Professional Documents
Culture Documents
Penelitian ini merupakan penelitian true experiment dengan post test only
control group design untuk membuktikan pengaruh pemberian ekstrak jahe merah
(Zingiber Oficinalle Var.rubrum) sebagai pencegahan kerusakan pada silia epitel
trakea tikus jantan (Rattus Norvegicus). Kerusakan silia epitel trakea diamati dari
kenampakan sel epitel trakea tikus yang tidak didapati silia setelah perlakuan
selama 14 hari.
Gambar 5.1 Gambaran histologis silia epitel trakea tikus tiap perlakuan
Tampak kerusakan silia epitel trakea yang berbeda pada tiap kelompok. Kelompok perlakuan I (C)
dan perlakuan II (D) memiliki kerusakan yang lebih sedikit daripada kelompok kontrol positif (B).
Kelompok perlakuan III (E) memiliki kerusakan paling minimal dan mendekati kelompok kontrol
negatif (A).
Pada gambaran histologis silia epitel trakea di atas dapat terlihat perbedaan
kerusakan silia epitel trakea. Tampak pada gambar B (kontrol positif) memiliki
kerusakan yang terbanyak dibandingkan dengan gambar A (kontrol negatif) akibat
48
49
paparan asap rokok tanpa pemberian ekstrak jahe merah. Gambar C,D dan E
menunjukkan kerusakan yang lebih sedikit seiring dengan peningkatan dosis
ekstrak jahe merah. Rerata kerusakan silia epitel trakea dapat dilihat pada gambar
5.2.
20
17.7
18
16
14.5
14
12
10.6
3.5
2
0
KN
KP
P1
P2
P3
Kelompok
Gambar 5.2 Grafik rerata kerusakan silia epitel trakea tiap perlakuan
Semua data kemudian diuji ANOVA setelah dilakukan uji normalitas dan
homogenitas dimana didapatkan sebaran data normal dan homogen (Kolmogorovsmirnov 0,846 dan Levene 0,274).
50
Pada uji ANOVA didapatkan nilai signifikasi sebesar 0,000 (p<0,005), hal
tersebut menunjukkan bahwa terdapat perbedaan jumlah sel yang rusak pada
trakea tikus setiap kelompok perlakuan yang diamati.
Berikutnya dilakukan uji Tukey untuk membandingkan kerusakan silia epitel
trakea antar kelompok perlakuan. Hasil perbandingan beda rata-rata kerusakan
silia epitel trakea seperti yang tertera pada tabel 5.1 dan data lengkap terlampir.
Pembandingan antar
Kelompok
KP
P1
P2
P3
P1
P2
P3
KN
P2
P3
KN
P3
KN
KN
Beda rata-rata
Jumlah sel yang
rusak pada
Trakea Tikus
(detik)
Sig.
3.167
7.042
13.667
14.167
3.875
10.500
11.000
6.625
7.125
0.500
0.320
0.002
0.000
0.000
0.154
0.000
0.000
0.003
0.002
0.998
Keputusan
Tabel 5.1 Tabel uji perbandingan beda rata-rata kerusakan silia epitel trakea
Keterangan :
KN : Kontrol negatif
KP : Kntrol positif
P1 : Dosis 20 mg/200gBB/hari
P2 : Dosis 40 mg/200gBB/hari
P3 : Dosis 80 mg/200gBB/hari
Pada hasil uji korelasi pearson diketahui bahwa pemberian ekstrak jahe merah
dengan jumlah silia epitel trakea tikus yang rusak (r = -0,880, p = 0,000)
mempunyai hubungan (korelasi) yang siginifikan (p<0,05) dengan arah korelasi
yang negatif. Artinya semakin tinggi dosis ekstrak jahe merah cenderung akan
semakin menurunkan jumlah sel yang rusak pada silia epitel trakea tikus,
51
dibandingkan dengan jumlah silia epitel trakea tikus yang rusak pada dosis
ekstrak jahe merah yang lebih rendah.
Berdasarkan grafik linier seperti yang tertera pada gambar 5.3 terlihat bahwa
garis regresi antara pemberian dosis ekstrak jahe merah dengan jumlah sel yang
rusak pada trakea tikus mengarah ke kanan bawah. Hal ini membuktikan adanya
linieritas dari pemberian perlakuan berupa ekstrak jahe merah dengan rata-rata
jumlah sel yang rusak pada trakea tikus. Artinya semakin tinggi pemberian dosis
ekstrak jahe merah cenderung akan semakin menurunkan rata-rata jumlah sel
yang rusak pada trakea tikus, dibandingkan dengan rata-rata jumlah sel yang rusak
pada trakea tikus pada dosis ekstrak jahe merah yang lebih rendah.
Linear Regression
20.00
15.00
10.00
5.00
Jumlah sel yang rusak pada Trakea Tikus = 17.73 + -0.17 * Dosis
R-Square = 0.77
0.00
25.00
50.00
75.00
Dosis
Gambar 5.3 Grafik linieritas antara pemberian dosis ekstrak jahe merah terhadap
jumlah sel yang rusak pada trakea tikus