Professional Documents
Culture Documents
Mineralogi/Petrologi/Petrografi.
d. Stratigrafi/Sedimentologi.
e.
Geologi Struktur/Tektonik.
f.
Geologi Teknik/Lingkungan.
MGL merupakan dasar untuk :
a.
b. Eksplorasi Mineral.
c.
d. Studi Cekungan.
4. Peta Geologi dan Pemetaan Geologi
Peta Geologi adalah peta yang menggambarkan kondisi geologi suatu
daerah dan berujud suatu proyeksi dan pelamparan Satuan / Kelompok batuan
yang ada, urutan penumpukan dari satuan-satuan tersebut serta susunan atau
arsitektur perlapisan batuan yang ada pada daerah yang terwakili oleh peta geologi
tersebut.
Kerja lapangan yang memanfaatkan metoda geologi lapangan dengan
tujuan menghasilkan peta geologi disebut pekerjaan pemetaan geologi.
5. Hakekat pemetaan geoiogi
litostratigrafi
biostratigrafi
kronostratigrafi
1 : 100.000
1 :50.000
Skala besar
1 : 25.000
Skala detail
1: 10.000,
1 : 5000
c.
Unsur geologi yang berupa bidang (batas Satuan Batuan, aliran lava, sisipan
batubara) yang mempunyai kedudukan mendatar (horisontal) atau kemiringan
yang kecil (kurang dari 9 ) pola penyebarannya akan sejajar mengikuti garis
kontur.
Unsur yang mempunyai kemiringan antara 10 hingga 79 , pada daerah lembah
penyebarannya akan membentuk huruf V dengan arah meruncing mengikuti arah
kemiringan perlapisan tersebut.
Unsur geologi yang berupa bidang (batas Satuan Batuan, dike, sesar, urat kuarsa)
yang mempunyai kedudukan tegak (vertikal) atau kemiringan yang besar (lebih
besar dari 80 ) pola penyebarannya akan merupakan garis lurus, memotong garis
kontur.
d. Penyebaran tanda-tanda struktur.
Tanda struktur disini dapat berupa :
Tanda jurus & kerniringan : perlapisan batuan sedimen, foliasi (pada batuan
metamorf).
Tanda jurus & kemiringan kekar dan sesar.
Tanda sesar, baik sesar turun, sesar naik, sesar sesar mendatar. Tanda tersebut
dapat bersifat sesar pasti (garis menerus), sesar diperkirakan (garis putus-putus)
maupun sesar tertimbun air atau sedimen muda (titik-titik).
Tanda perlipatan antiklin dan sinklin, perlu disertakan arah penunjamannya.
e.
Penjelasan tentang warna atau tanda yang dipakai pada Peta Geologi.
Urutan stratigrafi dari satuan yang ada di peta disusun secara superposisi.
Hubungan antar satuan, ditunjukkan terutama mana yang merupakan hubungan
tidak selaras.
Di bawah Legenda warna atau tanda diberikan Legenda tentang simbul struktur
maupun simbul gejala geologi lain yang ada di Peta Geologi.
f.
Indeks geografis/administratif.
Indeks terhadap lembar peta yang berdampingan (adjoining sheets).
g. Beberapa profil :
Dibuat memotong Satuan Peta dan struktur terbanyak.
Arahnya sedapat mungkin tegak lurus jurus perlapisan atau sumbu lipatan.
Sebaiknya lurus, kalau harus berbelok, sudut pembelokannya tidak lebih dari 30.
5. Prinsip dasar Pemetaan Geologi :
a.
b. Hasil pengamatan sejumlah titik dalam suatu lintasan dirangkai menjadi peta
geologi lintasan.
c.
7. Foto udara dan citra satelit yang meliput daerah yang akan dipetakan.
8. Clipboard. untuk menjepit peta lapangan, dilengkapi dengan plastik lebar
untuk melindungi peta dari air hujan.
9. Larutan asam chlorida (HCI Oj n) secukupnya isikan pada botol yang
praktis dipakai, tidak mudah pecah maupun tumpah, contohnya botol
plastik bekas tempat obat mata.
10. Pita ukur dari logam atau plastik 2 atau 3 meter.
11. Jacob Staff (1,5 m dengan klinometer).
12. Kantong-kantong plastik untuk tempat contoh batuan.
13. Tas lapangan yang tahan air.
2. Peralatan tulis dan sejenisnya, terdiri dari :
a. Buku Catatan Lapangan (Field Notes).
b. Pensil H dan HB Karet penghapus.
c. Pensil benvarna, sedapat mungkin lebih dari 12 warna.
d. Spidol besar waterproof, 1 atau 2 warna.
e. Penggaris segitiga.
f. Penggaris panjang (30 cm).
g. Busur derajat (siapkan sekurang-kurangnya 2 buah).
h. Jangka besar.
i. Peruncing pensil.
Tas pinggang.
b. Peralatan makan : terdiri dari ompreng makan dan tempat air minum (veldples
atau botol plastik).
c.
Pisau saku.
Kotak PPPK kecil : berisi obat untuk untuk luka kecil atau gigitan serangga di
lapangan maupun obat-obat pribadi.
f.
g. Peralatan hiburan yang layak untuk Kerja Lapangan, misainya : radio kecil,
walkman dll.
4. Kompas Geologi dan penggunaannya.
Ada dua tipe kompas geologi yang dikenal, yaitu kompas empat kuadran
dimana lempengan skala dibagi menjadi empat kuadran, kuadaran NE (NorthEast), NW (North-West), SW (South-West) dan SE (South-East), masing-masing
besamya 0 0 s/d 90 diukur dari North (Utara) dan South (Selatan) balk ke arah
East (Timur) maupun West (Barat). Sedangkan tipe yang kedua adalah kompas
tipe azimuth atau tipe 360 , dimana lempengan skala dibagi menjadi 360 diukur
dari North ke East.
a. Koreksi Deklinasi. Karena jarum kompas adalah jarum magnet, maka
arah utara yang ditunjukkan oleh jarum kompas adalah arah utara
magnetik. Arah utara magnetik ini tidak berimpit dengan arah utara
sebenarnya (arah utara geografis). Mereka membentuk sudut yang
besarnya berbeda -beda dari suatu lokasi geografis dengan lokasi geografis
lainnya, dan kadang berubah dari satu waktu ke lain waktu, meskipun
lokasi geografisnya tetap. Perbedaan suclut ini dinamakan deklinasi.
Supaya jarum kompas menunjukkan arah yang sesuai dengan arah utara
geografis maka harus dilakukan koreksi deklinasi. Misalkan, besamya
harga deklinasi di daerah Bojonegoro pada tahun 1930 adalah 2 15'E dan
bertambah 3' setiap tahun. Keterangan tersebut dapat dibaca pada peta
topografi yang digunakan. Jika kita akan bekerja di daerah itu pada tahun
1980, maka besarnya deklinasi adalah 2 15' + 50 x 3' = 4 45' E, artinya
arah utara magnetik tedetak 4 45' di sebelah timur dari utara sebenarnya
(true north). Jadi lingkaran harus kita putar sehingga index pin menunjuk
4 45' di sebelah timur dari titik 0.
b. Cara Membaca Arah.
Arah dari suatu titik ke titik lain dapat dinyatakan dengan dua cara, tergantung
jenis/tipe kompas geologi yang digunakan. Kedua cara tersebut adalah :
Dengan hanya menggunakan satu mata angin yaitu North (N) memutar melewati
East (E). Setelah arah diukur dengan cara tersebut, ditulis dengan notasi N E
(misalnya N 45 E, N 100 E, N 286 E). Arah yang diukur dengan metode ini
disebut sebagai dinamakan Azimuth, besarnya 0 s/d 360. Penulisan arah
Azimuth dinyatakan dengan NE, maksudnya pengukuran mulai dari arah North ke
East, misainya N 160 E, N 340" E, N 150" E dan sebagainya. Perhatikan, NE
disini tidak menunjukkan kuadran North-East. Kompas geologi yang digunakan
juga disebut sebagai kompas tipe azimuth (360). Kompas geologi dari Eropa dan
Jepang pada umumnya dibuat mengikuti tipe ini.
Dengan menggunakan empat mata angin, yaitu North, East, South dan West.
Arah-arah diukur dari : North ke arah East untuk yang berada pada kuadran NE,
misalnya N 60 E, N 35 E dsb. , North ke arah West untuk yang berada pada
kuadran NW, misainya N 45 W, N 25 W dsb. , South ke arah East untuk yang
berada pada kuadran SE, misalnya S 12 E, S 6 E, dsb., South ke arah West untuk
yang berada pada kuadran SW, misainya S 20 W, S 48 W.
Dengan cara ini maka besamya arah hanya akan berkisar dari 0 0 - 90 0 saja.
Kompas geologi yang digunakan dalam cara ini adalah kompas jenis empat
kuadran, atau sering disebut sebagai kompas tipe Brunton. Kompas geologi
d. Peta turis.
4. Gejala geologi yang tampak pada peta topografi
a.
d. Tubuh intrusi membentuk kontur relatif konsentris pada daerah dengan pola
kontur yang lain.
e.
f.
Pada proses pernetaan geologi, peta topografi digunakan untuk peta dasar dalam
menggambarkan kondisi geologi daerah tersebut. Kondisi tersebut terutama terdiri
dari penyebaran macam batuan yang ada, kedudukan setiap macam batuan serta
struktur yang ada di daerah tersebut. Disamping sebagai peta dasar, peta topografi
juga digunakan untuk penentuan lokasi dari titik-titik pengamatan di lapangan.
Pada pekerjaan geologi lapangan diperlukan sedikimya 3 lembar peta topografi,
yaitu satu lembar dipakai sebagi peta lapangan (field map atau working map), satu
lembar dipakai sebagai peta pangkalan (base sheet), dan satu lembar lagi sebagai
peta petunjuk lokasi pengamatan.
Peta topografi yang paling baik untuk dipakai dalam penyelidikan geologi
adalah peta kontur. Peta jenis ini dilengkapi dengan garis kontur, yaitu garis
khayal yang menghubungkan titik-titik yang sama tingginya. Garis kontur ini
digambar dengan interval ketinggian tertentu yang biasanya dinyatakan pada
lembar peta yang bersangkutan. Dengan demikian, dengan melihat lokasi suatu
titik pada atau di antara garis kontur dengan nilai ketinggian tertentu, ketinggian
titik tersebut sangat mudah ditentukan. Peta kontur ini menunjukkan sifat
kuantitatif, artinya disamping dapat untuk mengetahui ketinggian dapat pula
digunakan untuk mengetahui jarak sebenarnya antara ua titik, besarnya sudut
lereng, menghitung volume dsb.
Dalam pekerjaan geologi lapangan, salah satu kegunaan utama peta
topografi adalah untuk mengeplot lokasi pengamatan. Apabila di lapangan
ditemukan suatu singkapan atau stasiun pengamatan yang balk, maka sangatlah
penting lokasi tersebut diplot dengan benar (tepat) ke dalam peta lapangan.
Kesalahan dalam pengeplotan lokasi dapat menimbulkan permasalahan yang
serius.
Ada beberapa cara untuk mengeplot lokasi, antara lain sebagai berikut:
a. Dengan membaca medan berdasarkan landmark yang jelas, seperti muara
sungai, pinggir kali di kaki bukit dan sebagainya. Untuk memudahkan cara
ini peta sebaiknya diorientasikan dulu, artinya peta diletakkan menurut
mata angin yang sebenarnya, kemudian medan dibaca.
Peta Satuan Relief : didasarkan pada perbedaan konfigurasi kontur. Oleh karena
relief salah satu pengontrolnya adalah ketahanan batuan terhadap erosi, maka
dengan melihat jumlah satuan relief dapat diduga berapa satuan batuan yang bakal
dihadapi di lapangan dan bagaimana perkiraan batas-batasnya. Namun jumlah
satuan dan batas-batas prakiraan ini masih harus dicek kebenarannya di lapangan.
Peta Prakiraan Bencana, yang berupa peta yang menunjukkan daerah yang
berpotensi terkena bencana banjir maupun gerakan tanah. Untuk peta daerah
berpotensi banjir dapat dibuat dengan melihat dataran sekitar sungai yang
ketinggiannya tidak melebihi satu kontur diatas permukaan sungai yang ada.
Sedangkan untuk kemungkinan gerakan tanah dibuat pada daerah yang
menunjukkan kontur yang rapat.
5. Persiapan Administratif:
Persiapan administratif yang diperlukan untuk pernetaan geologi adalah
ijin dari instansi yang bersangkut paut. dengan kerja lapangan. Ijin harus diurus
ditingkat Propinsi, Kabupaten, Kecamatan dan Desa (Kelurahan). Pada waktu
pengurusan ijin, disamping ke instansi yang langsung terkait (Pernda Propinsi
atau Kabupaten) supaya disempatkan untuk mencari informasi tambahan ko
Bappeda, Dinas PU, Dinas Kehtanan, Dinas Pariwisata dan lain-lain yang
berkaitan untuk memperoleh data sekunder.
RECONNAISSANCE DAN FUNGSINYA PADA PEMETAAN GEOLOGI
1. Pengertian dasar tentang Reconnaissance:
Pada awal pekerjaan lapangan geologi, terutama pada daerah baru,
sebelum suatu pekerjaan pemetaan detail dimulai, selalu dilakukan pekerjaan
orientasi atau pengenalan. Pekerjaan geologi yang disebut orientasi adalah
kegiatan yang bertujuan untuk mengenal dari dekat daerah yang akan dipetakan
atau diteliti, dilakukan dengan cara mengikuti jalur yang tertentu. Pengenalan ini
dilakukan dengan cara menjelajah dan mengamati kondisi medan dan kondisi
geologi secara umum dari daerah yang dilewati oleh jalur tersebut.
Orientasi atau yang sering disebut sebagai survei pendahuluan
(reconnaissance survey) dimaksudkan untuk memperoleh gambaran tentang
kondisi medan kerja, pencapaiannya serta kondisi geologi secara umum. Setelah
gambaran umum tersebut diperoleh, maka dapat segera diketahui tingkat kesulitan
pencapaian daerah serta tingkat kesulitan dalam pengamatan singkapan.
Pengetahuan ini sangat diperlukan agar dalam pekerjaan sesungguhnya nanti
dapat dipilih metode, teknik dan peralatan yang tepat, sehingga pekerjaan
pemetaan geologi di daerah tersebut dapat berlangsung secara efektif dan efisien.
Penentuan lintasan survei yang tepat dan mewakili kondisi daerah tersebut.
b. Penentuan cara yang paling tepat untuk mengatasi kesulitan yang mungkin timbul
dalam pengamatan singkapan.
c.
Perencanaan teknik penempuhan untuk lokasi yang jauh atau sulit, misalnya
apakah perlu dengan sepeda motor, mobil, bis, angkudes, naik truk, naik sampan
atau jalan kaki.
f.
Perencanaan waktu kerja yang optimal agar dicapai hasil yang baik dengan jalan
membagi daerah menjadi beberapa daerah prioritas kerja.
Seberapa :
Pertanyaan ini menyangkut segi kuantitatip kornponen batuan atau obyek geologi
yang lain, misainya :
f. Tempat dimana dari titik itu bisa diamati dan diukur kondisi bentang alam
sekitar tempat. seperri ini misalnya di puncak suatu bukit dimana justru
tidak ada singkapan batuan maupun struktur tetapi justru dari situ bisa
dibuat sketsa morfologi daerah sekitar.
g. Tempat yang letaknya di peta topografi yang digunakan sebagai dasar
kerja, sudah lebih dari 4 cm dari STA terdekat.
PROSEDUR KERJA PENGAMATAN DAN PEREKAMAN DATA
1. Prosedur Kerja di suatu tempat Pengamatan.
a. Penetapan tempat yang akan diamati.
Tentukan lokasi pengamatan di lapangan berdasar kenampakan yang ada di
sekitamya. Lokasi tersebut dicoba dicari letaknya di peta dasar kerja.
b. Tetapkan kriteria kelayakan titik tersebut.
Pastikan bahwa calon titik pengamatan tersebut memenuhi satu atau lebih dari 7
kriteria kelayakan suatu titik pengamatan.
c. Dekati calon titik pengamatan tersebut.
Amati dengan seksama segala unsur, gejala dan proses geologi yang ada di tempat
itu, periksa apa yang ada di sekelilingnya untuk melihat kemungkinan pelamparan
gejala yang ada.
d. Jauhi calon titik pengamatan.
Kalau mungkin ke tempat yang lebih tinggi agar pandangan ke arah titik tersebut
serta daerah sekitamya menjadi lebih lapang/jelas. Dari jauh perhatikan apakah
titik yang dijauhi tersebut sudah merupakan lokasi yang terbaik, ataukah ada titik
lain yang labih baik atau lebih lengkap. Kalau ada coba dari jauh diusahakan
untuk menentukan hubungan antara apa yang ada di titik pertama dan titik kedua.