Professional Documents
Culture Documents
Laporan
11.11.1001.7311.008
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kota Samarinda adalah salah satu kota sekaligus merupakan ibu kota
provinsi Kalimantan Timur, Indonesia. Seluruh wilayah kota ini berbatasan
langsng dengan Kabupaten Kutai Kertenegara. Luas wilayah Kota Samarinda
adalah 718,00 km dan terletak antara 1170300 Bujur Timur dan 1171814
Bujur Timur serta diantara 001902 Lintang Selatan dan 004234 Lintang
Selatan. Saat ini Kota Samarinda dibagi menjadi 6 kecamatan yaitu,
Kecamatan Palaran, Samarinda Ilir, Samarinda Seberang, Sungai Kunjang,
Samarinda Ulu dan Samarinda Utara. Sedangkan jumlah desa di Kota
Samarinda itu sendiri sebanyak 53 Desa.
Dinas Pemuda dan Olahraga (DISPORA) Kota Samarinda Provinsi
Kalimantan Timur yang mempunyai tanggung jawab menyiapkan pemudapemudi yang berkompetensi dalam bidang olahraga yang kedepannya akan
berkompetensi dalam dunia olah raga di tingkat Nasional dan Internasional.
Hal ini dimaksudkan untuk mewujudkan bakat-bakat bagi pemuda-pemudi
untuk membawa atau mengharumkan nama Indonesia. Hal tersebut maka pihak
Dinas Pemuda dan Olah Raga (DISPORA) Kota Samarinda Provinsi
Kalimantan Timur mencoba untuk mulai membangun fasilitas-fasilitas untuk
menunjang sarana dan prasana dalam proses perencanaan masa depan dengan
mulai membangun Sekolah Khusus Olahraga Internasional (SKOI) di Palaran
Kota Samarinda Sebarang Provinsi Kalimantan Timur.
Dalam
Perencenaan
Pembangunan
Sekolah
Khusus
Olahraga
Laporan
11.11.1001.7311.008
UPTD
SKOI
DISPORA
Prov.Kalimantan Timur..
1.3.2. Tujuan
UPTD SKOI
Memaksimalkan dan memudahkan kinerja baru yang ada di lingkup
kantor.
.
1.4. Pembatasan Masalah
Mengingat ruang lingkup pelaksanaan pekerjaan gedung baik struktur
maupun arsitektur sangat luas, maka pada pembahasan Laporan Praktek Kerja
Lapangan ini dibatasi pada Metode Pelaksanaan Pekerjaan Struktur
Bangunan.
Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini dilaksanakan selama 3 bulan atau 90
hari kalender. Obyek pengamatan ini dilakukan pada proyek/pekerjaan yang
sedang berjalan. Adapun obyek pengamatan dititik beratkan pada salah satu
kajian yang terkait langsung dengan salah satu topik kuliah yang diterima.
Laporan
Praktik Kerja Lapangan
Laporan
11.11.1001.7311.008
BAB II
DASAR TEORI
2.1. Pengertian Metode Pelaksanaan Konstruksi
Metode konstruksi adalah bagian yang sangat penting dalam proyek
konstruksi untuk mendapatkan tujuan dari proyek, yaitu biaya, kualitas dan
waktu. Aspek teknologi, sangat berperan dalam suatu proyek konstruksi.
Umumnya, aplikasi teknologi ini banyak diterapkan dalam metode-metode
pelaksanaan pekerjaan konstruksi. Penggunaan metode yang tepat, praktis,
cepat, dan aman, sangat membantu dalam penyelesaian pekerjaan pada suatu
proyek konstruksi. Sehingga target waktu, biaya dan mutu sebagaimana
ditetapkan akan dapat tercapai.
Perencanaan yang telah disusun oleh konsultan perencana diwujudkan
melalui pelaksanaan pekerjaan di lapangan. Pelaksanaan pekerjaan merupakan
tahap yang sangat penting dan membutuhkan pengaturan serta pengawasan
pekerjaan yang baik, sehingga dapat diperoleh hasil yang baik, tepat waktu dan
sesuai dengan apa yang sudah direncanakan sebelumnya.
Tahap pelaksanaan pekerjaan merupakan tahap yang menentukan berhasil
tidaknya suatu proyek, oleh karena itu perlu dipersiapkan segala sesuatu yang
berhubungan dengan teknis pekerjaan, rencana kerja, serta tenaga pelaksana
khususnya tenaga ahli yang profesional yang dapat mengatur pekerjaan dengan
baik, serta dapat mengambil keputusan-keputusan mengenai masalah-masalah
yang ditemui di lapangan.
Sebagai langkah awal dalam pelaksanaan, kontraktor harus memiliki
dokumen awal pelaksanaan, seperti berita acara, gambar-gambar detail, RKS
dan dokumen lainnya. Selanjutnya kontraktor membuat shop drawing sebagai
gambar detail pelaksanaan yang dibuat berdasarkan gambar perencanaan dari
konsultan perencana dan as built drawing sebagai laporan akhir gambargambar yang sesuai dengan pelaksanaan, setelah adanya pekerjaan tambah
maupun kurang.
Universitas 17 Agustus 1945
Samarinda
Laporan
11.11.1001.7311.008
dalam
Mobilisasi
dan
Pembersihan
pelaksanaan
Demobilisasi,
Lapangan,
proyek,
Pekerjaan
Pekerjaan
meliputi;
Pekerjaan
Pengukuran
Pemasangan
dan
Bouplank,
3.
Laporan
Praktik Kerja Lapangan
Pekerjaan Pondasi,
2.
Pekerjaan Sloof,
3.
Pekerjaan Kolom,
4.
5.
Laporan
11.11.1001.7311.008
beratnya sendiri,
luar seperti:
tekanan angin,gempa bumi, dan lain-lain. Disamping itu, tidak boleh terjadi
penurunan level melebihi batas yang diijinkan.
Secara umum, terdapat dua macam pondasi, yaitu pondasi dangkal dan
pondasi dalam. Pondasi dangkal digunakan bila bangunan yang berada di
atasnya tidak terlalu besar. Rumah sederhana misalnya. Pondasi ini juga
bisa dipakai untuk bangunan umum lainnya yang berada di atas tanah yang
keras. Yang termasuk dalam pondasi dangkal ialah pondasi batu kali
setempat, pondasi lajur batu kali, pondasi tapak/pelat setempat (beton),
pondasi lajur beton, pondasi strouspile dan pondasi tiang pancang kayu.
Laporan
11.11.1001.7311.008
2.
3.
4.
Laporan
Praktik Kerja Lapangan
pada tanah tadi terdapat bagian tanah yang lembek (tidak keras), maka dapat
mengakibatkan penurunan fondasi yang mana tentu saja dapat menyebabkan
penurunanan bangunan (konsekwensi yang terjadi akibat penurunan
bangunan yang tidak merata atau sebagian, dapat dilihat pada posting
sebelumnya tentang fondasi). Maka sloof ini sebagai perantara atau
jembatan yang menghubungkan tanah keras (tanah bagus untuk fondasi)
dengan tanah yang lembek (tanah yang jelek untuk fondasi).
Dengan sloof ini maka diharapkan tidak terjadi penurunan sebagian
bangunan, karena tanah yang lembek tadi dapat dikatakan sudah tidak ada.
Ibarat ada sebuah cekungan atau sungai di jalan kemudian diatasnya
cekungan atau sungai dihubungkan dengan jembatan, maka dua jalan yang
terputus cekungan atau sungai dapat dihubungkan. Sehingga jika diatas
jembatan tadi ditaruh beban, maka beban tadi akan ditopang jembatan
kemudian akan dilimpahkan pada pilar-pilar jembatan.
Laporan
11.11.1001.7311.008
(collapse) lantai yang bersangkutan dan juga runtuh total (total collapse)
seluruh struktur (Sudarmoko, 1996).
SK SNI T-15-1991-03 mendefinisikan kolom adalah komponen struktur
bangunan yang tugas utamanya menyangga beban aksial tekan vertikal
dengan bagian tinggi yang tidak ditopang paling tidak tiga kali dimensi
lateral terkecil.
Fungsi kolom adalah sebagai penerus beban seluruh bangunan ke
pondasi. Bila diumpamakan, kolom itu seperti rangka tubuh manusia yang
memastikan sebuah bangunan berdiri. Kolom termasuk struktur utama untuk
meneruskan berat bangunan dan beban lain seperti beban hidup (manusia
dan barang-barang), serta beban hembusan angin.
Struktur dalam kolom dibuat dari besi dan beton. Keduanya merupakan
gabungan antara material yang tahan tarikan dan tekanan. Besi adalah
material yang tahan tarikan, sedangkan beton adalah material yang tahan
tekanan. Gabungan kedua material ini dalam struktur beton memungkinkan
kolom atau bagian struktural lain seperti sloof dan balok bisa menahan gaya
tekan dan gaya tarik pada bangunan.
10
Laporan
Praktik Kerja Lapangan
bekisting kolom.
11
Laporan
11.11.1001.7311.008
dengan tingkat yang lain. Plat lantai didukung oleh balok-balok yang
bertumpu pada kolom-kolom bangunan. Ketebalan plat lantai ditentukan
oleh :
Besar lendutan yang diinginkan
Lebar bentangan atau jarak antara balok-balok pendukung
Bahan konstruksi dan plat lantai
Plat lantai harus direncanakan: kaku, rata, lurus dan waterpas
(mempunyai ketinggian yang sama dan tidak miring), agar terasa mantap
dan enak untuk berpijak kaki. Ketebalan plat lantai ditentukan oleh : beban
yang harus didukung, besar lendutan yang diijinkan, lebar bentangan atau
jarak antara balok-balok pendukung, bahan konstruksi dari plat lantai.
Pada plat lantai hanya diperhitungkan adanya beban tetap saja
(penghuni, perabotan, berat lapis tegel, berat sendiri plat) yang bekerja
secara tetap dalam waktu lama. Sedang beban tak terduga seperti gempa,
angin, getaran, tidak diperhitungkan.
12
Laporan
11.11.1001.7311.008
Struktur
plat lantai
Struktur
kolom
Struktur
balok
Gambar 2.7. Diagram alir proses pembuatan balok dan plat lantai
Universitas 17 Agustus 1945
Samarinda
13
Laporan
11.11.1001.7311.008
14
Laporan
11.11.1001.7311.008
yang
mengakibatkan
suatu pekerjaan
keterlambatan
merupakan
efek
penyelesaian.
kombinasi
dari
ketergantungan antar pekerjaan dan material dalam setiap proses. Selain itu
keterlambatan ini pasti akanmempengaruhi dana yang keluar. Walaupun
hasilnya baik, tapi jika biaya besar dan waktu lama, maka mutu tetap
dianggap kurang baik. Karena mutu, biaya danwaktu saling berkaitan satu
sama lain.
Pengendalian
dan
penjaminanmutu
dilaksanakan
pada
tahap
2.
3.
4.
5.
15
Laporan
11.11.1001.7311.008
BAB III
TINJAUAN UMUM PROYEK
3.1. Lokasi Proyek
Lokasi Pekerjaan UPTD SKOI DISPORA Samarinda Prov. Kalimantan
Timur yang terletak di jalan Stadion Utama Palaran, Samarinda Sebarang.
16
Laporan
11.11.1001.7311.008
: Gedung bertingkat.
: Pelaksanaan Pekerjaan Bangunan Konstruksi /
Pembelian Sarana dan Prasarana UPTD SKOI
DISPORA Provinsi Kalimantan Timur di Jalan
- Pekerjaan
-
Harga Kontrak
Dimulai
Selesai
Pemilik Proyek
Pengawas
Kontraktor
Seberang
Rp. 3.250.450.000.00,02 September 2014
30 Desember 2014
DISPORA
CV. BIOLA CONSULT
PT. KAYAN LESTARI
Menjelaskan hubungan, kedudukan, hak dan kewajiban dari masingmasing pihak agar terjadi keselarasan untuk menghindari kesimpang
2.
3.
4.
17
Laporan
11.11.1001.7311.008
DISPORA
KONTRAKTOR :
PT. KAYAN LESTARI
PENGAWAS :
CV. BIOLA CONSULT
PERENCANA :
CV. BIOLA CONSULT
18
Laporan
11.11.1001.7311.008
19
Laporan
11.11.1001.7311.008
digunakan merupakan dana yang berasal dari dana APBD Tahun Anggaran
2014 (DISPORA Prov. Kaltim).
3.6. Waktu Pelaksanaan
Sesuai waktu pelaksanaan pekerjaan yaitu selama 120 (Seratus Dua
Puluh) hari kalender. Sedangkan untuk masa pemeliharaan ditentukan selama
180 (seratus delapan puluh) hari kalender.
3.7. Data Teknis
Penulisan mengambil data teknis ini bersumber dari rencana gambar,
rencana kerja dan syarat-syarat ( RKS ) dan juga pelaksanaan dilapangan.
Adapun yang termasuk data teknis :
a. Dimensi
Menerangkan tentang ukuran balok dan kolom
Balok
Dimensi balok untuk pembangunan Gedung Perumahan memakai
ukuran Balok sebagai berikut:
Ukuran Kolom
300 x 400
350 x 700
350 x 600
300 x 500
300 x 400
20
Laporan
11.11.1001.7311.008
Kode As Kolom
Ukuran Kolom
K-1
350 x 350
K-2
300 x 300
K-3
Sumber: Data Lapangan
200 x 200
Selimut Beton
Untuk selimut beton pada setiap balok dan kolom diambil ukuran
setebal 5 cm dan untuk selimut beton pada plat diambil ukuran
setebal 5 cm
Mutu Beton
Mutu beton untuk pembangunan UPDT SKOI Palaran adalah
K-
Tulangan Balok
Tulangan balok ini bertumpu pada tulangan kolom, untuk
tulangan balok terdiri dari:
a. Begel dengan diameter 10-350-600
b. Tulangan utama atas berjumlah 10 buah dengan
diameter 16 mm dan bawah berjumlah yaitu 5 buah
dengan diameter 16 mm, 4 buah dengan diameter 10
mm dipasang sesuai dengan gambar momen yang
terjadi.
o Tulangan Kolom
Universitas 17 Agustus 1945
Samarinda
21
Laporan
11.11.1001.7311.008
2. Mutu beton :
Pile cap
Pelat,balok,kolom
Universitas 17 Agustus 1945
Samarinda
: K-250
: K-250
22
Laporan
11.11.1001.7311.008
BAB IV
TINJAUAN KHUSUS PROYEK
4.1. Pelaksanaan Pekerjaan Pondasi Pile Cap
4.1.1. Persiapan Bahan-Bahan di Lapangan
Pada proyek pembangunan Gedung UPTD SKOI Palaran dalam
pengadaan bahan-bahan bangunan didatangkan dari daerah sendiri dan dari
luar daerah. Dalam persiapan bahan-bahan tersebut telah memenuhi
persyaratan yang telah ditetapkan dalam peraturan Beton Bertulang
Indonesia .
Persiapan bahan-bahan yang diperlukan dilapangan adalah sebagai
berikut:
- Beton Ready Mix yang telah dipesan dengan mutu beton K-250
- Tiang pancang segitiga 32 x 32 cm - 6m
- Rangka Pile Cap yang telah dirangkai sebelumnya
- Baja tulangan polos dan ulir
- Kawat beton / bendrat
4.1.2. Pekerjaan Persiapan Awal
Dalam pelaksanaan pekerjaan Pondasi Tampak ini dikerjakan dengan
bersamaan dengan sloof tetapi karena yang menjadi pembahasan Pondasi,
dan Sloof maka pelaksanaan pekerjaan Pondasi yang akan dibahas terlebih
dahulu.
Universitas 17 Agustus 1945
Samarinda
23
Laporan
11.11.1001.7311.008
Langkah kerja:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Setelah
posisi
tulangan
dicek
jarak-
9.
10.
11.
Batako
2.
Pasir
3.
Semen
4.
Air
24
Laporan
11.11.1001.7311.008
25
Laporan
11.11.1001.7311.008
Meteran
Tang ayam/Geget
Palu besi
2.
3.
Setelah itu tulangan yang baru didirikan dirangkai dengan begel dan
diikat dengan memakai kawat bendrat
4.
langkah
selanjutnya
adalah
pemasangan
bekisting,
dan
26
Laporan
11.11.1001.7311.008
2.
3.
Concrete pump
Vibrator
Cangkul
Cetok
Proses pengecoran dan pemadatan :
Pengecoran pondasi dan sloof terlebih dahulu dikerjakan dan
27
Laporan
11.11.1001.7311.008
28
Laporan
Praktik Kerja Lapangan
setelah cor beton mengeras. Namun begisting tipe ini memerlukan biaya
yang lebih mahal karena hanya bisa dipakai sekali saja.
4.2. Pelaksanaan Pekerjaan Kolom
4.2.1. Persiapan Bahan-Bahan di Lapangan
Pada proyek pembangunan Gedung UPTD SKOI Palaran dalam
pengadaan bahan-bahan bangunan didatangkan dari daerah sendiri dan dari
luar daerah. Dalam persiapan bahan-bahan tersebut telah memenuhi
persyaratan yang telah ditetapkan dalam peraturan Beton Bertulang
Indonesia .
Persiapan bahan-bahan yang diperlukan dilapangan adalah sebagai
berikut:
- Beton Ready Mix yang telah dipesan dengan mutu beton K-250.
- Baja tulangan polos dan ulir.
- Kawat beton / bendrat.
- Balok kayu ukuran 80 x 150 mm, dan papan playwood
berpenampang licin tebal 1 cm.
4.2.2. Pekerjaan Persiapan Awal
Dalam pelaksanaan pekerjaan balok ini dikerjakan dengan bersamaan
dengan plat lantai tetapi karena yang menjadi pembahasan balok dan kolom
maka pelaksanaan pekerjaan balok yang akan dibahas terlebih dahulu.
Langkah kerja:
1.
29
Laporan
Praktik Kerja Lapangan
scaffolding.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Gergaji potong
2.
Palu
3.
Benang
4.
Siku-siku/Balok kayu
5.
Waterpass
6.
Kampak
7.
Ember
8.
Paku
b) Bekisting Kolom
Universitas 17 Agustus 1945
Samarinda
30
Laporan
11.11.1001.7311.008
31
Laporan
Praktik Kerja Lapangan
32
Laporan
11.11.1001.7311.008
2.
3.
Setelah itu tulangan yang sudah berdiri dengan tulangan kolom yang
33
Laporan
11.11.1001.7311.008
2.
Concrete pump
34
Laporan
11.11.1001.7311.008
3.
Vibrator
balok dan plat mengeras baru dilakukan pengecoran kolom yang sudah
dirangkai dan diberi bekisting. Pengecoran dimulai dari balok dibantu
dengan mesin vibrator dan untuk menganggat campuran beton menggunakan
bakket danuntuk menganggat bakket menggunakan concret pump untuk
mendapatkan hasil pengecoran yang padat dan tidak keropos,
Adapun pengecoran kolom dilaksanakan secara bergantian pada
masing-masing kolom, penuangan beton pada kolom 1 diisi sampai batas
yang diinginkan kemudian dilanjutkan pada kolom II dan diisi sampai batas
yang direncanakan pula..
35
Laporan
11.11.1001.7311.008
berhubung dengan adanya bahaya kerusakan dibeton yang masih baru ketika
membongkar. Atau akibat dari kekuatan yang belum tercapai (pembentukan
pecah atau lendutan). Apabila bekisting digunakan berulang-ulang, maka
perlu juga untuk pembongkaran secepat mungkin.
Urutan pembongkaran
Sebaiknya permulaan pembongkaran bekisting dimulai dari bagian
36
Laporan
11.11.1001.7311.008
- Sekrup ulir maupun dan pen senter dibersihkan dari mortar, bagian
yang sudah usang disingkirkan
Penyimpanan
37
Laporan
Praktik Kerja Lapangan
38
Laporan
11.11.1001.7311.008
e.
f.
g.
h.
i.
39
Laporan
Praktik Kerja Lapangan
Persiapan untuk pekerjaan plat lantai adalah setting lokasi dan titik
2)
3)
4)
5)
6)
7)
tali.
Perancah plat lantai 2 dan 3 dipasang, untuk menopang bekisting plat
lantai 2 dan 3. Dalam pekerjaan ini, kontraktor pelaksana
menggunakan perancah besi ( scafolding ).
40
Laporan
11.11.1001.7311.008
9)
41
Laporan
11.11.1001.7311.008
42
Laporan
Praktik Kerja Lapangan
43
Laporan
11.11.1001.7311.008
1) Persiapan untuk pekerjaan plat dak adalah setting lokasi dan titik
dimana plat dak akan berdiri.
2) Setting plat dak bertujuan menempatkan titik-titik sebagai tempat
perletakan, agar tinggi permukaan plat dak rata.
3) Apabila ada kesalahan matematis dan selisih pembacaan angka pada
alat ukur, diusahakan kesalahan tersebut dapat ditolerir dan tidak
melebihi dari 5 mm dalam dua arah pengukuran.
4) Apabila titik titik plat dak sudah didapat dan ditandai, maka diukur
letak penempatan plat dak sesuai dimensi yang ditetapkan.
5) Dalam uraian ini diambil contoh plat dak pada area Rumah Double
Decker dengan tebal 120 mm.
6) Dari titik kolom yang sudah ditandai, kemudian diberi ukuran sesuai
dimensi penampang plat dak. Setelah itu ukuran ditandai dengan tali.
7) Perancah plat dak dipasang, untuk menopang bekisting plat dak. Dalam
pekerjaan ini, kontraktor pelaksana menggunakan perancah besi
( scafolding ).
44
Laporan
11.11.1001.7311.008
18) Perakitan bekisting plat dak dilakukan di tempat posisi plat dak dengan
menggunakan kayu kasau 5/7 dan plywood.
19) Pemasangan tulangan dilakukan di atas plastic cor. Tulangan dipasang
pada landasan bekisting, kemudian tulangan pada ujung balok dirakit
dan disambungkan pada tulangan kolom. Dipasang decking beton untuk
mengatur jarak selimut beton setebal 3 cm.
20) Penulangan plat dak dilakukan langsung di tempat posisi plat dak akan
dibuat, sesuai dengan spesifikasi tipe plat. Diambil satu contoh plat dak
dengan tebal 120 mm, memiliki spesifikasi tulangan D10-150.
45
Laporan
11.11.1001.7311.008
yang
seharusnya
cepat
selesai
sering
terjadi
46
Laporan
11.11.1001.7311.008
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan pelaksanaan pekerjaan pada Proyek Gedung
UPTD SKOI (Sekolah Khusus Olahraga Internasional) Palaran, Samarinda,
Kalimantan Timur, banyak sekali ilmu - ilmu praktis yang dapat diperoleh.
Mulai dari pelaksanaan pekerjaan kolom, balok dan pelat lantai, juga
mengenai pengaplikasian antara teori di bangku kuliah dengan pelaksanaan
pekerjaan di lapangan.
Bahwa dari semua ilmu yang didapat di bangku kuliah, tidak seluruhnya
dapat diterapkan di lapangan. akan tetapi tidak benar juga bila dikatakan
bahwa teori itu tidak sama dengan praktek.
Beberapa kesimpulan yang dapat penulis uraikan setelah melaksanakan
Praktek Kerja Lapangan (PKL) pada lokasi tersebut diatas adalah sebagai
berikut :
1. Secara Umum
a. Pekerjaan yang dilakukan sesuai kontrak meliputi :
1). Pekerjaan persiapan
2). Pekerjaan bangunan utama terdiri dari :
Pekerjaan Struktur berupa : Pek. Pondasi, Pek. Struktur Beton,
Pek. Rangka dengan pelapis atap
Pekerjaan Arsitektur berupa : Pek. Pasangan, Pek. Pengecatan
dan
pelapis
dinding,
Pek.
Lantai,
Pek.
Langit-langit,
47
Laporan
11.11.1001.7311.008
48
Laporan
Praktik Kerja Lapangan
yang sangat cermat dan teliti, baik itu perhatian fisik ke pekerja, maupun ke
obyek pekerjaan. Hal ini dilakukan guna memperkecil terjadinya kesalahan kesalahan.
Adapun saran-saran yang dapat disampaikan,sebagai berikut :
1. Demi untuk kelancaran pekerjaan dan selalu adanya persamaan
persepsi antara pihak-pihak terkait dalam pelaksanaan pekerjaan yaitu :
Pengguna Jasa (Pimpro) dan Penyedia Jasa (kontraktor dan konsultan),
maka perlu dilakukan rapat teknis secara rutin seminggu sekali dan
rapat berkala sebulan sekali.
2. Dari pelaksanaan pekerjaan perlu dilengkapi dengan Alat Pelindung
Diri (APD) berupa helm, sepatu but, sarung tangan, masker dan
kacamata agar terhindar dari bahaya dan gangguan penyakit. Hal ini
sesuai persyaratan kesehatan dan keselamatan kerja (K3).
49
Laporan
11.11.1001.7311.008
DAFTAR PUSTAKA
Badan Standardisasi Nasional. 2013. Standar Nasional Indonesia Tata Cara
Perencanaan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung.
Badan Standardisasi Nasional. 2003. Standar Nasional Indonesia Tata Cara
Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Bangunan Gedung SNI-17262003.
Depatemen Pekerjaan Umum. 1991. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton
untuk Bangunan Gedung SKSNI T-15-1991-03.
Mosley, W.H dan Bungey, J.H. 1987. Perencanaan Beton Bertulang. Jakarta:
Penerbit Erlangga.
Nawi, Edward G. 1998. Beton Bertulang: Suatu Pendekatan Dasar. Bandung:
PT Refika Aditama. (penerjemah: Suryoatmono, Bambang)
Udiyanto. 2000. Menghitung Beton Bertulang. Semarang: Divisi Penerbit Biro
Pengembangan Profesionalisme Sipil Universitas Diponegoro.
Vis, W.C dan Kusuma, Gideon H. 1997. Dasar-dasar Perencanaan Beton
Bertulang. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Vis, W.C dan Kusuma, Gideon H. 1993. Grafik dan Tabel Perhitungan Beton
Bertulang. Jakarta: Penerbit Erlangga.
50