You are on page 1of 5

.

.



.
Hadirin Jamaah Jumah Yang Mulia
Saya wasiyat untuk pribadi saya beserta para hadirin semua. Mari kita
tingkatkan takwa kita kepada Allah SWT dengan cara berusaha sekuat tenaga
melakukan semua perintahNya dan menjahui larangan-larangaNnya.
Hadirin sidang Jumah yang berbahagia
Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa Ramadhan merupakan bulan mulia,
bulan utama serta banyak berkah yang terkandung di dalamnya. Barang siapa
memuliakannya, maka akan mendapat keberkahan yang setimpal melebihi kadar
hormatnya pada bulan suci tersebut.
Diriwayatkan dalam kitab Nuzhatul Majalis



"
" "

" "


"



Ada seorang majusi, penyembah api, sedang melihat anaknya sendiri sedang
makan pada siang hari bulan Ramadhan di hadapan kaum muslimin, kemudian
sang ayah memukul anaknya seraya berkata mengapa kau tak menjaga
kehormatan orang-orang muslim pada bulan Ramadhan?. Tidak berselang lama,
sang ayah meninggal dalam pekan tersebut.
Ada ulama daerah itu bermimpi bertemu dengan almarhum, sedang ia di sorga.
Lho, bukankah Anda orang majusi? tanya alim
Majusi menjawab Memang, namun saat menjelang wafat, Allah memuliakan
diriku dengan memeluk agama Islam sebab aku telah memuliakan bulan
ramadhan

Hadirin Jamaah Jumah Yang Mulia


Dengan adanya kisah tersebut, di samping kita harus melaksanakan kewajiban
puasa, zakat dan lain sebagainya, mari kita berusaha sekuat-kuatnya, di bulan
suci Ramadhan ini kita menghormati Ramadhan dengan menggunakan
kesempatan sebaik mungkin dengan cara mengisi berbagai macam ibadah
sunnah dengan harapan kita mendapat ridlo Allah SWT.
Hadirin Yang Berbahagia
Adapun di antara sunnah yang perlu kita perhatikan adalah bersegera dalam
buka puasa dan mengakhirkan sahur. Keduanya memang cukup sering kita
laksanakan, namun alangkah lebih tepatnya jika kita sertai niat dalam
melakukannya dalam rangka mengikuti perilaku Nabi kita Muhammad SAW.
Selain itu ada pula yang cukup penting kita perhatikan adalah tentang nilai
spiritual dan sikap pdibadi yang sedang menjalankan ibadah puasa. Sabda Nabi
Muhammad SAW


"

"
Banyak orang yang berpuasa namun ia tak mendapat apa-apa kecuali lapar dan
dahaga.
Dalam kitab Al Fawaidul Mukhtaroh disebutkan karena apa manusia yang
berpuasa sampai tidak mendapatkan pahala ? para ulama menjelaskan sebagai
berikut :
Ia berpuasa namun melakukan hal yang menggurukan pahalanya







Ada lima hal yang dapat membatalkan puasa dan wudlu, yaitu bohong,
menggunjing, adu domba, melihat dengan syahwat serta sumpah palsu
Ia berpuasa karena ingin dinilai orang lain selain Allah, itulah riya. Barang siapa
yang berpuasa, dan dalam puasanya terkandung unsur pamer atau riya, maka
puasa itu tida ada harganya di sisi Allah swt. karena riya sesungguhnya
mengandung unsur kemusyrikan. Yaitu menyekutukan tujuan berpuasa. Tidak
semata-mata karena Allah, tetapi juga karena yang lain. Sebagaimana
difirmankan Allah swt dalam al-Kahfi 110





Maka barangsiapa yang mengharapkan perjumpaan dengan Rabbnya, maka
hendaklah ia mengerjakan amal shalih dan janganlah ia mempersekutukan
seorangpun di dalam beribadah kepada Rabbnya.

dan berbangga diri. Ia merasa hebat, merasa lebih baik dari orang lain yang tak
berpuasa

:

Dari Ibnu Umar radliyalllahu anhuma bahwasanya Rosulullah Shallallahu alaihi
wa sallam bersabda, Adapun tiga hal yang membinasakan itu adalah kekikiran
yang ditaati, hawa nafsu yang diikuti dan ujub (kekaguman) seseorang terhadap
dirinya sendiri. [HR ath-Thabraniy di dalam al-Awsath)
Ujub terjadi apabila seseorang itu merasa kagum akan kelebihan diberikan llahi
kepada dirinya, lalu kekaguman itu menumbuhkan rasa istimewa dalam hatinya
jika dibandingkan dengan orang lain. Lantas dirinya merasa hebat dengan apa
yang diberikan Allah lantas terpesona dengan kelebihan dan kebolehannya itu
sendiri. Dalam hadits lain juga disebutkab

:

:


:



:

:



Dari Abu Umamah radliyallahu anhu berkata, pernah datang seorang lelaki
kepada Rosulullah Shallallahu alaihi wa sallam, lalu ia bertanya, Wahai
Rosulullah apakah perndapatmu tentang seseorang yang berperang dalam
rangka mencari upah dan kemasyhuran/ nama baik, apakah yang ia dapat?.
Rosulullah Shallallahu alaihi wa sallam menjawab, Ia tidak mendapatkan
sesuatu apapun. Lalu lelaki itupun mengulangi (pertanyaannya) sebanyak tiga
kali. Rosulullah Shallallahu alaihi wa sallam tetap menjawab, Ia tidak
mendapatkan sesuatu apapun, kemudian Beliau bersabda, Sesungguhnya
Allah Azza wa Jalla tidak akan menerima suatu amal melainkan selama ia ikhlas
dan mengharapkan wajah (atau keridloan) Allah. [HR an-Nasaiy
4. Ia berbuka puasa dengan makanan haram
Hadirin Yang Mulia
Mari kita berdoa, semoga kita, keluarga kita benar-benar mendapat berkah
Ramadhan, diberi ringan menjalankan aktifitas ibadah, mendapat ridlo Allah SWT
dan pada akhirnya kita mati husnul khotimah, masuk sorga Allah SWT, amin ya
Robbal Alamin.

.


.

.



.



!

You might also like