Professional Documents
Culture Documents
infundibuler, prolaps katup aorta, insufiensi aorta, hipertensi pulmonal dan gagal
jantung.4
Pada pemeriksaan foto thorax didapatkan kardiomegali dengan pembesaran
ventrikel kiri., vaskularisasi paru meningkat (plethora) dan bila terjadi penyakit
vaskuler paru tampak pruned tree (seperti pohon tanpa ada cabang-cabangnya),
disertai penonjolan a. pulmonal. Pada elektrokardiogram dapat ditemukan hipertrofi
ventrikel kiri dan mungkin hipertrofi atrium kiri. bila terdapat hipertrofi kedua
ventrikel dan deviasi sumbu QRS ke kanan maka perlu dipikirkan adanya hipertensi
pulmonal atau hipertrofi infundibulum ventrikel kanan. Dengan ekokardiografi Mmode dapat ditemukan dimensi ventrikel kiri, atrium dua dimensi untuk
menentukan ukuran dan lokasi defek Doppler dan berwarna, menentukan arah dan
besarnya aliran yang melewati defek.4
Definisi
Ventrikel septum defek merupakan kelainan jantung dimana terjadi defek sekat
antar ventrikel pada berbagai lokasi, dimana terjadi aliran darah dari ventrikel kiri
menuju ventrikel kanan terjadi percampuran darah arteri dan vena tanpa sianosis.
Ventricular septum defect (VSD) merupakan suatu keadaan adanya lubang disekat
jantung yang memisahkan ruang ventrikel (bilik) kanan dan kiri . Lubang ini
mengakibatkan kebocoran aliran darah dari bilik kiri yang memiliki tekanan lebih
besar melalui bilik kanan langsung masuk ke pembuluh nadi paru (arteri
pulmonalis).
Defek Septum Ventrikel (DSV) terjadi bila sekat (septum) ventrikel tidak terbentuk
sempurna, akibatnya darah dari bilik kiri mengalir ke bilik kanan pada sistole.
Besarnya defek bervariasi dari beberapa mm sampai beberapa cm.
B.
Epidemiologi
Etiologi
Lebih dari 90% kasus penyakit jantung bawaan penyebabnya adalah multi factor.
Faktor yang mempengaruhi adalah :
a. Faktor eksogen : obat-obatan, penyakit ibu (rubella, DM), ibu hamil dengan
alkoholik.
b. Faktor endogen : penyakit genetik, misal : down sindrom.
Penyebab terjadinya penyakit jantung bawaan belum dapat diketahui secara pasti,
tetapi ada beberapa faktor yang diduga mempunyai pengaruh pada peningkatan
angka kejadian penyakit jantung bawaan (PJB) yaitu :
1
1. Tekanan lebih tinggi pada ventrikel kiri dan meningkatkan aliran darah kaya
oksigen melalui defek tersebut ke ventrikei kanan.
2. Volume darah yang meningkat dipompa ke dalam paru, yang akhirnya dipenuhi
darah dan dapat menyebabkan naiknya tahanan vaskular pulmonar.
3. Jika tahanan pulmonar ini besar, tekanan ventrikel kanan meningkat
menyebabkan pirau terbalik, mengalirkan darah miskin oksigen dari ventrikel kanan
ke kiri menyebabkan sianosis ( sindrom eisenmenger ).
D.
1.
Manifestasi Klinik
VSD kecil
a. Biasanya asimptomatik
b. Defek kecil 1-5 mm
c. Tidak ada gangguan tumbuh kembang
d. Bunyi jantung normal, kadang ditemukan bising peristaltic yang menjalar ke
seluruh tubuh pericardium dan berakhir pada waktu distolik karena terjadi
penutupan VSD
e. Pada EKG dalam batas normal atau terdapat sedikit peningkatan aktivitas
ventrikel kiri
f. Pada radiologi ukuran jantung normal, vaskularisai paru normal atau sedikit
meningkat.
g. Menutup secara spontan pada waktu umur 3 tahun
h. Tidak diperlukan kateterisai jantung.
2.
VSD sedang
e. Mudah menderita infeksi pada paru-paru dan biasanya memerlukan waktu lama
untuk sembuh tetapi umumnya responsive terhadap pengobatan
f. Takipnea
g. Retraksi pada jugulum, sela interkostal, dan region epigastrium.
h. Bentuk dada normal.
i. Pada EKG terdapat peningkatan aktivitas ventrikel kiri maupun kanan, tetapi
ventrikel kiri yang lebih meningkat.
j. Pada radiologi terdapat pembesaran jantung derajat sedang, conus pulmonalis
menonjol, peningkatan vaskularisasi paru dan pembesaran pembuluh darah di hilus.
3.
VSD besar
3.
Lemak sedang; Formula dengan persentase lemak tidak jenuh ganda
(polyunsaturated fat) atau zat besi dapat meningkatkan kebutuhan akan vitamin E;
vitamin E hendaknya diberikan diantara waktu makan bila diperlukan.
4.
Pastikan cukup vitamin dan mineral. Bila ada sembab pada wajah atau
hipertensi, kurangi cairan dan natrium. Formula yang dianjurkan adalah yang kadar
natriumnya 7-8 meq sehari dan susu dengan protein dengan susunan whei/kasein:
60/40
5.
Makanan yang mudah
memudahkan buang air besar.
E.
diserap,
cukup
mengandung
serat
sehingga
Ventrikel septum defect termasuk penyakit jantung bawaan (PJB) non sianotik.
Untuk tujuan penatalaksanaan medis dan bedah, dibuat klasifikasi berdasarkan
kelainan hemodinamika dan klasifikasi anatomic.
1. Berdasarkan kelainan hemodinamika :
a). Defek kecil dengan tahanan paru normal.
b). Defek sedang dengan tahanan paru normal.
c). Defek besar dengan hipertensi pulmonal hiperkinetik.
d). Defek besar dengan penyakit obstruksi vaskuler paru.
2. Berdasarkan letak anatomis
a).Defek perimembranous atau juga dikenal dengan defek pars membranacea
merupakan tipe yang paling sering sekitar 80% kasus VSD . Berdasarkan perluasan
defeknya dibagi menjadi perluasan kea outlet, perluasan ke inlet dan perluasan ke
trabekuler.
b).Defek musculer dimana defek dibatasi oleh daerah otot,sekitar 5-20 %. Yang
dapat dibagi lagi menjadi : sentral atau midmusculer , apical, marginal dan swiss
cheese septum, suatu multiple muscular defect
c).Defek subarterial dimana sebagian dari batas defek dibentuk oleh terusan
jaringan ikat katup aorta dan pulmonal. Kejadian sekitar 6%, defek ini dahulu
disebut defek suprakristal, karena letaknya diatas krista supraventrilaris.
F.
Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan fisis
Oksimetri , saturasi oksigen normal kecuali bila ada kompleks Eisenmenger.
VSD kecil
- Palpasi:
Impuls ventrikel kiri jelas pada apeks kordis. Biasanya teraba
getaran bising pada SIC III dan IV kiri.
- Auskultasi:
Bunyi jantung biasanya normal dan untuk defek sedang bunyi
jantung II agak keras. Intensitas bising derajat III s/d VI.
VSD besar
- Inspeksi:
Pertumbuhan badan jelas terhambat,pucat dan banyak kringat
bercucuran. Ujung-ujung jadi hiperemik. Gejala yang menonjol
ialah nafas pendek dan retraksi pada jugulum, sela intercostal
dan regio epigastrium.
- Palpasi:
Impuls jantung hiperdinamik kuat. Teraba getaran bising pada
dinding dada.
- Auskultasi:
Bunyi jantung pertama mengeras terutama pada apeks dan
sering diikuti click sebagai akibat terbukanya katup pulmonal
dengan kekuatan pada pangkal arteria pulmonalis yang
melebar. Bunyi jantung kedua mengeras terutama pada sela iga
II kiri.
b. Elektrokardiografi
Biasanya dapat ditemukan gelombang melebar P pada atrium kiri yang membesar,
atau gelombang Q dalam dan R tinggi pada daerah lateral. Adanya gelombang R
tinggi di V1 dan perubahan aksis ke kanan menunjukkan hipertrofi ventrikel kanan
dan hipertensi pulmonal.
segmen pulmonal
d. Ekokardiografi
Dapat menentukan lokasi defek, ukuran defek, arah dan gradien aliran, perkiraan
tekanan ventrikel kanan dan pulmonal, gambaran beban volume pada jantung kiri,
keterlibatan katup aorta atau trikuspid serta kelainan lain.
e. Magnetic Resonance Imaging
Memberikan gambaran yang lebih baik terutama VSD dengan lokasi apical yang
sulit dilihat dengan ekokardiografi juga dapat dilakukan besarnya curah jantung,
besaran pirau, dan evaluasi kelainan yang menyertai seperti pada aorta asenden
dan arkus aorta.
f. Kateterisasi
Menentukan tekanan serta resistensi arteri pulmonalis, reversibilitas resistensi
dengan menggunakan oksigen, nitrik
G.
Penatalaksanaan Medis
a. Pada VSD kecil: ditunggu saja, kadang-kadang dapat menutup secara spontan.
Diperlukan operasi untuk mencegah endokarditis infektif.
b. Pada VSD sedang: jika tidak ada gejala-gejala gagal jantung, dapat ditunggu
sampai umur 4-5 tahun karena kadang-kadang kelainan ini dapat mengecil. Bila
terjadi gagal jantung diobati dengan digitalis. Bila pertumbuhan normal, operasi
dapat dilakukan pada umur 4-6 tahun atau sampai berat badannya 12 kg.
c. Pada VSD besar dengan hipertensi pulmonal yang belum permanen: biasanya
pada keadaan menderita gagal jantung sehingga dalam pengobatannya
menggunakan digitalis. Bila ada anemia diberi transfusi eritrosit terpampat
selanjutnya diteruskan terapi besi. Operasi dapat ditunda sambil menunggu
penutupan spontan atau bila ada gangguan dapat dilakukan setelah berumur 6
bulan.
d. Pada VSD besar dengan hipertensi pulmonal permanen:operasi paliatif atau
operasi koreksi total sudah tidak mungkin karena arteri pulmonalis mengalami
arteriosklerosis. Bila defek ditutup, ventrikel kanan akan diberi beban yang berat
sekali dan akhirnya akan mengalami dekompensasi. Bila defek tidak ditutup,
kelebihan tekanan pada ventrikel kanan dapat disalurkan ke ventrikel kiri melalui
defek.
penanganan penyakit
a. Sebagian besar defek kecil akan menutup spontan, sedangkan defek sedang dan
besar cenderung untuk mengecil dengan sendirinya.
b. Defek besar dapat menyebabkan gagal jantung, biasanya pada bulan kedua
kehidupan. Penderita yang sampai umur 1 tahun tidak mengalami gagal jantung,
biasanya tidak akan mengalaminya di kemudian hari, kecuali bila terdapat faktor
lain seperti anemia atau pneumonia.
c. Perubahan vaskuler paru sudah dapat terjadi dalam 6-12 bulan pertama
kehidupan. Pada defek berat, pada umur 2-3 tahun sudah dapat terjadi hipertensi
pulmonal yang ireversibel.
1. VSD kecil
Penderita dengan VSD kecil tidak memerlukan penanganan medik atau bedah
karena tidak menyebabkan gangguan hemodinamik. Anak dengan DSV kecil
mempunyai prognosis baik dan dapat hidup normal, kecuali observasi kemungkinan
infeksi paru dan mencegah/ mengobati endocarditis bila terjadi. Penderita harus
diobservasi sampai defeknya menutup.
2.
VSD
sedang
a.
Terapi
medik
Apabila gagal jantung telah dapat diatasi, diperlukan digitalis dosis
rumat
( digoxin dan diuretik misalnya lasix). Sebagian kecil tidak dapat diatasi dengan
digitalis saja, anak tetap dalam keadaan gagal jantung kronik atau failure to thrive
dan penderita ini memerlukan koreksi bedah segera.
b.
Terapi
bedah
Penderita VSD sedang dengan tahanan vaskuler paru normal dengan tekanan art
pulmonal kurang dari setengah tekanan sistemik, kecil kemungkinannya untuk
menderita obstruksi paru. Mereka hanya memerlukan terapi medik dan sebagian
akan menjadi simptomatik. Terapi bedah dipertimbangkan bila setelah umur 4-5
tahun defek kelihatannya tidak mengecil.
3.
VSD besar
VSD besar dengan hipertensi pulmonal hiperkinetik terapi medik yang diberika
sama seperti VSD sedang dengan tahanan vaskuler paru normal. Bila dengan terapi
medik dapat memperbaiki keadaan, yang dilihat dengan membaiknya pernapasan
dan pertambahan berat badan maka operasi dapat ditunda sampi usia 2-3 tahun.
Bila gagal jantung dapat diatasi penderita harus diawasi ketat untuk menilai
terjadinya perburukan/ penyakit vaskuler paru. Bila terjadi perburukan maka
diperluka koreksi bedah.
Pada penderita VSD dengan hipertensi pulmonal dilakukan uji oksigen atau tolazolin
pada saat kateterisasi jantung. Bila tahana vaskuler paru masih dapat menurun
dengan bermakna ( ditandai dengan kenaikan saturasi dan penurunan tekanan
arteri pulmonalis ), maka diperlukan operasi dengan segera. Bila uji tersebut tidak
menurunkan tahanan vaskuler paru atau telah terjadi sindrom Eisenmenger, maka
penderita tidak dapat dioperasi dan terapi yang diberika hanya bersifat suportif
simtomatik.
Jenis
tindakan
a. Operasi paliatif
bedah
pada
Ventrikel
Septum
Defect
(VSD) :
5. Endokarditis infektif, yaitu infeksi yang terjadi pada lapisan dalam jantung.
6. Hipertensi pulmonal: tekanan di dalam pembuluh nadi paru meningkat karena
kelebihan volume aliran darah ke paru-paru.
7. Anak yang semula tidak biru akan menjadi biru di daerah mulut dan ujung-ujung
jarinya akibat hipertensi paru yang hebat, disebut sebagai Eisenmengerisasi. Bila ini
sudah terjadi biasanya operasi koreksi sudah tidak bisa untuk dilakukan lagi.