Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
2.
3.
Bentuk Spiral
Media adalah suatu bahan atau susunan bahan yang terdiri dari nutrisi atau zat-zat
makanan yang digunakan untuk menumbuhkan mikroba (bakteri). Media pertumbuhan atau
pembiakan diperlukan untuk mempelajari sifat bakteri untuk dapat mengadakan identifikasi,
determinasi, atau diferensiasi jenis-jenis yang ditemukan.
Medium pembiakan yang digunakan untuk mengembangbiakkan bakteri di laboratorium
dapat dibedakan menjadi tiga yaitu; medium pembiakan dasar, medium pembiakan penyubur,
medium pembiakan selektif, dan cara mendapatkan biakan murni.
Di alam Mikroba atau bakteri lebih sering ditemukan dalam bentuk koloni dan bersama-sama
dengan mikroba yang lain. Oleh karena itu, dalam mempelajarinya, bakteri harus diambil dari
alam lalu diisolasikan dalam suatu biakan murni. Biakan murni adalah biakan yang hanya berisi
1 jenis bakteri.
Dalam pengisolasian bakteri ada beberapa macam cara yaitu; cara pengenceran, cara penuangan,
cara penggesekan atau penggoresan, cara penyebaran, cara pengucilan 1 sel, dan cara inokulasi
pada hewan.
Bakteri adalah makhluk hidup yang sangat kecil dan hanya dapat dilihat dengan mikroskop. Ini
berarti pula bahwa bakteri cukup tipis sehingga tembus cahaya. Akibatnya pada mikroskop tidak
tampak jelas dan sukar untuk melihat bagian-bagiannya. Sehingga untuk mengatasi hal tersebut
maka perlu dilakukan pengecatan atau pewarnaan pada tubuh bakteri tersebut.
Pengecatan bakteri sudah dilakukan sejak permulaan berkembangnya mikrobiologi
dipertengahan abad ke-19 oleh Louis Pasteur dan Robert Koch. Pada umumnya, ada dua macam
zat warna yang sering digunakan, yaitu sebagai berikut:
1.
Zat warna yang bersifat asam; komponen warnanya adalah anion, biasanya dalam bentuk
garam natrium.
2.
Zat warna yang bersifat alkalis; dengan komponen warna kation, biasanya dalam bentuk
klorida.
Setelah dilakukan pengecatan maka di dalam tubuh bakteri akan terjadi proses pertukaran ion-ion
zat warna dengan ion-ion protoplasma (misalnya asam nukleat) bakteri. Pada umumnya, larutanlarutan zat warna yang digunakan adalah larutan encer, jarang lebih dari 1 %. Larutan encer yang
dibiarkan berkontak agak lama dengan bakteri bekerja lebih baik dari larutan pekat dengan
waktu yang singkat. Adapun pewarnaan terdiri dari pewarnaan sederhana, gram, BTA, neisser,
spora, dan kapsul.
Namun ada pewarnaan yang sering dilakukan untuk identifikasi bakteri. Pewarnaan itu disebut,
pewarnaan gram. Pewarnaan gram merupakan pewarnaan differensial yang sangat berguna.
Karena Selain untuk melihat bentuk, pewarnaan ini juga bertujuan untuk mengetahui sifat dari
bakteri. Sehingga dengan pewarnaan ini, maka dapat dibedakan antara bakteri Gram Positif
dengan bakteri Gram negative.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
dengan Cyanobacteria pada grup 20. Pembagian ini berdasarkan bentuk, sifat gram, kebutuhan
oksigen, dan apabila tidak dapat dibedakan menurut ketiganya maka dimasukkan ke dalam
kelompok khusus.
1.
a.
1.
a.
1)
2)
Aerobik:Bacillus,Sporolactobacillus,Sporosarcina,thermoactinomyces
Anaerobik: Clostridium, Desulfotomaculum, Oscillospira.
b.
a.
Campylobacter,
Bdellovibrio, MicrocyclusPelosigma.
b.
Spirochaeta
Media pembiakan dasar adalah media pembiakan sederhana yang mengandung zat-zat yang
umum diperlukan oleh sebagian besar mikroorganisme, dan dipakai juga sebagai komponen
dasar untuk membuat medium pembiakan lain.
2.
mempersubur pertumbuhan bakteri tertentu, yang pada media pembiakan dasar tidak dapat
tumbuh dengan baik. Untuk keperluan ini ke dalam media pembiakan dasar sering ditambahkan
darah, serum, cairan tubuh, ekstrak hati, otak, dan sebagainya.
3.
Media pembiakan selektif digunakan untuk menyeleksi bakteri yang diperlukan dari campuran
dengan bakteri-bakteri lain yang terdapat dalam bahan pemeriksaan. Dengan penambahan zat-zat
tertentu bakteri yang dicari dapat dipisahkan dengan mudah. Media pembiakan ini berdasrkan
pada sifat kerjanya, dapat dibedakan dalam:
Medium pembiakan selektif dalam pemakaiannya diberi bermacam-macam bentuk yang sesuai
dengan tujuannya, yaitu sebagai berikut:
a. Bentuk media cair; Pada media cair, bahan-bahan gizi dilarutkan dalam air sehingga
pertumbuhan bakteri ditandai dengan perubahan warna media menjadi keruh, semakin banyak
bakteri tumbuh akan semakin keruh larutan.
b. Bentuk media padat; Media padat dibuat dengan penambahan bahan pengeras (agar-agar atau
gelatin) pada campuran bahan gizi dan air. Biasanya digunakan agarosa yang memiliki sifat cair
pada suhu 95C tetapi berbentuk padat pada suhu dibawah 50C. Dengan kondisi inkubasi
yang sesuai bakteri dapat tumbuh dan berkembang dalam jumlah yang banyak sehingga dapat
dilihat tanpa menggunakan mikroskop (koloni). Pertumbuhan bakteri membentuk kelompok
yang terdiri dari satu jenis bakteri yang disebut koloni, dengan kata lain dalam satu koloni adalah
bakteri yang sama genus dan spesiesnya memiliki karakteristik gen dan fenotip yang sama.
Pembiakan bakteri yang terdiri dari satu macam koloni yang seragam disebut dengan pembiakan
murni.
Berikut bentuk-bentuk media padat:
Bentuk tegak, dibekukan dalam keadaan tegak dalam tabung. Bila konsentrasi agarnya
dikurangi menjadi - % menjadi medium setengah padat yang digunakan untuk pemeriksaan
gerak bakteri.
4.
Untuk menegakkan diagnosis bakteriologis sebaiknya biakan bakteri berada dalam keadaan
murni atau tidak tercampur dengan bakteri-bakteri lain. Biakan murni diperlukan untuk
mempelajari cirri-ciri koloni, sifat-sifat biokimia, morfologi, reaksi pengecatan, reaksi
imunologi, dan kerentanan bakteri terhadap zat antibakteri.
- Bahan-bahan media pertumbuhan
1. Bahan dasar
a. Air (H2O) sebagai pelarut
b. Agar (dari rumput laut) yang berfungsi untuk pemadat media.
c. Gelatin adalah polimer asam amino yang diproduksi dari kolagen.
d. Silica gel, yaitu bahan yang mengandung natrium silikat. Fungsinya juga sebagai pemadat
media.
2. Nutrisi atau zat makanan
a. Nikroba dapat menggunakan sumber N anorganik seperti urea. Media harus mengandung
unsur-unsur yang diperlukan untuk metabolisme sel yaitu berupa unsur makro seperti C, H, O, N,
P; unsur mikro seperti Fe, Mg.
b. Sumber karbon dan energi yang dapat diperoleh berupa senyawa organik atau anorganik sesuai
dengan sifat mikrobanya.
c. Sumber nitrogen mencakup asam amino, protein atau senyawa bernitrogen lain dan sejumlah
vitamin.
3. Bahan tambahan
Bahan-bahan tambahan yaitu bahan yang ditambahkan ke medium dengan tujuan tertentu,
misalnya phenol red (indikator asam basa), antibiotic.
1.
Cara pengenceran
Cara pengenceran yaitu dengan mengencerkan misalnya 1 ose bakteri dengan air. Lalu hasil
pengenceran tersebut diencerkan lagi dengan beberapa ketentuan. Hal ini bertujuan untuk
mengurangi konsentrasi bakteri(Barazandeh,2008).Cara ini pertama-tama dilakukan oleh Lister
dalam tahun 1865. Ia berhasil memiara murni Streptococcus lactis yang diisolasikannya dari susu
yang sudah masam.
o Suatu sampel dari suatu suspensi yang berupa campuran bermacam-macam spesies diencerkan
dalam suatu tabung tersendiri.
o Dari enceran ini kemudian diambil 1 ml untuk diencerkan lagi. Dan dari pengenceran yang
kedua ini diambil 1 ml untuk diencerkan lebih lanjut.
o Jika dari pengenceran yang ketiga ini diambil 0,1 ml untuk disebarkan pada suatu medium
padat, kemungkinan besar kita akan mendapatkan beberapa koloni tumbuh dalam medium
tersebut, tetapi mungkin juga kita hanya memperoleh satu koloni saja.
Dalam hal yang demikian ini kita memperoleh satu koloni murni, dan selanjutnya spesies ini
dapat kita jadikan biakan murni. Kalau kita belum yakin, bahwa koloni tunggal yang kita peroleh
itu murni, kita dapat mengulang pengenceran dengan menggunakan koloni ini sebagai sampel.
2.
Cara Penuangan
Cara ini pertama dilakukan oleh Robert Koch (1843 1905), yaitu dengan mengambil sedikit
sampel campuran bakteri yang sudah diencerkan, dan sampel ini kemudian disebarkan di dalam
suatu medium dari kaldu dan gelatin encer.
Teknik ini memerlukan agar yang belum padat (>45oC) untuk dituang bersama suspensi bakteri
ke dalam cawan petri lalu kemudian dihomogenkan dan dibiarkan memadat. Hal ini akan
menyebarkan sel-sel bakteri tidak hanya pada permukaan agar saja melainkan sel terendam agar
(di dalam agar) sehingga terdapat sel yang tumbuh dipermukaan agar yang kaya O2 dan ada
yang tumbuh di dalam agar yang tidak banyak begitu banyak mengandung oksigen. Adapun
prosedur kerja yang dilakukan adalah sebagai berikut :
a.
Siapkan cawan steril, tabung pengenceran yang akan ditanam dan media padat yang masih
cair (>45oC)
b.
c.
Tuangkan media yang masih cair ke cawan kemudian putar cawan untuk
3.
Cara Penggoresan
Cara penggoresan bertujuan bertujuan untuk mengisolasi mikroorganisme dari campurannya atau
meremajakan kultur ke dalam medium baru. Isolasi bakteri dengan cara ini terbagi menjadi tiga
yaitu :
a.
goresan sinambung
Cara kerja :
o Ambil 1 ose suspensi bahan yang mengandung bakteri atau campuran bakteri secara aseptik.
o Sentuhkan ose pada media agar dan gores secara kontinyu sampai setengah permukaan agar.
o Jangan pijarkan ose, lalu putar cawan 180oC lanjutkan goresan sampai habis.
Goresan sinambung umumnya digunakan bukan untuk mendapatkan koloni tunggal, melainkan
untuk peremajaan ke cawan atau medium baru.
b.
goresan T
Cara kerja :
o Bagi cawan menjadi 3 bagian menggunakan spidol marker
o Ambil 1 ose suspensi bahan yang mengandung bakteri atau campuran bakteri secara aseptik.
o Inokulasi daerah 1 dengan streak zig-zag
o Panaskan ose dan tunggu dingin, kemudian lanjutkan streak zig-zag pada daerah 2 (streak
pada gambar). Cawan diputar untuk memperoleh goresan yang sempurna
o Lakukan hal yang sama pada daerah 3.
c.
Cara kerja :
Hampir sama dengan goresan T, namun berpola goresan yang berbeda yaitu dibagi empat.
Daerah 1 merupakan goresan awal sehingga masih mengandung banyak sel
mikroorganisma.Goresan selanjutnya dipotongkan atau disilangkan dari goresan pertama
sehingga jumlah semakin sedikit dan akhirnya terpisah-pisah menjadi koloni tunggal.
4.
Cara Penyebaran
Spread plate adalah teknik menanam dengan menyebarkan suspensi bakteri di permukaan agar
diperoleh kultur murni. Adapun prosedur kerja yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :
o Ambil suspensi cairan sebanyak 0,1 ml dengan pipet ukur kemudian teteskan diatas
permukaan agar yang telah memadat.
o Batang L atau batang drugal diambil kemudian disemprot alkohol dan dibakar diatas bunsen
beberapa saat, kemudian didinginkan dan ditunggu beberapa detik.
o Kemudian disebarkan dengan menggosokannya pada permukaan agar supaya tetesan suspensi
merata, penyebaran akan lebih efektif bila cawan ikut diputar.
o Hal yang perlu diingat bahwa batang L yang terlalu panas dapat menyebabkan sel-sel
mikroorganisme dapat mati karena panas.
Media padat dibuat dengan penambahan bahan pengeras ( agar-agar atau gelatin )pada campuran
bahan gizi dan air. Pertumbuhan bakteri pada media padat ditandai ditandai dengan terbentuknya
koloni pada media. Pada semua medium pembiakan padat umumnya baik yang berbentuk
lempeng ataupun miring perlu diperhatikan:
Koloni-koloni biasanya menonjol dari permukaan medium pembiakan, dan sifat penonjolan ini
dapat berbentuk titik-titik, bulat, berbenang, tak-teratur, serupa akar, dan kumparan.
1.
Ukuran Koloni
Rupa Koloni
Rupa koloni dapat seperti sebuah titik bulat, tidak rata, miseloid, berfilamen, atau rizoid.
3.
Permukaan Koloni
Permukaan koloni dapat halus, kasar, rata, datar, timbul datar, melengkung, cembung, membukit,
dan serupa kawah.
4.
Tepi Koloni
Lebih ke dalam dari tepi struktur koloni dapat berbentuk amorf, bergranula halus atau kasar,
berfilamen, keriting, atau konsentris.
6.
Warna Koloni
Koloni dapat berwarna kuning, merah, hijau, tengguli, berfluoresensi, dan lain-lain.
7.
Bau Koloni
Ada koloni yang berbau khas atau berbau menyerupai bau benda lain, atau tidak berbau
samasekali.
8.
Kepadatan Koloni
Pada medium pembiakan penyubur, khususnya uyang ditambah darah, harus diperhatikan
perubahan yang terjadi pada medium. Pada medium pembiakan darah ditemukan kemungkinankemungkinan sebagai berikut :
1.
2.
3.
berwarna merah). Bakteri yang memperlihatkan reaksi semacam ini dinamakan bakteri Gram
Negatif.
Atas dasar pengecatan Gram ini di dunia bakteri dibagi dalam dua golongan besar, yaitu
bakteri Gram Positif dan bakteri Gram Negatif.
Pewarnaan gram merupakan pewarnaan differensial yang sangat berguna. Selain untuk melihat
bentuk, pewarnaan ini juga bertujuan untuk mengetahui sifat dari bakteri. Sehingga dengan
pewarnaan ini, maka dapat dibedakan antara bakteri Gram Positif dengan bakteri Gram
negative. Bakteri Gram Positif berwarna Ungu yang disebabkan kompleks zat warna CGV,
sedangkan bakteri Gram Negatif berwarna merah yang disebabkan oleh warna kedua yaitu Air
Fuchsin.
Perbedaan pada tahap pewarnaan gram disebabkan oleh:
a.
Perbedaan struktur dinding sel bakteri garam positif dan gram negative, sehingga
menyebabkan perbedaan reaksi dalam permeabilitas zat warna dan penambahan larutan pemucat.
Sebagian besar dinding sel bakteri gram positif terdiri dari peptidoglikan, sedangakan sel bakteri
gram negative mempunyai kandungan lipida yang tinggi dibandingkan dibandingkan sel bakteri
gram positif. Lipida ini akan larut dalam alcohol dan aseton yang digunakan sebagai larutan
pemucat, sehingga pori-pori dinding sel membesar dan meningkatakan daya larut kompleks
Kristal violet-iodium pada dinding sel bakteri gram negatif
b.
BAB III
METODE KERJA
III.1 Alat
1.
Cawan Petri
11. Autoclave
2.
Erlenmeyer
12. Inkubator
3.
Pipet Tetes
4.
Gelas Ukur
5.
Neraca Analitik
6.
7.
Bunsen
17. Ose
8. Tabung Reaksi
9.
Objek Glass
10.
Mikroskop
1. Powder NA
2.
NaCl 0,9 %
5. Alkohol 96%
6. Safranin
3. CGV
4.
7. Aquadest
Lugol
III.2.2 Sampel
Sampel yang digunakan pada praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Koloni bakteri dari media NA.
III.3 Cara Kerja
Hari 1: Pembuatan media Nutrient Agar dengan langkah sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
Dilarutkan NA yang sudah ditimbang di dalam Erlenmeyer dengan aquadest 200 ml.
5.
6.
7.
8.
9.
2.
Ambil 1 ose suspensi bahan yang mengandung bakteri atau campuran bakteri secara
aseptik.
3.
Sentuhkan ose pada media agar dan gores secara kontinyu sampai setengah permukaan
agar.
4.
Jangan pijarkan ose, lalu putar cawan 180oC lanjutkan goresan sampai habis.
5.
6.
1.
2.
Dibebaskan objek Glass dari lemak dengan melewatkan di atas nyala api.
3.
4.
Koloni Bakteri diambil dengan menggunakan ose, ambillah secara acak. Dan leyakkan di
Dibuat suspensi bakteri dengan mencampur NaCl 0,9 % dengan koloni bakteri, hingga
homogen.
6.
7.
Dilakukan pewarnaan ,diawali dengan menggunakan CGV selama 3-5 menit, kemudian
9.
10. Dilakukan pewarnaan kedua dengan safranin selama 2-3 mrnit, kemudian dikeringkan.
11. Ditetesi sediaan dengan oil emersi. Dan preparat siap diamati di bawah mikroskop dengan
pembesaran objektif 100 kali.
BAB IV
HASIL dan PEMBAHASAN
IV.1 HASIL
Berdasarkan pengamatan ditemukan :
IV.2 Pembahasan
Dari hasil praktikum yang telah dilakukan selama 3 hari berturut-turut. Dimana hari pertama
dilakukan pembuatan media NA, diamana media NA merupakan media pengaya yang dapat
memperbanyak bakteri, baik yang ada dalam specimen maupun koloni-koloni bakteri. Jadi media
sangat baik untuk mengidentifikasi bakteri apa yang ditanam pada media, karena media ini tidak
menghambat pertumbuhan bakteri jenis apapun yang ada pada media.
Hari ke-2 adalah penanaman dan isolasi bakteri yang diambil dari sampel yang tidak diketahui
jenis bakteri apa. Pada saat penanaman dilakukan dengan metode goresan langsung. Goresan
pertama dirapat-rapatkan atau ditebalkan baru kemudian dijarang-jarangkan atau dibuat zig-zag.
Ini dilakukan untuk menghindari agar koloni bakteri yang satu dengan yang lainnya tidak saling
menumpuk. Isolasi bakteri bertujuan untuk memudahkan dalam mempelajari morfologi, sifat dan
kemampuan biokimiawinya.
Hari ke-3 dilakukan pengamatan pada media setelah di inkubasi pada suhu 370C selama 24 jam.
Koloni yang tumbuh menunjukkan cirri-ciri yaitu; putih, bulat, sedang- besar, cembung.
Kemudian dilakukan pewarnaan gram untuk menentukan morfologi dan sifat dari bakteri yang di
ambil dari koloni bakteri pada media NA. Dan setelah diidentifikasi dengan pewarnaan gram,
ditemukan bakteri berbentuk basil (batang) dengan sifat gram positif ( berwarna ungu ). Ini
disebabkan karena bakteri yang ada pada sampel menyerap warna pertama CGV dan mampu
mempertahankannya pada saat dilunturkan (decolorisasi) dengan alkohol 96%.
BAB V
KESIMPULAN dan SARAN
V.1 Kesimpulan
Media adalah suatu bahan atau susunan bahan yang terdiri dari nutrisi (zat-zat makanan) yang
digunakan untuk menumbuhkan bakteri. Penanaman dan isolasi bakteri pada media dilakukan
bertujuan untuk memudahkan dalam mempelajari morfologi, sifat dan kemampuan
biokimiawinya. Merapatkan goresan pada saat memulai penggoresan bertujuan agar dapat
menghasilkan koloni bakteri yang tidak menumpuk. Pewarnaan gram dlakukan untuk
menentukan morfologi dan sifat dari bakteri yang di ambil dari koloni bakteri.
V.2 Saran
Adapun saran yang ingin disampaikan praktikan melalui laporan adalah sebagai berikut :
1.
2.
3.
Memperhatikan reagen yang akan digunakan.masih dapat diguanakan atau suadah rusak.
4.
5.