You are on page 1of 5

PORTOFOLIO

Kasus 1 : Medik
Topik: Sindroma Nefrotik
Tanggal (Kasus) : Maret 2015
Presenter : dr. Fajriani Kurnia Rosdi
Tanggal Presentasi : April 2015
Pendamping : dr. Ervinna D. Harahap
Tempat Presentasi : Ruang Rapat CSSD RSU Nurdin Hamzah
Objektif Presentasi :
Keilmuan
Keterampilan
Penyegaran
Tinjauan
Pustaka
Diagnostik
Manajemen
Masalah
Istimewa
Bayi
Anak
Remaja
Dewasa
Lansia
Bumil
Neonatus
Deskripsi : Seorang anak perempuan, 10 tahun, demam tinggi mendadak dan terus
menerus.
Tujuan : Untuk mengetahui gambaran klinis, diagnosis banding dan diagnosis Sindroma
Nefrotik
Bahan Bahasan :
Tinjauan Pustaka
Riset
Kasus
Audit
Cara membahas
Diskusi
Presentasi dan diskusi
Email
Pos
Data Os :

Nama : An. M Umur : 14 tahun Pekerjaan : Pelajar SMP


No. Reg
Alamat : Dendang Agama : Islam
052045
Bangsa : Indonesia
Nama RS: RSU Nurdin Hamzah Telp :
Terdaftar sejak : Maret 2015
Data utama untuk bahan diskusi:
1. Diagnosis / Gambaran Klinis: Sindroma Nefrotik
2. Riwayat Pengobatan :
Os sudah berobat ke Puskesmas Kampung Laut tetapi tidak ada perubahan.
3. Riwayat Kesehatan / Penyakit :
Riwayat penyakit dengan keluhan sama disangkal
4. Riwayat Keluarga : Riwayat keluarga dengan keluhan yang sama disangkal.
5. Riwayat Pekerjaan : Os masih sebagai pelajar SMP
6. Lain-lain : Daftar Pustaka:
1. Suhendro, Nainggolan L, Chen K, Pohan HT. Demam berdarah dengue Dalam: Sudoyo,
A. et.al. (editor). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III. Edisi 5. Jakarta: Pusat
Penerbitan IPD FKUI, 2009 : 2773-9.
2. Dengue Guidelines for Diagnosis, Treatment, Prevention, and Control. World Health
Organization, 2009. (http://whqlibdoc.who.int/publications/2009/9789241547871_eng.pdf, ,
Diakses 1April 2015).
3. Hadinegoro SRH, Soegijanto S, Wuryadi S, Suroso T. Tata Laksana Demam Berdarah
Dengue di Indonesia. Jakarta: Depkes RI Dirjen Pemberantasan Penyakit Menular dan
Penyehatan Lingkungan, 2004.
4. Demam Berdarah Dengue. Dalam: Standar Penatalaksanaan Ilmu Kesehatan Anak
Bagian Ilmu Kesehatan Anak RSMH. Palembang, 2010 dan 2012.
Hasil Pembelajaran

1. Mengetahui Gambaran Klinis SN


2. Mengetahui Diagnosis Banding SN
3. Mengetahui Diagnosis SN

1. Subjektif
Keluhan Utama : Sembab dari wajah sampai kaki
Riwayat Penyakit Sekarang :
Sejak 9 hari SMRS, os mengeluh sembab . Demam timbul mendadak tinggi dan terus
menerus, tidak disertai menggigil dan berkeringat. Mual (+), muntah (-), nyeri menelan (-),
dan nafsu makan berkurang. BAK dan BAB tidak ada keluhan.
Sejak 2 hari SMRS, os masih demam tinggi. Os juga mengalami mimisan. Nyeri
kepala (+), nyeri di belakang bola mata (+), nyeri di bagian ulu hati (+), mual (+), kurang
nafsu makan, dan minum sedikit. Badan terasa pegal-pegal (+), nyeri pada otot badan dan
sendi dirasakan pasien tetapi tidak begitu hebat. Muncul bintik-bintik merah di badan (-).
BAB dan BAK tidak ada keluhan.
1 hari SMRS, os masih mengalami keluhan yang sama. Os juga mengeluh muntah
bercampur darah. Muntah ini terjadi 3 kali dalam sehari, darah berwarna merah kehitaman
dan kental, jumlahnya 2 sendok makan. Keluhan ini baru pertama kali dialami, dan tidak
ada riwayat batuk lama. Kemudian os dibawa berobat ke Puskesmas Kampung Laut dan
diberi 5 macam obat (infuse cairan RL 10 tetes per menit, parasetamol tablet, kalnex tablet
dan antasida sirup). Setelah minum obat, panas badan menurun kemudian panas timbul
kembali. Lalu os dirujuk ke RSU Nurdin Hamzah.
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat penyakit dengan keluhan sama disangkal
Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat keluhan yang sama disangkal
Riwayat Pengobatan
Riwayat minum obat-obatan tertentu (sakit kepala, panas badan) dalam waktu lama
disangkal
2. Objektif
Pemeriksaan Fisik:
Keadaan umum
Keadaan umum
Kesadaran
Nadi
Pernafasan
Suhu axilla
Berat Badan

: tampak sakit sedang


: compos mentis
: 88x/menit
: 20 x/menit,
: 37 C
: 60 kg

Keadaan Spesifik
Kepala : normosefail, simetris, rambut hitam tidak mudah dicabut.
Mata : edema palpebra (+/+), konjungtiva anemis (-/-), Sklera ikterik (-/-), RC (+/+)
3mm/3mm, pupil bulat isokor.
Telinga : normotia, sekret tidak ada
Hidung : deviasi, sekret, epitaksis, deformitas tidak ada
Tenggorokan : arkus faring simetris, tidak hiperemis, tonsil T1/T1
Leher : Pembesaran KGB (-).
Thorax :
Pulmo:
I : Dada simetris kanan dan kiri saat statis dan dinamis, retraksi (-).
P : Stem fremitus kanan sama dengan kiri, nyeri tekan (-)
P : Sonor pada kedua lapang paru, nyeri ketok di dada (-).
A: Vesikuler (+) normal, ronkhi (-), wheezing (-)
Cor:
I : iktus cordis tidak terlihat
P : iktus cordis tidak teraba
P : batas jantung atas ICS II, batas jantung kanan ICS V linea sternalis, batas
jantung kiri ICS V linea mid klavikula sinistra
A : S1-S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen

: Cembung, lemas, nyeri tekan epigastrium (-), hepar dan lien tidak teraba,
Ballotement (+), timpani, Shifting dullness (+), BU(+) normal

Ekstremitas :
- Superior : Akral hangat, CRT < 2
- Inferior : Akral hangat, CRT < 2

Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium:
Pemeriksaan Darah Rutin
Hb
: 12,4 g/dl
Ht
: 39,6 %
Leukosit
: 4.300 / mm3
Trombosit
: 29.000 / mm3
Eritrosit
: 5,21 juta / mm
Pemeriksaan Kimia Klinik
Kolesterol
: 423
Albumin
: 1,8

Urin
Protein

: +4

3. Assessment
Seorang An. D, perempuan, usia 10 tahun datang dengan keluhan demam sejak 3
hari SMRS. Demam dirasakan timbul mendadak tinggi, terus menerus menerus dan hanya
reda ketika minum obat penurun panas, tidak disertai menggigil dan berkeringat. 2 hari
SMRS os mengalami mimisan. 1 hari SMRS os mengeluh muntah bercampur darah.
Muntah ini terjadi 3 kali dalam sehari, darah berwarna merah kehitaman dan kental,
jumlahnya 2 sendok makan. Selain itu pasien juga mengalami gejala klinis tidak khas
seperti nyeri kepala, nyeri di belakang bola mata, nyeri di bagian ulu hati, mual, kurang
nafsu makan dan pegal-pegal, nyeri pada otot badan dan sendi dirasakan pasien namun
tidak begitu hebat. Os baru pertama kali mengalami keluhan ini. Riwayat sakit malaria,
pergi ke daerah endemis malaria disangkal. Riwayat batuk lama, penyakit kelainan darah,
konsumsi obat obat-obatan tertentu (sakit kepala, panas badan) dalam waktu lama
disangkal. Dari hasil pemeriksaan fisik ditemukan keadaan umum tampak sakit sedang,
kesadaran compos mentis, nadi 112 x/menit, frekuensi pernapasan 22x/menit, suhu
38,1C. Pada pemeriksaan abdomen didapatkan nyeri tekan (+) epigastrium. Ekstremitas
akral hangat, Rumple leed (+) pada tangan kanan, petechie (+) pada tangan kanan.
Dari anamnesis dan pemeriksaan fisik, demam pada pasien ini mengarah Sindroma
Nefrotik. Demam karena malaria dapat disingkirkan karena os mengeluh demam yang
terus menerus, tidak disertai menggigil dan berkeringat. Riwayat sakit malaria, pergi ke
daerah endemis malaria disangkal. Demam chikungunya juga bisa disingkirkan karena,
masa demam os yang lebih lama, keluhan nyeri pada otot badan dan sendi tidak begitu
hebat, serta tidak ditemukan ruam makulopapular dan injeksi konjungtiva. Tidak adanya
riwayat batuk lama, penyakit kelainan darah, konsumsi obat obat-obatan tertentu (sakit
kepala, panas badan) dalam waktu lama menunjukkan keluhan os yang mimisan dan
muntah bercampur darah lebih mengarah karena DBD.
Manifestasi perdarahan merupakan akibat dari replikasi virus dengue yang
menyebabkan terbentuknya kompleks virus-antibodi dalam tubuh pasien. Lalu akan
mengaktivasi sistem komplemen, pelepasan C3a dan C5a menyebabkan peningkatan
permeabilitas dinding pembuluh darah, terjadi kebocoran plasma dan kerusakan endotel
pembuluh darah, agregasi trombosit yang terganggu, terjadi koagulopati konsumtif, dan
penurunan jumlah faktor pembekuan, serta terjadi peningkatan destruksi trombosit oleh
sistem retikulo endotelial yang menyebabkan trombositopenia. Seluruh mekanisme
tersebut bisa mengakibatkan timbulnya manifestasi perdarahan.
Dari hasil pemeriksaan penunjang, semakin mendukung ke arah diagnosis DBD..
Pada pemeriksaan laboratorium darah rutin dijumpaikadar hemoglobin 12,4 g/dl,
hematokrit 39,6 %, trombosit 29.000/mm3 dan leukosit : 4.300 / mm3. Pemeriksaan

laboratorium sebenarnya masih belum lengkap, pemeriksaan limfosit plasma biru


sebaiknya juga dilakukan untuk membuktikan etiologi DBD. Pemeriksaan faal hemostasis
perlu dilakukan untuk memastikan tidak adanya kelainan pada pembekuan darah.
Dari anamnesis, pemeriksaan fisik dan didukung oleh pemeriksaan penunjang
maka pasien ini telah memenuhi 4 kriteria diagnosis DBD yang ditetapkan oleh WHO
1997. Dan berdasarkan derajat spektrum klinisnya, pada pasien ini dapat digolongkan
DBD derajat II, yaitu terdapat keluhan demam disertai gejala tidak khas, uji torniquet (+)
dan perdarahan spontan yaitu riwayat epitaksis dan muntah bercampur darah. Sedangkan
menurut WHO 2009, pada pasien ini terdapat warning sign , yaitu berupa riwayat muntah
darah, nyeri abdomen, mual persisten, dan penurunan trombosit.
Oleh karena adanya warning signs maka tatalaksana pada pasien ini termasuk
dalam kelompok B (penanganan di rumah sakit/rawat inap). Pasien diberikan terapi utama
yaitu terapi cairan sesuai protap (5-7 ml/kgBB/jam selama 1-2 jam). Selain itu, pasien juga
diberikan terapi simtomatik, motovasi banyak minum serta dilakukan observasi tandatanda perbaikan ataupun perburukan pasien.
4. Plan
Diagnosis :
Sindroma Nefrotik
Penatalaksanaan :
Rawat Jalan
Prednison 10-6-5
Captopril 2x6,25 mg
Osteocal 1x1
Prognosis :
Quo ad vitam
: Dubia ad bonam
Quo ad fungsionam
: Dubia ad bonam
Quo ad sanationam
: Dubia ad bonam

You might also like