Professional Documents
Culture Documents
LAPORAN PENDAHULUAN
DECOMPENSASI CORDIS
Di susun oleh :
RAVITMAN
P27220008 - 106
DECOMPENSASI CORDIS
A. PENGERTIAN
Decompensasi cordis adalah kegagalan jantung dalam upaya untuk
mempertahankan peredaran darah sesuai dengan kebutuhan tubuh.(Dr. Ahmad
ramali.1994)
Dekompensasi kordis adalah suatu keadaan dimana terjadi penurunan
kemampuan fungsi kontraktilitas
fungsi
paling
1
Penyebab kegagalan jantung dikategori
kepada tiga penyebab :
1. Stroke volume : isi sekuncup
2. Kontraksi kardiak
3. Preload dan afterload
Meliputi :
a.
Kerusakan
langsung
pada
jantung
(berkurang
kemampuan
C. KLASIFIKASI
decompensai cordis terbagi atas dua macam meliputi :
1.
berkurangnya
curah
jantung
pada
gagal
jantung
mengakibatkan pada akhir sistol terdapat sisa darah yang lebih banyak dari
keadaan keadaan normal sehingga pada masa diastol berikutnya akan
bertambah lagi mengakibatkan tekanan diastol semakin tinggi, makin lama
terjadi bendungan didaerah natrium kiri berakibat tejadi peningkatan
tekanan dari batas normal pada atrium kiri (normal 10-12 mmHg) dan
diikuti pula peninggian tekanan vena pembuluh pulmonalis dan pebuluh
darah kapiler di paru, karena ventrikel kanan masih sehat memompa darah
terus dalam atrium dalam jumlah yang sesuai dalam waktu cepat tekanan
hodrostatik dalam kapiler paru-paru akan menjadi tinggi sehingga
berbaring
dan
dapat
dikurangi
pada
saat
duduk
atau
aktivitas
Patofisiologi
Regurgitasi
Aorta/cacat
septum
Perikarditis. Temponade
dan infark
Preload
meningkat
Contractcility menurun
Stenosis
aorta/hipertensi
Afterload
meningkat
Pemendekan
miokard
1. Pengisian LV
( LVEDP)
3. Rsidual
2.Gangguan irama: AF
cairan/darah
Turbulensi ( LAEDP)
( LVEDP)
CO
Backward failur
Forward failur
Trombus
Emboli dinding
p.d kapiler
1. HR ,
Vaskuler
Ggn aktivitas
Gg perfusi Jaringan
Ke otak
Gangguan
pola nafas
2.Takhipnue
3.Peristaltik turun
Ke ginjal
Penurunan
GFR
Jaingan Perifer
Cyanoisi
Gangguan
pemenuhan nutrisi
Ggn eliminasi
bab
Diaporesis
Gg kesadaran
(Resiko CO2 di otak)
(odem serebri cedera)
TIK
Kelebihan
volume cairan
Intoleransi
aktivitas
atau
trigliserida
serum
meningkat
menunjukkan
arterisklerosis.
G. PENGOBATAN
Pada dasarnya pengobnatan penyakit decompensasi cordis adalah sbb:
1. pemenuhan kebutuhan oksigen
a. pengobatan faktor pencetus
b. istirahat
2. perbaikan suplai oksigen /mengurangi kongesti
a. pengobatan dengan oksigen
b. pengaturan posisi pasien demi kelancaran nafas
c. peningkatan kontraktilitas myocardial (obat-obatan inotropis positif)
d. penurunan preload (pembatan sodium, diuretik, obat-obatan, dilitasi
vena)
e. penurunan afterload (obat-obatan dilatasi arteri, obat dilatasi
arterivena, inhibitor ACE
Penatalaksanaan medis
Menurut Smetlzer (2002:790) : Tujuan dari penatalaksanaan medis
adalah memperkecil kerusakan jantung sehingga mengurangi terjadinya
komplikasi.
Kerusakan
jantung
diperkecil
dengan
cara,
segera
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Survey primer dalam asuhan keperawatan kritis (RSUD Dr.Moewardi, 2008)
adalah :
a. Sirkulasi
1) Tekanan darah.
2) Nadi.
3) Suhu.
4) Abnormalisasi warna kulit : pucat, kebiruan, eritema, ikterik,
kehilangan pigmen, merah.
5) Henti jantung : bradycardi, tachycardi.
6) Capilary refill: < 2 detik, > 2 detik.
7) Kehilangan cairan dalam jumlah besar : muntah, diare.
8) Perdarahan : tidak terlihat, terlihat : 500 cc, > 500cc
9) Luka bakar: luas, grade.
b. Airway
1) Bebas, ada obstruksi: parsial/total, penyebab obstruksi: darah, lendir,
lidah jatuh.
2) Normal, suara nafas karena obstruksi: snoring, gurling, growing,
stridor.
3) Kondisi utama sevikal/spine control: bebas, jelas, fraktur.
4) Penggunaan otot bantu pernafasan
5) Sianosis : di sekitar mulut/mukosa, kuku
c. Breathing
1) Respirasi berapa kali per menit, regular/irregular
2) Gerakan otot pernafasan tambahan
3) Suara abnormal : wheezing, ronkhi, krekles, friction rub pleural.
4) Eupnea, bradipnoe, cheyne stokes, apnoe, takhipnoe
c. Disability
1) Kesadaran.
2) Nilai GCS E, M,V, total GCS.
10
kerja,
takipneu, dispneu.
b. Sirkulasi
Gejala: Menyatakan memiliki riwayat demam reumatik hipertensi,
kongenital: kerusakan arterial septal, trauma dada, riwayat murmur
jantung dan palpitasi, serak, hemoptisisi, batuk dengan/tanpa sputum,
riwayat anemia, riwayat shock hipovolema.
Tanda: Getaran sistolik pada apek, bunyi jantung; S1 keras, pembukaan
yang keras, takikardia. Irama tidak teratur; fibrilasi arterial.
c. Integritas Ego
Tanda: menunjukan kecemasan; gelisah, pucat, berkeringat, gemetar. Takut
akan kematian, keinginan mengakhiri hidup, merasa tidak berguna.
kepribadian neurotik,
d. Makanan/Cairan
Gejala: Mengeluh terjadi perubahan berat badan, sering penggunaan
diuretik.
Tanda: Edema umum, hepatomegali dan asites, pernafasan payah dan bising
terdengar crackles dan wheezing.
e. Neurosensoris
Gejala: Mengeluh kesemutan, pusing
Tanda: Kelemahan
11
f. Pernafasan
Gejala: Mengeluh sesak, batuk menetap atau nokturnal.
Tanda: Takipneu, bunyi nafas; crackles, wheezing, sputum
berwarna
12
d. Bunyi nafas
e. Auskultasi jantung
f. Tingkat kesadaran
g. Kesulitan bernafas dan kelaian nadi
3. Diagnose dan Tindakan keperawatan
a. Gangguan pertukaran gas b.d kongesti paru sekunder perubahan membran
kapiler alveoli dan retensi cairan interstisiil.
Tujuan : Mempertahankan ventilasi dan oksigenasi secara adekuat, PH darah
normal, PO2 80-100 mmHg, PCO2 35-45 mm Hg, HCO3 3 1,2
TINDAKAN
1. Kaji kerja pernafasan ( frekwensi, irama
, bunyi dan dalamnya )
a. Berikan tambahan O2 6 lt/mnt
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
RASIONAL
Untuk
mengetahui
tingkat
efektivitas fungsi pertukaran gas.
Untuk
mengetahui
tingkat
Pantau saturasi (oksimetri) PH, BE,
oksigenasi pada jaringan sebagai
HCO3 (dengan BGA)
dampak adekuat tidaknya proses
pertukaran gas.
Kongesti
yang
berat
akan
efektif dan nafas dalam
memperburuk proses perukaran gas
Lakukan balance cairan
sehingga berdampak pada timbulnya
Batasi intake cairan
hipoksia.
Evaluasi kongesti paru lewat radiografi
Kolaborasi :
13
Untuk
mengetahui
tingkat
gangguan pengisisna sistole ataupun
e.
Periksa BGA dan SaO2
diastole
Kalium
sebagai
salah
satu
komponen terjadinya konduksi yang
dapat menyebabkan timbulnya kontraksi
otot jantung.
14
RASIONAL
hepar
pada
Mengetahui
derajat
hipoksia pada otak
Mengetahui
derajat
hipokalsemia dan peningkatan tahanan
perifer
Mengetahui
pengaruh
hipoksia terhadap fungsi saluran cerna.
serta dampak penurunan elektrolit.
Sebagai dampak gagal
jantung, kanan jika berat akan ditemuka
adanya tanda kongesti
Untuk
mengetahui
keadekuatan fungsi dan vaskularisasi
sescara keseluruhan. Jika terjadi
dekompensasi ditambah komplikasi Hb
rendah, Ht tinggi akan memeperberat
gangguan perfusi. Gangguan perfusi
yang berat (PCO2 tinggi) akan
mengurangi aliran darah ke ginjal
sehingga ginjal dapat mengalami
gangguan fungsi yang dapat dimonitor
dari peningkatan kadar BUN, Sc.
15
RASIOANAL
Peningkatan
cairan
dapat
membebani fungsi ventrikel kanan yang
2. Kaji distensi vena jugularis
dapat dipantau melalui pemeriksaan
tekanan vena jugularis.
16
Evaluasi
tanda
vital
kemajuan akitivitas terjadi
5.
6.
saat
RASIONAL
jantung.
Untuk
meningkatkan
venus return
Meningkatkan kontraksi
otot sehingga membantu venus return.
Pertahankan penambahan O2
sesuai pesanan
7.
Selama aktivitas kaji EKG,
Untuk
meningkatkan
dispnoe, sianosis, kerja nafas dan
oksigenasi jaringan
frekwensi nafas serta keluhan
Melihat
dampak
dari
subyektif.
aktivitas terhadap fungsi jantung.
8.
Berikan diet sesuai pesanan
(pembatasan air dan Na ).
17
f. Resiko gangguan pemenuhan nutrisi b.d nafsu makan menurun dan intake
kurang.
Tujuan : Setelah di rawat selama 3 hari klien mau makan, porsi makanan
yang disediakan habis.
PERENCANAAN
- Jelaskan tentang manfaat makan bila
dikaitkan dengan kondisi klien saat ini.
- Anjurkan agar klien makan makanan
yang disediakan di RS.
- Beri makanan dalam keadaan hangat dan
porsi kecil serta diit TKTPRG
RASIONAL
- Dengan pemahaman klien akan lebih
kooperatif mengikuti aturan.
- Untuk menghindari makanan yang
justeru dapat menggaggu proses
penyembuhan klien.
- Untuk meningkatkan selera dan
mencegah
mual,
mempercepat
perbaikan kondisi serta mengurangi
beban kerja jantung.
- Kolaborasi
- Activan 2 X 1
RASIONAL
- Untuk membina hubungan saling percaya
- Untuk memberikan jaminan kepastian
tentang, langkah-langkah tindakan yang
akan diberikan sehingga klien dan
keluarga lebih pasti.
- Untuk dapat menemukan jalan keluar dari
masalah yang dihadapi klien sehingga
dapat mengurangi beban psikologis klien.
- Sebagai anti cemas
18
DAFTAR PUSTAKA
Tabrani, (1998), Agenda Gawat Darurat Jilid 2, Penerbit Alumni Bandung
Guyton, (1991), Fisiologi Manusia, EGC, Jakarta
Barbara Engram, (1995), Perawatan Medikal Bedah, EGC, Jakarta
Dongoes M.E, Marry F, Alice G (1997) Nursing Care Plans, F.A davis Company,
Philadelphia.
Carpennito L.J (1997), Nursing Diagnosis, JB. Lippincot, New York
Hudak & Gallo (1997), Keperawatan Kritis Pendekatam Holistik, Penerbit EGC,
Jakarta.
Price Sylvia A ( 1993) , Patofisiologi, Penerbit EGC, Jakarta.
Lily ismudiati rilanto dkk, (2001). Buku Ajar Kardiologi, penerbit Fakultas
Kedokteran Unversitas Indonesia, GayaBaru Jakarta.
Long. C.B (1996) Medical Surgical. Nursing. CV. Mosby St Louis, USA