3
jika tidur, lebih nyaman duduk, batuk, dan kaki bengkak.
PF:
T : 110/70 mmHg
R : 24x/menit
P : 88x/menit
S : 36,6oC
12-09-2013
14
PF:
T : 120/70 mmHg
R : 24x/menit
P : 88x/menit
S : 36,4oC
13-09-2013
P : 88x/menit
S : 36,4oC
dinilai
Eks : Akral hangat +/+ edema -/-, crt <2.
Diagnosa: Congestif Heart Failure Fc III e.c. CAD
Terapi : Th/lanjut
X.
Prognosis :
Quo ad vitam
: Dubia ad bonam
Quo ad functionam
: Dubia ad malam
BAB II
DISKUSI
Analisa Diagnosa Banding
CHF e.c. CAD
Klinis dan
Pemeriksaa
n fisik
Keluhan
Keluhan
Keluhan
Pemeriksaan
Fisik:
nyeri dada
yang lama dan
hebat
Ada
riwayat
hipertensi
16
biasanya
disertai mual,
muntah
keringat
dingin
Sesak
nafas
Sulit tidur
Pemeriksaan
Fisik
Pada
-Bising
pansistol
tahap awal:
tidak
ada
-Bising
awal
keluhan.
diastol
Pada
midtahap lanjut: -Bising
diastol
berdebardebar, rasa
Laboratoriu
melayang
(dizzy) dan m
impoten,
-Titer ASTO
cepat capek,
sesak napas,
bengkak
kedua kaki
atau
perut,
epistaksis,
hematuria,
pandangan
kabur
Tanda-tanda
CHF
takikardi
anemis,
bising sistolik
retinopati
hipertensi/diab
etik.
hipotensi,
murmur,
gallop S3)
prognosis
buruk.
Pemeriksaan
Fisik
-
Tandatanda CHF
Ronki
edema paru
Batasbatas jantung
melebar
Keluhan
karena
penyakit
dasar
17
Pemeriksaa
n Penunjang
Laboratorium
Hip
onatremia
Kal
ium
dapat
normal
atau
menurun
sekunder
Me
ningkatnya
Impuls
apeks
prominen
Bunyi
jantung S2
meningkat
Kadang
ada murmur
diastolik
Bunyi S4
Bunyi S3
ronkhi
basah
atau
kering
Asites,
edema,
hepatomegal
y
Laboratorium
- Hiponatremia
- Kalium dapat
normal,
menurun
sekunder, atau
meningkat
- BUN
dan
kreatinin
dapat
18
meningkat
sekunder
Rontgen Thorax
Rontgen Thorax
- Kongesti vena - Hipertrofi
paru:
ventrikel kiri
berkembang
- tanda-tanda
jadi
edema
bendungan
interstitial
pembuluh
atau alveolar
paru
pada
pada
gagal
stadium
jantung yang
payah
lebih berat
jantung
- Redistribusi
hipertensi.
vaskular pada - Pada keadaan
lobus
atas
lanjut, apeks
paru
jantung
- Kardiomegali
membesar ke
kiri
dan
bawah.
- Aorta
ascenden dan
descenden
melebar dan
berkelok
(pemanjanga
n
aorta/
elongasio
aorta).
EKG
- Q wave nyata,
EKG
- Hipertrofi
19
elevasi segmen
ST
T
wave
terbalik.
ventrikel kiri
Ventricular
strain pattern
Tatalaksana
Non
Farmakologis
Non
Farmakologis
Bedrest
Diet jantung 3
Cukup istirahat
dan tidur
BB sesuai
dengan batas
ideal (Body
Mass Index
(BMI) 18,52
24,9 kg/m )
Olahraga
secara teratur
Mengado
psi
DASH
(Dietary
Approaches
to
Stop
Hypertension
)
eating
plan)
Diet
rendah garam
kurang dari
2,4
gram
natrium atau
6
gram
natrium
klorida
sehari.
Cukup
istirahat dan
tidur
Farmakologis
-
Oxygen
L/menit
IVFD D 5%
gtt VIII/minute
(micro
drip)
bila BSS tidak
tinggi
Nitrat
sublingual/
transdermal/
nitrogliserin
intravena
titrasi (KI: TD
sistolik < 90
mmHg,
bradikardia (<
50 kpm)
20
Antitrombotik:
acetilsalycilat
acid 1x 75 mg
Olahraga
secara teratur
Farmakologis
-
Diuretik
oral/parenteral
ACE inhibitor:
captopril 3 x
6.25 mg
Beta
bloker
dosis
kecil
dapat dimulai
setelah diuretik
dan
ACEI
diberikan
Digitalis
:
digoxin 1x 0,5
mg
Aldosteron
antagonis
:
Spironolakton
1 x 25 mg
- Oxygen 3
L/menit
- Diuretika
- Beta Blocker
- ACE
Inhibitor
- Angiotensin
II
Antagonist /
Angiotensin
II Receptor
Blocker
- Calsium
Channel
Blocker
21
Atas dasar
22
Assasment
Planning
Pemeriksaan penunjang :
Echocardiography
USG Abdome
Terapi :
o Non farmakologis
Diet jantung II
Diet Jantung II diberikan dalam bentuk makanan saring atau
lunak. Diet ini rendah protein, garam, kalsium dan thiamin.
kebutuhan kalori :
BBI = (TB-100) + 10% = (155-100) + 10% = 55 + 10%
60x25 kalori = 1500 kalori
Oksigen 2 liter/menit
o Farmakologi :
Furosemid 2 x 40 mg iv
23
Spironolakton 2x250 mg iv
Captopril 2x12,5 mg
ISDN 5 mg 2x 1 tab
Digoxin 1 x 0,25mg
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Definisi
24
25
b) Miokarditis
c) Kelainan metabolik
d) Toksisitas (alkohol, kobalt)
e) Pesbikardia4
2) Kelainan disdinamik sekunder (akibat kelainan mekanik)
a) Deprivasi oksigen (penyakit jantung koroner)
b) Kelainan metabolik
c) Peradangan
d) Penyakit sistemik
e) Penyakit Paru Obstruksi Kronis4
c. Perubahan irama jantung atau urutan hantaran
1) Tenang
2) Fibrilasi
3) Takikardia atau bradikardia ekstrim
4)
3.4 Klasifikasi
Beberapa sistem klasifikasi telah dibuat untuk mempermudah dalam
pengenalan dan penanganan gagal jantung. Sistem klasifikasi tersebut antara lain
pembagian berdasarkan Killip yang digunakan pada Infark Miokard Akut, klasifikasi
berdasarkan tampilan klinis yaitu klasifikasi Forrester, Stevenson dan New York
Heart Association (Santoso, A., 2007). Klasifikasi berdasarkan Killip digunakan pada
penderita infark miokard akut, dengan pembagian:
Derajat I
Derajat II
Derajat III
paru.
26
Derajat IV
Kelas I (A)
Kelas II (B)
Kelas IV (C)
Kelas 2 : Penderita tidak dapat melakukan aktivitas lebih berat dari aktivitas
sehari-hari tanpa keluhan.
Kelas 4 : Penderita sama sekali tidak dapat melakukan aktivitas apapun dan
harus tirah baring
27
Gagal jantung merupakan kelainan multi sistem dimana terjadi gangguan pada
jantung, otot skeletal dan fungsi ginjal, stimulasi sistem saraf simpatis serta
perubahan neurohormonal yang kompleks.
Pada disfungsi sistolik terjadi gangguan pada ventrikel kiri yang
menyebabkan terjadinya penurunan curah jantung. Hal ini menyebabkan aktivasi
mekanisme kompensasi neurohormonal, Sistem Renin Angiotensin Aldosteron
(sistem RAA) serta kadar vasopresin dan natriuretic peptide yang bertujuan untuk
memperbaiki lingkungan jantung sehingga aktivitas jantung dapat terjaga. Aktivasi
sistem simpatis melalui tekanan pada baroreseptor menjaga cardiac output dengan
meningkatkan denyut jantung, meningkatkan kontraktilitas serta vasokonstriksi
perifer (peningkatan katekolamin). Apabila hal ini timbul berkelanjutan dapat
menyeababkan gangguan pada fungsi jantung. Aktivasi simpatis yang berlebihan
dapat menyebabkan terjadinya apoptosis miosit, hipertofi dan nekrosis miokard fokal.
Manifestasi
Deskripsi
Mekanisme
Klinis Umum
Sesak napas
(dyspnea)
up di pembuluh darah
tidak dapat
mengkompensasi suplai
bocor ke paru-paru.
mengi persisten
28
Penumpukan
kelebihan cairan
dalam jaringan
berat badan.
tubuh (edema)
Kelelahan
Sistem pencernaan
mual
kurang, menyebabkan
masalah dengan
pencernaan.
Kebingungan
dan gangguan
menjadi disorientasi.
berpikir
seperti sodium,
menyebabkan
kebingungan.
Peningkatan
Untuk "menebus"
denyut jantung
atau berdenyut.
kapasitas, jantung
berdetak lebih cepat.
29
JVP meningkat
Hepatojugular refluks
Kriteria Minor:
Batuk nokturnal
Hepatomegali
Efusi pleura
paroksismal nokturnal dispneu dari hasil anamnesis. Kedua, dari hasil pemeriksaan
fisik perkusi jantung, didapatkan adanya pembesaran jantung. Batas jantung kanan
terdapat pada linea sternalis dekstra, batas kiri pada linea axillaris anterior sinistra,
dan batas atas pada ICS II. Namun pada pemeriksaan fotothorax kardiomegali sulit
dinilai. Ketiga terdapat peninggian tekanan vena jugularis yaitu (5+0) cmH2O.
30
Keempat adanya efusi plura dextra dan sinistra yang menandakan adanya edema paru
akut.
Sedangkan untuk kriteria minor didapatkan bilateral angkle edema batuk
malam hari. Kedua terdapatnya dispnea deffort yang didapatkan dari hasil anamnesis
pasien mengeluh mudah lelah dengan aktifitas ringan. ketiga berdasarkan
pemeriksaan rontgen thorax didapatkan pleural effusion. Oleh karena itu pada pasien
ini kami simpulkan diagnosis fungsionalnya adalah CHF.
31
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Idrus. Tatalaksana Infark Miokard Akut dengan Elevasi ST dalam Buku Ajar
Ilmu Penyakit Dalam Edisi IV Jilid III. Editor Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi
I, Simadbrata M, Setiati S. 2009. Hal. 1741-1755, Departemen Ilmu Penyakit
Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.
Athena Poppas, Sharon Rounds. Congestive Heart Failure. Am J Respir Crit Care
Med. 2002. Vol 165:4-8.
Harun S. Infark Miokard Akut Tanpa ST Elevasi dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam Edisi IV Jilid III. Editor Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadbrata
M, Setiati S. 2009. Hal. 1757-1767 Jakarta: Departemen Ilmu Penyakit Dalam
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.
Lauralee S. Fisiologi Jantung. Dalam Buku Ajar Fisiologi Manusia Dari Sel Ke
System Edisi 2. Editor Beatrica I.Santoso. 2001. Hal.256-293, EGC. Jakarta.
Mann DL, Chakinala M. Heart Failure and Cor Pulmonal, in Harrisons principles of
internal medicine 18th edition. Editor Longo, Fauci, Kasper, Hauser, Jameson,
Loscalzo. 2012. Hal. 1901-1915, McGraw-Hill, New York.
Panggabean M. Gagal Jantung dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi 5. Editor
Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadbrata M, Setiati S. 2009. Hal 15831585, Interna Publishing, Jakarta.
Sarah J Goodlin, MD. Palliative care in congesty heart failure. Journal Of The
American College Of Cardiology, 2009. Vol 54(5): 386- 396.
Thaler, M. Infark Miokard dalam Satu-satunya Buku EKG yang Anda Perlukan.
Editor Thaler, M. 2000. Hal 196-226. Hipokrates, Jakarta.
32