You are on page 1of 14

Keperawatan bedah

PENGERTIAN DAN PENJELASAN RISET KEPERAWATAN

RISET KEPERAWATAN

Pendahuluan
Riset atau penelitian adalah suatu usaha yang sistematis, terkendali dan dan empiris
dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan penyelesaian masalah. Penelitian terapan adalah
penelitian yang diarahkan untuk tujuan mengatasi masalah melalui metode ilmiah.
Proses penelitian diawali dengan penyusunan proposal penelitian yang dimulai dari
identifikasi masalah dibidang keperawatan melalui penelitian keperawatan sampai penyajian
hasil penelitian.

Pengertian Riset (Penelitian)


Penelitan berasal dari bahasa Inggris Research yaitu penyelidikan atau pencarian
secara teliti untuk memperoleh fakta baru dalam cabang ilmu pengetahuan. Penelitian merupakan
sarana yang mutlak diperlukan agar ilmu pengetahun dapat berkembang, merupakan kegiatan
yang dilakukan secara sistematis, terkendali, mempelajari suatu fenomena melalui pencarian
fakta yang nyata (empiris) dan merupakan sarana untuk mencari kebenaran melalui pendekatan
ilmiah.
Penelitian dilakukan terhadap suatu masalah yang dirasakan. Timbulnya masalah adalah
merupakan pemicu untuk mengetahui apa sebenarnya yang terjadi. Penelitian yang baik adalah
apabila penelitian tersebut dapat bermanfaat secara langsung terhadap persoalan yang sedang
dihadapi maupun bagi pengembangan ilmu pengetahuan pada umumnya.
Penelitian tidak sama dengan evaluasi, hal ini dapat dilihat dari rincian sebagai berikut :
Penelitian merupakan proses ilmiah karena dalam penelitian menggunakan ilmu dan
penelitian akan menghasilkan penemuan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan. Dalam
penelitian menggunakan metode ilmiah. Metode ilmiah merupakan proses yang teratur yang

menggunakan prinsip-prinsip ilmu, memerlukan langkah-langkah yang berurutan untuk mencari


informasi bagi pemecahanmasalah. Metode ilmiah ditandai dengan ciri : 1) sistematis; 2)
terkendali; 3) empiris (nyata); 4) generalisasi; dan 5) formulasi teori.
Aspek
Tujuan

Penelitian
Evaluasi
1. Menemukan prinsip dan 1.Membuat
keputusan

Secara umum rekomendasi baru dengan prinsip


menganalisis variable
2.

Melihat

2.Melihat evektifitas suatu

hubungan- proses dan memberikan

perbedaan antara dua atau Judgment


lebih variabel

terhadap

kegunaan

dan

kebaikannya
dasar Suatu rekomendasi yang

Sipat

Dapat

dijadikan

keputusan

untuk

yang

prediksi dan perlu alasan segera; apa suatu program

dihasilkan

generalisasi berikutnya.

memberikan dapat/perlu dilaksanakan

Perlakukan
terhadap
variable

1. Teliti

dan

dapat

diteruskan

tidak
1. Tidak terlalu spesifik
tepat
2. Data kuantitatif

sekali

atau

dan

kualitatif dianalisa secara

sederhana
kuantitatif
3. Tampa control khusus
dianalisa dengan

2. Data

prosedur statistic
3. Dikontrol

secara

khusus

Pemberlakuka

General

atau

n hasil

umum

tidak

berlaku Digunakan

hanya

bagi

hanya tempat kegiatan dan tidak

dengan subjek penelitian diharapkan


pemberlakukan

bagi

tempat lain atau pihak lain

Hipotesa

Perlu dibuat khususnya Tidak perlu


pada

penelitian

eksploratif
Desiminasi

dan

eksperimen
Harus
disebarluaskan Hanya
secara

terbuka

dan pihak

diperlukan
tertentu

bagi
yang

tertulis sehingga dapat berkaitan dengan tempat


dimanfaatkan

bahkan evaluasi

dikembangkan maupun
diuji kembali
Kegiatan penelitian bergerak secara sistematis dan teratur, mulai dari; 1) penemuan
masalah; 2) mengumpulkan data berdasarkan rancangan penelitian yang tepat; 3) analisis data
dan; 4) merumuskan kesimpulan hasil penelitian. Kontrol merupakan unsur kunci dari
pendekatan ilmiah. Kontrol melibatkan pemasukan kondisi dalam situasi penelitian agar masalah
dapat diperkecil dan validitas (sahih) dan realibilitas (ketepatan) dapat tercapai. Empiris adalah
proses dimana suatu kejadian berakar dari lialitas yang objektif dan dikumpulkan secara
langsung atau tidak langsung melalui pengindraan dan digunakan untuk perumusan masalah.
Penyelidikan empiris menghasilkan objektifitas penelitian karena gagasan/ide dicoba
dalamsituasi nyata. Generalisasi merupakan slah satu ciri metoda ilmiah , berarti penelitian tidak
menggunakan metode ilmiah untuk kejadian tertentu, tetapi harus mampu menggunakan hasil
penelitian untuk lingkup yang luas. Generalisasi membantu perkembangan ilmu pengetahuan,
memberikan penjelasan dan prediksi untuk pristiwa yang akan terjadi.
Penelitian keperawatan merupakan studi yang sistematis, mengkaji masalah
keperawatan atau fenomena paktik dan asuhan keperawatan melalui studi yang kreatiif,
mengawali dan mengevaluasi perubahan, mengambil tindakan untuk menghasilkan pengetahuan
baru yang berguna bagi keperawatan

Tujuan, Sasaran dan Implikasi Penelitian Keperawatan


Tujuan penelitian adalah untuk menentukan, mengembangkan dan menguji kebenaran,
khususnya terhadap ilmu pengetahun. Selain itu juga bertujuan untuk mencari sumbang pikiran

dalam memecahkan masalah. Hal ini sesuai dengan sasaran penelitian yaitu mencari jawaban
atas pertanyaan yang diajukan terhadap suatu masalah yang dihadapi melaui kegiatan penelitian
dasar dan terapan.
Hasil suatu penelitian berupa temuan (findings) akan memberikan impliksi bagi pihak : 1)
Ilmu pengetahuan (menyempurnakan pengetahuan yang sudah ada); 2) Perbaikan pelayanan atau
program; 3) Tindak lanjut penelitian secara komprehensi.
Itulah sebabnya penelitian harus bersifat jelas, terbuka, jujur dan dapat diulang atau
dikembangkan oleh orang lain. Bahkan lebih dari itu, hasil penelitian sebaiknya disesiminasikan
secara luas baik melalui media cetak maupun diskusi kelompok besar sepertui seminar atau
diskusi panel.
Penelitian keperawatan diadakan untuk menjawab persoalan dan pemecahan masalah
keperawatan yang spesifik. Ini dilakukan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan yang utuh
bagi keperawatan. Penelitian keperawatan mempelajari integritas bidang pengetahuan dan
perilaku manusia dan pengaruhnya satu sama lain adalah upaya mempelajari masalah kesehatan
yang berhubungan dengan perilaku manusia dan bagaimana hubungan perilaku tersebut dengan
kesehatan dan sakit.
Tujuan penelitian keperawatan untuk memperbaiki praktik profesi keperawatan khususnya bagi
perbaikan mutu asuhan keperawatan.

Jenis Penelitian
Beberapa pendekatan digunakan untuk menetapkan klasifikasi jenis penelitian.
Berdasarkan tujuan, metoda, kelengkapan, kesinambungan (waktu), tempat dan aktivitas dan
dapat digambarkan sebagai berikut (Gambar.1)
Disamping klasifikasi penelitian tersebut, jenis penelitian dapat pula digolongkan menurut jenis
data yang dicari, yaitu :
I. Penelitian Kuantitatif:
1. Bersifat objektif dan sistematis

2. Data yang dicari bersifat numerik (kuantitatif) : Nominal (dikotomi); Ordinal


(katagorikal); Interval (tidak ada nol absulut); Rasio (Nol absulut). Terdiri dari jenis
penelitian sebagai berikut:
a. Diskriftif (Non analitik) : pada populasi ; studi ekologi dan pada individu Case
report, Case series, Cross sectional
b. Obsevasional (Analitik) Cross sectional, case control, kohor
c. Eksperimental (Eksperimental semu/ Quasi dan Eksperiment murni: RCT
(Randomized Controlled Trial)\
II. Penelitian Kualitatif
1. Bersifat subjektif
2. Data yang dicari bersifat kualitatif tentang pengalaman dan perasaan/emosi. Terdiri dari
jenis penelitian :
a. Fenomenalogical
b. Grounded theory (studi pengembangan teori)
c. Ethnografi (studi suku/bangsa)
d. Historical (studi pengalaman)
e. Philosophical (studi pengetahuan)
3. Triangulasi (penggunaan lebih dari satu metode dalam mempelajari suatu penomena
melalui; Theoritical, data, invertigasi, dann sebagainya.

Pelaku Penelitian
Sesuai dengan hakekatnya maka penelitian bertopang pada ilmu pengetahuan yang
selanjutnya akan mengembangkan ilmu pengetahuan tersebut karenanya penelitian harus
dilaksanakann oleh orang yang memiliki dasar ilmu yang adekut sesuai dengan bidang yang

diteliti. Bahkan mutu dan kualitas seseorang ilmuan dapat dinilai dari mutu ide dan kegiatan
penelitian yang dilakukan.
Ilmuan yang mengamalkan ilmu tertentu dalam tugas perkerjaannya perlu mengembangkan
ilmunya melalui penelitian. Dalam bidang kesehatan (UU No.23 1992) dinyatakan ada 4 ilmu
bidang kesehatan yaitu kedokteran, keperawatan, kesehatan masyarakat dan farmasi. Penelitian
adalah tulang punggung ilmu pengetahuan karena pengetahuan berkembang dengan penelitian,
tentunya hasil penelitian tersebut harus diamalkan dalam tatanan praktik profesi, dengan
demikian akan memperbaiki mutu pelayanan profesi termasuk keperawatan.

Berkembangnya Penelitian
Sesuai dengan pengertian dan tujuan penelitian maka pada dasarnya penelitian dimulai
dengan munculnya suatu fenomena yang dipermasalahkan dan dipertanyakan. Penelitian
merupakan upaya untuk mendapatkan jawabannya melalui tahapan kegiatan (proses) penelitian
yang sistematis, terkendali dan emperis (nyata/ sesuai dengan fakta). Suatu masalah atau
pertanyaan

penelitian

timbul

karena

keingintahuan

manusia.

Dengan

demuikian

mengembangkan keingin tahuan atau mengidentifikasi masalah merupakan titik kegiatan


penelitian. Permasalahan dan pertanyaan atau pernytaan (hipotesa)ada sejauhmana
kejelasan terhadap situasi tersebut, faktor apa yang menyebabkan hal tersebut terjadi,
keterkaitan antara satu faktor dengan faktor lain dalam situasi tersebut.
Kita perlu tanggap terhadap fenomena atau masalah (kenyataan/situasi yang terjadi tidak sesuai
dengan harapan/standar ) yang timbul di lingkungan kita dan mempunyai keinginan mengetahui
dan menyelesaikan atau mencari jawaban terhadap samalah terebut. Fenomena perlu diteliti
apabila situasi tersebut bersifat sebagai berikut:
1. Belum diketahui penyebabnya maupun akibatnya mengapa situasi terjadi
2. Informasi yang ada tentang situasi hanya sedikit sehingga diperlukan penjelasan lain yang
lebih banyak dan jelas
3. Infornasi yang ada meragukan dan membingungkan sehingga perlu kepastian
4. Cara-cara yang ada dan dilakukan bersifat alternatif atau konsep mutahir sehingga perlu
dipelajari lebih lanjut kesesuaian cara yang ada atau mengidentifikasi efektivitas cara lain.
Lingkup dan Area Penelitian keperawatan

Lingkup penelitian keperawatan termasuk dalam penelitian kesehatan serta bersumber


pada penelitian epedemiologi kesehatan serta dalam area penelitian keperawatan sebagai berikut;

I. Pre Klinik :

1. Keperawatan dasar
2. Dasar Keperawatan
3. Administrasi dan Manajemen Keperawatan dan Kesehatan
4.

Pendidikan Keperawatan

5. Teori terkait (kedokteran, farmasi, kesehatan masyarakat, psikologi, sosial dll)

II. Klinik:

1. Keperawatan Reproduksi (Maternal Perinatal)


2. Keperawatan Pediatrik
3. Keperawatan Medikal Bedah
4. Keperawatan Psikiatrik

III. Komunitas :

1. Keperawatan Keluarga
2. Keperawatan Komunitas
3. Keperawatan Gerontik dan Kelompok khusus
4. Keperawatan Kesehatan Matra dan kesehatan kerja

Proses (Tahapan Kegiatan) Penelitian


Proses penelitian terdiri atas 4 tahapan yang berurutan yang direncanakan untuk
menjawab pertanyaan-pernyataan penelitian atau pemecahan masalah penelitian, yaitu; 1)
Tahapan perencanaan (menyusun proposal) ; 2) Tahap pelaksanaan (pengumpulan data,
penampilkan data) ; 3) Tahap analisis (mengelompokkan data, menerapkan cara perhitungan /
statistik yang sesuai, interpretasi hasil penelitian); 4) Tahap desiminasi (menyajikan hasil
penelitian secara tertulis diserta secara lisan dalam bentuk pertanggungjawaban / promosi)

1.Tahap Perencanaan (pembuatan proposal)


Tahap ini merupakan tahap yang menentukan hasil kegiatan, serta akan berakhir dengan

output berupa suatu proposal atau rancangan penelitian dan melampaui berbagai kegiatan
panjang dan sistematis.
Diawali dengan mengidentifikasi masalah penelitian dan merumuskan masalah,
menetapkan tujuan umum dan khusus serta maksud penelitian, merujuk bahan kepustakaan,
merumuskan hipotesis (tidak semua penelitian) atau pertanyaan penelitian, menentukan
rancangan / desain serta metodologi penelitian termasuk rancangan analisis data/hasil penelitian.
Sesuai dengan hakekat penelitian ingin menemukan, mengembangkan dan membuktikan
kebenaran maka upaya perencanaan harus merujuk kepada konsep pengetahun dan teori oleh
karenanya penelusuran kepustakaan untuk mendapatkan konsep dan teori yang sementara yang
ada sebagai pijakan merupakan kegiatan yang mutlak dilakukan. Untuk selanjutnya akan
diperoleh konsep dan teori baru yang lebih tepat tau pengtetahuan yang sesuai atau tepat guna.
Kegiatan lainnya dalam tahap ini adalah melakukan penelaahan etis dan uji coba metodologi
penelitian khususnya (instrumen atau alat pengumpul data agar hasilnya valid dan reliabel)

2. Tahap Pelaksanaan
Kegiatan ini akan dilakukan jika prosedur administrasi telah ditempuh dan mendapat ijin

dari pihak tempat penelitian dan pihak yang memberikan wewenang mengadakan penelitian
termasuk secata etik yaitu oleh komisi etik. Pelaksanaan penelitian dilakukan dengan teknik yang
telah ditentukan dan diujicobakan . Dalam tahap ini peneliti mengikuti setiap rencana yang ada
dalam proposal dan telah disepakati. Apabila ada kemdala yang tidak diharapkan selama
pengumpulan data, peneliti dapat mengambil keputusan mengubah prosedur penelitian atau tetap
menerapkan sesuai proposal. Pengumpulan data dapat dilakukan oleh asisten peneliti yang
terlebih dahulu telah mendapat pelatihan, artinya siapapun yang membantu penelitian akan tetap
mematuhi ketentuan yang ada dan telah ditetapkan dalam proposal.

3. Tahap Analisa Data


Data yang telah dihitung dan ditabulasi, dianalisis mengunakan perhitungan/uji statistik

yang sesuai (penelitian kuantitatif) dan triangulasi (penelitian klualitatif) selanjutnya di

interpretasi dan menghasilkan temuan. Temuan penelitian perlu disentesa dengan memadukan
bersama konsep dan teori dalam studi kepustakaan kemudian dipadukan dengan hasil penelitian
terdahulu/sejenis sehingga dapat menghasilkan kesimpulan. Kesimpulan yang dihasilkan dalam
tahap analisis data adalah hasil yang paling bermakna dalam penelitian. Artinya penelitian tidak
akan menghasilkan apa-apa atau tak berarti sebelum menyimpulkan temuan penelitian.

4. Tahap Pelaporan

Penelitian sebagai metode ilmiah dalam hasanah pengetahuan perlu disebar luaskan secara
terbuka sehingga hasilnya dapat dikonsumsi (dibaca, dipahami bahkan diterapkan untuk
memperbaiki atau meningkatkan pelayanan serta kehidupan manusia). Selain sebagai sumber /
sanggahan untuk penelitian berikutnya. Pelaporan penelitian juda dapat dianggap sebagai bentuk
pertanggungjawaban tentang apa yang telah dilakukan, bahwa peneliti telah bersandar pada suatu
konsep dan teori yang baik dan benar menyembangkannya serta memantapkannya. Kewajiban
untuk melaporkan penelitian juga akan membuat peneliti berhati-hati dalam memenuhi kriteria
metoda ilmiah yaitu sistematis, terkendali, empiris dan genetalisasi.
KONSEP DAN PERSPEKTIF
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
2.1 Definisi Keperawatan Medikal Bedah
Keperawatan Medikal Bedah adalah pelayanan profesional yang berdasarkan pada ilmu
keperawatan medikal bedah dan teknik keperawatan medikal bedah berbentuk pelayanan Biopsiko-sosio-spiritual, peran utama perawat adalah memeberikan asuhan keperawatan kepada
manusia (sebagai objek utama pengkajian filsafat ilmu keperawatan: ontologis). (Nursalam,
2008: hal 14) . Pengertian keperawatan medikal bedah Menurut (Raymond H. & Simamora,
2009: hal 20) mengandung 3 hal ialah :
1. Mengembangkan diri secara terus-menerus untuk meningkatkan kemampuan professional
dalam medikal bedah dengan cara:
a. Menerapkan konsep-konsep keperawatan dalam melaksanakan kegiatan keperawatan.
b. Melaksanakan kegiatan keperawatan dalam menggunakan pendekatan ilmiah.
c. Berperan sebagai pembaru dalam setiap kegiatan keperawatan pada berbagai tatanan
pelayanan keperawatan.
d. Mengikuti perkembangan IPTEK secara terus-menerus melalui kegiatan yang menunjang.
e. Mengembangkan IPTEK keperawatan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan
perkembangan ilmu.
f. Berperan aktif dalam setiap kegiatan ilmiah yang relevan dengan keperawatan.
2. Melaksanakan kegiatan penelitian rangaka pengembangan ilmu keperawatan medikal bedah
dengan cara:
a. Mengidentifikasi masalah kesehatan dengan menganlisis, menyintesis informasi yang

relevan dari berbagai sumber dan memerhatikan perspektif lintas budaya.


b. Merencanakan dan melaksanakan penelitian dalam bidang keperawatan keperawatan
medikal bedah.
c. Menerapkan prinsip dan tekhnik penalaran yang tepat dalam berpikir secara logis, kritis, dan
mandiri.
3. Berfungsi sebagai anggota masyarakat yang kreatif, produktif, terbuka untuk menerima
perubahan, dan berorientasi pada masa depan dengan cara:
a. Menggali dan mengembangkan potensi yang ada pada dirinya untuk membantu
meneyelesaikan masalah masyarakat yang terkait dengan keperawatan medikal bedah.
b. Membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan memanfaatkan dan mengelola
sumber yang tersedia.
2.2 Peran dan fungsi Perawat
Peran dan fungsi perawat khususnya di rumah sakit adalah memberikan pelayanan atau asuhan
keperawatan melalui berbagai proses atau tahapan yang harus dilakukan baik secara langsung
maupun tidak langsung kepada pasien. Tahapan yang dilakukan tentunya berdasarkan standar
yang diakui oleh pemerintah maupun profesi perawat (Sumijatun, 2011: hal 1). Salah satu bagian
yang berperan penting dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan adalah pelayanan
keperawatan. Pelayanan keperawatan di rumah sakit merupakan komponen terbesar dari sistem
pelayanan kesehatan yang terintegrasi (Kuntoro, 2010: hal 1).
Pelayanan keperawatan merupakan proses kegiatan natural dan berurutan yang dilakukan oleh
perawat dalam memberikan pelayanan kepada pasien. Pelayanan diberikan karena adanya
keterbatasan atau kelemahan fisik dan mental. Keterbatasan pengetahuan serta kurangnya
kemauan menuju kepada kemampuan melaksanakan kegiatan hidup sehari-hari secara mandiri.
Kegiatan keperawatan dilakukan dalam upaya peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit,
penyembuhan, pemulihan, pemeliharaan kesehatan dengan penekanan upaya pelayanan
kesehatan sesuai wewenang, tanggung jawab dan etika profesi keperawatan sehingga
memungkinkan setiap individu mencapai kemampuan hidup sehat. Tenaga kesehatan yang paling
banyak jumlahnya dalam memberikan pelayanan kesehatan di rumah sakit dan sering
berinteraksi dengan klien adalah perawat (Asmuji, 2012: hal 1)
2.3 Lingkup Praktek Keperawatan Medikal Bedah
Menurut Lingkup praktek keperawatan medikal-bedah merupakan bentuk asuhan keperawatan
pada klien dewasa yang mengalami gangguan fisiologis baik yang sudah nyata atau terprediksi
mengalami gangguan baik karena adanya penyakit, trauma atau kecacatan. Asuhan keperawatan
meliputi perlakuan terhadap individu untuk memperoleh kenyamanan; membantu individu dalam
meningkatkan dan mempertahankan kondisi sehatnya; melakukan prevensi, deteksi dan
mengatasi kondisi berkaitan dengan penyakit: mengupayakan pemulihan sampai klien dapat
mencapai kapasitas produktif tertingginya; serta membantu klien menghadapi kematian secara
bermartabat. Praktek keperawatan medikal bedah menggunakan langkah-langkah ilmiah
pengkajian, perencanaan, implementasi dan evaluasi; dengan memperhitungkan keterkaitan
komponen-komponen bio-psiko-sosial klien dalam merespon gangguan fisiologis sebagai akibat
penyakit, trauma atau kecacatan. (Nur hidayah, 2014: hal 417- 418).

Lingkup keperawatan medikal bedah menurut, (Nursalam, 2008 61-63)


1. Lingkup masalah penelitian pengembangan konsep dan teori keperawatan masalah
penelitian difokuskan pada kajian teori-teori yang sudah ada dalam upaya meyakinkan
masyarakat bahwa keperawatan adalah suatu ilmu yang berbeda dari ilmu profesi kesehatan lain
serta kesesuaian penerapan ilmu tersebut dalam bidang keperawatan.
2. Lingkup masalah penelitian kebutuhan dasar manusia meliputi identifikasi sebab dan upaya
untuk memenuhi kebutuhan.
3. Lingkup masalah penelitian pendidikan keperawatan
4. Lingkup masalah penelitian manajemen keperawatan
a. Model asuhan keperawatan medikal bedah
b. Peran kinerja perawat
c. Model sistem pencatatan dan pelaporan
5. Lingkup masalah penelitian ilmu keperawatan medikal bedah di fokuskan pada asuhan
keperawtan melalui pendekatan proses keperawatan. Topic masalah didsarkan pada gangguan
sistem tubuh yang umum terjadi pada klien dewasa. Ilmu keperawatan medikal bedah menurut
(Nursalam,2008: hal 67-68) :
a. Sistem kekebalan tubuh
b. Sistem respirasi dan oksigensi
c. Sistem kardiovaskuler
d. Sistem persyarafan.
2.4 Komponen keperawatan medikal bedah
Ada 5 objek utama dalam ilmu keperawatan: manusia, individu (yang mendapatkan asuhan
keperawatan) keperawatan, konsep sakit, aplikasi tindakan keperawatan. Menurut (Nursalam,
2008: hal 16)
1. Manusia
Penerima asuhan keperawatan adalah manusia, individu, kelommpok, komunitas, atau social.
Masing-masing diperlakukan oleh perawat sebagai sistem adaptasi yang holistic dan terbuka.
(Nursalam, 2008: hal 16)
2. Keperawatan
Bentuk pelayanan professional berupa pemenuhan kebutuhan dasar yang diberikan kepada
individu yang sehat maupun sakit yang mengalami gangguan fisik, psikis, dan social agar dapat
mencapai derajat kesehatan yang optimal. (Nursalam, 2008: hal 20)
3. Konsep sehat-sakit
Definisi WHO tentang sehat mempunyai karakteristik berikut yang dapat meningkatkan konsep
sehat yang positif
a. Memperhatikan individu sebagai sebuah sistem yang menyeluruh.
b. Memandang sehat dengan mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal.
c. Penghargaan terhadap pentingnya peran individu dalam hidup.
Sakit adalah suatu kondisi dimana kesehatan tubuh lemah. (Websters New Collegiate
Dictionary).Sakit adalah keadaan yang disebabkan oleh bermacam-macam hal, bisa suatu

kejadian, kelainan yang dapat menimbulkan gangguan terhadap susunan jaringan tubuh, dari
fungsi jaringan itu sendiri maupun fungsi keseluruhan. (Nursalam, 2008: hal 21)
4. Konsep lingkungan
Lingkungan sebagai semua kondisi yang berasal dari internal dan eksternal, yang mempengaruhi
dan berakibat terhadap perkembangan dan prilaku seseorang dan kelompok. Lingkungan
eksternal dapat berupa fisik, kimiawi, ataupun psikologis yang diterima individu dan
dipersepsikan sebagai suatu ancaman, sedangkan lingkungan internal adalah keadaan proses
mental dalam tubuh individu (berupa pengalaman, kemampuan emosional, kepribadian) dan
proses stressor biologis (sel maupun molekul) yang berasal dari dalam tubuh individu.
(Nursalam, 2008: hal 21)
5. Aplikasi pada asuhan keperawatan: Proses keperawatan, menurut (Nursalam, 2008: hal 21)
a. Pengakajian
b. Perumusan diagnosis keperawatan
c. Intervensi keperawatan
d. Pelaksanaan
e. evaluasi
2.5 Tren dan Issu keperawatan medikal bedah
Menurut, (Nursalam,2008: hal 28-32)
1. Tren KMB
a. Peluang riset keperawatan di masa depan
Tentang riset keperawatan yang di laksnakan oleh perawat, khususnya dosen keperawatan
menunjukkan hasil yang kurang memuaskan. Hampir 90 % perawat di daerah jawa tidak
melaksanakan riset dalam perannya. Merekamenyadari dan menerima bahwa riset adalah bagian
dari perannya tetapi juga ada pertanyaan whether researche is a nurse primary responsibility pr
not, all nurses should also involve in nursing research?
b. Lokasi tempat bekerja
Menariknya dari 4 hambatan yang penulis tanyakan (biaya, waktu, keahlian, dan kebijaksanaan),
jawaban responden sangat bervariasi dan adanya suatu korelasi yang kuat antarvariabel.
Misalnya mereka yang bekerja di Jakarta mengatakan bahwa anggaran untuk riset dapat di
peroleh dengan mudah, sebaliknya yang bekerja di luar Jakarta mengalami kesulitan. Hal ini
tidak terlepas dari kemampuan (keahlian) perawat yang bekerja di Jakarta lebih baik karena
mereka rata-rata memiliki pendidikan D3 dan S1 kesehatan masyarakat, sehingga proposal yang
ditulis lebih bias diterima oleh pemberi dana. Di samping itu juga karena faktor kesempatan dan
informasi yang cepat bagi perawat Jakarta. (Nursalam, 2008: hal 28)
c. Keahlian perawat dalam riset
Perawat yang bekerja di luar Jakarta sebagian besar mereka berbasis pendidikan D3 keperawatan
hampir 95% mengalami masalah tentang keterampilan atau keahlian penulisan
proposal/pelaksanaan penelitian. Keadaan ini diperparah dengan tidak adanya suatu lembaga
yang yang menangani riet keperawatan dalam organisasi pelayanan kesehatan. (Nursalam, 2008:
hal 28)
d. Waktu pelaksaan yang terbatas

Perawat pendidik mempunyai tugas yang sangat besar dalam pembelajaran di kelas dan di klinik
serta kegiatan-kegiatan non pembelajaran, misalnya administrasi, oleh karena itu waktu perawat
habis untuk kegiatan tersebut. (Nursalam, 2008: hal 28)
e. Topik riset keperawatan yang tidak sesuai
Berdasarkan hasil kajian penulis, banyak perawat yang belum memahami tentang lingkup riset
keperawatan. Topik-topik yang dipilih lebih bersifat kesehatan secara umum, sehingga hasil yang
di dapatkan kurang memberikan kontribusi yang bermakna untuk diapliksikan dalam praktik
keperawatan. (Nursalam, 2008: hal 29)
2. Issu Keperawatan Medikal Bedah
Issu Keperawatan Medikal Bedah, menurut (Nursalam, 2011: hal 25)
a. Antithetical terhadap perkembangan ilmu keperawatan
Karena rendahnya dasar pendidikan profesi dan belum dilaksanakannya pendidikan keperawatan
secara professional, maka perawat lebih cendrung untuk melaksanakan perannya secara rutin dan
menunggu perintah dari dokter. Mereka cendrung untuk menolak terhadap perubahan ataupun
sesuatu yang baru dalam melaksanakan perannya secara professional.
b. Rendahnya rasa percaya diri /harga diri (Low self-confidenceself)
Banyak perawat yang tidak melihat dirinya sebagai sumber informasi dari klien. Perasaan rendah
diri/kurang percaya diri tersebut timbul karena rendahnya penguasaan ilmu pengetahuan dan
tekhnologi yang kurang memadai serta sistem pelayanan Indonesia yang menempatkan perawat
sebagai warga negara kelas dua. Stigma inilah yang membuat perawat dipandang tidak cukup
memiliki kemampuan yang memadai dan kewenangan dalam pengambilan kepeutusan di bidang
pelayanan kesehatan.
c. Kurangnya pemahaman dan sikap untuk melaksanakan riset keperawatan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh penulis, lebih dari 90% perawat tidak
melaksanakan perannya dalam melaksanakan riset. Hal ini lebih disebabkan oleh:
pengetahuan/keterampilan riset yang sangat kurang, keterbatasan waktu, tidak adanya anggaran
karena kebijakan yang kurang mendukung pelaksanaan riset. Baru pada tahun 2000-an,
pusdiknakes memberikan kesempatan kepada para perawat untuk melaksanakan riset, itupun
hasilnya memberi masih dipertanyakan karena banyak hasil yang ada lebih lebih mengarah pada
riset kesehatan secara umum. Riset tentang keperawatan hampir belum tersentuh. Faktor lain
yang sebenarnya sangat memperihatinkan adalah tugas ahir yang diberikan kepada mahasiswa
keperawatan bukan langkah-langkah riset secara ilmiah, tetapi lebih menekankan pada laporan
kasus per kasus.
d. Pendidikan keperawatan hanya difokuskan pada pelayanan kesehatan yang sempit
Pembinaan keperawatan dirasakan kurang memenuhi sasaran dalam memenuhi tuntutan
perkembangan zaman. Pendidikan keperawatan dianggap sebagai suatu objek untuk kepentingan
tertentu dan tidak dikelola secara professional. Kurikulum yang diterapkan lebih mengarahkan
perawat tentang how to work and apply, bukan how to think and do criticall.
e. Rendahnya standar gaji bagi perawat
Gaji perawat, khususnya yang bekerja di instansi pemerintah dirasakan sangat rendah bila

dibandingkan dengan negara lain, baik Asia ataupun Amerika. Keadaan ini berdampak terhadap
kinerja perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan yang professional.
f. Sangat minimnya perawat yang menduduki pimpinan di institusi kesehatan
Masalah ini sangat krusial bagi pengembangan profesi keperawatan, karena sistem sangat
berpengaruh terhadap kualitas pelayanan yang baik. Hal ini tentunya akan mempengaruhi
perkembangan keperawatan di Indonesia, karena dampaknya semua kebijakan yang ada biasanya
kurang berpihak terhadap kebutuhan keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA
Nursalam.2008.Konsep & Metode Keperawatan (ed. 2). Jakarta: Salemba medika.
Nur Hidayah.Jurnal Kesehatan.Volume 7 No. 2/2014
Nursalam.2011.Manajemen keperawatan aplikasi dalam praktik keperawatan professional edisi
3. Jakarta: Salemba medika
Kartika dewi,Dkk 2013.Analisa jam perawat pada pasien bedah.Riau: Program studi ilmu
keperawatan.
Raymond H. & Simamor.2009.Buku Ajar Pendidikan dalam Keperawatan. Buku kedokteran
Jakarta : EGC.

You might also like