You are on page 1of 20

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Bakteri berasal dari kata Latin bacterium (jamak, bacteria), adalah kelompok terbanyak dari
organisme hidup. Sehingga dalam kehidupan sehari-hari kita sering kali berinteraksi dengan
bakteri. Bakteri pertama kali ditemukan oleh Anthony van Leeuwenhoek pada 1674 dengan
menggunakan mikroskop buatannya sendiri. Bakteri dapat dibedakan berdasarkan bentuknya
yaitu :
1.

Bentuk Coccus ( bulat )

2.

Bentuk Basil ( batang )

3.

Bentuk Spiral
Media adalah suatu bahan atau susunan bahan yang terdiri dari nutrisi atau zat-zat

makanan yang digunakan untuk menumbuhkan mikroba (bakteri). Media pertumbuhan atau
pembiakan diperlukan untuk mempelajari sifat bakteri untuk dapat mengadakan identifikasi,
determinasi, atau diferensiasi jenis-jenis yang ditemukan.
Medium pembiakan yang digunakan untuk mengembangbiakkan bakteri di laboratorium
dapat dibedakan menjadi tiga yaitu; medium pembiakan dasar, medium pembiakan penyubur,
medium pembiakan selektif, dan cara mendapatkan biakan murni.
Di alam Mikroba atau bakteri lebih sering ditemukan dalam bentuk koloni dan bersama-sama
dengan mikroba yang lain. Oleh karena itu, dalam mempelajarinya, bakteri harus diambil dari
alam lalu diisolasikan dalam suatu biakan murni. Biakan murni adalah biakan yang hanya berisi
1 jenis bakteri.

Dalam pengisolasian bakteri ada beberapa macam cara yaitu; cara pengenceran, cara penuangan,
cara penggesekan atau penggoresan, cara penyebaran, cara pengucilan 1 sel, dan cara inokulasi
pada hewan.

Bakteri adalah makhluk hidup yang sangat kecil dan hanya dapat dilihat dengan mikroskop. Ini
berarti pula bahwa bakteri cukup tipis sehingga tembus cahaya. Akibatnya pada mikroskop tidak
tampak jelas dan sukar untuk melihat bagian-bagiannya. Sehingga untuk mengatasi hal tersebut
maka perlu dilakukan pengecatan atau pewarnaan pada tubuh bakteri tersebut.
Pengecatan bakteri sudah dilakukan sejak permulaan berkembangnya mikrobiologi
dipertengahan abad ke-19 oleh Louis Pasteur dan Robert Koch. Pada umumnya, ada dua macam
zat warna yang sering digunakan, yaitu sebagai berikut:
1.

Zat warna yang bersifat asam; komponen warnanya adalah anion, biasanya dalam bentuk

garam natrium.
2.

Zat warna yang bersifat alkalis; dengan komponen warna kation, biasanya dalam bentuk

klorida.
Setelah dilakukan pengecatan maka di dalam tubuh bakteri akan terjadi proses pertukaran ion-ion
zat warna dengan ion-ion protoplasma (misalnya asam nukleat) bakteri. Pada umumnya, larutanlarutan zat warna yang digunakan adalah larutan encer, jarang lebih dari 1 %. Larutan encer yang
dibiarkan berkontak agak lama dengan bakteri bekerja lebih baik dari larutan pekat dengan
waktu yang singkat. Adapun pewarnaan terdiri dari pewarnaan sederhana, gram, BTA, neisser,
spora, dan kapsul.
Namun ada pewarnaan yang sering dilakukan untuk identifikasi bakteri. Pewarnaan itu disebut,
pewarnaan gram. Pewarnaan gram merupakan pewarnaan differensial yang sangat berguna.
Karena Selain untuk melihat bentuk, pewarnaan ini juga bertujuan untuk mengetahui sifat dari
bakteri. Sehingga dengan pewarnaan ini, maka dapat dibedakan antara bakteri Gram Positif
dengan bakteri Gram negative.

I.2 Maksud Praktikum


Maksud dari penyusunan laporan praktikum ini adalah untuk mengetahui dan memahami cara
pembuatan media, isolasi bakteri, pertumbuhan bakteri pada media padat dan pewarnaan gram.

I.3 Tujuan Praktikum


Tujuan dari praktikum yang dilakukan yaitu untuk membuat media pertumbuhan dan melihat
morfologi serta sifat bakteri dengan jalan isolasi bakteri dan pewarnaan gram.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Bakteri yang merupakan mikroba prokariotik uniselular, termasuk class Schizomycetes,


berkembang biak secara aseksual dengan pembelahan sel.Cara hidup bakteri ada yang dapat
hidup bebas, parasitic, saprofitik, pathogen pada manusia, hewan dan tumbuhnan. Habitatnya
tersebar luas di alam, dalam tanah, atmosfer ( sampai 10 km di atas bumi ), di dalam lumpur dan
di laut.
Berdasarkan klasifikasi artifisial yang dimuat dalam buku Bergeys manual of
determinative bacteriology tahun 1974, bakteri diklasifikasikan berdasarkan deskripsi sifat
morfologi dan fisiologi. Menurut Bergeys manual, bakteri dibagi menjadi 1 kelompok (grup),

dengan Cyanobacteria pada grup 20. Pembagian ini berdasarkan bentuk, sifat gram, kebutuhan
oksigen, dan apabila tidak dapat dibedakan menurut ketiganya maka dimasukkan ke dalam
kelompok khusus.
1.

Bakteri berbentuk kokus ( bulat )

a.

Bakteri kokus gram positif

Aerobik:Micrococcus, Staphylococcus, Streptococcus, Leuconostoc.


Anaerobik: Methanosarcina, Thiosarcina, Sarcina, Ruminococcus.
b.

Bakteri kokus gram negative

Aerobik: Neisseria, Moraxella, Acinetobacter, Paracoccus.


Anaerobik:Veillonella, Acidaminococcus, Megasphaera.

1.

Bakteri berbentuk batang.

a.

bakteri gram positif

1)

Bakteri gram positif tidak membenuk spora.


Aerobik:Lactobacillus, Listeria, Erysipelothrix, Caryophanon.

2)

Bakteri pembentuk endospora.

Aerobik:Bacillus,Sporolactobacillus,Sporosarcina,thermoactinomyces
Anaerobik: Clostridium, Desulfotomaculum, Oscillospira.

b.

Bakteri gram negative

1). Bakteri gram negative aerobik


Aerobik:Pseudomonas,Xanthomonas,Zoogolea,Gluconobacter,
Acetobacter,Azomonas,Beijerinckia,Derxia,Rhizobium,Agrobacterium,Alcaligenes,Brucella,Leg
ionella,Thermus.

2). Bakteri gram negative aerobic khemolitotrofik


Aerobik:Nitrobacter,Nitrospora,Nitrococcus,Nitrosomonas,Nitrosospira,Nitrosococcus,Nitroolob
us. Bakteri bakteri tersebut umumnya berperan dalam proses nitrifikasi si dalam tanah. .
2.

Bakteri berbentuk lengkung

a.

Bakteri gram negative spiril dan lengkung

Aerobic: Spirillum, Aquaspirillum, Azosprillum, Oceanospirillum,

Campylobacter,

Bdellovibrio, MicrocyclusPelosigma.
b.

Bakteri gram negatif lengkung. Anaerobic.

Anaerobik: Desulfovibrio, Succinivibrio, Butyrivibrio, Selenomonas. Bakteri Desulfovibrio


merupakan salah satu bakteri yang mampu mereduksi sulfat.
c.

Spirochaeta

Aerobik dan anaerobik: Spirochaeta, Cristispira, Treponema, Borrelia, Leptospira.

II.1 Media Pertumbuhan


Media adalah suatu bahan atau susunan bahan yang terdiri dari nutrisi atau zat-zat makanan yang
digunakan untuk menumbuhkan mikroba (bakteri). Media pertumbuhan atau pembiakan
diperlukan untuk mempelajari sifat bakteri untuk dapat mengadakan identifikasi, determinasi,
atau diferensiasi jenis-jenis yang ditemukan.
Media pembiakan yang digunakan untuk mengembangbiakkan bakteri di laboratorium
dapat dibedakan menjadi tiga yaitu; medium pembiakan dasar, medium pembiakan penyubur,
medium pembiakan selektif, dan cara mendapatkan biakan murni.
1.

Media Pembiakan Dasar;

Media pembiakan dasar adalah media pembiakan sederhana yang mengandung zat-zat yang
umum diperlukan oleh sebagian besar mikroorganisme, dan dipakai juga sebagai komponen
dasar untuk membuat medium pembiakan lain.
2.

Media Pembiakan Penyubur;


Media ini dibuat dari media pebiakan dasar dengan penambahan zat-zat lain untuk

mempersubur pertumbuhan bakteri tertentu, yang pada media pembiakan dasar tidak dapat
tumbuh dengan baik. Untuk keperluan ini ke dalam media pembiakan dasar sering ditambahkan
darah, serum, cairan tubuh, ekstrak hati, otak, dan sebagainya.
3.

Media Pembiakan Selektif

Media pembiakan selektif digunakan untuk menyeleksi bakteri yang diperlukan dari campuran
dengan bakteri-bakteri lain yang terdapat dalam bahan pemeriksaan. Dengan penambahan zat-zat
tertentu bakteri yang dicari dapat dipisahkan dengan mudah. Media pembiakan ini berdasrkan
pada sifat kerjanya, dapat dibedakan dalam:
Medium pembiakan selektif dalam pemakaiannya diberi bermacam-macam bentuk yang sesuai
dengan tujuannya, yaitu sebagai berikut:
a. Bentuk media cair; Pada media cair, bahan-bahan gizi dilarutkan dalam air sehingga
pertumbuhan bakteri ditandai dengan perubahan warna media menjadi keruh, semakin banyak
bakteri tumbuh akan semakin keruh larutan.
b. Bentuk media padat; Media padat dibuat dengan penambahan bahan pengeras (agar-agar atau
gelatin) pada campuran bahan gizi dan air. Biasanya digunakan agarosa yang memiliki sifat cair
pada suhu 95C tetapi berbentuk padat pada suhu dibawah 50C. Dengan kondisi inkubasi
yang sesuai bakteri dapat tumbuh dan berkembang dalam jumlah yang banyak sehingga dapat
dilihat tanpa menggunakan mikroskop (koloni). Pertumbuhan bakteri membentuk kelompok
yang terdiri dari satu jenis bakteri yang disebut koloni, dengan kata lain dalam satu koloni adalah
bakteri yang sama genus dan spesiesnya memiliki karakteristik gen dan fenotip yang sama.
Pembiakan bakteri yang terdiri dari satu macam koloni yang seragam disebut dengan pembiakan
murni.
Berikut bentuk-bentuk media padat:

Bentuk lempeng, dibekukan dalam pinggan petri.

Bentuk miring, dibekukan dalam keadaan miring dalam tabung.

Bentuk tegak, dibekukan dalam keadaan tegak dalam tabung. Bila konsentrasi agarnya

dikurangi menjadi - % menjadi medium setengah padat yang digunakan untuk pemeriksaan
gerak bakteri.

4.

Cara Mendapatkan Biakan Murni

Untuk menegakkan diagnosis bakteriologis sebaiknya biakan bakteri berada dalam keadaan
murni atau tidak tercampur dengan bakteri-bakteri lain. Biakan murni diperlukan untuk
mempelajari cirri-ciri koloni, sifat-sifat biokimia, morfologi, reaksi pengecatan, reaksi
imunologi, dan kerentanan bakteri terhadap zat antibakteri.
- Bahan-bahan media pertumbuhan
1. Bahan dasar
a. Air (H2O) sebagai pelarut
b. Agar (dari rumput laut) yang berfungsi untuk pemadat media.
c. Gelatin adalah polimer asam amino yang diproduksi dari kolagen.
d. Silica gel, yaitu bahan yang mengandung natrium silikat. Fungsinya juga sebagai pemadat
media.
2. Nutrisi atau zat makanan
a. Nikroba dapat menggunakan sumber N anorganik seperti urea. Media harus mengandung
unsur-unsur yang diperlukan untuk metabolisme sel yaitu berupa unsur makro seperti C, H, O, N,
P; unsur mikro seperti Fe, Mg.
b. Sumber karbon dan energi yang dapat diperoleh berupa senyawa organik atau anorganik sesuai
dengan sifat mikrobanya.

c. Sumber nitrogen mencakup asam amino, protein atau senyawa bernitrogen lain dan sejumlah
vitamin.

3. Bahan tambahan
Bahan-bahan tambahan yaitu bahan yang ditambahkan ke medium dengan tujuan tertentu,
misalnya phenol red (indikator asam basa), antibiotic.

4. Bahan lain yang sering digunakan dalam pembuatan media


a. Peptone,
b. Meat extract.
c. Yeast extract.
d. Karbohidrat.

II.2 Isolasi Bakteri


Di alam populasi mikroba tidak terpisah sendiri menurut jenisnya, tetapi terdiri dari campuran
berbagai macam sel. Oleh karena itu, dalam mempelajarinya, bakteri harus diambil dari alam lalu
diisolasikan dalam suatu biakan murni. Di dalam laboratorium populasi bakteri ini dapat diisolasi
menjadi kultur murni yang terdiri dari satu jenis yang dapat dipelajari morfologi, sifat dan
kemampuan biokimiawinya. Biakan murni adalah biakan yang hanya berisi 1 jenis
bakteri(Pelczar et al.,1988).
Ada berbagai cara untuk mengisolasi bakteri dalam biakan murni yaitu, cara pengenceran, cara
penuangan, cara penggesekan atau penggoresan, cara penyebaran, cara pengucilan 1 sel, dan cara
inokulasi pada hewan. Masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan(Waluyo, 2007).

1.

Cara pengenceran

Cara pengenceran yaitu dengan mengencerkan misalnya 1 ose bakteri dengan air. Lalu hasil
pengenceran tersebut diencerkan lagi dengan beberapa ketentuan. Hal ini bertujuan untuk
mengurangi konsentrasi bakteri(Barazandeh,2008).Cara ini pertama-tama dilakukan oleh Lister
dalam tahun 1865. Ia berhasil memiara murni Streptococcus lactis yang diisolasikannya dari susu
yang sudah masam.

o Suatu sampel dari suatu suspensi yang berupa campuran bermacam-macam spesies diencerkan
dalam suatu tabung tersendiri.
o Dari enceran ini kemudian diambil 1 ml untuk diencerkan lagi. Dan dari pengenceran yang
kedua ini diambil 1 ml untuk diencerkan lebih lanjut.
o Jika dari pengenceran yang ketiga ini diambil 0,1 ml untuk disebarkan pada suatu medium
padat, kemungkinan besar kita akan mendapatkan beberapa koloni tumbuh dalam medium
tersebut, tetapi mungkin juga kita hanya memperoleh satu koloni saja.
Dalam hal yang demikian ini kita memperoleh satu koloni murni, dan selanjutnya spesies ini
dapat kita jadikan biakan murni. Kalau kita belum yakin, bahwa koloni tunggal yang kita peroleh
itu murni, kita dapat mengulang pengenceran dengan menggunakan koloni ini sebagai sampel.

2.

Cara Penuangan

Cara ini pertama dilakukan oleh Robert Koch (1843 1905), yaitu dengan mengambil sedikit
sampel campuran bakteri yang sudah diencerkan, dan sampel ini kemudian disebarkan di dalam
suatu medium dari kaldu dan gelatin encer.
Teknik ini memerlukan agar yang belum padat (>45oC) untuk dituang bersama suspensi bakteri
ke dalam cawan petri lalu kemudian dihomogenkan dan dibiarkan memadat. Hal ini akan
menyebarkan sel-sel bakteri tidak hanya pada permukaan agar saja melainkan sel terendam agar
(di dalam agar) sehingga terdapat sel yang tumbuh dipermukaan agar yang kaya O2 dan ada

yang tumbuh di dalam agar yang tidak banyak begitu banyak mengandung oksigen. Adapun
prosedur kerja yang dilakukan adalah sebagai berikut :
a.

Siapkan cawan steril, tabung pengenceran yang akan ditanam dan media padat yang masih

cair (>45oC)
b.

Teteskan 1 ml secara aseptis.suspensi sel kedalam cawan kosong

c.

Tuangkan media yang masih cair ke cawan kemudian putar cawan untuk

menghomogenkan suspensi bakteri dan media, kemudian diinkubasi.

3.

Cara Penggoresan

Cara penggoresan bertujuan bertujuan untuk mengisolasi mikroorganisme dari campurannya atau
meremajakan kultur ke dalam medium baru. Isolasi bakteri dengan cara ini terbagi menjadi tiga
yaitu :

a.

goresan sinambung

Cara kerja :
o Ambil 1 ose suspensi bahan yang mengandung bakteri atau campuran bakteri secara aseptik.
o Sentuhkan ose pada media agar dan gores secara kontinyu sampai setengah permukaan agar.
o Jangan pijarkan ose, lalu putar cawan 180oC lanjutkan goresan sampai habis.
Goresan sinambung umumnya digunakan bukan untuk mendapatkan koloni tunggal, melainkan
untuk peremajaan ke cawan atau medium baru.

b.

goresan T

Cara kerja :
o Bagi cawan menjadi 3 bagian menggunakan spidol marker

o Ambil 1 ose suspensi bahan yang mengandung bakteri atau campuran bakteri secara aseptik.
o Inokulasi daerah 1 dengan streak zig-zag
o Panaskan ose dan tunggu dingin, kemudian lanjutkan streak zig-zag pada daerah 2 (streak
pada gambar). Cawan diputar untuk memperoleh goresan yang sempurna
o Lakukan hal yang sama pada daerah 3.

c.

goresan kuadran (streak quadrant)

Cara kerja :
Hampir sama dengan goresan T, namun berpola goresan yang berbeda yaitu dibagi empat.
Daerah 1 merupakan goresan awal sehingga masih mengandung banyak sel
mikroorganisma.Goresan selanjutnya dipotongkan atau disilangkan dari goresan pertama
sehingga jumlah semakin sedikit dan akhirnya terpisah-pisah menjadi koloni tunggal.

4.

Cara Penyebaran

Spread plate adalah teknik menanam dengan menyebarkan suspensi bakteri di permukaan agar
diperoleh kultur murni. Adapun prosedur kerja yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :
o Ambil suspensi cairan sebanyak 0,1 ml dengan pipet ukur kemudian teteskan diatas
permukaan agar yang telah memadat.
o Batang L atau batang drugal diambil kemudian disemprot alkohol dan dibakar diatas bunsen
beberapa saat, kemudian didinginkan dan ditunggu beberapa detik.
o Kemudian disebarkan dengan menggosokannya pada permukaan agar supaya tetesan suspensi
merata, penyebaran akan lebih efektif bila cawan ikut diputar.
o Hal yang perlu diingat bahwa batang L yang terlalu panas dapat menyebabkan sel-sel
mikroorganisme dapat mati karena panas.

II.3 Pertumbuhan Bakteri pada Media Padat

Media padat dibuat dengan penambahan bahan pengeras ( agar-agar atau gelatin )pada campuran
bahan gizi dan air. Pertumbuhan bakteri pada media padat ditandai ditandai dengan terbentuknya
koloni pada media. Pada semua medium pembiakan padat umumnya baik yang berbentuk
lempeng ataupun miring perlu diperhatikan:
Koloni-koloni biasanya menonjol dari permukaan medium pembiakan, dan sifat penonjolan ini
dapat berbentuk titik-titik, bulat, berbenang, tak-teratur, serupa akar, dan kumparan.
1.

Ukuran Koloni

Menurut diameter rata-rata, ukursn koloni berbeda-beda pada berbagai jenis.


2.

Rupa Koloni
Rupa koloni dapat seperti sebuah titik bulat, tidak rata, miseloid, berfilamen, atau rizoid.

3.

Permukaan Koloni

Permukaan koloni dapat halus, kasar, rata, datar, timbul datar, melengkung, cembung, membukit,
dan serupa kawah.

4.

Tepi Koloni

Tepi koloni dapat rata, berombak, berkeping, bergerigi, berfilamen.


5.

Struktur Bagian Tengah

Lebih ke dalam dari tepi struktur koloni dapat berbentuk amorf, bergranula halus atau kasar,
berfilamen, keriting, atau konsentris.
6.

Warna Koloni

Koloni dapat berwarna kuning, merah, hijau, tengguli, berfluoresensi, dan lain-lain.
7.

Bau Koloni

Ada koloni yang berbau khas atau berbau menyerupai bau benda lain, atau tidak berbau
samasekali.
8.

Kepadatan Koloni

Koloni dapat berupa lender, liat, seperti mentega, getas.

Pada medium pembiakan penyubur, khususnya uyang ditambah darah, harus diperhatikan
perubahan yang terjadi pada medium. Pada medium pembiakan darah ditemukan kemungkinankemungkinan sebagai berikut :
1.

Alfa-hemolisis; di sekitar koloni terdapat daerah kehijauan.

2.

Beta-hemolisis; di sekitar koloni terdapat daerah bening.

3.

Anhemolisis; di sekitar koloni tidak terdapat perubahan.

II.4 Pewarnaan Gram


Pengecatan gram pertama kali dikemukakan oleh Christian Gram (1884). Dengan pengecatan ini
film bakteri mula-mula dilapisi dengan larutan zat warna CGV dan didiamkan beberapa lama,
kemudian disiram dengan larutan iodium dan dibiarkan terendam dalam waktu yang sama.
Sampai tingkat pengecatan ini selesai, semua bakteri akan berwarna ungu.
Selanjutnya, preparat didekolorisasi dengan alcohol atau campuran alcohol dan aseton sampai
semua zat warna tampak luntur dari film. Setelah dicuci dengan air, preparat diberi warna kotras
(counterstain) seperti safranin, karbolfucsin encer, air fuchsin, tengguli Bismack, atau pironin B.
Diantara bermacam-macam bakteri yang dicat, ada yang dapat menahan zat warna ungu (CGV)
dalam tubuhnya meskipun telah didekolorisasi dengan alcohol atau aseton. Dengan demikian
tubuh bakteri itu tetap berwarna ungu meskipun disertai dengan pengecatan oleh zat warna
kontras, warna ungu itu tetap dipertahankan. Bakteri yang member reaksi semacam ini disebut
bakteri Gram Positif. Sebaliknya, bakteri yang memberi tidak dapat menahan zat warna setelah
dekolorisasi dengan alcohol akan kembali menjadi tidak berwarna dan bila diberikan pengecatan
dengan zat warna kontras, akan berwarana sesuai dengan zat warna kontras (air Fuchsin

berwarna merah). Bakteri yang memperlihatkan reaksi semacam ini dinamakan bakteri Gram
Negatif.
Atas dasar pengecatan Gram ini di dunia bakteri dibagi dalam dua golongan besar, yaitu
bakteri Gram Positif dan bakteri Gram Negatif.
Pewarnaan gram merupakan pewarnaan differensial yang sangat berguna. Selain untuk melihat
bentuk, pewarnaan ini juga bertujuan untuk mengetahui sifat dari bakteri. Sehingga dengan
pewarnaan ini, maka dapat dibedakan antara bakteri Gram Positif dengan bakteri Gram
negative. Bakteri Gram Positif berwarna Ungu yang disebabkan kompleks zat warna CGV,
sedangkan bakteri Gram Negatif berwarna merah yang disebabkan oleh warna kedua yaitu Air
Fuchsin.
Perbedaan pada tahap pewarnaan gram disebabkan oleh:
a.

Perbedaan struktur dinding sel bakteri garam positif dan gram negative, sehingga

menyebabkan perbedaan reaksi dalam permeabilitas zat warna dan penambahan larutan pemucat.
Sebagian besar dinding sel bakteri gram positif terdiri dari peptidoglikan, sedangakan sel bakteri
gram negative mempunyai kandungan lipida yang tinggi dibandingkan dibandingkan sel bakteri
gram positif. Lipida ini akan larut dalam alcohol dan aseton yang digunakan sebagai larutan
pemucat, sehingga pori-pori dinding sel membesar dan meningkatakan daya larut kompleks
Kristal violet-iodium pada dinding sel bakteri gram negatif
b.

Pada bakteri gram-positif akan terbentuk persenyawaan kompleks Kristal-iodium

ribonukleat yang tidak larut dalam larutan pemucat.


Persenyawaan kompleks ini tidak terbentuk pada bakteri gram negatif sehingga diduga adanya
perbedaan kandungan asam ribonukleat antara bakteri gram positif dan gram negative.

BAB III

METODE KERJA

III.1 Alat

Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah sebagai berikut :

1.

Cawan Petri

11. Autoclave

2.

Erlenmeyer

12. Inkubator

3.

Pipet Tetes

13. Korek Api

4.

Gelas Ukur

14. Rak Tabung

5.

Neraca Analitik

15. Objek Glass

6.

Kaki Tiga + Asbes

16. Rak Tabung

7.

Bunsen

17. Ose

8. Tabung Reaksi

18. Pipet Plastik/pasteur

9.

Objek Glass

19. Jembatan Pewarnaan

10.

Mikroskop

III.2 Bahan / Sampel


III.2.1 Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah sebagai berikut :

1. Powder NA
2.

NaCl 0,9 %

5. Alkohol 96%
6. Safranin

3. CGV
4.

7. Aquadest

Lugol

III.2.2 Sampel
Sampel yang digunakan pada praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Koloni bakteri dari media NA.
III.3 Cara Kerja
Hari 1: Pembuatan media Nutrient Agar dengan langkah sebagai berikut :
1.

Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

2.

Ditimbang NA sebanyak 5,6 gr

3.

Diukur pH aquadest yang akan digunakan yaitu 7

4.

Dilarutkan NA yang sudah ditimbang di dalam Erlenmeyer dengan aquadest 200 ml.

5.

Dipanaskan diatas lampu spiritus, hingga homogen.

6.

Dilakukan sterilisasi di autoclave pada suhu 121 C selama 15 menit

7.

Tuang media NA kedalam plate yang telah disterilkan.

8.

Setelah dingin dan membeku, dibungkus dengan kertas

9.

Dimasukkan dalam lemari es.

Hari 2 : Penanaman (inokulasi) bakteri dengan langkah-langkah sebagai berikut :


1.

Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

2.

Ambil 1 ose suspensi bahan yang mengandung bakteri atau campuran bakteri secara

aseptik.

3.

Sentuhkan ose pada media agar dan gores secara kontinyu sampai setengah permukaan

agar.
4.

Jangan pijarkan ose, lalu putar cawan 180oC lanjutkan goresan sampai habis.

5.

Media yang telah digores dibungkus kembali

6.

Disimpan pada incubator dengan suhu 37 C selama 18 hingga 24 jam


Hari 3

: Pewarnaan dengan langkah sebagai berikut :

1.

Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

2.

Dibebaskan objek Glass dari lemak dengan melewatkan di atas nyala api.

3.

Diteteskan NaCl 0,9% sedikit, di atas Objek Glass.

4.

Koloni Bakteri diambil dengan menggunakan ose, ambillah secara acak. Dan leyakkan di

atas Objek Glass.


5.

Dibuat suspensi bakteri dengan mencampur NaCl 0,9 % dengan koloni bakteri, hingga

homogen.
6.

dikeringkan dan dilakukan fiksasi.

7.

Dilakukan pewarnaan ,diawali dengan menggunakan CGV selama 3-5 menit, kemudian

bilas dengan air kran ( mengalir ).


8.

ditetesi lugol selama 45 detik

9.

didekolorisasi dengan alcohol selama 1-2 detik (dibilas).

10. Dilakukan pewarnaan kedua dengan safranin selama 2-3 mrnit, kemudian dikeringkan.
11. Ditetesi sediaan dengan oil emersi. Dan preparat siap diamati di bawah mikroskop dengan
pembesaran objektif 100 kali.

BAB IV
HASIL dan PEMBAHASAN

IV.1 HASIL
Berdasarkan pengamatan ditemukan :

Gambar pertumbuhan koloni bakteri pada media NA

Bentuk koloni yaitu: putih, bulat, sedang-kecil, cembung.

Gambar hasil pewarnaan

Berdasarkan pengamatan dibawah mikroskop dengan pembesaran objektif 100 x. Ditemukan


bakteri berbentuk basil (batang) dengan warna ungu yang berarti bersifat gram positif (+).

IV.2 Pembahasan

Dari hasil praktikum yang telah dilakukan selama 3 hari berturut-turut. Dimana hari pertama
dilakukan pembuatan media NA, diamana media NA merupakan media pengaya yang dapat
memperbanyak bakteri, baik yang ada dalam specimen maupun koloni-koloni bakteri. Jadi media
sangat baik untuk mengidentifikasi bakteri apa yang ditanam pada media, karena media ini tidak
menghambat pertumbuhan bakteri jenis apapun yang ada pada media.
Hari ke-2 adalah penanaman dan isolasi bakteri yang diambil dari sampel yang tidak diketahui
jenis bakteri apa. Pada saat penanaman dilakukan dengan metode goresan langsung. Goresan
pertama dirapat-rapatkan atau ditebalkan baru kemudian dijarang-jarangkan atau dibuat zig-zag.
Ini dilakukan untuk menghindari agar koloni bakteri yang satu dengan yang lainnya tidak saling
menumpuk. Isolasi bakteri bertujuan untuk memudahkan dalam mempelajari morfologi, sifat dan
kemampuan biokimiawinya.
Hari ke-3 dilakukan pengamatan pada media setelah di inkubasi pada suhu 370C selama 24 jam.
Koloni yang tumbuh menunjukkan cirri-ciri yaitu; putih, bulat, sedang- besar, cembung.
Kemudian dilakukan pewarnaan gram untuk menentukan morfologi dan sifat dari bakteri yang di
ambil dari koloni bakteri pada media NA. Dan setelah diidentifikasi dengan pewarnaan gram,
ditemukan bakteri berbentuk basil (batang) dengan sifat gram positif ( berwarna ungu ). Ini
disebabkan karena bakteri yang ada pada sampel menyerap warna pertama CGV dan mampu
mempertahankannya pada saat dilunturkan (decolorisasi) dengan alkohol 96%.

BAB V
KESIMPULAN dan SARAN

V.1 Kesimpulan
Media adalah suatu bahan atau susunan bahan yang terdiri dari nutrisi (zat-zat makanan) yang
digunakan untuk menumbuhkan bakteri. Penanaman dan isolasi bakteri pada media dilakukan
bertujuan untuk memudahkan dalam mempelajari morfologi, sifat dan kemampuan
biokimiawinya. Merapatkan goresan pada saat memulai penggoresan bertujuan agar dapat
menghasilkan koloni bakteri yang tidak menumpuk. Pewarnaan gram dlakukan untuk
menentukan morfologi dan sifat dari bakteri yang di ambil dari koloni bakteri.

V.2 Saran
Adapun saran yang ingin disampaikan praktikan melalui laporan adalah sebagai berikut :
1.

Diharapkan didalam praktikum,praktikan harus menggunakan APD lengkap.

2.

Menggunakan alat-alat yang steril dan bersih.

3.

Memperhatikan reagen yang akan digunakan.masih dapat diguanakan atau suadah rusak.

4.

Menghindari terjadinya kontaminasi

5.

mengikuti aturan praktikum.

You might also like