Professional Documents
Culture Documents
Disusun oleh:
dr. Deslia Anggarini Supriyadi
HALAMAN PENGESAHAN
Nama
Kontrasepsi
Jangka Panjang di Posyandu Kokar Dano, Brang Bara telah disetujui guna
melengkapi tugas Dokter Internship dalam Pelayanan Kesehatan Masyarakat Primer
(PKMP) dan Usaha Kesehatan Masyarakat (UKM) di bidang Kesehatan Ibu dan Anak
serta Keluarga Berencana.
BAB I
PENDAHULUAN
Negara Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk yang
besar. Indonesia berada di urutan keempat untuk negara berpopulasi terbesar, setelah
Cina, India, dan Amerika Serikat. Populasi penduduknya mencapai 237,6 juta orang pada
2010. Menurut Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), laju
pertumbuhan penduduk Indonesia sekitar 1,49 persen per tahun. Ini berarti setiap tahun
jumlah populasi membengkak 3,5 juta hingga 4 juta orang. Berdasarkan data Survei
Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012, total fertility rate (TFR) nasional
cenderung stagnan serta bervariasi antar provinsi dimana secara nasional angkanya
sekitar 2,6 anak per wanita dengan angka terendah di provinsi DI Yogyakarta (2,1) dan
tertinggi di Papua Barat (3,7).
BKKBN, 2013
Karena laju pertumbuhan penduduk Indonesia yang cukup besar, perlu dilakukan
program pembatasan angka kelahiran. Program pembatasan angka kelahiran di Indonesia
Berdasarkan statistik rutin BKKBN, terjadi penununan jumlah peserta KB baru dari
9,6 juta pasangan pada tahun 2011 menjadi 9,4 juta peserta pada tahun 2012, dan turun
lagi menjadi 8,5 juta pasangan pada tahun 2013. Apabila dilihat dari jenis alat/obat
kontrasepsi yang digunakan oleh peserta KB baru, Suntikan dan Pil masih menjadi
alat/obat
kontrasepsi
yang
paling
banyak
digunakan.
Walaupun
begitu,
ada
kecenderungan menurun pola pemakaiannya selama tahun 2010 sampai 2012, yaitu
49,0% pada tahun 2010 menjadi 48,2% pada tahun 2011 dan turun lagi menjadi 46,9%
pada 2012 untuk PB Suntikan, sedangkan pada tahun 2013 mengalami peningkatan
menjadi 48,6%. Untuk peserta baru KB Pil terjadi penurunan selama empat tahun terakhir
yaitu mulai 29,2% pada tahun 2010 menjadi 27,9% pada tahun 2011 dan turun menjadi
27,1% sampai akhir tahun 2012, serta 26,6% pada tahun 2013. Sebaliknya, pada periode
sama terjadi kecenderungan menaik untuk peserta baru yang menggunakan metoda
jangka panjang (PB MKJP) seperti IUD, MOW, Implan, dan MOP, yaitu 13,8% pada
tahun 2010, 16,0% pada tahun 2011, 17,8% pada tahun 2012, serta 18,7% sampai akhir
tahun 2013.
BKKBN, 2013
tiap macam KB untuk mendapat metode yang paling cocok. Oleh karena itu, tenaga
kesehatan sangat diperlukan untuk dapat memberikan edukasi dan penjelasan pada calon
penerima KB tentang pilihan KB yang paling tepat untuk si calon penerima, baik dari sisi
kesehatan, sosial ekonomi, maupun kehidupan sosialnya. Sehingga pada akhirnya,
program Keluarga Berencana di Indonesia dapat berjalan dengan baik dan jumlah
penduduk Indonesia juga bisa berkurang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Definisi Kontrasepsi
Menurut BKKBN (1995), kontrasepsi berasal dari kata kontra berarti mencegah
atau melawan dan konsepsi yang berarti pertemuan antara sel telur yang matang dan sel
sperma yang mengakibatkan kehamilan. Sehingga kontrasepsi secara definisi adalah
upaya untuk mencegah kehamilan. Untuk itu, berdasarkan maksud dan tujuan
kontrasepsi, maka yang membutuhkan kontrasepsi adalah pasangan yang aktif melakukan
hubungan seks dan kedua-duanya memiliki kesuburan normal namun tidak menghendaki
kehamilan (Suratun, 2008). Upaya kontrasepsi dapat bersifat sementara, dapat pula
bersifat permanen (Prawirohardjo, 2005).
Akseptor KB menurut sasarannya terbagi menjadi tiga fase yaitu
1. Fase menunda kehamilan
Masa menunda kehamilan pertama, sebaiknya dilakukan oleh pasangan yang
istrinya belum mencapai usia 20 tahun. Kriteria kontrasepsi yang diperlukan yaitu
kontrasepsi dengan pulihnya kesuburan yang tinggi serta efektifitas tinggi. Kontrasepsi
yang cocok dan yang disarankan adalah pil KB, AKDR dan cara sederhana.
2.
melahirkan, dengan jumlah anak 2 orang dan jarak antara kelahiran adalah 24 tahun.
Kriteria kontrasepsi yang perlukan yaitu: efektifitas tinggi, reversibilitas tinggi karena
pasangan masih mengharapkan punya anak lagi, dapat dipakai 34 tahun sesuai jarak
kelahiran yang direncanakan, serta tidak menghambat produksi air susu ibu (ASI).
Kontrasepsi yang cocok dan disarankan menurut kondisi ibu yaitu AKDR, suntik KB, pil
KB atau Implan
3. Fase mengakhiri kesuburan/tidak hamil lagi
Sebaiknya dilakukan pada keluarga yang mempunyai 2 anak, umur istri lebih dari
30 tahun, dan tidak ingin hamil lagi. Kondisi keluarga seperti ini dapat menggunakan
kontrasepsi yang mempunyai efektifitas tinggi, karena jika terjadi kegagalan hal ini dapat
menyebabkan terjadinya kehamilan dengan resiko tinggi bagi ibu dan anak (Suratun,
2008).
Sampai sekarang cara kontrasepsi yang ideal belum ada. Kontrasepsi ideal itu harus
memenuhi syarat-syarat sebagai berikut (Mochtar, 1998):
mudah pelaksanaannya
2.2.3
biasa, tetapi pada puncak senggama, alat kemaluan pria dikeluarkan dari liang vagina dan
sperma dikeluarkan di luar. Cara ini tidak dianjurkan karena sering gagal, karena suami
belum tentu tahu kapan spermanya keluar.
Pantang berkala
Syarat utama pantang berkala adalah menstruasi teratur dan kerja sama dengan
suami harus baik. Menstruasi yang teratur merupakan syarat penting karena dapat
memberikan petunjuk masa subur. Perhitungan masa subur dpaat dilakukan bersama
suami sehingga suami istri mempunyai pengertian yang sama. Hidup ovum terbatas
sekitar 48 jam, spermatozoa di dalam tubuh wanita dapat hidup selama 72 jam.
Metode pantang berkala dikenal 2 sistem, yaitu menggunakan sistem kalender dan
menggunakan penilaian suhu basal.
Pantang berkala dengan sistem kalender
Metode ini memerlukan sistem menstruais yang teratur sehingga dapat
memperhitungkan masa subur untuk menghindari kehamilan dengan tidak melakukan
hubungan seks pada masa tersebut.
Masa subur wanita dapat dihitung dengan melakukan perhitungan minggu subur
sebagai berikut:
Menstruasi wanita teratur antara 26 sampai 30 hari.
Masa subur dapat diperhitungkan, yaitu menstruasi hari pertama ditambah 12
yang merupakan hari pertama minggu subur dan akhir minggu subur adalah hari
pertama menstruasi ditambah 19.
Puncak minggu subur adalah hari pertama menstruasi ditambah 14.
Pantang berkala dengan sistem suhu basal tubuh
Suhu basal yaitu suhu yang diukur di waktu pagi segera sesudah bangun tidur dan
sebelum melakukan aktifitas apapun. Menjelang ovulasi suhu basal badan akan turun.
Kurang lebih 24 jam sesudah ovulasi suhu basal badan akan naik lagi sampai lebih tinggi
daripada suhu sebelum ovulasi, sehingga dapat digunakan untuk menentukan saat
ovulasi. Suhu basal badan dicatat dengan teliti setiap hari. Pada beberapa keadaan,
seperti: infeksi, ketegangan, dan waktu tidur tidak teratur dapat pula meninggikan suhu
basal badan. Karena itu maka, dianjurkan jangan melakukan senggama sampai terlihat
suhu tetap tinggi 3 hari berturut-turut.
Obat Spermatisida
dengan
cara
menyebabkan
sel
membran
sperma
terpecah
dan
dengan 7 tablet tanpa hormon aktif, dengan total 28 tablet untuk 1 siklus.
Pil sekuensial. Pil ini mengandung komponen yang disesuaikan dengan system
hormonal tubuh. Dua belas pil pertama hanya mengandung estrogen, pil ketiga
Keuntungan pil KB antara lain: efektivitasnya tinggi bila diminum secara rutin,
nyaman, mudah digunakan, dan tidak mengganggu senggama, reversibilitas tinggi,
mudah didapatkan, dan relative murah. Kekurangnya berupa efektivitas tergantung
motivasi akseptor untuk meminum secara rutin tiap hari, dapat terjadi efek samping
seperti berat badan bertambah, tumbuh akne, mual sampai muntah, pusing, dll,
kemungkinan untuk gagal sangat besar karena lupa, dan tidak dapat melindungi dari
resiko tertularnya Penyakit Menular Seksual. Kontraindikasi penggunaan pil KB antara
lain tromboflebitis, keganasan payudara atau organ lainnya, pada kehamilan, penyakit
hati, kencing manis, gangguan mental, dan perdarahan yang tidak jelas.
KB Suntik
Depomedroxyprogesterone Asetat (DMPA)/Depo-Provera
DMPA adalah suatu suspensi mikrokristal dari progestin sintetis yang disuntikkan
intramuskular. Tingkat aktif farmakologi dicapai dalam waktu 24 jam setelah injeksi, dan
konsentrasi serum 1 ng/mL dipertahankan selama 3 bulan. Selama lima atau enam bulan
setelah injeksi, konsentrasi menjadi 0,2 ng/mL, dan menjadi tidak terdeteksi 7-9 bulan
setelah injeksi.
berlangsung.
Mengentalkan lendir serviks sehingga sulit ditembus spermatozoa.
Menghambat peristaltik tuba sehingga menyulitkan konsepsi.
Menghindari implantasi melalui perubahan struktur endometrium.
tinggi, dan mudah dilepas jika menginginkan anak (reversibel). Namun demikian, IUD
bisa menimbulkan efek samping seperti pendarahan, leucorrhea, rasa nyeri, kejang perut,
dan gangguan atau ketidaknyamanan pada suami. Bahkan bisa menimbulkan infeksi
pelvik dan endometritis.
Kontraindikasi AKDR antara lain: adanya kelainan uterus seperti perdarahan yang
tidak normal dari uterus, kanker rahim, kelainan bentuk uterus; dan adanya infeksi
genitalia. Mekanisme kerja IUD:
Sterilisasi/Kontrasepsi Mantap
Tubektomi
Adalah suatu tindakan oklusi/pengambilan sebagian saluran telur wanita untuk
mencegah proses fertilisasi. Setelah dilakukan tubektomi, fertilitas dari pasangan tersebut
akan terhenti secara permanen. Waktu yang terbaik untuk melakukan tubektomi
pascapersalinan ialah tidak lebih dari 48 jam sesudah melahirkan karena posisi tuba
mudah dicapai dari subumbilikus dan rendahnya resiko infeksi. Bila masa 48 jam
pascapersalinan telah terlampaui maka dilakukan 6-8 minggu persalinan atau pada masa
interval.
Keuntungan tubektomi adalah tingkat efektivitas hampir 100% karena kegagalan
dari pihak pasien tidak ada, dan tidak mempengaruhi libido seksualis wanita. Sedangkan
kelemahannya adalah tindakan ini bersifat irreversibel, walaupun ada kemungkinan untuk
membuka tuba kembali pada mereka yang masih menginginkan anak lagi dengan operasi
rekanalisasi.
Vasektomi
Adalah suatu tindakan oklusi/pengambilan saluran vas deferens pada laki-laki untuk
menghilangkan tempat pematangan sperma. Di Indonesia, vasektomi tidak termasuk
dalam program keluarga berencana nasional. Dan masih banyak pria di Indonesia
menganggap vasektomi tersebut identik dengan dikebiri dan dapat menimbulkan
impotensi. Keuntungan vasektomi yang paling utama adalah tidak mengganggu libido
seksualitas dan lamanya operasi hanya sekitar 10 - 15 menit jika tanpa disertai adanya
penyulit (seperti infeksi pada tempat sayatan, rasa nyeri, terbentuknya hematom atau
bahkan granuloma).
Kegagalan dari tindakan vasektomi dapat terjadi karena adanya rekanalisasi
spontan, atau gagal mengenal dan memotong vas deferens, tidak diketahui adanya
anomali vas deferens, atau jika koitus dilakukan sebelum kantong seminalnya betul-betul
kosong. Sehabis operasi, peserta vasektomi baru boleh melakukan hubungan intim
dengan pasangannya setelah enam hari. Itupun harus wajib menggunakan kondom selama
12 kali hubungan demi pengamanan.
2.4 Alat Kontrasepsi Implan
2.4.1 Definisi
Kontrasepsi implan adalah metode kontrasepsi yang diinsersikan pada bagian
subdermal, yang hanya mengandung progestin dengan masa kerja panjang, dosis rendah,
dan reversibel untuk wanita (Speroff & Darney, 2005).
2.4.2 Mekanisme Kerja
Lendir serviks menjadi kental
Kadar levonorgestrel yang konstan mempunyai efek nyata terhadap mucus serviks.
Mukus tersebut menebal dan jumlahnya menurun, sehingga menghambat pergerakan
sperma dan mencegah fertilisasi.
Mengganggu proses pembentukan endometrium
Implanon terbuat dari plastik yang fleksibel dan disisipkan tepat di bawah kulit di bagian
dalam lengan atas. Implanon hanya mengandung progestin dan mencegah kehamilan
sekitar 3 tahun.
Cara kerja Implanon adalah terus-menerus melepaskan etonogestrel dalam dosis
rendah (suatu progestin) untuk mencegah kehamilan selama 3 tahun. Implanon berisi 68
miligram etonogestrel, dirilis selama periode 3 tahun, sekitar 60-70 mikrogram per hari
yang dirilis di tahun pertama, dan jumlah menurun dari waktu ke waktu menjadi 30 mcg
per hari. Setelah tahun ketiga, implanon masih merilis sedikit hormon, tetapi tidak akan
cukup untuk mencegah kehamilan.
Jadena dan Indoplant
Terdiri dari 2 batang yang diisi dengan 75 mg levonorgestrel dengan lama kerja 3
tahun.
Uniplant
Terdiri dari 1 batang putih silastic dengan panjang 4 cm, yang mengandung 38 mg
nomegestrol asetat dengan kecepatan pelepasan sebesar 100 g per hari dan lama kerja 1
tahun.
Capronor
Terdiri dari 1 kapsul biodegradable. Biodegradable implan melepaskan progestin
dari bahan pembawa/pengangkut yang secara perlahan-lahan larut dalam jaringan tubuh.
Bahan pembawanya sama sekali tidak perlu dikeluarkan lagi misal pada norplant. Tetapi
sekali bahan pembawa tersebut mulai larut, ia tidak mungkin dikeluarkan lagi. Kapsul ini
mengandung levonorgestrel dan terdiri dari polimer E-kaprolakton dan mempunyai
diameter 0,24 cm. Implan ini terdiri dari dua ukuran dengan panjang 2,5 cm yang
mengandung 16 mg levonorgestrel, dan kapsul dengan panjang 4 cm yang mengandung
26 mg levonorgestrel. Lama kerja implant capronor 12 18 bulan. Kecepatan pelepasan
levonorgestrel dari kaprolakton adalah 10 kali lebih cepat dibandingkan silastic.
2.4.4 Keuntungan Kontrasepsi Implant
Daya guna tinggi
Kontrasepsi implan merupakan metode kontrasepsi berkesinambungan yang aman
dan sangat efektif dengan efektifitas 0,2-1 kehamilan per 100 perempuan per tahun.
pembersih kulit, dan pemberian antibiotik topikal (misalnya larutan atau gel klindamisin
1%, atau reitromisin topikal).
Membutuhkan tindak pembedahan minor untuk insersi dan pencabutan
Implan harus dipasang (diinsersikan) dan diangkat melalui prosedur pembedahan
yang dilakukan oleh personel terlatih. Wanita tidak dapat memulai atau menghentikan
metode tersebut tanpa bantuan klinisi. Insiden pengangkatan yang mengalami komplikasi
adalah kira-kira 5%, suatu insiden yang dapat dikurangi dengan cara pelatihan yang baik
dan pengalaman dalam melakukan pemasangan serta pencabutan implan.
Tidak memberikan efek protektif terhadap infeksi menular seksual termasuk AIDS
Implan tidak memberikan perlindungan terhadap penyakit menular seksual seperti
herpes, human papiloma virus, HIV AIDS, gonore atau clamydia. Pengguna yang
berisiko menderita penyakit menular seksual harus mempertimbangkan untuk
menambahkan metode perintang (kondom) guna mencegah infeksi.
Klien tidak dapat menghentikan sendiri pemakaian kontrasepsi.
Dibutuhkan klinisi terlatih dalam melakukan pengangkatan implan.
Efektivitas menurun bila menggunakan obat-obat tuberculosis (rifampisin) atau obat
epilepsy (fenitoin dan barbiturat).
Obat-obat ini sifatnya menginduksi enzim mikrosom hati. Pada kasus ini,
penggunaan implan tidak dianjurkan karena cenderung meningkatkan risiko kehamilan
akibat kadar levonorgestrel yang rendah di dalam darah.
Insiden kehamilan ektopik sedikit lebih tinggi.
Angka kehamilan ektopik selama menggunakan kontrasepsi implan adalah 0,28 per
1000 wanita per tahun penggunaan. Walaupun risiko terjadinya kehamilan ektopik selama
menggunakan implan rendah, jika kehamilan memang terjadi, kehamilan ektopik harus
dicurigai karena kira-kira 30% kehamilan pada saat menggunakan implan merupakan
kehamilan ektopik.
2.4.6
dekat
Tidak dapat memakai jenis KB yang lain
Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi
Pasca persalinan dan tidak menyusui
Pasca keguguran
Tidak menginginkan anak lagi, tetapi menolak kontrasepsi mantap
Wanita yang sering lupa menggunakan pil KB
2.
3.
4.
5.
6.
dapat masuk.
7. Trokar ditusukkan subkutan sampai batasnya.
8. Kapsul dimasukkan ke dalam trokar, dan didorong dengan alat pendorong sampai
terasa tertahan.
9. Untuk menempatkan kapsul, trokar ditarik keluar.
10. Setelah kapsul dipasang, bersihkan dan bekas insisi ditutup dengan kasa steril dan
plester serta dibalut. Balutan jangan dibuka dan jangan sampai basah selama 2 hari.
11. Dekontaminasi instrument dengan direndam dalam larutan chlorine 0,5%.
Jadwal pemeriksaan ulang :
Setiap tahun
jaringan
yang
menutupi
ujungnya
dengan
menggunakan scalpel.
7. Tarik implan perlahan lahan sampai terlepas seluruhnya.
8. Lakukan hal yang sama sampai semua implant dikeluarkan, bersihkan luka dan tutup
dengan plestar dan kasa steril dan balut dengan verban.
BAB III
PERMASALAHAN
120
100
80
IUD
60
Implant
Suntik
40
Pil
20
Kondom
Juli
Juni
Mei
IUD
April
Implant
Suntik
Maret
Pil
Februari
Januari
0
10
15
20
25
30
Metode Kontrasepsi pada Peserta KB Baru di Puskesmas Unit 1 Sumbawa Januari-Juli 2015
IUD
Implant
Suntik
Pil
Dari data tersebut dapat diketahui bahwa jumlah kunjungan peserta KB baru pada
bulan Januari hingga Juli tahun 2015 sebanyak 234 orang. Dari peserta tersebut,
penggunaan metode kontrasepsi terbanyak adalah implant dengan jumlah 93 orang,
diikuti IUD dengan 79 peserta, KB suntik dengan 60 peserta, dan pil KB dengan 2 orang.
Ini sangat berbeda dengan data tahun 2014 dimana alat kontrasepsi yang paling sering
digunakan pada peserta KB adalah KB suntik dan pil KB. Ini menunjukkan bahwa terjadi
peningkatan peminat alat kontrasepsi jangka panjang seperti implant dan IUD.
dan komprehensif sehingga pasien benar-benar paham akan metode kontrasepsi implant
dan dapat merubah persepsi masyarakat mengenai implant yang merupakan suatu metode
yang menakutkan bagi banyak wanita.
Pembuatan media informasi seperti leaflet atau poster ringkas mengenai implant
dan metode kontrasepsi lain juga dapat dilakukan untuk menambah pengetahuan
masyarakat. Pemberian edukasi kepada kader kesehatan juga penting.
BAB V
KESIMPULAN
1. Kontrasepsi implan adalah kontrasepsi hormonal jangka panjang yang hanya
mengandung progestin dosis rendah dan diinsersikan subdermal dengan masa kerja
panjang.
2. Kontrasepsi implan mencegah terjadinya kehamilan dengan cara membuat lendir
serviks menjadi kental, mengganggu proses pembentukan endometrium sehingga
mencegah implantasi, mengurangi transportasi sperma dan menekan ovulasi.
3. Terdapat enam jenis kontrasepsi implan yaitu norplant, implanon, jadena, indoplant,
uniplant dan capronor.
4. Beberapa keuntungan kontrasepsi implan antara lain efektivitas implan sangat tinggi,
metode yang baik untuk wanita menyusui serta kembalinya kesuburan setelah
pengangkatan terjadi cepat. Beberapa kerugian yang berhubungan dengan
penggunaan implan, diantaranya menyebabkan perubahan pola perdarahan terutama
selama tahun pertama penggunaan.
5. Lama kerja implant bervariasi menurut jenis implant yang digunakan, antara 1-5
tahun.
DAFTAR PUSTAKA
1. Mansur Arief. Kontrasepsi Ilmu Kandungan Kebidanan. Kapita Selekta Kedokteran
Universitas Indonesia. Jakarta. 2001
2. Cunningham F G, Gant NF. Williams Obstetri. Edisi ke-21.Volume 2. Jakarta.
Penerbit Buku Kedokteran EGC. 2006
3. Wiknjosastro H. Ilmu Kandungan. Edisi kedua cetakan ketiga. Jakarta, Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2002
4. Kusumaningrum,
Pemilihan
Radita.
Jenis
2009.
Faktor-Faktor
Kontrasepsi
yang
Mempengaruhi
yang
Digunakan
DOKUMENTASI
Penyuluhan dilakukan pada hari Selasa tanggal 25 Agustus 2015 di Posyandu Kokar
Dano, Brang Bara jam 9.00-10.00 dan diikuti oleh 13 wanita.