You are on page 1of 6

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

ANALISIS FISIKOKIMIA II
PENETAPAN KADAR KAFEIN DENGAN METODE
SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

Disusun Oleh : Jimmy Chan Wei Kit


260110132003

LABORATORIUM ANALISIS
FISIKOKIMIA II FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PADJDJARAN
2015

Analisis Kadar Kafein Dalam Sampel Menggunakan Spektrofotometer UV


Jimmy Chan Wei Kit
Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran
Jl. Raya Bandung Sumedang Km.21 Jatinangor 45363 Telp. 022-7996200
Abstract
Spectrophotometry is an analysis method based on the measurement of monochromatic
ray absorption. UV spectroscopy is the spectroscopy analysis techniques using ultraviolet
electromagnetic radiation source by using spectrophotometer instrument. The purpose of
this experiment is to measure the concentration of caffeine in a sample using a UV
spectrophotometer. Raw caffeine 50 mg dissolved in 100 mL of ethanol so that the focus
will be 500ppm. Then, stock solution is made from raw solution with a concentration of
50 ppm. For the standard curve of caffeine, variation of concentration is used which
include 0.5ppm, 1.0ppm, 1.5ppm, 2.0ppm and 2.5ppm made from the stock solution. As
many as 50 mg sample dissolved into a 100 mL ethanol, and dilution is done 100x. The
measurement of caffeine is done at a maximum wavelength which is 277 nm for all
caffeine solution with different concentration and standard curves is obtained. The
equations of straight lines is y = 0.0667 x 0.0089 with regression value, 0.9869.
Meanwhile the measured absorbance of sample is 0.26176 and concentration values of
the sample is 4.087ppm, which the concentration of the samples had undergone a dilution
of 100x. Thus, the initial concentration of the samples was as much as 405.78 ppm.

Keywords: Absorbance, dilution, wavelength of maximum


Abstrak

Spektrofotometri adalah suatu metode analisis yang berdasarkan pada pengukuran


serapan sinar monokromatis. Spektroskopi UV adalah teknik analisis spektroskopi
yang menggunakan sumber radiasi elektromagnetik ultraviolet dengan
menggunakan instrumen spektrofotometer. Tujuan dari percobaan ini adalah
untuk mengukur kadar kafein dalam sampel menggunakan spektrofotometer UV.
Kafein baku 50 mg dilarutkan di dalam 100 mL etanol sehingga konsentrasinya
menjadi 500 bpj. Selanjutnya dibuat larutan stok dari larutan baku dengan
konsentrasi 50 bpj. Untuk pembuatan kurva baku, variasi konsentrasi yang
digunakan adalah 0,5 bpj, 1,0 bpj, 1,5 bpj, 2,0 bpj dan 2,5 bpj yang dibuat dari
larutan stok. Sebanyak 50 mg kafein sampel dilarutkan ke dalam 100 mL etanol,
dan dilakukan pengenceran hingga 100 kali. Dilakukan pengukuran pada panjang
gelombang maksimum yaitu 277 nm untuk larutan baku dan dibuat kurva baku
sehingga diperoleh persamaan garis yaitu y = 0.0667x 0.0089 dengan nilai
regresi 0.9869. Sedangkan absorbansi sample yang terukur adalah 0,26176 dan
diperoleh nilai konsentrasi dari sample yaitu 4,087 bpj yang merupakan
konsentrasi sampel yang telah mengalami pengenceran 100x. Oleh itu,
konsentrasi awal sampel adalah sebanyak 405.78bpj.
Kata Kunci : Absorbansi, pengenceran, panjang gelombang maksimum

Spektroskopi UV-Vis adalah

PENDAHULUAN
Spektrofotometri adalah suatu

teknik analisis spektroskopi yang

metode analisis yang berdasarkan

menggunakan

pada

pengukuran

monokromatis

sumber

radiasi

serapan

sinar

elektromegnetik ultraviolet dan sinar

suatu

lajur

tampak

oleh

dengan

menggunakan

panjang

instrumen spektrofotometer. Prinsip

gelombang yang spesifik dengan

dari spektrofotometer UV-Vis adalah

menggunakan monokromator prisma

penyerapan sinar tampak untuk ultra

atau kisi difraksi dan detektor vakum

violet dengan suatu molekul dapat

phototube atau tabung foton hampa.

menyebabkan

Alat

adalah

molekul dari tingkat energi dasar

spektrofotometer, yaitu suatu alat

(ground state) ketingkat energi yang

yang digunakan untuk menentukan

paling

suatu senyawa baik secara kuantitatif

Pengabsorbsian sinar ultra violet atau

maupun kualitatif dengan mengukur

sinar tampak oleh suatu molekul

transmitan ataupun absorban dari

umumnya

suatu cuplikan sebagai fungsi dari

elektron bonding, akibatnya panjang

konsentrasi (Harjadi, 1990).

absorbsi

larutan

berwarna

yang

pada

digunakan

Spektrum

elektromagnetik

terjadinya

tinggi

(excited

menghasilkan

maksimum

eksitasi

stated).

eksitasi

dapat

dikolerasikan dengan jenis ikatan

terdiri dari urutan gelombang dengan

yang

ada

didalam

sifat-sifat yang berbeda. Kawasan

(Hendayana, 1994).

molekul

dalam

Cara kerja spektrofotometer

ultra

dimulai dengan dihasilkannya cahaya

lembayung (UV, 180-350 nm) dan

monokromatik dari sumber sinar.

tampak (VIS, 350-800 nm). Cahaya

Cahaya tersebut kemudian menuju ke

di dalam kawasan ini mempunyai

kuvet

energi

untuk

Banyaknya cahaya yang diteruskan

mengeluarkan elektron valensi di

maupun yang diserap oleh larutan

dalam molekul tersebut (Khopkar,

akan dibaca oleh detektor yang

2003).

kemudian menyampaikan ke layar

gelombang
penelitian

penting
biokimia

yang

di
adalah

cukup

(tempat

sampel/sel).

pembaca (Fitri, N.S. 2008).

Ketika cahaya melewati suatu


larutan

biomolekul,

kemungkinan.

terjadi

dua

Kemungkinan

pertama adalah cahaya ditangkap dan

rentang panjang gelombang 250300nm dengan spektrofotometer UV.


Pembuatan Kurva Standar
Dipipet

sebanyak

1mL

ke

kemungkinan kedua adalah cahaya

dalam labu ukur 10mL, ditambah

discattering. Bila energi dari cahaya

etanol hingga 10mL (50bpj), lalu

(foton)

dipipet

harus

sesuai

dengan

sebanyak

1mL

dan

perbedaan energi dasar dan energi

diencerkan hingga 10mL (5bpj),

eksitasi dari molekul tersebut. Proses

dipipet 1mL dan diencerkan kembali

inilah

yang

pengukuran

menjadi

dasar

hingga 10mL (0,5bpj). Sebanyak

absorbansi

dalam

2mL larutan baku dipipet ke dalam

(Maramis,

labu ukur 10mL, ditambah etanol

spektrofotometer
R.K.dkk, 2013).

hingga 10mL (10bpj), lalu dipipet

METODE

sebanyak

ALAT

hingga 10mL (1bpj). Selanjutnya

Labu

Ukur,

Pipet

1mL

dan

diencerkan

Volume,

serial larutan baku dibuat dengan

Spektrofotometer UV, Timbangan

konsentrasi 1,5bpj, 2bpj dan 2,5bpj.

Analitis

Absorbansi larutan baku diukur pada

BAHAN

panjang

Etanol, Kafein Baku, Sampel

dengan spektrofotometer UV. Dibuat

Pembuatan Larutan Kafein Baku

kurva standarnya dan ditentukan

Ditimbang

seksama

50mg

persamaan

gelombang

garis

maksimum

dan

kafein baku, dimasukkan ke dalam

determinasi (r2).

labu ukur 100mL, ditambah etanol

Penentuan Kadar Sampel

hingga 100ml (500bpj).

Ditimbang

sebanyak

1mL

dengan

seksama, dimasukkan ke dalam labu

Penentuan Panjang Gelombang


Dipipet

sampel

koefisien

ke

ukur 100mL dan ditambah etanol

dalam labu ukur 10mL, ditambah

hingga 100mL.

etanol hingga 10mL (50bpj). Larutan

1mL ke dalam labu ukur 10mL,

baku

ditambah

dideteksi

absorbansi

pada

etanol

Kemudian, dipipet

hingga

10mL,

dipipet lagi sebanyak 1mL dan

diencerkan hingga 10 mL. Serapan


sampel

diukur

pada

gelombang maksimum kafein.

panjang

HASIL DAN PEMBAHASAN

ada pada panjang gelombang yaitu

Pembuatan Larutan Kafein Baku

277nm.

Kafein merupakan senyawa

Pembuatan Kurva Standar

alkaloid yang terdapat pada banyak

Didapatkan hasil absorbansi dengan

tanaman, diantaranya adalah teh,

konsentrasi

kopi dan cola.

sebanyak 0.5bpj, 1bpj, 1.5bpj, 2bpj

Larutan

baku

kafein

larutan

kafein

baku

dan 2.5bpj.

merupakan suatu zat yang akan

Konsentrasi (bpj)

Absorbansi

digunakan

0.5

0.0289

Larutan ini dibuat dalam 5 variasi

0.0809

konsentrasi yaitu pada 0.5 bpj, 1 bpj,

1.5

0.0823

1.5 bpj, 2 bpj, 2.5 bpj. Pembuatan

0.0938

larutan

2.5

0.1623

sebagai

baku

pembanding.

dilakukan

dengan

melarutkan kafein dengan etanol.

Untuk

pembuatan

kurva

Selanjutnya di ukur menggunakan

standar, data yang digunakan adalah

alat spektoskopi UV-VIS.

0.5bpj, 1.5bpj dan 2.5bpj. Ini adalah

Penentuan Panjang Gelombang

karena data tersebut merupakan titik

Larutan baku telah dideteksi

terbaik sehingga nilai

R2

yang

absorbansi pada rentang panjang

terbentuk adalah sebanyak 0.9869

gelombang

dengan

250-300nm

dengan

spektrofotometer UV. Dari pengujian


tersebut, didapatkan bahawa serapan
maksimum untuk larutan baku kafein

persamaan

garis

terbaik y = 0.0667x 0.0089.

linear

dengan kadar kafein dalam 50mg


sampel adalah 81.87 %

Penentuan Kadar Sampel


Uji

Absorbansi

0.2618

DAFTAR PUSTAKA

0.2614

0.2621

Rata-Rata

0.26176

[1] Fitri, N.S. 2008. Pengaruh


Berat dan Waktu Penyimpanan
Terhadap Kadar Kafein dari Bubuk
Teh. Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam. Unviersitas
Sumatera Utara: Medan.
[2] Harjadi, W. 1990. Ilmu Kimia

Berdasarkan persamaan garis


linear terbaik yang di dapat dari
kurva standar, konsentrasi sampel
yang

didapat

adalah

sebanyak

4.0578bpj. Ini merupakan kosentrasi


sampel

yang

telah

mengalami

pengenceran sebanyak 100 kali. Oleh


itu, konsentrasi awal sampel adalah
sebanyak 405.78bpj.
KESIMPULAN
Kafein dapat diukur konsentrasinya
menggunakan alat spektroskopi UVVIS pada gelombang 277nm.
Didapat konsentrasi sampel kafein

Analitik Dasar. Gramedia. Jakarta.


[3] Hendayana, Sumar. 1994. Kimia
Analitik
Instrumen.Semarang
Press.Semarang.
[4] Khopkar, S.M. 2003. Konsep
Dasar Kimia Analitik. Jakarta . UI
Press.
[5] Maramis, R.K., citraningtyas,
G. Dan Wehantouw, F. 2013.
Analisis Kafein Dalam Kopi Bubuk
di Kota Manado Menggunakan
Spektrofotometri Uv-Vis. Jurnal Ilmia
Farmasi - Unsrat, Pharmacon,
Vol.2 No. 04

You might also like