You are on page 1of 5

TUGAS MATA KULIAH TOPIK KHUSUS PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM)

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

RIO DARMAWAN I.
NIM. 24014041
MAGISTER STUDI PEMBANGUNAN
2014

Indeks Pembangunan Manusia (IPM)


Indeks Pembangunan Manusia merupakan indikator komposit yang digunakan untuk
mengukur pencapaian pembangunan manusia suatu wilayah melalui tiga dimensi pokok
pembangunan manusia, yaitu lamanya hidup, pengetahuan dan standar hidup layak.
Lamanya Hidup (Longevity)
Angka harapan hidup tersebut dihitung dengan menggunakan masukan data Anak Lahir
Hidup (ALH) dan Anak Masih Hidup (AMH), dibantu paket program Mortpack, dengan
pendekatan tak langsung (indirect) metode Trussel dengan model West yang dianggap sesuai
dengan kondisi Indonesia merujuk 3-4 tahun dari tahun survei.
Tingkat Pendidikan
Komponen tingkat pendidikan diukur dari dua indikator, yaitu angka melek huruf dan ratarata lama sekolah.
Angka melek huruf adalah persentase dari penduduk 15 tahun ke atas yang bisa
mambaca dan menulis huruf latin dan huruf lainnya terhadap jumlah penduduk usia 15
tahun atau lebih. Indikator angka melek huruf ini diberi bobot dua per tiga.
Bobot sepertiga sisanya diberikan pada indikator rata-rata lama sekolah, yaitu rata-rata
jumlah tahun yang telah dihabiskan oleh penduduk 15 tahun ke atas di seluruh jenjang
pendidikan formal yang pernah dijalani.
Adapun rumus untuk menghitung rata-rata lama sekolah adalah :
MYS = fi*Ysi / fi
Dimana ;

MYS : Rata-rata lama sekolah


fi
: Jumlah penduduk berumur 15 tahun ke atas menurut jenjang
pendididkan tertinggi yang ditamatkan
Ys i : Tahun konversi + kelas tertinggi yang pernah/sedang diduduki -1.

Tingkat Hidup Layak


Tingkat hidup Layak atau standar hidup, dalam publikasi ini didekati dengan menggunakan
pengeluaran riil perkapita yang telah disesuaikan. Data dasar yang digunakan bersumber dari
data Modul Susenas. Kemudian data pengeluaran perkapita tersebut disesuaikan dan
kemudian dideflate dengan suatu indeks harga untuk memperoleh pengeluaran riil perkapita.
Indeks harga yang digunakan adalah Indeks Harga Konsumen (Comsumer Price Index/CPI).
Selanjutnya nilai riil tersebut dibagi dengan paritas daya beli Purchasing Power Parity
(PPP) untuk memperoleh nilai rupiah yang sudah disetarakan antar daerah.
Nilai daya beli atau PPP untuk setiap daerah yang merupakan harga suatu kelompok barang,
relatif terhadap harga barang yang sama di daerah yang telah ditetapkan sebagai standar.
Dimana pada penghitungan ini yang digunakan sebagai standar harga adalah harga di Jakarta
Selatan.
Adapun penghitungan PPP adalah sebagai berikut:
PPP = E(i;j) / P(9;j) * Q(i;j)

Dimana ;

E (i;j) : pengeluaran untuk komoditi j di daerah i


P (9;j) : harga komoditi j di DKI Jakarta
Q (i;j) : volume komoditi j (unit) yang dikonsumsi di daerah i

Penghitungan PPP didasarkan pada harga 27 komoditas yang ditanyakan pada Modul
Susenas. Langkah terakhir adalah menyesuaikan nilai pengeluaran riil perkapita dengan harga
yang sudah distandarkan tersebut melalui Formula Atkinson, yang dirumuskan sebagai
berikut :
C (i)* = C(i)

di mana,
C(I) =
Z =

jika C(i) < Z

= Z + 2(C(i) Z) (1/2)

jika Z < C(i) < 2Z

= Z + 2(Z) (1/2)+ 3(C(i) 2Z) (1/3)

jika 2Z < C(i) < 3Z

= Z + 2(Z) (1/2)+ 3(Z) (1/3)+4(C(i) 3Z) (1/4)

jika 3Z < C(i) < 4Z

Konsumsi per kapita riil yang telah disesuaikan dengan PPP/unit


Threshold atau tingkat pendapatan tertentu yang digunakan sebagai batas
kecukupan yang dalam laporan ini nilai Z ditetapkan secara arbiter
sebesar Rp 547.500,- per kapita setahun, atau Rp 1.500,- per kapita per
hari.

Metode Penghitungan IPM :


Indeks Pembangunan Manusia disusun dari tiga komponen yaitu:
1. Peluang hidup (longevity) yang diukur dengan rata-rata usia harapan hidup pada saat
lahir;
2. Akses terhadap pengetahun (knowledge) yang diukur dengan prosentase kemampuan
baca tulis orang dewasa (dengan bobot dua per tiga) dan tingkat partisipasi bersekolah
(dengan bobot sepertiga), yang diperoleh dari rasio gabungan pendaftaran bersekolah
dari tingkat dasar hingga sekolah lanjutan atas;
3. Standar hidup yang layak (descent living), yang diukur dengan pengeluaran per kapita
dalam paritas daya beli yang telah disesuaikan (PPP Rupiah).
IPM = 1/3 [X(1) + X(2) + X(3)] ............. (1)

Dimana ;

X 1 : Indeks Harapan Hidup


X 2 : Indeks Pendidikan = 2/3 (Indeks Melek Huruf) + 1/3 (Indeks rata-rata
lama sekolah)
X 3 : Indeks paritas daya beli

Tabel 1. Nilai Maksimum dan Minimum Komponen IPM


Indikator Komponen IPM
(=X(I))

Nilai
maksimum

Nilai
Minimum

85

25

100

Sesuai standar global (UNDP)

15

Sesuai standar global (UNDP)

732.720 a)

360.000 b)

UNDP menggunakan PDB per


kapita riil yang disesuaikan

Angka Harapan Hidup


Angka Melek Huruf
Rata-rata lama sekolah
Paritas Daya Beli
Catatan:

a)

Catatan
Sesuai standar global (UNDP)

Proyeksi pengeluaran riil/unit/tahun untuk propinsi yang memiliki angka tertinggi (Jakarta) pada tahun
2018 setelah disesuaikan dengan formula Atkinson. Proyeksi mengasumsikan kenaikan 6,5 persen per
tahun selama kurun 1993-2018.

b)

Penyesuaian garis kemiskinan lama dengan garis kemiskinan baru

Masing-masing indeks komponen IPM tersebut merupakan perbandingan antara selisih suatu
nilai indikator dan nilai minimumnya dengan selisih nilai maksimum dan nilai minimum
indikator yang bersangkutan. Rumusnya dapat disajikan sebagai berikut ;
Indeks X(i)= [X(i) - X(i)min ] / [X(i)maks - X(i)min] ............. (2)

dimana :
X(1)

: Indikator ke-i (i = 1, 2, 3)

X(2)

: Nilai maksimum X(i)

X(3)

: Nilai minimum X(i)

Nilai maksimum dan nilai minimum indikator X(i) disajikan pada tabel 1
Ilustrasi Penghitungan IPM
Sebagai ilustrasi penghitungan dapat diambil contoh Pemerintah Kota Bandung Tahun 2013
(angka sementara) yang memiliki data sebagai berikut :
Angka harapan Hidup
: 73,83
Angka melek huruf
: 99,62
Rata-rata lama sekolah
: 10,81
Konsumsi per kapita riil yang disesuaikan : 588,14 (ribu rupiah)
Berdasarkan data tersebut maka dapat dihitung indeks masing-masing komponen
menggunakan persamaan (2) :
Indeks angka harapan hidup : (73,83 25) / (85 25) = 0,8138
Indeks angka melek huruf
: (99,62 0) / (100 0) = 0,9962
Indeks rata-rata lama sekolah : (10,81 0) / (15 0) = 0,7207
Indeks pendidikan : 2/3 (0,9962) + 1/3 (0,7207) = 0,9043
Indeks Konsumsi per kapita riil yang disesuaikan :
(588,14 300) / (732,72 300) = 0,6659

Akhirnya angka IPM dapat dihitung menggunakan persamaan (1) :


IPM = 1/3 (0,8138 + 0,9043+ 0,6659) = 0,7946 (Angka sementara)
Sebagai catatan, Untuk memudahkan dalam membaca angka IPM disajikan dalam ratusan
(dikalikan 100) sehingga IPM Pemerintah Kota Bandung pada tahun 2013 adalah 79,46
(angka sementara).

Sumber :
www.bps.go.id

You might also like