You are on page 1of 19

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Transportasi merupakan suatu kegiatan pemindahan manusia atau barang
dengan menggunakan wahana yang digerakkan oleh manusia atau mesin.
Transportasi digunakan untuk memudahkan manusia untuk melakukan aktivitas
sehari-hari. Banyak ahli telah merumuskan dan mengemukakan pengertian
transportasi. Para ahli memiliki pandangannya masing-masing yang mempunyai
perbedaan dan persamaan antara yang satu dengan yang lainnya. Kata
transportasi berasal dari bahasa latin yaitu transportare yang mana trans berarti
mengangkat atau membawa. Jadi transortasi adalah membawa sesuatu dari satu
tempat ketempat yang lain. Menurut Salim (2000) transportasi adalah kegiatan
pemindahan barang (muatan) dan penumpang dari suatu tempat ke tempat lain.
Dalam transportasi ada dua unsur yang terpenting yaitu pemindahan/pergerakan
(movement) dan secara fisik mengubah tempat dari barang (comoditi) dan
penumpang ke tempat lain.1
Transportasi atau pengangkutan merupakan bidang kegiatan yang sangat
penting dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Dengan menyadari pentingnya
peranan transportasi, maka lalu lintas dan angkutan jalan harus ditata dalam suatu
sistem transportasi nasional secara terpadu dan mampu mewujudkan ketersediaan

1http://yunieapocalipse.blogspot.co.id/2011/06/studi-tentang-transportasi.html, diunduh
tanggal 3 Desember 2015

jasa transportasi yang sesuai dengan tingkat kebutuhan lalu lintas dan pelayanan
angkutan yang tertib, nyaman, cepat, lancar dan berbiaya murah.2
Manusia sebagai mahluk sosial mempunyai banyak kebutuhan yang harus
dipenuh untuk kesejahteraan hidupnya. Kebutuhan tersebut tidak dapat terpenuhi
dalam satu lokasi, oleh karena itu manusia memerlukan transportasi untuk
melakukan perpindahan orang dan/atau barang dari satu tempat ketempat yang
lain dengan menggunakan kendaraan.3
Sarana transportasi yang ada di darat, laut, maupun udara memegang
peranan vitaldalam aspek sosial ekonomi melalui fungsi distribusi antara daerah
satu dengan daerah yang lain. Distribusi barang, manusia, dll. akan menjadi lebih
mudah dan cepat bila sarana transportasi yang ada berfungsi sebagaimana
mestinya sehingga transportasi dapat menjadi salah satu sarana untuk
mengintegrasikan berbagai wilayah di Indonesia. Melalui transportasi penduduk
antara wilayah satu dengan wilayah lainya dapat ikut merasakan hasil produksi
yang rata maupun hasil pembangunan yang ada.
Kegiatan angkutandaratdengankendaraanbermotor mulai dipergunakan
untuk pelayanan umum selain digunakan untuk pribadi. Angkutan/Kendaraan
pribadididefinisikan sebagai angkutan yang menggunakan kendaraan pribadi,
seperti mobil pribadi, sepeda motor, sepeda, tapi bisa juga menggunakan bus
yang biasanya digunakan untuk keperluan pribadi. Angkutan pribadi merupakan
2Abdulkadir Muhammad, Hukum Pengangkutan Niaga, Citra Aditya Bakti, Bandung :
1998,Hal 7

3AbbasSalim, Manajemen Transportasi, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta : 2000, Hal 45

lawan kata angkutan umum.4 SedangkanAngkutan umum merupakan salah satu


media transportasi yang digunakan masyarakat secara bersama-sama dengan
membayar tarif. Angkutan umum merupakan lawan kata dari 'kendaraan
pribadi'.5Transportasi dengan menggunakan kendaraan pribadi biasanya lebih
mahal dari transportasi menggunakan angkutan umum karena alasan efisiensi
angkutan umum yang lebih baik.
Angkutan
umumuntukkendaraanberodaempatdidaratsepertibiskotaatauantar
travel,

taksi,

angguna

(angkutan

serba

guna),

kota/

angkudes

pulau,

(angkutan

pedesaan),dansebagainyamulaibanyakterjadidenganwaktu.Halinidiatur

oleh

pemerintah dalam bentukundang-undang lalu lintas angkutan jalan(UULLAJ).


Haltersebutdiaturdalamizin

trayek,izinusaha

angkutan,izinoperasional,

kelayakanangkutan umum besertapersyaratan lainyangditentukan.


Apabila sudah memenuhi persyaratan dalam UULLAJ tentanglalu
lintas

dan angkutan jalan maka kendaraan beroda empat layak dijadikan

angkutanumum

resmidenganpelatnomorberwarnakuning.Pelatnomorkuning

diberikankepada

kendaraanberodaempatyang

berartibolehdioperasionalkansebagaiangkutan

umum.Selain

itukendaraanberodaempatyangmenggunakanpelatnomorkuning sudah dilengkapi


asuransi

kendaraan

maupun

penumpang.Kenyataannyaangkutan

asuransi
umum

jiwa
resmi

terhadap
banyak

awakdan
mengalami

4 https://id.wikipedia.org/wiki/Kendaraan_pribadi, diunduh tanggal 4 Desember 2015


5 https://id.wikipedia.org/wiki/Angkutan_umum, diunduh tanggal 4 Desember 2015

permasalahan transportasi khususnya persaingan dengan

armada kendaraan

berodaempatpribadiyangberpelatnomorhitam.
Kendaraanpribadidenganpelat

hitamtidakseharusnya

dipergunakansebagaiangkutanumumakantetapisebagai
angkutanpribadisesuaidenganketentuanUULLAJ.Banyaknya
sebagaiangkutanumumdariharike

mobilpribadi

harimengakibatkanpersaingantidaksehat

dengan angkutan umumresmi. Di pihakangkutan umum resmi, kendaraanyang


menggunakanpelatberwarna

hitamdianggapmelakukanpenyerobotanyaitu

mengambilbagianrezekiataupenumpangyang

seharusnyadidapatolehangkutan

umum resmi.
Selainitu

mobil

pribadisebagaiangkutanumumdapatmenerapkantarifangkutan
penumpang

karenatidakmengacupadaketentuantarifyang

UULLAJ.

Ketentuan

resmiberpelatkuning.Ditambahlagi
jiwa,halinidapatmerugikan

sendiriterhadap
ditentukan

oleh

tarifhanyaberlakubagiangkutanumum
penumpang

penumpang

tidakdijamindenganasuransi

sebagaikonsumen.Konsumenadalah

setiap penggunabarang atau jasauntuk kebutuhan diri sendiri, keluarga atau


rumahtanggadantidakmengambiluntukmemproduksibarang
memperdagangkannyakembali.Mobil
cenderung

pribadiyangdijadikanangkutanumum

tidak membayar retribusi, tidak masuk terminal dan tidak

menggunakanjasa

pelayananujikendaraan.Merekatidakmempunyaiaturan

dalamsoalitu,sehinggapemerintahdirugikan.Jika
danayang

ataujasalainatau

mungkindiperolehpemerintahcukup

semuanyamemenuhiaturan,
besar.Ditambahlagidayajelajah

kendaraan

yang

bisamasukkotadanpelosokyang

tidakbisadimasukiangkutan

umum resmi.
Membahas tentang angkutan-angkutan darat yang saat ini terdapat
berbagai masalah salah satunya tentang keberadaan kendaraan pribadi (mobil)
yang pada saat ini marak digunakan sebagai angkutan umum khususnya di
wilayah kota Palu provinsi Sulawesi Tengah. Penggunaan kendaraan pribadi
(Mobil) berplet hitam sebagai kendaraan angkutan umum menimbulkan banyak
persoalan seperti tidak memiliki izin trayek,izinusaha angkutan,izinoperasional,
kelayakanangkutan umum besertapersyaratan lainyangditentukan. Dengan kata
lain kendaraan pribadi (mobil) yang berplat hitam tidak layak untuk beroprasi
sebagai angkutan umum.
Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas maka disusunlah skripsi ini
dengan judul Analisis Yuridis Terhadap Kendaraan Pribadi (Mobil) Yang
TidakMemiliki IzinSebagai Angkutan Umum (Studi Kasus Di Kota Palu).
Dengan maksud agar memberikan penjelasan tidak layaknya kendaraan pribadi
(mobil) berplat hitam digunakakan sebagai angkutan umum.
B. Rumusan Masalah
Sesuai penjelasan dalam rumusan masalah maka dapat diuraikan beberpa
rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apa yang menjadi penyebab kendaraan pribadi banyak di pergunakan
sebagai angkutan umum?
2. Bagaimana penanganan terhadap kendaraan pribadi yang menjadi
angkutan umum di kota Palu?
C. Tujuan Penulisan

1. Untuk Mengetahui apa yang menjadi penyebab kendaraan pribadi banyak


di pergunakan sebagai angkutan umum.
2. Untuk mengetahui penanganan terhadap kendaraan pribadi yang menjadi
angkutan umum di kota Palu.
D. Mamfaat Penulisan
1. Manfaat Teoritis
Memberikan sumbangan pemikiran bagi pengembangan ilmu hukum
pada umumnya, serta terkhusus dalam hukum pidana dalam kaitannya
terhadap tindak pidana korupsidalam peraturan perundang-undangan di
Indonesia terutama yang terdapat dalam KUHP dan Undang-undang Nomor
20 Tahun 2001 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi, serta guna
menambah literatur dan bahan-bahan informasi ilmiah mengingat Undangundang Nomor 20 Tahun 2001 tentan Pemberantasan tindak Korupsi masalah
bagaimanakah bentuk-bentuk pemberian yang tergolong dalam tindak pidana
gratifisi danapakahpemberian fasilitas seksual (gratifikasi seksual) tergolong
tindak pidana gratifiksi dalam tindak pidana korupsi.
2. Manfaat Praktis
a. Guna mengembangkan penalaran dan membentuk pola pikir yang dinamis
sekaligus untuk mengetahui kemampuan penulis dalam menerapkan ilmu
yang diperoleh selama megikuti perkuliahan di Fakultas Hukum
Universitas Tadulako.
b. Memberi jawaban atas permasalahan yang diteliti
c. Hasil penulisan ini diharapkan dapat membantu dan memberi masukan
kepada semua pihak yang membutuhkan pengetahuan terkait masalah
yang diteliti.
E. Metode Penelitian
Dalam mencari data mengenai suatu masalah, diperlukan suatu metode
yang bersifat ilmiah yaitu metode penelitian yang sesuai dengan permasalahan

yang akan diteliti. Metode adalah suatu cara atau jalan yang harus dilakukan
untuk mencapai tujuan dengan menggunakan alat-alat tertentu. Sedangkan
penelitian adalah suatu usaha untuk menemukan, mengembangkan dan menguji
kebenaran suatu pengetahuan, gejala atau hipotesa, usaha mana dilakukan dengan
menggunakan metode ilmiah.6 Dengan demikian pengertian metode penelitian
adalah cara yang teratur dan terpikir secara runtut dan baik dengan menggunakan
metode ilmiah yang bertujuan untuk menemukan, mengembangkan maupun guna
menguji kebenaran maupun ketidakbenaran dari suatu pengetahuan, gejala atau
hipotesa.
1. Jenis Penelitian
Mengacu pada judul dan perumusan masalah, maka penelitian ini
termasuk ke dalam kategori penelitian normatif yaitu penelitian yang
dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka atau data sekunder yang terdiri
dari bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan bahan hukum tersier.
Bahan-bahan tersebut disusun secara sistematis, dikaji, kemudian ditarik
suatu kesimpulan dalam hubungannya dengan masalah yang diteliti.
Metode penelitian hukum normatif atau metode penelitian hukum
kepustakaan adalah metode atau cara yang dipergunakan di dalam penelitian
hukum yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka yang
ada.7Penelitian yang dilakukan bersifat deskriptif yaitu menggambarkan
gejala-gejala di lingkungan masyarakat terhadap suatu kasus yang diteliti,
6Sutrisno Hadi, Metode Penelitian, Andi Ofset, Jakarta : 1989, Hal. 4.
7Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan
Singkat, Cet-11, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta :2009, Hal. 1314.

pendekatan yang dilakukan yaitu pendekatan kualitatif yang merupakan tata


cara penelitian yang menghasilkan data deskriptif.Digunakan pendekatan
kualitatif oleh penulis bertujuan untuk mengerti atau memahami gejala yang
diteliti.8
2. Jenis Data
Jenis data yang dipergunakan dalam penelitian ini berupa data
sekunder, yaitu data atau informasi hasil penelaahan dokumen penelitian serupa
yang pernah dilakukan sebelumnya, bahan kepustakaan seperti buku-buku,
literatur, koran, majalah, jurnal maupun arsip-arsip yang sesuai dengan
penelitian yang akan dibahas. Menurut Soerjono Soekanto, data sekunder di
bidang hukum ditinjau darikekuatan mengikatnya dapat dibedakan menjadi tiga
yaitu: bahan hukum primer, bahan hukum sekunder, bahan hukum tersier.9
1. Bahan Hukum Primer
Bahan Hukum Primer yaitu bahan-bahan hukum yang mengikat, yang
dalam hal ini adalah Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) dan
Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan.
2. Bahan Hukum Skunder
Bahan hukum skunder ialah yang memberikan penjelasan mengenai
bahan hukum primer, seperti: Hasil karya ilmiah para sarjana, Hasil-hasil
penelitian, Bahan Hukum Tersier atau penunjang, yaitu bahan yang
memberikan petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan
8Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, UI Press , Jakarta : 1986), Hal. 32
9Soerjono Soekanto, Metode Penelitian Hukum, Rajawali Press, Jakarta 2001, Hal 13.

bahan hukum sekunder, misalnya bahan dari media internet, kamus,


ensiklopedi, indeks kumulatif dan sebagainya.
3. Sumber Data
Sumber data merupakan tempat di mana dan ke mana data dari suatu
penelitian dapar diperoleh. Dalam penelitian ini, sumber data yang digunakan
adalah sumber data sekunder berupa Buku-buku, jurnal-jurnal hukum, artikelartikel hukum, Undang-undang serta skripsi hukum. Kegunaan bahan hukum
skunder adalah memberikan kepada peneliti semacam petunjuk ke arah
mana peneliti akan melangkah.10
Selain sumber data yang berupa undang-undang negara maupun
peraturan pemerintah, data juga diperoleh dari makalah-makalah, buku-buku
referensi dan artikel media massa yang mengulas tentang Kendaraan Pribadi
(mobil) berplat hitam yang digunakan sebagai angkutan umum.
4. Teknik Pengumpulan Data
Sehubungan dengan jenis penelitian yang merupakan penelitian normatif
maka untuk memperoleh data yang mendukung, kegiatan pengumpulan data
dalam penelitian ini adalah dengan cara pengumpulan (dokumentasi) data-data
sekunder. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan studi kepustakaan untuk
mengumpulkan dan menyusun data yang berhubungan dengan masalah yang
diteliti.
5. Teknik Analisis Data

10Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, Edisi Revisi, Kencana Pranadamedia


Group, Jakarta: 2005, Hal 195-196

Agar data yang terkumpul dapat dipertanggung jawabkan dan dapat


menghasilkan jawaban yang tepat dari suatu permasalahan, maka perlu suatu
teknik analisis data yang tepat. Analisis data merupakan langkah selanjutnya
untuk mengolah hasil penelitian menjadi suatu laporan. Analisis data adalah
proses pengorganisasian dan pengurutan data dalam pola, kategori dan uraian
dasar, sehingga akan dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis
kerja. Berdasarkan judulnya, maka teknik analisis data yang digunakan adalah
content analysis atau analisis isi, berupa teknik yang digunakan dengan cara
melengkapi analisis dari suatu data sekunder. Menurut Krippendorf, analisis
isi yaitu serangkaian metode untuk menganalisa isi segala bentuk komunikasi
dengan mereduksi seluruh isi komunikasi menjadi serangkaian kategori yang
mewakili hal-hal yang ingin diteliti.

BAB II
GAMBARAN UMUM TENTANG KENDARAAN UMUM DAN
KENDARAAN PRIBADI BESERTA IZIN KENDARAAN MEJADI
ANGKUTAN UMUM DAN PELANGGARAN PLAT HITAM SEBAGAI
ANGKUTAN UMUM
A. Pengertian Kendaraan Umum
Angkutan pada dasarnya adalah sarana untuk memindahkan orang dan /
atau barang dari satu tempat ke tempat lain. Menurut Warpani, bahwa
angkutan umum penumpang adalah angkutan penumpang yang dilakukan
dengan sistem sewa atau membayar11 Juga dikatakan bahwa yang termasuk
dalam pengertian angkutan umum penumpang adalah mobil penumpang umum.

Dari sumber lain, dikatakan bahwa angkutan umum adalah setiap


kendaraan yang biasanya disediakan untuk dipergunakan oleh umum
dengan pembayaran tarif12.
Tujuannya membantu orang atau kelompok orang menjangkau berbagai
tempat yang dikehendaki atau mengirimkan barang dari tempat asalnya ke
tempat tujuannya. Prosesnya dapat dilakukan dengan menggunakan sarana
angkutan berupa kendaraan. Sementara angkutan umum Penumpang
adalah angkutan penumpang yang menggunakan kendaraan umum

11 Abdulkadir Muhammad, Hukum Pengangkutan Darat, Laut, dan Udara, PT.


Citra AdityaBakti, Bandung, 1991, Halaman 19.

12 2 Abdulkadir Muhammad, Hukum Pengangkutan Darat, Laut, dan Udara, PT.


Citra AdityaBakti, Bandung, 1991, Halaman 20.

yang dilakukan dengan sistem sewa atau bayar. Termasuk dalam


pengertian angkutan umum penumpang adalah angkutan kota (bus,
minibus, dsb), kereta api, angkutan air, dan angkutan udara. Angkutan
Umum Penumpang bersifat massal sehingga biaya angkut dapat
dibebankan

kepada

lebih

banyak

orang

atau

penumpang

yang

menyebabkan biaya per penumpang dapat ditekan serendah mungkin.


Karena merupakan angkutan massal, perlu ada kesamaan diantara para
penumpang, antara lain kesamaan asal dan tujuan. Kesamaan ini dicapai dengan
cara pengumpulan di terminal dan atau tempat perhentian.
Transportasi digunakan untuk memudahkan manusia dalam melakukan aktivitas
sehari-hari. Transportasi dibagi menjadi 3, yaitu transportasi darat, laut, dan
udara. Angkutan jalan adalah kendaraan

yang diperbolehkan untuk

menggunakan jalan, menurut Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1993


tentang Kendaraan dan Pengemudi disebutkan:
Sepeda Motor adalah kendaraan bermotor beroda 2 (dua), atau 3 (tiga) tanpa
rumahrumah baik dengan atau tanpa kereta samping.
Mobil Penumpang adalah setiap kendaraan bermotor yang dilengkapi sebanyakbanyaknya 8 (delapan) tempat duduk tidak termasuk tempat duduk pengemudi,
baik dengan maupun tanpa perlengkapan pengangkutan bagasi.
Mobil Bus adalah setiap kendaraan bermotor yang dilengkapi lebih dari 8
(delapan) tempat duduk tidak termasuk tempat duduk pengemudi, baik dengan
maupun tanpa perlengkapan pengangkutan bagasi.
Mobil Barang adalah setiap kendaraan bermotor selain dari yang termasuk dalam
sepeda motor, mobil penumpang dan mobil bus.
Seiring berjalannya waktu pengangkutan darat dengan kendaraan bermotor untuk
keperluan umum sudah banyak dijumpai, angkutan umum kendaraan bermotor
untuk roda empat seperti bus, taksi dan lain sebagainya sudah mulai mewabah.
Keberadaan angkutan umum tersebut sudah diatur secara detail baik undang-

undang ataupun Peraturan Pemerintah yaitu mulai dari izin usaha, trayek,
operasional sampai pada kelayakan kendaraan bermotor untuk operasi untuk
umum. Pada hakikatnya untuk menjadi angkutan umum plat kuning, sebuah
mobil harus memenuhi persyaratan yang terdapat di dalam Undang-Undang
Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, apabila sudah
memenuhi persyaratan yang dimaksud maka kendaraan bermotor tersebut layak
dijadikan angkutan umum resmi dengan plat kuning Bagi para pengguna
angkutan umum pun seharusnya bisa memilih mana yang baik dan mana yang
tidak, kendaraan bermotor plat kuning yang sudah memenuhi persyaratan sudah
pasti. dilengkapi asuransi, baik asuransi kendaraan maupun asuransi jiwa
terhadap para penumpang sebagai konsumen.
B. Pengertian Kendaraan Pribadi

Angkutan pribadi adalah angkutan yang menggunakan kendaraan


pribadi, seperti mobil pribadi, sepeda motor, sepeda, tapi bisa juga
menggunakan bus yang biasanya digunakan untuk keperluan pribadi.
Angkutan pribadi merupakan lawan kata angkutan umum. Transportasi
dengan menggunakan kendaraan pribadi biasanya lebih mahal dari
transportasi menggunakan angkutan umum karena alasan efisiensi
angkutan umum yang lebih baik.
Penggunaan angkutan pribadi bermotor di Indonesia ditandai dengan
Tanda Nomor Kendaraan Bermotor yang berlatar belakang hitam dengan
tulisan berwarna putih sedangan angkutan umum menggunakan Tanda
Nomor Kendaraan Bermotor yang berlatar belakang kuning.
Dalam kasus ini penulis lebih condong membahas kendaraan pribadi
khususnya mobil, karena mobil merupakan sarana transportasi umum yang
banyak di gunakan oleh masyarakat khususnya daerah kota palu. Adapun

pengertian Mobil itu sendiri yaitu menurut kamus besar bahasa indonesia
yaitu kendaraan darat yang digerakkan oleh tenaga mesin, beroda empat
atau lebih (selalu genap), biasanya menggunakan bahan bakar minyak
(bensin atau solar) untuk menghidupkan mesinnya. Mobil kependekan dari
otomobil yang berasal dari bahasa Yunani 'autos' (sendiri) dan Latin
'movre' (bergerak).13

Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah

Nomor :01 Tahun 2011 Tentang Pajak Daerah Dalam pasal 1 butir 11
mengatakan bahwa : Kendaraan Bermotor Pribadi adalah setiap kendaraan
bermotor yang dimiliki/dikuasai baik orang pribadi atau badan yang
dipergunakan untuk kepentingan pribadi atau badan.
Dan di butir 14 mengatakan bahwa : Kepemilikan adalah hubungan
hukum antara orang pribadi atau badan dengan kendaraan bermotor yang
namanya tercantum di dalam bukti kepemilikan atau dokumen yang sah
termasuk Buku Pemilikan Kendaraan Bermotor.
dari penjelesan peraturan daerah diatas dan kenyataan yang kita lihat di
sulawesi tengah khususnya kota palu banyaknya kendaraan pribadi yang
menjadi angkutan umum namun tidak memiliki izin untuk menjadi
angkutan umum
C. Izin Kendaraan Menjadi Angkutan Umum
Cara Memperoleh Perijinan Menjadi Angkutan Umum Pada prinsipnya
Lalu Lintas dan Angkutan Jalan diselenggarakan dengan tujuan: terwujudnya
pelayanan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang aman, selamat, tertib, lancar,
dan terpadu dengan moda angkutan lain untuk mendorong perekonomian
nasional, memajukan kesejahteraan umum, memperkukuh persatuan dan
13 Kamus besar bahasa indonesia

kesatuan bangsa, serta mampu menjunjung tinggi martabat bangsa,


terwujudnya etika berlalu lintas dan budaya bangsa; dan terwujudnya
penegakan hukum dan kepastian hukum bagi masyarakat.
Perijinan angkutan umum menurut Keputusan Menteri Perhuhungan
Nomor km 35 Tahun 2003 sebagaimana tercantum didalam pasal 33 dibagi 2,
yang pertama ijin usaha angkutan serta ijin trayek atau ijin operasi. Dalam ijin
usaha angkutan itu sendiri penyelenggaraan angkutan orang dengan kendaraan
umum dapat dilakukan oleh:
1. Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha Milik Daerah
2. Badan Usaha Milik Swasta Nasional
3. Koperasi
4. Perorangan Warga Negara Indonesia
Untuk melakukan usaha angkutan wajib memiliki ijin usaha angkutan
sebagaimana yang tercantum dalam pasal 33 huruf a, ijin usaha angkutan dapat
digunakan untuk mengusahakan angkutan orang dalam trayek serta angkutan
orang tidak dalam trayek
Persyaratan untuk memperoleh ijin usaha angkutan sebagaimana yang
tercantum didalam pasal 36 Keputusan Menteri Perhubungan tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
2. Memiliki akte pendirian perusahaan bagi pemohon yang berbentuk badan
usaha, akte pendirian koperasi bagi pemohon yang berbentuk koperasi,
tanda jati diri bagi pemohon perorangan
3. Memiliki surat keterangan domisili perusahaan
4. Memiliki surat ijin tempat usaha (SITU)
5. Pernyataan kesanggupan untuk memiliki atau menguasai 5 kendaraan
bermotor untuk pemohon yang berdomisili di Pulau jawa, Sumatera dan
Bali.

6.

Pernyataan kesanggupan untuk menyediakan fasilitas penyimpanan


kendaraan

Pasal 37 sendiri sudah jelas menerangkan bahwa permohonan ijin usaha


angkutan sebagaimana dimaksud dalam pasal 35, pengajuannya dapat diajukan
kepada:
1. Bupati atau Walikota sesuai domisili perusahaan, baik untuk kantor pusat
maupun kantor cabang
2. Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta untuk pemohon yang berdomisili
di Daerah Khusus Ibukota Jakarta
Kegiatan angkutan umum wajib memiliki ijin trayek sebagaimana
dijelaskan dalam pasal 42 Keputusan Menteri Perhubungan yaitu terdapat
dalam pasal 42 yang berbunyi:
1. Untuk melakukan kegiatan angkutan dalam trayek sebagaimana dimaksud
dalam pasal 16, wajib memiliki ijin trayek
2. Ijin trayek sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), merupakan satu
kesatuan dokumen yang terdiri dari:
a. surat keputusan izin trayek, yang sekurangkurangnya memuat:
1. nomor surat keputusan;
2. nama perusahaan;
3. nomor induk perusahaan;
4. nama pimpinan perusahaan atau penanggung jawab;
5. alamat perusahaan atau penanggung jawab;
6. masa berlaku izin;
b. surat keputusan pelaksanaan izin trayek, yang sekurang-kurangnya
memuat:
1. nomor surat keputusan;
2. nama perusahaan;
3. kode trayek yang dilayani;
4. jumlah kendaraan yang diizinkan;
5. umlah perjalanan perhari;
6. sifat pelayanan;
7. masa berlaku izin;

c. lampiran surat keputusan berupa daftar kendaraan, yang sekurangkurangnya memuat:


1. nomor surat keputusan;
2. nama perusahaan;
3. nomor induk kendaraan;
4. tanda nomor kendaraan;
5. nomor uji;
6. merk pabrik;
7. tahun pembuatan;
8. daya angkut orang;
9. kode trayek yang dilayani;
10. kode pelayanan;
d. kartu pengawasan kendaraan, yang sekurangkurangnya memuat:
1. nomor surat keputusan;
2. nomor induk kendaraan;
3. nama perusahaan;
4. masa berlaku izin;
5. trayek yang dilayani;
6. tanda nomor kendaraan;
7. nomor uji;
8. daya angkut orang;
9. daya angkut bagasi;
10. kode trayek yang dilayani
e. surat pernyataan kesanggupan untuk mentaati kewajiban sebagai
pemegang izin trayek, yang ditandatangani pemohon dan diketahui
pejabat pemberi izin.
D. pelanggaran Plat Hitam sebagai Angkutan Umum
Benyaknya mobil pribadi sebagai angkutan umum dari hari ke hari
mengakibatkan persaingan tidak sehat dengan angkutan umum resmi. Di pihak
angkutan umum resmi, kendaraan tersebut dianggap mengambil bagian rezeki
atau penumpang yang seharusnya didapat oleh angkutan umum resmi
(penyerobotan).
Di sulawesi tengah khususnya dareah kota palu penyerobotan
merupakan Salah satu pelanggaran yang dapat merugikan para angkutan
umum resmi. baik

penumpang di daerah terminal maupun di jalan raya.

Angkutan umum yang tidak memiliki ijin trayek cenderung berada di luar
terminal, karena walaupun tidak membayar retribusi pun, mereka masih dapat

mencari penumpang. Hal ini selain merugikan angkutan umum resmi, juga
merugikan pemerintah.

Karena bagi angkutan resmi, penumpang

yang

seharusnya mencari angkutan umum di dalam terminal, ternyata diserobot


terlebih dahulu oleh angkutan umum yang tidak memiliki ijin trayek tersebut.
Dan bagi pemerintah, angkutan umum yang tidak memiliki ijin trayek,
sangatlah merugikan karena angkutan yang tanpa trayek tersebut cenderung
berada di luar terminal, sehingga pendapatan pemerintah dari retribusi
terminal sangatlah berkurang.
Mobil
pribadi yang dijadikan angkutan umum cenderung tidak
membayar retribusi, tidak masuk terminal dan tidak manggunakan jasa
pelayanan uji kendaraan khususnya di daerah sulawesi tengah . Mereka tidak
mempunyai aturan dalam soal itu, sehingga pemerintah kota palu dirugikan.
Jika semuanya memenuhi aturan, dana yang mungkin diperoleh pemerintah
cukup besar. Ditambah lagi daya jelajah kendaraan tersebut yang bisa masuk
kota dan pelosok yang tidak bisa dimasuki angkutan umum resmi.
angkutan umum resmi di kota palu banyak mengalami permasalahan
transportasi khususnya persaingan dengan armada kendaraan bermotor pribadi
dengan pelat nomor hitam. Kendaraan tersebut tidak seharusnya dipergunakan
sebagai angkutan umum akan tetapi sebagai angkutan pribadi sesuai dengan
ketentuan UULLAJ.
Selain itu angkutan umum yang belum memiliki trayek tersebut
dapat menerapkan tarif angkutan semaunya pada penumpang, karena tidak
mengacu pada ketentuan tarif yang ditentukan oleh Undang-undang Lalu
Lintas dan Angkutan Jalan. Ketentuan tarif

tersebut hanya berlaku bagi

angkutan umum resmi saja. Ditambah lagi penumpang tidak dijamin dengan
asuransi jiwa. Hal ini dapat merugikan penumpang selaku konsumen

DAFTAR PUSTAKA KOMPOSISI BAB


BAB I PENDAHAHULUAN
A.
B.
C.
D.
E.

LATAR BELAKANG
RUMUSAN MASALAH
TUJUAN PENULISAN
MANFAAT PENULISAN
METODE PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG KENDARAAN UMUM DAN


KENDARAAN PRIBADI BESERTA IZIN KENDARAAN MEJADI
ANGKUTAN UMUM DAN PELANGGARAN PLAT HITAM SEBAGAI
ANGKUTAN UMUM
A.
B.
C.
D.

PENGERTIAN KENDARAAN UMUM


PENGERTIAN KENDARAAN PRIBADI
IZIN KENDARAAN MENJADI ANGKUTAN UMUM
PELANGGARAN PLAT HITAM SEBAGAI ANGKUTAN UMUM

BAB III ANALISIS YURIDIS TERHADAP KENDARAAN PRIBADI YANG


TIDAK MEMILIKI IZIN SEBAGAI ANGKUTAN UMUM (STUDI KASUS
DI KOTA PALU)
A. PENYEBAB KENDARAAN PRIBADI BANYAK DI PERGUNAKAN
SEBAGAI ANGKUTAN UMUM
B. PENANGANAN TERHADAP KENDARAAN PRIBADI YANG
MENJADI ANGKUTAN UMUM DI KOTA PALU
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA

You might also like