You are on page 1of 17

PROPOSAL TUGAS AKHIR

ANALISIS UJI JATUH BADAN PESAWAT R80


DENGAN METODE ELEMEN HINGGA

Disusun Sebagai Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Teknik


Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik
Universitas Muhammadiyah Surakarta

Disusun oleh:
Adik Nofa Rochma Wahyu Ardianto
D 200 11 0038

JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015

HALAMAN PERSETUJUAN
Tugas Akhir berjudul ANALISIS UJI JATUH BADAN PESAWAT
R80 DENGAN METODE ELEMEN HINGGA, telah disetujui Calon
Pembimbing Utama untuk diusulkan sebagai Topik Tugas Akhir pada Jurusan
Teknik Mesin Fakultas teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Dipersiapkan oleh

Nama

: Adik Nofa Rochma Wahyu Ardianto

NIM

: D 200 11 0038

Disetujui pada
Hari

Tanggal

Calon Pembimbing Utama

Agus Dwi Anggono, ST, M.Eng, Ph.D.

PERNYATAAN KEASLIAN TOPIK TUGAS AKHIR


Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa usulan judul Tugas Akhir
ANALISIS UJI JATUH BADAN PESAWAT R80 DENGAN METODE
ELEMEN HINGGA Yang saya ajukan kepada Jurusan Teknik Mesin Fakultas
Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta, sejauh yang saya ketahui bukan
merupakan tiruan dari penelitian atau duplikasi dari skripsi yang sudah
dipublikasikan dan atau pernah dipakai untuk mendapat gelar sarjana di
lingkungan Universitas Muhammadiyah Surakarta atau instansi manapun, kecuali
bagian yang sumber informasinya saya cantumkan sebagaimana mestinya.

Surakarta,

September 2015

Yang menyatakan,

Adik Nofa Rochma Wahyu Ardianto


D 200 11 0038

A. LATAR BELAKANG
Dalam dua puluh tahun terakhir, desain kelayakan kecelakan
(crashworthiness) akan terus menjadi perhatian utama dalam keselamatan
pernerbangan. Crashworthiness adalah hal yang paling utama dari struktur
keselamatan dari pesawat sipil. Struktur badan pesawat memainkan peranan
penting dalam menyerap energi kinetik saat kecelakaan. Uji struktur bagian
badan pesawat penurunan skala penuh dengan metode langsung adalah yang
paling mahal untuk mengevaluasi crashworthiness struktur badan pesawat.
Pemahaman dan penjelasan tentang data uji memberikan dasar untuk
meningkatkan kinerja crashworthiness dari komponen pesawat.
Xiaochuan, L., dkk (2015), melakukan melakukan uji jatuh dari bagian
badan pesawat sipil. Dalam penelitian tersebut deformasi dari struktur dan
percepatan di ukur dan digunakan untuk memvalidasi metode pemodelan dan
simulasi dampak dengan metode numerik.
Selain itu penelitian simulasi crashworthiness bagian pesawat juga
dilakukan Haoleia, M., dkk (2014). Dengan material komposit dan model
elemen hingga badan pesawat dengan bagian elips ganda. Kedua penelitian,
Xiaochuan dan Haoleia sama-sama melakukan penelitian simulasi uji jatuh
dan kecelakaan badan pesawat. Mereka juga menganalisis fenomena
deformasi badan pesawat, namun pendekatan penelitian yang dilakukan
keduannya berbeda.
Dari hal tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian
mengenai simulasi uji jatuh dan kecelakaan badan pesawat sipil mengacu pada
riset Xiaochuan, L., dkk (2015) dengan menganalisis uji jatuh badan pesawat
R80 dengan metode elemen secara komputasional dengan software abaqus
6.12-1.

B. PERUMUSAN MASALAH
Mengacu pada latar belakang di atas maka, perumusan masalah dalam
penelitian ini adalah :
1. Bagaimana menentukan fenomena deformasi dari jatuhnya
pesawat.
2. Bagaimana ukuran meshing mempengaruhi hasil analisa.
C. BATASAN MASALAH
Agar pembahasan masalah tidak terlalu meluas, maka batasan masalah
yang diambil adalah :
1. Komputasi yang dilakukan merujuk pada eksperimen yang
dilakukan Xiaochuan, L., dkk (2015). Konfigurasi yang dijadikan
rujukan adalah ekperimen konfigurasi standar bentuk pengujian
dan variasinya.
2. Pada penelitian ini yang akan diuji adalah konfigurasi variasi
meshing dari badan pesawat dan parameter yang digunakan.
D. TUJUAN PENELITIAN
Mengacu pada latar belakang dan perumusan masalah, maka tujuan
dari penelitian ini adalah :
1. Melakukan analisis permodelan CAD dan CAE berupa geometri,
kecepatan, tinggi, tegangan dan regangan.
2. Membandingkan geometri dan hasil distribusi tegangan regangan
dari penelitian yang dilakukan Xiaochuan dan hasilnya.
3. Memvisualisasikan dampak deformasi pada badan pesawat R80
dengan media komputasi.
E. MANFAAT PENELITIAN
Manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Diskripsi hasil penelitian diharapkan dapat memberikan gambaran
2.

dari fenomena deformasi dari jatuhnya badan pesawat.


Dapat mengetahui metode rekayasa dalam bidang engineering dengan
menggunakan media komputasi.

F. TINJAUAN PUSTAKA
Xiaochuan, L., dkk (2015), melakukan penelitian mengenai kelayakan
kecelakaan dari badan pesawat sipil. Dalam penelitian ini kriteria kegagalan
keling menunjukan bahwa tegangan utama dan tegangan geser beban
dipengaruhi oleh kecepatan loading. Dalam tes uji jatuh vertikal dari bagian
badan pesawat sipil dilakukan dengan kecepatan aktual 6,85 m/s. Model
elemen hingga dari struktur pesawat dikembangkan dan divalidasi oleh uji,
dan kesalahan antara frekuensi dihitung dan dalam pengujian empat model
tersebut kurang dari 5%. Ketegangan murni dan tes beban kegagalan geser
dilakukan dengan nilai kecepatan yang berbeda, yang bertujuan untuk
menentukan kriteria kegagalan keeling, juga melakukan uji jatuh dari bagian
badan pesawat sipil dengan 7 frame, panjang 2,93 m, dilengkapi dengan
kursi, tempat sampah overhead dan melakukan uji dummies dengan
kecepatan dampak 7 m/s.
Haoleia, M., dkk (2014), melakukan penelitian simulasi kelayakan
kecelakaan bagian badan pesawat dengan material komposit dan model
elemen bagian badan pesawat dengan bagian elips ganda terdiri dari kabin
dan kargo. Bagian badan pesawat memiliki lima frame dan tiga baris kursi.
Model elemen hingga keseluruhan terdiri dari 609.367 node dan 616.625
elemen shell dengan kecepatan 6,67 m/s. Komponen kunci dari model elemen
hingga yaitu termasuk kulit komposit, frame, stringer, trek kursi, lantai kabin
dan struts miring, lantai kargo. Metode elemen hingga digunakan untuk
penelitian kinerja kelayakan kecelakaan badan pesawat dibagun pada
hypermesh dan nonlinear elemen hingga kode LS-DYNA digunakan untuk
secara dinamis mensimulasikan drop test dari bagian badan pesawat. Mode
kegagalan dan tanggapan percepatan bagian badan pesawat diperoleh dan
dianalisis. Hasilnya menunjukan bahwa kelayakan kecelakaan dapat secara
efektif ditingkatkan dengan memilih lapisan komposit yang tepat dan sudut
ply.
G. TINJAUAN PUSTAKA

1. Uji jatuh (drop test)


Uji jatuh merupakan metode pengujian karakteristik
ekperimental dengan menaikan benda yang akan diuji dengan
ketinggian tertentu dan kemudian melepaskannya.
2. Badan pesawat (fuselage)
Badan pesawat adalah bagian badan utama sebuah pesawat
dimana awak pesawat, penumpang atau kargo ditempatkan. Badan
pesawat juga berfungsi untuk mengkontrol posisi dan permukaan
penyetabilan dalam hubungannya untuk permukaan angkat, hal ini
diperlukan untuk stabilitas dan manuver pesawat.
3. Metode elemen hingga
Metode elemen hingga adalah metode numeris yang dapat
digunakan untuk menyelesaikan masalah-maslah dalam bidang
rekayasa (engineering), seperti analisa tegangan pada struktur,
perpidahan panas, elektromagnetis dan aliran fluida. Inti dari
metode ini yaitu membagi suatu benda yang akan dianalisa,
menjadi beberapa bagian dengan jumlah hingga (finite). Bagianbagian ini disebut elemen yang tiap elemen satu dengan lainnya
dihubungkan dengan nodal (node). Kemudian dibangun persamaan
matematika yang menjadi reprensentasi benda tersebut. Proses
pembagian benda menjadi beberapa bagian disebut meshing.
4. Deformasi
Deformasi atau perubahan bentuk yang terjadi apabila
bahan dikenai gaya. Selama proses deformasi berlangsung bahan
menyerap energi sebagai akibat gaya yang bekerja. Sebesar apapun
gaya yang bekerja pada bahan, bahan akan mengalami perubahan
bentuk dan dimensi. Perubahan bentuk secara fisik pada benda
dibagi menjadi dua, yaitu deformasi plastis dan deformasi elastis.
Penambahan pada bahan yang telah mengalami kekuatan
tertinggi tidak dapat dilakukan, karena pada kondisi ini bahan telah
mengalami deformasi total. Jika beban total diberikan maka

regangan akan bertambah dimana material seakan menguat yang


disebut dengan penguatan regangan (strain hardening) yang
selanjutnya benda akan mengalami putus pada kekuatan patah
(singe 1995).
Hubungan tegangan regangan dapat dituliskan sebagi
berikut :

P
A

E= =

Sehingga deformasi (

) dapat diketahui :

Px L
AxE

dimana :
P
= Beban
A
= Luas permukaan (mm2)
L
= Panjang awal (mm)
E
= Modulus elastisitas
Pada awal pembebanan akan terjadi deformasi elastis
sampai pada kondisi tertentu bahan akan mengalami deformasi
plastis. Pada awal pembebanan bahan dibawah kekuatan luluh
bahan akan kembali ke bentuk semula, hal ini dikarenakan sifat
elastis bahan. Peningkatan beban melebihi kekuatan luluh (yield
point) yang dimiliki plat akan mengakibatkan aliran deformasi
plastis sehingga plat tidak akan kembali ke bentuk semula.
Secara

skematik,

perbedaan

deformasi

elastis

dan

deformasi plastis yang ditunjukan dalam suatu diagram teganganregangan dapat dilihat pada gambar di bawah.
5. Tegangan dan regangan
a. Tegangan
Tegangan adalah besaran pengukuran intensitas gaya
atau reaksi yang timbul persatuan luas. Tegangan menurut
Marciniak

(2002),

dibedakan

menjadi

dua

yaitu

engineering stress dan true stress. Engineering stress dapat


dirumuskan sebagai beikut :
F
eng = Ao
dimana :

eng

= Engineering stress (MPa)

= Gaya (N)

= Luas penampang awal (mm2)


Sedangkan

true

stress

adalah

tegangan

hasil

pengukuran intensitas gaya reaksi yang dibagi dengan luas


permukaan sebenarnya. True stress dapat dihitung dengan :

F
A

dimana :
= True stress (MPa)
F

= Gaya yang diberikan (N)

A = Luas penampang sebenarnya (mm2)


Tegangan normal dianggap positif jika menimbulkan
suatu

tarikan

(tensile)

dan

dianggap

negatif

jika

menimbulkan penekanan (compression)

b. Regangan
Regangan didefinisikan sebagai perubahan panjang
material dibagi panjang awal akibat gaya tarik ataupun gaya
tekan pada material. Batasan sifat elastis perbandingan
tegangan dan regangan akan linier dan berakhir sampai
pada titik mulur. Hubungan tegangan dan regangan tidak
lagi linier pada saat material mencapai pada batasan fase
sifat plastis.
Menurut Marciniak (2002), regangan dibedakan
menjadi dua, yaitu engineering strain dan true strain.

Engineering strain adalah regangan yang dihitung menurut


dimensi benda aslinya (panjang awal), sehingga untuk
mengetahui besarnya regangan yang terjadi adalah dengan
membagi perpanjangan dengan panjang semula, sehingga
dapat dirumuskan sebagai berikut :
l lo
l
eng = lo x 100% = lo x 100%
dimana :

eng = Engineering strain


l = Perubahan panjang (mm)

lo

= Panjang mula-mula (mm)

l = Panjang setelah diberi gaya (mm)

True strain adalah regangan yang dihitung secara


bertahap (increment strain), dimana regangan dihitung pada
kondisi dimensi benda saat itu (sebenarnya) dan bukan
dihitung berdasarkan panjang awal dimensi benda. Maka
persamaan regangan untuk true strain adalah :
l

eng =

dll
lo

= ln

dimana :

= True strain

l
lo

Speed : 0.3 5.0

H. METODOLOGI PENELITIAN
1. Diagram Alir Penelitian

Mengadopsi mesh A/B yang menghasilkan prediksi yang vali


Speed : 0.3
Speed : 4.0

Hasil dan pembahasan

BC

Valiadasi data simulasi d

2. Geometri dan ekperimen terdahulu

Gambar 1. Badan pesawat terbang (fuselage)


Gambar diatas merupakan satu konfigurasi yang diteliti
Xiaochuan, L., dkk (2015). Dalam penelitian ini menggunakan
model plastik elastis dari kriteria kegagalan keling menunjukan
bahwa tegangan utama dan tegangan geser beban dipengaruhi
oleh kecepatan loading. Dalam tes uji jatuh vertikal dari bagian
badan pesawat sipil dilakukan dengan kecepatan aktual 6,85 m/s.
Model elemen hingga dari struktur pesawat dikembangkan dan
divalidasi oleh uji, dan kesalahan antara frekuensi dihitung dan
dalam pengujian empat model tersebut kurang dari 5 %.
Ketegangan murni dan

tes beban kegagalan geser dilakukan

dengan nilai kecepatan yang berbeda, yang bertujuan untuk


menentukan kriteria kegagalan keling.
3. Langkah-langkah penggunaan metode komputasi
Berikut spesifikasi komputer yang digunakan untuk
analisa melalui program Abaqus 6.12-1 :
- Processor

Intel (R) Core

(TM) i7 3630QM CPU @2.40Hz


2.40 GHz
Memory (RAM) : 4,00 GB (3,45 GB usable)
VGA
: NVIDIA GeForce GT 650M
Operating System : Windows 7 Ultimate 64-bit
a. Pre-Processing
-

Dalam tahap ini data dimasukan atau di input mulai


dari pendefinisian domain serta pendefinisian kondisi
batas atau boundary condition.
1. Domain komputasi
Pada model yang dibuat ini, ukuran dari geometri
badan pesawat terbang R80 (fuselage) dimasukan.
Model di desain dengan menggunakan software
solidwork 2012. Setelah selsai, simpan file dengan
format (*.igs).

Gambar 2. Ukuran dari geometri badan pesawat terbang


R80 (fuselage)
2. Kondisi batas (boundary condition)
Dalam langkah ini model fuselage diberikan
batasan dengan menggunakan software abaqus 6.12-1
agar penelitian dapat terukur sesuai dengan yang
diinginkan. Kondisi batas yang dipakai pada daerah
perhitungan dibagi atas frame, windows frame, skin
dan Upper skin panel stringer.
3. Meshing
Dalam tahap ini desain badan pesawat terbang
(fuselage) di analisa dan dihitung dengan cara dibagibagi dengan jumlah grid tertentu.

G
ambar 3. Contoh meshing pada badan pesawat
menggunakan software abaqus 6.12-1
b. Processing / Solver
Pada tahap ini, dilakukan proses perhitungan datadata yang sudah di input dengan persamaan yang terlibat
secara iteratif. Artinya perhitungan dilakukan hingga hasil
menuju error terkecil atau hingga mencapai nilai yang
konvergen. Perhitungan dilakukan secara menyeluruh
terhadap

volume

kontrol

dengan

proses

integrasi

persamaan diskrit.
c. Post Processing
Pada tahap ini, hasil perhitungan diinterprentasikan
ke dalam gambar, grafik bahkan animasi dengan contour
struktur keretakan dan kegagalan, kekuatan material.

I. JADWAL PENELITIAN
KEGIATAN
DAN
WAKTU
PELAKSANA
AN
1. Study
Literatur
2. Validasi
Data
3.
Pembuata
n Proposal
4. Review
Proposal
5. Tahap
Penelitian
Preprosessing
Prosessing
PostProsessing
6.
Pembuata
n Laporan
7. Pra-

BULAN 1
MINGGU
KE1 2

BULAN 2
MINGGU
KE1

BULAN 3
MINGGU
KE4

BULAN 4
MINGGU
KE4

BULAN 5
MINGGU
KE4

BULAN 6
MINGGU
KE4

Pendadara
n Tugas
Akhir
8. Seminar
Tugas
Akhir

DAFTAR PUSTAKA
Ehab Ellobody, Ran Feng, Ben Young. 2014. Finite Element Analysis and Design
of Metal Structures. USA : Butterworth-Heinemann.
Haoleia, M., Tianchun, Z., Zhenyu, F., Jian, R., 2014, Crashworthiness
Simulation Research of Fuselage Section with Composite Skin, Jurnal
vol. 80 (2014), p. 5965. Diakses 20 Agustus 2015 dari Sciencedirect.
http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S1877705814011539

Sadd, M. H., 2009. Elasticity Theory, Applications, and Numerics. USA :


Academic Press.
Sforza, P. M., 2014. Commercial Airplane Design Principles. USA : ButterworthHeinemann.
Xiaochuan, L., Jun, G., Chunyu, B., Xiasheng, S., Rangke, M., 2015, Drop test
and crash simulation of a civil airplane fuselage section, Jurnal vol. 28
(April 2015), p. 447456. Diakses 20 Agustus 2015 dari Sciencedirect.
http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S1000936115000230

You might also like