Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Hemodinamika berasal dari istilah Yunani haima yang berarti darah dan
dynamis yang berarti tenaga atau kekuatan. Hemodinamika menjelaskan tentang
aliran darah atau sirkulasi di dalam tubuh badan. Fungsi dari sirkulasi adalah
untuk melayani kebutuhan jaringan tubuh, untuk mengangkut nutrisi ke jaringan
tubuh, untuk mengalirkan sisa-sisa pembuangan dari sel, untuk mengangkut
hormon dari satu bagian tubuh ke bagian lain, serta mempertahankan lingkungan
yang tepat di setiap cairan jaringan tubuh demi kelangsungan hidup dan fungsi sel
yang optimal.1
Aliran darah di dalam tubuh dikendalikan berdasarkan kebutuhan nutrisi
jaringan. Pada beberapa organ, misalnya ginjal, terdapat fungsi tambahan dari
sirkulasi. Aliran darah ke ginjal jauh melebihi kebutuhan metabolisme karena
berhubungan dengan fungsi ekskretoris yang memerlukan volume darah yang
banyak disaring setiap menit. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, jantung dan
pembuluh darah bekerja secara sistematis untuk menyediakan cardiac output dan
tekanan arterial yang mencukupi untuk memastikan aliran darah ke jaringan
cukup. Fungsi hemodinamika yang paling penting adalah untuk memastikan aliran
oksigen ke setiap jaringan atau oxygen delivery ke jaringan dapat terjadi secara
optimal.4
Secara umumnya, terdapat tiga prinsip yang mendasari fungsi dari sistem
sirkulasi sehingga dapat memberi akibat terhadap hemodinamika sistem sirkulasi:1
a) Aliran darah ke setiap jaringan dalam tubuh selalu dikendalikan sehingga
berkorelasi secara langsung dengan kebutuhan nutrisi jaringan.
b) Cardiac output dikendlikan oleh jumlah aliran darah ke semua jaringan.
c) Regulasi tekanan arterial secara umumnya bersifat independen dan tidak
bergantung pada aliran darah lokal maupun pengendalian cardiac output.
1|monitoring hemodinamik
2|monitoring hemodinamik
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
2.1.1
Anatomi Jantung1
Jantung normal dibungkus oleh perikardium terletak pada mediastinum
medialis dan sebagian tertutup oleh jaringan paru. Bagian depan dibatasi oleh
sternum dan iga 3,4, dan 5. Hampir dua pertiga bagian jantung terletak di sebelah
kiri garis media sternum. Jantung terletak diatas diafragma, miring ke depan kiri
dan apeks kordis berada paling depan dari rongga dada. Apeks ini dapat diraba
pada ruang sela iga 4-5 dekat garis medio-klavikuler kiri. Batas kranial dibentuk
oleh aorta asendens, arteri pulmonal dan vena kava superior. Ukuran atrium kanan
dan berat jantung tergantung pada umur, jenis kelamin, tinggi badan, lemak
epikardium dan nutrisi seseorang.
3|monitoring hemodinamik
Kerangka jantung, jaringan ikat tersusun pada bagian tengah jantung yang
merupakan tempat landasan ventrikel, atrium dan katup-katup jantung. Bagian
tengah badan jaringan ikat tersebut disebut trigonum fibrosa dekstra, yang
mengikat bagian medial katup trikuspid, mitral, dan anulus aorta. Jaringan ikat
padat ini meluas ke arah lateral kiri membentuk trigonum fibrosa sinistra.
Perluasan kedua trigonum tersebut melingkari katup trikuspid dan mitral
membentuk anuli fibrosa kordis sebagai tempat pertautan langsung otot ventrikel,
atrium, katup trikuspid, dan mitral. Salah satu perluasan penting dari kerangka
jantung ke dalam ventrikel adalah terbentuknya septum interventrikuler pars
membranasea. Bagian septum ini juga meluas dan berhubungan dengan daun
septal katup trikuspid dan sebagian dinding atrium kanan.
Atrium kanan, darah vena mengalir kedalam jantung melalui vena kava
superior dan inferior masuk ke dalam atrium kanan, yang tertampung selama fase
sistol ventrikel. Secara anatomis atrium kanan terletak agak ke depan dibanding
dengan ventrikel kanan atau atrium kiri. Pada bagian antero- superior atrium
kanan terdapat lekukan ruang atau kantung berbentuk daun telinga disebut aurikel.
Permukaan endokardium atrium kanan tidak sama; pada posterior dan septal licin
dan rata, tetapi daerah lateral dan aurikel permukaannya kasar dan tersusun dari
4|monitoring hemodinamik
serabut-serabut otot yang berjalan paralel yang disebut otot pektinatus. Tebal ratarata dinding atrium kanan adalah 2 mm.
Ventrikel kanan, letak ruang ini paling depan di dalam rongga dada, yaitu
tepat dibawah manubrium sterni. Sebagian besar ventrikel kanan berada di kanan
depan ventrikel kiri dan di medial atrium kiri. Perbedaan bentuk kedua ventrikel
dapat dilihat pada potongan melintang. Ventrikel kanan berbentuk bulan sabit atau
setengah bulatan, berdinding tipis dengan tebal 4-5 mm. Secara fungsional
ventrikel kanan dapat dibagi dalam alur masuk dan alur keluar. Ruang alur masuk
ventrikel kanan (right ventricular inflow tract) dibatasi oleh katup trikuspid,
trabekula anterior dan dinding inferior ventrikel kanan. Sedangkan alur keluar
ventrikel kanan (right ventricular outflow tract) berbentuk tabung atau corong,
berdinding licin terletak dibagian superior ventrikel kanan yang disebut
fundibulum atau konus arteriosus. Alur masuk dan alur keluar dipisahkan oleh
krista supraventrikuler yang terletak tepat di atas daun katup trikuspid.
Atrium kiri, menerima darah dari empat vena pulmonal yang bermuara pada
dinding postero-superior atau postero-lateral, masing-masing sepasang vena kanan
dan kiri. Letak atrium kiri adalah di posterior-superior dari ruang jantung lain,
sehingga pada foto sinar tembus dada tidak tampak. Tebal dindingnya 3 mm,
sedikit lebih tebal daripada dinding atrium kanan.
Ventrikel kiri, berbentuk lonjong seperti telur, dimana bagian ujungnya
mengarah ke antero-inferior kiri menjadi apeks kordis. Bagian dasar ventrikel
tersebut adalah anulus mitral. Tebal dinding ventrikel kiri adalah 2-3 kali lipat
diding ventrikel kanan. Tebal dinding ventrikel kiri saat diastol adalah 8-12 mm.
5|monitoring hemodinamik
Katup jantung terdiri atas 4 yaitu katup trikuspid yang memisahkan atrium
kanan dengan ventrikel kanan , katup mitral atau bikuspid yang memisahkan
antara atrium kiri dengan ventrikel kiri serta dua katup semilunar yaitu katup
pulmonal dan katup aorta. Katup pulmonal adalah katup yang memisahkan
ventrikel kanan dengan arteri pulmonalis. Katup aorta adalah katup yang
memisahkan ventrikel kiri dengan aorta.
Jantung dipersarafi oleh sistem saraf otonom yaitu saraf simpatis dan
parasimpatis. Serabut saraf simpatis mempersarafi daerah atrium dan ventrikel
termasuk pembuluh darah koroner. Saraf parasimpatis terutama memberikan
persarafan pada nodus sinoatrial, atrioventrikular dan serabut-serabut otot atrium,
dapat pula menyebar ke ventrikel kiri.
Persarafan simpatis eferen preganglionik berasal dari medulla spinalis
torakal atas, yaitu torakal 3-6, sebelum mencapai jantung akan melalui pleksus
kardialis kemudian berakhir pada ganglion servikalis superior, medial, atau
inferior. Serabut post ganglionik akan menjadi saraf kardialis untuk masuk ke
dalam jantung. Persarafan parasimpatis berasal dari pusat nervus vagus dimedulla
6|monitoring hemodinamik
2.1.2
Fisiologi Jantung1,2
Kontraksi otot jantung untuk mendorong darah dicetuskan oleh potensial
aksi yang menyebar melalui membran sel otot. Jantung berkontraksi atau
berdenyut secara berirama akibat potensial aksi yang ditimbulkan sendiri, suatu
sifat yang dikenal dengan otoritmisitas. Terdapat dua jenis khusus sel otot jantung
yaitu 99% sel otot jantung kontraktil yang melakukan kerja mekanis, yaitu
memompa. Sel-sel pekerja ini dalam keadaan normal tidak menghasilkan sendiri
potensial aksi. Sebaliknya, sebagian kecil sel sisanya adalah, sel otoritmik, tidak
berkontraksi tetapi mengkhususkan diri mencetuskan dan menghantarkan
potensial aksi yang bertanggung jawab untuk kontraksi sel-sel pekerja.
7|monitoring hemodinamik
Kontraksi otot jantung dimulai dengan adanya aksi potensial pada sel
otoritmik. Penyebab pergeseran potensial membran ke ambang masih belum
diketahui. Secara umum diperkirakan bahwa hal itu terjadi karena penurunan
siklis fluks pasif K+ keluar yang langsung bersamaan dengan kebocoran lambat
Na+ ke dalam. Di sel-sel otoritmik jantung, antara potensial-potensial aksi
permeabilitas K+ tidak menetap seperti di sel saraf dan sel otot rangka.
Permeabilitas membran terhadap K+ menurun antara potensial-potensial
aksi, karena saluran K+ diinaktifkan, yang mengurangi aliran keluar ion kalium
positif mengikuti penurunan gradien konsentrasi mereka. Karena influks pasif
Na+ dalam jumlah kecil tidak berubah, bagian dalam secara bertahap mengalami
depolarisasi dan bergeser ke arah ambang. Setelah ambang tercapai, terjadi fase
naik dari potensial aksi sebagai respon terhadap pengaktifan saluran Ca2+ dan
influks Ca2+ kemudian; fase ini berbeda dari otot rangka, dengan influks Na+
bukan Ca2+ yang mengubah potensial aksi ke arah positif. Fase turun disebabkan
seperti biasanya, oleh efluks K+ yang terjadi karena terjadi peningkatan
permeabilitas K+akibat pengaktifan saluran K+. Setelah potensial aksi usai,
inaktivasi saluran-saluran K+ ini akan mengawali depolarisasi berikutnya.
Kecepatan normal pembentukan potensial aksi di jaringan otoritmik jantung
Jaringan
70 - 80
Nodus AV
40 60
20 40
8|monitoring hemodinamik
diteruskan ke berkas His sebelah kiri lalu kanan dan terakhir adalah ke sel
purkinje.
Hemodinamika3
Fungsi yang paling penting yang dijalankan secara bersama oleh sistem
sirkulasi dan sistem respirasi adalah untuk menghantar oksigen ke jaringanjaringan tubuh supaya dapat digunakan untuk proses metabolisme dan
kelangsungan hidup jaringan-jaringan tersebut. Kebanyakan sel masih dapat
menghasilkan energi walaupun tidak ada oksigen (metabolisme anaerobik) tapi
hanya buat waktu yang singkat dan proses ini tidak begitu efisien. Beberapa
organ, seperti otak, terbuat daripada sel-sel yang hanya dapat memproduksi energi
yang mereka membutuhkan sekiranya adanya suplai oksigen secara konstan.
Kemampuan untuk menahan anoksia berbeda dari organ ke organ, namun otak
dan jantung paling sensitif terhadap anoksia. Kekurangan oksigen akan
mempengaruhi fungsi organ-organ ini, dan kalau terjadinya anoksia pada waktu
yang lama, akan menyebabkan terjadinya kerusakan yang permanen.
9|monitoring hemodinamik
2.2.1
Pemantauan Hemodinamik3
Pemantauan hemodinamik adalah suatu pengukuran terhadap sistem
10 | m o n i t o r i n g h e m o d i n a m i k
11 | m o n i t o r i n g h e m o d i n a m i k
denyut
nadi.Makin
bradikardi
makin
menurunkan
curah
12 | m o n i t o r i n g h e m o d i n a m i k
stetoskop.Yang perlu diperhatikan adalah ukuran kaf tidak boleh terlalu kecil atau
terlalu besar, karena akan mempengaruhi nilai pembacaan tekanan darah. Apabila
kaf yang digunakan terlalu kecil, maka tekanan darah yang terbaca akan lebih
tinggi dari seharusnya dan begitu pula sebaliknya.Dianjurkan lebar manset adalah
2/3 panjang lengan atau 20% - 50% lebih besar dari diameter lengan. Manometer
standar yang baik digunakan adalah manometer air raksa. Namun dapat juga
digunakan manometer aneroid, tetapi harus dikalibrasi dulu dengan manometer air
raksa. Untuk saat ini, penggunaan manometer dan stetoskop telah banyak
ditinggalkan, karena telah terdapat monitor elektronik yang secara teknis lebih
praktis digunakan.
Pengukuran Tekanan Darah SecaraNon Invasif
Metode palpasi.
Sebelum melakukan pengukuran, kita harus menentukan terlebih dahulu
denyut arteri perifer yang dapat dirasakan. Setelah itu, kita kembangkan kaf
sampai denyut nadi tidak teraba. Perlahan-lahan kaf kita kempeskan sampai teraba
kembali denyut nadi. Tekanan sistolik terbaca saat arteri terasa berdenyut untuk
pertama kali. Tetapi oleh karena ketidaksensitifan perabaan kita dan adanya
perbedaan waktu antara aliran dibawah kaf dan pulsasi pada sebelah distal, maka
kita tidak dapat menentukan tekanan diastolik dan tekanan arteri rerata.
Metode auskultasi
Teknik yang digunakan pada metode Korotkoff atau auskultasi hampir
sama dengan metode palpasi, hanya ditambah stetoskop yang ditempatkan di
sekitar arteri brakialis. Tekanan sistolik ditunjukkan saat pertama kali bunyi nadi
terdengar dan tekanan diastolik adalah saat bunyi tersebut menghilang. Bunyi
Korotkoff biasanya sulit didengarkan jika terjadi keadaan hipotensi atau
vasokonstriksi pembuluh darah perifer.
Metode Doppler
Metode ini sangat baik digunakan pada pasien dengan kegemukan, pasien
anak-anak atau pasien yang dalam keadaan syok. Prinsip dari alat ini adalah
13 | m o n i t o r i n g h e m o d i n a m i k
pulsasi dari dinding arteri atau pergerakan darah yang melalui suatu transduser
memancarkan suatu gelombang ultrasonik. Mula-mula kaf dipompa sampai
melewati batas tekanan sistolik. Perlahan-lahan kaf dikempeskan dan setelah
melalui batas tekanan sistolik, dinding arteri akan berpulsasi dan akan diteruskan
melalui transduser. Penempatan probe harus tepat diatas arteri. Pada metode
Doppler, tekanan yang dapat diukur hanyalah tekanan sistolik saja.
Gambar 1. Probe Doppler harus selalu tepat di atas arteri agar pengukuran tekanan
darah akurat.
Oskilometer
Pulsasi arteri akan menyebabkan oskilasi pada tekanan kaf. Oskilasi ini
kecil apabila kaf dikembangkan diatas tekanan sistolik. Saat tekanan kaf turun
sampai tekanan sistolik, pulsasi akan dihantarkan ke seluruh kaf dan oskilasi akan
meningkat. Oskilasi maksimal terjadi saat mencapai tekanan arteri rerata, setelah
itu akan turun kembali. Monitor tekanan darah elektronik akan secara otomatis
mencatat perubahan gelombang oskilasi ini. Monitor oskilometer sebaiknya tidak
digunakan pada pasien yang menjalani pembedahan bypass kardiovaskuler.
Sampai sekarang ini, peralatan oskilometer ini masih terus dikembangkan, dan di
14 | m o n i t o r i n g h e m o d i n a m i k
16 | m o n i t o r i n g h e m o d i n a m i k
kanulasi.
Sebagai
contoh
kanulasi
vena
jugularis
interna
18 | m o n i t o r i n g h e m o d i n a m i k
adrenergik.
Reseptor
dopamin
terutama
terdapat
pada
ginjal,
Dopamine
Dopamine sering digunakan untuk mengatasi curah jantung yang rendah. Pada
dosis kecil (1-3 g/kg/menit), dopamine menstimulasi reseptor dopaminergik dan
menyebabkan vasodilatasi. Pada dosis sedang (3-10 g/kg/menit), dopamine
19 | m o n i t o r i n g h e m o d i n a m i k
menstimulasi
reseptor
beta-1,
menyebabkan
peningkatan
kontraktilitas
miokardium, frekuensi denyut jantung, dan konduksi. Pada dosis besar (10-15
g/kg/menit), dopamine menstimulasi reseptor alfa. Stimulasi reseptor alfa 1
menyebabkan vasokontriksi arteriol dan venula sehingga SVR (tekanan darah
sistemik) dan PVR (tekanan arteri paru) meningkat. Stimulasi reseptor alfa 2
menyebabkan vasodilatasi arteriol dan venula serta depresi simpatis sehingga
terjadi penurunan SVR, PVR, dan frekuensi denyut jantung. Indikasi: penurunan
curah jantung, penurunan tekanan darah (tekanan darah sistolik <100 mmHg),
peningkatan SVR. Dosis umum: 2-15 g/kg/menit.
Dobutamine
Dobutamine adalah drug of choice untuk mengatasi gagal jantung sistolik berat
dan merupakan obat kerja singkat yang efektif untuk mengatasi sindrom curah
jantung rendah pasca-operasi. Dobutamine menstimulasi reseptor beta tanpa
mempengaruhi reseptor alfa. Stimulasi reseptor beta-1 menyebabkan peningkatan
kontraktilitas miokardium dan frekuensi denyut jantung. Stimulasi reseptor beta-2
menyebabkan vasodilatasi arteriol dan venula serta dilatasi bronkus sehingga
terjadi penurunan SVR dan PVR serta bronkodilatasi.
Dobutamine merupakan good first choice untuk mengatasi curah jantung yang
rendah derajat ringan hingga sedang pada dewasa, karena meningkatkan curah
jantung tanpa meningkatkan konsumsi oksigen, sehingga dapat membantu aliran
darah miokardium. Indikasi: penurunan curah jantung, penurunan tekanan darah,
dan peningkatan SVR. Kontraindikasi: gagal jantung karena disfungsi diastolik
dan kardiomiopati hipertrofik. Dosis: 2 - 20 g/kg/menit.
Epinephrine
Pada dosis kecil (<0,02 g/kg/menit), epinephrine menstimulasi reseptor beta-1
pada jantung dan beta-2 pada otot polos pembuluh darah otot rangka
(vasodilatasi). Indeks jantung dan frekuensi denyut jantung meningkat, tetapi
resistensi sistemik sering menurun. Pada dosis kecil, darah dapat didorong jauh
dari ginjal dan mesenterium. Pada dosis besar, epinephrine menstimulasi reseptor
beta-1 dan alfa. Stimulasi reseptor beta-1 menyebabkan peningkatan kontraktilitas
miokardium, frekuensi denyut jantung, indeks jantung, dan konsumsi oksigen
20 | m o n i t o r i n g h e m o d i n a m i k
21 | m o n i t o r i n g h e m o d i n a m i k
22 | m o n i t o r i n g h e m o d i n a m i k
Mekanisme farmakologi:
1. Menstimulasi pembentukan nitric oxide pada jaringan jantung, menyebabkan
efek inotropik negatif pada miokardium. AVP melemahkan endotoksin dan
interleukin-1 beta yang menstimulasi pembentukan nitric oxide, sehingga dapat
memulihkan inotropik negatif dari mediator depresan jantung.
2. AVP meningkatkan kalsium intraseluler pada sel miokardium dengan cara
menstimulasi reseptor vasopressin V1, dan menimbulkan respons inotropik
positif.
3. AVP meningkatkan agonist stimulated cAMP formation pada sel-sel otot polos
aorta dengan Calcium-Calmodulindependent mechanism. Pada kardiomiosit
menunjukkan aksi inotropik dari norepinephrine dan milrinone.
4. Vasodilatasi koroner selektif dan meningkatkan aliran darah miokardium akibat
stimulasi reseptor vasopressin V1 dan V2
Dosis:
Infus : 0,0012 0,0008 U/kg/menit.
: 0,0004 - 0,002 U/kg/menit.
: 4 - 6 unit/ jam.
Indikasi: resistensi katekolamin, bila norepinephrine 0,2 g/kg/menit dalam 2 jam
gagal mempertahankan MAP >60 mmHg.
BAB III
KESIMPULAN
23 | m o n i t o r i n g h e m o d i n a m i k
24 | m o n i t o r i n g h e m o d i n a m i k
Guyton A.C. Hall J.E. Textbook Of Medical Physiology. 12th Edition. Elsevier
Saunders. 2010. Pg 156-260.
Morgan, G. Edward Jr,. Maged, S. Mikhail, and Murray,Michael J,. 2006.
ClinicalAnesthesiology, Fourth Edition. United States of America: Appleton &
Lange.
Basic hemodynamic monitoring. Fundamental Critical Care Support. 3rd ed.
Society of Critical Care Medicine;2007.
Oxygen Delivery. Learn hemodynamics. Available from: http://www.learnhemo
dynamics.com/hemo.oxygen.htm
Vicki R. Hemodynamic pharmacology of intravenous vassopressors. Critical Care
Nurse. Available from: http://ccn.aacnjournal. org/content/23/4/79.full
25 | m o n i t o r i n g h e m o d i n a m i k