You are on page 1of 14

METODE PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA PERKALIAN KELAS

SEKOLAH DASAR
BAB I
PENDAHULUAN
Untuk meningkatkan kemampuan peserta didik perlu diadakan sebuah inovasi dalam
pembelajaran khususnya pembelajaran perkalian pada mata pelajaran matematika tingkat III
SD, Seorang guru di harapkan mampu mengolah sistem perkalian pada pembelajaran dengan
situasi peserta didik tersebut . Karena apabila terjadi ketidak seimbangan ,maka akan
berakibat tidak terjadinya hubungan antara ilmu dari guru ke peserta didik . Maka akan
terjadi peserta didik tersebut akan berfikiran bahwa pembelajaran pada pelajaran Matematika
adalah sangat sulit sekali bahkan sampai- sampai siswa tersebut berfikiran akan takut
terhadap Matematika. Dari sinilah peserta didik akan kesulitan terhadap apa yang akan dia
kerjakan pada pelajaran Matematika .Rasa takut dan was-was pada pelajaran. Penalaran dan
pemikirannya akan tidak mampu untuk mengolah apa yang diberikan oleh guru.
Sebelum melakukan sebuah pembelajaran pada pelajaran matematika maka terlebih dahulu
siswa ditanamkan rasa bahwa Belajar matematika adalah belajar hidup. Matematika adalah
jalan hidup. Dan selanjutnya bahwa belajar matematika adalah Setelah menyelami prinsipprinsip matematika, menyimpulkan bahwa prinsip kehidupan adalah keharmonisan. Kesulitan
yang terus berkobar, menyulut keputusasaan tidak sesuai dengan prinsip-prinsip matematika.
Matematika adalah keindahan. Proses berfikir akan mudah dan nyaman apabila
pembelajaran matematika dikemas secara simple, fun, and effective. Dalam kemasan inilah
siswa akan tumbuh pola berpikirnya. Karena siswa melakukan menerima, mempersepsi,
mempelajari, menalar, mengingat dan berpikir tentang suatu informasi pada pembelajaran
matematika dengan fun(senang), simple(sederhana), dan effective( mudah dipahami). Dari
sini sebuah kemampuannya akan muncul semuanya termasuk komunikasinya pada
matematika dan kreatifitasnya akan muncul dan tumbuh dengan sendirinya. Maka dari itu
penulis mengambil judul Metode Pembelajaran Matematika Pada Perkalian Kelas III
Sekolah Dasar agar dapat tercapainya tujuan pendidikan yang lebih baik lagi.
RUMUSAN MASALAH
Dalam penulisan makalah ini penulis merumuskan masalah dengan sebagai berikut:
Bagaimana Metode Pembelajaran Matematika Pada Perkalian Kelas III Sekolah Dasar demi
terwujudnya tujuan pendidikan?
TUJUAN PENULISAN
Didalam penulisan ini penulis akan memberitahukan beberapa tujuan penulisan makalah ini
diantaranya:
1. Untuk memberikan masukan kepada masyarakat umumnya dan pada para guru khususnya
agar mengerti bahwa belajar pelajaran Matematika tidak sesulit yang kita bayangkan
terutama mengajarkannya pada siswa.
2. Agar mengetahui peran dari masing-masing elemen yaitu peran guru dan peran siswa
3. Agar mengetahui bagaimana cara menyampaikan pembahasan matematika pada siswa
dengan baik dan benar menurut situasi serta kondisi siswa terserbut.
4. Untuk memberi motivasi terhadap pembaca agar lebih kreatif dalam penyampaian
pembahasan Matematika kepada siswa.
BATASAN MASALAH
Didalam cara penjabaran penulisan nanti, yang akan dibahas oleh penulis. Penulis mengharap
agar tidak terlalu banyak keganjalan dalam penulisannya baik makna maupun istilah- istilah

yang lain yang kurang memuaskan bagi para pembaca, maka dengan adanya ini penulis
membatasi masalah- masalah, karena didalam pengertian Metode Pengajaran Matematika
Pada Perkalian tidaklah sempit melainkan makna yang sangat luas karena itu, penulis tidak
dapat menjabarkan pengertian tersebut secara keseluruhan / mendetail tapi yang akan dibahas
adalah Pada Perkalian Kelas III Sekolah Dasar dalam arti umum, yaitu perkalian bilangan
bulat sederhana yang diantaranya mencakup 1digit, 2digit, 3digit saja. Ini disebabkan karena
kemampuan penulis masih terbatas dan masih dalam taraf pendidikan.
BATASAN ISTILAH
Metode adalah suatu kerangka kerja untuk melakukan tindakan, atau suatu kerangka berfikir
menyusun gagasan, yang beraturan, terarah dan terkonteks, yang relevan dengan maksud dan
tujuan. Secara ringakas, metode adaalah suatu sistem untuk melalukan suatu tindakan.
Karena berupa sistem maka metode merupakan seperangkat unsur-unsur yang membentuk
satu kesatuan.
Unsur-unsur metode adalah wawasan intelektual, konsep, cara pendekatan (approach)
persoalan, dan rancang bangun atas data (database).Wawasan intelektual berkenaan dengan
nalar, tanggap rasa (sensation), pemahaman (perception), pengalaman ,dan ilmu pengetahuan.
Konsep adalah hasil proses intelektul berpa kejadian imajinatif untuk memperluas dan
menambah pemahaman sehingga dapat dibentuk gagasan baru yang dapat menganalisis
persoalan secara lebih cermat.
Cara berkenaan dengan pola berfikir. Alas data adalah cerminan citra tentang kenyataan
yang dimiliki seorang peneliti, atau pemahaman peneliti tentang kenyataan. Alas data
dirancang bangun sedemikian rupa agar semua data yang terkumpul dapat dialokasikan
kepada keddukan atau fungsi yang sepadan menurut maksud dan tujuan penelitian.
Dalam kamus besar bahasa Indonesia di sebutkan, bahwa metode adalah cara yang teratur
dan terpikir baik-baik untuk mencapai maksud (dalam ilmu pengetahuan, dsb) atau cara kerja
yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang
ditentukan.
Peter R. Senn mengatakan, metode merupakan suatu prosedur atau cara mengetahui sesuatu
yang mempunyai langkah-langkah sistematis. Dan metodologi merupakan suatu pengkajian
dalam mempelajari peraturan-peraturan dalam metode tersebut.
Dari dua macam pendapat di atas dapat kita padukan menjadi; metode adalah suatu cara yang
sistematis untuk mencapai dan mengetahui maksud atau tujuan yang telah ditentukan yang
dengannya tujuan tersebut dapat dicapai dengan mudah.
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada
suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar
dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat,
serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran
adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.
Proses pembelajaran dialami sepanjang hayat seorang manusia serta dapat berlaku di
manapun dan kapanpun.
Pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan pengajaran, walaupun mempunyai
konotasi yang berbeda. Dalam konteks pendidikan, guru mengajar supaya peserta didik dapat
belajar dan menguasai isi pelajaran hingga mencapai sesuatu objektif yang ditentukan (aspek
kognitif), juga dapat mempengaruhi perubahan sikap (aspek afektif), serta keterampilan
(aspek psikomotor) seseorang peserta didik. Pengajaran memberi kesan hanya sebagai
pekerjaan satu pihak, yaitu pekerjaan guru saja. Sedangkan pembelajaran juga menyiratkan
adanya interaksi antara guru dengan peserta didik.
Matematika (dari bahasa Yunani: - mathmatik) secara umum ditentukan
sebagai kajian pola dari struktur, perubahan, dan ruang; tak resminya, seseorang dapat

mengatakannya sebagai penelitian bilangan dan angka. Dalam pandangan formalis,


matematika adalah pemeriksaan aksioma yang menegaskan struktur abstrak menggunakan
logika simbolik dan notasi matematika; pandangan lain tergambar dalam filosofi matematika.
Struktur spesifik yang diselidiki oleh matematikus sering mempunyai berasal dari ilmu
pengetahuan alam, sangat umum di fisika, tetapi mathematikus juga menegaskan dan
menyelidiki struktur untuk sebab hanya dalam ilmu pasti, karena struktur mungkin
menyediakan, untuk kejadian, generalisasi pemersatu bagi beberapa sub-bidang, atau alat
membantu untuk perhitungan biasa. Akhirnya, banyak matematikus belajar bidang dilakukan
mereka untuk sebab yang hanya estetis saja, melihat ilmu pasti sebagai bentuk seni daripada
sebagai ilmu praktis atau terapan.
perkalian adalah satu bagian matematika yang hanya dipelajari mereka yang sudah mahir dan
sudah besar. This is a big milestone.
Perkalian adalah konsep matematika utama yang seharusnya dipelajari oleh anak-anak setelah
mereka mempelajari operasi penambahan dan pengurangan. Bila operasi pertambahan dan
pengurangan ini sudah diperkenalkan pada kelas satu di sekolah dasar, maka biasanya operasi
perkalian mulai diperkenalkan pada kelas tiga di sekolah dasar.
Sekolah Dasar adalah sekolah tingkat dasar yang terdiri dari 6 tingkatan. Yang merupakan
sekolah awal dari sekolah-sekolah pada tingkat atas / mahasiswa.
Kelas 3 SD merupakan salah satu tingkatan dari sekolah dasar yaitu tingkat 3 terdiri dari 6
tingkatan

BAB II
PEMBAHASAN
METODE BELAJAR METEMATIKA
Matematika itu susah merupakan pernyataan klasik. Bisa jadi sebagian besar anak didik
Anda membenarkan kalimat tersebut. Apalagi mereka yang tidak menyukai matematika pasti
beranggapan bahwa ilmu pasti ini rumit, njelimet, membingungkan, dan bikin pusing saja.
Akhirnya mereka pun jadi malas belajar matematika.
Satu hal yang harus Anda pahami dan sadari, tidak semua siswa mempunyai tingkat
intelektual tinggi. Kemampuan setiap siswa menangkap materi pelajaran yang disampaikan
berbeda-beda. Setiap anak memiliki daya nalar yang berbeda. Respon mereka terhadap
materi yang disampaikan guru ada yang cepat dan ada pula yang lambat. Memaksa dan
memarahi anak didik tidak akan membuahkan hasil seperti harapan Anda, demikian
penuturan Guru Besar Psikologi dan pengamat pendidikan Universitas Diponegoro dalam
Suplemen Pendidikan Media Indonesia (3 Mei 2002). Khusus untuk mata pelajaran
matematika, jangan menyuruh anak menghafal rumus. Hal ini juga ditegaskan Seto Mulyadi,
ahli psikologi anak. Seperti dikutip dari majalah Bobo, 18 Juni 2001, menurutnya,
matematika merupakan ilmu pasti yang menuntut pemahaman dan ketekunan berlatih.
Menghafal rumus dan cara mengerjakan soal bukan langkah tepat membuat anak cakap
dalam ilmu ini. Pendidik seharusnya memiliki metode mengajar yang menggugah minat
siswanya. Seorang guru matematika kelas 6 SDK 2 Penabur Jakarta, Hennyriawati ( Kompas,
3 Oktober 2004) memiliki cara mengajar yang dapat dicontoh. Dia selalu memberi contoh
manfaat belajar matematika kepada anak didiknya yang malas belajar matematika. Saya
selalu menyadarkan mereka akan manfaat dan nilai penting belajar matematika. Tips belajar
matematika juga saya berikan agar mereka melakukannya, tutur Henny.
Tanamkan pada anak didik, dengan belajar matematika kita akan tahu dan bisa mengukur
berapa jauh jalan balik menuju tempat semula sehingga tidak tersesat. Kita juga bisa

mengatur uang saku yang harus dikeluarkan dan berapa rupiah sisanya yang bisa ditabung.
Dalam matematika seringkali terdapat banyak soal cerita. Ketika mengerjakan soal cerita,
kita dituntut mengaitkan beberapa hal sehingga dapat membuat logika kita berjalan.
Beberapa tips berikut ini dapat diterapkan oleh guru untuk mempelajari matematika.
Sebagai pendidik berusahalah supaya cara mengajar Anda menarik bagi para siswa sehingga
mereka menyukai Anda. Cobalah untuk sabar dan telaten menuntun mereka belajar. Selingi
jam mengajar Anda dengan dongeng dan lelucon.
Jangan memaksa anak menghafal rumus matematika. Ajaklah mereka memahami teori dan
langkah-langkah pengerjaan soal dengan memberi contoh yang dekat dengan dunia anakanak.
Cobalah membuat sketsa untuk mempermudah siswa memahami soal cerita. Khusus untuk
soal cerita pada perkalian, ajaklah siswa menggunakan alat peraga bersama.
Cobalah Anda membuat bank soal dari soal-soal sulit yang ditemukan dari sumber mana
pun. Anda dan semua siswa mencoba menyelesaikan semua soal itu bersama-sama. Bisa juga
dibentuk kelompok belajar. Setiap kelompok harus ada 1 dan 2 anak yang pandai matematika
supaya bisa membantu teman-temannya. Tentu saja Anda tetap memberi petunjuk penting.
matematika memang agak rumit, bahkan sangat rumit. Salah satu alternatifnya bagaimana
kita sebagai seorang guru bisa memberikan metode termudah didalam memberikan ilmu
matematika kepada anak didik kita. salah satu diantaranya yang dikemukakan dalam buku
tepri belajar dikatakan bahwa ada tiga komponen dalam belajar khususnya matematika:
1. Persiapan
2. Latihan
3. Pengulangan
untuk persiapan sudah jelas bahwa untuk memudahkan memahami konsep matematika harus
ada opersiapan antara murit sama guru. dengan persiapan itulah maka tata bahasa yang
dituturkan oleh guru kepada muritnya bisa ditanngkap secara menyeluruh asalkan dari siswa
juga ada persiapan untuk menerima materi yan g diberikan oleh guru.
CARA MENGUASAI RUMUS CEPAT MATEMATIKA
Trachtenberg mempertaruhkan jiwanya menentang Hitler. Trachtenberg, setelah menyelami
prinsip-prinsip matematika, menyimpulkan bahwa prinsip kehidupan adalah keharmonisan.
Peperangan yang terus berkobar, menyulut kebencian tidak sesuai dengan prinsip-prinsip
matematika. Matematika adalah keindahan.
Atas penentangannya ini, Hitler menghadiahi Trachtenberg hukuman penjara. Bagi
Trachtenberg, perjara bukan apa-apa. Di dalam penjara, dia justru memiliki kesempatan
memikirkan matematika tanpa banyak gangguan. Karena sulit mendapatkan alat tulismenulis, Trachtenberg mengembangkan pendekatan matematika yang berbasis mentalimajinasi.
Seribu tahun sebelum itu, AlKhawaritzmi mengembangkan disiplin matematika baru: aljabar.
AlKharitzmi beruntung hidup dalam lingkungan agama Islam yang kuat. Ajaran Islam, secara
inheren, menuntut keterampilan matematika tingkat tinggi. Misalnya, Islam menetapkan
aturan pembagian waris yang detil. Pembagian waris sistem Islam melibatkan banyak
variabel matematis. Variabel-variabel yang beragam ini menantang penganut Islam
termasuk AlKhawaritzmi untuk mencari pemecahan yang elegan.
Pemecahan terhadap sistem persamaan yang melibatkan banyak variabel ini membawa ke
arah disiplin baru matematika: aljabar. AlKhawaritzmi menulis buku khusus tentang aljabar
yang sangat fenomenal. Buku yang berjudul Aljabar ini menjadi panutan bagi matematikawan
seluruh dunia. Sehingga nama AlKhawaritzmi menjadi dikenal sebagai Aljabar
AlKhawaritzmi (Algebra Algorithm).
Sistem kalender Islam yang berbasis pada komariah (bulan, lunar) memberikan tantangan
tersendiri. Penetapan awal bulan menjadi krusial di dalam Islam. Berbeda dengan kalender

syamsiah (matahari, solar). Dalam kalender syamsiah, kita tidak begitu sensitif apa berbedaan
tanggal 1 Juni dengan 2 Juni. Tetapi pada sistem komariah, perbedaan 1 Ramadhan denga 2
Ramadhan berdampak besar. Itulah sebabnya, astronomi Islam dapat maju lebih awal.
Astronomi memicu lebih berkembangnya teori trigonometri. Aturan sinus, cosinus, dan
kawan-kawan berkembang pesat di tangan para astronom Islam waktu itu. Ajaran agama
Islam adalah jalan hidup. Untuk bisa melaksanakan ajaran Islam diperlukan matematika.
Matematika menjadi jalan hidup. Sehebat itukah peran matematika? Haruskah kita
mengambil matematika sebagai jalan hidup? Tidak selalu! Tidak semua orang perlu
mengambil matematika sebagai jalan hidup. Tidak harus semua orang meniru AlKhawaritzmi
dan Trachtenberg. Beberapa orang belajar matematika hanya untuk kesenangan. Beberapa
orang yang lain belajar karena kewajiban. Ada pula yang belajar matematika agar naik
jabatan. Ada juga agar lulus UN, SPMB, UMPTN. Ada juga untuk menjadi juara. Masingmasing tujuan, berimplikasi kepada cara belajar matematika yang berbeda. Misalnya bila
Anda belajar matematika untuk kepentingan lulus UN, SPMB, UMPTN 2008 akan berbeda
dengan belajar untuk memenangkan olimpiade matematika. Matematika UN, SPMB,
UMPTN 2008 hanya menerapkan soal pilihan ganda. Implikasinya Anda hanya dinilai dari
jawaban akhir Anda. Proses Anda menemukan jawaban itu tidak penting. Jadi Anda harus
memilih siasat yang cepat dan tepat.
Gunakan berbagai macam rumus cepat dalam matematika. Rumus cepat ampuh Anda
gunakan untuk UN, SPMB, UMPTN. Tetapi rumus cepat matematika tidak akan berguna
untuk olimpiade atau kuliah kalkulus kelak di perguruan tinggi. Anda harus sadar itu. Contoh
rumus cepat matematika yang sering (hampir selalu) berguna ketika UN, SPMB, UMPTN
adalah rumus tentang deret aritmetika. Dari uraian di atas peran guru sangatlah penting,
karena sebagai penentu sebuah keberhasilan dalam proses belajar mengajar. Guru dituntut
agar lebih aktif dalam berbagai hal misalnya:
Aktif dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan suasana
sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan
gagasan. Belajar memang merupakan suatu proses aktif dari si pembelajar dalam membangun
pengetahuannya, bukan proses pasif yang hanya menerima kucuran ceramah guru tentang
pengetahuan. Sehingga, jika pembelajaran tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk
berperan aktif, maka pembelajaran tersebut bertentangan dengan hakikat belajar. Peran aktif
dari siswa sangat penting dalam rangka pembentukan generasi yang kreatif, yang mampu
menghasilkan sesuatu untuk kepentingan dirinya dan orang lain. Kreatif juga dimaksudkan
agar guru menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat
kemampuan siswa. Menyenangkan adalah suasana belajar-mengajar yang menyenangkan
sehingga siswa memusatkan perhatiannya secara penuh pada belajar sehingga waktu curah
perhatiannya tinggi. Menurut hasil penelitian, tingginya waktu curah terbukti meningkatkan
hasil belajar. Keadaan aktif dan menyenangkan tidaklah cukup jika proses pembelajaran tidak
efektif, yaitu tidak menghasilkan apa yang harus dikuasai siswa setelah proses pembelajaran
berlangsung, sebab pembelajaran memiliki sejumlah tujuan pembelajaran yang harus dicapai.
Jika pembelajaran hanya aktif dan menyenangkan tetapi tidak efektif, maka pembelajaran
tersebut tak ubahnya seperti bermain biasa.
Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan pemahaman dan kemampuan
mereka dengan penekanan pada belajar melalui berbuat.
1. Guru menggunakan berbagai alat bantu dan cara membangkitkan semangat, termasuk
menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar untuk menjadikan pembelajaran menarik,
menyenangkan, dan cocok bagi siswa.
2. Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan belajar yang lebih menarik
dan menyediakan pojok baca
3. Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif, termasuk cara belajar

kelompok.
4. Guru mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam pemecahan suatu
masalah, untuk mengungkapkan gagasannya, dan melibatkam siswa dalam menciptakan
lingkungan sekolahnya.
1. Memahami sifat yang dimiliki anak
Pada dasarnya anak memiliki sifat: rasa ingin tahu dan berimajinasi. Anak desa, anak kota,
anak orang kaya, anak orang miskin, anak Indonesia, atau anak bukan Indonesia selama
mereka normal terlahir memiliki kedua sifat itu. Kedua sifat tersebut merupakan modal
dasar bagi berkembangnya sikap/berpikir kritis dan kreatif. Kegiatan pembelajaran
merupakan salah satu lahan yang harus kita olah sehingga subur bagi berkembangnya kedua
sifat, anugerah Tuhan, tersebut. Suasana pembelajaran dimana guru memuji anak karena hasil
karyanya, guru mengajukan pertanyaan yang menantang, dan guru yang mendorong anak
untuk melakukan percobaan, misalnya, merupakan pembelajaran yang subur seperti yang
dimaksud.
2. Mengenal anak secara perorangan
Para siswa berasal dari lingkungan keluarga yang bervariasi dan memiliki kemampuan yang
berbeda. Dalam PAKEM (Pembelajaran Aktif, Menyenangkan, dan Efektif) perbedaan
individual perlu diperhatikan dan harus tercermin dalam kegiatan pembelajaran. Semua anak
dalam kelas tidak selalu mengerjakan kegiatan yang sama, melainkan berbeda sesuai dengan
kecepatan belajarnya. Anak-anak yang memiliki kemampuan lebih dapat dimanfaatkan untuk
membantu temannya yang lemah (tutor sebaya). Dengan mengenal kemampuan anak, kita
dapat membantunya bila mendapat kesulitan sehingga belajar anak tersebut menjadi optimal.
3. Memanfaatkan perilaku anak dalam pengorganisasian belajar
Sebagai makhluk sosial, anak sejak kecil secara alami bermain berpasangan atau
berkelompok dalam bermain. Perilaku ini dapat dimanfaatkan dalam pengorganisasian
belajar. Dalam melakukan tugas atau membahas sesuatu, anak dapat bekerja berpasangan
atau dalam kelompok. Berdasarkan pengalaman, anak akan menyelesaikan tugas dengan baik
bila mereka duduk berkelompok. Duduk seperti ini memudahkan mereka untuk berinteraksi
dan bertukar pikiran. Namun demikian, anak perlu juga menyelesaikan tugas secara
perorangan agar bakat individunya berkembang.
4. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan kemampuan memecahkan
masalah
Pada dasarnya hidup ini adalah memecahkan masalah. Hal ini memerlukan kemampuan
berpikir kritis dan kreatif. Kritis untuk menganalisis masalah; dan kreatif untuk melahirkan
alternatif pemecahan masalah. Kedua jenis berpikir tersebut, kritis dan kreatif, berasal dari
rasa ingin tahu dan imajinasi yang keduanya ada pada diri anak sejak lahir. Oleh karena itu,
tugas guru adalah mengembangkannya, antara lain dengan sering-sering memberikan tugas
atau mengajukan pertanyaan yang terbuka. Pertanyaan yang dimulai dengan kata-kata Apa
yang terjadi jika lebih baik daripada yang dimulai dengan kata-kata Apa, berapa,
kapan, yang umumnya tertutup (jawaban betul hanya satu).
5. Mengembangkan ruang kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik
Ruang kelas yang menarik merupakan hal yang sangat disarankan dalam PAKEM. Hasil
pekerjaan siswa sebaiknya dipajangkan untuk memenuhi ruang kelas seperti itu. Selain itu,
hasil pekerjaan yang dipajangkan diharapkan memotivasi siswa untuk bekerja lebih baik dan
menimbulkan inspirasi bagi siswa lain. Yang dipajangkan dapat berupa hasil kerja
perorangan, berpasangan, atau kelompok. Pajangan dapat berupa gambar, peta, diagram,
model, benda asli, puisi, karangan, dan sebagainya. Ruang kelas yang penuh dengan pajangan
hasil pekerjaan siswa, dan ditata dengan baik, dapat membantu guru dalam
PEMBELAJARAN karena dapat dijadikan rujukan ketika membahas suatu masalah.
6. Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar

Lingkungan (fisik, sosial, atau budaya) merupakan sumber yang sangat kaya untuk bahan
belajar anak. Lingkungan dapat berperan sebagai media belajar, tetapi juga sebagai objek
kajian (sumber belajar). Penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar sering membuat
anak merasa senang dalam belajar. Belajar dengan menggunakan lingkungan tidak selalu
harus keluar kelas. Bahan dari lingkungan dapat dibawa ke ruang kelas untuk menghemat
biaya dan waktu. Pemanfaatan lingkungan dapat men-gembangkan sejumlah keterampilan
seperti mengamati (dengan seluruh indera), mencatat, merumuskan pertanyaan, berhipotesis,
mengklasifikasi, membuat tulisan, dan membuat gambar/diagram.
7. Memberikan umpan balik yang baik untuk meningkatkan kegiatan belajar
Mutu hasil belajar akan meningkat bila terjadi interaksi dalam belajar. Pemberian umpan
balik dari guru kepada siswa merupakan salah satu bentuk interaksi antara guru dan siswa.
Umpan balik hendaknya lebih mengungkap kekuatan daripada kelemahan siswa. Selain itu,
cara memberikan umpan balik pun harus secara santun. Hal ini dimaksudkan agar siswa lebih
percaya diri dalam menghadapi tugas-tugas belajar selanjutnya. Guru harus konsisten
memeriksa hasil pekerjaan siswa dan memberikan komentar dan catatan. Catatan guru
berkaitan dengan pekerjaan siswa lebih bermakna bagi pengembangan diri siswa daripada
hanya sekedar angka.
8. Membedakan antara aktif fisik dan aktif mental
Banyak guru yang sudah merasa puas bila menyaksikan para siswa kelihatan sibuk bekerja
dan bergerak. Apalagi jika bangku dan meja diatur berkelompok serta siswa duduk saling
berhadapan. Keadaan tersebut bukanlah ciri yang sebenarnya dari PAKEM. Aktif mental
lebih diinginkan daripada aktif fisik. Sering bertanya, mempertanyakan gagasan orang lain,
dan mengungkapkan gagasan merupakan tanda-tanda aktif mental. Syarat berkembangnya
aktif mental adalah tumbuhnya perasaan tidak takut: takut ditertawakan, takut disepelekan,
atau takut dimarahi jika salah. Oleh karena itu, guru hendaknya menghilangkan penyebab
rasa takut tersebut, baik yang datang dari guru itu sendiri maupun dari temannya.
Berkembangnya rasa takut sangat bertentangan dengan PAKEMenyenangkan.
PENGHITUNGAN PERKALIAN
Metode untuk mengajarkan Perkalian pada tahap awal yang paling sesuai adalah dengan
menghubungkan ke konsep. Penambahan, yaitu dengan memandang perkalian sebagai
penambahan beruntun (3*4 = 4+4+4 = 12). Karena dengan pendekatan penambahan beruntun
ini, si anak dapat menggunakan pemahaman yang telah didapat selama mempelajari operasi
Penambahan untuk selanjutnya digunakan mempelajari Perkalian. Dengan pendekatan ini
konsep Perkalian dipandang oleh si anak sebagai perkembangan wajar dari konsep
Penambahan yang telah dimengerti olehnya.Ada beberapa tahap untuk mengajarkan anakanak mengenai konsep perkalian ini. Tahap-tahap ini bergantung pada kemampuan (bukan
pada umur) anak tersebut secara unik sehingga tidak dapat dipaksakan dalam proses
pengajarannya. Untuk memudahkan, cara pengajaran operasi perkalian dibagi menjadi tiga
tahap, yaitu tahap pengenalan perkalian, tahap perkalian tradisional, tahap perkalian mental.
Yang nantinya akan dibahas secara terinci satu demi satu.1. Tahap Pengenalan
PerkalianDalam tahap ini, diperkenalkan konsep Perkalian sebagai Penambahan
Beruntun dalam kehidupan sehari-hari, misalnya dengan menggunakan wadah telur (atau
wadah lain yang dalamnya bersekat-sekat), dan dengan menggunakan kelereng untuk
mengajarkan operasi perkalian, misalnya 3*4. Langkah pertama adalah menjelaskan bahwa
Operasi Perkalian 3*4 mempunyai arti tiga kelompok dari 4 (empat) kelereng. Kemudian
diilustrasikan dengan mengisi tiga ruang dalam wadah telor tersebut masing-masing dengan 4
(empat) kelereng. Selanjutnya siswa diminta untuk membilang semua kelereng yang ada
dalam wadah telor tersebut dari 1 (satu) s.d 12 (duabelas). Selanjutnya kita mengenalkan

Sifat Komutatif dari Perkalian, dengan mengambil kembali keduabelas kelereng tadi.
Kemudian mengajarkan bahwa 3*4 = 4*3, dengan menjelaskan 4*3 mempunyai arti empat
kelompok dari 3 (tiga) kelereng sembari meletakkan keduabelas kelereng tersebut ke dalam
empat ruang dalam wadah telor tersebut masing-masing dengan 3 (tiga) kelereng. Lakukan
permainan ini berulang-ulang dengan kasus-kasus perkalian dasar yang lain.Cara alternatif
yang lain untuk mengajarkan menggunakan kertas berpetak dan pensil berwarna. Misalkan
untuk mengajarkan 3*4, yang di sini mempunyai arti tiga kelompok dari 4 (empat) kotak.
Sehingga siswa akan mewarnai 3 baris dengan 4 (empat) kotak pada masing-masing baris (4
+ 4 + 4). Selanjutnya untuk mengajarkan 4*3, yang disini mempunyai arti empat kelompok
dari 3 (tiga) kotak, siswa dapat mewarnai 4 baris dengan 3 (tiga) kotak pada masingmasing
baris (3 + 3 + 3 + 3). Untuk membandingkan kedua gambar tersebut, gambar kedua dapat
diputar 90 derajat sehingga akan sama persis dengan gambar pertama. Kunci pada tahap
pengenalan perkalian ini adalah seluruh pengajarannya menggunakan Contoh Nyata dan
Kata-kata, belum ada notasi angka tertulis dalam tahap ini.2. Tahap Perkalian Tradisional
Pada tahap ini tentunya dimulai dengan penulisan operator perkalian ( * ). Yang menjadi
masalah paling pokok dalam mengajarkan operasi perkalian adalah mengajarkan Tabel
Perkalian dari 1 (satu) s.d 9 (sembilan) dengan bertahap sampai siswa dapat menghafal di
luar kepala tabel perkalian ini. Selanjutnya setelah tabel perkalian ini dikuasai, urutan
pengajarannya adalah berdasarkan jumlah digit bilangan yang terlibat, misalnya satuan,
puluhan, ratusan dan seterusnya. Pada setiap digit bilangan ini dilakukan latihan yang
berulang-ulang agar siswa dapat menguasai dengan mahir. Baru kemudian berpindah ke digit
bilangan yang lebih banyak.
Tabel Perkalian
x 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
2 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30
3 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 33 36 39 42 45
4 4 8 12 16 20 24 28 32 36 40 44 48 52 56 60
5 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75
6 6 12 18 24 30 36 42 48 54 60 66 72 78 84 90
7 7 14 21 28 35 42 49 56 63 70 77 84 91 98 105
8 8 16 24 32 40 48 56 64 72 80 88 96 104 112 120
9 9 18 27 36 45 54 63 72 81 90 99 108 117 126 135
10 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 130 140 150
11 11 22 33 44 55 66 77 88 99 110 121 132 143 154 165
12 12 24 36 48 60 72 84 96 108 120 132 144 156 168 180
13 13 26 39 52 65 78 91 104 117 130 143 156 169 182 195
14 14 28 42 56 70 84 98 112 126 140 154 168 182 196 210
15 15 30 45 60 75 90 105 120 135 150 165 180 195 210 225
16 16 32 48 64 80 96 112 128 144 160 176 192 208 224 240
17 17 34 51 68 85 102 119 136 153 170 187 204 221 238 255
18 18 36 54 72 90 108 126 144 162 180 198 216 234 252 270
19 19 38 57 76 95 114 133 152 171 190 209 228 247 266 285
20 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200 220 240 260 280 300
21 21 42 63 84 105 126 147 168 189 210 231 252 273 294 315
22 22 44 66 88 110 132 154 176 198 220 242 264 286 308 330
23 23 46 69 92 115 138 161 184 207 230 253 276 299 322 345
24 24 48 72 96 120 144 168 192 216 240 264 288 312 336 360
25 25 50 75 100 125 150 175 200 225 250 275 300 325 350 375
26 26 52 78 104 130 156 182 208 234 260 286 312 338 364 390

27 27 54 81 108 135 162 189 216 243 270 297 324 351 378 405
28 28 56 84 112 140 168 196 224 252 280 308 336 364 392 420
29 29 58 87 116 145 174 203 232 261 290 319 348 377 406 435
30 30 60 90 120 150 180 210 240 270 300 330 360 390 420 450
Cara Mengajarkan Perkalian dengan bilangan 0 (nol) dan 1 (satu) [ Bagian berstabilo hijau
dalam tabel perkalian] Pada level ini diperkenalkan sifat yang mendasar dari operasi
perkalian terhadap bilangan 0 (nol) dan 1 (satu). Mula-mula perkalian dengan bilangan 0
(nol), misalnya 0*3. Berdasarkan pemahaman bahwa perkalian merupakan pertambahan
berulang maka dapat dijelaskan bahwa 0*3 = 0 + 0 + 0 = 0. Sedangkan untuk perkalian 3*0
dapat dijelaskan mengunakan Konsep komutatif yang telah dipahami siswa dalam tahap
sebelumnya, sehingga 3*0 = 0*3 = 0. Demikian pula untuk perkalian bilangan-bilangan lain
dengan bilangan 0 (nol). Selanjutnya untuk perkalian dengan bilangan 1(satu), misalnya 1*4.
Berdasarkan pemahaman bahwa perkalian merupakan pertambahan berulang maka dapat
dijelaskan bahwa 1*4 = 1+1+1+1 = 4. Sedangkan untuk perkalian 4*1dapat dijelaskan
mengunakan Konsep komutatif yang telah dipahami siswa dalam tahap sebelumnya, sehingga
4*1 = 1*4 = 4. Demikian pula untuk perkalian bilangan-bilangan lain dengan bilangan 1
(satu). Cara ini diulang-ulang untuk berbagai variasi soal yang adab. Cara Mengajarkan
Perkalian dengan bilangan 2 (dua), 5 (lima) dan 9 (sembilan) [ Bagian berstabilo kuning
dalam tabel perkalian] Di sini akan dipelajari cara mengajarkan perkalian dengan bilangan 2
(dua), 5 (lima) dan 9 (sembilan). Mengapa bilangan ini didahulukan dalam pengajarannya
dibandingkan dengan bilangan yang lain? Hal ini karena bilangan 2 (dua), 5 (lima) dan 9
(sembilan) mempunyai pola yang mudah untuk dipahami. Mula-mula perkalian dengan
bilangan 2 (dua), misalnya 2*3. Berdasarkan pemahaman bahwa perkalian merupakan
pertambahan berulang maka dapat dijelaskan bahwa 2*3 = 2+2+2 = 6. Sedangkan untuk
perkalian 3*2 dapat dijelaskan mengunakan Konsep komutatif yang telah dipahami siswa
dalam tahap sebelumnya, sehingga 3*2 = 2*3 = 6. Demikian pula untuk perkalian bilanganbilangan lain dengan bilangan 2 (dua) yang selalu menghasilkan bilangan GENAP, yaitu dari
2 (dua) s.d 18 (delapanbelas).Untuk perkalian dengan bilangan 5 (lima), misalnya 5*3.
Berdasarkan pemahaman bahwa perkalian merupakan pertambahan berulang maka dapat
dijelaskan bahwa 5*3 = 5+5+5 = 15. Sedangkan untuk perkalian 3*5 dapat dijelaskan
mengunakan Konsep komutatif yang telah dipahami siswa dalam tahap sebelumnya, sehingga
3*5 = 5*3 = 15. Demikian pula untuk perkalian bilangan-bilangan lain dengan bilangan 5
(lima) yang selalu menghasilkan bilangan dengan DIGIT terakhir 5 (lima) atau 0 (nol), yaitu
dari 5, 10, sampai dengan 45..Selanjutnya untuk perkalian dengan bilangan 9 (sembilan),
misalnya 9*3. Berdasarkan pemahaman bahwa perkalian merupakan pertambahan berulang
maka dapat dijelaskan bahwa 9*3 = 9+9+9 = 27. Sedangkan untuk perkalian 3*9 dapat
dijelaskan mengunakan Konsep komutatif yang telah dipahami siswa dalam tahap
sebelumnya, sehingga 3*9 = 9*3 = 27. Demikian pula untuk perkalian bilangan-bilangan lain
dengan bilangan 9 (sembilan) yang selalu menghasilkan bilangan dengan JUMLAH digitnya
selalu 9 (sembilan) contohnya 27 [2+7=9]. Perhatikan pula hasilkali yang lain dengan
bilangan 9, yaitu 18, 27,36, 45, 54, 63, 72, dan 81 Cara ini kemudian diulang-ulang untuk
berbagai variasi soal yang adac. Cara Mengajarkan. Perkalian dengan bilangan 3 (tiga), 4
(empat), 6 (enam), 7 (tujuh) dan 8 (delapan) [ Bagian berstabilo merah muda dalam tabel
perkalian]Untuk Perkalian 3*3, 3*4, dan 4*4 masih mudah diajarkan. Caranya dapat dengan
menggunakan pemahaman pertambahan berulang. Contohnya 3*4 = 3+3+3+3 = 12.
Sedangkan untuk perkalian dengan bilangan 6, 7 dan 8 dapat menggunakan Sifat Distributif
dari perkalian untuk mempermudah penjelasannya. Pertama Sifat Distribusi ini diterapkan
untuk perkalian 6, 7 dan 8 dengan bilangan yang kecil (3 dan 4) terlebih dahulu. Contohnya
untuk kasus perkalian 3*7 dapat disederhanakan menjadi 3* (4+3) = 3*4 + 3*3 = 12 +9 = 21.

Atau contoh lain 4*8 = 4* (4+4) = 4*4+4*4 = 16 + 16 = 32. Dengan menguasai perkalian di
atas maka dapat diajarkan 6, 7 dan 8 dengan bilangan yang besar. Misalnya 6*7 = 6* (3+4) =
6*3 + 6*4 = 18 + 24 = 42. Atau contoh lain 7*8 = 7* (4+4) = 7*4 + 7*4 = 28 + 28 = 56. Cara
ini kemudian diulang-ulang untuk berbagai variasi soal yang adaKETERANGAN : Bagian
Tabel Perkalian dengan stabilo berwarna biru dapat dipelajari dengan mudah dengan
menggunakan Sifat komutatif dari Perkalian.d. Cara Mengajarkan Perkalian Puluhan dan
Satuan ( sebagai contoh 43 * 5) Letakkan satu bilangan (43) di atas bilangan yang lainnya (5)
sedemikian sehingga baik puluhan maupun satuannya berada dalam satu garis lurus. Dan
tarik garis horisontal dibawah bilangan kedua. 43 5Kalikan kedua digit satuan dari dua
bilangan tersebut (3*5 = 15). letakkan Angka 1 (SATU) diatas kolom puluhan dan letakkan
Angka 5 (LIMA) pada bawah garis horisontal dengan letak yang sesuai.143 5 5Kalikan digit
puluhan dari bilangan pertana dengan bilangan ke dua. (4*5 = 20).. Tambahkan hasilnya
dengan Angka 1 (SATU) diatas kolom puluhan, sehingga didapat 20+1 = 21. Letakkan
hasilnya (21) pada bawah garis horisontal dengan letak yang sesuai 1 43 5215Cara ini
kemudian diulang-ulang untuk berbagai variasi soal yang adae. Cara Mengajarkan Perkalian
Puluhan ( sebagai contoh 12 * 43) Letakkan satu bilangan (12) di atas bilangan yang lainnya
(43) sedemikian sehingga baik puluhan maupun satuannya berada dalam satu garis lurus. Dan
tarik garis horisontal dibawah bilangan kedua. 1243Kalikan bilangan pertama dengan digit
satuan dari bilangan ke dua. (12*3 = 36). Letakkan hasilnya (36) pada bawah garis horisontal
dengan letak yang sesuai.124336Kalikan bilangan pertama dengan digit puluhan dari
bilangan ke dua. (12*4 = 48). Letakkan hasilnya (48) pada bawah garis horisontal dengan
letak yang sesuai 12 43 3648_Kemudian jumlahkan hasil yang telah didapat dari dua
perkalian sebelumnya : 12 43 3648_516Cara ini kemudian diulang-ulang untuk berbagai
variasi soal yang adaCara ini kemudian diulang-ulang untuk berbagai variasi soal yang ada.
Kemudian kita masuk ke dalam digit bilangan yang lebih tinggi misalnya ratusan, ribuan dan
seterusnya.3. Tahap Perkalian MentalPerhitungan Mental adalah cara menghitung dengan
hanya menggunakan Otak manusia, tanpa dengan bantuan peralatan yang lain. Dalam
penelitian didapatkan kesimpulan bahwa perhitungan mental ini dapat meningkatkan
kepercayaan diri, kecepatan merespon, ingatan dan daya konsentrasi pada para praktisinya.
Kunci utama dalam Perkalian secara mental adalah Ingatan (memori) dalam menjumlahkan
dari 0 (nol) s.d 9 (sembilan) yang sudah diluar kepala. Serta Visualisasi (visualization) dari
proses manipulasi operasi perkalian. Berdasarkan cara memvisualisasinya, Perkalian Mental
dapat dibagi dalam dua kategori:A. Visualisasi Langsung (Direct Visualization)Di sini konsep
Metode Horisontal mulai berperan secara dominan. Pengenalan Konsep Asosiasi Posisi
dengan menggunakan Notasi Pagar adalah esensial untuk menggunakan visualisasi secara
langsung ini. Kata langsung di sini artinya adalah kita langsung bermain dengan konsep
abstrak dari Angka tanpa menggunakan peralatan bantuan. Mula-mula siswa diajarkan
menghitung perkalian dengan metode horisontal dengan Notasi Pagarnya secara tertulis,
selanjutnya mereka dilatih untuk membayangkan (memvisualisasi) proses manipulasi yang
telah dilakukannya. Contoh:a. Cara mengajarkan Perkalian Mental Puluhan dengan Satuan
(sebagai contoh 84*6)Mula-mula diajarkan pola horisontal dari operasi perkalian ab*c = a*c |
b*c. Selanjutnya didapat: (8 | 4) * (6) = (8*6) | (4*6)Di sini Ingatan harus bertindak dengan
menghitung setiap kolom dalam pagar sebagai berikut :(8*6) | (4*6) = 48 | 24Selanjutnya
dilakukan perggeseran agar jumlah digit pada kolom sesuai dengan jumlah Notasi Pagarnya,
sebagai berikut:48 | 24 = 48+2 | 4 = 50 | 4Sehingga hasilnya adalah 504Jadi disini terdapat
tahap-tahap manipulasi sebagai berikut:1. Mengalikan Bilangan sesuai Pola Horisontal untuk
Perkalian a*b | a*c = 48 | 242. Menggeser agar jumlah digit pada kolom sesuai dengan
jumlah Notasi Pagarnya 48 | 24 = 50 | 43. Sehingga jawabannya adalah 504KETERANGAN:
Perhatikan pola perhitungan yang tetap konsisten untuk setiap soal yang ada yaitu mulai dari
Kanan ke Kirib. Cara mengajarkan Perkalian Mental Puluhan (sebagai contoh

84*35)Mulamula diajarkan pola horisontal dari operasi perkalian ab*cd = a*c | a*d + b*c |
b*d, selanjutnya diajarkan bagaimana Notasi Pagar bekerja pada setiap bilangan yang terlibat
sehingga didapat 84 = 8 | 4 dan 35 = 3 | 5. Selanjutnya didapat (8 | 4) * (3 | 5) = (8*3) | (8*5 +
4*3) | (4*5)Di sini Ingatan harus bertindak dengan menghitung setiap kolom dalam pagar
sebagai berikut :(8*3) | (8*5 + 4*3) | (4*5) = 24 | 40+12 | 20 = 24 | 52 | 20Selanjutnya
dilakukan perggeseran agar jumlah digit pada kolom sesuai dengan jumlah Notasi Pagarnya,
sebagai berikut:24 | 52 | 20 = 24 | 52+2 | 0 = 24 | 54 | 0. Kemudian, 24 | 54 | 0 = 24+5 | 4 | 0 =
29 | 4 | 0 Sehingga hasilnya adalah 2940Jadi disini terdapat tahap-tahap manipulasi sebagai
berikut:1. Mengalikan Bilangan sesuai Pola Horisontal untuk Perkalian a*c | a*d + b*c | b*d
= (24 |52 | 20)2. Menggeser agar jumlah digit pada kolom sesuai dengan jumlah Notasi
Pagarnya (24 | 52 | 20) = (24 | 54 | 0 )= (29 | 4 | 0)3. Sehingga jawabannya adalah 2940
KETERANGAN: Perhatikan pola perhitungan yang tetap konsisten untuk setiap soal yang
ada yaitu mulai dari Kanan ke Kiri Cara ini kemudian di ulang-ulang untuk berbagai variasi
soal yang ada sampai dapat menghitung tanpa harus mencorat-coret pada kertas. Kemudian
kita masuk ke dalam digit.
contoh:
31
21x
lakukan 3 langkah berikut:
l x l maksudnya: l : bintang 1 : 1 x 1 = 1
x : bintang 2 : (31)+(21)= 5
l : bintang 1: 32 = 6
jawab: 651
contoh: 41
21x
maksudnya l: 11 = 1
x: (41) + (21) = 6
l: 42 = 8
jawab : 861
Baiklah saya ingin sedikit mengulastentang perkalian cepat hitung jari 13 x 17.
1. Cara paling cepat menyelesaikan 1317 dengan jari kita adalah gunakan jari untuk
memencet tombol yang paling tepat pada kalkulator (atau HP atau komputer). Kita akan
segera memperoleh hasilnya. Bagaimana jika tidak tersedia kalkulator? Bagaimana jika tidak
diijinkan menggunakan kalkulator?
2. Gunakan jari Anda untuk menggerak-gerakan biji-biji sempoa yang tepat. Dengan latihan
yang konsisten - mungkin perlu waktu beberapa minggu - akan dapat menyelesaikan
perkalian 1317. Bagaimana jika tidak diijinkan memakai sempoa? Bagaimana jika saya
tidak sabar belajar sempoa yang perlu waktu cukup lama?
3. Gunakan rumus-rumus sempoa jari, jari aritmatika, jarimatika, atau yang sejenisnya.
Biasanya, untuk perkalian kita akan mengenal beberapa rumus khusus misal perkalian 6
sampai dengan 10, lalu perkalian 11 sampai dengan 15, lalu perkalian 16 sampai dengan 20.
Untuk menguasainya mungkin Anda perlu waktu beberapa minggu - mohon bersabar. Itu pun
Anda belum menjawab 1317. Karena 13 masuk kelompok 11 sampai dengan 15 sedangkan
17 masuk kelompok 16 sampai dengan 20. Jangan khawatir, dengan belajar tekun Anda akan
berhasil menguasainya.
4. Mengapa repot-repot sih? Gunakan saja jari-jari kita untuk memegang pensil. Lalu hitung
dengan algoritma AlKhawaritzmi bersusun seperti biasa:
13
17x

5. Bahkan Anda tidak perlu menggunakan jari. Cukup gunakan imajinasi Anda. 1317 =
12 = 2
37 = 21
Jawab: 221 (Selesai!?)
Contoh lain:
2327 =
23 = 6
37 = 21
Jawab: 621
3337 =
34 = 12
37 = 21
Jawab:1221
Syarat utama untuk mengerjakan perkalian 1 digit untuk 6-9 ini adalah: anak ybs harus sudah
tau konsep perkalian 1-5. Ini mutlak karena tanpa menguasai perkalian 1-5 dia tidak bisa
mengetahui perkalian6-9.Perkalian 2x5 dapat dijelaskan sebagai 5+5
Kalau5x2adalah2+2+2+2+2Ingat konsep minum obat. Dokter selalu menganjurkan minum
obat 3x1 dalam sehari. Berarti obat diminum 1 pagi, 1 siang dan 1 malam. Dosis obat jarang
yg tertulis 1x3, artinyapasienharusminum3tabletsekaligus! kita kembali ke soal perkalian 6-9.
Coba, jangan menghafal perkalian 6-9, tapi nanti anak akan dengan sendirinya hafal. Yuk kita
lihat: berapa 8x7=?
Caranya:
8
7x
Dekatkanke10:
8 selalu berpasangan dengan 2 & 7 selalu berpasangan dengan 3
Silangkan:
8-3=5
Kalikanselisih:
2x3=6
Gabungkan Jadi jawaban adalah 56.
Cobalagi9x6=?
9 -1
6 -4
9-4=5
1x4=4
Gabungkanjadi54
12 x 11 = 132 , 16x11=176 (tinggal ditambah 1 utk bilangan puluhannya)
perkalian7x9
Caranya
7-1=6(untukpuluhan)
9-6=3(untuksatuan)
7x9=63(totalangkaselalu9)
8x9=72(total9)
Perkalian11
Angkanya dipisah, ditengahnya ditambahin penjumlahannya
Misal,
26 x 11 = 2 (2+6) 6 = 286
47 x 11 = 4 (4+7) 7 = 4 11 7 = 517
Kuadrat dengan belakang 5 Tinggal dikalikan dengan angka sesudahnya, belakangnya pasti

25
Misal
35 x 35 = 3 x 4 = 12 = 1225
75 x 75 = 7 x 8 = 56 = 5625
Perkalian sama-sama kelipatan 5 (tapi selisih 10)
Tinggal dikaliin dengan 2 angka sesudahnya, belakangnya pasti 75
Misal
45 x 55 = 4 x 6 = 24 = 2475
75 x 85 = 7 x 9 = 63 = 6375
Pengen tau, apakah angka itu kelipatan 9 atau bukan
Tinggal dijumlahin semua angkanya satu persatu
Kalo jumlahnya = 9, berarti angka itu bener kelipatan 9
Misal
349685 = 3+4+9+6+8+5 = 35 = 3+5 = 8 (berarti bukan kelipatan 9)
257022 = 2+5+7+0+2+2 = 18 = 1+8 = 9 (berarti kelipatan 9)
Kalo yang perkalian 9 dibawah angka 10
Dulu bapak saya ngajarinnya pake jari 2 tangan
Misal 4x9= Kalo 10 jari tangannya dijejerin. Dari kiri, hitungan 4 itu pas di jari telunjuk
tangan kiri. Disebelah kiri jari telunjuk itu ada 3 jari, dan sebelah kanannya ada 6 jari
Jadi4x6=36. Misal lagi 8x9= Dari kiri, hitungan 8 itu pas jari tengah tangan kanan
Disebelah kiri jari tengah itu ada 7 jari, dan di sebelah kanannya ada 2
jari. Jadi 8 x 9 = 72
BAB III
KESIMPULAN
Konsep pada pembelajaran matematika perlu diperhatikan karena termasuk dalam
kesuksesan dalam menyampaikan pembelajaran matematika.
Konsep diatas merupakan sebagai metode pembelajaran matematika yang mencakup :
1. Metode
2. Membaca situasi dan kondisi
3. Peran guru dalam pembelajaran
4. Peran siswa dalam proses pembelajaran
Konsep tidak hanya diterapkan pada cara guru mengajar melainkan juga dipakai dalam
operasi perkalian. Dengan tujuan bahwa perkalian mudah untuk dipahami dan dimengerti.
Guru diharapkan untuk dapat mempelajari konsep diatas agar siwa senang terhadap
matematika.

DAFTAR PUSTAKA
http://ganeca.blogspirit.com/archive/2005/05/27/ge_mozaik_mei_2005_
%E2%80%93_bagaimana_mengajar_matematika_yang_ben.html

http://blog.rosihanari.net/cara-cepat-menghitung-perkalian-dalam-5-detik/
http://apiqquantum.wordpress.com/2008/03/14/metode-belajar-matematika-cara-menguasairumus-cepat-matematika/
http://apiqquantum.wordpress.com/2009/03/23/hitung-jari-cepat-contoh-13-x-17/
http://makalahkumakalahmu.wordpress.com/2009/03/01/pemecahan-masalah-matematikaproblem-solving-in-mathematica/
http://sigmetris.com Powered by Joomla! Generated: 12 May, 2009, 14:10
http://lestia.blogspot.com/2005/10/perkalian.html
http://s1pgsd.blogspot.com/2009/01/tips-menarik-minat-anak-belajar.html

You might also like