You are on page 1of 9

MAKALAH SISTEM TI DALAM BK

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Permasalahan


Dunia telah berubah. Dewasa ini kita hidup dalam era informasi / global. Dalam era
informasi, kecanggihan teknologi informasi dan komunikasi telah memungkinkan terjadinya
pertukaran informasi yang cepat tanpa terhambat oleh batas ruang dan waktu (Dryden &
Voss, 1999). Berbeda dengan era agraris dan industri, kemajuan suatu bangsa dalam era
informasi sangat tergantung pada kemampuan masyarakatnya dalam memanfaatkan
pengetahuan untuk meningkatkan produktifitas. Karakteristik masyarakat seperti ini dikenal
dengan istilah masyarakat berbasis pengetahuan (knowledge-based society). Siapa yang
menguasai pengetahuan maka ia akan mampu bersaing dalam era global.
Oleh karena itu, setiap negara berlomba untuk mengintegrasikan media, termasuk teknologi
informasi dan komunikasi untuk semua aspek kehidupan berbangsa dan bernegaranya untuk
untuk membangun dan membudayakan masyarakat berbasis pengetahuan agar dapat bersaing
dalam era global.
Bimbingan dan Konseling sebagai suatu proses pemberian bantuan kepada individu (siswa),
dilaksanakan melalui berbagai macam layanan. Layanan tersebut saat ini, pada saat jaman
semakin berkembang, tidak hanya dapat dilakukan dengan tatap muka secara langsung, tapi
juga bisa dengan memanfaatkan media atau teknologi informasi yang ada. Tujuannya adalah
tetap memberikan bimbingan dan konsling dengan cara-cara yang lebih menarik, interaktif,
dan tidak terbatas tempat, tetapi juga tetap memperhatikan azas-azas dan kode etik dalam
bimbingan dan konseling.

B. Rumusan dan Pertanyaan


1. Pengertian teknologi informasi secara umum?
2. Bagaimana penggunaan teknologi informasi dalam BK?

C. Tujuan dan Manfaat Pembahasan


Mengetahui apa yang dimaksud sistem teknologi informasi itu sendiri. Selain itu juga
mengetahui apa sesungguhnya hakekat sistem informasi dalam BK dan mengetahui seberapa
pentingnya sistem teknologi dalam pelayanan Bimbingan dan Konseling.

D. Metode Pembahasan
Dalam pembahasan kali ini kami mengambil referensi dari buku, artikel dan jurnal, serta
kami melakukan diskusi kelompok. Dalam makalah ini akan dijelaskan pengertian yang
mendasar dari sistem teknologi informasi dan secara bekelanjutan akan diikuti dengan
pembahasan tentang hubungan sistem teknologi informasi dalam BK.

BAB II
TINJAUAN TEORETIS

A. Pengertian Teknologi Informasi


Teknologi informasi adalah seperangkat alat yang membantu anda bekerja dengan
informasi dan melakukan tugas-tugas yang berhubungan pemrosesan tertentu (Haag dan
Keen, 1996).
Teknologi informasi tidak hanya sebatas pada teknologi komputer (perangkat keras dan
perangkat lunak) yang digunakan untuk memproses dan menyimpan informasi, melainkan
juga mencakup teknologi komunikasi untuk mengirimkan informasi (Martin, 1999).
Teknologi informasi adalah teknologi yang menggabungkan komputasi (komputer)
dengan jalur komunikasi berkecepatan tinggi yang membawa data, suara, dan video
(Williams dan Sawyer, 2003).
Dari ketiga pengertian di atas, maka pengertian teknologi informasi dapat disimpulkan
bahwa teknologi informasi adalah gabungan antara teknologi komputer dan teknologi
telekomunikasi yang memberikan informasi yang dibutuhkan oleh individu (brainware)

B. Penggunaan Teknologi Informasi dalam BK


Penggunaan teknologi informasi khususnya komputer kini sudah menjadi mata pelajaran
wajib di sekolah-sekolah, mulai sekolah dasar hingga ke sekolah lanjutan atas dan sekolah
kejuruan. Namun demikian yang paling besar pengaruhnya adalah di Perguruan Tinggi, di
mana hampir semua perguruan tinggi di Indonesia sudah memanfaatkan teknologi ini dalam
perkuliahannya, baik melalui tatap muka maupun secara online. Sebagai contoh seorang
dosen dalam menyampaikan materinya tidak hanya mengandalkan media konvensional saja,
melainkan sudah menggunakan unsur teknologi di dalamnya. Biasanya seorang dosen atau
guru di PT tertentu dalam menyampaikan materi kuliah ditampilkan dalam bentuk slide
presentasi dengan bantuan komputer. Dengan teknologi ini mahasiswa atau siswa bisa
mengikuti mata kuliah dengan baik, karena materi yang disampaikan selain mengandung
materi yang berbobot juga mengandung unsur multimedia yang bisa menghibur. Di mana
dengan bantuan komputer yang dihubungkan dengan multimedia projector seorang dosen
tidak perlu menekan tombol keyboard atau papan ketik melainkan cukup menekan remote
control yang dipegangnya.

C. Komponen Sistem Teknologi Informasi


Sistem Teknologi Informasi adalah sistem yang terbentuk sehubungan dengan penggunaan
teknologi informasi.
Komponen utama Sistem Teknologi Informasi yaitu:
1. Hardware (perangkat keras),
2. Software (perangkat lunak),
3. Brainware (orang yang membuat, menggunakan dan memelihara sistem).

D. Klasifikasi Sistem Teknologi Informasi


Sistem teknologi informasi dapat diklasifikasikan berdasarkan:
¬ Klasifikasi Menurut Fungsi Sistem
1. Embedded IT System yaitu sistem teknologi informasi yang melekat pada produk lain.
Contoh sistem pada lift berfungsi untuk mengendalikan gerakan lift.
2. Dedicated IT System yaitu sistem teknologi informasi yang dirancang untuk melakukan
tugas-tugas khusus. Misalnya ATM (Anjungan Tunai Mandiri) dirancang khusus untuk
melakukan transaksi keuangan nasabah bank.
3. General Purpose IT System yaitu sistem teknologi informasi yang digunakan untuk
melakukan berbagai aktivitas yang bersifat umum. Misalnya sistem komputer yang disebut
PC.

¬ Klasifikasi Menurut Cara Melayani Permintaan


Pada lingkungan yang memiliki sejumlah komputer yang saling berhubungan, dikenal dengan
istilah client/server. Server adalah komputer/software yang bertugas melayani permintaan
komputer yang berkedudukan sebagai client. Contoh: web server. Client adalah komputer
yang memanfaatkan layanan yang disediakan server.
E. Peranan Teknologi Informasi
TI dalam Dunia Perbankan
Contoh: ATM, e-Banking, m-Banking, dll
TI dalam Dunia Medis
Contoh: SI Rumah Sakit, CT scan (Computer Tomography), dll
TI untuk Kepolisian
Contoh: Pembuatan SIM, teknologi pencocokan pola (pattern
recognition) untuk memudahkan pencarian sidik jari, face
recognition untuk mengenali wajah pelaku kriminal.
TI untuk Perdagangan Elektronis
Contoh: e-Commerce
TI untuk Perancangan Produk
Contoh: CATIA (Computer-Aided Three-Dimensional Interactive
Application) buatan Dassault Systems, Perancis, untuk
merancang mobil atau pesawat, Foran untuk membuat kapal, &
3D Home Architect untuk mendesain
TI dalam Dunia Pendidikan
Contoh: pengajaran berbabis multimedia, edutainment, e-Learning, dll
Kerena BK adalah bagian dari pendidikan, maka contoh TI dalam BK sama dengan contoh TI
dalam pendidikan yaitu pengajaran berbabis multimedia, edutainment, e-Learning, dll, yang
disesuaikan dengan kebutuhan yang diperlukan sesuai dengan kode etik yang berlaku.

BAB III
ANALISIS

A. Analisis Teoretis
Sebagai salah satu profesi yang memberikan layanan sosial atau layanan kemanusiaan maka
secara sadar atau tidak keberadaan profesi bimbingan konseling berhadapan dengan
perubahan realitas baik yang menyangkut perubahan-perubahan pemikiran, persepsi,
demikian juga nilai-nilai. Perubahan yang terus menerus terjadi dalam kehidupan, mendorong
konselor perlu mengembangkan awareness, pemahaman, dan penerapannya dalam perilaku
serta keinginan untuk belajar, dengan diikuti kemampuan untuk membantu siswa memenuhi
kebutuhan yang serupa. Konselor akan menjadi agen perubahan serta pembelajar yang
bersifat kontinyu. Layanan Bimbingan dan Konseling menjadi sangat penting karena
langsung berhubungan langsung dengan siswa. Hubungan ini tentunya akan semakin
berkembang pada hubungan siswa dengan siswa lain, guru dan karyawan, orang tua /
keluarga, dan teman-teman lain di rumah. Selanjutnya bagaimana pengaruhnya dengan
pembelajarannya di sekolah, sosialisasi dengan teman, saudara baik di sekolah dan di rumah.
Dan tentu saja dengan prestasinya di bidang akademik dan non akademik.
Berarti layanan bimbingan dan konseling harus didukung sistem yang baik sehingga Layanan
ini bisa dilaksanakan dengan lebih komprehensif. Dukungan layanan ini dapat diperoleh dari
tersedianya data yang akurat yang sepertinya untuk saat ini sangat tepat apabila data tersebut
didapatkan dari system komputasi. Agar bisa bertahan dan diterima oleh masyarakat, maka
bimbingan dan konseling harus dapat disajikan dalam bentuk yang efisien dan efektif yatiu
dengan menggunakan ICT atau dengan kata lain harus melibatkan teknologi informasi,
khususnya teknologi informasi dalam bimbingan dan konseling.
Dunia teknologi telah merajai dunia, siapa yang menguasai teknologi maka ia menguasai
dunia. Nampaknya juga BK harus mensinergiskan dengan teknologi yang sedang
berkembang. Pesatnya komputer dan penyebarannya ternyata tidak berbanding lurus dengan
perkembangan dunia konseling. Berbagai masalah dan tantangan dalam menggunakan ICT
dalam dunia konseling dapat dikemukakan oleh pendapatnya Rahardjo (2000), Hardhono
(2002) dalam (Nurhudaya : 2005) antara lain :
1. Keragamaan teknologi
2. Kurang mampu membeli ICT
3. Kurang kesadaran akan ketepatan penggunaan ICT
4. Informasi yang kurang komperhensif
5. Terlalu terikat dengan menu pokok
6. Keamanan
7. Kolaborasi.

Kompetensi yang dimiliki konselor sekolah dalam menghadapi dunia teknologi nampaknya
masih jauh. Hal ini dapat berakibat menjadi kultur shock antara teknologi dan kemapuan
teknologi. Oleh karenanya konselor harus memiliki skill yang siap menghadapi konseli di
dunia ICT ini.
Salah satu imbas teknologi informasi dalam BK diantaranya pada penyelenggaraan dukungan
sistem. Dukungan sistem dapat berupa sarana-prasarana, sistem pendidikan, sistem
pengajaran, visi-misi sekolah dan lain sebagainya. Berbicara sarana-prasarana, memasuki
dunia globalisasi dengan pesatnya teknologi dan luasnya informasi menuntut dunia konseling
untuk menyesuaikan dengan lingkungannya agar memenuhi kebutuhan masyarakat luas. Oleh
karenanya sekarang ini sedang berkembang apa yang dinamakan cyber-counseling. Pada
hakikatnya penggunaan cyber-counseling merupakan salah satu pemanfaatan IT dalam dunia
bimbingan dan konseling.
Strategi layanan konseling yang harus diperhatikan dalam pelayanan konseling pada era
globalisasi yaitu penggunaan teknologi informasi dan komunikasi, dan pendekatan lintas
budaya. Berkaitan dengan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (ICT) perlu
dikolaborasikan dengan bimbingan dan konseling.
Penggunaan ICT dalam konseling mengarah pada pengembangan media konseling. Selain
dapat dilakukan melalui tatap muka, konseling dapat dilakukan secara jarak jauh. Beberapa
diantaranya sebagai berikut.
1. Konseling melalui telepon
2. Konseling melalui video-phone
3. Konseling melalui radio atau televisi
4. Konseling berbantuan komputer
5. Konseling melalui internet
6. Konseling melalui surat magnetik (disket ke disket)

Hines (2002) mengemukakan beberapa kompetensi yang harus dimiliki konselor berkenaan
dengan ICT yaitu hendaknya konselor (Nurhudaya : 2005):
1. Menjadi konsumen ICT yang faham dan terampil
2. Familiar akan kecenderungan penggunaan ICT dalam bidang pendidikan
3. Dapat menggunakan berbagai sumber teknologi.
4. Mampu mengembangkan rencana penggunaan teknologi untuk pelayanan BK
5. Dapat mendesain, menciptakan dan mengevaluasi suatu program interaktif.
6. Memahami implikasi legal dan etis dari penggunaan teknologi.
7. Mampu menggunakan teknologi secara efektif guna mengelola data siswa
8. Mampu menggunakan teknologi sebagai alat

Salah satu kendala lainnya berkaitan dengan penerapan sistem teknologi informasi dalam
bimbingan dan konseling adalah masalah aksesibilitas, baik fisik maupun kemampuan dalam
memanfaatkan dan menggunakan TI untuk bimbingan dan konseling.
B. Analisis Praktis
Tidak dapat disangkal bahwa saat ini kita hidup dalam dunia teknologi. Hampir seluruh sisi
kehidupan kita bergantung pada kecanggihan teknologi, terutama teknologi komunikasi.
Bahkan, menurut Pelling (2002) ketergantungan kepada teknologi ini tidak saja di kantor,
tetapi sampai di rumah-rumah. Konseling sebagai usaha bantuan kepada siswa, saat ini telah
mengalami perubahan-perubahan yang sangat cepat. Perubahan ini dapat ditemukan pada
bagaimana teori-teori konseling muncul sesuai dengan kebutuhan masyarakat atau bagaimana
media teknologi bersinggungan dengan konseling. TI dalam konseling antara lain adalah
komputer dan perangkat audio visual.

Manfaat TI dalam BK
Komputer merupakan salah satu media yang dapat dipergunakan oleh konselor dalam proses
konseling. Pelling (2002) menyatakan bahwa penggunaan komputer (internet) dapat
dipergunakan untuk membantu siswa dalam proses pilihan karir sampai pada tahap
pengambilan keputusan pilihan karir. Hal ini sangat memungkinkan, karena dengan
membuka internet, maka siswa akan dapat melihat banyak informasi atau data yang
dibutuhkan untuk menentukan pilihan studi lanjut atau pilihan karirnya.

Manfaat penggunaan komputer (internet) adalah:


1. Pemanfaatan internet untuk survei, studi eksplorasi, mencari data, informasi atau dokumen
elektronik yang berharga, dll.
2. Pemakaian email dan messaging dengan memperhatikan etika.
3. Publikasi pengumuman, makalah, materi ajar, program aplikasi gratis, data, dll. yang
dinilai bermanfaat bagi masyarakat luas pada situs web (website).
4. Penyelenggaraan kompetisi ilmiah, seni, ketangkasan secara on line yang bernilai positif
bagi masyarakat luas.

Data-data yang didapat melalui internet, dapat dianggap sebagai data yang dapat
dipertanggungjawabkan dan masuk akal (Pearson, dalam Pelling 2002; Hohenshill, 2000).
Data atau informasi yang didapat melalui internet adalah data-data yang sudah memiliki
tingkat validitas tinggi. Hal ini sangat beralasan, karena data yang ada di internet dapat dibaca
oleh semua orang di muka bumi. Sehingga kecil kemungkinan jika data yang dimasukkan
berupa data-data sampah. Sebagai contoh, saat ini dapat kita lihat di internet tentang profil
sebuah perguruan tinggi. Bahkan, informasi yang didapat tidak sebatas pada perguruan tinggi
saja, tetapi bisa sampai masing-masing program studi dan bahkan sampai pada kurikulum
yang dipergunakan oleh masing-masing program studi. Data-data yang didapat oleh siswa
pada akhirnya menjadi suatu dasar pilihan yang dapat dipertanggungjawabkan. Tentu saja,
pendampingan konselor sekolah dalam hal ini sangat diperlukan.
Sampsons (2000) mengungkapkan bahwa fasilitas di internet dapat dapat dipergunakan untuk
melakukan testing bagi siswa. Tentu saja hal ini harus didasari pada kebutuhan siswa.
Penggunaan komputer di kelas sebagai media bimbingan dan konseling akan memiliki
beberapa keuntungan seperti yang dinyatakan oleh Baggerly sebagai berikut:
1. Akan meningkatkan kreativitas, meningkatkan keingintahuan dan memberikan variasi
pengajaran, sehingga kelas akan menjadi lebih menarik;
2. Akan meningkatkan kunjungan ke web site, terutama yang berhubungan dengan kebutuhan
siswa;
3. Konselor akan memiliki pandangan yang baik dan bijaksana terhadap materi yang
diberikan;
4. Akan memunculkan respon yang positif terhadap penggunaan email;
5. Tidak akan menimbulkan kebosanan;
6. Dapat ditemukan silabus, kurikulum dan lain sebagainya melalui website; dan
7. Terdapat pengaturan yang baik

Selain penggunaan internet seperti yang telah diuraikan di atas, dapat dipergunakan pula
software seperti microsoft power point. Software ini dapat membantu konselor dalam
menyambaikan bahan bimbingan secara lebih interaktif. Konselor dituntut untuk dapat
menyajikan bahan layanan dengan mempergunakan imajinasinya agar bahan layanannya
tidak membosankan.
Program software power point memberikan kesempatan bagi konselor untuk memberikan
sentuhan-sentuhan seni dalam bahan layanan informasi. Melalui program ini, yang
ditayangkan tidak saja berupa tulisan-tulisan yang mungkin sangat membosankan, tetapi
dapat juga ditampilkan gambar-gambar dan suara-suara yang menarik yang tersedia dalam
program power point. Melalui fasilitas ini, konselor dapat pula memasukkan gambar-gambar
di luar fasilitas power point, sehingga sasaran yang akan dicapai menjadi lebih optimal.
Gambar-gambar yang disajikan melalui program power point tidak statis seperti yang
terdapat pada Over Head Projector (OHP). Konselor dapat memasukkan gambar-gambar
yang bergerak, bahkan konselor bisa melakukan insert gambar-gambar yang ada di sebuah
film.
Media lain yang dapat dipergunakan dalam proses bimbingan dan konseling di kelas antara
lain adalah VCD/DVD player. Peralatan ini seringkali dipergunakan oleh konselor untuk
menunjukkan perilaku-perilaku tertentu. Perilaku-perilaku yang tampak pada tayangan
tersebut dipergunakan oleh konselor untuk merubah perilaku klien yang tidak diinginkan
(Alssid & Hitchinson, 1977; Ivey, 1971, dalam Baggerly 2002). Dalam proses pendidikan
konselor pun, penggunaan video modeling ini juga dipergunakan untuk meningkatkan
keterampilan dan prinsip konseling yang akan dikembangkan bagi calon konselor (Koch &
Dollarhide, 2000, dalam Baggerly, 2002).
Sebelum VCD/DVD player ini ditayangkan, seorang konselor sebaiknya memberikan arahan
terlebih dahulu kepada siswa tentang alasan ditayangkannya sebuah film. Hal ini sangat
penting, sebab dengan memiliki gambaran dan tujuan film tersebut ditayangkan, maka siswa
akan memiliki kerangka berpikir yang sama. Setelah film selesai ditayangkan, maka konselor
meminta siswa untuk memberikan tanggapan terhadap apa yang telah mereka lihat.
Tanggapan-tanggapan ini pada akhirnya akan mempengaruhi bagaimana klien berpikir dan
bersikap, yang kemudian diharapkan akan dapat merubah perilaku klien atau siswa.
Media E-learning, adalah metode belajar mengajar baru yang menggunakan media jaringan
komputer dan Internet, tersampaikannya bahan ajar (konten) melalui media elektronik,
otomatis bentuk bahan ajar juga dalam bentuk elektronik (digital), dan adanya sistem dan
aplikasi elektronik yang mendukung proses belajar mengajar.
Manfaat dari E-learning adalah:
• Pembelajaran dari mana dan kapan saja (time and place flexibility).
• Bertambahnya Interaksi pembelajaran antara peserta didik dengan guru atau instruktur
(interactivity enhancement).
• Menjangkau peserta didik dalam cakupan yang luas (global audience).
• Mempermudah penyempurnaan dan penyimpanan materi pembelajaran (easy updating of
content as well as archivable capabilities).

Kerugian TI dalam BK
Pelling (2002) menyatakan bahwa, walaupun saat ini masyarakat sangat tergantung pada
teknologi, tetapi di lain pihak, masih banyak diantara kita yang mengalami ketakutan untuk
mempergunakan teknologi.
Tidak dapat dipungkiri bahwa sebagian besar masyarakat kita masih percaya bahwa
pernyataan-pernyataan yang diberikan oleh orang tua atau orang yang dituakan masih
dianggap lebih baik. Hal ini tidak lepas dari budaya paternalistik yang melingkupi
masyarakat kita.
Sebaik apapun teknologi yang berkembang, tetapi jika pola pikir masyarakat masih
terkungkung dengan nilai-nilai yang diyakini benar, maka data atau informasi yang didapat
seakan-akan menjadi tidak berguna. Sebagai contoh, seorang siswa akan memilih jurusan di
perguruan tinggi. Mungkin mereka akan mencari informasi sebanyak mungkin, dan konselor
akan memfasilitasi keinginan mereka. Tetapi, pada saat mereka dihadapkan untuk
menentukan dan memilih jurusan yang akan diambil, maka tidak jarang dari mereka akan
berkata, “Saya senang dengan jurusan A, tetapi nanti tergantung pada orang tua saya”.
Contoh lain, saat ini perkembangan teknologi sudah berkembang dengan demikian pesat.
Tiap manusia dapat berkomunikasi tanpa dibatasi rentang ruang dan waktu. Tetapi dalam
budaya tertentu, alat komunikasi ini bisa menjadi “tidak bermanfaat”. Restu orang tua
merupakan hal yang dianggap sakral oleh sebagian budaya tertentu, bahkan meminta restu ini
akan lebih afdol jika dilakukan dengan melakukan sungkem. Untuk menunjukkan perilaku
ini, maka seringkali mereka melupakan kecanggihan piranti komunikasi yang sudah canggih,
walau jarak yang ditempuh untuk mendatangi orang tua relatif jauh.
Hal lain yang terkait dengan penggunaan media dalam bimbingan dan konseling adalah
sasaran pengguna seringkali disamakan. Walaupun ragam media sudah bermacam-macam,
tetapi media ini seringkali masih belum bisa menyentuh sisi afektif seseorang. Dalam
bimbingan dan konseling dikenal istilah empati. Penggunaan media, seringkali pula akan
“menghilangkan” empati konselor, jika konselor mempergunakan media sebagai alat bantu
utama.
Klien datang ke ruang konseling tidak selalu membutuhkan informasi dari internet atau
komputer, bahkan ada kemungkinan klien atau siswa datang ke ruang konseling juga tidak
membutuhkan bantuan dari konselor secara langsung melalui proses konseling. Tetapi
adakalanya, siswa atau klien datang ke ruang konseling hanya ingin mendapatkan senyuman
dari konselor atau penerimaan tanpa syarat dari konselor.
Sebagai benda mati, peralatan teknologi yang ada saat ini hanya bisa bermanfaat jika
dimanfaatkan oleh mereka yang memahami penggunaan masing-masing alat tersebut. Artinya
penggunaan teknologi ini akan memunculkan efek yang baik jika dijalankan oleh mereka
yang paham peralatan tersebut. Sebaliknya, peralatan ini akan memberikan dampak negatif
jika pelaksananya tidak memahami dampak yang akan ditimbulkan. Banyak contoh kasus
dampak negatif penyalahgunaan teknologi informasi seperti beredarnya rekaman video porno
di ponsel, beredarnya video porno bajakan yang dilakukan oleh anak negeri dan lain
sebagainya.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan Ti yang negatif adalah:
• Memberikan account pribadi kepada orang lain dengan tujuan agar orang tersebut dapat
membantu mengerjakan tugas-tugas kuliah yang seharusnya dikerjakan sendiri.
• Men- download data berukuran sangat besar (misalnya video) yang tidak ada kaitannya
sama sekali dengan materi pembelajaran, sehingga “memadati” lalu-lintas jaringan dan
mengganggu pengguna jaringan yang lain.
• Bermain online game (via internet) yang tidak ada kaintannya dengan materi atau kegiatan
pembelajaran.
• Mengakses (men- download) maupun mempublikasikan tulisan, gambar, suara, video, dll.
yang asusila (porno) atau tidak etis.
• Mempublikasikan hasil karya orang lain dengan melanggar hak cipta.

BAB IV
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Sistem teknologi informasi saat ini telah berkembang dengan sangat pesat sesuai dengan
perkembangan jaman dan kebutuhan manusia yang semakin meningkat. Dengan adanya
kemajuan teknologi informasi tersebut, manusia dengan mudah dapat mengakses informasi
dari belahan dunia manapun dengan sangat cepat sehingga kebutuhan manusiapun menjadi
semakin cepat terpenuhi.
Kemajuan teknologi informasi tersebut juga sangat bermanfaat dalam bidang pendidikan.
Bimbingan dan konseling sebagai salah satu aspek dalam pendidikan juga merasakan manfaat
dari kemajuan teknologi informasi tersebut. Aplikasi yang sangat nyata adalah proses layanan
bimbingan dan konseling sudah tidak harus dengan bertatap muka, melainkan bisa dengan
menggunakan media informasi baik itu telepon maupun internet. tetapi semua itu bukan tanpa
masalah. Banyak sekali hambatan yang menjadi duri bagi kemajuan dunia bimbingan dan
konseling. Salah satunya adalah sumber daya manusianya yang belum bisa memanfaatkan
dengan baik kemajuan teknologi informasi tersebut sehingga perlu sosialisasi kepada
konselor maupun kepada konseli agar kedua belah pihak bisa sama-sama memanfaatkan
media teknologi informasi yang sudah maju.

B. Rekomendasi
Kemajuan teknologi informasi tidak selamanya berdampak baik bagi individu. Dalam proses
bimbingan dan konseling masih banyak yang belum mengetahui pemanfaatan media
teknologi informasi untuk menunjang layanan bimbingan dan konseling. Konselor sekolah
tidak semuanya mengerti atau paham tentang pengguanaan internet. Padahal internet
merupakan media yang sangat efektif dalam proses layanan bimbingan dan konseling. Untuk
itu, perlu adanya suatu sosialisasi untuk meningkatkan kinerja konselor di sekolah dalam hal
memanfaatkan kemajuan teknologi informasi agar nantinya bidang bimbingan dan konseling
tidak lagi menjadi bidang layanan yang membosankan dan menjenuhkan. Tidak hanya
konselor yang perlu diberikan sosialisasi. Para konseli yang dalam hal ini adalah siswa juga
perku diberikan suatu sosialisasi agar kemajuan teknologi informasi tersebut bisa
dimanfaatkan sesuai apa yang diharapkan. Dengan kata lain, teknologi informasi tersebut
tidak disalahgunakan untuk hal yang negatif.
Jika konselor dan konseli sudah paham akan manfaat dan pentingnya teknologi informasi
dalam menunjang proses layanan bimbingan dan konseling, maka ke depannya bimbingan
dan konseling akan menjadi suatu bidang pendidikan yang inovatif dan efisien berkat
kemajuan teknologi informasi namun tetap tidak menghilangkan esensi dari layanan
bimbingan dan konseling itu sendiri.

REFERENSI

Asosiasi Bimbingan dan Konseling. (2008). Penataan Pendidikan Profesional Konselor Dan
Layanan Bimbingan Dan Konseling Dalam Jalur Pendidikan Formal. Bandung: ABKIN.

Oetomo, Budi Sutedjo Dharma. (2002). E-education: Konsep, Teknologi dan Aplikasi
Internet Pendidikan. Jogyakarta: Andi.

Sadiman, Arief. Dkk. (2002). Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan


Pemanfaatannya. Jakarta: Rajawali Press.

Setiawan, W. (2009). Pengantar Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung: UPI


PRESS.
Ari, D. (2008). Penerapan Media (Teknologi Informasi Komunikasi) pada Bimbingan dan
Konseling. [Online]. Tersedia: http://deviarimariani.wordpress.com/2008/06/16/penerapan-
teknologi-informasi-komunikasi-pada-bimbingan-dan-konseling/ [19 Februari 2010]

Hurairah, U. (2009). Sistem Teknologi Informasi dalam Bimbingan dan Konseling. [Online].
Tersedia: http://theboxoflifetheboxofeducation.blogspot.com/2009/11/sistem-teknologi-
informasi-dalam.html [19 Februari 2010]

Octa, Y. (2009). Penggunaan Teknologi Informasi dalam Bimbingan dan Konseling.


[Online]. Tersedia: http://luv-edu.blogspot.com/2009/03/penggunaan-teknologi-informasi-
dalam.html [19 Februari 2010]

Surya, M. (2008). Potensi Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Peningkatan Mutu
Pembelajaran di Kelas. [Online]. Tersedia: http://eko13.wordpress.com/2008/04/12/potensi-
teknologi-informasi-dan-komunikasi-dalam-peningkatan-mutu-pembelajaran-di-kelas/ [19
Februari 2010]

Susilo, R. (2009). Layanan Bimbingan Konseling yang Komprehensif dengan Dukungan


Teknologi Informasi. [Online]. Tersedia:
http://resminingsih.bizweb.co.id/article/detail/layanan-bimbingan-konseling-yang-
komprehensif-dengan-dukungan-teknologi-informasi-disampaikan-dalam-seminar-terbatas-
oleh-prodi-bk-fkip-universitas-sanata-dharma [19 Februari 2010]

Wikipedia. (2010). Sistem Informasi. [Online]. Tersedia:


http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_informasi [19 Februari 2010]

You might also like