a. Rifampisin Efek samping rifampisin yang paling sering adalah ruam kulit, demam, mual, dan muntah. Adanya gangguan saluran cerna berupa rasa tidak enak di lambung, mual, muntah, kolik, dan diare terkadang memerlukan penghentian terapi. Pada pemberian berselang dengan dosis lebih besar sering terjadi
flu like syndrome, nefritis
interstisial, nekrosis tubular akut, dan trombositopenia. Pemberian rifampisin
intermiten dapat memicu timbulnya sindrom hepatorenal dan timbulnya ikterus. Pada penderita penyakit hati kronik, alkoholisme, dan usia lanjut insidens ikterus bertambah. Dapat juga terjadi berbagai keluhan dalam sistem saraf seperti rasa lelah, mengantuk, sakit kepala, pening, ataksia, bingung, sulit berkonsentrasi, sakit pada tangan dan kaki, sampai kelemahan otot. Reaksi hipersensitivitas dapat berupa demam, pruritus, urtikaria, berbagai macam kelainan kulit, eosinofilia, dan rasa sakit pada mulut dan lidah. Hemolisis, hemoglobinuria, hematuria, insufisiensi ginjal, dan gagal ginjal akut merupakan reaksi hipersensitivitas yang jarang terjadi. Trombositopenia, leukopenia sementara, dan anemia dapat terjadi selama terapi berlangsung. Obat ini juga dapat menembus sawar darah uri, sehingga penggunaan saat masa kehamilan sebaiknya dihindari. b. Isoniazid Efek samping isoniazid yang paling banyak terjadi adalah neuritis perifer. Pemberian piridoksin sangat bermanfaat untuk mencegah perubahan neuropatologik pada pemberian isoniazid. Gejala artritis juga dapat terjadi. Reaksi hipersensitivitas yang biasa terjadi adalah demam dan berbagai kelainan kulit. Reaksi hematologik berupa agranulositosis, trombositopenia, dan anemia bisa juga terjadi. Isoniazid dapat mecetuskan terjadinya kejang pada pasien dengan riwayat kejang. Neuritis optik dengan atropi dapat juga terjadi. Gambaran lain dari efek neurotoksisitas isoniazid adalah kedut otot, vertigo, ataksia, parestesia, stupor, dan ensefalopati toksik yang dapat berakibat fatal. Kelainan mental juga dapat terjadi seperti euforia, kurangnya daya ingat sementara, hilangnya pengendalian diri, dan psikosis. Isoniazid juga dapat menyebabkan ikterus dan kerusakan hati yang fatal akibat terjadinya nekrosis multilobular. Pemberian isoniazid pada penderita dengan riwayat penyakit hati harus
dilakukan dengan hati-hati. Hendaknya selalu diamati kemungkinan munculnya
gejala-gejala hepatitis. Efek samping lain yang terjadi adalah mulut terasa kering, rasa tertekan pada ulu hati, methemoglobinemia, tinitus, dan retensi urin. c. Pirazinamid Efek samping pirazinamid yang paling umum dan serius adalah kelainan hati. Hendaknya dilakukan pemeriksaan fungsi hati sebelum pengobatan dengan pirazinamid dimulai, dan pemantauan dilakukan secara berkala selama pengobatan berlangsung. Jika jelas timbul kerusakan hati, terapi dengan pirazinamid harus dihentikan. Obat ini menghambat ekskresi asam urat sehingga dapat menyebabkan kambuhnya gout. Efek samping lain adalah artralgia, anoreksia, mual dan muntah, disuria, malaise, dan demam. d. Etambutol Efek samping etambutol yang paling penting adalah gangguan penglihatan, biasanya bilateral, yang merupakan neuritis retrobulbar, berupa turunnya ketajaman penglihatan, hilangnya kemampuan membedakan warna, mengecilnya lapangan pandang, dan skotoma sentral maupun lateral. Efek samping lain adalah pruritus, nyeri sendi, demam, sakit kepala, pening, malaise, bingung, disorientasi, halusinasi, dan gangguan saluran cerna. Rasa kaku dan kesemutan di jari sering terjadi. Reaksi anafilaksis dan leukopenia jarang dijumpai. e. Streptomisin Streptomisin bersifat neurotoksik pada saraf kranial ke VIII (ototoksisitas) bila diberikan dalam dosis besar dan jangka lama. Obat ini juga bersifat nefrotoksik. Terkadang juga terjadi sakit kepalas, malaise, parestesi di muka terutama sekitar mulut serta rasa kesemutan di tangan. Efek samping lain adalah reaksi anafilaktik, agranulositosis, anemia aplastik, dan demam obat. Pemberian streptomisin pada kehamilan trimester pertama tidak dianjurkan. Sumber: Farmakologi dan Terapi Edisi 4, Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.