Professional Documents
Culture Documents
PEMBAHASAN
A. Guru
Pembelajaran yang unggul memerlukan para guru yang profesional sebagai produk
dari profesionalisasi secara berkelanjutan melalui pendidikan dan pelatihan secara
khusus sehingga melahirkan para guru yang memiliki profesionalitas dan
profesionalisme. Dengan kata lain, faktor sentral yang berperan dalam menciptakan
pembelajaran yang efektif adalah guru. Peranan dan kompetensi guru dalam proses
belajar-mengajar meliputi banyak hal sebagaimana yang dikemukakan oleh Adams
& Decevy dalam Basic Principles of Student Teaching, antara lain guru sebagai
pengajar, pemimpin kelas, pembimbing, pengatur lingkungan, partisipan,
ekspeditor, perencana, supervisor, motivator, dan konselor. Oleh sebab itu guru
harus menyadari tugas-tugasnya dalam proses pembelajaran demi terwujudnya
pembelajaran yang efektif. Yang akan dikemukakan di sini adalah peranan guru
dalam proses belajar-mengajar yang dianggap paling dominan dan diklasifikasikan
sebagai berikut :
a. Guru Sebagai Demonstrator
Melalui peranannya sebagai demonstrator, lecturer, atau pengajar, guru hendaknya
senantiasa menguasai bahan atau materi pelajaran yang akan diajarkan serta
senantiasa mengembangkannya dalam arti meningkatkan kemampuannya dalam hal
ilmu yang dimilikinya karena hal ini akan sangat menentukan hasil belajar yang
akan dicapai oleh siswa.
Guru tidak cukup hanya memiliki pengetahuan tentang media pendidikan, tapi juga
harus memiliki keterampilan memilih dan menggunakan serta mengusahakan media
itu dengan baik. Untuk itu guru perlu mengalami latihan-latihan praktik secara
kontinu dan sistematis, baik melalui pre-service maupun inservice training.
Memilih dan menggunakan media pendidikan harus sesuai dengan tujuan, materi,
metode, evaluasi, dan kemampuan guru serta minat dan kemampuan siswa.
4
d. Guru Sebagai Evaluator
Guru hendaknya menjadi evaluator yang baik. Kegiatan ini dimaksudkan untuk
mengetahui apakah tujuan yang telah dirumuskan tercapai atau belum, dan apakah
materi yang diajarkan sudah cukup tepat. Semua pertanyaan tersebut akan dapat
dijawab melalui kegiatan evaluasi atau penilaian.
Seperti yang dituliskan di atas guru memiliki peran yang sangat penting dalam
menentukan kuantitas dan kualitas pengajaran yang dilaksanakannya. Oleh sebab
itu, guru harus memikirkan dan membuat perncanaan secara seksama dalam
meningkatkan kesempatan belajar bagi siswanya dan memperbaiki kualitas
mengajarnya.
Untuk memenuhi hal tersebut di atas guru dituntut mampu mengelola proses belajar
mengajar yang memberikan rangsangan kepada siswa sehingga ia mau belajar
karena memang siswalah subjek utama dalam belajar. Dalam menciptakan kondisi
belajar-mengajar yang efektif sedikitnya ada lima jenis variabel yang menentukan
keberhasilan belajar siswa, sebagai berikut :
5
1. Melibatkan Siswa Secara Aktif
Mengajar adalah membimbing kegiatan belajar siswa sehingga ia mau belajar.
“Teaching is the guidance of learning activities, teaching is for purpose of aiding
the pupil learn”, demikian menurut William Burton.
Setiap aktivitas tersebut di atas memiliki kadar atau bobot yang berbeda bergantung
pada segi tujuan mana yang akan di capai dalam kegiatan belajar mengajar. Yang
jelas, aktivitas kegiatan belajar murid hendaknya memiliki akadar atau bobot yang
lebih tinggi.
6
Keterlibatan siswa dalam belajar erat kaitannya dengan sifat-sifat murid, baik yang
bersifat kognitif seperti kecerdasan dan bakat maupun yang bersifat afektif seperti
motivasi, rasa percaya diri, dan minatnya.
William James (1890) melihat bahwa minat siswa merupakan faktor utama yang
menentukan derajat keaktifan belajar siswa. Jadi, efektif merupakan faktor yang
menentukan keterlibatan siswa secara aktif dalam belajar.
7
laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan, atau keadaan dan kesiapan
dalam diri individu yang mendorong tingkah lakunya untuk berbuat sesuatu dalam
mencapai tujuan tertentu.
a. Motivasi Intrinsik
Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat dari dalam individu sendiri tanpa ada
paksaan dorongan dari orang lain, tetapi atas kemauan sendiri. Misalnya anak mau
belajar karena ingin memperoleh ilmu pengetahuan dan ingin menjadi orang
berguna bagi nusa, bangsa, dan negara. Oleh karena itu, ia rajin belajar tanpa ada
suruhan orang lain.
b. Motivasi Ekstrinsik
Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat pengaruh dari luar individu, apakan karena
adanya ajakan, suruhan, atau pakasaan, dari orang lain sehingga dengan kondisi
yang demikian akhirnya ia mau melakkukan sesuatu atau belajar.
4. Prinsip Individualitas
Pengajaran individual bukanlah semata-mata pengajaran yang hanya ditujukan
kepada seorang saja, melainkan dapat saja ditujukan kepada sekelompok siswa atau
kelas, namun dengan mengakui dan melayani perbedaan-perbedaan siswa, sehingga
pengajaran itu memungkinkan berkembangnya potensi masing-masing siswa.
5. Alat Peraga
Alat peraga pengajaran, teaching aids, atau audio visual (AVA) adalah alat-alat
yang digunakan guru ketika mengajar untuk membantu memperjelas materi
pelajaran yang disampaikannya kepada siswa dan mencegah terjadinya verbalisme
pada diri siswa. Pengajaran yang menggunakan banyak verbalisme tentu akan
segera membosankan. Sebaliknya, pengajaran akan lebih menarik bila siswa
8
gembira belajra atau senang karena mereka merasa tertarik dan mengerti pelajaran
yang diterimanya.
Belajar yang efektif harus mulai dengan pengalaman langsung atau pengalaman
konkret dan menuju kepada pengalaman yang lebih abstrak. Belajar akan lebih
efektif jika dibantu dengan alat peraga pengajaran dari pada siswa belajar tanpa
dibantu dengan alat pengajaran.
B. Peserta Didik
Belajar efektif juga sangat ditentukan oleh faktor internal dan eksternal peserta
didik.
a. Faktor Internal
Faktor internal yang mempengaruhi belajar efektif diantaranya :
1. Kecerdasan (intelligent quotient)
2. Bakat (aptittude)
3. Minat (interest)
4. Motivasi (motivation)
5. Rasa percaya diri (self confidence)
6. Stabilitas emosi (emotional stability)
7. Komitmen (commitmen)
8. Kesehatan fisik
b. Faktor Eksternal
Faktor eksternal yang mempengaruhi belajar efektif, diantaranya :
1. Kompetensi guru
2. Kualifikasi guru
3. Sarana pendukung
4. Kualitas teman sejawat
5. Atmosfir belajar
6. Kepemimpinan kelas
7. Biaya
9
C. Media Pembelajaran
Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat
merangsang fikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat
mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik.
Conpolat (1991) mengatakan bahwa sebagian besar materi ilmu kimia tergolong
abstrak, sehingga ilmu kimia dipelajari dengan cara penyederhanaan dari
kebanyakan objek yang ada di dunia ini dan pembahasannya tidak hanya sekedar
dengan pemecahan soal-soal yang terdiri dari angka-angka (soal numerik)
melainkan juga menyertakan penjelasan-penjelasan tentang Fenomena kimiawi
yang terkandung di dalamnya. Oleh sebab itu, media pembelajaran juga merupakan
salah satu faktor penting dalam pembelajaran kimia. Namun demikian, seperti yang
telah bahas sebelumnya bahwa guru dituntut untuk mampu memilih dan
menggunakan media pembelajaran dengan tepat demi terwujudnya pembelajaran
yang efektif. Media memiliki beberapa fungsi, diantaranya :
10
Melalui penggunaan media yang tepat, maka semua obyek itu dapat disajikan
kepada peserta didik.
3. Media pembelajaran memungkinkan adanya interaksi langsung antara peserta
didik dengan lingkungannya.
4. Media menghasilkan keseragaman pengamatan
5. Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, konkrit, dan realistis.
6. Media membangkitkan keinginan dan minat baru.
7. Media membangkitkan motivasi dan merangsang anak untuk belajar.
8. Media memberikan pengalaman yang integral/menyeluruh dari yang konkrit
sampai dengan abstrak
Kriteria yang paling utama dalam pemilihan media bahwa media harus disesuaikan
dengan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang ingin dicapai. Contoh : bila
tujuan atau kompetensi peserta didik bersifat menghafalkan kata-kata tentunya
media audio yang tepat untuk digunakan. Jika tujuan atau kompetensi yang dicapai
bersifat memahami isi bacaan maka media cetak yang lebih tepat digunakan. Kalau
tujuan pembelajaran bersifat motorik (gerak dan aktivitas), maka media film dan
video bisa digunakan. Di samping itu, terdapat kriteria lainnya yang bersifat
melengkapi (komplementer), seperti: biaya, ketepatgunaan; keadaan peserta didik;
ketersediaan; dan mutu teknis.
D. Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita
terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya
11
suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi,
menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan
teoretis tertentu. Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis
pendekatan, yaitu: (1) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat
pada siswa (student centered approach) dan (2) pendekatan pembelajaran yang
berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered approach).
1. Konstruktivisme
konstruktivisme sangat menekankan pentingnya gagasan yang sudah ada pada diri
siswa untuk dikembangkan dalam proses belajar-mengajar. Dengan demikian,
pemahaman konsep sangat ditekankan. Belajar merupakan proses aktif dan
kompleks dalam upaya memperoleh pengetahuan baru. Proses yang terjadi
merupakan proses kognitif sebagai interaksi antara kegiatan persepsi, imajinasi,
organisasi, dan elaborasi. Proses pengorganisasian dan elaborasi memungkinkan
terbentuk hubungan antarkonsep. Hubungan antarkonsep dapat digambarkan
sebagai peta konsep. Peta konsep dapat digunakan sebagai alat untuk mengetahui
hasil belajar dan adanya miskonsepsi.
2. Discovery
Pendekatan discovery merupakan pendekatan mengajar yang memerlukan proses
mental, seperti mengamati, mengukur, menggolongkan, menduga, men-jelaskan,
dan mengambil kesimpulan. Pada kegiatan discovery guru hanya memberikan
masalah dan siswa disuruh memecahkan masalah melalui percobaan. Pada
pendekatan inquiry, siswa mengajukan masalah sendiri sesuai dengan pengarahan
guru. Keterampilan mental yang dituntut lebih tinggi dari discovery antara lain:
merancang dan melakukan percobaan, mengumpulkan dan menganalisis data, dan
mengambil kesimpulan.
12
E. Metode Pembelajaran
13
a. Perhatian siswa dapat lebih dipusatkan .
b. Proses belajar siswa lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari.
c. Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam diri
siswa (Daradjat, 1985)
F. Model Pembelajaran
Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang
sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan
tertentu & berfungsi sebagai pedoman bagi perancang pembelajaran dan para
pengajar/tutor dalam merencanakan dan melaksanakan aktivititas pembelajaran.
Berikut ini adalah beberapa model pembelajaran yang efektif dalam pembelajaran
kimia SMA.
1. Advance Organizer
Dirancang untuk memperkuat struktur kognitif peserta belajar
Sintakmatik (ada 3 tahap), yaitu :
14
1) Penyajian advance organizer, yang meliputi:
a) Menjelaskan tujuan satuan pelajaran.
b) Menyajikan organizer.
c) Mendorong timbulnya kesadaran tentang pengetahuan yang relevan.
2) Penyajian materi tugas pembelajaran
3) Memperkuat organisasi kognitif
Sistem social pada model ini yaitu fasilitator mengontrol isi dan proses
pembelajaran dari sudut interaksi fasilitator dan peserta belajar.
Prinsip reaksi:
4) Menjelaskan arti materi baru pembelajaran
5) Membedakan dan mencocokkan materi baru dengan pengetahuan yg telah
dimiliki
6) Mengembangkan relevansi perorangan dari materi pembelajaran
7) Mengajukan pendekatan kritis terhadap pengetahuan yang dipelajari
Sistem pendukung model ini ialah materi pembelajaran yang tersusun dengan baik.
1. Konstruktivisme
CTL dibangun dalam landasan konstruktivisme yang memiliki anggapan bahwa
pengetahuan dibangun peserta didik secara sedikit demi sedikit dan hasilnya
diperluas melalui konteks terbatas.
2. Inkuiri (Menemukan)
15
Proses pembelajaran yang dilakukan peserta didik merupakan proses menemukan
terhadap sejumlah pengetahuan dan keterampilan. Proses inkuiri terdiri atas :
a) Pengamatan (observation)
b) Bertananya (questioning)
c) Mengajukan dugaan (hipothesis)
d) Pengumpulan data (data gathering)
e) Penyimpulan (conclussion)
3. Komunitas Belajar
Proses pembelajaran merupakan proses kerja sama antara peserta didik dengan
peserta didik, antara peserta didik dengan gurunya, dan antara peserta didik dengan
lingkungannya sehingga di dalamnya akan terjadi berbagi masalah, berbagi
informasi, berbagi pengalaman, dan berbagi pemecahan masalah yang
memungkinkan semakin banyaknya pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh.
4. Bertanya
Proses pembelajaran yang dilakukan peserta didik diawali dengan proses bertanya.
Proses bertanya yang dilakukan peserta didik sebenarnya merupakan proses
berpikir yang dilakukan peserta didik dalam rangka memecahkan masalah dalam
kehidupannya. Proses bertanya begitu berarti dalam rangka membangun perhatian,
membangun minat, membangun motivasi, membangun sikap, membangun, rasa
keingintahuan, membangun interaksi antarsiswa dengan siswa, membangun
interaksi antara siswa dengan guru, membangun interaksi antara siswa dengan
lingkungannya secara kontekstual, dan membangun lebih banyak lagi pertanyaan
yang dilakukan siswa dalam rangka menggali dan menemukan lebih banyak
informasi dan keterampilan yang diperoleh peserta didik.
5. Pemodelan
Proses pembelajaran akan lebih berarti jika didukung dengan adanya pemodelan
yang dapat ditiru, baik yang bersifat kejiwaan maupun yang bersifat fisik yang
berkaitan dengan cara untuk mengoperasikan sesuatu aktivitas, cara untuk
menguasai pengetahuan atau keterampilan tertentu. Pemodelan dalam pembelajaran
16
dapat dilakukan oleh guru, peserta didik, atau dengan cara mendatangkan nara
sumber dari luar (outscoring), yang terpenting dapat membantu terhadap ketuntasan
dalam belajrar sehingga peserta didik dapat mengalami akselerasi perubahan secara
berarti.
6. Refleksi
Refleksi dalam pembelajaran adalah cara berpikir tentang apa yang baru
dipelajarinya atau berpikir ke belakang tentang apa saja yang sudah dilakukannya
atau dipelajarinya di masa lalu. Refleksi pembelajaran merupakan respons terhadap
aktivitas atau pengetahuan dan keterampilan yang baru diterimadari proses
pembelajaran. Pada akhir proses pembelajaran sebaiknya guru menyisakan waktu
agar peserta didik melakukan refleksi, yang diwujudkan dalam bentuk :
a) pernyataan langsung peserta didik tentang yang diperoleh pada hari itu;
b) jurnal belajar di buku pribadi peserta didik;
c) kesan dan saran peserta didik mengenai pembelajaran hari itu.
7. Penilaian Autentik
Penilaian autentik merupakan proses penilaian pengetahuan dan keterampilan yang
diperoleh siswa dimana penilai tidak hanya guru, tetapi juga termasuk siswa atau
pun orang lain. Adapun karakteristik dari penilaian autentik sebagai berikut :
a) Penilaian dilakukan selama dan sesudah proses pembelajaran berlangsung.
b) Aspek yang diukur adalah keterampilan dan performasi.
c) Penilaian dilakukan secara berkelanjutan, yaitu dilakukan dalam beberapa
tahapan dan periodik, sesuai dengan tahapan waktu dan bahasannya, baik
dalam bentuk formatif maupun sumatif.
d) Penilaian dilakukan secara integral, yaitu menilai berbagai aspek
pengetahuan, sikap, dan keterampilan peserta didik sebagai satu kesatuan
yang utuh.
e) Hasil penilaian digunakan sebagai feedback, yaitu untuk keperluan
pengayaan standar minimal telah tercapai atau mengulang jika standar
minimal belum tercapai.
17
3. Jigsaw (Model Tim Ahli)
Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam model pembelajaran ini sebagai
berikut :
a) Peserta didik dikelompokka menjadi beberapa kelompok, jumlah anggota
kelompok ditentukan oleh banyaknya materi atau sub bab yang akan
dipelajari.
b) Setiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda.
c) Setiap orang dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan.
d) Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian/sub bab yang
sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan
sub bab mereka.
e) Setelah selesai, diskusi sebagai tim ahli setiap anggota kembali ke kelompok
asal dan bergantian mengajar teman satu tim mereka tentan gsub bab yang
mereka kuasai dan setiap anggota lainnya mendengarkannya.
f) Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi.
g) Guru memberi evaluasi.
h) Penutup.
18