Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Propofol adalah obat hipnotik sedatif intravena dengan kerja singkat. Obat
ini digunakan untuk induksi dan pemeliharaan dari anestesi umum, sedasi pada
ventilasi mekanik orang dewasa. Propofol juga dapat digunakan sebagai
pengobatan pada hewan.
Secara Kimia, propofol tidak berhubungan dengan barbiturat dan telah
menggantikan sodium thiopetal (Penthotal) sebagai induksi pada anestesi karena
proses penyembuhan setelah digunakan propofol lebih cepat dan bersih ketika
dibandingkan dengan thiopetal. Propofol bukan merupakan obat analgesik, maka
opioid seperti fentanyl dapat dikombinasikan dengan propofol untuk mengurangi
rasa sakit. Propofol disebut juga sebagai susu amnesia karena penampilannya
yang seperti susu (berwarna putih)
Propofol merupakan suatu zat induksi yang paling sering digunakan dalam
tindakan anestesi umum. Lebih dari 50 negara menerima penggunaan propofol
bahkan tersedia juga dalam bentuk generik.(1)
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Definisi
Propofol merupakan obat anestesi intravena yang bekerja cepat dengan
karakter recovery anestesi yang cepat tanpa rasa pusing dan mual-mual. Propofol
merupakan cairan emulsi minyak-air yang berwarna putih yang bersifat isotonik
dengan kepekatan 1% (1 ml/10mg) serta mengandung 10% minyak kedele, 2,25%
gliserol, dan 1,2% purified egg phosphatide yang dimurnikan dan mudah larut
dalam lemak. Propofol menghambat transmisi neuron yang dihantarkan oleh
GABA. Penggunaan propofol 1,5-2,5 mg/kgBB dengan penyuntikan cepat (<15
detik) menimbulkan turunnya kesadaran dalam waktu kurang dari 30 detik.(1)
Propofol
lebih
cepat
dan
sempurna
mengembalikan
kesadaran
dibandingkan dengan obat anestesi lain yang disuntikan secara cepat. Selain cepat
mengembalikan kesadaran, propofol memberikan gejala sisa yang minimal pada
SSP. Nyeri pada tempat suntikan lebih sering apabila obat disuntikkan pada
pembuluh darah vena yang kecil. Rasa nyeri dapat dikurangi dengan pemilihan
tempat masuk obat di daerah vena yang lebih besar dan penggunaan lidokain 1%.
(1,2)
Propofol adalah larutan yang tidak larut dalam air sehingga membutuhkan
pelarut untuk larut dalam lemak sehingga terjadi emulsifikasi. Saat ini digunakan
larutan kacang kedele sebagai pelarut lemak dan lechitin dari egg lechitin sebagai
zat pengemulsi yang dikomposisikan dengan rantai panjang trigliserida.
Gambar 1. Propofol dengan sediaan 1000 mg/100ml (Dikutip dari daftar pustaka
no 1)
2.2.
2.3.
Farmakologi
Propofol merupakan obat hipnotik-sedative yang digunakan dalam induksi
dan pemeliharan anestesi maupun sedasi. Injeksi intravena pada dosis terapetik
memberikan efek hipnotik dengan cepat, biasanya dalam waktu 30 detik dari awal
pemberian injeksi. Serupa dengan obat anestesi dengan aksi cepat yang lain,
waktu paruh dalam darah otak + 1-3 menit, dihitung untuk induksi cepat pada
anestesi.(1,3,4)
Propofol relatif bersifat selektif dalam mengatur reseptor gamma
aminobutyric acid (GABA) dan tampaknya tidak mengatur ligand-gate ion
channel lainnya. Propofol dianggap memiliki efek sedative hipnotik melalui
interaksinya dengan reseptor GABA. GABA adalah salah satu neurotransmitter
penghambat di SSP. Ketika reseptor GABA diaktifasi, penghantar klorida
transmembaran meningkat dan menimbulkan hiperpolarisasi di membran sel post
sinaps dan menghambat fungsi neuron post sinaps. Interaksi propofol dengan
reseptor komponen spesifik reseptor GABA menurunkan neurotransmitter
Farmakokinetik
Propofol dengan cepat diabsorbsi tubuh dan didistribusikan dari darah ke
jaringan. Distribusi propofol melalui 2 fase. Dengan fase kedua merupakan fase
yang lebih lambat karena terjadi metabolisme di hati yang signifikan (konjugasi)
sebelum diekskresi lewat urin. Lebih kurang 2% dari dosis yang diberikan
diekskresi melalui feses. Propofol dapat menembus plasenta dan diekskresi
melalui susu.(1)
Setelah dosis bolus diberikan, terjadi keseimbangan dengan cepat antara
plasma dan otak yang menggambarkan kecepatan onset anestesi. Pemutusan dosis
setalah pemeliharaan anestesi selama lebih kurang 1 jam atau untuk sedasi pasien
ICU selama 1 hari, menyebabkan penurunan cepat konsentrasi propofol dalam
darah. Pemberian infus jangka panjang (10 hari pada sedasi pasien ICU)
menyebabkan akumulasi signifikan propofol dalam jaringan, maka sedasi
propofol menjadi lambat dan waktu sadar kembali menjadi meningkat.(1,4)
Propofol didegradasi di hati melalui metabolisme oksidatif hepatik oleh
cytochrome P-450. Namun metabolisme tidak hanya dipengaruhi hepatik tetapi
juga ekstrahepatik. Metabolisme hepatik lebih cepat dan lebih banyak
menimbulkan inaktivasi obat dan terlarut air sementara metabolisme asam
glukoronat diekskresikan melalui ginjal. Propofol membentuk 4-hydroxypropofol
oleh sitokrom P450. Propofol yang berkonjugasi dengan sulfat dan glukoronide
menjadi tidak aktif dan bentuk 4 hydroxypropofol yang memiliki 1/3 efek
hipnotik. Kurang dari 0,3% dosis obat diekskresikan melalui urin. Waktu paruh
propofol adalah 0,5-1,5 jam tapi yang lebih penting sensitive half time dari
propofol yang digunakan melalui infus selama 8 jam adalah kurang dari 40 menit.
Maksud dari sensitive half time adalah pengaruh minimal dari durasi infus karena
metabolisme propofol yang cepat ketika infus dihentikan sehingga obat kembali
dari tempat simpanan jaringan ke sirkulasi.(1,4)
Meskipun metabolisme propofol cepat tidak ada bukti yang menunjukkan
adanya gangguan eliminasi pada pasien sirosis hepatis. Konsentrasi propofol di
plasma sama antara pasien yang meminum alkohol dan yang tidak. Disfungsi
ginjal tidak mempengaruhi metabolisme bersihan propofol dan selama
pengamatan lebih dari 34 tahun metabolisme propofol dimetabolisme di urin
hanya 24 jam pertama. Pasien yang berusia lebih dari 60 tahun menunjukkan
penurunan bersihan plasma propofol dibandingkan pasien dewasa. Kecepatan
bersihan propofol mengkonfirmasi bahwa obat ini dapat digunakan secara terus
menerus intravena tanpa efek kumulatif. Propofol mampu melewati sirkulasi
plasenta namun secara cepat dibersihkan dari sirkulasi fetus.(1,3)
2.5.
Farmakodinamik
1. Efek pada Susunan Saraf Pusat
Propofol menurunkan Cerebral Metabolism Rate terhadap oksigen
(CRMO2), aliran darah, serta tekanan intrakranial (TIK). Pada pasien
dengan TIK normal terjadi penurunan TIK (30 %) yang berhubungan
dengan penurunan sedikit tekanan perfusi serebral (10 %). Pemberian
bronkokontriksi
dan
menurunkan
resiko
terjadinya
okular. Pada kasus ini propofol menurunkan TIO segera setelah induksi
dan selama tindakan intubasi trakea. Penurunan TIO ini meningkat pada
pasein yang juga mendapatkan isofluran.(1)
6. Efek pada koagulasi
Propofol tidak mengganggu koagulasi dan fungsi trombosit.
Namun ada laporan yang menunjukkan bahwa emulsi propofol yang
bersifat hidrofobil mempengaruhi koagulasi darah dan menghambat
agregasi trombosit melalui pengaruh mediator inflamasi lipid termasuk
tromboxan A2 dan faktor-faktor pengaktivasi platelet/platelet-activating
factor (PAF).
7. Aplikasi Terapeutik Nonhipnotik
a. Efek antiemetik
Insiden mual dan muntah post operasi menurun pada pasien
yang diberikan propofol. Dosis subhipnotik propofol (10-15 mg iv)
mungkin digunakan untuk mengobati rasa mual dan muntah
terutama jika bukan disebabkan rangsangan nervus vagus. Selama
masa postoperasi, keuntungan propofol adalah onset kerja yang
cepat dan tiada efek samping obat yang serius. Propofol memiliki
efek umum dalam menatalaksana mual dan muntah pada
konsentrasi yang tidak menimbukan efek sedasi. Efek antiemetik
timbul pada pemberian propofol 10 mg diikuti dengan 10
mikrogram/kgBB/menit.
Dosis
subhipnotik
propofol
efektif
10
merupakan
antiepileptik
dengan
merefleksi
sebagai
pengawet.
Metabisulfit
menimbulkan
11
bronkokontriksi.
Propofol
yang
menginduksi
Penggunaan Klinis
Propofol menjadi pilihan obat induksi terutama karena cepat dan efek
12
13
3. Pemeliharaan/Maintenance Anestesia
Dosis tipikal anestesi 100-300 g/kgBB/menit iv sering di
kombinasikan dengan opioid kerja singkat. Walaupun propofol diterima
sebagai anestesi prosedur bedah singkat, tetapi propofol lebih sering
digunakan untuk operasi yang lama (<2jam) dipertanyakan mengingat
harga dan efek yang sedikit berbeda pada waktu kembalinya kesadaran
dibandingkan standar teknik anestesi inhalasi. Anestesi umum dengan
propofol dihubungkan dengan efek yang minimal pada rasa mual dan
muntah post operasi, pengembalian kesadaran.(1,2,3)
2.7.
samping, termasuk nyeri saat injeksi, myklonus, apneu, penurunan tekanan darah
arterial dan yang jarang adalah trombophlebitis pada vena lokasi injeksi propofol.
Nyeri dapat direduksi dengan pemilihan vena yang besar, mengindari vena di
dorsum manus, dan menambahkan lidokain pada larutan propofol. (1,5)
Efek samping yang paling signifikan adalah penurunan tekanan darah
sistemik. Penambahan opioid sebelum induksi cenderung menambah penurunan
tekanan darah. Mungkin pemberian dengan dosis lebih kecil dan cara pemberian
pelan serta rehidrasi yang adekuat akan mengatasi penurunan tekanan darah.
Berlawanan dengan hal tersebut, efek laringoskopy dan intubasi endotrakeal dan
peningkatan MAP, denyut nadi dan tahanan vascular sistemik kurang signifikan
pada propofol jika dibandingkan dengan thiopental.(5)
14
pengubahan
posisi
pasien
dengan
menaikkan
kaki
asien,
15
BAB 3
KESIMPULAN
lebih
cepat
dan
sempurna
mengembalikan
kesadaran
dibandingkan dengan obat anestesi lain yang disuntikan secara cepat. Selain cepat
mengembalikan kesadaran, propofol memberikan gejala sisa yang minimal pada
SSP. Nyeri pada tempat suntikan lebih sering apabila obat disuntikkan pada
pembuluh darah vena yang kecil. Rasa nyeri dapat dikurangi dengan pemilihan
tempat masuk obat di daerah vena yang lebih besar dan penggunaan lidokain 1%.
Propofol relatif bersifat selektif dalam mengatur reseptor gamma
aminobutyric acid (GABA) dan tampaknya tidak mengatur ligand-gate ion
channel lainnya. Propofol dianggap memiliki efek sedative hipnotik melalui
interaksinya dengan reseptor GABA. GABA adalah salah satu neurotransmitter
penghambat di SSP. Ketika reseptor GABA diaktifasi, penghantar klorida
transmembaran meningkat dan menimbulkan hiperpolarisasi di membran sel post
sinaps dan menghambat fungsi neuron post sinaps. Interaksi propofol dengan
16
17
DAFTAR PUSTAKA
18