You are on page 1of 48

Metode Pengendalian Pekerjaan

1. KENDALI MUTU
Disetiap tingkatan tim pengawas diperlukan disiplin yang tinggi untuk menerapkan
tata cara pengendalian mutu baik yang menyangkut mutu kerja dan mutu hasil kerja
Kontraktor dan Konsultan. Pengendalian mutu memegang peranan yang sangat
penting karena berkaitan dengan cara kerja kontraktor dan konsultan. Untuk
mendapatkan hasil yang maksimal dari pelaksanaan dilapangan diterapkan sistem
kendali mutu yang diterapkan dari awal dengan penjelasan yang detil mengenai
sistem ini pada saat praconstruction meeting. Sistem kendali mutu ini akan disiapkan
oleh konsultan secara sistematis dengan form form yang telah dibuat sebelumnya.
Form tersebut akan dibahas pada saat awal konstruksi sehingga dapat dievaluasi
dengan baik dan dilakukan perubahan perubahan seperlunya oleh konsultan apabila
ada hal hal yang perlu disesuaikan dengan keadaan masing masing peroyek.
Dengan diterapkannya secara khusus sistem ini maka akan semakin mudah untuk
melakukan kontroling dalam bidang mutu dan diharapkan pelaksanaan pekerjaan
juga dapat dilaksanakan dengan lebih cepat dan bermutu.

2. STANDARISASI
Perlu dilakukan standarisasi prosedur, tata cara kerja, pelaporan, dan hal lainnya
yang terlibat dengan pengawasan di lapangan. Standarisasi kami anggap sangat
penting dalam menyamakan presepsi dalam pelaksanaan dilapangan, menghindari
perbedaan perbedaan antara konsultan dan kontraktor dalam pemahaman
Management proyek secara umum dan secara khusus. Penerapan ini secara
langsung dapat mendukung tertib administrasi dari sejak awal hingga akhir proyek
sehingga pada saat PHO segala hal yang menyangkut administrasi dapat dipenuhi
dengan baik dan benar. Standarisasi ini saling mendukung antara sistem kendali
mutu yang diterapkan sehinggga dapat menciptakan iklim pelaksanaan yang
kondusif dan persoalan persoalan rutin yang sering dijumpai dapat diselesaikan
dengan cepat.

Kontrak Berbasis Kinerja Semarang - Bawen

3. METODOLOGI PENGENDALIAN PEKERJAAN


Pada bagian ini akan menjelaskan secara detail metode yang digunakan oleh
Konsultan untuk melaksanakan jasa layanan pengawasan teknik jalan dari beberapa
aspek seperti aspek pemeriksaan (testing / inspection), pengawasan (supervision),
masalah administrasi kontrak (contract administration), kemajuan pelaksanaan
(construction progress), jaminan kualitas (quality assurance), rapat dan pelaporan
(meeting & reporting), serta pemeliharaan.
Secara umum pengawasan teknik jalan meliputi :

Pengendalian teknis : aspek mutu, volume, waktu, biaya.

Pengendalian atas proses koordinasi terkait.

Pengendalian administrasi proyek.

Manajemen Lalu Lintas dan Keselamatan Kerja

Pelaporan.

Untuk lebih jelasnya pada Gambar 1 disajikan Bagan Alir Kegiatan Supervisi.
3.1. PENGENDALIAN TEKNIS
Lingkup pengendalian antara lain meliputi :

Aspek mutu hasil pekerjaan.

Aspek volume pekerjaan.

Aspek waktu penyelesaian pekerjaan.

Aspek biaya keseluruhan pekerjaan.

Konsultan akan mengendalikan pelaksanaan fisik pembangunan yang dilakukan


oleh Kontraktor dengan rentang kendali meliputi Pre-audit, Monitoring, dan
Post-audit. Segala sesuatunya mengacu kepada ketentuan dan syarat-syarat
yang tercantum dalam kontrak pemborongan.

3.1.1. Rentang Kendali Pre Audit


Kegiatan konsultan dalam rangka pengendalian teknis dalam rentang preaudit adalah seluruh kegiatan konsultan sebelum melakukan pengawasan, yang
terdiri dari :

Pengumpulan dan analisa terhadap data.

Pengecekan hasil perencanaan dengan membandingkan terhadap kondisi

lapangan.

Kontrak Berbasis Kinerja Semarang - Bawen

Pemeriksaan terhadap kesiapan kontraktor, yang meliputi material, peralatan,


tenaga dan jadwal pelaksanaan

Pengumpulan Dan Analisa Data


Informasi dan hasil perencanaan akan menghasilkan catatan mengenai seluruh
kegiatan antara lain:

Jenis pekerjaan.

Kuantitas pekerjaan.

Kualitas yang dipersyaratkan.

Schedule pelaksanaan.

Schedule pembayaran.

Review Design
Pengecekan hasil perencanaan dilakukan dengan cara membawa hasil
perencanaan ke lokasi untuk menentukan apakah hasil perencanaan tersebut
telah sesuai dengan kondisi yang ada. Apabila ternyata dari hasil pengecekan
design tidak sesuai dengan kondisi lapangan, konsultan supervisi akan membuat
alternatif lain yang sesuai untuk diajukan kepada pemberi tugas.

Persiapan Konstruksi

Material dan peralatan yang didatangkan kontraktor akan diperiksa terlebih


dahulu oleh konsultan sehingga benar-benar memenuhi spesifikasi yang telah
ditetapkan.

Jadwal waktu yang dibuat oleh kontraktor akan diteliti terlebih dahulu apakah
sudah memadai terhadap volume pekerjaan yang akan dilaksanakan dengan
perkiraan tenaga kerja / tukang yang akan mengerjakannya serta alat yang
akan digunakan. Apabila menurut analisa tidak seimbang antara volume
dengan tenaga kerja dan peralatan terhadap waktu yang tersedia maka
konsultan akan menyarankan kepada kontraktor untuk menyiapkan tenaga
kerja dan peralatan yang memadai agar bisa selesai tepat pada waktunya.

Penyimpangan biaya keseluruhan biasanya disebabkan oleh adanya


pekerjaan tambahan sebagai akibat dari perubahan design dan pertambahan
volume pekerjaan.

Kontrak Berbasis Kinerja Semarang - Bawen

Agar tidak terjadi perubahan biaya terlalu besar, konsultan akan mengusulkan
menggantikan nilai pekerjaan tambah itu dengan pengurangan pekerjaan
lainnya sehingga terjadi kompensasi dan tidak memerlukan biaya tambah
sepanjang hal tersebut memungkinkan dan mendapat persetujuan dari
Pemimpin Proyek.

Dalam hal ini, konsultan berupaya menghindari pekerjaan tambah, justru


mengupayakan pekerjaan kurang jika memang dari evaluasi teknis dan biaya
memungkinkan untuk dilakukan pekerjaan kurang.

Pre Construction Meeting (PCM)


Dalam waktu kurang dari 7 hari sejak SPMK, diadakan Pre Construction Meeting
(PCM); hal yang dibicarakan meliputi :
1). Materi :

Organisasi kerja.

Tata cara pengaturan pelaksanaan.

Review dan penyempurnaan terhadap schedule dikaitkan dengan target


volume, mutu dan waktu.

Jadwal pengadaan bahan, alat dan mobilisasi personil.

Menyusun rencana dan pelaksanaan pemeriksaan lapangan (mutual check),


koordinasi dengan team perencana.

Menentukan lokasi bahan material (quarry), estimate quantity dan rencana


quality control bahan yang akan digunakan.

Pendekatan terhadap masyarakat dan Pemda setempat.

Penyusunan rencana kendali mutu proyek.

2). Kesamaan pengertian terhadap pasal-pasal dokumen kontrak

Pekerjaan tambah/kurang.

Termination atau forfeiture.

Maintenance & protection of traffic.

Subletting.

Asuransi.

Lainnya yang dianggap perlu.

Kontrak Berbasis Kinerja Semarang - Bawen

3). Kesepakatan tentang tata cara dan prosedur

Request, approval & examination of works.

Shop Drawing, As Built Drawing.

Termyn.

PHO & FHO.

Change Order, Addendum.

4). Kesepakatan tentang tata cara dan prosedur teknis pelaksanaan pekerjaan utama (major
items), antara lain :

Struktur jalan.

Pondasi tiang pancang/ tiang bor.

3.1.2. Rentang Kendali Monitoring

Kegiatan pengendalian teknis rentang monitoring adalah kegiatan-kegiatan


yang dilakukan selama masa pelaksanaan pekerjaan. Meskipun konsultan
pengawas telah melakukan pre-audit namun setiap langkah pelaksanaan
pekerjaan akan terus dimonitor agar kalau terjadi penyimpangan segera
diketahui dan dapat diluruskan kembali sesuai petunjuk yang benar. Selama
periode ini konsultan akan selalu melakukan evaluasi terhadap progress dan
kualitas pekerjaan yang dilaksanakan oleh kontraktor.
Dalam melakukan monitoring, kerjasama antara anggota tim akan dijaga
sebaikbaiknya sehingga informasi dan pelaporan bisa berjalan dengan cepat,
sehingga kerugian yang menyangkut aspek mutu, volume, waktu dan biaya
keseluruhan hasil pekerjaan dapat dihindari atau ditekan sekecil-kecilnya.
Faktor

keselamatan

memperhatikan

kerja

juga

akan

peraturan-peraturan

dimonitor

yang

secara

berlaku.

rutin

Selain

dengan

mengawasi

pekerjaan fisik konsultan pengawas juga memonitor aspek lingkungan sekitar


proyek, agar jangan sampai pelaksana lapangan berikut tukang-tukangnya
mengganggu, mematikan serta merusak flora dan fauna yang ada. Dalam hal
ini, konsultan pengawas akan melakukan kegiatan-kegiatan yang meliputi
tetapi tidak terbatas pada hal-hal sbb ;

Kontrak Berbasis Kinerja Semarang - Bawen

3.1.2.1. Melaksanakan Kontrol Sistematik Terhadap Kegiatan Lapangan


Dalam konteks lebih luas, pekerjaan supervisi mengemban juga fungsi control
manajemen proyek konstruksi. Sebelum memeriksa hasil pekerjaan, perlu
diperiksa dahulu persiapan kerjanya. Persiapan pekerjaan yang dilakukan
setengah-setengah atau dengan cara perencanaan yang mendadak akan
mengakibatkan hasil kerja yang tidak memuaskan. Untuk menanggulangi
masalah ini, diperlukan suatu control yang sistematik. Pengawas lapangan
perlu menerapkan sistem control yang baik di lapangan. Kontrol yang
sistematik terhadap kegiatan di lapangan memiliki 3 tujuan yaitu:
a. Meninjau secara periodik hasil dan kemajuan pekerjaan pada beberapa
bidang kegiatan pokok. Bilamana terdapat kekurangan yang terjadi, maka
harus dikembangkan sasaran jangka pendek dan program kerja untuk
mengantisipasinya.
b. Memastikan bahwa pekerjaan pengawasan berjalan secara benar
sehingga peringatan secara dini dapat diberikan apabila terjadi sesuatu
kesalahan.
c. Mengamankan bahwa biaya yang sudah dianggarkan oleh proyek tidak
dilampaui bila tidak terjadi perubahan kontrak. Bidang-bidang sasaran
kegiatan pokok yang perlu dikontrol pada waktu peninjauan di lapangan yaitu
:
o

Pencapaian target kemajuan fisik

Pencapaian target keuangan.

Pengadaan dan pembelian barang, bahan

dan peralatan.
o

Pemakaian tenaga kerja dan peralatan untuk menjamin efektivitas dan


efisiensi kerja lapangan.

Pemantapan kerjasama pekerja proyek dari seluruh bagian/ divisi.

Tiap bidang tersebut di atas ditinjau apakah situasinya mantap, kurang


memadai atau menunjukkan tendensi yang tidak menggembirakan.
Dengan mengetahui keadaan dan situasi masalah dengan benar, maka
langkah langkah yang diambil untuk mengatasinya akan lebih cepat dan
efektif.

Kontrak Berbasis Kinerja Semarang - Bawen

3.1.2.2. Kunjungan Lapangan / Site Visit


Frekwensi kunjungan ke lapangan oleh Team Leader dan engineer Core
Team lainnya tergantung dari pentingnya keadaan lapangan, sifatnya dapat
secara harian atau mingguan. Frekwensi kunjungan juga dapat tergantung
pada tahapan dari Pemimpin Proyek yang mengelolanya beserta para
teamnya sesuai urgensinya. Akan tetapi secara prinsip keberadaan Site
Engineer adalah dilapangan demikian pula Engineer lainnya, terutama Chief
Inspector.

3.1.2.3. Evaluasi Rencana


Konsultan pengawas melakukan evaluasi atas rencana proyek yang akan
dilaksanakan serta menyarankan perubahan / penyempurnaan / penyesuaian
rencana yang perlu dilakukan (bila ada) guna menjamin tercapainya maksud
dan tujuan proyek dengan sebaik-baiknya.

3.1.2.4. Verifikasi Hasil Pekerjaan Kontraktor


Konsultan

pengawas

berwenang

dan

pada

saatnya

berkewajiban

menyatakan bahwa hasil pekerjaan kontraktor telah memenuhi segala


persyaratan untuk proses selanjutnya yaitu persetujuan pemberi tugas.

3.1.2.5. Pengontrolan Proyek


Merencanakan dan membangun adalah suatu aktivitas yang dinamis, dan
yang dipengaruhi oleh bermacam-macam faktor. Karena itu network/ s-curve
chart yang telah disetujui sebagai pegangan untuk pelaksanaan harus secara
periodic atau sesuai kondisi dicheck kembali :

Apakah waktu yang direncanakan telah ditepati.

Akan ditepati dalam jangka panjang atau segera dan/ atau

Nantinya akan ditepati (jangka panjang).

Bila perlu dapat diadakan perubahan baru untuk mengendalikan jalannya


proyek Seperti yang dikehendaki.

Kontrak Berbasis Kinerja Semarang - Bawen

1. Jarak waktu kontrol


Jarak waktu control dapat dibedakan menjadi 2 macam rentang waktu yaitu :

1 2 minggu untuk aktivitas yang kritis atau bisa kurang dari 1 minggu.

2 4 minggu untuk aktivitas-aktivitas yang tidak kritis.

2. Cara mengontrol
Dibedakan 3 cara mengontrol, sebagai berikut :

Untuk sebuah aktivitas yang akan dimulai : disajikan langkah-langkah cara


mengontrol seperti flow chart Gambar 2.

Untuk menguji pekerjaan yang seharusnya sudah dimulai : disajikan


langkah-langkah cara mengontrol seperti flow chart Gambar 3.

Uji pekerjaan yang seharusnya sudah selesai : disajikan langkah-langkah


cara mengontrol seperti flow chart Gambar 4.
Untuk monitoring dan pengontrolan proyek ini akan digunakan sistem
informasi pengendalian proyek yang dilaksanakan dengan suatu aplikasi
berbasis computer. Monitoring dan pengendalian proyek dilakukan pada
aspek-aspek berikut :

Planning dan scheduling pekerjaan yang meliputi quantity, duration, dates,


network planning atau precedence Diagram Methode.

Progress Performance.

Schedule Control.

Project cost control yang meliputi pelaporan status nilai kontrak vs

aktual, perhitungan pembayaran progress pekerjaan.


Unsur-unsur

tersebut

merupakan

informasi

dasar

untuk

monitoring,

pengendalian, analisis dan manajemen proyek.


Pekerjaan pengendalian proyek ini diawali dengan pemasukan data-data
proyek (project data entry) yang akan menjadi acuan (baseline) dalam
monitoring dan pengendalian pelaksanaan proyek selanjutnya. Data-data
tersebut disimpan di dalam database di kantor poyek, dan selalu di update
untuk keperluan pelaporan dan analisa secara periodic. Berdasarkan
targettarget pengendalian yang ditentukan sebelumnya maka dapat dilakukan
analisa terhadap permasalahan yang timbul dalam aspek skedul, progress

Kontrak Berbasis Kinerja Semarang - Bawen

dan pembiayaan proyek. Dari analisa masalah tersebut dilakukan upaya


perbaikan untuk membawa program proyek kembali ke rencana semula.
Skematik diagramnya adalah sebagai berikut (Gambar 5) :

MonotoringSchedule
ProgressDanBiaya
Konstruksi

Pelaporan
PeriodikRingkasan
ProgressPekerjaan

PelaporanPelaksananaan
Pekerjaa:
1.Schedul,

AnalisaKomputer

PelaporanPeriodik
ManajemenProyek

2.Progress,
3.Pembiayaan

PelaporanPeriodik
Ringkasan
Pembiayaan

UpdateSchedule

Gambar F.5 Skema Diagram Pelaksanaan Monitoring


Informasi yang diperoleh dari pelaporan tersebut dapat dianalisa dan
dijadikan

bahan

dalam

pengambilan

keputusan

manajemen

proyek.

Pelaporan proyek dibuat dengan format dan prosedur yang standar untuk
memperoleh peningkatan efisiensi, efektifitas dan optimalisasi sinergi kerja,
sehingga dapat mencapai performansi dan kualitas akhir manajemen
pembangunan proyek yang lebih baik. Software yang digunakan untuk
pengendalian proyek ini adalah : Microsoft Project.

3.1.2.6. Metodologi Pengontrolan Proyek


Untuk menerapkan metodologi pengendalian proyek secara baik dan
Sistematis, maka konsultan membaginya ke dalam beberapa tahap :

Tahapan Initialisasi
Tahap initialisasi dilakukan untuk menjabarkan aktifitas-aktifitas proyek (Work
Breakdown

Structure/

mencerminkan

WBS)

keterkaitan

sampai

antar

ke

aktifitas.

level

yang

Tahapan

terendah
ini

dimulai

yang
dari

pendeskripsian dan penggolongan aktifitas proyek yang ada, menentukan


Kontrak Berbasis Kinerja Semarang - Bawen

volume dan bobot dari masing-masing aktifitas, pengurutan pelaksanaan


aktifitas (network planning predecessor dan successor dari setiap aktifitas
detail) dan tipe dari relasi-relasi antar aktifitas, yaitu SS Start to Start, SF
Start to Finish, FS Finish to Start atau FF Finish to Finish.
Juga dideskripsikan mengenai penjadualan pekerjaan, resources atau
sumber daya yang terlibat dalam pelaksanaan proyek, seperti tenaga ahli,
konsultan, tenaga pekerja, administrator, serta bahan dan alat penunjang
pelaksanaan proyek.
Setiap aktivitas dilengkapi dengan volume pekerjaan, bobot (persentase
perbandingan antar volume pekerjaan dengan nilai nominal rupiah). Hasil
dari tahap ini akan digunakan sebagai base line/ dasar untuk pengendalian
proyek pada sat pelaksanaan.

Tahap Pelaksanaan
Tahap

ini

dipergunakan

untuk

memonitor

dan

mengawasi

jalannya

pelaksanaan proyek. Termasuk di dalam tahapan ini adalah proses update


data kemajuan hasil pelaksanaan proyek, yagn diperinci dari prestasi detail
sampai ke prestasi secara umum, mengawasi aktivitas-aktivitas kritis yang
ditampilkan pada barchart dan pengawasan terhadap resource yang terlibat
dengan menambah atau mengurangi jumlah resource (tenaga, bahan dan
alat) apabila perlu.
Pengisian hasil kemajuan proyek dapat dilihat dari hasil pencapaian
kemajuan proyek pada minggu sebelumnya, sehingga project control dapat
memperlihatkan aktivitas yang tidak memperlihatkan kemajuan yang berarti
atau justru berada pada kondisi kritis yaitu aktivitas yang memiliki total float
sama dengan nol. Pelaksanaan akvitas tersebut tidak boleh mengalami
penundaan lebih dari satu hari kerja. Keberadaan kondisi kritis dari suatu
aktivitas digambarkan dalam garis yang berbeda warna pada tampilan
barchart, yaitu sebagai berikut :

Total Float = 0, digambarkan dengan warna merah;

1 < Total float < 5, digambarkan dengan warna kuning;

Sedangkan Total Float >=6, digambarkan dengan warna hijau.

Kontrak Berbasis Kinerja Semarang - Bawen

10

Hal tersebut perlu menjadi perhatian bagi project control dan menjadi salah
satu acuan bagi analisa kemajuan pelaksanaan proyek yang menjadi
tanggung jawabnya. Selanjutnya dapat dilakukan beberapa tindakan untuk
meningkatkan kinerja proyek, seperti penambahan tenaga ahli, tenaga
pekerja, bahan dan alat penunjang, atau merubah metode pelaksanaannya.

Tahap Pelaporan
Tahapan pelaporan ini ditujukan untuk menyampaikan kemajuan pelaksanaan
proyek aktual di lapangan kepada pihak pemberi tugas/ pemilikan proyek
untuk mendapatkan gambaran kemajuan proyek di lapangan, dengan ikut
memperhatikan hal-hal kritis yang diperoleh dari analisa pelaksanaan proyek.
Bentuk laporan ini disesuaikan dengan kebutuhan pelaporan, dan terbagi
menjadi pelaporan kemajuan proyek secara tabular, pelaporan kemajuan
proyek secara barchart, serta dalam bentuk S-Curve; yang membandingkan
pencapaian aktual dengan baseline proyek.

3.1.2.7. Koordinasi Tim Pelaksanaan Proyek


Dalam penerapan sistem ini ada tiga anggota tim konstruksi yang
bekerjasama dalam menyelesaikan proyek, yaitu Pemrakarsa (Ditjen Bina
Marga) / Pemilik Proyek, Konsultan Supervisi dan yang terakhir adalah
Kontraktor Pelaksana.
Adapun posisi dan peranan masing-masing pihak dapat dijelaskan sebagai
berikut :

Direktorat Jenderal Bina Marga akan memonitor pekerjaan baik di kantor


pusat maupun lokasi proyek.

Konsultan Supervisi sebagai pihak yang mengawasi pelaksanaan proyek,


termasuk pengendalian proyek dengan menggunakan sistem monitoring
yang terintegrasi dengan Ditjen Bina Marga.

Kontraktor Pelaksana sebagai pihak yang melaksanakan pekerjaanproyek


pembangunan jalan memberikan laporan status proyek kepada Konsultan
Supervisi.

Kontrak Berbasis Kinerja Semarang - Bawen

11

3.1.2.8. Sistem Informasi Manajemen Proyek


Sistem informasi manajemen proyek pada hakekatnya adalah suatu sistem
untuk mendukung Pimpinan Proyek dalam memantau dan mengendalikan
proyek.
Tujuan sistem ini untuk digunakan pihak Pemilik dalam mendapatkan
informasi proyek setiap saat atau secara berkala, cepat dan akurat. Sistem ini
dibuat dan dikembangkan berdasarkan studi dan evaluasi situasi dan kondisi
yang dihadapi di lapangan serta mengintegrasikan keinginan-keinginan dari
pihak Pemimpin Proyek yang mewakili pihak Pemilik Proyek tentang apa-apa
yang mau dimonitor dan dikendalikan.
Di project-site setiap saat hasil pekerjaan fisik berkembang bertambah
banyak dan supaya perkembangannya terjadi menurut rencana, dimana
rencana tersebut dijabarkan dalam besaran uang dan besaran waktu.
Khususnya untuk mengontrol mutu pekerjaan, peranan sistem informasi
manajemen proyek hanya sebagai penerus informasi saja. Pengontrolan
mutu pekerjaan dilakukan oleh petugas khusus dan harus dilaksanakan di
lapangan, tidak dapat dilaksanakan di kantor. Tolok ukur pengukuran mutu
pekerjaan adalah dokumen tender (Spesifikasi Pekerjaan).
Perkembangan pekerjaan yang terjadi selalu diikuti oleh perkembangan
datanya atau dimonitor dimana perkembangan suatu proyek selalu diikuti oleh
perkembangan data proyeknya. Volume data kian hari kian membengkak
sesuai dengan perkembangan pekerjaan secara fisik.
Data proyek sesungguhnya belum dapat memberikan informasi kepada
Pemberi Tugas, karena masih belum diolah, jadi masih mentah. Data proyek
yang telah dikumpulkan secara periodic kemudian diolah/ diproses untuk
dijadikan informasi proyek (laporan proyek). Artinya dari laporan proyek dapat
diketahui perkembangan pekerjaan yang nyata terjadi (prestasi aktual). Dari
laporan proyek ini Pemimpin Proyek baru dapat mengevaluasi tentang
perkembangan proyeknya, pertumbuhan dari tiap-tiap pekerjaan di lapangan
dengan diperbandingkan terhadap rencana.
Pemimpin proyek mengendalikan proyeknya dengan keputusan-keputusan
yang

dibuat

dan

diimplementasikan

ke

project

site.

Hasil

dari

implementasinya menciptakan data proyek baru dan dengan demikian siklus

Kontrak Berbasis Kinerja Semarang - Bawen

12

project management control system berulang kembali. Siklus ini baru berhenti
apabila proyek telah selesai.
Selanjutnya Project Management Control System ini dapat digunakan basis
data untuk pelaksanaan pembangunan jalan tahap selanjutnya.

3.1.2.9. Pengendalian Mutu


Selama

periode

konstruksi,

konsultan

akan

senantiasa

memberikan

pengawasan, arahan, bimbingan dan instruksi yang diperlukan kepada


kontraktor guna menjamin bahwa semua pekerjaan dilaksanakan dengan baik
dan tepat kualitas Aspek-aspek pengendalian mutu yang perlu diperhatikan
dalam pelaksanaan konstruksi antara lain sebagai berikut di bawah ini namun
tidak terbatas pada :

Peralatan laboratorium.

Penyimpanan bahan/ material.

Cara pengangkutan material/ campuran ke lokasi kerja.

Pengujian material yang akan digunakan.

Penyiapan job mix formula campuran.

Pengujian rutin laboratorium selama pelaksanaan.

Test lapangan.

Administrasi dan formulir-formulir.


Gambar 6 menunjuukan diagram pengendalian mutu guna memperjelas
uraian di atas.

3.1.2.10. Pengendalian Kuantitas


Pengawasan kuantitas (Quantity Control), akan mengecek bahan-bahan/
campuran yang ditempatkan atau yang dipindahkan oleh kontraktor atau yang
terpasang. Konsultan akan memproses bahan-bahan/campuran berdasarkan
atas :

Hasil pengukuran yang memenuhi batas toleransi pembayaran.

Metode perhitungan.

Lokasi kerja.

Jenis pekerjaan.

Tanggal diselesaikannya pekerjaan.

Kontrak Berbasis Kinerja Semarang - Bawen

13

Setelah produk pekerjaan memenuhi persyaratan baik kwalitas maupun


elevasi dan persyaratan lainnya, maka pengukuran kwantitas dapat dilakukan
agar volume pekerjaan dengan teliti/ akurat yang disetujui oleh konsultan
sehingga kwantitas dalam kontrak adalah benar diukur dan dibayar oleh
konsultan dan mendapat persetujuan permberi tugas.
Formulir untuk perhitungan kuantitas tersebut untuk semua item pekerjaan
dalam kontrak berupa Quantity Sheet dapat disiapkan semuanya oleh
konsultan. Gambar 7 menunjukkan iagram pengendalian volume pekerjaan
guna memperjelas uraian di atas.

3.1.2.11. Pengendalian Waktu


Di dalam proyek jalan, alat berat, tenaga kerja dan jumlah jam kerja perhari
adalah sangat erat sekali hubungannya dengan waktu pelaksanaan
penyelesaian pekerjaan. Dibawah ini adalah bagaimana pengendalian waktu
perlu mendapat perhatian agar tidak terjadi perpanjangan waktu yang tidak
perlu yang akan memboroskan waktu, tenaga dan biaya.

1. Schedule Kontraktor
Sebelum pekerjaan dimulai konsultan akan mengecek schedule pelaksanaan
yang dibuat kontraktor. Apakah rencana kerja progress pekerjaan yang
ditargetkan sudah layak dan realistis. Misalnya dalam musim hujan, target
pekerjaan lebih kecil bila dibandingkan pada musim kemarau untuk pekerjaan
pengaspalan misalnya untuk kondisi kerja yang sama.
Kemudian juga construction method, urutan kerja kontraktor apakah sudah
sistematis, konsepsional dan benar. Selanjutnya berdasarkan schedule
kontraktor yang sudah disetujui, konsultan pengawas akan mengendalikan
waktu pelaksanaan tersebut.
Dari time schedule tersebut bisa dijabarkan kedalam target harian, sehingga
setiap hari apakah target volume tersebut bisa tercapai atau tidak, bila target
volume tersebut tidak tercapai maka selisih volume harus diprogramkan /
dikejar untuk schedule hari berikutnya.
Dengan time schedule yang dibuat dan disetujui itu bila dilaksanakan dengan
sebagaimana mestinya dan dikendalikan dengan baik maka diharapkan
proyek bisa diselesaikan on schedule.
Kontrak Berbasis Kinerja Semarang - Bawen

14

2. Alat Berat ( Heavy equipment )


Untuk mengerjakan pekerjaan jalan, diperlukan alat berat, bisa kombinasi/
beberapa jenis alat dan jumlah alat yang mencukupi. Pertama harus
diketahui/ dihitung kapasitas alat, kalau alat tersebut adalah suatu kombinasi,
maka kapasitas yang diperhitungkan adalah yang terkecil, misal untuk
pekerjaan beton baik di batching plant maupun alat angkut beton ke lapangan
harus dianalisis kapasitasnya agar sesuai dengan kebutuhan. Untuk rencana
sekian jam kerja per hari, apakah mampu alat tersebut menghasilkan produk
beton seperti volume yang ditargetkan. Bila tidak tercapai maka perlu diambil
tindakan-tindakan antara lain :

Menambah jumlah alat, atau

Menambah jam kerja/ overtime.

Sedemikian hingga volume pekerjaan yang direncanakan bisa diselesaikan


dalam waktu yang ditentukan.

3. Tenaga Kerja
Demikian juga untuk tenaga kerja, untuk suatu pekerjaan diperlukan tenaga
kerja yang mencukupi, sehingga pekerjaan akan bisa diselesaikan oleh
tenaga kerja sesuai dengan jadwal/ waktu yang ditentukan. Bila kondisi
pekerjaan diperkirakan tidak bisa diselesaikan, maka tenaga kerja perlu
ditambah atau kerja dua shift atau kerja lembur/ overtime.

4. Jumlah Jam Kerja


Untuk penyelesaian suatu pekerjaan, tergantung juga pada jam kerja per hari.
Jumlah jam kerja yang sedikit akan menghasilkan produk yang lebih kecil dari
pada bila per hari jam kerjanya lebih banyak. Jam kerja perlu disesuaikan
dengan kapasitas alat, tenaga kerja, sedemikian hingga volume pekerjaan
yang ditargetkan bisa diselesaikan. Kalau suatu pekerjaan tidak bisa
diselesaikan dalam satu hari siang, maka perlu untuk kerja malam/ over time.
Untuk administrasi pengendalian waktu, agar pengendalian dapat dicapai
secara optimal maka konsultan harus memahami secara sugguh-sungguh
Network Planning yang umumnya telah dibuat oleh kontraktor dengan
metode lintas kritis (Critical Path Method/ CPM).

Kontrak Berbasis Kinerja Semarang - Bawen

15

Mengingat sangat pentingnya time schedule ini dalam suatu pekerjaan


pengawasan, maka konsultan akan menganalisa secara rutin time schedule
dari kontraktor dan akan membantu kontraktor dalam mereview dan
menyusun kembali time schedule tersebut bila memang diperlukan.
Pengendalian schedule pelaksanaan lainnya dapat menggunakan Barchart/
SCurve yang biasa dan juga dapat digunakan Vector Diagram yang baik /
cocok untuk pekerjaan jalan karena dapat mengetahui / menunjukkan lokasi
dan waktu. Schedule ini, pada arah absis menunjukkan lokasi atau STA,
sedangkan arah ordinat menggambarkan waktu.

3.1.2.12. Pengendalian Biaya Pelaksanaan Proyek


Didalam kontrak pelaksanaan pekerjaan tercantum :

Biaya proyek

Estimated quantity/ volume pekerjaan.

Harga satuan pekerjaan.

Guna pengendalian biaya pelaksanaan proyek, hal-hal pokok yang perlu


diperhatikan antara lain sebagai berikut :

Pengukuran hasil pekerjaan, perlu dilakukan dengan akurat dan benar-

benar sehingga kwantitas yang dibayar sesuai dengan gambar rencana.


Dengan demikian volume dalam kontrak tidak dilamapui yang pada akhirnya
biaya yang dikeluarkan sudah sesuai dengan yang dianggarkan.

Pekerjaan yang bisa dibayar adalah pekerjaan yang sudah diterima dari

segi pengukuran/ kwantitas dan kwalitas, sehingga biaya yang dikeluarkan


adalah benar-benar untuk pekerjaan yang sudah memenuhi spesifikasi.

Pekerjaan yang bisa dibayar adalah pekerjaan yang tercantum dalam kontrak

dan harga satuan pekerjaan yang sudah ada dalam kontrak pelaksanaan, sehingga
biaya proyek dibayarkan sesuai dengan item pekerjaan yang ada dalam kontrak.

3.2. RENTANG KENDALI POS AUDIT


Setiap kemajuan penyelesaian pekerjaan akan merupakan prestasi kerja bagi
kontraktor. Kemajuan fisik ini akan dipakai untuk pengajuan pembayaran
senilai hasil kerjanya. Namun kontraktor tidak akan bisa mengajukan
permintaan pembayaran sebelum mendapat rekomendasi dari konsultan
Kontrak Berbasis Kinerja Semarang - Bawen

16

pengawas bahwa hasil pekerjaannya sudah memenuhi persyaratan teknis


atau tidak. Dalam hal ini, rentang kendali post audit akan meliputi tetapi tidak
terbatas pada hal- hal sbb:

3.2.1. Pemeriksaan Termyn


Kontraktor harus menyerahkan suatu nilai estimasi dari pekerjaan yang
dilaksanakan kepada Site Engineer pada setiap progres yang berjalan, yang
selanjutnya disebut sebagai Termyn, Format Termyn harus sesuai dengan
standar atau diusulkan oleh Konsultan dan disetujui oleh Pemberi Tugas.
Site Engineer akan memeriksa kemajuan pekerjaan yang diajukan pada
sertifikat progress dan apabila telah dianggap sesuai dengan sebenarnya
yang

telah

terjadi

dilapangan,

selanjutnya

dapat

disetujui

untuk

mendandatangani bersama oleh wakil kontraktor, konsultan, dan Pemimpin


Proyek.
Prosedur pembuatan Termyn dapat dilihat pada diagram alir Gambar 8

3.2.1. Pemeriksaan Pembayaran Akhir


Tim Pengawas Teknik akan memeriksa kembali seluruh pembayaran yang
telah lalu. Pembayaran terdahulu yang sudah disetujui apabila terdapat
kesalahan masih dapat dikoreksi pada pembayaran berikutnya. Dalam tahap
pembayaran akhir, perlu diperiksa dan dievaluasi kuantitas yang telah dibayar
sebelumnya, sehingga kuantitas/ volume yang dibayar dalam pembayaran
akhir merupakan final quantity yang benar.

3.2.2. Prosedur Perubahan (Contract Change Order)


Perubahan terhadap pekerjaan dapat dimulai oleh Engineer atau Kontraktor
dan harus disetujui dengan suatu Perintah Perubahan yang ditandatangani
oleh kedua belah pihak. Jika dasar pembayaran yang ditetapkan dalam suatu
Perintah Perubahan tersebut menyajikan suatu perubahan dalam struktur
Harga Satuan Jenis Pembayaran atau suatu perubahan yang diperkirakan
dalam Jumlah Kontrak, maka Perintah Perubahan harus dirundingkan dan
dirumuskan dalam suatu Addendum.

Kontrak Berbasis Kinerja Semarang - Bawen

17

3.2.3. Sertifikat Penyelesaian Akhir


Bila kontraktor menganggap pekerjaan akan selesai, termasuk semua
kewajiban dalam Periode Jaminan, maka kontraktor harus membuat
permohonan untuk serah terima pertama.
Setelah penyelesaian dari setiap pekerjaan perbaikan yang diminta oleh
Panitia Serah Terima, dan dilanjutkan dengan pemeriksaan akhir terhadap
pekerjaan tersebut, maka konsultan membantu mempersiapkan Sertifikat
Penyelesaian Akhir.

3.2.4. Pernyataan Perhitungan Akhir


Kontraktor harus membuat permohonan untuk pembayaran perhitungan akhir,
bersama-sama dengan semua rincian pendukung sebagaimana diperlukan
oleh engineer.
Setelah paninjauan kembali oleh engineer dan jika diperlukan, amandemen
oleh kontraktor, engineer akan mengeluarkan suatu pernyataan Perhitungan
Akhir yang disetujui untuk pembayaran oleh Pemberi Tugas.

3.2.5. Addendum Penutup


Berdasarkan pada rincian Pernyataan Engineer mengenai Perrhitungan Akhir,
setelah memperoleh tanda tangan Kontraktor, engineer akan menyampaikan
addendum penutup tersebut kepada Pemberi Pekerjaan untuk ditandatangani
bersama-sama dengan Pernyataan Perhitungan Akhir yang disetujui.

3.2.6. Dokumen Catatan Proyek


Kontraktor harus memelihara suatu catatan yang cermat tentang semua
perubahan dalam Dokumen Kontrak dan Dokumen Catatan Proyek selama
pelaksanaan pekerjaan.

3.3. PENGENDALIAN ATAS KOORDINASI TERKAIT


Konsultan pengawas (Site Engineer) dalam rangka melaksanakan tugas
pengendalian teknis tersebut di atas berkewajiban mengendalikan proses
koordinasi yang perlu dilakukan oleh pihak lain (khususnya oleh pemberi
tugas). Dalam hal ini koordinasi tersebut dilakukan secara intern yaitu antar
personil konsultan dan secara extern yaitu dengan instansi terkait.
Kontrak Berbasis Kinerja Semarang - Bawen

18

Koordinasi dengan instansi terkait, antara lain dilakukan dengan :

Direktorat Jenderal Bina Marga

Pemimpin Proyek Fisik.

Konsultan lain yang terkait.

Instansi terkait lainnya.

Koordinasi ini diwujudkan dengan mengadakan rapat harian, mingguan, rapat


bulanan ataupun rapat koordinasi lainnya yang dianggap perlu, disamping
melalui cara koordinasi lainnya seperti komunikasi per telepon, faximili dan
lain-lain.
Rapat harian dimaksudkan untuk koordinasi antar personil konsultan
sehingga tidak ada kejadian di lapangan yang di luar sepengetahuan
konsultan. Rapat ini dapat dilakukan setiap hari atau beberapa hari sekali,
tetapi paling tidak setiap hari ada koordinasi dari SE dengan seluruh Engineer
lainnya bahkan dengan teknisi yang di lapangan bila perlu.
Rapat mingguan diadakan secara rutin seminggu sekali guna berkoordinasi
dengan pihak Proyek / Pimpinan Proyek dan Kontraktor. Rapat bulanan
diadakan setiap bulan sekali untuk berkoordinasi dengan instansi terkait
lainnya bila ada disamping antara ketiga pihak Kontraktor, Konsultan
Pimpinan Proyek dan Direktoran Jenderal Bina Marga. Dalam setiap rapat,
konsultan akan membuat notulen rapat yang akan memuat isi rapat tersebut
yang akan dibagikan ke setiap peserta rapat untuk memantau tindakan apa
yang telah dilaksanakan atau belum dilaksanakan dalam rapat berikutnya.

3.4. PENGENDALIAN ADMINISTRASI PROYEK


Dalam hal ini konsultan pengawas berkewajiban merancang, memberlakukan
serta mengendalikan pelaksanaan keseluruhan sistem administrasi proyek
yang diwasinya, yaitu mencakup antara lain; surat, memorandum, risalah,
laporan, contoh barang, foto, berita acara, gambar, sketsa, brosur, kontrak
dan addendum dan lain-lain yang dianggap perlu.
Langkah-langkah dan tindakan yang akan dilakukan konsultan pengawas
untuk maksud di atas adalah :

Mempelajari, menanggapi, memecahkan dan menyelesaikan sampai


tuntas maksud dari surat masuk maupun keluar.

Kontrak Berbasis Kinerja Semarang - Bawen

19

Memperhatikan memorandum dan risalah untuk pedoman dalam


pelaksanaan tugas konsultan.

Mempersiapkan dan mengecek contoh barang agar memenuhi


persyaratan yang ditetapkan baik kualitas dan kuantitas.

Membuat foto-foto dokumentasi pada setiap paket pekerjaan.

Mempelajari dan mengecek gambar-gambar/ sketsa pelaksanaan agar


sebelum

maupun

sesudah

pekerjaan

selesai

tidak

terjadi

penyimpangan.

Membantu/ menyiapkan addendum serta lain-lain yang dianggap perlu.

Gambar 9 menunjukkan kelengkapan administrasi proyek yang umum


digunakan.
Form-form yang diperlukan proyek antara lain sebagai berikut dibawah ini :

Buku direksi

Time schedule

MCo (Mutual Check Awal)

Disamping itu kami lampirkan pula contoh-contoh form untuk pengendali


mutu,request of work dll.

Request & shop drawing

Laporan harian

Laporan mingguan

Risalah rapat

Berita acara opname pekerjaan

Record cuaca

Photo dokumentasi

Change order

Addendum

Termyn

PHO (Provisial Hand Over)/ FHO (Final Hand Over)

Dan lain-lain disesuaikan dengan kebutuhan proyek.

Kontrak Berbasis Kinerja Semarang - Bawen

20

3.5. REVIEW DESIGN


Seperti tertuang di dalam Ketentuan Umum Kontrak sebagai berikut :
Apabiladiperlukan review design Konsultan harus selalu melakukan diskusi
dengan Pemberi Tugas / Pemimpin Proyek, Konsultan perlu menyiapkan halhal yang harus dilakukan dalam pelaksanaan review design tersebut.
Pelaksanaan review design (bila diperlukan) ini akan dilakukan pada saat
Kontraktor melaksanakan program mobilisasi, terutama terhadap pekerjaan
utama/besar. Sedangkan terhadap pekerjaan-pekerjaan kecil / penunjang
dilakukan saat pelaksanaan pekerjaan itu sendiri.

3.6. PENGETAHUAN TENTANG PEKERJAAN FISIK PROYEK


a. Pematokan dan pengukuran
Suatu

pembangunan

membutuhkan

pelaksanaan

seluruh

elemen-

elemennya pada posisi yang benar.


Untuk memindahkan suatu Gambar Rencana dari atas kertas ke suatu
bangunan di lapangan, maka dibutuhkan :

Di lapangan harus ada sejumlah titik kontrol pengukuran yang harus


dikaitkan pada suatu sistem koordinat yang tetap.

Perencanaan konstruksi harus dikaitkan pada sistem kuordinat yang


sama.

Apabila terdapat ketidak jelasan informasi yang menimbulkan keraguan


interpretasi, maka pengawas lapangan harus menghubungi perencananya
untuk mendapatkan kejelasan. Kontraktor bertanggung jawab dalam
penentuan dan pematokan secara keseluruhan, sedang pengawas
lapangan harus memastikan bahwa kontraktor mendapatkan informasi
yang tepat serta menyiapkan titik-titik kontrol yang dipasang.

Pengukuran horizontal
Pengukuran horizontal didasarkan baik pada system control garis ataupun
sistem koordinat, namun bila dibutuhkan dapat merupakan kombinasi dari
kedua sistem di atas.

Kontrak Berbasis Kinerja Semarang - Bawen

21

Pengukuran Vertikal
Ketinggian permukaan tanah dapat diukur dari titik Bench Mark. Geometri
vertikal garis kontrol biasanya telah ditentukan. Data ini merinci rangkaian
titik tangen vertikal, ketinggian dan kemiringan permukaan akhir.

Titik kontrol survey


Suatu jaringan titik kontrol survei ditentukan untuk mencakup seluruh
daerah proyek, dan ditempatkan pada posisi yang tepat didalam pekerjaan
konstruksi. Jarak antara titik-titik kontrol dianjurkan kira-kira 50 meter.
Titik-titik kontrol survei sebaiknya berada dekat dengan lokasi pekerjaan
tetapi bebas dari area kegiatan, dimaksudkan untuk menghindari
kemungkinan adanya pergeseran posisi akibat aktivitas pekerjaan
termasuk pengoperasian dari peralatan. Untuk itu letak titik-titik kontrol
tersebut harus selalu dicek secara teratur. Perubahan letak titik kontrol
juga dapat terjadi pada dasar tanah, pada timbunan pelapisan tanah yang
mudah mampat atau proses dalam tanah itu sendiri, seperti proses yang
terjadi akibat besarnya variasi kadar kelembaban.

Penentuan elemen-elemen struktur


Letak dari elemen-elemen utama seperti jembatan ditentukan berdasarkan
pada sistem referensi yang digunakan. Titik offset referensi harus
ditetapkan untuk tiap pilar dan kepala jembatan.Letak dan jarak offset tiaptiap titik referensi harus hati-hati diputuskan dan dikenali dilapangan dan
untuk menyiapkan tahap penentuan kembali yang mudah bagi letak pilar
dan kepala jembatan selama pelaksanaan pekerjaan sehingga titik-titik ini
tidak terganggu.
Letak elemen-elemen kecil lain seperti kerb, parapet, ditentukan
berdasarkan pada letak elemen-elemen dengan mempertimbangkan
pengukuran. Penempatan dan pematokan letak elemen-elemen yang telah
ditentukan harus diperiksa. Pemeriksaan ini harus dilakukan secara
terpisah dan dilakukan oleh staf Engineer dengan menggunakan peralatan
lain yang berbeda dengan peralatan yang digunakan pada saat
penempatan dan pematokan awal.

Kontrak Berbasis Kinerja Semarang - Bawen

22

Bagi kontraktor yang melaksanakan pemeriksaan ulang atas hasil


pekerjaannya sendiri, dianjurkan untuk menggunakan methoda lain yang
berbeda dengan methoda yang telah digunakan pad.. saat av/al
penempatan dan pematokan. Untuk menghindari kesalahan dari ketidak
tepatan identifikasi patok, ketidak-tepatan penandaan atau kesalahan
dalam melaksanakan survei, maka pengukuran jarak dan beda tinggi
dilakukan dengan memeriksa hasil pekerjaan dari titik awal suatu sisi
sampai pada titik akhir pada sisi yang lain, kemudian diikatkan pada titik
kontrol hasil survei pertama. Pemeriksaan ini tidak diperkenankan
dilakukan hanya dengan mengukur dari satu titik akhir saja atau dua titik
akhir pada sisi yang terpisah. Penentuan dan pematokan posisi pondasi
merupakan yang paling kritis. Beberapa unsur-unsur penting seperti jarak
antara beton kepala tiang (pile cap) harus selalu diperiksa ulang sesuai
dengan ukuran bangunan atas, sehelum pekerjaan konstruksi dimulai,
terutama bila bangunan atas tidak horizontal.
Pada penentuan dan pematokan kolom-kolom, ketegakan dapat dikontrol
dari pangkal kolom yang dibuat secara akurat, pengukuran bila mungkin
dapat dilakukan dengan Theodolit 2 arah.
Ketinggian kolom juga dapat dikontrol dengan pita ukur atau dengan cara
pengukuran beda tinggi (levelling).
Posisi horizontal Crosshead dapat ditentukan dari titik tetap di puncak
kolom menggunakan koordinat-koordinat atau dari posisi garis poros yang
ditransfer dari dasar dengan menggunakan Theodolit.
Untuk landasan, ditempatkan secara tepat pada dasarnya yang telah
diberi tanda garis tengah. Beberapa perencanaan mensyaratkan balok
atau gelegar didukung pada landasan sementara. Penentuan landasan
sementara dilakukan dengan cara yang sama seperti landasan yang tetap.
Titik-titik untuk penentuan balok dan gelagar dipindahkan dari permukaan
tanah ke balok melintang (cross head). Pengukuran horizontal lantai
ditentukan dari garis tengah yang ditransfer ketempat yang sesuai pada
pekerjaan tetap seperti balok melintang (cross head), dinding, pelat lantai
dan sebagainya.

Kontrak Berbasis Kinerja Semarang - Bawen

23

b. Material/ bahan beton


Semen
Konsultan Supervisi harus memastikan bahwa kontraktor memenuhi
persyaratan

syarat-syarat

teknik

yang

berhubungan

dengan

pemakaian, penyimpanan dan umur semen.

Agregat
Pemilihan agregat yang sesuai sangat penting pada produksi beton
yang baik. Agregat beton harus terdiri dari partikel-partikel yang bersih,
keras dan tahan serta cukup kuat untuk menahan beban yang diterima
oleh beton. Pada umumnya, agregat tersebut terdiri dari pasir atau
kerikil alam, atau batu pecah.

Agregat beton harus :

Cukup kuat dan keras untuk dapat menghasilkan beton dengan

kekuatan tekan yang memenuhi syarat, dan tahan terhadap abrasi.

Bersih atau bebas dari kotoran seperti zat-zat organik, karena

dapat menghambat pembekuan dan pengerasan beton. Tidak


mengandung lanau dan lempung karena dapat memperlemah beton.
Partikelpartikel yang lemah dan lunak dapat mengurangi kckuatan
beton dan dapat hancur bila terbuka terhadap cuaca. Lempung atau
bahan lemah lainnya yang menutupi permukar\n agregat dapat
mengurangi ikatan antara agregat dan pasta elemen.

Gradasi
Agregat yang bergradasi baik akan menghasilkan beton yang mudah
dikerjakan agregat yang tidak memenuhi gradasi yang disyaratkan
cenderung untuk teljadi pemisahan (segregation) dan airnya akan
merembes keluar (bleeding).
Gradasi pasir dimana satu atau dua ukuran partikel sangat dominan
harus dihindarkan. Pasir demikian mempunyai kadar udara yang besar,
oleh karena itu memerlukan pasta semen dalam jumlah besar untuk
dapat menghasilkan campuran yang dapat dikerjakan dengan baik.

Kontrak Berbasis Kinerja Semarang - Bawen

24

Bentuk partikel dan tekstur permukaan


Bentuk partikel dan agregat akan kemampuan pengerjaan pada beton.
Partikel sepihan (flakey) bersudut tidak hanya menyulitkan dalam
pengerjaan tetapi juga menyebabkan pemisah, maka harus dihindari.
Kekuatan maksimum, dengan sedikit kesulitan dalam pengerjaan, akan
dihasilkan oleh agregat pecah ( crushed) dengan pelekatan permukaan
dari mempengaruhi antara muka batuan yang tidak rata.

Ukuran maksimum
Penghematan yang paling besar didapatkan bila ukuran agregat
maksimum terbesar digunakan. Faktor-faktor yang membatasi gradasi
adalah kemampuan peralatan pengaduk, pengallgkat dan pengecoran
untuk dapatmenangani ukuran-ukuran lebih besar, dan jarak bebas
(spacing) antara acuan dan tulangan. Ukuran agregat maksimum tidak
boleh melebihi duapertiga jarak bebas antara tulangan atau tiga
perempat selimut beton hinggapenulangan. Dalam syarat-syarat teknik,
penggunaan beton pada berbagai bagian pekerjaan diberi batasan
yang menggambarkan batas-batas tersebut

Air
Air yang dipakai untuk beton tidak boleh mengandung garam, larutan
zat organik, atau bahan lain yang akan mengganggu hidrasi semen. Air
yang dapat diminum biasanya memuaskan. Jika ada keraguan, suatu
batch percobaan beton harus dibuat dan diuji untuk membandingkan
tingkat pcngerasan dan kekuatan ultimatenya dengan beton serupa
yang dibuat dengan air murni I segar.
Air taut tidak boleh digunakan menyebabkan korosi pada penulangan,
karena menyebabkan korosi pada penulangan.

Kontrak Berbasis Kinerja Semarang - Bawen

25

Udara
Kehadiran rongga didalam beton sangat mengurangi kekuatannya.
Rongga pada beton adalah :

Gelembung udara yang tertahan, atau

Ruangan yang tertinggal setelah air berlebihan dihilangkan, hal ini

tergantung pada ratio semen air (water cement ratio) dari campuran
Telah biasa dilaksanakan untuk entrain udara hingga 8 persen dalam
beton dengan menggunakan campuran tambahan yang sesuai.
Gelembung udara tersebut jauh lebih kecil (0,05 mm) dari pada
gelembung yang secara tidak sengaja masuk atau tertahan, dan
terpisah-pisah sehingga tidak berbentuk saluran untuk lewatnya air dan
permeabilitas beton tidak bertambah.

c. Penyimpanan bahan
Semen
Harus disimpan didalam gudang semen atau bangunan tahan cuaca
dan teratur agar dapat digunakan dengan urutan sesuai pengiriman.
Semen yang disimpan lebih dari empat bulan harus diuji kembali
sebelum digunakan.

Agregat
Agregat harus disimpan dalam bak (bin) atau tempat penimbunan
(stockpile) berdekatan dengan pekerjaan dengan tiap ukuran dipisah
dari ukuran lainnya secara pasti untuk mencegah saling tercampur.
Lantai penimbunan harus kering dan dilapisi kerikil atua bahan untuk
mencegah bercampurnya timbunan dengan tanah.

Baja Tulangan
Baja tulangan harus ditumpuk ditinggikan dari permukaan pada
penyanga kayu yang baik sehingga batang-batang bebas dari lempung
atau bahan lain yang dapat mencegah pengikatan (bonding). Karat
permukaan atau debu harus dihilangkan sebelum pemasangan. Baja

Kontrak Berbasis Kinerja Semarang - Bawen

26

tulangan harus diperika jauh sebelum waktu pemasangan untuk


menjamin bahwa pekerjaan dapat dipenuhi.

d. Perancah Bangunan
Desain perancah harus memperhitungkan besar, arah dan lamanya
gaya gaya tersebut bekerja secara tersendiri maupun secara kolektif.
Desain dari semua komponen dan sambungan perancah harus
memenuhi standar yang berkaitandengan syarat-syarat teknik dan
peraturan yang berlaku. Komponen perancah harus direncanakan
untuk membatasi lendutan hingga 1/300 dari bentang, dan untuk
mencegah retak pada bagian yang telah dicor sebelumnya dengan
pembebanan pengecoran yang dilakukan kemudian. Lendutan balok
dan perubahan dimensi pada komponen serta sambungan harus
dibatasi, untuk menjamin bahwa beton yang selesai berada dalam
batasan toleransi yang diizinkan.

Batang penguat (Bracing)

Sejumlah besar kegagalan yang terjadi sewaktu pelaksanaan

jembatan disebabkan kurangnya penguat pada perancah.

Penguat yang memadai harus diberikan dalam arah memanjang

dan melintang untuk menjamin bahwa perancah stabil, dan agar


gerakan horizontal besar yang disebabkan beban yang terjadi dapat
dicegah.

Pengaturan untuk penyesuaian

Perancah harus mempunyai pengaturan untuk penyesuaian

vertikal sehingga memudahkan pemasangan dan pembongkaran


acuan dan untuk meluruskan kembali jika terjadi penurunan berlebihan.

Dongkrak ulir (screw jack) dapat digunakan pada puncak dan dasar

sekur pipa dan sekur jenis kerangka, akan tetapi besar pemanjangan
(extension) dari dongkrak ulir dapat mengurangi kapasitas beban
daridongkrak. Petunjuk dari pabrik harus diikuti.

Kontrak Berbasis Kinerja Semarang - Bawen

27

Baji dapat dipakai untuk memudahkan penyesuaian pada puncak

ataudasar sekur. Baji biasanya dibuat dari kayu keras (hardwood)


dandipasang berpasangan sampai landasan datar. Bila penyesuaian
akhir dari ketinggian sekur sudah mencapai, baji dapat dipaku pada
sekur.

Jika gerakan yang besar oleh beban berat dibutuhkan, misalnya

suatu bagian bangunan yang disekur harus diturunkan atau dinaikan


sebagai satu kesatuan, sering kali digunakan dongkrak udara
(pneumatic) atau hydraulis untuk melepaskannya.

Untuk melepaskan dukungan (de-proping) saja, dongkrak pasir

dapat menurunkan beban beban yang berat dan mempunyai kelebihan


yaitu, jika dibebani lendutannya kecil tanpa bahaya kegagalan pada
waktu penempatan dan perawatan. Tingkat penurunan dikendalikan
oleh keluarnya pasir dari lubang sumbat (plug hole).

Perancah buatan pabrik (Paten)

Bahan buatan pabrik (paten) kini sudah umum dipakai untuk

perancah

pada

pelaksanaan

jembatan

Beton.

bahan

tersebut

mempunyai beberapa keuntungan yaitu arnan, sederhana dalam


desain dan mud ah dipasang serta dibongkar.

Kerangka sekur yang memikul beban berat (heavy-duty) disain

untuk semua penyangga acuan, dengan kapasitas maksimum sampai


45 kN per kaki jika dipakai dengan perlengkapan heavy-duty.
Pemakaiannya

dapat pula bersamaan dengan pipa (tube) dan peralatan standar.

Dimana perancah diperlukan untuk penyeberangan yang dalam,

atau dimana saluran air atau jalan harus bebas selama pelaksanaan,
harus dipakai perencah bentang panjang.

Perancah ini termasuk gelegar atau kerangka baja dan rangka

(dapat terbuat dari baja atau kayu). Jembatan Bailey adalah bentuk
khusus dari rangka baja yang telah berhasil digunakan untuk perancah
bentang panjang.

Kontrak Berbasis Kinerja Semarang - Bawen

28

Meskipun perancah sering didukung padahagian tetap bangunan

seperti pilar, kaki pilar atau kepala jembatan, mungkin perlu didirikan
penyangga sementara pada tempat diantaranya (intermediate) untuk
bentang lebih panjang.

Untuk bentang panjang, pembuatan lawan lendut pada perancah

mungkin perlu untuk mengatasi pengaruh lendutan.

Daftar simak pemeriksaan


Sebuah daftar simak untuk pemeriksaan sekur jenis perancah kerja
(scaffolding) adalah:

Periksa agar terdapat landasan atau dasar yang kuat di bawah kaki

tiap kerangka pada pekerjaan itu dan bahwa pondasi cukup kering/ada
drainase.

Periksa agar semua pelat dasar atau sekrup-sekrup penyesuaian

rapat pada landasan atau dasar tersebut. Semua sekrup penyesuaian


harus rapat terhadap kaki kerangaka

Harus diperoleh kopi dari gambar layout perancah. Pastikan bahwa

jarak antara (spacing) menara dan jarak antara penguat melintang


menara tidak melebihi jarak antara pada gambar. Bila perlu variasi dari
layout karena masalah dilapangan, dibicarakan dengan engineer yang
membuat gambar untuk mendapatkan persetujuan perubahan layout.

Kerangka harus diperiksa untuk alinemen pada kedua arah.

Toleransi maksimum untuk kerangka yang kurang tegak adalah 1 :


300. Jika kerangka melampaui toleransi ini, dasar kerangka harus
disesuaikan sampai memenuhi batas toleransi.

Periksa agar tidak terdapat celah (gap) pada ruas sambungan

vertikal atau sambungan pada kerangka. Adanya celah mungkin berarti


adanya distorsi atau letak dasar tidak tepat.

Semua kerangka harus sating dihubungan pada semua menara

penguat melintang berada di tempat.

Pada waktu memeriksa penguat melintang, periksa pula alat

pengunci untuk memastikan bahwa semua alat tersebut sudah tertutup


atau rapat.
Kontrak Berbasis Kinerja Semarang - Bawen

29

e. Pondasi bangunan
Suatu pekerjaan yang terpenting dalam pembuatan konstruksi adalah
membangun pondasi-pondasi yang kuat, suatu pekerjaan yang
memerlukan perhatian khusus pada tiap tahapan pekerjaan pondasi.
Semua langkah pencegahan harus diambil pada saat pelaksanaan,
supaya tidak timbul kesalahan pada umur pelayanan. Harus diingatkan
bahwa sekali konstruksi dibuka, perbaikan atau perkuatan pondasi sulit
dilaksanakan.

f. Prinsip-prinsip dasar dari beton bertulang


Terdapat banyak persyaratan struktur di mana beton biasa tidak akan
memberikan pemecahan yang diharapkan. Beton bertulang menerima
lebih banyak kondisi pembebanan dari pada beton biasa. Juga dapat
digunakan untuk memperkecil lendutan dan mengurangi ukuran
keretakan. Walaupun pembuatan desain dan detail beton merupakan
tugas perencana, adalah penting bahwa mereka yang mengawasi
dilapangan dapat memahami prinsip- pripsip dasar beton bertulang.
Sifat beton :

Plastis dan mudah dibentuk waktu masih baru.

Berkekuatan tinggi waktu keras. Berkekuatan tarik rendah.

Mempunyai perlawanan (ketahanan) tinggi terhadap api. Tidak

mahal.
Sitat baja :

Dapat dibuat menjadi batang-batang yang cocok untuk dimasukkan


dalam beton.

Mempunyai kekuatan tekan tinggi.

Mempunyai kekuatan tarik tinggi.

Mempunyai ketahanan rendah terhadap api.

Mahal.

Kontrak Berbasis Kinerja Semarang - Bawen

30

Baja dan beton dikombinasikan bersama karena :

Setelah pengerasan, beton melekat pada baja tulangan dan

keduanya bertindak sebagai satu kesatuan apabila diberi suatu beban.


Ini berarti tendensi pada beton untuk regangan dan retak pada daerah
tegangan tarik dapat langsung dilawan oleh batang-batang baja yang
ditanamkan didaerah itu.

Apabila mengalami perubahan temperatur, beton dan baja memuai


atau menyusut dalam jumlah yang sama-sama. Apabila ini tidak
teIjadi, kekurangan pengikatan antara beton dan baja akan
mencegah tegangan beton untuk diteruskan .pada penulangan
baja dan beton akan retak dan runtuh.

Beton yang mempunyai ketahanan yang tinggi terhadap kerusakan


oleh api, melindungi baja bertula.ng yang ditanam didalamnya,
menjaga dari kehilangan kekuatan pada panas yang tinggi.

Tipe-tipe tegangan yang dijumpai pada suatu struktur :

Tekanan tegangan-tegangan tekan cenderung untuk menyebabkan

hancurnya beton.

Tarikan : tegangan-tegangan tarik cenderung untuk menyebabkan

beton merenggang dan retak.

Geseran : tegangan geser cenderung untuk menyebabkan

penggelinciran diantara bagian-bagian yang berdekatan dalam beton.

g. Desain campuran beton


Campuran beton biasanya direncanakan atas dasar gradasi agregat
bahan yang terdapat ditempat. Campuran percobaan harus diuji
minimum empat minggu sebelum kegiatan pengecoran.
Desain campuran percobaan harus menjelaskan campuran tambahan
atau abu terbang (fly ash) yang akan dipakai, bila menggunakannya.
Engineer di lokasi harus memastikan bahwa ia mempunyai detail
lengkap mengenai gradasi rencana yang disetujui, dan harus
memeriksa secara periodic pada bahan yang dipakai. Jika ada
perubahan besar yang timbul, penyebabnya harus diselidiki dan
Kontrak Berbasis Kinerja Semarang - Bawen

31

Kontraktor

diperintahkan

mengambil

langkah-langkah

untuk

memperbaiki gradasinya. Sebagai usaha terakhir,kontraktor mungkin


perlu merencanakan kembali campuran dan menyerahkan kembali
campuran kepada engineer untuk persetujuan. Tidak boleh ada
penyimpangan dari campuran beton yang disetujui kecuali mendapat
izin tertulis dari Engineer (Structure Engineer).

h. Produksi beton
Tujuan semua prosedur batching dan campuran adalah untuk
menghasilkan beton yang seragam yang mengandung bahan-bahan
dalam perbandingan yang disyaratkan. Untuk mencapai hal ini perlu
dijamin bahwa : Bahan dipelihara agar homogen dan tidak saling
terpisah sebelum dan pada waktu hatching. Peralatan yang tersedia
akan membantu batching bahan secara tepat dalam jumlah yang
diperlukan, dan jumlah tersebut akan dapat diganti dengan mudah jika
dan bila diperlukan. Perbandingan bahan yang diperlukan dipelihara
dari batch ke batch lain. Semua bahan.dimasu!'~an kedalam pengaduk
dalam

urutan

yang

benar.

Semua

bahan

dicampur

dengan

mernyeluruh pada waktu pengadukan dan semua partikel agregat


dilapisi dengan pasta semen.Beton, bila dikeluarkan dari pengaduk,
akan seragam dan homogen dalam tiap batch dan dari satu batch ke
batch lainnya.

(1) Beton ready-mix


Beton ready-mix harus memenuhi semua persyaratan syarat-syarat
teknis. Beton ready-mix mempunyai keuntungan hahwa pengendalian
mutu yang haik lehih mungkin pada plant yang hesar dari pada di
lokasi jemhatan dengan kondisi yang ada. Kehanyakan lokasi heton
ready-mix menggunakan lokasi weight hatching untuk pengadukan dan
truck-mounted untuk pencampuran.

(2) Beton yang diaduk di lokasi (Site-batched)


Beton yang diaduk setempat (site-batch) dicampur dalam pengaduk
mekanis dilokasi. Tempat pengadukan beton (Concrete mixing plant)
Kontrak Berbasis Kinerja Semarang - Bawen

32

paling baik terletak di lokasi dan pada ketinggian yang mudah bagi
pemasukan agregat kedalam tabung penyimpanan (hopper) dan
pengiriman beton yang sudah dicampur kelokasi pekerjaan. Tempat
paling baik untuk menimbang adalah antara bak agregat dan pengaduk
sehingga penuangan (discharge) dapat dilakukan langsung kedalam
pengaduk.
Sebelum dimulainya operasi pengadukan, alat harus diperiksa untuk
memastikan

kelancaran

serta

kebersihannya

khususnya

harus

diperhatikan drum pengaduk.

i. Penanganan, pengecoran dan pemadatan beton


Penanganan Beton
Dalam penanganan beton, keterlambatan harus diperkecil dan beton
harus dijaga supaya tidak mongering atau terjadi pemisahan. Jika
pekerjaan tertunda untuk jangka waktu lama, harus dipikirkan
pemakaian set retarder (memperlambat pengerasan) dalam campuran
dan diambil langkah agar beton dalam keadaan dingin selama masa
tertundanya pekerjaan. Dalam hal apapun beton tidak boleh dicor ke
dalam acuan bila tingkat kemudahan pengerjaannya (workability) telah
hilang, yaitu slump asli telah banyak berkurang oleh pengeringan atau
pengerasan awal (initial setting), sebab ini dapat menghasilkan beton
berpori yang lemah. Air tidak boleh ditambahkan pada waktu
penanganan waktu penanganan sebab tidak dapat bercampur secara
efektif dan dapat memperlemah beton. Pemisahan (segregation)
adalah berpisahnya agregat kasar dari adukan beton (mortar). Untuk
mencegah pemisahan, langkah berikut harus diadakan :

Menjamin pengadukan dengan benar.

Pengangkutan tanpa benturan atau getaran berlebihan.

Pengecoran beton serapat mungkin pada posisi akhir dalam acuan,


jangan memaksanya mengalir kesamping dengan alat penggetar
(internal vibrator) yang berlebihan. Jika beton harus dipindahkan
dalam acuan pakailah sekop. Catatan : Suatu pengecualian adalah
beton yang dicor dalam zone angker dari gelagar pratekan post-

Kontrak Berbasis Kinerja Semarang - Bawen

33

tensioned dimana beton mungkin harus dicor bebas

dari

penula!1gan rapat dan dipindah mendatar untuk memungkinkan


pengawasan efektifterhadap pemadatan disekitar angker.

Memakai hopper dan talang penghecoran bertentuk pipa jika tinggi


jatuh 2 meter atau lebih.

Menghindari penuangan beton mengenai landasan tulangan


vertical.

Menjamin

sambungan

acuan

terekat

rapat

untuk

menghindari kehilangan air dan adukan.

Masukkan dan mengeluarkan penggetar (vibrator) internal secara


vertical.

Peralatan pengecoran beton


Pilihan peralatan tergantung pada kondisi dan persyaratan lapangan.
Harus diambil langkah untuk mengurangi pemisahan beton dan
pengeringan terlalu dini.Cara-cara paling lazim untuk pengecoran
adalah dengan ember kibble dan pompa beton. Beton dalam volume
yang sedikit dapat dicor oleh pekerja dengan menggunakan kereta
dorong dan atau tukang. Sistem talang yang paling besar lebih efektif
bila medan menungkinkan. Sudut kemiringan 25 hingga 30 derajat
adalah ideal untuk beton dengan slump 40 sampai 50 mm.Beton dapat
dicor secara tepat dan menerus dengan pompa yang digunakanoleh
tim yang terdiri dari dua orang yang pertama mengendalikan pompa
sedangkan yang kedua mengerahkan aliran dengan pekerjaan di
depan operator penggetar dan finisher beton. Pompa biasanya
merupakan unit yang lengkap yang dinaikan di atas truk dengan
kapasitas pengiriman berkisar antara 10 hingga 100 meter kubik per
jam. Pipa penyaluran pada umumnya terbuat dari baja atau karet
dengan penghubung yang mudah untuk dilepas.

Pengecoran beton dalam acuan


Sebelum pengecoran dimulai, acuah harus dibersihkan secara
menyeluruh dengan penyemprotan udara atau air untuk melepaskan
sisa-sisa bahan yang lepas. Mungkin perlu menyediakan lubang

Kontrak Berbasis Kinerja Semarang - Bawen

34

sementara untuk membersihkan dasar acuan guna memungkinkan


pembersihan dengan baik. Pengecoran harus diawasi dengan hati-hati
menjamin bahwa acuan dan tulangan tidak rusak atau perpindahan
tempat, dan juga beton tidak terpisah. Bila beton dicor dalam acuan
vertical

untuk

kolom

dan

dinding,

tingkat

pengecoran

harus

dikendalikan dengan hati-hati untuk menjamin bahwa tingkat itu tidak


melebihi tingkat dalam desain acuan.

Pemadatan beton
Maksud pemadatan beton adalah untuk memastikan bahwa diperoleh
kepadatan maksimum dan bahwa kontak menyeluruh antara beton
dengan permukaan baja penulangan dan acuan dapat dicapai.
Pemadatan menyeluruh sangat penting karena menghasilkan

Kekuatan maksimum

Beton yang pad at dan kedap air.

Pembentukan sudut dengan baik.

Penampilan permukaan yang baik.

Ikatan yang baik dengan penulangan baja, dan

Selimut (penutup) beton yang padat pada penulangan baja.

Tindakan pencegahan untuk pengecoran beton dalam cuaca


panas
Suhu

tinggi

menyebabkan

percepatan

hidrasi

semen

yang

mengakibatkan berkurangnva waktu untuk pengerasan. Air juga hilang


oleh penguapanterutama dalam keadaan banyak angin. Hal ini
mengakibatkan hilangnya kemudahan pengerjaan (workability) beton
dan

selanjutnya

mempersulit

pengecoran,

pemadatan

dan

penyelesaian. Hal ini akan menghasilkan beton berpori yang lemah


dan timbulnya retakan akibat penyusutan. Penyemprotan lapisan tipis
dapat memperlambat pengtlapan dan memungkinkan pekerjaan
penyelesaian dilakukan dalam waktu yang lebih lama. Jika suhu
sekeliling mungkin melampaui 32 C, sebagaian atau semua tindakan

Kontrak Berbasis Kinerja Semarang - Bawen

35

pencegahan berikut harus diambil untuk mencegah pengerasan beton


lebih awal :

Pengecoran beton dilakukan pada waktu suhu udara setempat

kemungkinan dibawah 32 C (pada pagi hari atau di waktu malam,


terutama untuk pengecoran pelat lantai).

Melindungi timbunan agregat dari panas matahari.

Menyemprot timbunan agregat kasar dengan air.

Penambahan pecahan es sebagai pengganti air campuran.

Penyuntikan nitrogen cair kedalam campuran pada waktu


campuran berada di dalam pengaduk.

Pembungkusan atau penanaman pipa persediaan air.

Pengecatan tanki air dengan cat putih.

Pendinginan penulangan dan acuan dengan semprotan air.

Melindungi daerah kerja dan tanki air dari panas matahari.

Pembuatan penahan angina.\Mengurangi waktu untuk pengecoran


dan penyelesaian.

Menutupi pekerjaan yang sudah selesai tanpa ditunda-tunda.

Segera dimulai perawatan.

Beton tidak boleh dicor pada pekerjaan bila :

Suhu udara ditempat di atas 35oC.

Suhu udara setempat mungkin akan melampaui 35oC dalam waktu


2 jam setelah pengecoran.

j. Perawatan beton
Tujuan perawatan adalah menahan kelembaban di dalam beton pada
waktu semen berhidrasi, oleh karena itu usahakan tercapainya
kekuatan

struktur

yang

diinginkan

dan

tingkat

kekedapan

(impermeabilitas) yang disyaratkan untuk ketahanannya. Permukaan


beton yang tidak dirawat akan terkikis lebih cepat dari pada yang
dirawat, dan dalam lingkungan agresif, permeabilitas tinggi dapat
menyebabkan berkaratnya penulangan. Perawatan yang kurang dapat
menyebabkan pula penyusutan beton lebih banyak. Setelah beton
dicor dan dipadatkan, beton harus dilindungi serta dirawat dengan
Kontrak Berbasis Kinerja Semarang - Bawen

36

memadai sesuai dengan syarat-syarat teknik. Semua sifat-sifat beton


seperti kekuatan, kerapatan air, ketahanan terhadap aus dan stabilitas
volume meningkat sesuai dengan umur beton selama terdapat kondisi
yang memadai untuk hidrasi yang berlanjut dari semen.
Peningkatan itu berlangsung dengan cepat pada umur awal tetapi
berlanjut dengan lebih lambat untuk suatu masa yang tidak ditentukan.
Dua kondisi diperlukan :

Adanya kelembaban.

Suhu yang memadai

Beton dapat dipelihara kelembabannya dengan beberapa cara


perawatan yaitu :

Cara yang memberikan tambahan kelembaban pada permukaan

beton pada waktu masa pengerasan awal. Cara-cara ini termasuk


menggenangi, menyiram dan menutupi dengan penutup basah
(misalnya karung, tanah, pasir, atau jerami).

Cara-cara yang mencegah kehilangan kelembaban dari beton

dengan menutupi permukaan. Hal ini dapat dilakukan dengan kertas


tanah air, lembaran plastic, cairan pembentuk dan menutupi dengan
penutup basah (misalnya karung, tanah, pasir, atau jerami).

Perawatan suhu tinggi, misalnya perawatan uap dan auto cleaving.


Suhu tinggi mempercepat reaksi kimia dan kelembaban diberikan
oleh uap atau dipertahankan oleh ruangan auto clave.
Perawatan harus dilanjutkan tanpa gangguan selama mungkin
paling sedikit untuk masa yang disyaratkan (umumnya 7 hari),
dimulai dari saat beton telah diberi penyelesaian awal.

k. Pengujian beton
Pengujian pengendalian mutu beton harus dilaksanakan menurut cara
pengujian AASHTO yang sesuai dalam syarat-syarat teknik. Selain
pengujian komponen baha beton, beton diuji pada waktu pembuatan
untuk konsistensi dan kemudahan pengerjaan (workability), dan
setelah mengeras untuk kekuatan tekan serta sifat-sifat lain. Penelitian
visual oleh pengawas, pada beton yang dikirim ke lokasi sangat
Kontrak Berbasis Kinerja Semarang - Bawen

37

penting untuk mendeteksi kesalahan dalam batching. Perubahan yang


tampak harus segera dilanjutkan dengan pengujian slump dan
pembuatan silinder pengujian tambahan jika dianggap perlu.

Pengujian slump
Kemudahaan pengerjaan (workability), dan setelah mengeras untuk
kekuatantekan serta sifat-sifat lain. Penelitian visual oleh pengawas,
pada beton yang dikirim ke lokasi sangat penting untuk mendeteksi
kesalahan dalam batching. Perubahan yang tampak harus segera
dilanjutkan dengan pengujian slump dan pembuatan silinder pengujian
tambahan jika dianggap perlu.

Pengujian slump
Pengjuian slump dari beton yang baru dicampur merupakan cara
utama

untuk

meneliti

konsistensi

dan

kemudahan

pengerjaan

(workability). Pengujian slump harus dilakukan pada campuran


percobaan dan suatu kisaran (range) slump yang dapat diterima harus
ditentukan pada saat itu. Pengujian slump harus dilakukan pada tiap
batch beton yang disediakan oleh pengaduk transit sebelum dicor pada
acuan. Jika slump terlalu tinggi atau terlalu rendah, penyebabnya harus
dicari dan diperbaiki. Beton dengan slumpdi luar kisaran (range) yang
ditentukan harus ditolak.

Pengujian kekuatan tekan


Pengujian kuat tekan yang mengeras diperlukan pada waktu
pelaksanaan untuk menjamin bahwa asumsi desain untuk kekuatan
tekan dipenuhi. Jumlah benda uji hang harus diambil dari tiap tuangan
beton harus sesuai dengan syarat-syarat teknik. Benda uji yang harus
diambil dari talang tuang (discharge chute) dari pengaduk atau truk.
Benda uji tidak boleh diambil dari bagian perempat (quarter) pertama
atau terakhir dari beton dalam pengaduk atau truk. Benda uji harus
didapatkan dengan hati-hati, diselesaikan, dan ditandai dengan jelas
untuk identifikasi lebih lanjut dengan batch serta truk, dan lokasi beton
yang diwakili oleh benda uji itu. Benda uji harus diusahakan tetap
Kontrak Berbasis Kinerja Semarang - Bawen

38

lembab sampai sebelum pengujian. Benda uji boleh dikeluarkan dari


acuan (demoulded) setelah 18 jam, jika perlu, dan diangkut secara
hati-hati ke lab pengujian dalam keadaan masih tertutup dengan
karung bawah atau dibungkus plastic untuk mencegah pengeringan.
Waktu Pengujian
Biasanya diterimanya beton dihubungkan dengan kekuatan 28 hari.
Akan tetapi oleh karena urutan pelaksanaan berlangsung dalam waktu
yang singkat, dan pengecoran lebih lanjut akan disambung pada beton
yang ada kurang dari 28 hari setelah pengecoran sebelumnya,
pengujian tambahan yang lebih awal dari 28 hari mungkin diperlukan.
Pengawas pelaksanaan harus mengusahakan bahwa tiap bagian
beton mempunyai kekuatan dan mutu yang memadai sebelum
dibangun di atasnya oleh bagian beton yang lain, karena itu
menyebabkan langkah perbaikan sukar dilaksanakan bilamana kelak
ditemukan beton dengan kekuatan kurang (understrength). Dalam hal
demikian pengawas pelaksana harus menentukan, dengan pengujian
sebelumnya, kurva peningkatan kekuatan terhadap waktu mutu beton
yang dipakai sehingga penilaian perbandingan dapat dilakukan pada
waktu kurang dari 28 hari.

Penerimaan dan penolakan


Beton adalah bahan dengan kekuatan variable, dan cara normal untuk
menyatakan kekuatan yang perlu adalah 95 persen atau kekuatan
karakteristik yaitu kekuatan, dimana 95% dari semua pengujian akan
melampaui kekuatan yang disyaratkan (dan 5% akan dibawah
kekuatan yang disyaratkan). Kekuatan yang ditargetkan dipilih
berdasarkan derajat pengendalian mutu yang diharapkan pada bahan
dan penangan beton di lapangan. Syarat-syarat teknik harus diteliti
untuk pedoman mengenai pilihan devisa standar dan kekuatan yang
menyebabkan penolakan terhadap beton.

Kontrak Berbasis Kinerja Semarang - Bawen

39

l. Quality Assurance
Jaminan mutu memerlukan perubahan structural terhadap metode
supervise. Juga diperlukan supervise yang permanent standarisasi test
dan pengetesan (termasuk kekerapan pengetesan) serta criteria untuk
penaksiran (termasuk toleransi yang diijinkan). Diperlukan pula
guideline yang spesifik untuk supervisor dan client atua pihak ketiga
(seperti konsultan atau team audit teknis).
Aspek lain yang sangat mempengaruhi mutu akhir pekerjaan
konstruksi ialah kecermatan rancangan. Rancangan yang dibuat
berdasarkan dana yang tersedia dan/atau berdasarkan survey yang
tidak akurat cenderung mendapatkan lebih banyak masalah mutu
dibandingkan dengan rancangan yagn secara akurat mewakili
kebutuhan-kebutuhan dilapangan. Pada format kontrak saat ini,
supervisor harus membuktikan bahwa pekerjaan kontraktor mengikuti
standard. Persyaratan testing dan kekerapannya pada dasarnya berarti
pergeseran tanggung jawab yaitu : kontraktor harus membuktikan
bahwa pekerjaan itu dilakukan menurut spesifikasinya, bukannya
supervisor harus membuktikanbahwa pekerjaan ada di bawah
standard.

m. Diagram Alir Pekerjaan Fisik


Untuk memperjelas suatu gambaran dari tugas dan kewajiban
supervise sehubungan dengan aktivitas dari proyek ini, maka dibuat
suatu bagan alir (diagram alir).

Kontrak Berbasis Kinerja Semarang - Bawen

40

Koordinasi proyek

Survei, verifikasi data, pengendalian


kerja

Inspeksi lapangan

Memeriksa dan menyetujui


metode dan jadwal
pelaksanaan konstruksi
kontraktor

Tinjauan dokumen
lelang dan collecting
data

Kelengkapan kontraktor

Pemeriksaan penyerahan
pekerjaan
Pengujian laboratorium

Memeriksa stacking out/pengukuran


Memeriksa dan menyetujui
daftar peralatan,
fasilitascamp,lokasi AMP,

Pengukuran kuantitas

Memeriksa dan menyetujui metode


konstruksi

Rekomendasi usulan pelaksanaan


Proses perubahan
rencana jika diperlukan
penyesuaian dan revisi
rencana

Record kondisi cuaca

Memeriksa dan
rekomendasi personil utama
kontraktor

Contract change order bila ada

Addendum kontraktor bila ada

Persiapan keseluruhan yang


diperlukan, gambar tambahan
untuk kerja kontraktor yang
disetujui employer

Memeriksa dan menyetujui As


Built drawing yang dibuat
kontraktor

Memeriksa dan menyetujui

Memeriksa dan menata


metodologi kualitas dan
kuantitas

Rekomendasi lain jika ada

Membantu employer untuk


memeriksa dan menyelesaikan
problem utama untuk mencegah
yang tidak perlu dari kontraktor
Reporting
Mendapatkan dan memelihara segala jaminan yang diperlukan : material, peralatan
Pembayaran Termiyn
Catatan kondisi yang tidak pasti di lapangan dan mencegah kelambatan
Pengawasan kemajuan
Mengarahkan kepada kontraktor
Menghindari / memeriksa claim kontraktor
GAMBAR 1. FLOWCHART AKTIVITAS SUPERVISI

Dapatkah pekerjaan dimulai?

Dapatkah pekerjaan dimulai?

Pekerjaan masa pemeliharaan

Laporan Akhir

Dapatkah pekerjaan dimulai?

Tidak

Dapatkah pekerjaan
dimulai?

Ya

OK

Diperlukan Penanganan
Pemecahannya
GAMBAR 2

FLOWCHART LANGKAH - LANGKAH CARA MENGONTROL UNTUK AKTIVITAS YANG AKAN DIMULAI

Pekerjaanyangseharusnyasudah
dimulai
ApakahPekerjaanini
SesuaiSchedul
Mulainya?

KenapaTidakDimulai?Apa
PenangguhannyaDapatDikejar?

Tidak

Ya

Tidak

BerapaLamaDitangguhkan?
AdaFloat?

Ya

OK

OK
BerapaLamaTerlambat?Kenapa?
ApaPrestasinyaSampaiWaktu
KontrolTercapai?

Tangani

Tidak

Ya

OK

ApaPrestasinyaBisa
Dikejar?

Tidak

Ya

OK

BerapaLama
PerpanjanganAdaFloat?

Tangani

GAMBAR3.FLOWCHARTLANGKAHLANGKAHCARAMENGONTROLPEKERJAANYANGSEHARUSNYA
SUDAHMULAI

PekerjaanSeharusnyaSelesai

Tidak

SisaWaktuSamapi
Selesai?AlasanKeterlambatan?

Ya

OK

DiperlukanPenanganan

GAMBAR4
FLOWCHARTLANGKAHLANGKAHCARAMENGONTROLUNTUKAKTIVITASYANG
SEHARUSNYASUDAHSELESAI

PENGAWAS/PROYEK

KONTRAKTOR
SurveyLokasiSumberBahan

PenentuanSumberBahan

PermohonanPemakainBahan

PemeriksaanMutuBahan

PeriksaMutuBahan
ProsesPengelolaanMaterial

ProsesPenyiapanRumusanKerja

JMF

PelaksanaanPekerjaan

PengujianMutu

MutuSesuaiSpec.

PenangananPerbaikan

PersetujuanMutuHasilPekerjaan

DokumentasiMutuHasil
Pekerjaan

GAMBAR6.PENGENDALIANMUTUDALAMPEKERJAANPENGAWASAN

PENGAWAS/PROYEK

KONTRAKTOR
Survey

ShopDrawing

Pemasokan

IjinPelaksanaan
Periksa
VolumeRencana

Pengawasan

PelaksanaanPekerjaan

PemohonanPemeriksadan
PengukuranPekerjaan

DiperiksaTeamPengawas

Pengawasan

PengukuranVolumePekerjaan

EvaluasiTeamPengawas

SesuaiVoleme
Rencana

Dapat
Dipertanggung
JawabSecara

LebihDariVolumeRencana(Tidak
Diterima/Dibayar

BA.HasilPengukuran

KonsepTermyn

DiperiksaKonsultan

Termyn

GAMBAR7.PENGENDALIANVOLUMEPEKERJAAN

Kontraktor

KonsultanPengawas

PemberiTugas

Persetujuan

Termyn

SiteEngineer

PemimpinProyek

PembayaranTermyn

BackUpQuantity
BackUpQuality
GAMBAR8:FLOWCHARTPROSEDURSERTIFIKASITERMYN

TahapAwal
1.DokumenKontrak
2.GambarRencana
3.StrukturOrganisasi
4.BukuDireksi

TahapPelaksanaan
1.TimeSchedule
2.Mco
3.Request&ShopDrawing
4.QuantitySheet
5.LaporanHarian
6.LaporanMingguan
7.RisalahRapat
8.BA.OpnamePekerjaan
9.RecordCuaca
10.PotoDokumentasi
11.ChangeOrder
12.Addendum
13.QualityControl
14.As.BuiltDrawing

TahapPembayaran
1.Termyn
2.BackupQuantity
3.BackupQualityControl

PHO
1.BeritaAcaraPHO
2.AdministrasiKantor
3.Mutu(Pengujian)
4.Mutu(Dimensi)
5.Defect&Deficiensies

GAMBAR9:ADMINISTRASIPROYEKPERIODEPELAKSANAANFISIK

FHO
BeritaAcaraFHO

You might also like