Professional Documents
Culture Documents
JURUSAN PENJASKESREK
FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA
2014
HALAMAN PENGESAHAN
PROPOSAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
a. Judul Program
: Pelatihan
c. Bidang Kegiatan
d. Identitas Pelaksana
1. Ketua
- Nama
- NIP
: 198410152009121005
- NIDN
: 0015108402
- Pangkat/Gol
- NIP
: 197903172008121005
- NIDN
: 0017037903
- Pangkat/Gol
- NIP
: 197906212008122002
- NIDN
: 0021067910
- Pangkat/Gol
ii
iii
Ringkasan.
Pelatihan Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K) pada Guru-Guru
Pembina dan Anggota PMR Madya se-Kecamatan Banjar, Kabupaten
Buleleng Tahun 2014.
Oleh :
dr. Putu Adi Suputra, S.Ked., M.Kes,Gede Eka Budi Darmawan, S.Pd.,
M.Or dr. Ni Putu Dewi Sri Wahyuni,S.Ked.,M.Kes
Ringkasan.
Pada hari Senin tanggal 18 Agustus 2014 telah dilakukan Kegiatan
pengabdian kepada masyarakat dalam bentuk Pelatihan Pertolongan Pertama pada
Kecelakaan (P3K) pada Guru-Guru Pembina dan Anggota PMR Madya seKecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng Tahun 2014 yang dilaksanakan di Aula
SMP N 1 Banjar. Peserta yang di berjumlah 40 orang berasal dari pembina, dan
PMR Madya Se-Kecamatan Banjar. Adapun tujuan dari program pengabdian ini
adalah: Memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada guru-guru pembina
PMR dan siswa anggota PMR Se- Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng dalam
bidang P3K, Mempersiapkan guru-guru pembina PMR SLTP se-Kecamatan
Banjar, Kabupaten Buleleng yang berkualitas untuk dapat memberikan pembinaan
tentang P3K. Meningkatkan pemahaman , mentalitas dan kesigapan dari setiap
anggota PMR dan guru-guru pembina PMR. Kegiatan ini dibagi menjadi dua sesi,
sesi pertama adalah penyampaian materi dan sesi ke dua adalah praktek.Metode
yang dipergunakan dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah : metode
ceramah, Metode praktek, metode diskusi metode pelatihan dengan pendekatan
modeling. Kegiatan ini telah berhasil meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan
ketrampilan yang dimiliki oleh guru pemibina PMR tentang P3K dan kuantitas
pelatihan P3K bagi para guru pembina dan PMR meningkat.
iv
PRAKATA
Puja dan puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena atas berkat dan rahmat-Nya laporan kegiatan pengabdian masyarakat yang
dilaksanakan di Aula SMP N 1 Banjar dapat terlaksana dengan baik. Laporan
dibuat dengan tujuan untuk mempertanggungjawabkan kegiatan dan memberikan
informasi tentang proses perencanaan dan pelaksanaan dari awal hingga akhir
kegiatan serta hasil yang didapat dari pelaksanaan kegiatan ini. Penulis menyadari
bahwa isi dari laporan ini jauh dari kesempurnaan, sehingga perlu sumbangsih
dari para pembaca terutama hal yang terkait tentang tata tulis dan substansi
laporan. Terlaksananya kegiatan ini dari awal hingga pembuatan laporan berkat
bantuan dari berbagai pihak, melalui kesempatan ini penulis mengucapkan terima
kasih yang sedalam- dalamnya kepada
1.
Prof.Dr. Ketut Suma, M.S selaku ketua LPM Undiksha Singaraja atas
bantuannya dalam hal memberikan fasilitas sehubungan dengan pengurusan
dana untuk pelaksanaan kegiatan.
2.
Prof. Dr. I Nyoman Kanca, M.S selaku dekan FOK Undiksha Singaraja yang
telah memberikan kemudahan dalam pengurusan ijin peminjaman alat-alat
yang dibutuhkan dalam pelaksanaan kegiatan.
3.
Mitra dari UPP dan PMR Madya di Kecamatan Banjar, yang telah
menfasilitasi
dan
memberikan
ijin
menggunakan
lapangan
untuk
5.
Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu atas segala
bantuannya baik pemikiran maupun material pada kegiatan ini
Demikian laporan pengabdian pada masyarakat ini, semoga atas segala
bantuan yang diberikan mendapat imbalan yang sepadan dari Tuhan Yang Maha
Esa.
Singaraja, 27 Agustus 2014
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
Halam Judul.........................................................................................................
ii
Ringkasan ..........................................................................................................
iii
Daftar Isi..............................................................................................................
vi
12
12
12
3.3.Keterkaitan .........................................................................................
13
13
14
14
4.2.Pembahasan ........................................................................................
15
vi
20
3.1.Simpulan ...........................................................................................
20
3.2.Saran ..................................................................................................
20
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN MATERI
LAMPIRAN FOTO KEGIATAN
LAMPIRAN ABSENSI PESERTA
vii
viii
BAB I
PENDAHULUAN
Cedera dan kesakitan dalam bekerja dapat membunuh lebih dari 2 juta orang
setiap tahunnya diseluruh dunia. Setiap orang yang sudah pernah menerima
pelatihan tentang pertolongan pertama berharap ilmu yang sudah diterima tidak
pernah diaplikasikan. Akan tetapi pertolongan pertama yang efektif pada kejadian
kesakitan yang mendadak dapat membuat perbedaan yang signifikan antara hidup
dan mati, penyembuhan cepat dan penyembuhan lama, kecacatan permanen dan
sementara (Dean and Mulligan, 2009).
Pertolongan pertama (first aid) adalah penanganan atau perawatan awal
dari terjadinya suatu penyakit atau kecelakaan. Hal ini dapat biasanya dilakukan
oleh orang yang bukan ahli dalam menangani kejadian sakit atau cedera, sampai
menunggu pengobatan definitif dapat diakses. Penyakit yang dapat sembuh
sendiri atau cedera yang minor tidak perlu memerlukan perawatan medis yang
lebih lanjut, setelah dilakukan pertolongan pertama. Biasanya
terdiri dari
kemanusiaan,
terutama
tugas
kepalangmerahan
sebagaimana
dan siaga
bencana,
jantung dan stroke yang ada di kanada menyarankan bahwa pelatihan P3K
khususnya tentang CPR (cardiopulmonary resuscitation) harus dijadikan undangundang informal yang mengharuskan setiap warga negaranya memiliki
pengetahuan tentang P3K. Di amerika 55 dari 100.000 penduduk menderita
serangan jantung setiap tahunnya, dan ini membuktikan bahwa perlunya bagi
penduduk baik itu siswa maupun masyarakat umum untuk mendapat pengetahuan
dan pelatihan tentang P3K, sehingga mengurangi resiko kematian bagi korban
(Anonim, 2010).
Di berbagai negara pelatihan first aid, dibagi menjadi beberapa level,
bervariasi tergantung dari negara masing-masing dan berapa jam pelatihan yang
diberikan. Sebagai contoh, di kanada pelatihan P3K dibagi menjadi 3 level yaitu
emergency first aid yang diberikan selama 8 jam mencakup pelatihan CPR,
pendarahan, tersedak, dan hal lainnya yang berhubungan dengan kejadian gawat
darurat. Yang kedua adalah standard first aid yang diberikan selama 16 jam
mencakup pelatihan pada emergency first aid ditambah dengan pelatihan tentang
gigitan ular, keracunan,luka bakar, trauma mata, trauma dada, trauma leher. Dan
terakhir adalah medical first responder yang diberikan selama 40 jam. Ini sebagai
bukti bahwa Negara tersebut sangat konsisten dan serius dalam memberikan
pelatihan-pelatihan yang bersifat gawat darurat, guna meningkatkan status
kesehatan masyarakatnya, dengan mengurangi resiko kematian bagi korban (First
Aid, 2010)
Beberapa pengetahuan dan ketrampilan yang diberikan pada saat
pelatihan P3K adalah bagaimana kita menangani korban dengan cedera kepala,
penanganan korban kecelakaan, memindahkan korban dengan cara yang baik dan
benar, penanganan penyakit jantung, penanganan luka bakar, penanganan fraktur
tulang, penanganan tenggelam, sampai tentang penanganan jalan nafas.
Di amerika serikat, jumlah dolar setiap tahun yang dikeluarkan berkaitan
dengan cedera/trauma melampaui 400 miliar dolar, ini termasuk biaya asuransi,
kerugian material, pengeluaran medis dan lain sebagainya. Pada tahun 1990
cedera yang tidak disengaja menyebabkan 3,2 juta kematian dan 312 juta
penderita di seluruh dunia yang memerlukan perhatian. Pada tahun 2000
kematian akan mencapai 3,8 juta dan pada tahun2020, cedera/trauma akan
Banjar tahun 2012, menempati urutan ketiga setelah Singaraja dan Seririt, yaitu
sebanyak 21 kasus dengan 4 orang meninggal.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan beberapa Pembina
PMR pada SLTP se-Kecamatan Banjar dan beberapa siswa SLTP yang ikut
PMR ditemukan bahwa pelatihan-pelatihan P3K yang diberikan oleh PMI sangat
jarang sekali dan hanya 1 orang Pembina dari masing-masing sekolah yang
mendapat pelatihan langsung dari PMI. Beberapa orang pembina mengatakan dan
menyarankan untuk diadakannya pelatihan P3K secara lebih lengkap dan terarah,
karena mereka menganggap pelatihan yang diberikan selama ini sangat kurang
sekali dan rentang waktu diberikan pelatihan cukup lama yaitu setiap 5 tahun,
disamping itu juga jumlah pembina yang dilatih cukup terbatas. Dimana pembina
itu sendiri harus membina sedikitnya 100 orang siswa PMR. Dari 100 orang
siswa PMR tersebut, tidak ada siswa yang mendapat pelatihan langsung dari PMI.
Sehingga perlu diadakannya pelatihan-pelatihan tentang P3K yang bersifat
formal, diluar dari PMI. Dengan tujuan untuk meningkatkan status kesehatan
disekolah masing-masing pada khususnya dan status kesehatan masyarakat pada
umumnya. Serta selalu sigap jika menemukan kejadian gawat darurat, yang perlu
penanganan medis segera, baik itu dijalan, dirumah, dikantor, maupun di sekolah.
Menurut kepala UPP kecamatan banjar memang benar pelatihan-pelatihan P3K
masih dirasakan sangat kurang sekali diberikan baik pada pembina PMR maupun
pada siswa itu sendiri, sehingga bisa berakibat kurang sigapnya anggota PMR
dalam menangani kejadian gawat darurat yang mungkin terjadi baik disekolah
maupun dimasyarakat karena PMR merupakan bagian terdepan bidang kesehatan
baik disekolah maupun dimasyarakat.
1.2 Identifikasi Perumusan Masalah.
Berdasarkan hasil analisis situasi diatas dapat ditemukan beberapa masalah antara
lain :
a. Kurangnya pemahaman dan ketrampilan yang dimiliki oleh guru pemibina
PMR tentang P3K
b. Kurangnya pemahaman dan ketrampilan yang dimiliki oleh PMR tentang P3K
c. Kurangnya kuantitas pelatihan P3K bagi para guru pembina dan PMR
Banjar,
adalah
dapat
meningkatkan
pemahaman,
mental,
pengetahuan, dan keterampilan guru-guru Pembina dan siswa PMR SLTP dalam
bidang P3K sehingga dapat menguasai tentang penanganan korban ditempat
kejadian secara sigap, cepat, dan terarah apabila ditemukan kejadian gawat
darurat.
1.5 Khalayak Sasaran.
Adapun sasaran pada pengabdian pada masyarakat ini adalah para siswa
PMR madya dan guru guru pembina PMR se-Kecamatan Banjar.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
atau
bencana,
kemungkinan
pelaku
penolong
harus
sampai
tindakan
ini
mengakibatkan
cedera
baru
yang
BAB III
METODE PELAKSANAAN
laporan
penyelenggaraan
kegiatan
Pengabdian
pada
Masyarakat
3.2 .Metode Kegiatan.
Metode yang dipergunakan dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah
a. Metode ceramah yaitu untuk menyampaikan materi-materi tentang P3K.
b. Metode praktek atau demonstrasi yaitu untuk mendemonstrasikan
bagaimana menangani korban di tempat kejadian secara sigap dan cepat.
c. Metode diskusi yaitu untuk mendiskusikan kembali materi yang telah
disampaikan sehingga terjadi interaksi timbal balik antara para peserta
dengan peserta dan antara peserta dengan pelatih.
d. Metode pelatihan dengan pendekatan modelling yaitu dengan penerapan
metode pelatihan ini para peserta dapat secara langsung mengikuti
pelatihan tentang P3K dengan memakai alat peraga dan model.
3.3 Keterkaitan.
Institusi yang dilibatkan dalam pengabdian pada masyarakat ini adalah
Dinas Pendidikan Kabupaten Buleleng dalam hal ini adalah UPP Kecamatan
Banjar, SLTP negeri se-Kecamatan Banjar dan Universitas Pendidikan Ganesha
3.4 Rancangan Evaluasi.
Kemampuan, pengetahuan, dan ketrampilan peserta pelatihan akan
dievaluasi dengan tanya jawab dan demonstrasi. Para peserta pelatihan
diharapkan mampu menguasai teori dan praktek tentang pelatihan P3K seperti
(a). materi prinsip dasar P3K, (b). penilaian korban, (c). gangguan umum pada
korban seperti gangguan kesadaran, pernapasan, dan peredaran darah (teori dan
praktek), (d). gangguan lokal pada korban seperti patah tulang, pendarahan dan
luka, (e). resusitasi jantung paru (teori dan praktek), (f) pembalutan dan
pembidaian (teori dan praktek), (g) pengangkutan orang luka (teori dan praktek),
(h) praktek simulasi atau demonstrasi P3K
Keberhasilan penyelenggaraan kegiatan pengabdian masyarakat ini dapat
dilihat dari hasil evaluasi sepanjang pelaksanaan kegiatan yaitu : 1) Ketekunan
dan keterlibatan para peserta pelatihan dalam melibatkan diri pada pelaksanaan
kegiatan pelatihan ini; 2) Terjadinya peningkatan
pemahaman,pengetahuan,
mental dan tentang P3K melalui tugas, tanya jawab, demonstrasi dan pelatihan;
3) Para peserta memiliki pengetahuan dan keterampilan yang cukup dalam
memberikan pembinaan pada siswa masing-masing 4) Indikator keberhasilan
yaitu peserta pelatihan dapat menguasai tentang penanganan korban di tempat
kejadian secara sigap, cepat dan terarah. Dan juga para peserta mengetahui
bagaimana berkoordinasi untuk menangani korban di tempat kejadian.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN.
3. Bidai Traksi
The image cannot be display ed. Your computer may not hav e enough memory to open the image, or the image may hav e been corrupted. Restart y our computer, and then open the file again. If the red x still appears, y ou may hav e to delete the image and then insert it again.
Walau membidai dengan alat atau cara apapun ada ketentuan yang
berlaku pada semua pembidaian.
1. Sedapat mungkin informasikan rencana tindakan kepada penderita
2. Paparkan seluruh bagian yang cedera dan rawat perdarahan bila ada
3. Selalu buka atau bebaskan pakaian pada daerah sendi sebelum membidai.
Buka perhiasan di daerah patah atau di bagian distal
5. Siapkan alat-alat selengkapnya
6. Jangan berupaya merubah posisi bagian yang cedera. Upayakan membidai
dalam posisi ketika ditemukan
7. Jangan berusaha memasukkan bagian tulang yang patah
8. Bidai harus meliputi dua sendi dari tulang yang patah. Ukur bidai pada
anggota badan yang sehat
9. Bila cedera pada sendi, bidai kedua tulang yang mengapit sendi tersebut.
Upayakan juga membidai sendi distalnya.
Akhirnya setelah kegiatan berakhir terungkap bahwa waktu kegiatan selama 1
hari, tidak cukup untuk mempelajari dan mempraktekkan materi pertolongan
pada kecelakaan. PMR madya dan guru pembina harus di bekali dan di ajarkan
praktek berkali-kali terkait pertolongan pertama pada kecelakan, sehingga PMR
madya dan guru pembina PMR menjadi pelaku yang professional dalam
memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan
BAB V.
SIMPULAN DAN SARAN.
5.1 Simpulan.
Beberapa hal yang dapat disimpulkan dari hasil kegiatan P2M ini adalah :
1. Pengetahuan, pemahaman dan ketrampilan yang dimiliki oleh guru
pemibina PMR tentang P3K meningkat.
2. Ketrampilan yang dimiliki oleh PMR tentang penanganan P3K
meningkat.
3. Kuantitas pelatihan P3K bagi para guru pembina dan PMR meningkat.
5.2. Saran-saran.
Beberapa hal yang dapat disarankan dalam kegitan P2M ini adalah :
1. Waktu kegiatan P2M perlu ditambah.
2. Pengetahuan, pemahaman dan ketrampilan PMR madya dan guru
pemibina PMR tentang P3K perlu ditingkatkan lagi.
3. Permasalahan P3K sering terjadi makan perlu dilakukan pelatihan pada
masyarakat dan pihak kepolisian selaku pelaku yang sering menemukan
kecelakaan, sehingga penanganannya bisa professional.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2002, First Aid, Headquarters Department of The Army, The Navy, and
The Air Force, Texas, USA
Saubers, Nadine, 2008, The Everything First Aid Book, Adams Media,
Massachusetts, USA
Wyatt, J.P et al, 2005, Oxford Handbook of Accident and Emergency Medicine,
Oxford University Press
Armstrong, Vivien et al, 2002, Home Emergency Guide, DK Publishing, New
York
Susilo, Juliati dkk, 2008, Pertolongan Pertama Palang Merah Remaja Madya,
Palang Merah Indonesia Pusat, Jakarta
Anonim, 2010, Pros and Cons of First Aid Training?, Canadian Medical
Association Journal, vol. 182, no. 12.
Dean, R and Mulligan, J, 2009, Management of Procedures and Reactions
Following First Aid Nursing Standard, vol. 24, no. 11, pp. 35-39
First Aid, (2010, October 26- last update), Available at :
http://en.wikipedia.org/wiki/First_aid (Accessed : 2013, August 30)
Palang Merah Indonesia, (2008-last update), Available at :
http://www.pmi.or.id/ina (Accessed : 2013, August 30)