You are on page 1of 22

Referat

TUMOR TIROID
Diajukan Sebagai Salah Satu Tugas Dalam Menjalani
Program Pendidikan Dokter Spesialis Ilmu Bedah pada Bagian Bedah Onkologi
Fakultas Kedokteran Unsyiah/Rumah Sakit Umum dr.Zainoel Abidin Banda Aceh
Oleh:
Dr. Guruh Laut Suhartono

Pembimbing:
Dr. Fahrizal Fadhil, Sp.B-K.Trauma

PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS


ILMU BEDAH
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA
BANDA ACEH
2016

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis sampaikan kepada Allah SWT atas limpahan berkah dan
anugrah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Referat yang berjudul Tumor dan
Kanker Tiroid. Shalawat berangkaikan salam kepada Rasulullah Muhammad SAW yang
telah membawa perubahan besar dalam kehidupan manusia dari zaman yang penuh dengan
kebodohan menuju zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan.
Dalam penulisan dan penyusunan Referat ini penulis telah banyak mendapatkan
bantuan dan bimbingan dari Dr. Fahrizal Fadhil, Sp.B-K.Trauma selaku pembimbing
penulisan Referat ini. Oleh karena itu, penulis menyampaikan penghargaan, rasa hormat dan
ucapan terima kasih kepada Dr. Fahrizal Fadhil, Sp.B-K.Trauma karena telah membantu
penulis menyelesaikan referat ini.
Penulis menyadari sepenuhnya referat ini masih sangat banyak kekurangan maka
untuk itu penulis harapkan kepada semua pihak agar dapat memberikan kritik dan saran agar
referat ini dapat menjadi lebih baik di kemudian hari.
Penulis juga berharap penyusunan referat ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri
dan juga bagi para pembaca. Dengan disusunnya referat ini diharapkan dapat menjadi bahan
belajar untuk pengembangan ilmu, serta menjadi inspirasi untuk menciptakan karya yang
lebih baik lagi kedepannya.
Semoga Allah Yang Maha Kuasa dan Maha Pengasih memberkati dan melimpahkan
rahmat serta karunianya kepada kita semua.

Banda Aceh, Januari 2016

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................................3
2.1 Definisi........................................................................................................................3
2.2 Epidemiologi...............................................................................................................3
2.3 Etiologi........................................................................................................................4
2.4 Klasifikasi....................................................................................................................4
2.5 Prosedur Diagnositik...................................................................................................7
2.6 Penatalaksanaan Nodul Tiroid...................................................................................11
2.7 Tindak Lanjut............................................................................................................16
2.8 Prognosis...................................................................................................................18
BAB III KESIMPULAN........................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................21

BAB I
PENDAHULUAN
Nodul tiroid merupakan temuan umum pada populasi global, dengan 5% perempuan
dan 1% pria di negara-negara industri memiliki nodul tiroid yang teraba, dan lebih lanjut 1967% dengan nodul terdeteksi oleh pencitraan USG. Nodul tiroid menjadi perhatian bedah
karena sebagian mengecualikan kanker tiroid, yang terjadi pada 5-15% dari nodul.1
Tumor/kanker tiroid merupakan neoplasma sistem endokrin yang terbanyak dijumpai.
Berdasarkan dari Pathological Based Registration di Indonesia kanker tiroid merupakan
kanker dengan insidensi tertinggi urutan ke sembilan.2
Karsinoma tiroid adalah yang paling umum dari keganasan endokrin (95% dari semua
keganasan endokrin) terhitung sekitar 2% dari semua kanker yang didiagnosa di seluruh
dunia. Laporan terbaru menggambarkan peningkatan kejadian kanker tiroid di seluruh dunia;
Kenaikan ini setinggi 250% di beberapa daerah, terutama di Amerika Serikat (AS). American
Cancer Society (ACS) memperkirakan bahwa akan ada sekitar 60.220 kasus kanker tiroid
baru, dan 1.850 orang akan mati akibat kanker tiroid pada tahun 2013, di Amerika Serikat.
Meskipun prognosis umumnya baik, karsinoma tiroid 5-10% pasien akan meninggal akibat
penyakit tersebut. Karsinoma tiroid bertanggung jawab atas 66% dari kematian akibat kanker
endokrin. Kanker tiroid adalah dua sampai tiga kali lipat lebih umum pada wanita
dibandingkan laki-laki.3

2
Puncak kejadian diagnosis kanker tiroid adalah 45-49 tahun pada wanita dan 65-69
tahun pada laki-laki, meskipun kanker ini juga mempengaruhi orang-orang muda. Kanker
tiroid menyumbang sekitar 10% dari keganasan yang didiagnosis pada individu berusia 15-29
tahun. Karsinoma tiroid dapat timbul baik dari sel folikel atau sel tiroid non-folikular. Kanker
folikuler termasuk kanker papiler tiroid (PTC) dan kanker tiroid folikuler (FTC), kanker sel
Hrtle atau kanker oncocytic (HCC), dan kanker tiroid anaplastik (ATC). Kanker tiroid
meduler (MTC) muncul dari sel-sel tiroid non-folikular (nama lain adalah sel C parafollicular
dan sel menghasilkan kalsitonin) dan menyumbang 5% dari kanker tiroid. PTC dan FTC
sering disebut bersama-sama sebagai kanker tiroid yang dibedakan (DTC) yang mencapai
94% dari kanker tiroid. Kurang dari 1-3% dari kanker tiroid adalah ATC.3
Penanganan pertama untuk suatu kanker adalah kesempatan terbaik untuk pasien
mencapai tingkat kesembuhan optimal. Demikian pula halnya untuk kanker tiroid. 2 Operasi
tiroid adalah salah satu prosedur bedah kepala-leher yang lebih sering dilakukan. Hal ini
dilakukan untuk berbagai indikasi mulai dari neoplasma jinak tiroid hingga tumor ganas.
Tiroidektomi juga dilakukan oleh dokter yang berpraktik di kondisi yang berbeda dengan
sumber daya yang bervariasi. Meskipun itu adalah prosedur yang relatif sederhana, ia
memiliki potensi untuk menyebabkan komplikasi yang mengancam jiwa. Eksposur yang
tepat, pemahaman tentang anatomi saraf laring rekuren dan kelenjar paratiroid, serta
kemampuan untuk mengamankan hemostasis dalam ruang yang relatif sempit adalah kunci
dalam memperoleh hasil yang sukses.4
Selain itu, untuk mendapatkan hasil yang terbaik dalam penatalaksanaan
tumor/kanker tiroid sejalan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran,
perlu merevisi protokol yang telah ada sehingga dapat menjadi panduan bersama dan dapat :
1) Menyamakan persepsi dalam penatalaksanaan tumor/kanker tiroid. 2) Bertukar informasi
dalam bahasa dan istilah yang sama. 3) Menjadi tolok ukur mutu pelayanan. 4) Menunjang
pendidikan bedah umum dan pendidikan bedah onkologi. 5) Bermanfaat untuk penelitian
bersama.2

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi

3
Nodul tiroid dapat diartikan sebagai suatu lesi diskrit pada tiroid dengan pengambaran
berbeda secara radiologis bila dibandingkan dengan jaringan tiroid normal disekitarnya.
Nodul tiroid mungkin disebabkan oleh penyakit jinak dan ganas dan sering ditemukan pada
pemeriksaan fisik atau secara kebetulan pada studi pencitraan.5
2.2 Epidemiologi
Kanker tiroid mewakili sekitar 1% dari diagnosa kanker baru setiap tahun. Sekitar
23.500 kasus kanker tiroid didiagnosis setiap tahun di Amerika Serikat. Insiden penyakit ini 3
kali lebih tinggi pada wanita dibandingkan pada pria; sebuah studi oleh Weir et al, dari Pusat
Pengendalian dan Pencegahan (CDC) Penyakit, meramalkan bahwa pada tahun 2020,
peningkatan terbesar dalam jumlah tahunan kasus kanker pada wanita akan untuk kanker
paru-paru, payudara, rahim, dan tiroid. Insiden puncak kanker tiroid pada dekade ketiga dan
keempat kehidupan.6
Kanker tiroid terbagi menjadi karsinoma papiler, karsinoma folikuler, karsinoma
tiroid meduler (MTCS), karsinoma anaplastik, limfoma tiroid primer, dan sarkoma tiroid
primer. Karsinoma papiler mewakili 80% dari semua neoplasma tiroid. Karsinoma folikuler
adalah kanker tiroid yang paling umum kedua, terhitung sekitar 10% dari kasus. MTCS
mewakili 5-10% dari neoplasma. Karsinoma anaplastik account untuk 1-2%. Limfoma primer
dan sarkoma jarang terjadi.6
Menggunakan data pada 497 kabupaten di AS dari National Cancer Institute
Surveillance, Epidemiolgy, dan Program Hasil Akhir, Morris et al menemukan bahwa tiga
kali lipat dari angka kejadian kanker tiroid papiler dalam 3 dekade terakhir berhubungan
langsung dengan spidol demografi dan berbasis usia akses ke perawatan kesehatan,
menunjukkan overdiagnosis luas dari penyakit. Mendukung kesimpulan ini, tingkat kematian
akibat kanker tiroid tetap stabil selama periode ini.7
2.3 Etiologi
Karsinoma tiroid timbul dari jenis sel 2 hadir dalam kelenjar tiroid. Sel folikel
endodermally berasal menimbulkan papiler, folikuler, dan karsinoma anaplastik mungkin. Sel
C kalsitonin-memproduksi neuroendokrin yang diturunkan menimbulkan MTCS. Limfoma
tiroid timbul dari jaringan limfoid intrathyroid, sedangkan sarkoma kemungkinan timbul dari
jaringan ikat pada kelenjar tiroid.8

4
Paparan radiasi secara signifikan meningkatkan risiko keganasan tiroid, terutama
karsinoma tiroid papiler. Temuan ini diamati pada anak-anak terkena radiasi setelah
pemboman nuklir di Hiroshima dan Nagasaki pada Perang Dunia II. Bukti tambahan
dikumpulkan setelah bom atom diuji di Kepulauan Marshall, setelah kecelakaan di
pembangkit listrik tenaga nuklir Chernobyl, dan pada pasien yang menerima terapi radiasi
dosis rendah untuk gangguan jinak (misalnya, jerawat, hipertrofi adenotonsillar). Dosis
rendah paparan radiasi dari studi pencitraan belum ditemukan memiliki efek tumorigenic.
Radiasi menargetkan kelenjar tiroid (misalnya, yodium-131 ablasi tiroid) atau dosis tinggi
terapi radiasi eksternal-beam tampaknya tidak meningkatkan risiko karsinoma tiroid papiler.
Hal ini diduga karena membunuh sel meningkat dengan dosis tersebut.8
Asupan makanan rendah yodium tidak meningkatkan kejadian kanker tiroid secara
keseluruhan. Namun, populasi dengan asupan yodium diet rendah memiliki proporsi yang
tinggi dari karsinoma folikuler dan anaplastik.8
2.4 Klasifikasi
Klasifikasi Karsinoma Tiroid menurut WHO2:
a. Tumor epitel maligna

Karsinoma folikulare

Karsinoma papilare

Campuran karsinoma folikulare-papilare

Karsinoma anaplastik ( undifferentiated )

Karsinoma sel skuamosa

Karsinoma Tiroid medulare

b.

Tumor non-epitel maligna

Fibrosarkoma

Lain-lain

c.

Tumor maligna lainnya

Sarkoma

Limfoma maligna

Haemangiothelioma maligna

Teratoma maligna

5
d.

Tumor sekunder dan unclassified tumors


Rosai J membedakan tumor tiroid atas adenoma folikulare, karsinoma papilare,

karsinoma folikulare, hurthle cell tumors , clear cell tumors, tumor sel skuamous, tumor
musinus, karsinoma medulare, karsinoma berdiferensiasi buruk dan undifferentiated
carcinoma.2
Untuk menyederhanakan penatalaksanaan Mc Kenzie membedakan kanker tiroid atas
4 tipe yaitu : karsinoma papilare, karsinoma folikulare, karsinoma medulare dan karsinoma
anaplastik.2
Sedangkan berdasarkan Klasifikasi Klinik TNM Edisi 6 2002 maka tumor/kanker
tiroid dapat di klasifikasikan sebagai berikut2:
T-Tumor Primer
Tx

Tumor primer tidak dapat dinilai

T0

Tidak didapat tumor primer

T1.

Tumor dengan ukuran terbesar 2cm atau kurang masih terbatas pada tiroid

T2

Tumor dengan ukuran terbesar lebih dari 2 cm tetapi tidak lebih dari 4 cm masih
terbatas pada tiroid

T3

Tumor dengan ukuran terbesar lebih dari 4 cm masih terbatas pada tiroid atau tumor
ukuran berapa saja dengan ekstensi ekstra tiroid yang minimal (misalnya ke otot
sternotiroid atau jaringan lunak peritiroid)

T4a

Tumor telah berkestensi keluar kapsul tiroid dan menginvasi ke tempat berikut :
jaringan lunak subkutan, laring, trakhea, esofagus, n.laringeus recurren

T4b

Tumor menginvasi fasia prevertebra, pembuluh mediastinal atau arteri karotis

T4a* (karsinoma anaplastik) Tumor (ukuran berapa saja) masih terbatas pada tiroid#
T4b* (karsinoma anaplastik) Tumor (ukuran berapa saja) berekstensi keluar kapsul tiroid$
Catatan :
Tumor multifokal dari semua tipe histologi harus diberi tanda (m) (ukuran
terbesar menentukan klasifikasi), contoh : T2(m)
*Semua karsinoma tiroid anaplastik/undifferentiated termasuk T4
#

Karsinoma anaplastik intratiroid resektabel secara bedah


Karsinoma anaplastik ekstra tiroid irresektabel secara bedah

Kelenjar Getah Bening Regional

Nx

Kelenjar Getah Bening tidak dapat dinilai

N0

Tidak didapat metastasis ke kelenjar getah bening

N1

Terdapat metastasis ke kelenjar getah bening

N1a

Metastasis pada kelenjar getah bening cervical Level VI


(pretrakheal dan paratrakheal, termasuk prelaringeal dan Delphian)

N1b

Metastasis pada kelenjar getah bening cervical unilateral, bilateral atau kontralateral
atau ke kelenjar getah bening mediastinal atas/superior

Metastasis jauh

Mx

Metastasis jauh tidak dapat dinilai

M0

Tidak terdapat metastasis jauh

M1

Terdapat metastasis jauh

Terdapat empat tipe histopatologi mayor 2:


1.
2.
3.
4.

Papillary carcinoma (termasuk dengan fokus folikular)


Follicular carcinoma (termasuk yang disebut dengan Hrthle cell carcinoma)
Medullary carcinoma
Anaplastic/undifferentiated carcinoma
Sehingga berdasarkan klasifikasi di atas stadium klinis dari kanker tiroid dapat di

tentukan sebagai berikut2:

Karsinoma Tiroid Papilare atau Folikulare Umur < 45 th

Stadium I

Tiap T

Tiap N

M0

Stadium II

Tiap T

Tiap N

M1

Papilare atau Folikulare umur > 45tahun dan Medulare

Stadium I

T1

N0

M0

Stadium II

T2

N0

M0

Stadium III

T3

N0

M0

N1a

M0

N1b

M0

N0,N1

M0

T1,T2,T3
Stadium IVA T1,T2,T3
T4a

7
Stadium IVB

T4b

Tiap N

M0

Stadium IVC

Tiap T

Tiap N

M1

Anaplastik/Undifferentiated (Semua kasus stadium IV)

Stadium IVA

T4a

Tiap N

M0

Stadium IVB

T4b

Tiap N

M0

Stadium IVC

TiapT

TiapN

M1

2.5 Prosedur Diagnositik


2.3.1

Anamnesis dan pemeriksaan fisik


Sementara operasi tiroid membutuhkan ketelitian ahli dan perhatian terhadap detail,

hasil pemeriksaan pra operasi adalah sama pentingnya. Setiap pasien dirujuk untuk nodul
tiroid yang baru ditemukan harus menjalani evaluasi diagnostik termasuk riwayat menyeluruh
dan pemeriksaan fisik, tes laboratorium, pencitraan, dan prosedur lainnya. Untuk memulai,
riwayat nodul harus ditetapkan. Setiap perubahan dalam ukuran dan tingkat terkait
pertumbuhan harus dicatat, karena hal ini dapat menunjukkan lesi yang agresif seperti kanker
anaplastik. Gejala yang berhubungan juga harus dievaluasi, dengan memperhatikan orangorang yang mungkin mengindikasikan kompresi atau invasi sekitarnya struktur anatomi. Hal
termasuk disfagia progresif, batuk, atau dyspnea, yang menyarankan kompresi esofagus dan
trakea, atau disfonia, yang dapat menunjukkan kompresi atau invasi saraf laring berulang.
Gejala hiper atau hipotiroid harus dinilai, karena ini mungkin menunjukkan adanya nodul
berfungsi atau penekanan produksi hormon tiroid. Riwayat faktor risiko pasien kemudian
harus diperoleh, termasuk kepala atau iradiasi leher, jumlah iradiasi tubuh untuk transplantasi
sumsum tulang, paparan radiasi pengion sebagai seorang anak, atau riwayat keluarga kanker
tiroid atau sindrom kanker tiroid (multiple endocrine neoplasia tipe 2 (men2), sindrom
Cowden ini, poliposis familial, Carney kompleks, sindrom Werner) dalam pertama derajat
relatif.1
Beberapa riwayat lainnya terkait dengan faktor risiko tumor tiroid juga harus
ditanyakan seperti:

Pengaruh usia dan jenis kelamin


Risiko malignansi : apabila nodul tiroid terdapat pada usia dibawah 20 tahun, dan

diatas 50 tahun jenis kelamin laki-laki mempunyai risiko malignansi lebih tinggi.

Pengaruh radiasi didaerah leher dan kepala


Radiasi pada masa kanak-kanan dapat menyebabkan malignansi pada tiroid kurang

lebih 33 37%

Kecepatan tumbuh tumor

Nodul jinak membesar tidak terlalu cepat

Nodul ganas membesar dengan cepat

Nodul anaplastik membesar sangat cepat

Kista dapat membesar dengan cepat

Riwayat gangguan mekanik di daerah leher.


Keluhan gangguan menelan, perasaan sesak sesak, perubahan suara dan nyeri dapat

terjadi akibat desakan dan atau infiltrasi tumor.

Riwayat penyakit serupa pada famili/keluarga.


Bila ada, harus curiga kemungkinan adanya malignansi tiroid tipe medulare.2
Pemeriksaan fisik berfokus pada tiroid dan terkait limfadenopati servikal kemudian

harus dilakukan. Mengevaluasi pasien untuk tanda-tanda hipertiroid (takikardia, tremor,


gelisah, flushing, peningktan refleks tendon dan hipotiroidisme (rambut rontok terutama alis
lateral, edema pretibial, penurunan refleks tendon). Periksa leher untuk distensi vena
jugularis, deviasi trakea, dan limfadenopati servikal. Palpasi kelenjar tiroid untuk ukuran,
kontur, dan mobilitas umum mengacu pada jaringan sekitarnya. Perhatikan ukuran, mobilitas,
konsistensi, dan kelembutan dari setiap nodul yang teraba. Dengan nodul terutama besar atau
komponen substernal besar untuk kelenjar tiroid, pasien harus dievaluasi untuk wajah
flushing, stridor inspirasi, dan distensi vena jugularis bersama-sama dengan kedua lengan
dinaikkan di atas kepala mereka - tiga serangkai ini adalah tanda Pemberton dan dapat
menunjukkan vena superior obstruksi cava.1
Temuan lainnya pada pemeriksaan fisik dapat berupa:

pada tumor primer dapat berupa suatu nodul soliter atau multiple dengan konsistensi
bervariasi dari kistik sampai dangan keras bergantung kepada jenis patologi anatomi
(PA) nya.

Perlu diketahui ada tidaknya pembesaran kelenjar getah bening regional.

Disamping ini perlu dicari ada tidaknya benjolan pada kalvaria, tulang belakang,
klavikula, sternum dll, serta tempat metastasis jauh lainnya yaitu di paru-paru, hati, ginjal
dan otak.2

2.3.2

Pemeriksaan penunjang2

Pada pemeriksaan laboratorium maka harus dilakukan pemeriksaaan berupa:

Human thyroglobulin, suatu penanda tumor (tumor marker) untuk keganasan tiroid;
jenis yang berdiferensiasi baik, terutama untuk follow up.

Pemeriksaan kadar FT4 dan TSHS untuk menilai fungsi tiroid

Kadar calcitonin hanya untuk pasien yang dicurigai karsinoma meduler

Pada pemeriksaan radiologis maka perlu dilakukan pemeriksaan:

Dilakukan pemeriksaan foto paru posteroanterior, untuk menilai ada tidaknya


metastasis. Foto polos leher antero-posterior dan lateral dengan metode soft tissue
technique dengan posisi leher hiperekstensi, bila tumornya besar. Untuk melihat ada

tidaknya mikrokalsifikasi.
Esofagogram dilakukan bila secara klinis terdapat tanda-tanda adanya infiltrasi ke

esofagus.
Pembuatan foto tulang dilakukan bila ada tanda-tanda metastasis ke tulang yang
bersangkutan.
Selain pemeriksaan di atas pemeriksaan ultrasonografi memberikan nilai diagnostik

penting pada nodul tiroid karena diperlukan untuk mendeteksi nodul yang kecil atau nodul di
posterior yang secara klinis belum dapat dipalpasi. Disamping itu dapat dipakai untuk
membedakan nodul yang padat dan kistik serta dapat dimanfaatkan untuk penuntun dalam
tindakan biopsi aspirasi jarum halus.2
Salah satu pemeriksaan yang lebih maju adalah pemeriksaan sidik tiroid. Pemeriksaan
sidik tiroid : bila nodul menangkap jodium lebih sedikit dari jaringan tiroid yang normal
disebut nodul dingin (cold nodule), bila sama afinitasnya maka disebut nodul hangat (warm
nodule) dan bila afinitasnya lebih maka disebut nodul panas (hot nodule). Karsinoma tiroid
sebagian besar adalah nodule dingin. Sekitar 10 17 % struma dengan nodule dingin ternyata
adalah suatu keganasan. Bila akan dilakukan pemeriksaan sidik tiroid maka obat-obatan yang
mengganggu penangkapan jodium oleh tiroid harus dihentikan selama 2 4 minggu

10
sebelumnya. Pemeriksaan sidik tiroid ini tidak mutlak diperlukan, jika tidak ada fasilitasnya,
tidak usah dikerjakan.2
Diagnosa klinis dapat ditegakkan dengan pemeriksaan sitologi melalui biopsi aspirasi
jarum halus (BAJAH). Keberhasilan dan ketepatan pemeriksaan Bajah tergantung dari 2 hal
yaitu: Faktor kemampuan pengambilan sampel dan faktor ketepatan interpretasi oleh seorang
sitolog sehingga angka akurasinya sangat bervariasi. Ketepatan pemeriksaan sitologi untuk
kanker tiroid anaplastik, medulare dan papilare hampir mendekati 100% tetapi untuk jenis
folikulare hampir tidak dapat dipakai karena gambaran sitologi untuk adenomatous goiter,
adenoma folikuler dan adeno karsinoma folikuler adalah sama, tergantung dari gambaran
invasi ke kapsul dan vaskular yang hanya dapat dilihat dari gambaran histopatologi.2
Selelah dilakukan BAJAH maka sampel yang didapatkan akan harus menjalani
pemeriksaan histopatologi. Pemeriksaan ini merupakan pemeriksaan diagnostik utama
jaringan diperiksa setelah dilakukan tindakan lobektomi atau isthmolobektomi. Untuk kasus
inoperabel, jaringan yang diperiksa diambil dari tindakan biopsi insisi.2
Secara klinis, nodul tiroid dicurigai ganas apabila:

Usia dibawah 20 tahun atau diatas 50 tahun

Riwayat radiasi daerah leher sewaktu kanak-kanak

Disfagia, sesak nafas perubahan suara

Nodul soliter, pertumbuhan cepat, konsistensi keras

Ada pembesaran kelenjar getah bening leher

Ada tanda-tanda metastasis jauh.2


2.6 Penatalaksanaan Nodul Tiroid
Pertama-tama dilakukan pemeriksaan klinis untuk menentukan apakah nodul tiroid

tersebut suspek maligna atau suspek benigna. Bila nodul tersebut suspek maligna dibedakan
atas apakah kasus tersebut operabel atau inoperabel. Bila kasus yang dihadapi inoperabel
maka dilakukan tindakan biopsi insisi dengan pemeriksaan histopatologi secara blok parafin.
Dilanjutkan dengan tindakan debulking dan radiasi eksterna atau khemoradioterapi. Bila
nodul tiroid suspek maligna tersebut operabel dilakukan tindakan isthmolobektomi dan
pemeriksaan potong beku (VC ).2

11
Ada 5 kemungkinan hasil yang didapat2:
1. Lesi jinak.
Maka tindakan operasi selesai dilanjutkan dengan observasi
2. Karsinoma papilare.
Dibedakan atas risiko tinggi dan risiko rendah berdasarkan klasifikasi AMES.

Bila risiko rendah tindakan operasi selesai dilanjutkan dengan observasi.


Bila risiko tinggi dilakukan tindakan tiroidektomi total.

3. Karsinoma folikulare.
Dilakukan tindakan tiroidektomi total
4. Karsinoma medulare.
Dilakukan tindakan tiroidektomi total
5. Karsinoma anaplastik.

Bila memungkinkan dilakukan tindakan tiroidektomi total.


Bila tidak memungkinkan, cukup dilakukan tindakan debulking
dilanjutkan dengan radiasi eksterna atau khemoradioterapi.
Bila nodul tiroid secara klinis suspek benigna dilakukan tindakan FNAB ( Biopsi

Jarum Halus ). Ada 2 kelompok hasil yang mungkin didapat yaitu2 :


1. Hasil FNAB suspek maligna, foliculare Pattern dan Hurthle Cell.
Dilakukan tindakan isthmolobektomi dengan pemeriksaan potong beku
seperti diatas.
2. Hasil FNAB benigna.
Dilakukan terapi supresi TSH dengan tablet Thyrax selama 6 bulan kemudian
dievaluasi, bila nodul tersebut mengecil diikuti dengan tindakan observasi dan apabila nodul
tersebut tidak ada perubahan atau bertambah besar sebaiknya dilakukan tindakan
isthmolobektomi dengan pemeriksaan potong beku seperti diatas. Tatalaksana nodul tiroid
secara rinci dapat dilihat pada gambar 1 dan gambar 2.2
Gambar 1. Algoritma Penatalaksanaan Nodul Tiroid

12

Bila di pusat pelayanan kesehatan tidak terdapat fasilitas pemeriksaan potong beku
maupun maka dilakukan tindakan lobektomi/isthmolobektomi dengan pemeriksaan blok
parafin dan urutan penanganan nodul tiroid dapat mengikuti algoritma dibawah ini.
Gambar 2. Algoritma Penatalaksanaan Alternatif Nodul Tiroid

13

Sedangkan pada kondisi kanker tiroid dengan metastasis regional maka harus
dipastikan terlebih dahulu apakah kasus yang dihadapi operabel atau inoperabel. Bila
inoperabel tindakan yang dipilih adalah dengan radioterapi eksterna atau dengan
khemoradioterapi dengan memakai Adriamicin. Dosis 50-60mg/m 2 luas permukaan tubuh
( LPT ). Bila kasus tersebut operabel dilakukan penilaian infiltrasi kelenjar getah bening
terhadap jaringan sekitar. Bila tidak ada infiltrasi dilakukan tiroidektomi total (TT) dan
Functional RND. Bila ada infiltrasi pada n.Ascesorius dilakukan TT + RND standar. Bila
ada infiltrasi pada vena Jugularis interna tanpa infiltrasi pada n. Ascesorius dilakukan TT +
RND modifikasi 1. Bila ada infiltrasi hanya pada m. Sternocleidomastoideus dilakukan TT +

14
RND modifikasi 2. Algoritma tatalaksana pada kanker tiroid dengan metastasis regional dapat
dilihat pada gambar 3.2
Gambar 3. Algoritma Penatalaksanaan Kanker Tiroid dengan Metastasis Regional

Sedangkan untuk nodul tiroid dengan metastastasis jauh maka harus dilakukan
tindakan untuk membedakan terlebih dahulu apakah kasus yang dihadapi berdiferensiasi
baik atau buruk. Bila berdiferensiasi buruk dilakukan khemoterapi dengan adriamicin. Bila
berdiferensiasi baik dilakukan TT + radiasi interna dengan I

131

kemudian dinilai dengan sidik

seluruh tubuh, bila respon (+) dilanjutkan dengan terapi supresi / subtitusi.2
Syarat untuk melakukan radiasi interna adalah : tidak boleh ada jaringan tiroid
normal yang akan bersaing dalam afinitas terhadap jaringan radioaktif. Ablatio jaringan
tiroid itu bisa dilakukan dengan pembedahan atau radio ablatio dengan jaringan radioaktif.
Bila respon (-) diberikan khemoterapi adriamicin. Pada lesi metastasisnya, bila operabel
dilakukan eksisi luas.
Gambar 4. Penatalaksanaan Kanker Tiroid dengan Metastasis Jauh

15

2.7 Tindak Lanjut


Pada karsinoma tiroid berdiferensiasi baik. Empat minggu setelah tindakan TT
dilakukan pemeriksaan sidik seluruh tubuh.2

Bila masih ada sisa jaringan tiroid normal dilakukan ablasio dengan I131 kemudian
dilanjutkan dengan terapi substitusi /supresi dengan Thyrax sampai kadar TSHs
0,1

Bila tidak ada sisa jaringan tiroid normal dilakukan terapi substitusi/supresi.
Setelah 6 bulan terapi substitusi / supresi dilakukan pemeriksaan sidik seluruh

tubuh dengan terlebih dahulu menghentikan terapi substitusi selama 4 minggu sebelum
pemeriksaan.2

Bila terdapat metastasis jauh, dilakukan radiasi interna I131 dilanjutkan terapi
substitusi/supresi.

Bila tidak ada metastasis terapi substistusi /supresi dilanjutkan dan pemeriksaan sidik
seluruh tubuh diulang setiap tahun selama 2 -3 tahun dan bila 2 tahun berturut
turut hasilnya tetap negatif maka evaluasi cukup dilakukan 3-5 tahun sekali.
Dalam follow up KT diferensiasi baik, pemeriksaan kadar human tiroglobulin dapat

dipakai sebagai petanda tumor untuk mendeteksi kemungkinan adanya residif tumor.2
Gambar 5. Follow Up Kanker Tiroid Berdiferensiasi baik

16

Sedangkan pada karsinoma tiroid jenis medulare maka tiga bulan setelah tindakan
tiroidektomi total atau tiroidektomi total + diseksi leher sentral, dilakukan pemeriksaan
kalsitonin.2

Bila kadar kalsitonin rendah atau 0 ng/ml dilanjutkan dengan observasi,

Bila kadar kalsitonin 10 ng/ml dilakukan pemeriksaan CT scan, MRI untuk mencari
rekurensi lokal atau dilakukan SVC ( Selecture Versus Catheterition ) pada tempattempat yang dicurigai metastasis jauh yaitu paru-paru dan hati.

Ada 3 rangkaian yang diteruskan2 :


1. Tidak didapatkan tanda-tanda residif, maka cukup di observasi untuk 3 bulan
kemudian diperkirakan kadar kalsitenin
2. Terdapat residif lokal, maka harus dilakukan re eksisi
Terdapat metastasis jauh harus dinilai apakah operabel atau inoperabel.
3. Bila operabel dilakukan eksisi, bila inoperbel tindakan yang dilanjutkan hanya
paliatif.

Gambar 6. Follow Up Karsinoma Tiroid Jenis Medulare

17

2.8 Prognosis
Untuk kanker tiroid berdeferensiasi baik. kelangsungan hidup bebas penyakit jangka
panjang dengan pengobatan agresif dan manajemen hampir 90% secara keseluruhan.
Berbagai faktor yang berhubungan dengan prognosis, seperti yang tercantum di bawah ini.9

Umur: Usia pasien di diagnosis adalah salah satu fitur yang paling penting dari
prognosis karsinoma tiroid berdiferensiasi baik. Kematian terkait kanker yang paling
mungkin terjadi jika pasien> 40 tahun pada saat diagnosis. Kekambuhan yang paling
umum pada pasien yang penyakitnya didiagnosis ketika mereka <20 tahun atau> 60

tahun.
Jenis kelamin: Pria dua kali lebih mungkin sebagai perempuan meninggal karena

kanker tiroid.
Ukuran: Ukuran tumor primer adalah terkait dengan kelangsungan hidup. Pasien
dengan tumor primer> 4 cm telah meningkat kekambuhan dan tingkat kematian

terkait kanker.
Histologi: Secara keseluruhan, karsinoma papiler dikaitkan tingkat kematian terkait
kanker 30 tahun dari 6%. Karsinoma folikular memiliki tingkat kematian terkait

kanker 30 tahun dari 15%.


Invasi lokal: Invasi jaringan sekitarnya di luar tiroid menunjukkan agresivitas biologis
dan secara signifikan memperburuk prognosis pasien.

18

Metastasis Kelenjar getah bening: metastasis kelenjar getah bening tidak muncul
untuk menjadi seperti penting dalam hasil karsinoma tiroid berdiferensiasi baik seperti

dalam hasil paling tumor padat lainnya.


Metastasis jauh: metastasis jauh pada pemeriksaan awal dikaitkan dengan
peningkatan 68,1 kali lipat tingkat kematian penyakit tertentu.
Pasien dengan karsinoma sel Hrthle harus dipantau secara ketat untuk berulang dan

penyakit metastasis. Keseluruhan tingkat kelangsungan hidup 5 tahun adalah 50-60%. Karena
tumor tidak mengambil yodium dan tidak TSH sensitif, penekanan tiroid dan terapi
radioiodine memiliki sedikit nilai. Terapi radiasi eksternal-beam dapat digunakan untuk
mengobati penyakit metastasis. Pembedahan adalah pengobatan utama.9
Prognosis keseluruhan untuk pasien dengan MTC lebih buruk daripada pasien dengan
karsinoma yang dapat dibedakan dengan baik. Dilaporkan tingkat kelangsungan hidup 10tahun adalah 65% secara keseluruhan. Usia muda, tumor primer kecil, tahap rendah penyakit,
dan kelengkapan reseksi awal meningkatkan kelangsungan hidup. Pasien dengan MEN 2B
memiliki prognosis yang lebih buruk dari yang substansial dari pasien dengan MEN 2A,
meskipun prognosis untuk kedua kelompok telah ditingkatkan dengan diagnosis dini dan
intervensi.10
Sedangkan kebanyakan limfoma tiroid tahap IE, yang memiliki tingkat ketahanan
hidup 5 tahun hingga 85%. Menyebar di luar kelenjar tiroid mengurangi tingkat
kelangsungan hidup 5 tahun sekitar 35%. Limfoma pada tahap yang lebih tinggi dari ini
memperburuk prognosis.10

BAB III
KESIMPULAN
Kanker tiroid mewakili sekitar 1% dari diagnosa kanker baru di Amerika Serikat
setiap tahun. Keganasan tiroid dibagi menjadi karsinoma papiler (80%), karsinoma folikuler
(10%), karsinoma tiroid meduler (5-10%), karsinoma anaplastik (1-2%), limfoma tiroid
primer (jarang), dan sarkoma tiroid primer (langka).
Karsinoma sel Hrthle adalah keganasan tiroid langka yang sering dianggap sebagai
varian dari karsinoma folikular. Karsinoma sel Hrthle account untuk 2-3% dari semua
keganasan tiroid. Mereka terjadi lebih sering pada wanita dibandingkan pada pria dan

19
biasanya terwujud dalam dekade kelima kehidupan. Presentasi klinis mirip dengan keganasan
tiroid lainnya.
Karsinoma tiroid paling umum bermanifestasi sebagai nyeri, teraba, soliter nodul
tiroid. Pasien atau dokter menemukan sebagian besar nodul ini selama palpasi rutin leher.
Kunci pemeriksaan dari nodul tiroid soliter adalah untuk membedakan ganas dari penyakit
jinak dan, dengan demikian, untuk menentukan pasien memerlukan intervensi dan yang
pasien dapat dipantau secara serial. Anamnesis, pemeriksaan fisik, evaluasi laboratorium, dan
jarum halus biopsi aspirasi (FNAB) adalah andalan dalam evaluasi nodul tiroid. Pencitraan
dapat tambahan berarti pada kasus tertentu.
Diagnosis ganas memerlukan intervensi bedah. Karsinoma tiroid papiler dan
karsinoma tiroid meduler sering diidentifikasi positif atas dasar hasil FNAB saja. Metastasis
serviks ditemukan sebelum operasi atau intraoperatif harus dihapus dengan cara en bloc
diseksi limfatik dari kompartemen serviks masing (selektif diseksi leher) sementara hemat
struktur nonlymphatic.
Setelah tiroidektomi total, pasien menjalani pemindaian radioiodine untuk mendeteksi
penyakit metastasis regional atau jauh, diikuti oleh radioablation dari penyakit residual
ditemukan. Selain itu, pasien diberi terapi penggantian tiroid dengan T4 atau triiodothyronine
(T3).
Pada pasien dengan karsinoma tiroid anaplastik, kemoterapi dan terapi radiasi
biasanya diberikan dalam kombinasi. Pasca operasi iradiasi sinar eksternal adalah efektif
dalam meningkatkan kontrol lokal; ini juga dapat digunakan sebagai pengobatan utama
dalam kasus dioperasi. Kemoterapi (paling sering doxorubicin) ditambahkan untuk paliatif.

20

DAFTAR PUSTAKA

1.
Burke J, Chen H. Thyroid Cancer. In Surgical Oncology (Chu QD, Gibbs JF and
Zibari GB (eds.). Springer New York, 2015, 539-561.
2.
Lukitto P. Protokol Penatalaksanaan Tumor / Kanker Tiroid. In Protokol Peraboi.
Jakarta: Perhimpunan Ahli Bedah Onkologi Indonesia, 2003, 18-34.
3.
Gler EN, Bozkurt M, Ozbas S, Yalcin S. Thyroid Cancer. In Neuroendocrine
Tumours (Yalcin S and berg K (eds.). Springer Berlin Heidelberg, 2015, 353-388.
4.
Trivedi N. Tumors of the Thyroid and Parathyroid. In Atlas of Head and Neck Cancer
Surgery. Springer India, 2015, 17-38.
5.
CooperDS D. Americanthyroidassociation (Ata)
Guidelinestaskforceonthyroidnodulesanddifferentiatedthyroidcancer. Revisedamerican
Thyroid Association Management Guidelines for Patients with Thyroid Nodules and
Differentiated Thyroid Cancer, Thyroid. 2009, 19, 1167-1214.
6.
Weir HK, Thompson TD, Soman A, Mller B, Leadbetter S. The Past, Present, and
Future of Cancer Incidence in the United States: 1975 through 2020, Cancer. 2015, 121,
1827-1837.
7.
Zevallos JP, Hartman CM, Kramer JR, Sturgis EM, Chiao EY. Increased Thyroid
Cancer Incidence Corresponds to Increased Use of Thyroid Ultrasound and FineNeedle
Aspiration: A Study of the Veterans Affairs Health Care System, Cancer. 2015, 121, 741-746.
8.
Yeh MW, Bauer AJ, Bernet VA, et al. American Thyroid Association Statement on
Preoperative Imaging for Thyroid Cancer Surgery, Thyroid. 2015, 25, 3-14.
9.
Govindan R, DeVita VT. Devita, Hellman, and Rosenberg's Cancer: Principles &
Practice of Oncology Review: Lippincott Williams & Wilkins, 2009.
10.
Wells Jr SA, Asa SL, Dralle H, et al. Revised American Thyroid Association
Guidelines for the Management of Medullary Thyroid Carcinoma the American Thyroid
Association Guidelines Task Force on Medullary Thyroid Carcinoma, Thyroid. 2015.

You might also like