Professional Documents
Culture Documents
S.
aureus
dalam
bahan
pangan
erat
kaitannya
dengan
kurang
tepat
dapat
adalah
pangan
yang
normal
flora
di
dalamnya
telah
harus
selalu
dalam
keadaan
tertutup,
sehingga
tidak
ada
menjadi potongan yang lebih kecil sebelum dimasak, daging yang sudah
masak harus dipegang dengan alat, jangan menyimpan makanan disembarang
tempat, tutup masakan yang disimpan dalam lemari es, cegah jangan sampai
lalat mencapai tempat meyimpan makanan, jangan menyantap makanan
langsung dari wadahnya dan menyimpan kembali sisa makanan itu.
c. Tempat menyimpan bahan makanan, alat memasak dan ruang pengolahan
Bersihkan bekas-bekas daging pada rak, lemari es, atau tempat
menyimpan lainya, gunakan peralatan yang berbeda untuk keperluan masak
yang berbeda-beda, gunakan sendok atau alat masak lain yang berbeda untuk
memproses daging mentah dan daging yang telah dimasak, gunakan lap yang
selalu bersih dan kering. Lap yang sudah digunakan merupakan sumber
bakteri, cuci telenan segera setelah digunakan sebagai alas mengiris daging
mentah, cuci telenan 2 kali seminggu dengan sikat kawat, cuci kembali pisau
yang telah digunakan untuk mengiris daging, pencucian peralatan secara
teratur dengan air deterjen yang tidak mengandung toksin, secara kimiawi
stabil dan mudah dihilangkan, suhu air pencuci sebaiknya 63 oC karena pada
suhu tersebut hampir semua kotoran dan lemak dapat dihilangkan.
d. Sanitasi Peralatan
Peralatan dapur harus segera dibersihkan dan disanitasi/desinfeksikan
(dibersihkan agar tidak terkontaminasi kembali) untuk mencegah kontaminasi
silang pada makanan, baik pada tahap persiapan, pengolahan, penyimpanan
sementara, maupun penyajian. Diketahui bahwa pada peralatan dapur seperti
alat pemotong, papan pemotong (talenan), dan alat saji merupakan sumber
kontaminan potensial bagi makanan. Alat saji dan alat masak harus dicuci,
dibilas dan disanitasi segera setelah digunakan.
e. Tata Letak Dapur
Tata letak peralatan dapur yang baik pada dasarnya harus memenuhi
tuntutan yaitu:
1. Memungkinkan dilakukannya pekerjaan pengolahan makanan secara
runtut dan efisien.
2. Terhindarnya kontaminasi silang produk makanan dari bahan mentah,