You are on page 1of 3

Dampak Psikologis Kekerasan Seksual1

Menurut Collier (Dalam Rumini & Sundari, 2004), dampak-dampak


psikologis kekerasan seksual tergantung pada:
1. Frekuensi terjadi kekerasan: semakin sering terjadi, semakin dalam luka yang
ditimbulkan
2. Parah tidaknya (halus atau kasar): semakin parah tidak kekerasan seksual dan
semakin tindakan tersebut menghina martabat dan integritas seseorang,
semakin dalam pula luka yang ditimbulkan, apalagi jika menyangkut keluarga
korban
3. Apakah secara fisik juga mengancam atau hanya verbal: semakin tindakan
kekerasan ini dirasakan mengancam korban secara fisik, lebih dalam dampak
dan luka yang ditimbulkan. Bila kekerasan seksual dilakukan dengan ancaman
pemecatan dan korban tidak yakin mampu menemukan pekerjaan lain, maka
dampak psikologis akan lebih besar.
4. Apakah mengganggu kinerja pekerja: bila ya, maka akan disertai rasa frustasi.
Ini tentunya juga tergantung seberapa parah dan jauh kekerasan itu
mengganggu kinerja korban. Semakin parah gangguan yang dialaminya,
semakin tinggi taraf frustasi dan semakin parah kerusakan psikologisnya.
Secara umum, menurut Kelly (Dalam Rumini & Sundari, 2004) dampak
psikologis yang utama pada kekerasan seksual adalah,
1.
2.
3.
4.
5.

Jengkel, marah, stress, hingga breakdown


Ketakutan, frustasi, rasa tidak berdaya, dan menarik diri
Kehilangan percaya diri
Merasa berdosa atau merasa dirinya sebagai penyebab
Kebencian pribadi hingga generalisasi kebencian pada pelaku atau mereka dari
jenis kelamin yang sama dengan pelaku
Menurut Rumini dan Sundari (2004) wanita yang mengalami kekerasan

seksual dapat mengalami akibat fisik seperti gangguan perut, nyeri tulang
belakang, gangguan makan, gangguan tidur, rasa cemas, dan mudah marah.
Sedangkan akibat psikologis yang dirasakan antara lain adalah perasaan terhina,
terancam, dan tidak berdaya. Hasil ini diperkuat oleh penelitian Goodman (dalam

Rumini& Sundari, 2004) yang menyatakan bahwa wanita korban kekerasan


seksual sebagian besar mengalami symptom-simptom fisik dan stress emosional.1
Beberapa peneliti mencoba menyimpulkan akibat dari kekerasan seksual pada
kehidupan wanita dan kesejahteraannya dapat diperiksa dari 3 perspektif utama
yaitu yang berkaitan dengan pekerjaan atau pendidikan, faktor psikologis, dan
fisik yang berkaitan dengan masalah kesehatan.1
Dampak psikologis jangka pendek 2,3

Gangguan fisik antara lain; lebam, lecet, luka bakar, patah tulang, kerusakan

organ, robekan selaput dara, keracunan, gangguan susunan saraf pusat


Gangguan emosi atau perubahan perilaku seperti pendiam, menangis,
menyendiri

Dampak psikologis jangka panjang 2,3


1. Post traumatic stress disorder (PTSD)
Sindrom kecemasan, labilitas autonomik, ketidakrentanan emosional, dan
kilas balik dari pengalaman yang amat pedih setelah mengalami stress fisik
maupun emosi yang melampaui batas ketahanan orang biasa. Gejala:
Pengulangan pengalaman trauma, ditunjukkan dengan selalu teringat akan
peristiwa yang menyedihkan yang telah dialami, flashback (merasa seolaholah peristiwa yang menyedihkan terulang kembali), nightmare (mimpi
buruk tentang kejadian-kejadian yang membuatnya sedih), reaksi
emosional dan fisik yang berlebihan karena dipicu oleh kenangan akan

peristiwa yang menyedihkan


Penghindaran dan emosional, ditunjukkan dengan menghindari aktivitas,
tempat, berpikir, merasakan atau percakapan yang berhubungan dengan
trauma. Selain itu juga kehilangan minat terhadap semua hal dan perasaan

terasing dari orang lain


Sensitifitas yang meningkat, ditunjukkan dengan susah tidur, mudah marah
atau tidak dapat mengendalikan amarah, susah konsentrasi, kewaspadaan

yang berlebih, respon yang berlebihan atas segala sesuatu


2. Depresi

Gejala:
Kesedihan berkepanjangan
Perubahan pola makan dan tidur
Perubahan berat badan yang dikaitkan dengan perubahan pola makan
Merasa tidak ada energi
Iriabilitas
Menurunnya konsentrasi
Pesimisme atau apatis
Gejala somatik seperti nyeri kepala
Pikiran bunuh diri
3. Infeksi menular seksual seperti HIV, Herpes genitalis, dan sifilis
Dampak Sosial Kekerasan Seksual 4
1. Menurunnya prestasi sekolah/kerja: lebih sering absen, tidak mengambil mata
kuliah yang diajarkan dosen tertentu, nilai menurun
2. Mendapat balas dendam dari pelaku atau teman pelaku
3. Kehilangan kehidupan pribadi karena menjadi yang bersalah, menjadi objek
pembicaraan
4. Kehancuran karakter/reputasi
5. Kehilangan rasa percaya pada orang dengan tipe/posisi yang serupa dengan
pelaku, kehilangan rasa percaya pada lingkungan yang serupa
6. Mengalami stress luar biasa dalam berelasi dengan partner, dikucilkan, pindah
universitas/fakultas;

kehilangan

pekerjaan

dan

kesempatan

mendapat

referensi, kehilangan karir


7. Kemarahan dan violent pada pelaku
DAFTAR PUSTAKA
1. Rumini S, Sundari S. 2004. Perkembangan anak dan remaja. Jakarta: Rineka
Cipta.
2. Idries AM. 1997. Kekerasan seksual. Pedoman Ilmu Kedokteran Forensik.
Jakarta: Bina Rupa Aksara, pp: 216-227.
3. Hobbs CJ, Hanks HGI, Wayne JM. 1999. Violence and criminally. Child abuse
and Neglect a Clinicians Handbook 2nd edition. London: Churchill
Livingstone.
4. Sexual

Harassment

Support,

tersedia

http://www.sexualharassmentsupport.org [diakses 15 Mei 2016].

di:

You might also like