You are on page 1of 16

PROSEDUR

KOMUNIKASI VIA TELEPON ANTAR PARA PEMBERI LAYANAN


(PERAWAT & PETUGAS LAB)
Nomer Dokumen

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

Revisi ke

Halaman
1/1

Ditetapkan oleh,
Direktur Rumah Sakit Methodist
Medan
Tgl diterbitkan :
10 Desember 2013

Dr. Hendra W. Djuang, MARS


Pengertian

Komunikasi efektif melalui telepon yang dilakukan oleh perawat


untuk menanyakan hasil pemeriksaan laboratorium pada petugas
laboratorium dan dicatat oleh perawat secara lengkap , akurat dan
jelas.

Tujuan

1. Sebagai acuan untuk melaporkan hasil pemeriksaan


laboratorium klinis.
2. Terjalinnya kelancaran komunikasi antar perawat dan petugas
laboratorium.
3. Mengurangi kesalahan / kekeliruan hasil pelaporan pemeriksaan
laboratorium .
4. Mengurangi kesalahan / kekeliruan dalam pemberian terapi.
5. Meningkatkan keselamatan pasien.
6. Terpeliharanya mutu pelayanan.

Kebijakan

1. PERMENKES NOMOR 1691/MENKES/PER/VIII/2011


2. SK Direktur tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit Aisyiyah
Bojonegoro NOMOR 0943/KEP/III.6.AU/2013

Prosedur

1. Identifikasi pasien sebelum menelpon ruang laboratorium dengan


mencocokkan kebenaran identitas pasien
2. Tanya nama pasien atau keluarga pasien, lihat gelang
identifikasi, siapkan status pasien.
3. Bila antara pertanyaan, gelang identifikasi dan status pasien
sudah sesuai hubungi no unit laboratorium.
4. Tekan nomor ekstensi ruang laboratorium.
5. Setelah terdengar nada sambung ucapkan salam.
6. Sebutkan identitas diri / ruangan perawatan.
7. Siapkan lembar status pasien.
8. Sebutkan nama / nomor rekam medis / alamat pasien yang
dimaksud.

9. Catat hasil pelaporan dari petugas laboratorium pada status


pasien
10. Bacakan kembali hasil pelaporan secara lengkap, akurat dan
jelas pada petugas laboratorium
11. Telpon ulang petugas laboratorium bila hasil laborat belum
dikonfirmasikan ke petugas laborat.
12. Cantumkan nama lengkap dan tanda tangan pelapor pada form
yang disediakan.
13. Cantumkan tandatangan saksi yang mendengarkan saat
menanyakan hasil laborat (keluarga pasien, pasien atau perawat
jaga ,dokter jaga, dokter yang merawat )
14. Ucapkan terima kasih dan salam.
Unit Terkait

1.
2.
3.
4.
5.
6.

UGD
Ruang Rawat Inap Keperawatan
Unit bedah sentral
Unit Care Intensive
Unit Rawat Jalan
Unit Laboratorium

PROSEDUR
IDENTIFIKASI PASIEN SEBELUM PEMBERIAN OBAT
PARENTERAL,ORAL,SUPPOSITORIA
Nomer Dokumen
Revisi ke : 0

Halaman
1/1

Ditetapkan oleh,
Direktur Rumah Sakit Methodist
Medan

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

Tgl diterbitkan :

Dr. Hendra W. Djuang, MARS


Pengertian

Merupakan proses verifikasi identitas pasien sebelum


memberikan obat parenteral, oral, suppositoria kepada pasien

Tujuan

1. Mengurangi terjadinya kesalahan dalam mengidentifikasi


pasien.
2. Sebagai acuan dalam pemberian pengobatan secara
parenteral, oral, suppositoria
3. Terpeliharanya mutu pelayanan
4. Terjaganya keselamatan pasien

Kebijakan

1. PERMENKES NOMOR 1691/MENKES/PER/VIII/2011


2. SK Direktur tentang Keselamatan pasien rumah sakit aisyiyah
bojonegoro NOMOR 0943/KEP/III.6.AU/2013

Prosedur

1.
2.
3.
4.

Siapkan status pasien


Tanya nama pasien (pasien langsung atau keluarga )
Lihat gelang Identifikasi yang terpasang
Cocokkan antara status pasien, nama yang disebut dengan
gelang identifikasi yang terpasang.
5. Lakukan pemberian obat sesuai advis bila status pasien,
nama yang disebut dan gelang identifikasi sudah sesuai
6. Identifikasi ulang pasien bila tidak ada kesesuaian identitas
kepada rekam medis

7. Dokumentasikan pemberian obat distatus pasien

Unit Terkait

1.
2.
3.
4.
5.

UGD
Ruang Rawat Inap Keperawatan
Unit bedah sentral
Unit Care Intensive
Unit Rawat Jalan

PROSEDUR
IDENTIFIKASI PASIEN SEBELUM PEMBERIAN DARAH/PRODUK
DARAH
Nomer Dokumen

Revisi ke :

Halaman
1/1

Ditetapkan oleh,
Direktur Rumah Sakit Methodist Medan

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

Tgl diterbitkan :

Dr. Hendra W. Djuang, MARS


Pengertian
Tujuan

Merupakan proses verifikasi identitas pasien sebelum memberikan


darah atau produk darah yang lain
1.
2.
3.
4.

Mengurangi terjadinya kesalahan dalam mengidentifikasi pasien.


Sebagai acuan dalam pemberian darah dan produk darah
Terpeliharanya mutu pelayanan
Terjaganya keselamatan pasien

Kebijakan

1. PERMENKES NOMOR 1691/MENKES/PER/VIII/2011


2. SK Direktur tentang Keselamatan pasien rumah sakit aisyiyah
bojonegoro NOMOR 0943/KEP/III.6.AU/2013

Prosedur

1.
2.
3.
4.
5.
6.

7.

8.
9.

Siapkan status pasien


Tanya nama pasien (pasien langsung atau keluarga )
Lihat gelang Identifikasi yang terpasang
Cocokkan antara status pasien, nama yang disebut dengan
gelang identifikasi yang terpasang.
Siapkan darah / produk darah yang akan dimasukkan
Lakukan verifikasi ulang pada darah / produk darah yang ada,
meliputi nama pasien, golongan darah, jenis darah yang akan
dimasukkan .
Setelah verifikasi pada identitas sesuai , dan produk darah yang
ada sesuai dengan identitas pasien masukkan darah / produk
darah sesuai advis dokter.
Klarifikasi ulang pada rekam medis bila ada ketidak sesuaian
identitas
Dokumentasikan pemberian darah atau produk darah distatus
pasien

Unit Terkait

1.
2.
3.
4.

UGD
Ruang Rawat Inap Keperawatan
Unit bedah sentral
Unit Care Intensive

PROSEDUR
IDENTIFIKASI PASIEN SEBELUM PENGAMBILAN DARAH DAN
SPECIMEN LAIN
Nomer Dokumen

Revisi ke :

Halaman
1/1

Ditetapkan oleh,
Direktur Rumah Sakit Methodist
Medan

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

Tgl diterbitkan :

Dr. Hendra W. Djuang, MARS


Pengertian

Merupakan proses verifikasi identitas pasien sebelum pemgambilan


darah dan specimen lain

Tujuan

1. Mengurangi terjadinya kesalahan dalam mengidentifikasi pasien.


2. Sebagai acuan dalam pemberian pengobatan dan tindakan atau
prosedur pemeriksaan.
3. Terpeliharanya mutu pelayanan
4. Menjaga keselamatan pasien

Kebijakan

1. PERMENKES NOMOR 1691/MENKES/PER/VIII/2011


2. SK Direktur tentang Keselamatan pasien rumah sakit aisyiyah
bojonegoro NOMOR 0943/KEP/III.6.AU/2013

Prosedur

1.
2.
3.
4.

Unit Terkait

1.
2.
3.
4.
5.

Siapkan status pasien


Tanya nama pasien (pasien langsung atau keluarga )
Lihat gelang Identifikasi yang terpasang
Cocokkan antara status pasien, nama yang disebut dengan
gelang identifikasi yang terpasang.
5. Lakukan pengambilan darah atau specimen lain sesuai advis bila
status pasien, nama yang disebut dan gelang identifikasi sesuai.
6. Identifikasi ulang pasien bila tidak ada kesesuaian identitas
kepada rekam medis
7. Dokumentasikan pengambilan darah dan specimen lain distatus
pasien
UGD
Ruang Rawat Inap Keperawatan
Unit bedah sentral
Unit Care Intensive
Unit Rawat Jalan

PROSEDUR
IDENTIFIKASI PASIEN SEBELUM TINDAKAN
ECG/RONTGEN FOTO/USG/CT SCAN/EEG
Nomer Dokumen

Revisi ke :

Halaman
1/1

Ditetapkan oleh,
Direktur Rumah Sakit Methodist
Medan

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

Tgl diterbitkan :

Dr. Hendra W. Djuang, MARS


Pengertian
Tujuan

Merupakan proses verifikasi identitas pasien sebelum melakukan


tindakan penunjang medis
1. Mengurangi terjadinya kesalahan dalam mengidentifikasi
pasien.
2. Sebagai acuan dalam pemberian pengobatan dan tindakan
atau prosedur.
3. Terpeliharanya mutu pelayanan
4. Menjaga keselamatan pasien

Kebijakan

1. PERMENKES NOMOR 1691/MENKES/PER/VIII/2011


2. SK Direktur tentang Keselamatan pasien rumah sakit aisyiyah
bojonegoro NOMOR 0943/KEP/III.6.AU/2013

Prosedur

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Siapkan status pasien


Tanya nama pasien (pasien langsung atau keluarga )
Lihat gelang Identifikasi yang terpasang
Cocokkan antara status pasien, nama yang disebut dengan
gelang identifikasi yang terpasang.
Siapkan blangko pemeriksaan yang diminta.
Bila proses verifikasi identitas sudah sesuai antar pasien
ketempat pemeriksaan
Identifikasi ulang pasien bila tidak ada kesesuaian identitas
kepada rekam medis
Dokumentasikan proses tindakan yang dilakukan dalam tatus
pasien.

1.
2.
3.
4.
5.

UGD
Ruang Rawat Inap Keperawatan
Unit bedah sentral
Unit Care Intensive
Unit Rawat Jalan

PROSEDUR
IDENTIFIKASI KESELAMATAN PASIEN
SEBELUM PEMBEDAHAN
Nomer Dokumen

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

Revisi ke :
0

Halaman
1/1

Ditetapkan oleh,
Direktur Rumah Sakit Methodist Medan
Tgl diterbitkan :

Dr. Hendra W. Djuang, MARS


Pengertian
Tujuan

Kebijakan
Prosedur

Merupakan proses verifikasi identitas pasien sebelum melakukan


tindakan pembedahan dari ruang rawat inap, rawat jalan, UGD ke
kamar operasi.
1. Mengurangi terjadinya kesalahan dalam mengidentifikasi
pasien.
2. Sebagai proses verifikasi sebelum pindah keruang operasi.
3. Terpeliharanya mutu pelayanan
4. Menjaga keselamatan pasien
5. Menghindari salah pasien saat operasi.
1. PERMENKES NOMOR 1691/MENKES/PER/VIII/2011
2. SK Direktur tentang Keselamatan pasien rumah sakit aisyiyah
bojonegoro NOMOR 0943/KEP/III.6.AU/2013
1. Siapkan status pasien
2. Tanya nama pasien (pasien langsung atau keluarga )
3. Lihat Identifikasi yang terpasang
4. Cocokkan antara status pasien, nama yang disebut dengan
gelang identifikasi yang terpasang.
5. Siapkan penunjang medis pasien yang diperlukan di ruang
operasi
6. Cocokkan penunjang medis pasien dengan identifikasi pasien.
7. Laporkan dokter yang akan melakukan tindakan dan minta

untuk diberi tanda daerah area operasi (Marking Area Operasi )


8. Identifikasi ulang dan libatkan pasien dalam pencocokkan
daerah mana yang akan dioperasi sebelum diantar ke ruang
operasi
9. Laporkan pada dokter anasthesi.
10. Bila ada darah yang harus dibawa kekamar operasi jumlah
darah, jenis darah, golongan darah harus diidentifikasi secara
benar.
11. Siapkan form timbang terima keselamatan pembedahan dan isi
sesuai kriteria yang ada di form pada kolom pertama
12. Bila sudah sesuai antara identifikasi pasien, penunjang
medis,marking area sudah sesuai ,antar pasien keruang
operasi.
13. Lakukan timbang terima antara perawat rawat inap/ruang asal
pasien dengan perawat ruang operasi untuk melakukan
verifikasi ulang pada pasien dengan penandatanganan form
timbang terima keselamatan pembedahan antara petugas
pengantar pasien ke OK dan petugas penerima dikamar OK,
pada form kolom pertama.
14. Beri tandatangan antara perawat pengantar dari ruang asal
dengan petugas OK.

Unit Terkait

1.
2.
3.
4.
5.

.
UGD
Ruang Rawat Inap Keperawatan
Unit bedah sentral
Unit Care Intensive
Unit Rawat Jalan

PROSEDUR
IDENTIFIKASI KESELAMATAN PASIEN
SESUDAH PEMBEDAHAN
Nomer Dokumen

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

Revisi ke :
0

Halaman
1/1

Ditetapkan oleh,
Direktur Rumah Sakit Methodist
Medan
Tgl diterbitkan :

Dr. Hendra W. Djuang, MARS


Pengertian

Merupakan proses verifikasi identitas pasien sesudah pembedahan


dari kamar operasi kembali keruang rawat inap, rawat jalan, ICU.

Tujuan

1. Mengurangi terjadinya kesalahan dalam mengidentifikasi


pasien.
2. Sebagai proses verifikasi sebelum pindah keruang ICU / ruang
perawatan/ rawat jalan
3. Terpeliharanya mutu pelayanan
4. Menjaga keselamatan pasien sesudah operasi

Kebijakan

1. PERMENKES NOMOR 1691/MENKES/PER/VIII/2011


2. SK Direktur tentang Keselamatan pasien rumah sakit aisyiyah
bojonegoro NOMOR 0943/KEP/III.6.AU/2013

Prosedur

1.
2.
3.
4.

5.

6.
7.

8.

9.

Siapkan status pasien


Pastikan kondisi pasien sudah sadar
Lihat Identifikasi yang terpasang
Siapkan penunjang medis pasien yang ada dan siapkan
untuk dikembalikan ke pasien atau ke perawat yang
mengambil pasien
Siapkan form timbang terima keselamatan pembedahan dan
isi sesuai kriteria yang ada di form kolom kedua untuk pasca
pembedahan.
Siapkan specimen PA bila harus PA dan blangko PA
Lakukan verifikasi ulang saat menyerahkan specimen PA
dan pastikan antara nama yang ada di wadah specimen
yang ada, dengan identifikasi pasien, dan blangko sudah
sesuai
Dokumentasikan proses timbang terima dengan petugas OK
dengan petugas ruang / keluarga pasien pada form
keselamatan pembedahan dikolom kedua.
Beri tandatangan pada form tandatangan antara petugas
kamar operasi dengan petugas ruangan pengambil pasien ,

atau keluarga pasien.

.
Unit Terkait

1.
2.
3.
4.
5.

UGD
Ruang Rawat Inap Keperawatan
Unit bedah sentral
Unit Care Intensive
Unit Rawat Jalan

PROSEDUR
IDENTIFIKASI KESELAMATAN PASIEN
SAAT TIMBANG TERIMA
ANTAR RUANG
Nomer Dokumen

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

Revisi ke :
0

Halaman
1/1

Ditetapkan oleh,
Direktur Rumah Sakit Methodist
Medan
Tgl diterbitkan :

Dr. Hendra W. Djuang, MARS


Pengertian
Tujuan

Kebijakan

Merupakan proses verifikasi identitas pasien saat timbang terima


pemindahan pasien dari unit asal ke unit yang akan ditempati
pasien
1. Mengurangi terjadinya kesalahan dalam mengidentifikasi
pasien.
2. Sebagai proses verifikasi identitas pasien saat timbang
terima antar ruang
3. Terpeliharanya mutu pelayanan
4. Menjaga keselamatan pasien .
1. PERMENKES NOMOR 1691/MENKES/PER/VIII/2011
2. SK Direktur tentang Keselamatan pasien rumah sakit
aisyiyah bojonegoro NOMOR 0943/KEP/III.6.AU/2013

Prosedur

Unit Terkait

1. Siapkan status pasien


2. Tanyakan nama pasien bila pasien dalam kondisi sadar, bila
tidak tanyakan pada keluarga atau perawat yang mengantar
3. Lihat Identifikasi yang terpasang
4. Bila sudah sesuai terima pasien dan status pasien ,
perhatikan form timbang terima yang ada.
5. Bila sudah sesuai beri tandatangan perawat pengantar asal
dengan perawat ruang penerima.
.
1.
2.
3.
4.

UGD
Ruang Rawat Inap Keperawatan
Unit Care Intensive
Unit Rawat Jalan

PROSEDUR
PENCEGAHAN RESIKO PASIEN JATUH

RSA
BOJONEGORO

Nomer Dokumen
Revisi ke : 0
SPO A/TKPRS-09/2014

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
(S P O)
Pengertian
Tujuan

Halaman
1/2

Direktur RSA
Bojonegoro
Tgl diterbitkan :
1 Maret 2014

(dr. Sudjarwanto)
Merupakan proses pencegahan pasien jatuh selama dalam masa
perawatan di rumah sakit.
1. Sebagai acuan dalam mengevaluasi resiko pasien jatuh
2. Mengambil tindakan untuk mengurangi resiko cidera bila sampai
jatuh
3. Terpeliharanya mutu pelayanan
4. Menjaga keselamatan pasien .

Kebijakan

1. PERMENKES NOMOR 1691/MENKES/PER/VIII/2011


2. SK Direktur tentang Keselamatan pasien rumah sakit aisyiyah
bojonegoro NOMOR 0943/KEP/III.6.AU/2013

Prosedur

A. Persiapan Alat
1. Status Rekam Medis Pasien
2. Tanda resiko pasien jatuh (gelang kuning )
3. Form pengkajian resiko jatuh (skala jatuh morse )
4. Form pengkajian Humpty Dumpty untuk anak-anak
5. Form dokumentasi informasi pasien jatuh
B. Pelaksanaan Tindakan
I.
Tindakan pencegahan umum (untuk semua pasien rawat inap )
1. Ucapkan salam
2. Sebutkan nama dan peran anda
3. Informasikan pada pasien /keluarga pasien tentang kegiatan
pengkajian resiko jatuh yang akan dilakukan beserta
tujuannya.
4. Kaji tingkat resiko pasien jatuh sesuai format pengkajian
resiko jatuh .
5. Tentukan tingkat resiko pasien jatuh ringan, sedang, tinggi
6. Informasikan pada pasien /keluarga pasien tentang tindakan
yang dilakukan untuk mencegah resiko jatuh sesuai format
dokumentasi pemberian informasi resiko pasien jatuh
7. Orientasikan pasien dan keluarga terhadap lingkungan ruang
perawatan dan petugas yang merawat.
8. Atur posisi tempat tidur senyaman mungkin
9. Pasang pengaman tempat tidur dikedua sisi terutama untuk

II.

III.

pasien resiko sedang dan tinggi


10. Kunci roda tempat tidur (sesuaikan fasilitas tempat tidur )
11. Dekatkan semua kebutuhan pasien (bel, dan barang-barang
yang dibutuhkan oleh pasien )
12. Berikan pencahayaan yang kuat sesuai dengan kebutuhan
pasien
13. Lakukan pemantauan terhadap obat-obat yang digunakan
14. Berikan edukasi pada pasien dan keluarga .
15. Ucapkan terimakasih setelah selesai melakukan kegiatan
pencegahan dan sampaikan semoga lekas sembuh.
Untuk pasien yang beresiko jatuh (risiko sedang dan tinggi )
1. Lakukan semua pencegahan umum
2. Pasang tanda risiko pasien jatuh (gelang kuning )
3. Libatkan pasien dan keluarga dalam pencegahan risiko jatuh
4. Berikan informasi risiko jatuh pada pasien dan keluarga
5. Dokumentasikan pemberian informasi pada formulir
dokumentasi informasi pasien jatuh.
6. Beritahu pasien untuk meminta bantuan saat ambulasi
7. Observasi secara teratur kenyamanan pasien
8. Kaji ulang risiko jatuh tiap shift
9. Komunikasikan risiko pasien jatuh saat timbang terima pasien
antar shift
10. Dokumentasikan semua kegiatan pencegahan risiko jatuh
pada catatan kegiatan.
Untuk pasien setelah kejadian jatuh
1. Perawat segera memeriksa pasien
2. Laporkan dokter jaga untuk menentukan evaluasi lebih lanjut
3. Perawat melaksanakan terapi dari dokter jaga
4. Jika ada gangguan kognitif beritahukan keluarga untuk
menekan alarm /bel yang tersedia, jika tidak ada bel anjurkan
untuk segera melaporkan ke perawat.
5. Dilakukan pemeriksaan neurologi dan tanda-tanda vital.
6. Pasien diperbolehkan turun dari tempat tidur dengan seijin
perawat dan didampingi oleh keluarga untuk 24 jam pertama
kemudian dilakukan asessmen ulang.
7. Beritahu keluarga bahwa pasien telah mengalami kejadian
jatuh dan kemungkinan cedera yang mungkin timbul
8. Catat kejadian jatuh di Tim keselamatan Pasien Rumah Sakit
9. Keluarga atau orang yang mengetahui kejadian jatuh mengisi
laporan kejadian dan memberikan kepada perawat dan
meneruskan ke Tim Keselamatan Pasien Rumah Sakit.
10. Perawat melengkapi formulir jatuh dan menyertakan ke
laporan kejadian.
11. Berikan edukasi mengenai risiko jatuh dan pencegahan
kepada pasien dan keluarga.
12. Resiko jatuh pasien akan dinilai ulang dengan menggunakan
Assesmen Risiko Jatuh Harian kemudian ditentukan
intervensi dan pemilihan alat pengaman yang sesuai.

Unit Terkait

1.
2.
3.
4.

UGD
Ruang Rawat Inap Keperawatan
Unit Care Intensive
Unit Rawat Jalan

You might also like