You are on page 1of 3

Journal Reading

Manifestasi oral anemia aplasia pada anak


Abstrak
Latar belakang. Beberapa studi mengenai manifestasi oral anemia aplasia (AA) pada anak telah
dilaporkan. Tujuan studi penulis adalah untuk menjelaskan lesi oral pada anak dengan AA
Metode. Penulis melakukan review retrospektif menggunakan rekam medis pada anak yang
didiagnosis AA dan diterapi di Pediatric Service of the Regional Hospital of Concepcin,
Chili, antara Maret 1996 dan Mei 2001. Rumah sakit tersebut mempunyai riwayat pasien dengan
lesi mukosa oral dan menilai jumlah platelet dan neutrofil pada saat lesi oral tersebut muncul.
Hasil. Dua belas anak (sembilan laki-laki dan tiga perempuan) didiagnosis AA. Umur mereka
sekitar 3 sampai 12 tahun (umur pertengahan, 7 tahun). Sembilan subjek menerima terapi
imunosupresif, dan tiga lainnya hanya menerima terapi suportif. Manifestasi oral paling umum
adalah perdarahan, yang berkembang paling banyak pada pasien dengan jumlah platelet kurang
dari 25 x 109 sel/liter. Manifestasi oral yang kedua dan ketiga tersering adalah candidiasis dan
infeksi virus secara berturut-turut.
Kesimpulan. Anak dengan AA sering menunjukkan manifestasi oral. Pencegahan, diagnosis
awal, dan terapi yang tepat komplikasi oral adalah penting untuk mengurangi morbiditas dan
mencegah hasil fatal yang mungkin terjadi.

Anemia aplasia (AA) merupakan diskrasia darah yang jarang di mana terdapat pansitopenia
darah perifer berasal dari kurangnya atau absennya produksi sel darah di sumsum tulang dan
jaringan hemapoeitik normal pada sumsum tulang yang digantikan dengan sumsum lemak.
Insiden AA diperkirakan dua kasus baru setiap 1 juta manusia per tahun. Penyakit ini jarang pada
anak-anak dan umur terbanyak antara 3 dan 5 tahun. Gangguan tersebut dapat diwariskan,
idiopatik atau didapat; penyebab AA termasuk terapi radiasi, asupan obat-obatan dan bahan
kimia, infeksi virus, thymoma, kehamilan, dan hemoglobuniuria paroksismal nocturnal.

Bagaimanapun, tentunya, pengobatan dan hasilnya berhubungan dengan derajat keparahan


depresi hematopotik daripada penyebab AA.
Latar belakang
Anemia aplasia dengan derajat berat didefinsikan dengan dua atau tiga criteria: jumlah
neutrofil kurang dari 0,5 x 109 sl/liter (500 sel/mm3), jumlah platelet kurang dari 20 x 10 9 sel/L
(20.000 sel/mm3) dan jumlah retikulosit kurang dari 1 persen. Ketika jumlah retikulosit kurang
dari 0,2 x 109 sel/L (200 sel/mm3), penyakit digolongkan sangat berat. Progenitor hematopoetik
sel darah merah dan sel darah putih yang dewasa dan megakariosit hampir tidak ada.
Transplantasi sumsum tulang (BMT) dan terapi imunosupresif merupakan terapi utama
yang digunakan pada pasien pediatric. BMT adalah pengobatan pilihan untuk anak dengan
antigen human leukosit-saudara kandung identik, dan terapi imunosupresif adalah pengobatan
pilihan untuk anak lainnya. Terapi imunosupresif dapat mencapai respon yang cukup besar
karena imunitas AA berasal dari kegagalan sumsum tulang dihasilkan dari jaringan-spesifik
destruksi organ. Bagaimanapun, pengobatan ini meningkatkan resiko morbiditas pada pasien
tersebut.
Neutropenia, diakibatkan oleh gangguan sumsum tulang dan pengobatan itu sendiri,
membuat peningkatan supseptibilitas terhadap infeksi, dan trombositopenia berakibat memar dan
perdarahan mukosa. Kedua komlikasi ini dapat berhubungan dengan sepsis dan hemoragi,
penyebab utama kematian pasien AA. Rongga mulut merupakan tempat umumnya komplikasi ini
terjadi, dan diagnosis awal dan pengobatan lesi oral penting untuk mengurangi resiko morbiditas
dan mortalitas pasien dengan AA.
Literatur penelitian kami mengungkapkan beberapa studi mengenai manifestasi oral pada
pasien AA. Oleh karena itu, kami mengadakan studi untuk menjelaskan lesi mukosa oral pada
anak dengan AA yang ditangani di Pediatric Service of the Regional Hospital of Concepcin,
Chili.
Subjek dan Metode
Satu dari kami mengadakan review retrospektif menggunakan rekam medis anak yang
sebelumnya didiagnosis dengan AA dan ditangani di Pediatric Service of the Regional Hospital

of Concepcin, Chili, antara Maret 1996 dan Mei 2001. Dia mengumpulkan informasi mengenai
umur pasien, jenis kelamin dan pengobatan medis. Sebagai tambahan,dia mencatat episode lesi
mukosa oral yang berkembang selama menginap di rumah sakit dan menilai jumlah platelet dan
jumlah neutrofil absolut pada saat lesi oral muncul.

You might also like