Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Istilah budaya politik mulai dikenal terutama sejak aliran perilaku
(behavioralism). Namun istilah ini mengandung kontroversial karena tidak jelas
konsepnya. Para pengkritiknya menyebutkan, penggabungan dua konsep budaya
dan politik saja sudah mengandung kebingungan apalagi jika dijadikan konsep
menjelaskan fenomena politik.
Namun demikian dalam literatur politik khususnya pendekatan perilaku,
istilah ini kerapkali digunakan untuk menjelaskan fakta yang hanya dilakukan
dengan pendekatan kelembagaan atau pendekatan sistemik. Dengan kata lain
menjelaskan dengan pendekatan budaya politik adalah upaya menembus secara
lebih
dalam
perilaku
politik
seseorang
atau
sebuah
kelompok.
Perkembangan budaya politik di wujudkan dengan terciptanya partaipartai politik. Partai politik selalu berusaha untuk merebut simpati rakyat dalam
kegiatan pemilu yang bertujuan untuk menempatkan orang-orang partainya dalam
pemerintahan yang tidak bertentangan dengan ideologi Negara dan UUD 1945.
Untuk itu, agar masyarakat memiliki pandangan politik yang sesuai, sosialisasi
politik dilakukan sesuai dengan kondisi dan perkembangan lingkungan yang ada.
Semakin stabil pemerintahan, semakin mudah untuk melakukan sosialisasi
politik. Pada prinsipnya, tidak ada perubahan yang sempurna, tetapi kita harus
berusaha agar perkembangan budaya politik berkembang sesuai dengan yang
diharapkan, untuk mencapai kepentingan bersama, sehingga masyarakat yang
memegang peranan penting dalam perkembangan budaya politik suatu Negara
mampu berpartisipasi dalam kehidupan politik.
Partisipasi politik adalah kegiatan seseorang atau sekelompok orang untuk
ikut serta secara aktif dalam kehidupan politik, dengan jalan memilih memilih
pempinan Negara dan secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi
kebijakan pemerintah (public policy). Kegiatan ini mencakup tindakan seperti
memberikan suara dalam pemilu, menghadiri rapat umum, menjadi anggota suatu
partai atau kelompok kepentingan, mengadakan pendekatan atau hubungan
(contacting) dengan pejabat pemerintah atau anggota parlemen dan sebagainya.
Partisipasi politik masyarakat sangat membantu berkembangnya budaya politik
dalam suatu Negara.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Budaya Politik
Untuk memahami tentang budaya politik, terlebih dahulu harus dipahami
tentang pengertian budaya dan politik. Budaya berasal dari bahasa Sansekerta
yaitu budhayah, bentuk jamak dari budhi yang artinya akal, Kebudayaan diartikan
sebagai hal-hal yang berhubungan dengan akal atau budi. Kebudayaan adalah
segala yang dihasilkan oleh manusia berdasarkan kemampuan akalnya. Ciri-ciri
umum dari kebudayaan adalah dipelajari, diwariskan dan diteruskan, hidup dalam
masyarakat, dikembangkan dan berubah, dan terintegrasi.
Beberapa pengertian tentang politik menurut beberapa ahli:
1. Miriam Budiardjo, politik adalah bermacam-macam kegiatan dalam
suatu sistem politik (atau Negara) yang menyangkut proses
menentukan tujuan-tujuan dari suatu sistem dan melaksanakan tujuantujuan tersebut.
2. Dr. Wirjono Projodikoro, S.H., sifat terpenting dari bidang politik
adalah penggunaan kekuasaan (macht) oleh suatu golongan anggota
masyarakat
terhadap
golongan
lain.
Pokoknya
selalu
ada
kekuatan/kekuasaan.
3. Joyce Mitchell, politik adalah pengambilan keputusan kolektif atau
pembuat kebijakan umum untuk masyarakat seluruhnya.
Budaya politik adalah aspek politik dari sistem nilai-nilai yang
berkembang dalam masyarakat yang dipengaruhi oleh suasana jaman saat itu dan
tingkat pendidikan dari masyarakat itu sendiri. Artinya, budaya politik yang
berkembang dalam suatu Negara dilatarbelakangi oleh situasi, kondisi dan
pendidikan dari masyarakat itu sendiri, terutama pelaku politik yang memiliki
kewenangan dan kekuasaan dalam membuat kebijakan, sehingga budaya politik
yang berkembang dalam masyarakat suatu Negara akan mengalami perubahan
dari waktu ke waktu.
Budaya politik (kebudayaan politik) menurut Almond dan Verba
merupakan dimensi psikologis dari sistem politik, maksudnya adalah budaya
politik bukan lagi sebagai sebuah sistem normatif yang ada di luar masyarakat,
melainkan kultur politik yang berkembang dan dipraktekkan oleh suatu
masyarakat tertentu. Dalam setiap masyarakat terdapat budaya politik yang
menggambarkan pandangan masyarakat tersebut mengenai proses politik yang
berlangsung di lingkungannya. Tingkat kesadaran dan partisipasi mereka biasanya
menjadi hal penting untuk mengukur kemajuan budaya politik yang berkembang.
Perbedaan budaya politik dalam masyarakat secara garis besar dapat dibedakan
dalam tiga budaya politik, yaitu :
1. Budaya politik apatis (acuh, masa bodoh, pasif)
2. Budaya politik mobilisasi (didorong atau sengaja dimobilisasi)
3. Budaya politik partisipatif (aktif)
Perbedaan
budaya
politik
yang
berkembang
dalam
masyarakat,
2. Tingkat
ekonomi
masyarakat,
semakin
tinggi
tingkat
atau
menolak.
Geerts,
seorang
antropolog
berkebangsaan
Amerika
yaitu
PKI
dan
PNI.
partai
Golkar
I.
yaitu
Masa
Orde
Lama
Erapa,
serta
anggota
tentara
dan
polisi.
Islam, partai nasionalis dan yang menganut asas politik sekuler seperti
Partai Nasional Indonesia (PNI) dan partai komunis adalah Partai
Komunis Indonesia (PKI). Banyaknya partai tidak menguntungkan
berkembangnya pemerintahan yang stabil. Namun kenyataannya partai
partai politik tersebut tidak menyelenggarakan fungsi sebagaimana
yang diharapkan. Kondisi seperti ini sangat rentan, sehingga
menimbulkan banyaknya penyimpangan terhadap Pancasila dan UUD
1945.
II.
Masa
Orde
Baru
dan
UUD
1945.
dan
Golkar
yaitu
sebagai
berikut
dari NU, Partai Muslimin Indonesia, Partai Syarikat Islam, dan Perti.
b. Partai Demokrasi Indonesia (PDI) yang merupakan gabungan dari
Partai Nasional Indonesia, Partai Kristen Indonesia, Partai Katolik,
Partai
Murba
masyarakat
Indonesia
dari
berbagai
profesi.
Kedua partai politik dan satu golongan ini tetap bertahan sejak
pelaksanaan Pemilu tahun 1982 berdasarkan UU Pemilu No. 2 Tahun
1980, 1987 berdasarkan UU Pemilu No. 1 Tahun 1985 dan terus
dipakai
sampai
pelaksanaan
Pemilu
tahun
1992.
III.
pemerintahan
Masa
yang
lalu.
Reformasi
diikuti
oleh
48
partai
politik
adanya
memungkinkan
berbagai
lahirnya
kepentingan
berbagai
yang
konflik
berbeda
dalam
sangat
kehidupan
C.
SOSIALISASI
PENGEMBANGAN
BUDAYA
POLITIK
yang
sempurna,
tetapi
kita
harus
berusaha
agar
ke
generasi
lainnya.
legislatif
mempunyai
kewajiban
untuk
menjamin
penyelenggaran
pemerintahan,
pembangunan
dan
cara-cara
sebagai
berikut
Negara
b.
Berpartisipasi
aktif
dalam
pelaknaan
pemilu
Menghargai
e.
Menghormati
f.
Menjunjung
dan
dan
menghormati
menjunjung
tinggi
tinggi
hukum
perbedaan
hak
asasi
yang
pendapat
manusia
berlaku
mereka.
pendapat
dalam
masyarakat
berkurang.
D.
berusaha
PERAN
untuk
SERTA
mengatasi
BUDAYA
konflik
POLITIK
tersebut.
PARTISIPAN
citizen)
pengambilan
yang
bertujuan
untuk
keputusan
oleh
ikut
mempengaruhi
pemerintah.
politik
sebagai
berikut
dan
ikut
serta
dalam
kegiatan
kampanye.
dengan
prosedur
dan
peraturan
yang
berlaku.
piramida
sebagai
berikut
masyarakat
dalam
kegiatan
politik,
yaitu
(1) Kegiatan pemilihan. Kegiatan pemilihan termasuk sumbangansumbangan untuk kampanye, bekerja dalam suatu pemilihan, dan
mencari dukungan bagi seorang calon atau setiap tindakan yang
bertujuan
mempengaruhi
hasil
proses
pemilihan
tujuan
utama
untuk
mempengaruhi
pemerintah
saja.
manusia
atau
pun
harta
benda.
Perilaku
yang
harus
Bersikap
dihindarkan,
seperti
angkuh
Egois
c.
Ekstrim
d.
Meremehkan
orang
e.
lain
Individualis
f.
Tidak
2.
Perilaku
menerima
yang
a.
harus
kritikan
dilaksanakan,
Saling
b.
Menghargai
orang
lain
seperti
menghormati
orang
c.
lain
Toleransi
d.
Berperilaku
e.
Mengembangkan
f.
Musyawarah
demokratis
sikap
untuk
kekeluargaan
mufakat
KESIMPULAN
tersebut.
etika
politik
dalam
demokrasi.
yang
berkembang
sesuai
dengan
aspirasi
masyarakat.
penyelenggaran
pemerintahan,
pembangunan
dan
Daftar
nilai-nilai
Pancasila.
Pustaka
1976Anderson,
Benedict,
Ithaca:
Cornell
University
Press,
1990.
Politik.
Jakarta:
LIPI,
1987.
LP3ES,
1992.