Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan
peningkatan atau penurunan fraksi lipid dalam plasma. Kelainan fraksi lipid
yang utama adalah kenaikan kadar kolesterol total, kolesterol LDL, dan
trigliserida serta penurunan kadar kolesterol HDL (Sunita, 2004). Dislipidemia
adalah keadaan terjadinya peningkatan kadar LDL kolesterol dalam darah atau
trigliserida dalam darah yang dapat disertai penurunan kadar HDL kolesterol
(Andry Hartono, 2000).
Dislipidemia dalam proses terjadinya aterosklerosis semuanya memiliki
peran yang penting dan sangat berkaitan satu dengan yang lain, sehingga tidak
mungkin dibahas sendiri-sendiri. Ketiganya dikenal sebagai triad lipid, yaitu:
a. Kolesterol total
Banyak penelitian menunjukkan bahwa hubungan antara kadar kolesterol total
darah dengan resiko penyakit jantung koroner (PJK) sangat kuat, konsisten,
dan tidak bergantung pada faktor resiko lain. Penelitian genetik, eksperimental,
epidemiologis, dan klinis menunjukkan dengan jelas bahwa peningkatan kadar
kolesterol total mempunyai peran penting pada patogenesis penyakit jantung
koroner (PJK).
b. Kolesterol HDL dan kolesterol LD
Bukti epidemiologis dan klinis menunjang hubungan negatif antara kadar
kolesterol HDL dengan penyakit jantung koroner. Intervensi obat atau diet
dapat menaikan kadar kolesterol HDL dan dapat mengurangi penyakit jantung
koroner.
c. Trigliserida
Kadar trigliserida diantara 250-500 mg/dl dianggap berhubungan dengan
penyakit jantung koroner apabila disertai adanya penurunan kadar kolesterol
HDL.
BAB II
DISLIPIDEMIA
1.1 Pengertian
Dislipidemia adalah kalainan metabolisme lipid yang ditandai dengan
peningkatan maupun penurunan fraksi lipid dalam plasma. Beberapa kelainan
fraksi lipid yang utama adalah kenaikan kadar kolesterol total, kolesterol LDL,
dan atau trigliserida, serta penurunan kolesterol HDL (Davey, 2002).
1.2 Etiologi dan Faktor Resiko
Kadar
lipoprotein,
terutama
LDL
meningkat
sejalan
dengan
bertambahnya usia. Pada keadaan normal pria memiliki kadar LDL yang lebih
tinggi, tetapi setelah menopause kadarnya pada wanita lebih banyak. Faktor
lain yang menyebabkan tingginya kadar lemak tertentu (VLDL dan LDL)
adalah (Davey,2002):
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
1.3 Patofisiologi
Lipid dalam plasma terdiri dari kolesterol, trigliserida, fosfolipid, dan
asam lemak bebas. Normalnya lipid ditranspor dalam plasma darah berikatan
dengan protein yang berbentuk lipoprotein. Ikatan protein dan lipid tersebut
menghasilkan 4 kelas utama lipoprotein bergantung pada kandungan lipid dan
jenis apoproteinnya : Kilomikron, VLDL, LDL, dan HDL. Peningkatan lipid
dalam darah akan mempengaruhi kolesterol, trigliserida dan keduanya
(hiperkolesterolemia,
hipertrigliseridemia
atau
kombinasinya
yaitu
hiperlipidemia).
hepar yang menyebabkan penurunan densitas reseptor LDL di serum (> 135
mg/dl). Ikatan LDL mudah melepaskan lemak dan kemudian membentuk plak
pada dinding pembuluh darah yang selanjutnya akan menyebabkan terjadinya
arterosklerosis dan penyakit jantung koroner (Silbernagl, 2000).
2007).
2. Klasifikasi Patogenik
Klasifikasi dislipidemia berdasarkan atas ada atau tidaknya penyakit
dasar yaitu primer dan sekunder. Dislipidemia primer memiliki penyebab
yang tidak jelas sedangkan dislipidemia sekunder memiliki penyakit dasar
seperti sindroma nefrotik, diabetes melitus, hipotiroidisme (Sudoyo, 2006).
Contoh dari dislipidemia primer adalah hiperkolesterolemia poligenik,
hiperkolesterolemia familial, hiperlipidemia kombinasi familial, dan lainlain (Anwar, 2004).
klasifikasi sebelumnya, pada klasifikasi yang baru tertera kadar lipid yang
diinginkan (optimal).
laboratorium
memegang
peranan
penting
dalam
*Rumus ini tidak dapat digunakan bila kadar TG > 400 mg/dL.
1.7 Penatalaksanaan dislipidemia
10
antihipertensi)
Kolesterol HDL rendah ( <40 mg/dl). Jika didapatkan kolesterol
HDL 60mg/dl maka mengurangi satu faktor risiko dari jumlah
total
Sasaran Kolesterol
LDL (mg/dl)
<100
11
penyakit
arteri
perifer,
aneurisma
aorta
abdominalis
- Faktor risiko multipel (> 2 faktor risiko) yang
mempunyai risiko PJK dalam waktu 10 tahun
> 20 % (lihat skor risiko Framingham)
2. Resiko Multipel (2 faktor resiko) dengan risiko
<130
<160
12
diet
dimulai
dengan
menilai
pola
makan
pasien,
13
sensitivitas
dan
meningkatkan
keseragaman
fisik,
14
Kategori Resiko
PJK atau yang
Target
LDL
< 100
Kadar LDL
untuk mulai
PGH
100
disamakn PJK
Faktor resiko 2
< 130
130
opsional)
10 tahun risiko 10-20% : 130
10 tahun risiko <10% : >160
15
< 160
160
190
(160-189 pemberian obat
opsional)
Kol-LDL
18-55 %
15-30 %
5-25 %
5-25 %
17-18 %
Kol-HDL
5-15 %
3-5 %
10-20%
15-35 %
3-4 %
Trigliserid
7-30 %
-/
20-50 %
20-50 %
-
Absorbsi Kolesterol
KLASIFIKASI OBAT-OBAT HIPOLIPIDEMIK
Penghambat
Sekueastran
Penghambat
Asam
HMGCoA
Asam
Asam Fibrat
Absorpsi
Nikotinat
Reduktase
Empedu
Kolesterol
Simvastatin
Lovastatin
Pravastatin
Kolestiramin
Asam
Bezafibrat
Fluvastatin
Kolestipol
Nikotinat
Fenofibrat
Atorvastatin
Ezetimibe
Gemfibrozil
Rosuvastatin
statin atau sekuestran asam empedu atau nicotic acid. Pemantauan profil lipid
dilakukan setiap 6 minggu. Bila target sudah tercapai, pemantauan dilanjutkan
setiap 4-6 bulan. Bila setelah 6 minggu terapi target belum tercapai,
intensifkan/naikkan dosis statin atau kombinasi dengan yang lain (PDT, 2009).
Tabel 12. Klasifikasi Obat-obat Hipolipidemi
Setiap obat hipolipidemik memiliki kekuatan kerja masing-masing
terhadapat kolesterol LDL, kolesterol HDL, maupun trigliserida. Sesuai dengan
kemampuan tiap jenis obat, maka obat yang dipilih bergantung pada jenis
dislipidemia yang ditemukan.
16
Tabel 13. Obat Hipolipidemik: Efek Obat Terhadap Kadar Lipid Serum
Kebanyakan obat hipoglikemik dapat dikombinasikan penggunaannya
tetapi kombinasi golongan statin dan golongan fibrat, atau golongan statin dan
asam nikotinat, perlu pemantauan lebih ketat. Sebaiknya tidak memberikan
kombinasi gemfibrozil dan statin.
Pada penderita dengan kadar trigliserida >350 mg/dl, golongan statin dapat
digunakan (statin dapat menurunkan trigliserida) karena sasaran kolesterol
LDL adalah sasaran pengobatan. Pada pasien dengan dislipidemia campuran
yaitu hiperkolesterolemia dan hipertrigliserida, terapi tetap dimulai dengan
statin. Apabila kadar trigliserida masih tetap tinggi maka perlu kombinasi
dengan fibrat atau kombinasi statin dan asam nikotinat. Harus berhati-hati
dengan terapi kombinasi statin dan fibrat maupun statin asam nikotinat oleh
karena dapat meningkatkan timbulnya efek samping yaitu miopati.
Pemantauan efek samping obat harus dilakukan terutama pada mereka
dengan gangguan fungsi ginjal atau hati. Kemudian setiap terdapat keluhan
yang mirip miopati maka sebaiknya diperiksa kadar creatinin kinase (CK).
Obat Hipolipidemik diantaranya adalah :
1. Golongan Statin
Statin sangat efektif dalam menurunkan kol-LDL dan relatif
aman. Obat ini bekerja menghambat sintesis kolesterol di hati, dengan
demikian akan menurunkan kolesterol darah. Efek samping golongan
statin terjadi pada sekitar 2% kasus, biasanya berupa nyeri
17
18
19
Dislipidemia dalam
memiliki peran yang penting dan sangat berkaitan satu dengan yang lain,
sehingga tidak mungkin dibahas sendiri-sendiri. Ketiganya dikenal sebagai
triad lipid, yaitu:
Kolesterol total
Banyak penelitian menunjukkan bahwa hubungan antara kadar
kolesterol total darah dengan resiko penyakit jantung koroner (PJK) sangat
kuat, konsisten, dan tidak bergantung pada faktor resiko lain. Penelitian
genetik, eksperimental, epidemiologis, dan klinis menunjukkan dengan jelas
bahwa peningkatan kadar kolesterol total mempunyai peran penting pada
patogenesis penyakit jantung koroner (PJK).
Kolesterol HDL dan kolesterol LDL
Bukti epidemiologis dan klinis menunjang hubungan negatif antara
kadar kolesterol HDL dengan penyakit jantung koroner. Intervensi obat atau
diet dapat menaikan kadar kolesterol HDL dan dapat mengurangi penyakit
jantung koroner.
Trigliserida
Kadar trigliserida diantara 250-500 mg/dl dianggap berhubungan
dengan penyakit jantung koroner apabila disertai adanya penurunan kadar
kolesterol HDL.
DAFTAR PUSTAKA
20
Sudoyo, Ary, Setyohadi, Bambang, Alwi, Idrus. 2009. Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam. Jakarta : FK UI.
21