Professional Documents
Culture Documents
Abstrak
Pada dalam sistem 3 fasa, ketidakseimbangan beban transformator sangat sering terjadi. Hal ini merupakan
akibat beban listrik yang tidak sama maupun karena banyaknya penambahan beban-beban listrik yang tidak
memperhatikan ketidakseimbangan beban sistem. Pada saat perencanaan pembagian beban transformator pada
sisi R, S, T pada umumnya dirancang secara seimbang. Akan tetapi pada kenyataan yang terjadi, pembagian
bebannya tidak dapat seimbang. Apabila tidak diperhatikan dengan baik, beban listrik yang mengakibatkan
ketidakseimbangan beban pada transformator dapat juga menngakibatkan beban lebih pada sistem kelistrikan
serta rugi-rugi pada jaringan tegangan rendah. Bila hal ini terjadi kerja transformator menjadi tidak handal.
Perhitungan besarnya ketidakseimbangan beban transformator dibutuhkan untuk mengantisipasi terjadinya
beban lebih pada transformator akibat penambahanbebanlistrik yang tidak memperhatikan ketidakseimbangan.
Tulisan ini bertujuan untuk menganalisis ketidakseimbangan bebantransformator distribusi untuk identifikasi
beban lebihdan dapat juga mengetahui besarnya rugi-rugi pada jaringan tegangan rendah akibat arus netral,
setelah dilakukan perhitungan dan simulasi diperoleh persentase pembebanan tertinggi sebesar 127,02% pada
transformator ML 227, dan rugi-rugi jaringan tegangan rendah adalah sebesar 1,0 kW dan 13,0 kVAR pada
transformator ML059, serta ada 3 transformator yang di identifikasi berbeban lebih yaitu ML059, ML 354, dan
ML425.
137
SINGUDA ENSIKOM
e = (-) N
(Volt)
(1)
Dimana ;
e = gaya gerak listrik
N = Jumlah lilitan (turn)
3. Transformator Distribusi
+a )
(6)
( + + )
(7)
Disini terlihat bahwa arus urutan nol adalah
sepertiga dari arus netral atau arus baliknya akan
138
SINGUDA ENSIKOM
5. Ketidakseimbangan Beban
Pengertian Beban Tidak Seimbang, yang
dimaksud dengan keadaan seimbang adalah
suatu keadaan dimana :
1. Ketiga vektor arus/tegangan adalah
sama besar.
2. Ketiga vektor saling membentuk sudut
120 satu sama lain seperti pada Gambar
1.
139
SINGUDA ENSIKOM
Dimana :
P = Rugi-rugi daya aktif (watt)
Q = Rugi-rugi daya reaktif (VAR)
S = Daya semu (VA)
Rugi-rugi daya listrik tersebut di atas (VA) akan
mempengaruhi tegangan kerja sistem dan
besarnya rugi-rugi daya
dinyatakankan
dengan:[4]
n br
Ploss =
.ri
. xi
i 1
(23)
nbr
Qkoss =
i 1
(24)
28
66
151
T (Amp)
25
68
168
32
83
191
T (Amp)
49
119
167
140
SINGUDA ENSIKOM
)=
Irata-rata =
= 248,66
Dengan demikian koefsien a, b dan c diperoleh
sebagai berikut:
a= =
= 0,96
= 243,09 A
Trafo Distribusi 200 kVA (ML059)
100%
a.
b.
c.
c=
x 100% = 85,89%
{| |
{| ,
b.
c.
,
,
= 1,04
| |
| ,
| |}
|
x 100%
| ,
|}
Irata-rata =
= 305
Dengan demikian koefsien a, b dan c diperoleh
sebagai berikut:
a= =
= 0,89
b=
= 0,98
x 100% = 3,3%
2. Pengukuran Malam Hari
IR = 274 A
IS = 306 A
IT = 335 A
Dari data pengukuran dapat dicari arus rata-rata
yaitu :
Irata-rata =
100%
a.
x 100% = 80,62%
b=
x 100% = 78,98%
Sebelum
dilakukan
perhitungan
ketidakseimbangan beban terlebih dahulu
dihitung arus rata-ratab trafo distribusi sesuai
dengan waktu pengamatan masing-masing.
Trafo Distribusi 200 kVA (ML059)
x 100% = 90,17%
x 100% = 100,7%
x 100% = 110,24%
= 1,00
c= =
= 1,10
Pada keadaan seimbang, besarnya koefsien a, b
dan c adalah 1, dengan demikian rata-rata
ketidakseimbangan beban (%) adalah
=
=
{| |
{| ,
| |
| ,
| |}
|
x 100%
| ,
|}
x 100% = 7%
141
SINGUDA ENSIKOM
S = 3.V.In
S = Daya Semu
V = Tegangan phasa-phasa
Maka ;
200.000 = 3.380.In
In =
,
ML059
= 303,86 Amp
Setelah diperoleh nilai arus nominal maka
penulis membandingkannya dengan arus tiaptiap phasa pada trafo distribusi. Apabila arus
perphasa lebih besar daripada 80% dari nilai
arus nominal, maka telah terjadi beban lebih
pada phasa tersebut.
Tabel 3 Tabel Identifikasi Beban Lebih Trafo
Distribusi
Arus
Arus
No Trafo
R
S
T Nominal Ket
80%
IR>In
1 ML059 274 306 335 243,09 IS>In
IT>In
IR>In
1 ML354 196 198 240 194,47 IS>In
IT>In
IR>In
2 ML425 139 145 171 121,54 IS>In
IT>In
Dari Tabel 3 dapat dilihat besar masingmasing arus fasa lebih besar dari arus nominal
sehingga terjadi beban lebih pada transformator
distribusi ML059, ML354, ML 425.
LWBP
WBP
kW
kVAR
kW
kVAR
1,0
9,0
1,0
13,0
Kesimpulan
Dari hasil perhitungan dan simulasi maka
kesimpulannya adalah sebagai berikut:
1. Persentase pembebanan tertinggi adalah
transformator 100 kVA (ML227) pada malam
hari yaitu sebesar 127,02%
2. Dari Hasil Identifikasi Beban Lebih, ada 3
transformator
distribusi
berbeban
lebih
sepanjang penyulang atau feder KI 02 yaitu
transformator ML 059, ML354, dan ML425.
3. Semakin besar ketidakseimbangan beban
suatu trafo, maka trafo tersebut akan mengalami
beban lebih (over load) satu phasa, Hal ini di
karenakan semakin besarnya arus yang mengalir
pada salah satu phasa pada trafo tersebut.
4. Berdasarkam hasil simulasi ETAP 4.0 rugirigi jaringan tegangan rendah pada penyulang
yang paling besar adalah pada trafo ML059
yaitu sebesar 1,0 kW dan 13,0 kVAR.
Referensi
[1]. Berahim, Hamzah.,Pengantar Teknik
Tenaga Listrik, Yogyakarta : Andi, 1991.
[2]. Zuhal, Dasar Tenaga Listrik, Bandung :
ITB Bandung, 1991.
[3]. Rijono, Yon.,Dasar Teknik Tenaga
Listrik, Yogyakarta : Andi, 2004.
[4]. Gonen, Turan, Modern Power Sistem,
JohnWiley and Sons, Inc., Canada.1988.
142