You are on page 1of 12

Khutbah Idul Fitri 1435 H:

Kita Tak Bisa Sembunyi










.

:

. :
Alhamdulillah, dengan izin Allah SWT. kita semua bergembira telah dipertemukan
dengan bulan suci Ramadhan. Bulan diwajibkannya shiyam dan diturunkannya AlQuran sebagai hidayah untuk manusia. Bulan penuh berkah dan rahmat serta bulan
pembinaan kaum muslimin menuju derajat muttaqiin.
Banyak sudah pelajaran dan kesadaran yang telah kita dapatkan. Pertama, kita sadar
bahwa Allah selalu bersama kita. Kita tak bisa bersembunyi dan tak ada yang bisa
kita sembunyikan sama sekali. Kita benar-benar sadar, maka saat berpuasa meski di
tempat yang sangat sepi dan kita sendirian tak mungkin kita diam-diam minum air
meski hanya seteguk. Bahkan air sesetes pun kita jaga agar tidak sampai masuk ke
dalam tenggorokan kita. Mengapa? Karena kita sadar bahwa Allah melihat kita. Meski
kita sendirian tetap dilihat Allah. Meski satu tetes juga tetap dilihat oleh Allah. Karena
kita merasa bahwa Allah selalu bersama dengan kita dan kita selalu dilihatnya, maka
meski subuh kurang satu menit kita pun sudah tak mau makan dan minum lagi, dan
begitu juga meski maghrib kurang satu menit kita juga tak mau berbuka. Sungguh luar
biasa. Puasa telah menyadarkan kita akan pengawasan Allah atas diri kita hingga pada
tingkat yang sekecil-kecilnya. Inilah derajat keimanan yang paling tinggi yaitu derajat
ihsan.

Kamu beribadah kepada Allah seakan-akan kamu melihat-Nya. Dan bila kamu tidak
melihat-Nya, maka kamu sadar bahwa Ia melihatmu. (HR. Muslim).
Maasyiral Muslimin rahimakumullah. Tentu kesadaran seperti ini bukan hanya
dimaksudkan saat kita puasa di bulan Ramadhan saja. Tapi hendaknya kita wujudkan
dalam kehidupan kita secara keseluruhan. Di mana pun kita berada. Di kantor atau di
pasar. Di rumah sendiri, atau di hotel saat tak ada istri/suami. Betapa indahnya apabila
semua pejabat, pegawai negeri dan para pengusaha tak ada yang korupsi, karena
sadar berapapun uang diambil adalah dilihat oleh Allah. Bukan karena adanya
pengawasan jaksa, KPK atau polisi. Allah berfirman:
Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi
terus menerus mengurus ( makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur ( AlBaqarah: 255)
Kedua, kita sadar untuk selalu bersyukur kepada Allah. Indah sekali puasa telah
membuat kita sadar akan arti pentingnya selalu bersyukur kepada-Nya. Dengan puasa
kita rasakan betapa nikmat segarnya air, dan makanan-makanan lainnya, yang
semuanya adalah merupakan anugerah Allah.
Kita sadar, bahwa tanpa rahmat dan nikmat dari pada-Nya maka betapa susahnya
hidup ini. Saat berpuasa, Alhamdulillah saat berbuka tersedia air, makanan dan
minuman. Sehingga terasa betapa nikmat.
Manusia adalah makhluk yang paling banyak menerima nikmat dari Allah. Semua Allah
ciptakan untuk manusia. Tapi sangat sedikit yang pandai bersyukur kepada-Nya.

Padahal dengan bersyukur, nikmat dilipat gandakan dan selalu ditambah. Sedang bila
manusia kufur nikmat, maka terjadilah bencana dan mala petaka. Allah berfirman:
Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu,
dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.
(Ibrahim: 7)
Ketiga, kita sadar melakukan kewajiban baru setelah itu menerima hak. Banyak
orang yang hanya pandai menuntut hak tapi tak pandai menunaikan kewajiban. Maka
jadilah akhirnya hak itu tak pernah ia dapatkan. Karena tak logis seseorang
mendapatkan hak padahal kewajiban tak ditunaikan. Orang yang sukses adalah orang
mau dengan baik melaksanakan kewajiban, baru setelah mendapatkan hak.
Puasa benar-benar menyadarkan kita semua akan adanya hukum hak dan kewajiban
ini. Kita menjalankan puasa, lalu kita dapatkan hak untuk berbuka. Kita lakukan
perintah-perintah Allah dan kita tinggalkan larangan-larangan-Nya selama kita
berpuasa, dan kita diberikan hak untuk dikabulkannya doa. Allah berfirman:
Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka ( jawablah),
bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa
apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi ( segala
perintah) Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada
dalam kebenaran. (Al-Baqarah: 186).
Inilah jalan yang lurus, benar dan logis. Memenuhi panggilan Allah, beriman kepadaNya lalu silakan untuk minta dan berdoa kepada-Nya. Banyak orang yang tak malu;
minta masuk surga tapi shalat tak mau. Banyak minta dan berdoa kepada Allah, tapi
saat dipanggil Allah tidak datang. Saat senang lupa kepada Allah, tapi saat susah baru
ingat dan berdoa kepada Allah. Nabi bersabda:

Ingatlah kepada Allah saat senang niscaya Allah ingat kepadamu saat susah. (HR.
Ahmad)
Keempat, kita sadar bahwa kebersamaan adalah indah dan penuh berkah. Puasa
Ramadhan membuktikan bahwa kebersamaan (berjamaah) adalah penuh berkah dan
menjadikan sesuatu yang berat menjadi sangat ringan. Bukankah berpuasa itu
sebenarnya berat? Bukankah sebenarnya Shalat Tarawih itu berat? Namun karena kita
lakukan berjamaah ( bersama-sama) maka menjadi terasa sangat ringan dan indah
sekali.
Inilah ajaran berjamaah. Kita umat Islam ini adalah umat yang satu. Andaikan semangat
dan spirit kebersamaan ini benar-benar kita wujudkan maka kita pasti menjadi umat
yang paling baik, kuat dan hebat. Tak mungkin tertandingi. Apa yang tak bisa dilakukan
umat Islam ini andaikan bersatu padu?! Tapi sebaliknya, ketika kita tidak bersatu padu,
bercerai berai, karena faktor beda suku, bahasa, organisasi, partai, madzhab, maka
inilah musibah. Kita umat Islam meskipun sangat besar tapi nyaris tak memiliki
kekuatan apa-apa. Apa yang bisa kita lakukan saat saudara-saudara kita
di Palestina dibantai oleh kaum Yahudi yang kecil itu? Kita hanya bisa kaget-kaget saja.
Padahal kaum Yahudi sudah bertahun-tahun berbuat biadab seperti itu dan menguasai
Masjidil Aqsha.
Puasa Ramadhan hendaknya segera menyadarkan kita semua untuk berjamaah secara
benar. Yaitu berjamaah atas dasar Islam. Bukan berjamaah atas dasar organisasi,
partai, suku atau bangsa. Kita boleh saja memiliki suku, bangsa, bahasa, organisasi,

madzhab, partai yang berbeda-beda, tapi kita semua haruslah berjamaah dan bersatu
padu di bawah ikatan Islam. Bukankah saat Ramadhan kita kompak berpuasa dan
beribadah, meskipun kita memiliki suku yang berbeda, bangsa yang berbeda,
organisasi yang berbeda, partai yang berbeda?
Marilah kita buang fanatisme sempit yang membuat umat Islam bercerai berai. Mari kita
masuk dalam ikatan Islam yang utuh dan satu. Nabi bersabda:

Jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara. (HR. Muslim)
Keenam, kita sadar bahwa hakikat diri kita adalah jiwa bukan tubuh. Puasa
menyadarkan kita bahwa tubuh ini hanyalah rangka atau rumah belaka. Hakikat
manusia adalah jiwanya. Cepat atau lambat tubuh ini pasti akan kita tinggalkan. Dan
kalau sudah kita tinggalkan maka tak berarti dan tak bernilai sama sekali.
Maka betapa merugi orang yang hanya sibuk mengurusi kesehatan jasmaninya saja,
sementara ruh dan jiwa tak pernah diberikan haknya. Betapa buruknya orang yang
hanya sibuk makan dan minum hingga tak peduli halal dan haram, padahal jasmani ini
bakal dikubur dan dijadikan santapan cacing dan binatang yang ada dalam tanah.
Puasa menyadarkan kita, bahwa jiwa inilah yang terpenting. Ruh inilah yang tetap ada
dan bakal mendapatkan balasan. Nabi bersabda:
( ) .

Sesungguhnya Allah tidak melihat tubuh-tubuh kamu dan juga tidak melihat kepada
rupa-rupa kamu. Tetapi Allah melihat kepada hati kamu dan amal perbuatan kamu.
(HR. Muslim)
Ketujuh, kita sadar bahwa semua kenikmatan dunia hanyalah sementara, tanpa
Agama adalah sia-sia bahkan membawa celaka. Yang kaya di dunia ini sementara.
Yang sehat juga sementara. Yang cantik, sementara. Yang muda, sementara. Pejabat,
sementara. Dan semua itu menjadi sia-sia, bahkan menjadi sumber mala petaka, bila
tidak dilandasi dengan Agama yang baik. Betapa banyaknya yang kaya akhirnya
menderita karena tak memegang teguh Agama. Betapa banyaknya pejabat tinggi yang
akhirnya jatuh hina karena tidak istiqamah. Betapa banyak rumah tangga menjadi
berantakan setelah ekonomi meningkat sementara iman menurun.
Inilah puasa menyadarkan kepada kita bahwa peningkatan materi duniawi yang tak
diiringi dengan peningkatan keimanan dan ketaqwaan, hanyalah mempercepat
penderitaan. Maka pembangunan fisik saja tanpa dilandasi dan iringi dengan ketaatan
dalam beragama, maka itu tidak akan membuahkan kemakmuran, tapi justru
mempercepat kehancuran. Allah berfirman:

Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada
orang-orang yang hidup mewah di negeri itu ( supaya menaati Allah) tetapi mereka
melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku
terhadapnya perkataan ( ketentuan Kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu
sehancur-hancurnya. (Al-Isra: 16)

Kedelapan, kita sadar bahwa kesulitan membawa kemudahan. Perjuangan


membawa kemenangan. Puasa mendatangkan hari raya. Inilah kaidah penting yang
harus kita camkan. Siapa saja yang ingin sukses, tidaklah mungkin tidak menghadapi
kesulitan. Tak ada orang yang sukses tanpa perjuangan. Siapa yang hanya berpangku
tangan, maka cukuplah udara hampa yang didapatkan. Puasa mengajarkan kita semua,
tak mungkin bisa merasakan nikmatnya berbuka dan hari raya kecuali yang telah
berpuasa dengan baik.
Wahai anak-anak dan para pemuda. Yang yatim dan yang papa. Yang sedang sakit dan
yang lemah. Jangan anggap kesulitan itu rintangan. Sesungguhnya kesulitan adalah
tangga manis untuk mengantarkan kesuksesan. Allah berfirman:
Maka sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah
kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan),
kerjakanlah dengan sungguh-sungguh ( urusan) yang lain. Dan hanya kepada
Tuhanmulah hendaknya kamu berharap. (Al-Insyrah: 5-8)
Kesembilan,
kita
sadar
bahwa
dalam
hidup
ini
hendaknya
saling cinta mencintai. Puasa telah mengajarkan kita empati dan berbagi terhadap
sesama. Kita berpuasa tapi ada makanan untuk berbuka. Kita berpuasa tapi hanya
dalam hitungan beberapa jam saja. Ada di antara kita yang berpuasa tapi tak ada
makanan untuk berbuka dan tanpa batas waktu karena memang tak ada. Itulah maka
semuanya kita di akhir Ramadhan diwajibkan menunaikan zakat fitrah, untuk kaum fakir
dan miskin.
Jadi puasa mengajarkan kita semua untuk saling berbagi dan cintai mencintai. Nabi
bersabda:

( ) .
Tidaklah kamu masuk Surga sehingga kamu beriman kepada Allah, dan tidaklah kamu
beriman sehingga kamu saling cinta mencintai. (HR. Muslim)
Kesepuluh, kita sadar bahwa Allah sangat mencintai kita semua. Kepadahambahamba-Nya yang beriman ini. Umat Nabi Muhammad Saw. .
Allah menganugerahkan Ramadhan yang penuh berkah. Allah telah membuka pintupintu Surga. Allah telah menutup semua pintu neraka. Setan pun dibelenggu. Pahala
dilipatkan gandakan dengan melimpah ruah. Lailatul qadar yang lebih baik daripada
seribu bulan telah dianugerahkan. Inilah kecintaan Allah kepada kita umat Nabi
Muhammad yang beriman.
Tinggal apakah kecintaan Allah ini kita balas dengan ketaatan atau kedurhakaan.
Betapa buruknya bila kecintaan ini kita balas dengan kemaksiatan. Betapa buruknya
bila panggilan-Nya yang penuh dengan kecintaan ini kita sambut dengan pura-pura
tidak mendengar. Betapa buruknya, bila hari raya yang penuh berkah ( bergemuruh
takbir, tahlil dan tahmid ini) lalu kita susul dengan pesta dosa. Betapa buruknya, bila kita
kumpul bersuka cita sekarang di sini shalat idul fitri, tapi besok pagi tak lagi kita tak
mampu melangkahkan kaki ke masjid untuk shalat subuh dan shalat-shalat lainnya.
Betapa buruknya, bila di bulan Ramadhan masjid ramai, tapi setelah itu kembali sepi
dan sunyi. Ya Allah ampuni kami. . ya Allah kami mohon cinta-Mu
Allahu akbar 3x walillahilhamd. .
Ya Allah, betapa indah Ramadhan yang Engkau anugerahkan kepada kami. Telah
membuat kami semua memiliki kesadaran yang penuh. Sehingga dengan Ramadhan
kami merasakan ketenteraman, kenikmatan dan kebahagiaan. Ibadah mudah kami

lakukan. Masjid-masjid penuh dengan para jamaah yang shalat, berdzikir dan membaca
Al-Quran. Tapi kini, Ramadhan yang penuh berkah itu telah pergi.
Maasiral Muslimin rahimakumullah. . Betapa cepat Ramadhan berlalu. Betapa indah
kenangan yang ditinggalkannya. Rasanya baru kemarin datang, tapi kini telah
meninggalkan kita semua. Dan, tak mungkin kita minta kembali lagi. Memang
Ramadhan pasti akan datang lagi di tahun depan. Tapi, apakah kita masih hidup?
Wallahu alam. Ajal bisa kapan saja datang. Tak pandang yang tua maupun yang
mudah. Yang sakit maupun yang sehat. Yang miskin atau yang yang kaya. Yang susah
maupun yang sedang pesta. Tak ada yang bisa lari dan tak ada yang bisa sembunyi
dari kematian ini. Allah berfirman:

Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendati pun kamu di
dalam benteng yang tinggi lagi kokoh. . (An-Nisa: 78)

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri
memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah
kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (AlHasyr: 18)
Allahu akbar 3x wa lillahil hamd. Maasyiral muslimin rahimakumullah. .
Mari kita bershalawat buat Nabi Muhammad. Semoga shalawat dan salam selalu
dilimpahkan kepada Rasulullah, keluarga beliau, sahabat beliau dan umat beliau yang
setia hingga akhir zaman.

Ya Allah, ampunilah dosa-dosa kami, kedua orang tua, guru-guru kami, dan saudarasaudara kami, kaum Muslimin semua, baik yang masih hidup maupun yang sudah
wafat. Ya Allah, hanya kepada-Mu, kami mengabdi. Hanya kepada-Mu, kami shalat dan
sujud. Hanya kepada-Mu, kami menuju dan tunduk. Kami mengharapkan rahmat dan
kasih sayang-Mu. Kami takut azab-Mu, karena azab-Mu sangat pedih.
Ya Allah, jagalah kami dengan Islam dalam keadaan berdiri. Ya Allah, jagalah kami
dengan Islam dalam keadaan duduk dan jagalah kami dengan Islam dalam keadaan
tidur. Jagalah kami dengan Islam saat kami sehat maupun saat kami sakit. Jangan
cabut nyawa kecuali kami dalam kondisi beragama Islam dan husnul khatimah.
Ya Allah, Engkau yang menyelamatkan nabi Nuh dari taufan badai dan banjir yang
menenggelamkan dunia, Engkau yang menyelamatkan nabi Ibrahim dari kobaran api
menyala, Engkau yang menyelamatkan Isa dari salib kaum durjana, Engkau yang
menyelamatkan Yunus dari gelapnya perut ikan, Engkau yang menyelamatkan Nabi
Muhammad dari makar kafir Quraisy, Yahudi pendusta, munafik pengkhianat, pasukan
Ahzab angkara murka. Ya Allah, hancurkanlah orang-orang yang tak suka dengan
Agama-Mu, yang menghina Kitab-Mu, Yang mempermainkan Syariat-Mu.
Ya Allah, tolonglah saudara-saudara kami yang sedang berjuang di Palestina.
Selamatkan mereka, kaum wanita dan anak-anak mereka. Ya, Allah hancurkan pasukan
Yahudi Zionis yang telah berbuat kerusakan di sana dan bangsa-bangsa lainnya yang

telah menyokong dan membantu mereka. Ya, Allah amankan dan selamatkan Masjidil
Aqsha.
Ya Allah persatukanlah kami kaum Muslimin, untuk mengamalkan dan menegakkan
Agama-Mu. Dan, karuniakanlah kepada kamu keberkahan dari langit dan bumi. Jangan
biarkan kami bercerai-berai.
Laa ilaaha illa anta subhanaka innaa kunnaa minadhdhaalimiin3X
Ya Allah, yang mendengar rintihan hamba lemah dan banyak dosa. Ya Allah, lindungi
kami, masyarakat kami, dan anak-anak kami dari berbuat dosa dan godaan Setan.
Jangan segera Engkau lenyapkan hari yang suci ini. Berikanlah waktu kepada kami.
Kami masih ingin bertemu dengan bulan Ramadhan lagi. Kami masih ingin shalat Idul
Fitri kembali. Ya Allah, jangan biarkan orang-orang yang sengaja merusak kesucian
Idul Fitri dengan pesta dosa dan kemaksiatan. Yang membuat masyarakat kami rusak
dan anak-anak kami hancur. Ya Allah, jauhkan mereka dari kami.
Ya Allah, tolonglah saudara-saudara kami yang sedang dilanda kesedihan, dan
musibah, para janda, anak-anak yatim, kaum lemah, dan para fakir-miskin. Sembuhkan
yang sakit. Tolong dan lindungi mereka yang ditimpa musibah. Anugerahkan
kebahagiaan kepada mereka. Siramilah mereka dengan rizki yang melimpah dari sisiMu yang penuh berkah. Kami lemah tak begitu berdaya membantu dan menyantuni
mereka. Ampuni kami, ya Allah.
Ya Allah, kumpulkanlah hati-hati kami di atas dasar kecintaan kepada-Mu,
pertemukanlah di jalan ketaatan kepada-Mu, satukanlah di jalan dakwah-Mu, dan
ikatlah di atas janji setia demi membela syariat-Mu. Ya Allah, padukanlah jiwa-jiwa ini
sebagai hamba-hamba-Mu yang beriman dan bertakwa.
Ya Allah, lepaskanlah dan jauhkanlah dari kami penguasa-penguasa zhalim, fasik, dan
kafir. Anugerahkan kepada kami pemimpin-pemimpin yang beriman dan bertakwa, jujur
dan amanah, yang menjadikan Kitab-Mu sebagai landasan kepemimpinannya,
menerapkan Syariat-Mu, dan membawa kami ke jalan yang benar, jalan yang Engkau
ridhai.
Ya Allah, selamatkanlah kami, anak-anak kami, keluarga kami, daerah kami, negeri
kami, dan umat kami dari badai krisis, fitnah, bencana, dan dosa yang membinasakan.
Ya Allah, janganlah Engkau goyangkan hati kami setelah Engkau beri petunjuk dan
tetapkan hati kami di atas agama-Mu.
Ya Allah, jadikanlah hari terbaik kami sebagai hari pertemuan kami dengan-Mu,
jadikanlah amal terbaik kami sebagai pamungkasnya, dan jadikan usia terbaik kami
sebagai akhir ajal kami. Ya Allah, limpahkanlah rahmat, ampunan, dan hidayah-Mu
kepada kami semuanya. Aamiin. . aamiin ya Rabbal alamin. .
,

,


Khutbah Idul Fitri 1435 H:


Mewujudkan Masyarakat Kasih Sayang




: : .


: .

Allahu Akbar 3X Walillahilhamdu
Kaum Muslimin Yang Berbahagia.
Ramadhan dan Idul Fitri tahun ini kita masuki dan kita lewati dalam suasana
perpolitikan di Tanah Air yang panas. Pemilu Legislatif dan Pemilihan Presiden sudah
kita lewati. Kita bersyukur karena sudah ada Presiden dan wakil Presiden yang terpilih.
Harapan kita adalah Pemimpin yang baru di Negeri ini dapat menjalankan tugas
dengan baik sebagaimana yang dijanjikan dalam kampanye yang lalu. Sebagai warga
Negara setiap kita tentu harus menghormati pemimpin meskipun bukan pilihan kita.
Kecintaan kita pada seorang pemimpin tidak boleh sampai menghilangkan daya kritis,
namun kebencian kita padanya juga tidak boleh menghilangkan ketaatan. Karena itu,
syarat menaati pemimpin adalah selama perintahnya tidak mengandung kemaksiatan,
Rasulullah SAW bersabda:


Kewajiban taat dan patuh bagi seorang muslim (terhadap pemimpinnya) itu dalam hal
yang disukai maupun yang tidak disukai selama tidak diperintah berbuat maksiat. Jika
ia disuruh berbuat maksiat, maka ia tidak perlu mendengar dan tidak perlu taat (HR.
Muslim).
Allahu Akbar 3x Walillahilhamdu.
Jamaah Shalat Id Yang Berbahagia
Bagi kita sesama anggota masyarakat, salah satu yang harus kita buktikan sesudah
Ramadhan berakhir adalah mewujudkan rasa kasih sayang, hal ini
karena puasa Ramadhan memang mendidik kita untuk memiliki kasih sayang, bukan
permusuhan. Karenanya ketika ada orang mengajak kita berkelahi dan melakukan
penghinaan, maka kita tidak usah melayaninya, Rasulullah SAW bersabda:



: :


:
Dari Abu Hurairah, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, Puasa bukanlah hanya
menahan diri dari makan dan minum, sesungguhnya puasa adalah menahan diri dari
perkataan dan perbuatan kotor, maka jika ada seseorang yang menghina atau berbuat
bodoh kepadamu, katakanlah, sesungguhnya aku sedang berpuasa, sesungguhnya
aku sedang berpuasa.( Shahih Ibnu Khuzaimah).
Terwujudnya kasih sayang antar manusia merupakan kebutuhan penting dalam
kehidupan masyarakat yang sejahtera, karena tidak ada alasan bagi mereka untuk

melakukan konflik dan mengembangkan konflik, karena masing-masing sudah bisa


menjalani kehidupan dengan baik dan ini tentu ingin dipertahankan. Pada masyarakat
yang sejahtera dikembangkanlah rasa kasih dan sayang antar sesama. Berat sama
dipikul, ringan sama dijinjing bukan hanya semboyan indah tanpa realisasi.
Kebahagiaan dan kesejahteraan dalam kehidupan masyarakat akan terwujud manakala
kita saling sayang menyayangi dengan sesama. Di samping itu keindahan hidup juga
bisa dilihat dan dirasakan bila kasih sayang antar sesama menjelma dalam kehidupan
sehari-hari. Paling tidak, ada enam hal yang harus diwujudkan sebagai cermin dari
saling sayang menyayangi antar sesama kita.
Pertama, saling menghormati sehingga tidak ada buruk sangka, tidak mengejek, dan
tidak memanggil dengan panggilan yang buruk, tidak mencari aib atau kejelekan, dan
tidak menggunjing, Allah SWT berfirman:


Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olokkan kaum yang
lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang
mengolok-olokkan) dan jangan pula wanita wanita-wanita mengolok-olokkan wanita
yang lain (karena) boleh jadi wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita
(yang mengolok-olokkan) dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah
kamu panggil memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan
ialah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barang siapa yang tidak bertaubat,
maka mereka itulah orang-orang yang zalim. Hai orang-orang yang beriman, jauhilah
kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan
janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebagian kamu
menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan
daging saudaranya yang sudah mati?. Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya.
Dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha
Penyayang (QS Al Hujurat [49]:11-12).
Allahu Akbar 3X Walillahilhamdu
Kaum Muslimin Yang Dimuliakan Allah.
Kedua, Tolong Menolong, ini merupakan sesuatu yang saling dibutuhkan, sehebat dan
sekuat apapun manusia sangat membutuhkan pertolongan atau kerja sama dalam
kebaikan, bahkan sedapat mungkin tetap memberi pertolongan meskipun dia sendiri
berada dalam kesusahan, dia harus berusaha mencintai saudaranya sesama muslim
sebagaimana dia mencintai dirinya sendiri, seperti dalam firman Allah:

Dan tolong menolonglah kamu dalam kebaikan dan taqwa, dan jangan tolong
menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran(QS Al Maidah [5]:2).
Di dalam satu hadits, Rasul SAW bersabda:


Tidak beriman seseorang dari kamu sehingga ia mencintai saudaranya seperti ia
mencintai dirinya sendiri (HR. Bukhari dan Muslim dari Anas).

Di antara maksud taawun dalam kebajikan adalah menghilangkan atau paling tidak
mengurangi kesulitan orang lain, bila ini dilakukan, keutamaannya adalah ia akan
dihilangkan kesusahannya oleh Allah SWT dalam kehidupan di akhirat, bahkan orang
yang suka menolong akan mendapatkan pertolongan dari Allah SWT, Rasulullah SAW
bersabda:



Dan barang siapa yang memberikan kemudahan (membantu) kepada orang yang
kesusahan, niscaya Allah akan membantu memudahkan urusannya di dunia dan di
akhirat. Dan barang siapa yang menutup aib orang muslim , niscaya Allah akan
menutup aibnya dunia dan akhirat. Sesungguhnya Allah akan selalu menolong seorang
hamba selama dia gemar menolong saudaranya. (HR. Muslim)
Di samping itu, secara spesifik, Rasulullah SAW juga menyebutkan tolong menolong
dalam arti yang luas, yakni mencegah dan menghentikan kezhaliman, beliau bersabda:

: .
: .

Tolonglah saudaramu yang berbuat zhalim yang yang dizhalimi. Nabi ditanya:
Bagaimana aku menolong yang berbuat zhalim?. Beliau menjawab: Engkau
mencegah (menghentikan) dari kezhaliman, karena sesungguhnya itulah menolongnya
(HR. Bukhari, Ahmad dan Tirmidzi).
Allahu Akbar 3X Walillahilhamdu
Kaum Muslimin Yang Berbahagia.
Ketiga, Saling Memberi Nasihat ( taushiyah) sehingga seorang muslim yang hendak
melakukan kesalahan akan meninggalkannya, dan bila terlanjur salah, maka kesalahan
itu tidak sampai menjadi kebiasaan dan karakter dirinya. Oleh karena itu, orang baik
membutuhkan nasihat agar ia bisa mempertahankan kebaikan atau bertambah baik,
sedangkan orang yang belum baik membutuhkan nasihat agar menjadi baik, ini akan
mencegah manusia dari kerugian, Allah SWT berfirman:


.


Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang
yang beriman dan mengerjakan amal shalih serta nasihat menasihati supaya menaati
kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran (QS Al Ashr [103]:2-3).
Allahu Akbar 3X Walillahilhamdu
Kaum Muslimin Yang Dimuliakan Allah.
Keempat, Melindungi Keselamatan Harta dan Jiwa sehingga adanya seorang muslim
akan memberikan ketenangan bagi muslim lainnya, Rasulullah SAW bersabda:


Siapa saja yang melindungi harta benda saudaranya, Allah akan lindungi wajahnya dari
sentuhan api neraka (HR. Ahmad).

Di dalam hadits lain, Rasulullah SAW bersabda:



Seorang mukmin adalah mereka yang mampu memberikan keamanan bagi mukmin
lainnya, baik keamanan diri maupun harta (HR. Ahmad, Tirmidzi dan Hakim).
Bila sesama muslim secara umum harus saling melindungi, apalagi dengan tetangga.
Karena itu, manakala tetangga sampai tidak merasa aman dari keburukan kita, maka
Rasulullah SAW memvonis kita sebagai orang yang tidak beriman, hal ini karena kita
seharusnya bisa melindungi dan memberikan pertolongan kepada tetangga, bukan
malah kita berlaku buruk kepadanya, beliau bersabda:



: .
Demi Allah tidak beriman, Demi Allah tidak beriman, Demi Allah tidak beriman. Sahabat
bertanya: Siapakah yang tidak beriman?. Jawab Nabi: Orang yang tetangganya tidak
aman dari keburukannya (HR. Bukhari dan Muslim).
Oleh karena itu, manakala kita betul-betul tidak bisa berlaku baik kepada tetangga
sehingga mereka tidak merasa aman dari keburukan kita, maka ancamannya adalah
tidak akan dimasukkan oleh Allah SWT ke dalam surga, Rasulullah SAW bersabda:


Tidak masuk surga orang yang tetangganya tidak aman dari keburukannya (HR.
Muslim).
Allahu Akbar 3X Walillahilhamdu
Kaum Muslimin Rahimakumullah.
Kelima, Saling Memaafkan. Manakala seseorang melakukan kesalahan, mungkin saja
ia membalas kesalahannya itu, namun balaslah dengan balasan yang setimpal, jangan
sampai pembalasan yang melebihi dari kesalahan yang dilakukannya, sedangkan
memaafkan kesalahan orang tersebut merupakan sesuatu yang lebih baik, ini
merupakan akhlak baik sesama muslim sehingga Allah SWT menyiapkan pahala
untuknya, Allah SWT berfirman:


Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa, maka barang siapa
memaafkan dan berbuat baik maka pahalanya atas (tanggungan) Allah. Sesungguhnya
Dia tidak menyukai orang-orang yang zalim (QS Asy syura [42]:40).
Hal-hal yang diutamakan di dalam Islam berarti memiliki keistimewaan tersendiri di
hadapan Allah SWT dan Rasul-Nya, karena itu setiap muslim harus berusaha
memilikinya, salah satunya adalah memaafkan kesalahan orang lain, apalagi bila ia
seorang muslim, Allah SWT berfirman:


.

Sesungguhnya dosa itu atas orang-orang yang berbuat zhalim kepada manusia dan
melampaui batas di muka bumi tanpa hak. Mereka itu mendapat azab yang pedih.
Tetapi orang yang bersabar dan memaafkan, sesungguhnya (perbuatan) yang demikian
itu termasuk hal-hal yang diutamakan (QS Asy syura [42]:42-43).
Orang yang berukhuwah dan berkasih sayang tentu saja mudah memaafkan kesalahan
orang lain, hal ini karena ia menyadari tidak ada orang yang bersih dari kesalahan.
Karena itu, bila seorang muslim bersalah yang menyebabkan tidak ada tegur sapa,
maka ia mau memaafkan kesalahan orang lain dan ditunjukkannya dengan bertegur
sapa dan memberi salam terlebih dahulu, Rasulullah SAW bersabda:

Tidak halal bagi seorang muslim tidak bertegur sapa dengan saudaranya lebih dari tiga
hari malam, yaitu mereka bertemu, lalu yang ini berpaling dan yang itu berpaling, tetapi
orang yang paling baik adalah yang paling dahulu memberi salam (HR. Muslim).
Yang Keenam atau yang terakhir dalam mewujudkan masyarakat yang berkasih
sayang adalah saling memberi hadiah, karenanya sekecil apapun nilai dari hadiah itu,
kita harus melakukan atau menerimanya, Rasulullah SAW bersabda:

Saling
menghadiahilah
kalian
karena
sesungguhnya
mencabut atau menghilangkan kedengkian. (HR. Ibnu Majah)

hadiah

itu

akan

Bahkan secara khusus, kepada para wanita, Rasulullah SAW berpesan:




Wahai wanita-wanita muslimah, jangan sekali-kali seorang tetangga menganggap
remeh untuk memberikan hadiah kepada tetangganya walaupun hanya sepotong kaki
kambing. (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Dengan demikian, sudah seharusnya kita kembali dalam suasana perdamaian yang
kesemuanya harus dimulai dari keluarga hingga masyarakat dan bangsa. Kedamaian
membuat kehidupan bersama menjadi indah, karenanya konflik antar sesama tidak
boleh berkepanjangan apalagi bila sebabnya bukan persoalan yang prinsip.
Semoga setelah Ramadhan berakhir, ketaqwaan kita semakin kokoh, kehidupan
keluarga dan masyarakat semakin baik, semangat menuntut ilmu semakin besar, dan
masjid-masjid terus kita makmurkan sebagaimana mestinya. Akhirnya marilah kita
sama-sama berdoa:



.
Ya Allah, anugerahkan kepada kami rasa takut kepada-Mu yang membatasi antara
kami dengan perbuatan maksiat kepadamu dan berikan ketaatan kepada-Mu yang
mengantarkan kami ke surga-Mu dan anugerahkan pula keyakinan yang akan
menyebabkan ringan bagi kami segala musibah di dunia ini.







Ya Allah, anugerahkan kepada kami kenikmatan melalui pendengaran, penglihatan dan


kekuatan selama kami masih hidup dan jadikanlah ia warisan bagi kami. Dan jangan
Engkau jadikan musibah atas kami dalam urusan agama kami dan janganlah Engkau
jadikan dunia ini cita-cita kami terbesar dan puncak dari ilmu kami dan jangan jadikan
berkuasa atas kami orang-orang yang tidak mengasihi kami.

.

Ya Allah, ampunilah dosa kaum muslimin dan muslimat, mukminin dan mukminat, baik
yang masih hidup maupun yang telah meninggal dunia. Sesungguhnya Engkau Maha
Mendengar, Dekat dan Mengabulkan doa.
.

Ya Allah, anugerahkanlah kepada kami kehidupan yang baik di dunia, kehidupan yang
baik di akhirat dan hindarkanlah kami dari azab neraka.

You might also like