You are on page 1of 14
Menimbang Mengingat % — Menteri Perindustrian Republik Indonesia PERATURAN MENTER! PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: —12/M-IND/PER/1/2012 TENTANG PETA PANDUAN (ROAD MAP) PENGURANGAN EMISI CO; INDUSTRI SEMEN DI INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA, a. bahwa Pemerintah Indonesia mempunyal komitmen pengurangan emisi CO, untuk mengurangi dampak perubahan iklim; b. bahwa industri semen merupakan salah satu penyumbang emisi CO; dari penggunaan energi dan sistem proses produksi; ©. bahwa dengan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b di atas, perlu disusun Peta Panduan (Road Map) Pengurangan Emisi CO, di Industri Semen; d. _ bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf ¢, perlu diterbitkan suatu Peraturan Menteri Perindustrian tentang Peta Panduan (Road Map) Pengurangan Emisi CO, industri Semen di Indonesia, 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1984 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Republik indonesia Nomor 3274); 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2004 tentang Pengesahan Kyoto Protocol to the United Nations Framework Convention on Climate Change (Protokol Kyoto atas Konvensi Kerangka Kerja Perserixatan Bangsa-Bangsa tentang Perubahan Iklim) (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4403); 3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik indonesia Nomor 4421); 4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 {Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, ‘Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700); Peraturan Menteri perindustrian Ri Nomor: 12/M-IND/PER/ 1/2012 5. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2007 tentang Energi (Lemaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4746); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 70 Tahun 2008 tentang Konservasi Energi; 7. Peraturan Presiden Republik indonesia Nomor 28 Tahun 2008 tentang Kebijakan industri Nasional; 8 Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara; 8. Peraturan Presiden Republik indonesia Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas dan Fungsi Kementerian Negara. Serta susunan organisasi, tugas dan fungsi Eselon | Kementerian Negara. 10. Peraturan Presiden Nomor 61 Tahun 2011 tentang Rencana Aksi Nasional Pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca (RAN-GRK); 11. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 84/P Tahun 2009 tentang Pembentukan Kabinet indonesia Bersatu II Periode Tahun 2009-2014; 12, Peraturan Menteri Perindustrian Nomior 105/M-IND/PER/10/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perindustrian; MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN TENTANG PETA PANDUAN (ROAD MAP) PENGURANGAN EMISI CO, INDUSTRI ‘SEMEN DI INDONESIA Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: 1. Peta Panduan (Road Map) Pengurangan Emisi CO, Industri Semen yang selanjutnya disebut Peta Panduan adalah dokumen perencanaan nasional yang memuat sasaran, strategi, kebijakan dan program/rencana aksi dalam upaya pengurangan emisi COz industri semen di Indonesia untuk kurun waktu 2011-2020. 2. Industri semen adalah industri yang termasuk dalam Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Industri (KBLI) 26411. 3. Pemangku Kepentingan Utama adalah Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Industri Semen dan Asosiasi Industri Semen. 4. CO, spesifik adalah perhitungan jumiah CO; yang dihasilkan per ton semen Pasal 2 (1) Peta Panduan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 1 sebagaimana tercantum dalam lampiran Peraturan Menteri ini; (2) Peta panduan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan: a, Pedoman Operasional bagi pelaku industri dalam upaya pengurangan emisi CO2: b. Pedoman Operasional bagi aparat Pemerintah dalam melakukan monitoring dan evaluasi kepada Industri Semen dalam upaya pengurangan emisi CO,; dan Peraturan Menteri perindustrian RI Nomor: 12/M-IND/PER/1/2012 ¢. Pedoman Koordinasi perencanaan dan pelaksanaan antara Pemerintah dan pelaku industri dalam upaya pengurangan emisi Oz Pasal 3 (1) Program/Rencana Aksi Pengurangan Emisi CO, di Industri Semen dilaksanakan sesuai dengan Peta Panduan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) (2) Pelaksanaan progranvrencana aksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diakukan oleh Pemangku Kepentingan Utama sesuai dengan yang dimaksud dalam Peta Panduan. Pasal 4 Penurunan Emisi CO, spesifik dari baseline 2009, adalah: (a) Secara sukarela sebesar 2 % untuk kurun waktu 2011-2015. (b) Secara wajib sebesar 3.% untuk kurun waktu 2016-2020. Pasal 5 Monitoring dan evaluasi pelaksanaan Peta Panduan Pengurangan Emisi CO, Industri Semen diatur lebih lanjut melalui Peraturan Direktorat Jenderal Teknis terkait. Pasal 6 Peraturan Menteri ini mulai berlaku sejak tanggal diundangkan. ‘Agar setiap orang mengetahuinya, Peraturan Menteri ini diundangkan dengan menempatkannya dalam Berita Negara Republik Indonesia, Ditetapkan i Jakarta pada tanggal 31 Januari 2012 MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA td. MOHAMAD S. HIDAYAT Di undangkan di Jakarta pada tanggal 2 Feabruari 2012 MENTERI HUKUM DAN HAK AZASI MANUSIA. REPUBLIK INDONESIA tid. AMIR SYAMSUDIN BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2012 NOMOR 155 Salinan sesuai dengan aslinya Sekretariat Jenderal _... Kementerian Perindustrian SieBala Biro Hukurp dan Organisasi —— LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12/M-IND/PER/1/2012 TANGGAL : 31 Januari 2012 BABI BABII BAB II BABIV BAABYV PETA PANDUAN (ROAD MAP) PENGURANGAN EMISi CO INDUSTRI SEMEN DI INDONESIA PENDAHULUAN A. Ruang Lingkup B. Potensi Pengurangan Emisi CO, Industri Semen C. Perkembangan Implementasi SASARAN ‘A. Sasaran Jangka Menengah B. Sasaran Jangka Panjang STRATEGI DAN KEBIJAKAN A. Visi dan Arah Pengurangan Emisi CO, Pada Industri Semen B. Strategi Kebijakan €. Indikator Pencapaian RENCANA AKSI PENUTUP MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA tt MOHAMAD 8. HIDAYAT Salinan sesuai dengan asiinya Sekretariat Jenderal -Kementerian Perindustrian Hukup-dan Organisas! Lampiran Peraturan Menteri Perindustrian Rl Nomor : 12/M-IND/PER/12/2012 BABI PENDAHULUAN ‘A. RUANG LINGKUP Semen merupakan Komoditi strategis yang memanfaatkan potensi sumber daya alam bahan galian logam dan non logam, berupa batu gamping, tanah liat, pasir silika, pasir besi dan gipsum melalui proses pembakaran temperatur tinggi (di atas 1400°C). Industri semen mempunyai karakteristik a) Padat modal (capita! intensive); b) Padat energi berupa batubara dalam proses pembakaran dan energi listrik; ©) Bersifat padat dalam volume besar (bulky) sehingga biaya transportasi tinggi Produsen semen nasional telah mampu memproduksi 11 jenis semen menurut Kegunaannya, namun yang paling banyak digunakan adalah semen Porttand (tipe | - V), semen komposivfcampur dan semen putih. Hasil produksi diutamakan untuk memenuhi kebutunan nasional untuk mendukung pembangunan infrastruktur dan perumahan, ‘sedangkan kelebihan produksi diekspor agar proses produksi berkesinambungan. ‘Saat ini Industri Semen di Indonesia terdin' atas 9 perusahaan semen yang tersebar di beberapa propinsi dengan total kapasitas produksi tahunan pada 2009 sebesar 48,41 juta ton semen dan 40,93 juta ton klinker. B. POTENSI PENGURANGAN EMISI CO; INDUSTRI SEMEN ‘Secara umum dasar penyusunan kebijakan Peta Panduan ini berasal dari data Perusahaan ‘Semen di Indonesia yang diambil pada tahun 2009. Metodologi yang digunakan mengikuti metodologi internasional. Penurunan emisi dari proses pembuatan semen dapat dibagi menjadi empat kategori yaitu penggunaan bahan altematif, penggunaan bahan bakar alternatif, efisiensi energi, dan kemungkinan penerapan teknologi lainnya seperti Penangkapan dan Penyimpanan Karbon (Carbon Capture Storage - CCS) Lampiran Peraturan Menteri Perindustrian RI Nomor : 12/M-IND/PER/ 1/2012 1. Penggunaen Bahan Alternatit Pencampuran bahan altematif dapat menggantikan sebagian klinker dalam semen dengan menurunkan Klinker yang diperlukan untuk memproduksi semen, Penggunaan semen campuran sangat bergantung pada bahan pencampur yang tersedia, serta peraturan lingkungan yang berlaku di Indonesia Bahan pencampur untuk menggantikan klinker meliputi abu terbang (fly ash) dari embangkit listrik tenaga uap, ampas tungku pembakaran (bottom ash), material vulkanis alami dan bahan cementitious lainnya. Kendungan klinker dalam semen sagat bervariasi. Semen Portland mengandung klinker hingga 95%. Rasio klinker rata-rata dunia adalah 78% pada tahun 2006 (AFD, 2008). Dari segi teknis rasio klinker yang lebih rendah akan menurunkan emisi, Namun terdapat hambatan bagi penggunaan bahan pengganti klinker, antara lain peraturan saat ini yang menggolongkan abu terbang sebagai limbah bahan berbahaya dan beracun (B3). Selain hambatan dalam rantai pasokan material pencampur, terdapat masalah yang berkaitan dengan standar penggunaaan semen komposit/campur dalam aplikasi beton, Faktor non-teknis yang dapat menjadi penghambat adalah sebagai berikut ‘+ Ketidaktersediaan bahan pencampur di tempat: ‘© Fluktuasi harga bahan pencampur; ‘+ Belum adanya standar penggunaan semen komposit/campur dalam aplikasi beton. © Peraturan lingkungan yang menggolongkan abu terbang, blast furnace siag sebagai limbah bahan berbahaya dan beracun (B3). 2. Bahan Bakar Alternatif Bahan bakar altematif dapat menggantikan sebagian dari bahan bakar fosil yang digunakan dalam tungku pembakeran semen sehingga dapat menurunkan emisi CO». Lampiran Peraturan Menteri Perindustrian RI Nomor : 12/M-IND/PER/1/2012 Penurunan emisi CO, tergantung pada kandungan karbon dan nilai kalor bahan bakar alternatif yang digunakan. Bahan baker alternatif yang berasal dari limbah industri dan biomasa memerlukan sistem penanganan khusus sehingga dapat digunakan oleh ingkat subtitusi yang tinggi hanya dapat diperoleh bila terdapat pasokan bahan bakar altematif secara reguler datam jumlah yang cukup. industri semen. Beberapa perusahaan semen di Indonesia sudah mulai menggunakan dan menelaah biomasa, seperti cangkang, biji kelapa sawit, sekam padi, jagung, limbah kayu dan limbah tembakau dan lain lain. Beberape pabrik juga menggunakan limbah industri dan limbah domestik (sampah tersorti) lainnya sebagai bahan bakar altematit sesuai ketersediaannya Hambaten untuk penggunaan Bahan Bakar Alternatif * Peraturan pengelolaan jimbah industri dan limbah domestik; ‘+ Jaringan lokal pengumpulan dan pemisahan sampah, ‘+ Kuantitas dan kualitas bahan bakar alternatif yang tersedia; © Fluktuasi harga bahan bakar alternatif Efisiensi Energi Salah satu strategi untuk penurunan emisi CO, adalah dengan melakukan efisiensi energi melalui penggunaan teknologi yang lebih efisien, optimalisasi penggunaan alat serta penerapan sistem manajemen energl Kemungkinan Penerapan Teknologi lainnya Salah satu penerapan teknologi adalah dengan menggunakan Carbon Capture Storage (CCS). Secara umum teknologi tersebut adalah upaya untuk menangkap dan menyerap karbon selama proses, untuk menurunkan emisi CO2 (WBCSD, 2009). Lampiran Peraturan Menteri Perindustrian RI Nomor: 12/M-IND/PER/1/2012 C. PERKEMBANGAN IMPLEMENTAS! 1 Langkah yang telah dilakukan a) Merumuskan estimasi kebutuhan semen dalam jangka pendek (2011-2015) maupun jangka panjang (2016-2020): b) Pengukuran, perhitungan dan penetapan baseline tahun 2009; ©) Mengembangan penggunaan bahan baku altenatif dan bahan bakar alternatif 4) Penerapan Sistem Manajemen Lingkungan; Langkah yang sedang dan akan dilakukan a) Membuat estimasi kebutuhan semen dalam jangka pendek (2011-2015) maupun jangka panjang (2018-2020); b) Penerapan efisiensi energi dan optimalisasi penggunaan alat, ¢} Perumusan dan penerapan Sistem Manajemen Energi; 4) Pelaksanaan program diklat terkait dengan Manajemen Lingkungan dan Manajemen Energi: ©) Pelaksanaan program diklat pendukung lainnya seperti Measurable, Reportable and Verifiable (MRV), Lampiran Peraturan Menteri Perindustrian RI Nomor : 12/M-IND/PER/1/2012 BAB Il SASARAN ‘A, SASARAN JANGKA MENENGAH Pada kurun waktu 2011 ~ 2015, industri semen diharapkan mampu menurunkan emisi CO, spesifik dengan sukarela sebesar 2% secara agregat Pada periode ini langkah-langkah yang dilakukan, meliputi : @. Penggunaan Bahan Alternatif, b. Penggunaan Bahan Bakar Alternatif; ¢. Melakukan Efisiensi Energl B. SASARAN JANGKA PANJANG Pada kurun waktu 2018 — 2020, industri semen wajib menurunkan emisi CO; spesifik sebesar 3% secara agregat. Langkah-langkah yang dilakukan pada periode ini adalah 2. Penggunaan Bahan Alteratif, b. Penggunaan Bahan Bakar Alternatif. c. Melakukan Efisiensi Energi. d, Penerapan Teknologi Carbon Capture Storage (CCS) e. Membuat estimasi kebutuhan semen dalam jangka pendek (2011-2015) maupun jangka panjang (2016-2020) Penerapan efisiensi energi dan optimalisasi penggunaan alat. g. Perumusan dan penerapan Sistem Manajemen Energi h. Pelaksanaan program diklat terkait dengan Manajemen Lingkungan dan Manajemen Energi i. Pelaksanaan program diklat pendukung lainnya seperti Measurable, Reportable and Verifiable (MRV). i. Pengembangan pemanfaatan bahan bakar limbah domestik. k. Pengunaan Energi Baru Terbarukan (EBT). Lampiran Peraturan Menteri Perindustrian RI Nomor : 12/M-IND/PER/1/2012 BAB III STRATEGI DAN KEBIJAKAN A. VISI DAN ARAH PENGURANGAN EMISI CO; PADA INDUSTRI SEMEN 1. Visi Menjadikan Industri Semen nasional berdaya saing tinggi dan mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri serta berkontribusi dalam mitigasi perubahan iklim; 2. Arah Pengurangan Emisi CO, di Industri Semen melalui penerapan efisiensi dan konservasi ‘energi, efisiensi penggunaan bahan baku dan pengelolaan lingkungan. B, STRATEGI KEBIJAKAN 1. Regulasi mengenai Penurunan Emisi CO, di Industri Semen, yang meliputi a) Panduan Teknis melatui Peraturan Ditjen Pembina Industri Semen; b) Mekanisme insentiffiskal bagi kegiatar/alat untuk menurunkan emisi CO, di Industri Semen; ©) Standarisasi produk yang dapat mendukung penurunan emisi CO;: 2. Penelitian dan Pengembangan tentang : a) Penggunaan bahan bakar alternatif dan bahan baku alternatif di industri Semen, b) Kemampuan, keterampilan, keahlian dalam inovasi termasuk pengembangan carbon capture storage (CCS); <) Kemampuan melakukan Measurable Reportable Verifiable (MRV) d) Pemanfaatan gas buang sebagai sumber energi (heat recovery) 3. Dukungan kebijakan, meliputi : @) Penyelesaian kerangka kebijakan antar sektor bagi penurunan emisi CO, di industri semen; )_Insentif fiskal bagi industri yang menerapkan heat recovery . ¢} Fasilitas untuk peningkatan penggunaan dan pengembangan infrastruktur bahan baku alternatif dan bahan bakar alternatif, d) Dorongan penerapan teknologi melalui Private and Public Partnership (PPP); e) Fasilitas untuk kerjasama dan kemitraan luar negeri.; 1) insentif dalam pelaksanaan MRV. Lampiran Peraturan Menteri Perindustrian RI Nomor : 12/M-IND/PER/1/2012 C. INDIKATOR PENCAPAIAN ‘Terpenuhinya pengurangan emisi CO; spesifik pada industri semen secara bertahap: a) Pada kurun waktu 2011 ~ 2015, industri semen dinarapkan mampu menurunkan emisi CO; spesifik dengan sukarela sebesar 2% secara agregat b) Pada kurun waktu 2016 - 2020, industri semen wajib menurunkan emisi CO, spesifik sebesar 3% secara agregat. Lampiran Peraturan Menteri Perindustrian RI Nomor 2 12/M=IND/PER/ 1/2012 BAB IV RENCANA AKSI Peningkatan kemampuan SDM dalam pengelolaan pengurangan emisi CO, spesifik Penerapan Manajemen Lingkungan dan Manajemen Energi Penyusunan Panduan Teknis tentang prosedur penghitungan emisi CO» spesifik Perumusan mekanisme insentif bagi kegiatan yang melakukan upaya penurunan emisi CO, spesifik §. Perumusan peraturan perundangan yang terkait dengan penggunaan bahan baku altenatif dan bakar alternatif di industri Semen 6 Perumusan harmonisasi kebijakan bagi penurunan emisi CO» di industri Semen. 7. Perumusan Measurable Reportable Verifiable (MRV) penurunan emisi CO; di Industri Semen. 8. Sosialisasi Peraturan Menteri Perindustrian tentang Kebijakan Penurunan Emisi CO; di Industri Semen, 9. Sosialisasi Panduan Teknis tentang prosedur penghitungan pencapaian sasaran penurunan emisi yang memungkinkan bagi tiap pabrik semen. 10. Sosialisasi dan penerapan mekenisme insentit bagi kegiatan dan atau peralatan untuk menurunkan emisi CO2 di Industri Semen. 11. Sosialisasi peraturan perundangan yang terkait dengan penggunaan bahan baku alternatif dan bahan bakar alternatif di Industri Semen. 12, Perumusan harmonisasi kebijakan antar pemangku kepentingan bagi penurunan emisi (CO; spesifik 13. Penerapan MRV. Rone Jadwal pelaksanaan rencana aksi dan pemangku kepentingan yang terlibat ‘sebagaimana tercantum dalam tabel pelaksanaan rencana aksi TABEL PELAKSANAAN RENCANA AKSI Lampiran Peraturan Menteri Perindustrian RI Nomor ; 12/M-IND/PER/1/2012 7 RCRA STAREHOLDERS = rT | ee | aE | ~ 1] Peningkatan kemampuan SDM dalam pengelolaan pengurangan ~ a A 4 | gms Coz soesk 2 Ponape Manji Tang in Ware Ee ey 3] Pandan Terris tentang prosedur_penghitungan’” emt COr , pete sect a a fa 4 | Perumusan mekanisme msentif bagi kegatan yang metakukan a = a A a porn peu nie Cor snene 5 | Perumusan peraturan perundangan yang _terkaN’ dengan aw} betapinan tah boxer fel fan ban meta at 4 4 ‘enn | Perumukan hairionsas Rebjakan bagi penurunan emai GAG a ya rau seen 7 Prumsan RV Fea am GHG nase oben Sosa Porter Wasi Peraiarian an Waban ope eo a Penarran Ene Ges Ruran Kae nat eae 7 Sorales: Pandan Tok tetrg_ posed penhRunpar 3 pepe) oo 7 Sasson peruruon ens yong rembrghens oa tp Poh senen 70 | Sona ar ea waa TET EDN ap eyes 3 St nerorstan ogo mn aca ea ra she 7] Soseteat person pecndangen yang tat eran a pete te 7 Deragiran bara Ska tom ian Behn ia mest tenet 1? Perarian raion Ean ar BRB ernrgan ofepe | 3 3 boy porn ora COP ae 13 | Penerapan MRV [oy o a =] 4 Perancanaan 2 Korine + ensrapan © Monting Lampiran Peraturan Menteri Perindustrian Ri Nomor : 12/M-IND/PER/1/2012 BABV PENUTUP Peta Panduan (Road Map) pengurangan Emisi CO. Industri Semen di Indonesia ini dibuat dalam rangka pemenuhan komitmen Pemerintah Republik Indonesia untuk mengurangi Emisi Gas Rumah Kaca sebesar 26% dengan usaha sendiri dan 41% dengan bantuan intemasional -10-

You might also like